0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan2 halaman
Sistem pemungutan pajak terdiri dari tiga sistem yakni official assessment, self assessment, dan withholding. Official assessment dilakukan oleh pemerintah dimana pemerintah yang menghitung besaran pajak yang harus dibayar. Self assessment dilakukan oleh wajib pajak sendiri dengan mengisi dan menyampaikan SPT kepada pemerintah. Withholding dilakukan oleh pihak ketiga seperti perusahaan dimana mereka memotong dan menyetorkan pajak atas nama kary
Sistem pemungutan pajak terdiri dari tiga sistem yakni official assessment, self assessment, dan withholding. Official assessment dilakukan oleh pemerintah dimana pemerintah yang menghitung besaran pajak yang harus dibayar. Self assessment dilakukan oleh wajib pajak sendiri dengan mengisi dan menyampaikan SPT kepada pemerintah. Withholding dilakukan oleh pihak ketiga seperti perusahaan dimana mereka memotong dan menyetorkan pajak atas nama kary
Sistem pemungutan pajak terdiri dari tiga sistem yakni official assessment, self assessment, dan withholding. Official assessment dilakukan oleh pemerintah dimana pemerintah yang menghitung besaran pajak yang harus dibayar. Self assessment dilakukan oleh wajib pajak sendiri dengan mengisi dan menyampaikan SPT kepada pemerintah. Withholding dilakukan oleh pihak ketiga seperti perusahaan dimana mereka memotong dan menyetorkan pajak atas nama kary
o Official Assessment Biasanya ciri umumnya yang mudah diidentifikasi adalah dimana letak atau cara menghitung jumlah pajak terutang. Konsepnya pajak adalah sebuah perikatan dan utang. Jadi karena adanya perikatan menimbulkan utang pajak yang konsekuensinya harus diapuskan. Ketika bicara penghapusan, berarti ada noominal tertentu, di sinilah letak dari gunanya sistem pemungutan (akan menentukan siapa yg melakukan perhitungan, meskipun tidak hanya perhitungan) Untuk hal ini siapa yg harus melakukan penghitungan adalah fiskus (pemerintah) Intinya perikatannya hanya ada wajib pajak dan fiskus. Dalam hal ini maka di sini fiskus yg memiliki peran penting untuk menentukan besar pajak terutang WP tidak perlu melakukan apa apa dalam hal menentukan besar kecilnya di awal karena yg melakukan perhitungan adalah pemerintah Contoh konkret dalam PKB (kendaraan bermotor). WP wajib menghapus utang saja, tapi di sini sebelum melakukan penghapusan ada penghitungan, kan WP gapernah menghitung karena yg melakukan adalah fiskus. Posisi WP ada kewajiban tertentu, yakni penghapusan karena sudah dihitung sama pemerintah. Contoh lain PBB P2 (Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan) ketika anda bayar PBB ini juga WP bisa melakukan pembayaran setelah dikirimkan ketetapan pajaknya berapa. Kalau ke formil pajak, ada beberapa jenis dukungan. Dalam hal ini yg ada kaitannya dengan perikatan (ketika terjadi sesuatu, baik semua pihak harus sama tau) jadi di sini WP ga lakuin perhitungan, dilakukan fiskus maka pihak WP harus tau. Di PBB bagaimana cara tau apabila fiskus ga memberi hasil perhitungan? Secara umum, fiskus akan menuangkan dalam ketetapan, teknisnya begitu. Kalau di PBB dapat SPPT. Jadi di sini meskipun pihak WP gatau, dia harus tau objek dia manfaatkan itu utang pajaknya berapa karena fiskus yg menghitung dan memberi tahu o Self Assessment Dalam hal ini, ketika WP ingin melakukan perhitungan dan ditemukan angka tertentu, maka WP akan memberitahukan kepada fiskus Diberitahu menggunakan SPT. Jadi SPT tergantung jenis pajaknya Contohnya adalah PPh dan PPn, pajak daerah (restoran dan hotel). Jenis SPT tergantung peraturan. Misal dalam karena periode pertahun maka SPT yang digunakan adalah SPT tahunan, termasuk klasifikasi SPT nya. Selain itu, PPn perbulan, jadi yg digunakan adaalah SPT masa Pertanyaan: kalau misal untuk hal ini karena ketidaktahuan terjadi salah hitung, apakah dapat sanksi atau hukuman atau akan dicek lagi? kalau salah hitung kemudian udah terjadi dalam masa waktu tertentu, kalau sebelum jangka waktu bisa revisi, tapi dalam perpajakan ada konsekuensi yakni ketika melakukan kesalahan akan kena sanksi administrasi, termasuk salah menghitung, karena ketika salah menghitung otomatis SPT isinya ada yg salah juga. Intinya akan kena sanksi administrasi (secara penaikan, biasanya denda berupa penaikan) o With Holding Dilakukan oleh pihak ketiga, biasanya WP lain yakni WP pemotong Kalau kita lihat perikatan pajaknya. Setelah kita tau ada pihak kesatu dan kedua, kalau dalam hal ini yg melakukan adalah pihak ketiga di luar kedua pihak. Jadi ada entitas tertentu berdasar peraturan yg dikukuhkan sebagai pemotong. Jadi kalau bahasa teknis perpajakannya adalah wajib pajak lain yg punya identitas sebagai pemotong, hal ini pembedanya. Contohnya dalam PPh. Di FH, bagian keuangan secara spesifik akan ditunjuk staf, bendahara yg nanti memiliki NPWP pemotong. Di instansi non pemerintah sama, biasanya keuangan, rasionya adalah mereka yg punya urusan paling dekat dengan uang jadi mereka tau aliran uangnya kemana jadi bisa melakukan pemotongan sebelum diberikan kepada SDM atau karyawan sehingga biasanya bagian keuangan jadi pemotong Untuk pemotong ini contohnya (PPh)=di FH seandainya ada dosen dapat gaji pokok maka atas gaji pokok itu akan dilakukan perhtitungan dosen ybs (self assessment). Di sini untuk perhitungan setahun akan disampaikan fiskus. Akan tetapi, untuk beberapa tipe honor yg berasal dari kas negara ini nanti akan dilihat lagi apakah kena PPh final atau nonfinal, biasanya udah dicek bagian keuangan. Seandainya dipotong maka bendahara akan melakukan perhitungan untuk dosen. Untuk beberapa komponen penghasilan akan dihitung oleh pemotong. Oleh pemotong akan diberikan dokumen bukti potong pada WP, jadi WP pemotong adalah perpanjangan tangan dari fiskus sebenarnya (ikut membantu fiskus) karena WP pemotong akan mengirimkan informasi kepada fiskus tapi selain kepada fiskus juga akan mengirim ke WP yg akan disertakan dalam SPT tahunan Dokumennya berupa bukti potong (lanjutin di 00:29:33)