Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN 5 M DALAM MENINGKATKAN MINAT

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 4 GORONTALO

Yusni P. Buloto

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa pendekatan scientifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, ketrampilan dan pengetahuan peserta didik. Proses mengumpulkan informasi/
eksperimen, mengasosiasi/ mengolah informasi dan terakhir mengkomunikasikan dapat mengembangkan sikap
teliti, jujur sopan, serta menghargai pendapat orang lain.. Dengan tujuan untuk mengetahui 1). Bagaimana
strategi implemetasi pendekatan pembelajaran 5 M dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran IPA di SMP Negeri 4 Gorontalo, 2). Indikator apa yang menentukan implemetasi pendekatan
pembelajaran 5 M dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SMP Negeri 4 Gorontalo.
3). Bagaimana upaya-upaya meningkatkan implemetasi pendekatan pembelajaran 5 M dalam meningkatkan
minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SMP Negeri 4 Gorontalo Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
analisis hasil minat belajar siswa dalam siklus I kategori baik hanya 40 %, kategori cukup mencapai 60%,
selanjutnya pada siklus II untuk kategori sangat baik mencapai 30 %, dan kategori baik adalah 60 %, dan untuk
kategori cukup tinggal 10 %. Analisis hasil keterampilan guru siklus I kategori cukup 80 % dan sangat baik 20 %
pada siklus II terjadi perubahan yakni pada kategori sangat baik mencapai 70 %, dan kategori cukup tinggal 30
%. Analisis hasil belajar siswa siklus I yang tuntas hanya 76.47 % meningkat menjadi 91.18 %. Indikator kinerja
baik minat belajar siswa, keterampilan guru dan hasil belajar siswa dalam pendekatan 5 M masing-masing
sebesar 85 % telah tercapai. Pendekatan pembelajaran 5 M dapat merangsang minat belajar siswa dalam
proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Pendekatan
Pembelajaran 5 M dapat diterapkan pada pembelajaran IPA.
Kata Kunci : Pendekatan 5 M dan minat belajar siswa

PENDAHULUAN mengumpulkan informasi/ eksperimen,


Implementasi kurikulum 2013 memerlukan mengasosiasi/ mengolah informasi dan terakhir
persiapan dari berbagai komponen. Guru dan mengkomunikasikan dapat mengembangkan sikap
tenaga kependidikan sebagai pelaksana kurikulum teliti, jujur sopan, menghargai pendapat orang lain.
di lapangan. Hal penting yang perlu disiapkan guru Untuk mewujudkan hal-hal yang dipaparkan
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 di di atas, dibutuhkan kreatifitas guru dalam
kelas adalah membuat rancangan pelaksanaan menyusun strategi pembelajaran. Pada proses
pembelajaran mengacu pada kurikulum yang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
berlaku. Rancangan pembelajaran di kelas atau scientific, guru dapat menerapkan beberapa model
perangkat pembelajaran di kelas, misalnya silabus, pembelajaran agar pembelajaran lebih variatif,
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan menyenangkan dan tidak membosankan. Terutama
LKPP (Lembar Kerja Peserta Didik). Pedoman pada kurikulum 2013 ini, guru sangar terbantukan
Pengembangan Kurikulum 2013 menyebutkan dengan adanya buku guru dan buku siswa
bahwa pembelajaran IPA di tingkat SMP sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana
dilaksanakan dengan berbasis keterpaduan. dengan lebih efisien. Tetapi untuk lebih
Pembelajaran IPA sebelumnya dilakukan meningkatkan kemampuan dan minat peserta didik
secara per-skill (ketrampilan) namun dalam dalam belajar IPA, guru tidak bisa hanya
kurikulum 2013 dilakukan secara integrated. menggunakan referensi yang terbatas. Guru harus
Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013 pendekatan tetap kreatif dan inovatif dalam mengembangkan
pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah sumber belajar dan strategi pembelajaran sesuai
(scientific approach). Pendekatan ini diperoleh dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
melalui lima aktivitas yaitu mengamati, menanya, Guru yang hanya mengandalkan buku teks
menalar, mencoba, mengasosiasi atau menalar, seperti buku guru dan buku siswa sebagai sumber
dan mengkomunikasikan. Lima aktivitas ini belajar satu-satunya, dan menyusun Rencana
senantiasa harus dilakukan dalam pembelajaran. pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan sumber
Pada pembelajaran IPA kegiatan mengamati dapat belajar yang ada pada kedua buku tersebut
dilakukan melalui membaca, mendengar, mengakibatkan proses pembelajaran berjalan
menyimak dan melihat dengan menggunakan alat monoton, kaku dan membosankan. Sehingga
atau tidak, contohnya membaca teks, mendengar, dapat dikatakan strategi pembelajaran yang
menyimak dan melihat Diagram dan atau video dilakukan tetap masih bersifat konvensional
yang berhubungan dengan materi yang akan meskipun langkah-langkah pendekatan scientific
dipelajari. pada proses pembelajaran menurut guru telah
Proses pendekatan mengamati, menanya. dilakukan. Tetapi karena hanya terfokus pada apa
mencoba, mengasosiasi atau menalar dan yang ada dihadapan mereka tanpa berusaha untuk
mengolah informasi dan terakhir lebih kreatif dan inovatif hasil proses
mengkomunikasikan merupakan pengembangan pembelajaran tidak akan menyenangkan sebab
sikap yang baik dari peserta didik. Dalam tidak sesuai dengan keadaan dan kondisi peserta
pendekatan scientifik diyakini sebagai titian emas didik sehingga mengakibatkan hasil belajar yang
perkembangan dan pengembangan sikap, diharapkan tidak tercapai.
ketrampilan dan pengetahuan peserta didik. Proses

Volume 03, Nomor 2 , Mei 2018 | 126


Guru yang tidak kreatif dan inovatif enggan pendekatan ilmiah (scientific approach).
menyusun strategi pembelajaran yang benar-benar Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013
dapat membangkitkan minat siswa. Pembelajaran menekankan pendekatan scientific approach
IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah diperoleh melalui lima aktivitas yaitu mengamati,
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan menanya, menalar, eksperimen, mengasosiasi/
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah mengolah informasi dan mengkomunikasikan Lima
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek aktivitas ini senantiasa harus dilakukan dalam
penting kecakapan hidup. Maka meskipun pada pembelajaran. Proses pembelajaran terdiri atas
kurikulum 2013 di laksanakan secara integrated lima pengalaman belajar pokok yaitu:
tidak seperti pada KTSP yang dilaksanakan per 1. Mengamati
kompetensi setiap pertemuan, Pada akhir Kegiatan belajar yang dilakukan dalam
pembelajaran peserta didik tetap diharapkan dapat proses mengamati adalah: membaca, mendengar,
menguasai empat ketrampilan ini sesuai dengan menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).
materi pelajaran yang diajarkan. Kompetensi yang dikembangkan adalah: melatih
Berdasarkan kenyataan data yang ada di kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
sekolah yang menjadi sasaran Pelaksanaan Metode mengamati mengutamakan
Kurikulum 2013 di Gorontalo, walaupun guru guru kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
pengajar kelas VII telah melaksanakan proses learning). Metode ini memiliki keunggulan , seperti
pembelajaran terutama mata pelajaran IPA dengan menyajikan media objek secara nyata, peserta
langkah-langkah yang menurut mereka sesuai didik senang dan tertantang, dan mudah
dengan pendekatan scientific, tetap saja hasil pelaksanaannya.
pembelajaran terutama pada K2, K3 dan K4 Metode mengamati sangat bermanfaat bagi
peserta didik belum sepenuhnya seperti yang pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga
diharapkan. proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
Strategi pembelajaran yang berpusat pada tinggi. Dengan metode observasi peserta didik
siswa dan penciptaan suasana yang menemukan fakta bahwa ada hubungan antara
menyenangkan sangat diperlukan untuk objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran
meningkatkan minat belajar siswa dalam mata yang digunakan oleh guru. Kegiatan mengamati
pelajaran IPA. Pembelajaran aktif dengan dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
menciptakan suatu kondisi dimana siswa langkah-langkah seperti berikut ini.
dapat berperan aktif, sedangkan guru bertindak a. Menentukan objek apa yang akan
sebagai fasilitator. Pembelajaran harus dibuat diobservasi
dalam suatu kondisi yang menyenangkan b. Membuat pedoman observasi sesuai
sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal dengan lingkup objek yang akan diobservasi
sampai akhir kegiatan belajar mengajar, Dalam hal c. Menentukan secara jelas data-data apa
ini pembelajaran 5 M merupakan salah satu yang perlu diobservasi, baik primer maupun
alternatif yang dapat digunakan guru di sekolah sekunder
untuk meningkatkan minat siswa dalam d. Menentukan di mana tempat objek yang
pembelajaran IPA. Berdasarkan uraian di atas akan diobservasi
maka penulis memformulasikan penelitian ini e. Menentukan secara jelas bagaimana
dengan judul: “Implemetasi pendekatan observasi akan dilakukan untuk
pembelajaran 5 M dalam meningkatkan minat mengumpulkan data agar berjalan mudah
belajar siswa”. dan lancar
f. Menentukan cara dan melakukan
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR pencatatan atas hasil observasi , seperti
Pendekatan Pembelajaran 5 M menggunakan buku catatan, kamera, tape
Pembelajaran IPA di SMP dikembangkan recorder, video perekam, dan alat-alat tulis
sebagai mata pelajaran integrative science. lainnya.
Integrative science mempunyai makna memadukan Praktik observasi dalam pembelajaran
berbagai aspek yaitu domain sikap, pengetahuan, hanya akan efektif jika peserta didik dan guru
dan keterampilan. Secara substansial IPA dapat melengkapi diri dengan dengan alat-alat
digunakan sebagai tools atau alat untuk pencatatan dan alat-alat lain, seperti (1) tape
mengembangkan domain sikap, pengetahan dan recorder, untuk merekam pembicaraan; (1) kamera,
keterampilan. Pelaksanaan pembelajaran IPA untuk merekam objek atau kegiatan secara visual;
Terpadu (Integrated Science) hendaknya (2) film atau video, untuk merekam kegiatan objek
menumbuhkan scientific skills yaitu keterampilan atau secara audio-visual; dan (3) alat-alat lain
proses (science process skill), keterampilan berpikir sesuai dengan keperluan.
(thinking skill) yaitu berpikir kreatif dan berpikir 2. Menanya
kritis, serta bisa menumbuhkan sikap ilmiah. Proses ini bertujuan mengembangkan
Konsep keterpaduan dalam pembelajaran IPA kreatifitas rasa ingin tahu, kemampuan
ditunjukkan dalam Kompetensi Inti (KI) dan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran
Kompetensi Dasar (KD). Dalam satu KD sudah kritis dari peserta didik. Mereka dapat mengajukan
memadukan konsep-konsep IPA dari bidang ilmu pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami
biologi, fisika, dan ilmu pengetahuan bumi dan apa yang diamati atau pertanyaan untuk
antariksa (IPBA) mendapatkan informasi tambahan tentang apa
Pembelajaran IPA dalam kurikulum 2013 yang diamati.
dilakukan secara integrated dengan menggunakan

127 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan


Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan mengamati. Pengolahan informasi yang
cara: mengajukan pertanyaan tentang informasi dikumpulkan dari yang bersifat menambah
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau keluasan dan kedalaman sampai kepada
pertanyaan untuk mendapatkan informasi pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang berbeda sampai kepada pendapat yang
bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk
adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin menemukan keterkaitan satu informasi dengan
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk informasi lainya serta menemukan pola dari
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup keterkaitan informasi.
cerdas dan belajar sepanjang hayat. Penalaran dimaksud merupakan penalaran
Adapun fungsi bertanya sebagaimana ilmiah, meski penakaran non ilmiah tidak selalu
diungkapkan oleh Majid (2014: 216) adalah tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan
sebagai berikut. padanan dari associating; bukan merupakan
1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan terjemahan dari reasonsing, meski istilah ini juga
perhatian peserta didik tentang suatu tema bermakna menalar atau penalaran. Karena itu,
atau topik pembelajaran. istilah aktivitas menalar dalam konteks
2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan
untuk aktif belajar, serta mengembangkan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah
3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada
sekaligus menyampaikan ancangan untuk kemamuan mengelompokkan beragam ide dan
mencari solusinya. mengasosiasikan beragam peristiwa untuk
4) Menstrukturkan tugas-tugas dan kemudian memasukannya menjadi penggalan
memberikan kesempatan kepada peserta memori. Kegiatan belajar yang dilakukan dalam
didik untuk menunjukkan sikap, proses mengasosiasi atau menalar adalah sebagai
keterampilan, dan pemahamannya atas berikut.
substansi pembelajaran yang diberikan. a. mengolah informasi yang sudah
5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dikumpulkan baik terbatas dari hasil
dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, kegiatan mengumpulkan/eksperimen
dan memberi jawaban secara logis, maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
sistematis, dan menggunakan bahasa yang kegiatan mengumpulkan informasi.
baik dan benar. b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan
6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam dari yang bersifat menambah keluasan dan
berdiskusi, berargumen, mengembangkan kedalaman sampai kepada pengolahan
kemampuan berpikir, dan menarik informasi yang bersifat mencari solusi dari
simpulan. berbagai sumber yang memiliki pendapat
7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling yang berbeda sampai kepada yang
memberi dan menerima pendapat atau bertentangan.
gagasan, memperkaya kosa kata, serta Kompetensi yang dikembangkan dalam
mengembangkan toleransi sosial dalam proses mengasosiasi atau menalar adalah
hidup berkelompok. mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
dan cepat, serta sigap dalam merespon prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
persoalan yang tiba-tiba muncul. deduktif dalam menyimpulkan.
9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan Aplikasi pengembangan aktivitas
membangkitkan kemampuan berempati satu pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar
sama lain. peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut
3. Mengasosiasi atau Menalar ini.
Dalam kegiatan mengasosiasi informasi 1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam
terdapat kegiatan menalar. Istilah “menalar” dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan
kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan tuntutan kurikulum.
ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk 2) Guru tidak banyak menerapkan metode
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik ceramah atau. Tugas utama guru adalah
merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam memberi instruksi singkat tapi jelas dengan
banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih disertai contoh-contoh, baik dilakukan
aktif dari guru. sendiri maupun dengan cara simulasi.
Majid (2014:223) mengemukakan bahwa 3) Bahan pembelajaran disusun secara
penalaran adalah proses berpikir logis dan berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang
sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat sederhana sampai pada yang kompleks
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa (persyaratan tinggi).
pengetahuan Penalaran yang dimaksud 4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada
merupakan penalaran ilmiah. Kegiatan hasil yang dapat diukur dan diamati
mengasosiasikan atau menalar dalam kegiatan 5) Seriap kesalahan harus segera dikoreksi
pembelajaran adalah memproses informasi yang atau diperbaiki
sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan dan hasil dari kegiatan

Volume 03, Nomor 1, Februari 2018 | 128


6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan
agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi memaknai kerja sama sebagai struktur interaksi
kebiasaan atau pelaziman. yang dirancang secara baik dan disengaja rupa
7) Evaluasi atau penilaian didasari atas untuk memudahkan usaha kolektif untuk mencapai
perilaku yang nyata atau otentik. tujuan bersama.
8) Guru mencatat semua kemajuan peserta Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan
didik untuk kemungkinan memberikan guru dan fungsi guru lebih bersifat direktif atau
tindakan pembelajaran perbaikan. manajer belajar.Sebaliknya, peserta didiklah yang
4. Mencoba harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata diposisikan sebagai satu falsafah peribadi ia
atau autentik, peserta didik harus mencoba atau menyentuh tentang identitas peserta didik terutama
melakukan percobaan, terutama untuk materi atau jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan
substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu,
memiliki keterampilan proses untuk peserta didik berinteraksi dengan empati, saling
mengembangkan pengetahuan tentang alam menghormati, dan menerima kekurangan atau
sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam
dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah- ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkin
masalah yang dihadapinya sehari-hari. peserta didik menghadapi aneka perubahan dan
Menurut Majid (2014: 231), agar tntutan belajar secara bersama-sama. (Materi
pelaksanaan percobaan dapat berjalan dengan Diklat Kurikulum 2013)
lancar perlu diperhatikan beberapa hal sebagai Minat Belajar Siswa
berikut. Minat merupakan suatu keadaan seseorang
1) Guru hendaknya merumuskan tujuan mempunyai perhatian terhadap suatu obyek dan
eksperimen yang akan dilaksanakan disertai keiinginan untuk mengetahui dan
peserta didik. mempelajari maupun membuktikannya. Minat
2) Guru bersama peserta didik mempersiapkan timbul karena adanya perhatian yang mendalam
perlengkapan yang akan dipergunakan. terhadap suatu obyek, di mana perhatian tersebut
3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu. menimbulkan keinginan untuk mengetahui,
4) Guru menyediakan kertas kerja untuk mempelajari, serta membuktikan lebih lanjut. Hal itu
pengarahan kegiatan peserta didik. menunjukkan bahwa dalam minat, di samping
5) Guru membicarakan masalah yanga akan perhatian juga terkandung suatu usaha untuk
dijadikan eksperimen. mendapatkan sesuatu dari obyek minat tersebut.
6) Guru membagi kertas kerja kepada peserta Menurut Moh. Uzer Usman
didik. (2001:21) Kondisi belajar mengajar yang efektif
7) Peserta didik melaksanakan eksperimen adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam
dengan bimbingan guru. belajar. Kemudian Ia juga menyatakan, bahwa
8) Guru mengumpulkan hasil kerja peserta minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap
didik dan mengevaluasinya, bila dianggap belajar sebab dengan minat seseorang akan
perlu didiskusikan secara klasikal. melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya
Kompetensi yang dibangun dalam proses tanpa minat, seseorang tidak mungkin melakukan
eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti, sesuatu.
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, Pengertian minat belajar adalah
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kecenderungan individu untuk memiliki rasa
kemampuan mengumpulkan informasi melalui senang tanpa ada paksaan sehingga dapat
berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan menyebabkan perubahan pengetahuan,
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. ketrampilan dan tingkah laku. Peneliti
5. Mengkomunikasikan menggunakan indikator minat yaitu perasaan
Mengkomunikasikan dalam proses senang, keterlibatan siswa, ketertarikan, perhatian
pembelajaran merupakan kegiatan menyampaikan siswa. Minat sebagai suatu aspek kejiwaan yang
hasil pengamatan dan kesimpulan berdasarkan melahirkan daya tarik tersendiri untuk
hasil analisis secara lisan, tertulis. Kegiatan memperhatikan suatu obyek tertentu. Kondisi
mengkomunikasikan dapat dilakukan melalui kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses belajar
menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan mengajar. Hardjana (1994:26) mengemukakan
dalam kegiatan mencari informasi, bahwa minat merupakan kecenderungan hati yang
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena
tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau
sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok keinginan hal tertentu. Minat dapat diartikan
peserta didik tersebut. Dalam kegiatan ini guru kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong
dapat mengklarifikasi agar peserta didik untuk memperhatikan sesesiswa sesuatu barang
mengetahui secara benar apakah jawaban yang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu..
telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus Menurut Gie (1998) minat berarti sibuk,
diperbaiki. tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu
Dalam kegiatan mengkomunikasikan dapat kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.
dilakukan pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan
kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih sepenuhnya sesiswa dengan seGanjil kegiatan
dari sekadar teknik pembelajaran di sekolah. pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh
Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi

129 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan


pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang 1. Memperkaya ide atau gagasan.
pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah. 2. Memberikan hadiah yang merangsang.
Dari pendapat di atas, maka penulis dapat 3. Berkenalan dengan siswa-siswa yang
simpulkan bahwa minat merupakan keadaan kreatif.
kejiwaan sesesiswa yang timbul dari dalam untuk 4. Petualangan dalam arti berpetualangan ke
dapat menerima atau melakukan sesuatu objek alam sekeliling secara sehat.
atau kegiatan tertentu untuk mencapai suatu 5. Mengembangkan fantasi.
tujuan. 6. Melatih sikap positif.
Hansen sebagaimana diungkapkan oleh Minat belajar membentuk sikap akademik
Susanto (2013:57) menyatakan bahwa minat tertentu yang bersifat sangat pribadi pada setiap
belajar siswa erat hubugannya dengan kepribadian, siswa. Oleh karena itu, minat belajar harus
motivasi, ekspresi dan konsep diri atau identifikasi, ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa.
factor keturunan dan pengaruh eksternal atau Pihak lainnya hanya memperkuat dan
lingkungn Minat besar pengaruhnya terhadap menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat
aktivitas belajar. Siswa akan mudah menghafal yang telah dimiliki seseorang (Loekmono, 1994).
pelajaran yang menarik minatnya. Minat Menurut Usman (1996: 27) pada hakikatnya ana
berhubungan erat dengan motivasi. Motivasi k berminat terhadap
muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga belajar dan guru sendiri hendaknya berusaha m
minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat embangkitkan minat anak terhadap belajar”.
motivasi. Proses belajar akan berjalan lancar bila Simanjuntak (1993:58) mengemukakan bahwa
disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu minat dapat timbul pada seseorang jika menarik
membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang perhatian terhadap suatu objek.
diberikan mudah dimengerti siswa. Menurut Simanjuntak( 1993:58) cara membangki
William James sebagaimana yang dikutif tkan minat belajar anak
oleh Moh. Uzer Usman (2001:95) melihat bahwa diperlukan beberapa syarat : belajar harus men
minat siswa merupakan faktor utama yang arik perhatian, sebagai contohnya
menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, mengajar dengan cara yang menarik, mengadak
minat merupakan faktor yang menentukan an selingan, menjelaskan dari yang mudah ke
keterlibatan siswa secara aktif dalam sukar atau dari yang konkret ke abstrak,
belajar. Selanjutnya Kurt Singer penggunaan alat peraga
(1987:95) mengemukakan beberapa faktor yang Kerangka Pikir
dapat menimbulkan minat terhadap pelajaran, Dimensi pendekatan pembelajaran 5 M dan
sebagai berikut: minat siswa dalam penelitian ini, akan diintervensi
a. Pelajaran akan menarik murid jika terlihat dengan jalan melakukan penelitian dengan disain
adanya hubungan antara pelajaran dan kualitatif melalui metode studi kasus. Untuk
kehidupan nyata. selanjutnya dilakukan dengan disain kuantitatif
b. Bantuan yang diberikan guru terhadap anak melalui pengolahan data hasil penelitian, yang
didiknya dalam mencapai tujuan tertentu. diaharapkan akan menjawab pengaruh pendekatan
c. Adanya kesempatan yang diberikan guru pembelajaran 5 M dalam meningkatkan minat
terhadap siswa untuk berperan aktif dalam belajar siswa, serta strategi apa yang dapat
proses belajar mengajar. meningkatkan minat belajar siswa tersebut, dan
d. Sikap yang diperlihatkan guru dalam usaha faktor manakah yang paling dominan dalam
meningkatkan minat siswa, sikap seorang menentukan keberhasilan pengaruh pendekatan
guru yang tidak disukai oleh anak didik tentu pembelajaran 5 M. Inilah yang akan dibuktikan
akan mengurangi minat dan perhatian siswa melalui Penelitian.
terhadap mata pelajaran yang diajarkan Dan pada akhirnyapun bermuara pada out
oleh guru yang bersangkutan. come penelitian yang walaupun tidak dibahas
Menurut Rachman (1997:151) untuk men secara mendalam, tapi peneliti dapat
umbuhkan perhatian dan minat para mengemukakan out comenya adalah peningkatan
siswa, pembelajaran minat belajar dan hasil belajar siswa secara
dapat dikembangkan melalui pendekatan pembel berkelanjutan.
ajaran terpadu. Sedangkan Secara singkat kerangka pikir penelitian
Rooijakkers (2008:25) mengemukakan dapat diDiagramkan sebagaimana pada Diagram 1
cara menumbuhkan minat dengan berikut ini.
menghubungkan
bahan pengajaran dengan suatu berita sensasio
nal yang sudah diketahui kebanyakan siswa.
Jadi yang dimaksud dengan minat belajar
adalah kondisi kejiwaan yang dialami oleh siswa
untuk menerima atau melakukan suatu aktivitas
belajar. Minat belajar sesesiswa tidaklah selalu
stabil, melainkan selalu berubah. Olehnya itu perlu
diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu
pilihan yang telah ditentukan. Campble (1989)
berpendapat bahwa usaha yang dapat dilakukan
untuk membina minat siswa agar menjadi lebih
produktif dan efektif adalah sebagai berikut:

Volume 03, Nomor 1, Februari 2018 | 130


Diagram : 1 pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber
Kerangka Pikir Penelitian belajar dan penilaian hasil belajar.
2. Rencana Kegiatan Tiap Siklus
Penelitian tindakan kelas ini dirancang
dalam dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dengan
perubahan yang ingin dicapai sebagaimana yang
telah didesain dalam faktor yang diselidiki untuk
setiap siklus dijabarkan dalam tahap kegiatan
sebagai berikut ini.
2.1. Tahap Perencanaan
Tahap awal Penelitian Tindakan Kelas
dilaksanakan dengan langkah- langkah sebagai
berikut :
1) Mengadakan pengamatan,
2) Mengadakan konsultasi dengan Kepala
Sekolah,
3) Musyawarah dengan teman pendamping
yang menjadi tim/mitra,
METODE PENELITIAN
4) Merumuskan gagasan masalah yang
Setting Penelitian
menjadi faktor penyebab utama
1. Penetapan Lokasi Penelitian
berdasarkan data yang ditafsirkan untuk
Tempat penelitian adalah tempat yang
memperjelas gagasan dan merumuskan
digunakan dalam melakukan penelitian untuk
hipotesa tindakan,
memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini
5) Mempertimbangkan pilihan-pilihan tindakan
bertempat di SMP Negeri 4 Gorontalo
pemecahan masalah,
2. Subyek Penelitian
6) Menyusun desain Penelitian Tindakan Kelas
Mengingat dalam penelitian tindakan kelas
sesuai tujuan yang telah dirumuskan,
ini peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu
7) Mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan
Pengetahuan Alam, maka subjeknya adalah siswa
dalam penelitian tindakan kelas.
yakni siswa kelas IX1 SMP Negeri 4 Gorontalo
8) Menetapkan Pelaksanaan Penelitian
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 yang
Tindakan Kelas.
terdiri dari 32 siswa.
2.2. Tahap Pelakasanaan Penelitian Tindakan
Prosedur Tindakan
Kelas
1. Rencana Proses Pembelajaran,
Penelitian tindakan kelas ini dirancang
Sesuai dengan amanat Peraturan
melalui dua siklus, setiap siklus dilaksanakan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
sesuai dengan perubahan yang hendak dicapai.
Nasional Pendidikan salah satu standar yang
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
harus dikembangkan adalah standar proses.
menyusun rencana pembelajaran dengan langkah-
Standar proses adalah standar nasional
langkah sebagai berikut:
pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk a. Tahap Perencanaan
mencapai kompetensi lulusan. Standar proses Rancangan-rancangan yang dilakukan pada
berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada tahapan ini adalah:
satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh 1) Membuat lembar observasi
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk melihat suasana
Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan pembelajaran, aktivitas guru dan
dasar dan menengah pada jalur formal, balk pada aktivitas siwa selama proses belajar
sistem paket maupun pada sistem kredit semester. mengajar dengan menerapkan metode
Standar proses meliputi perencanaan proses kontekstual.
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, 2). Membuat analisa hasil ulangan harian
penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan setiap siklus,
proses pembelajaran untuk terlaksananya proses Untuk melihat apakah siswa
pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam kelas IX1 dalam pendekatan 5 M ada
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik peningkatan penguasaan materi Sistem
Indonesia Nomor : 41 tahun 2007 pasal 1 Reproduksi Pada Manusia dengan
dinyatakan bahwa: Standar proses untuk satuan menganalisis hasil belajar siswa.
pendidikan dasar dan menengah mencakup b. Tahap Pelaksanaan / Tindakan
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan Guru melaksanakan tindakan
proses pembelajaran, penilaian hasil pem- kelas dengan strategi pembelajaran 5 M.
belajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Tugas yang telah dilakukan kemudian
Perencanaan proses pembelajaran dipresentasikan di depan kelas, disinig
meliputi silabus dan rencana pelaksanaan uru sebagai fasilitator yang memberi
pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata penguat dan simpulan untuk kejelasan
pelajaran, Kompetensi Inti (KI), kompetensi dasar materi Sistem Reproduksi Pada Manusia
(KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan c. Pemantauan / observing
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode Pada tahap pemantauan
dikumpulkan data dan informasi dari

131 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan


beberapa sumber untuk mengetahui Rencana tindakan penelitian dilaksanakan
seberapa jauh efektifitas dari tindakan atau disusun terperinci setiap siklusnya, sesuai
yang dilakukan. Data tentang jadwal dan alokasi waktu berdasarkan rancangan
penguasaan materi Sistem Reproduksi penelitian. Indikator untuk melanjutkan ke siklus
Pada Manusia diperoleh dari nilai berikutnya adalah peningkatan hasil belajar yang
ulangan harian. dicapai siswa dengan capaian minimal sekurang-
d. Refleksi kurangnya 85 % siswa telah mencapai nilai tuntas
Refleksi adalah kegiatan yang (di atas minimal)
mengulas secara kritis (reflective) Instrumen Penelitian
tentang perubahan yang terjadi pada 1) Sumber Data
siswa, suasana kelas dan guru. Guru Sumber data dalam penelitian ini adalah
merefleksi capaian hasil belajar siswa siswa kelas IX1 SMP Negeri 4 Gorontalo
sebelum dan sesudah tindakan berjumlah 30 siswa yang menjadi obyek
kemudian merumuskan keberhasilan tindakan serta guru sebagai pelaku tindakan
maupun kekurangannya 2) Jenis Data
untuk ditindaklanjuti dengan langkah- Jenis data yang digunakan adalah data
langkah program berikutnya berupa kuantitatif dan kualitatif yang terdiri dari:
penyempurnaan dan pengembangan. a) Hasil Observasi minat belajar siswa dalam
2.3. Tahap Pengamatan proses pembelajaran
Untuk menjadi pedoman dalam penelitian b) Hasil Observasi keterampilan guru dalam
tindakan kelas ini, maka dalam pengamatan pelaksanaan pembelajaran 5 M
digunakan variabel dan alat pengumpul data c) Hasil ulangan siswa.
sebagai berikut: 3) Teknik Pengambilan Data
1) Variabel, Variabel yang ditetapkan Pengambilan data dilakukan dengan
dalam Penelitian Tindkan ini adalah: melihat :
a. Minat belajar a) Data minat belajar siswa
Hasil belajar yang dicapai b) Data situasi proses pembelajaran.
oleh siswa setelah proses c) Data hasil belajar yang diperoleh siswa
pembelajaran selesai setelah diberikan test.
b. Ketrampilan Guru dalam d) Data tentang refleksi diri serta perubahan
penerapan pendekatan yang terjadi pada saat proses tindakan
Pembelajaran 5 M sedang berlangsung.
Pendekatan pembelajaran 5 4) Instrumen Pengambilan Data
M merupakan pendekatan yang 1). Lembar Observasi Minat Belajar Siswa
diterapkan dalam proses Minat belajar siswa diamati dengan
pembelajaran IPA menggunakan lembar pengamatan yang
2) Alat Pengumpul Data ditunjukkan melalui indikator
a. Observasi sebagaimana tabel di bawah ini:
Observasi dilakukan pada Tabel 1
saat proses pembelajaran Lembar pengamatan minat belajar
berlangsung. siswa
b. Soal-soal penilaian hasil belajar
Soal-soal yang digunakan
untuk menilai hasil belajar siswa
dilaksanakan pada akhir
pembelajaran.
2.4. Tahap Refleksi
Peneliti melakukan analisis hasil penelitian
melalui observasi yang diberikan oleh teman
pengamat dan Hasil belajar siswa, data yang
dianalisis sebagai berikut:
a. Data Hasil belajar yang diperoleh dari
penilaian hasil belajar berupa data
kuantitatif akan dianalisis secara
kuantitatif.
b. Data yang diperoleh dari lembar
observasi berupa aktifitas dalam
proses pembelajaran dalam bentuk
kualitatif akan dianalisis secara Kriteria Penilaian
kualitatif.
Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan
teman pengamat guna membahas apakah tindakan
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Di samping itu, melalui refleksi dapat
dilihat tindakan kelas yang terlaksana telah
menghasilkan sesuatu yang bermakna dalam hal
ini peningkatan Hasil belajar siswa.

Volume 03, Nomor 1, Februari 2018 | 132


2). Lembar Observasi Keterampilan Guru digunakan untuk mengelompokkan hasil
dalam penerapan 5 M belajar siswa dari kegiatan pendekatan
Pembelajaran berorientasi pada pembelajaran 5 M.
pendekatan 5 M jika dalam 2) Penafsiran Data
pembelajaran tersebut terdapat, Penafsiran data bertujuan untuk
didukung, dan dikembangkan Indikator mengambil kesimpulan sementara data yang
yang terdapat dalam tabel sebagai telah diperoleh. Penafsiran merupakan
berikut: langkah awal untuk pembahasan masalah
Tabel 2 secara mendalam.
Lembar pengamatan keterampilan Data yang telah dianalisis ditafsirkan
guru dalam penerapan 5 M dengan menggunakan Penilaian Acuan
Patokan denagn kriteria sebagaimana pada
teabel di bawah ini:
Persentase Kategori
90 % - 100 Sangat
% Baik
80 % - 89 % Baik
50 % - 79 % Cukup
0 % - 49 % Kurang
3) Evaluasi Data
Data yang telah diklasifikasi kemudian
dievaluasi untuk mendapatkan kebenaran
antara hasil penafsiran dengan realitas
sesungguhnya. Apakah data tersebut dapat
dipertanggungjawabkan dalam penelitian atau
tidak, apakah penafsiran yang disampaikan
sesuai dengan rumusan yang telah ditetapkan
Kriteria Penilaian dan sebagainya. Hasil evaluasi dapat
dipergunakan sebagai feed back (umpan
No Nilai Kriteria balik) untuk mengukur sejauh mana data yang
1 4 Sangat Baik diperoleh dalam penelitian tersebut
2 3 Baik merupakan sesuatu yang bermanfaat ataukah
3 2 Cukup tidak. Apabila dirasa kurang dapat mencapai
4 1 Kurang
tujuan yang diinginkan, maka prosedur
penelitian dapat dilakukan secara berulang.
3). Tes Ulangan Harian 4) Penarikan Kesimpulan
Suharsimi (1996:138) Tujuan akhir dari setiap penelitian
mengemukakan pengertian tes adalah adalah mendapatkan kesimpulan mengenai
serentetan pertanyaan atau latihan atau apa yang telah disampaikan dengan hasil
alat lain yang digunakan untuk penelitian. Kesimpulan merupakan hasil
mengukur keterampilan, pengetahuan, tertinggi dalam suatu penelitian. Dengan
intelegensi, kemampuan atau bakat diperolehnya kesimpulan, maka masalah
yang dimiliki oleh individu atau yang disajikan, dibahas dan dicarikan jalan
kelompok. Adapun tes yang digunakan keluarnya akan nampak dengan jelas.
dalam penelitian ini adalah tes prestasi Dengan demikian maka kesimpulan
atau achievement test yaitu test yang merupakan penjabaran sistematis dari seluruh
digunakan untuk mengukur pencapaian kegiatan penelitian.
seseorang setelah mempelajari sesuatu. Indikator kinerja
Lebih lanjut Suharsimi Arikunto (1996: Indikator kinerja untuk mengetahui tingkat
139). Mengemukakan bahwa tes keberhasilan siswa, keberhasilan guru mengajar
diberikan sesudah siswa yang dimaksud dan minat belajar pada proses belajar mengajar
mempelajari hal-hal sesuai dengan yang yang telah dilakukan guru maka ditetapkan
akan diteskan yaitu tes ulangan harian. indikator pencapaian sebagai berikut:
Analisis Data 1. Minat siswa mencapai 85 % atau kualifikasi
Analisis data dilakukan secara bertahap dan baik dari keseluruhan minat belajar siswa
berkesinambungan berdasarkan siklus-siklus 2. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal
pencapaian tindakan yang dihipotesakan mencapai 85 %. setelah proses belajar
diharapkan meningkat sejalan dengan peningkatan mengajar
kualitas tindakan yang dikembangkan melalui siklus 3. Keterampilan guru dalam pendekatan 5 M
yang berlangsung. Teknik analisis data dalam PTK selama proses pembelajaran minimal
ini bersifat deskriptif analitis. Langkah-langkah yang mencapai 85 % atau kualifikasi baik dari
dilakukan dalam analisis data penelitian adalah: kriteria pengamatan.
1) Klasifikasi Data
Klasifikasi data merupakan
pengelompokan data berdasarkan kriteria
tertentu untuk mencari homogenitas yang
diinginkan. Dalam penelitian ini klasifikasi

133 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan


KAJIAN HASIL PENELITIAN DAN Diagram 2
PEMBAHASAN Analisis hasil pengamatan proses pembelajaran
Deskripsi Pelaksanaan Penelitian siklus I
Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas
IX1 berjumlah 32 siswa di SMP Negeri 4 Gorontalo.
Model pembelajaran yang digunakan adalah
pendekatan 5 M. Penelitian ini dilakukan sebanyak
2 (dua) siklus pembelajaran. Siklus I belum
memenuhi kriteria pencapaian tindakan yang telah
direncanakan, sehingga dilanjutkan pada siklus II
dengan beberapa perbaikan. Peneliti didampingi
seorang sebagai guru mitra. Guru mitra bertindak
sebagai observer pada tindakan guru dan kegiatan
siswa maupun dalam refleksi.
Data yang digunakan berupa hasil observasi Sumber : Data primer diolah
penerapan pendekatan 5 M yang di padukan Berdasarkan diagram di atas keterampilan
dengan meningkatkan minat belajar siswa dan hasil guru dalam penerapan model 5 M yang terdiri dari
belajar. Tes yang digunakan adalah tes essay 11 aspek masing-masing memperoleh: RPP
berjumlah 5 butir soal baik pada siklus I maupun didesain sesuai kehidupan nyata siswa 100 %,
pada siklus II. Guru mnyajikan tujuan pembelajaran 75 %,
Analisis Hasil Penelitian Terdapat skema pencapaian kompetensi berbasis
Analisis data telah dilakukan secara pendekatan 5 M 75 %, Terdapat variasi tujuan
bertahap dan berkesinambungan berdasarkan interaksi simtak 5 M 75 %, Apersepsi yang sesuai
siklus-siklus pencapaian tindakan. Teknik analisis dengan pendekatan pembelajaran 5 M 75 %,
data dalam setiap siklus tindakan bersifat deskriptif Rumusan LKPD sesuai dengan pendekatan 5 M 75
analitis sebagai mana diuraikan di bawah ini. %, Terdapat variasi penerapan pembelajaran 5 M
Siklus I 75 %, Terdapat diskusi kelompok 75 %, Terdapat
1. Hasil Pengamatan Minat Belajar Siswa presentasi refleksi oleh siswa 75 %, Terdapat
Analisis hasil pengamatan minat belajar penilaian berbasis pendekatan 5 M 75 %, Terdapat
siswa dengan pendekatan 5 M disajikan dalam kesimpulan yang diperoleh siswa 100 %. Rata-rata
diagram berikut: keterampilan guru dalam proses 5 M masih
Diagram 1 termasuk kategori cukup (77.50 %) sehingga masih
Analisis hasil pengamatan minat belajar siswa perlu perbaikan pada siklus berikut.
3. Hasil belajar siswa
Analisis hasil belajar siswa dengan
pendekatan 5 M disajikan dalam tabel berikut:
Diagram 3
Analisis hasil belajar siswa siklus I

Sumber : Data primer diolah


Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat
bahwa antusiasme siswa terhadap materi
pelajaran (81.25 %), rasa ingin tahu siswa terhadap
materi pelajaran (75 %), ketertarikan siswa
Sumber : Data primer diolah
terhadap model mengajar guru (65.63 %), keaktifan
Memperhatikan diagram hasil belajar siswa
siswa dalam pembelajaran (75 %), kepercayaan
di atas dilihat dari ketuntasan belajar maka hasil
diri dan upaya tampil dengan baik (84.38 %), usaha
belajar siswa belum mencapai target. Siswa yang
siswa mendapat nilai baik (68.75 %), senang
tuntas baru 26 siswa atau 76.47 %, sedangkan
bekerja menyelesaikan tugas guru (68.75 %),
yan belum tuntas 6 siswa atau 17/65 %, Daya
mengikuti pelajaran dengan perasaan senang
serap siswa sudah mencapai 83.92. Hal ini belium
(81.25 %), mencatat materi yang dijelaskan guru
sesuai indikator kinerja yang diharapkan untuk itu
(71.88 %), memperhatikan guru ketika menjelaskan
tindakan dilanjutkan pada siklus II.
pelajaran (81.25 %). Rata-rata minat siswa sebesar
Siklus II
(75.31 %) kategori cukup sehingga masih perlu
1. Minat Belajar Siswa
perbaikan pada siklus berikutnya.
Analisis hasil pengamatan minat belajar
2. Ketrampilan guru dalam pendekatan 5 M
siswa dengan pendekatan 5 M disajikan dalam
Analisis hasil observasi ketrampilan guru
diagram berikut:
dalam pendekatan 5 M disajikan melalui diagram
berikut:

Volume 03, Nomor 1, Februari 2018 | 134


Diagram 4 Diagram 6
Analisis hasil pengamatan minat belajar siswa Anslisis hasil belajar siswa siklus II

Sumber : Data primer diolah


Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat Sumber : Data primer diolah
bahwa antusiasme siswa terhadap materi Memperhatikan diagram hasil belajar siswa di
pelajaran (87.50 %), rasa ingin tahu siswa terhadap atas dilihat dari ketuntasan belajar maka hasil
materi pelajaran (78.13 %), ketertarikan siswa belajar siswa belum mencapai target. Siswa yang
terhadap model mengajar guru (84.38 %), keaktifan tuntas baru 30 siswa atau 88.24s %, sedangkan
siswa dalam pembelajaran (81.25 %), kepercayaan yan belum tuntas 2 siswa atau 5.88 %, Daya serap
diri dan upaya tampil dengan baik (75 %), usaha siswa sudah mencapai 87.08. Hal ini sudah sesuai
siswa mendapat nilai baik (84.38 %), senang indikator kinerja yang diharapkan untuk itu tindakan
bekerja menyelesaikan tugas guru (78.13 %), dilanjutkan pada siklus II.
mengikuti pelajaran dengan perasaan senang
(93.73 %), mencatat materi yang dijelaskan guru Pembahasan
(96.88 %), memperhatikan guru ketika menjelaskan Analisis hasil penelitiaan tindakan pada siklus
pelajaran (90.63 %). Rata-rata minat siswa sebesar I dan siklus II yang telah dilakukan peneliti dan guru
(85.33 %) sehingga tindakan ini tidak dilanjutkan mitra menunjukan bahwa pendekatan 5 E dapat
lagi. meningkatkan minat belajar siswa pada mata
2. Keterampilan guru dalam pendekatan 5 M pelajaran IPA materi sistim reproduksi pada
Analisis hasil observasi ketrampilan guru manusia di kelas IX1 SMP Negeri 4 Gorontalo.
dalam pendekatan 5 M disajikan dalam tabel Dalam penelitian tindakan baik minat belajar
berikut: siswa ada 10 indikator dan keterampilan guru ada
Diagram 5 11 indikator yang diamati dalam pendekatan 5 M
Analisis hasil pengamatan Keterampilan guru baik pada siklus I maupun siklus II telah mengalami
dalam penerapan model 5 M peningkatan yang cukup signifikan. Demikian
halnya hasil belajar siswa dari 5 tes yang dilakukan
baik siklus I maupun siklus II mengalami
peningkatan.
Di bawah ini diuraikan keterampilan guru
dalam pendekatan 5 M antara siklus I dan II dalam
proses pembelajaran IPA sebagai berikut.

Diagram 7
Sumber : Data primer diolah
Keterampilan guru dalam penerapan pendekatan 5
Diagram keterampilan guru dalam penerapan
M
model 5 M yang terdiri dari 11 aspek di atas aspek-
aspek RPP didesain sesuai kehidupan nyata siswa,
Guru mnyajikan tujuan pembelajaran. Terdapat
variasi tujuan interaksi simtak 5 M, Rumusan LKPD
sesuai dengan pendekatan 5 M, Terdapat diskusi
kelompok, Terdapat penilaian berbasis pendekatan
5 M 75 %, Terdapat kesimpulan yang diperoleh
siswa masing-masing memperoleh 100 %.
Terdapat skema pencapaian kompetensi berbasis
pendekatan, Apersepsi yang sesuai dengan
pendekatan pembelajaran 5 M, Terdapat variasi
penerapan pembelajaran 5 M, Terdapat presentasi Sumber : Data primer diolah
refleksi oleh siswa masing-masing memperoleh75 Diagram di atas menyajikan secara jelas
%. Rata-rata keterampilan guru dalam proses 5 M bahwa telah terjadi peningkatan keterampilan guru
sudah termasuk kategori sangat baik (90.91 %) dalam penerapan pendekatan 5 M antara siklus I
sehingga tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya dan II. . Analisis hasil siklus I kategori cukup 80 %
sebab indicator kinerja sudah tercapai. dan sangat baik 20 % pada siklus II terjadi
3. Hasil Belajar Siswa perubahan yakni pada kategori sangat baik
Analisis hasil belajar siswa dengan mencapai 70 %, dan kategori cukup tinggal 30 %.
pendekatan 5 M disajikan dalam tabel berikut: Peningkatan ini terjadi karena adanya perbaikan
kekurangan-kekurangan dan tindakan dari siklus I.
Perbaikan tindakan siklus I yang telah dilaksanakan
penerapannya pada siklus II dapat terlaksana
sesuai dengan rencana dan harapan peneliti.

135 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan


Minat belajar siswa dalam penerapan 5 M KESIMPULAN DAN SARAN
baik dari siklus I dan II meningkat. Di bawah ini Berdasarkan analisi hasil penelitian tindakan yang
diuraikan minat belajar siswa dalam pendekatan 5 telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan hal-
M antara siklus I dan II dalam proses hal sebagai berikut:
pembelajaran. 1. Hasil analisis minat belajar siswa dalam siklus
I kategori baik hanya 40 %, kategori cukup
mencapai 60%, pada siklus II kategori sangat
baik mencapai 30 %, dan kategori baik adalah
60 %, dan untuk kategori cukup tinggal 10 %.
Analisis hasil keterampilan guru siklus I
kategori cukup 80 % dan sangat baik 20 %
pada siklus II terjadi perubahan yakni pada
kategori sangat baik mencapai 70 %, dan
kategori cukup tinggal 30 %. Analisis hasil
Sumber : Data primer diolah belajar siswa siklus I yang tuntas hanya 76.47
Berdasarkan Diagram di atas, dapat dilihat % meningkat menjadi 91.18 %.
secara jelas bahwa telah terjadi peningkatan minat 2. Indikator kinerja baik minat belajar siswa,
belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan keterampilan guru dan hasil belajar siswa
penerapan pendekatan 5 M antara siklus I dan II. dalam pendekatan 5 M masing-masing
Peningkatan ini terjadi karena adanya perbaikan sebesar 85 % telah tercapai
tindakan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan 3. Pendekatan Pembelajaran 5 M dapat
dari siklus I. Dalam penilaian kategori baik merangsang minat belajar siswa dalam
mencapai 40 %, kategori cukup mencapai 60%,. proses pembelajaran dan dapat
Selanjutnya pada siklus II pada kategori sangat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
baik mencapai 30 %, dan kategori baik adalah 60 pelajaran IPA.
%, dan untuk kategori cukup tinggal 10 %. 4. Pendekatan Pembelajaran 5 M dapat
Perbaikan dari tindakan siklus I dan telah diterapkan pada pembelajaran IPA
dilaksanakan penerapannya di siklus II sehingga Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, peneliti
dapat terlaksana sesuai dengan rencana dan mengemukakan beberapa saran berikut ini:
harapan peneliti. 1. Diharapkan karya inovatif pembelajaran
Lebih lanjut akan dibahas tentang keterkaitan seperti ini dapat diterapkan oleh guru mata
minat belajar dan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA lainnya.
penerapan pendekatan 5 M. Keterkaitan minat 2. Kiranya guru dapat lebih kreatif dan inovatif
belajar dan hasil belajar siswa dapat dilihat pada dalam mengajar dan selalu mencoba strategi
Diagram berikut : pembelajaran yang aktual untuk
meningkatkan minat belajar siswa.
Diagram 9 3. Perlu adanya kerjasama antara peneliti dan
Keterkaitan Minat belajar dan Hasil Belajar guru seprofesi dibina secara terus-menerus
guna mengatasi masalah-masalah yang
muncul dalam pembelajaran IPA.
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdul Rachman. (1993). Psikologi
Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Ahmad, Susanto. 2013. Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sumber : Data primer diolah Campble, 1989. Riset dalam efektifitas organisasi,
Diagram di atas menggambarkan dengan Terjemahan Sahat Simamora, Jakarta,
jelas bahwa hasil belajar siswa siklus I yang tuntas Erlangga
hanya 76.47% meningkat menjadi 91.18%, Gie. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta:
sedangkan yang tidak tuntas menurun dari siklus I Liberti.
sebesar 23.53% turun menjadi 8.82%. seiring Hardjana. 1994. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi.
dengan hal tersebut minat belajar siswa siklus I Yogyakarta: Kanisius.
rata-rata sebesar 77.33%, dan pada siklus II Lisnawaty Simanjuntak, dkk. 1993. Metodologi
meningkat menjadi 87.75%. Sehingga dengan Mengajar Matematika. PT. Rineka Cipta,
demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi Jakarta.
minat belajar siswa maka hasil belajarpun Loekmono. 1994. Belajar Bagaimana Belajar.
meningkat. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia
Berdasarkan hasil analisis yang telah Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik
dipaparkan di atas maka penulis berkesimpulan Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini telah Materi Diklat Kurikulum 2013
tercapai. Dengan ketercapaian indikator tersebut Moch. Uzer Usman 1996. Menjadi Guru
maka peneliti berkesimpulan bahwa pendekatan 5 Professional Penerbit: PT.Remaja
M dapat meningkatkan minat belajar siswa dan Rosdakarya. Bandung
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Permendikbud Nomor : 41 tahun 2007 Tentang.
sistim reproduksi pada manusia di kelas IX1 SMP Standar Proses. Untuk Satuan Pendidikan.
Negeri 4 Gorontalo. Dasar Dan Menengah

Volume 03, Nomor 1, Februari 2018 | 136


Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013 Tentan
Implementasi Kurikulum
Rooijakkers, Ad. 1991. Mengajar dengan Sukses:
Petunjuk Untuk Merencanakan dan
Menyampaikan Pengajaran. Jakarta: PT
Presindo.
Singer, Kurt. 1973. Membina Hasrat Belajar di
Sekolah. Bandung: Remadja Rosda Karya
Suharsimi Arikunto.1996. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta,
Yogyakarta

137 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai