Pendekatan Saintifik
Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori
Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar
penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam
Carin & Sund, 1975: 173). Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan
pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan
proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi
dan kepuasan intelektual yang merupakan suatau penghargaan intrinsik. Ketiga,
satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam
melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan
penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat
retensi ingatan. Empat hal di atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang
diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik.
2) Menanya
Langkah ke 2 pendekatan saintifik adalah menanya. Seberapa penting siswa
membuat atau mengajukan pertanyaan pada saat proses pembelajaran
berlangsung atau pada saat melakukan aktivitas lainnya? Apakah semua
jenis pertanyaan yang siswa ajukan dapat membantunya belajar? Apakah
hanya jenis pertanyaan tertentu yang dapat membantu siswa belajar? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, Bugg and Mc Daniel dalam Rasmussen L.
(2013) melakukan sebuah eksperimen. Mereka meminta tiga kelompok siswa
membaca beberapa paragrap. Dua kelompok diperintahkan membuat dan
menjawab pertanyaan yang mereka buat sendiri ketika mereka membaca
paragraf-paragraf tersebut. Namun, masing-masing kelompok diminta untuk
membuat jenis-jenis pertanyaan yang berbeda. Satu kelompok diminta untuk
membuat detail questions. Kelompok yang satunya lagi diminta membuat
conceptual questions.
Detail questions adalah jenis pertanyaan yang dapat dijawab dengan merujuk
kepada uraian atau fakta yang dapat diketemukan dalam sebuah kalimat pada
sebuah bacaan. Contoh pertanyaan detail questions adalah, seberapa luas
permukaan es yang menutup benua antartika? Jawabannya “enam juta m2”.
Jawaban tersebut terdapat di dalam satu kalimat. Sedangkan conceptual
questions adalah jenis pertanyaan yang hanya dapat dijawab dengan
menggabungkan informasi paling sedikit dari dua kalimat yang berbeda.
Berikan dua buah alasan mengapa manusia tidak dapat bertempat tinggal di
benua antartika? Untuk menjawab pertanyaan ini, siswa harus
menggabungkan sekurang-kurangnya dua informasi. Kedua kelompok
diberikan contoh jenis-jenis pertanyaannya dan kesempatan untuk berlatih
membuat kedua jenis pertanyaan tersebut. Kelompok siswa terakhir hanya
diminta membaca paragraf dua kali.
Setelah mempelajari semua paragraf, siswa diminta untuk menilai seberapa
baik mereka dapat mengingat informasi. Kemudian mereka diberikan tes
yang sama. Tes tersebut memuat kedua jenis pertanyaan, detail questions dan
conceptual question. Bugg and Mc Daniel mendapatkan hasil bahwa siswa
yang membuat conceptual question mengingat jauh lebih baik (banyak)
informasi dibandingkan dengan kelompok lain untuk soal-soal konseptual.
Hasil evaluasi mengenai seberapa baik mereka telah mempelajari informasi
dari paragraf juga jauh lebih akurat. Siswa pada dua kelompok lainnya
boleh jadi memperkirakan bahwa mereka mengingat informasi jauh lebih
banyak. Yang menarik adalah ketiga kelompok siswa mengingat informasi
yang sama banyak untuk detail questions.
Dari hasil penelitian yang dipaparkan di atas, dapat dimaknai bahwa hanya
siswa yang memiliki pertanyaan, yang sungguh-sungguh berpikir dan
belajar. Sedangkan siswa yang tidak memiliki pertanyaan atau pertanyaan
yang dangkal tidak berpikir sungguh-sungguh dan tidak mengikuti
pembelajaran dengan sebenarnya. Untuk memahami sesuatu, siswa harus
mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikirannya. Pertanyaan berhasil
membatu belajar siswa dengan lebih baik karena ia membuat mereka menjadi
pembelajar yang aktif bukan sekedar pembelajar pasif yang hanya menerima
informasi. Bila siswa berinteraksi dengan informasi dengan cara
mengelaborasinya, memikirkan mengenai konteksnya, atau menghubungkan
satu informasi dengan informasi lainnya, kemungkinan ia mengingat
informasi tersebut akan meningkat.
3) Mengumpulkan Informasi
Langkah ke 3 dari pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah
mengumpulkan informasi. Pertanyaan-pertanyaan yang telah diformulasikan
pada tahap ke 2, kemudian pertanyaan-pertanyaan tersebut digunakan sebagai
pedoman untuk mengumpulkan informasi berkaitan dengan konsep yang
hendak ditemukan.
Hasil yang diharapkan dari aktivitas ini adalah peserta didik dapat
mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai
keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan
kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori,
menyintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis
fakta/konsep/teori/ pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru,
argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan
fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan;
mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari
konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.
5) Mengkomunikasikan
Langkah ke 5 atau langkah terakhir dari pendekatan saintifik adalah
mengkomunikasian hasil belajar. Pendekatan saintifik menfasilitasi peserta
didik mulai dari tingkat sekolah dasar / madrasah ibitidaiyah hingga sekolah
menengah atas/madrasah aliyah melalui langkah-langkahnya, yaitu mulai
dari mengamati, menanya, mengumpulkan data/mencoba,
mengasosiasi/mengolah data, hingga mengkomunikasikan hasil proses
belajaran. Semua langkah tersebut syarat dengan berbagai komunikasi dari
berbagai arah yaitu, komunikasi siswa dengan siswa, komunikasi siswa
dengan guru, komunikasi guru dengan siswa, komunikasi siswa dengan
kelompok siswa yang lain dan komunikasi siswa dengan bahan ajar.
Dalam tatanan praktek, konsep pendekatan saintifik telah diteliti oleh banyak guru dan
dosen. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan adanya perubahan yang
sangat signifikan terhadap pembentukan aspek apektif, kognitif dan psikomotorik siswa
siswi. Beberapa hasil penelitian tentang pendekatan saintifk adalah sebagai berikut:
Penerapan pendekatan ini berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif, afektif dan
psikomotorik serta telah mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan (Machin, A.
2014). Pendekatan saintifik efektif menunjang kegiatan pembelajaran fisika dalam
meningkatkan kecakapan hidup siswa (Himawati, 2017). Penerapan pendekatan saintifik
dapat meningkatkan keterampilan bertanya siswa dan juga berpengaruh positif terhadap
keterampilan bertanya dan hasil belajar siswa (Indriyati, 2017). Dengan mengalami
pemaparan terhadap yang dipandu pendekatan ilmiah berbasis model inquiry melalui
berbagai kegiatan belajar, siswa akan lebih didorong untuk mencapai lebih banyak
prestasi, untuk meningkatkan kreativitas mereka, untuk meningkatkan mereka sikap
ilmiah, dan mengejar maksimal hasil belajar (Masithoh, 2018)