Anda di halaman 1dari 7

Nama : Andi Mohamad Setyabudi

Kelas : MN4B
NPM : 20211059
Mata Kuliah : Perpajakan
Tugas Resume

Pengertian Pajak
UU KUP no. 28 tahun 2007 jo UU no. 16 tahun 2009 “kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
UU dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”

4 point utama yang harus diingat mengenai pajak


1. Iuran wajib
2. Diatur undang-undang
3. Tidak mendapatkan imbalan langsung
4. Untuk kepentingan umum

Jadi, pajak bisa diartikan sebagai iuran wajib yang diatur undang-undang dan tidak
mendapatkan imbalan langsunguntuk yang membayar dan diberlakukan uangnya untuk
kepentingan umum

Kriteria / asas asas pajak menurut Adam Smith


1. Equality dan Equity
Setiap pajak harus dipungut secara adil dan tidak berat sebelah. Artinya,
Ketika seseorang memiliki penghasilan yang lebih besar dia akan dikenanakn
pakaj yang lebih besar dibandingkan dengan masyarakat atau wajib pajak lainnya
yang memiliki oenghasilan lebih kecil.
2. Certainty
Dimana Ketika proses pemungutan pajak itu harus memenuhi ketentuan
yang jelas. Artinya, ketentuan hukumnya yang harus jelas. Karena pajak tidak
diatur oleh sembarang aturan melaikan oleh UU.
3. Convinience of Payment
Artinya, pajak harus dipungut pada situasi yang paling memungkinkan
sehinggat tidak membebani orang yang akan membuat lalai terhadap tanggung
jawabnnya.
Contoh: rata-rata pekerja di Indonesia mendapatkan gaji pada tanggal 25-
3 bulan berikutnya. Kemungkinan deadline utuk pembayaran pajak
penghasilan ini itu ditanggal tersebut.
Jadi, menempatkan deadline pajak disesuaikan dengan kenyamanan si wajiib
pajak kira-kira dia bisa bayarnya kapan.
4. Economic of collection
Artinya, biaya pemungutan pajak harus lebih kecil dari pajak yang
dipungut. Jika terjadi biayanya lebih besar daripada yang dipungut, pemerintah
akan rugi dan pemerintah harus mempertimbangkan ulang apakah perlu dilanjut
atau tidak.
Macam-macam hukum pajak
Berkenaan dengan teori yang harus dilakukan oleh direktorat jendral pajak
berkenaan dengan besaran pajak yang harus dibayarkan oleh WP
1. Teori Asuransi
Artinya, mengibaratkan pajak yang kita bayarkan ini seperti asuransi yang
harus kita bayarkan terus menerus tetapi manfaatnya akan kita peroleh dimasa
datang. Jika di asuransi apabila kita mengalami insiden yang tidak terduga maka
manfaat dari biayanya yang ditanggung akan kita peroleh. Pajak pun demikian
nanti manfaatnya dirasakan pada saat pembangunan dilakukan dan dilakukannya
secara merata.
2. Teori Kepentingan
Artinya, kita berasumsi yang harus membayar pajak itu tidak semua orang
namun hanya orang yang memiliki kepentingan saja. Contoh: orang yang
membayar pajak restoran adalah orang yang memiliki kepentingan untuk makan
di restoran tersebut. Contoh lain. Misalnya seorang mahasiswa yang belum
memiliki penghasilan masih bergantung pada orang tua/saudara, berarti
mahasiswa tersebut tidak perlu membayar pajak penghasilan karena tidak ada
kepentingan membayar pajak soalnya belum mempunyai penghasilan.
3. Teori daya pikul
Dimana besar kecilnya pajak itu ditentukan oleh kemampuan seseorang
dalam melunasinya, sama halnya dengan equality dan equity.
4. Teori daya beli
Teori ini mengharuskan membayar pajak berdasarkan kemempuan
membelinya, biasanya berhubungan dengan PPN. PPN tidak termasuk pada pajak
saat kita membeli makanan/minuman, itu masuknya kedalam pajak restoran yang
mana itu merupakan pajak daerah. PPN disini ialah pajak pusat yang dikenakan
pada saat kita baju di store yang ada di mall seperti H&M, zara, matahari, dll.
5. Teori bakti
Dimana seorang wajib pajak yang membayarkan pajaknya secara tepat
waktu dan sesuai dengan jumlah, maka berarti warga negara tersebut menunjukan
konstribusi yang besar ke dalam pembangunan infrastruktur maupun
pengembangan dari negara Indonesia.

Asas pemungutan pajak


Yang mana asas utama dari pemungutan pajak ini berkenaan dari 3 jenis asas
berikut:
1. Asas domisili
Proses pemungutan pajak yang diberlakukan untuk seseorang yang
menempati tempat tersebut. Jadi kalua ada satu negara yang menggunakan asas
domisili dalam proses pemungutan pajak, maka secara otomatis dia yang
menempati negara itu siapapun itu warga negara manapun harus membayar pajak.
2. Asas kebangsaan
Negara yang menggunakan asas ini maka warga negaranya tinggal diluar
negri sekalipun harus tetap membayar pajak ke negara asalnya. Apabila negara
tersebut menggunakan asas kebangsaan.
Contoh : Indonesia menggunakan asas kebangsaan ada WNI yang
mempunyai penghasilan di Rusia, karena menggunakan asas ini
meskipun WNI tersebut sudah berpindah ke Rusia dan memiliki
penghasilan disana tetap saja WNI tersebut harus membayar pajak
ke Indonesia.
3. Asas sumber
Dimana pada asas ini siapa saja yang memperoleh penghasilan yang
sumbernya dari negara yang memberlakukan asas ini, maka dia akan dikenakan
pajak.
Contoh: orang Singapure membuat konser di Bali, otomatis sumber
pemasukan orang Singapure ini letaknya ada di Bali meskipun dia
adalah warga negara Singapure tetap harus bayar pajak ke DJP
(direktorat jendral pajak) Indonesia.

Di Indonesia sendiri menggunakan asas WWI (World Wide Income) yang bisa
dibilang merupakan kombinasi dari ketiga asas diatas.

System pemungutan pajak


1. Selft assessment system
Dimana orang yang memiliki penghasilan itu wajib pajak dengan menghitung,
menyetorkan, dan melapporkan sendiri pajaknya.
Contoh: pajak hotel dan pajak restoran. Jadi, dia yang mungut dari
masyarakat/customer, dia yang menghitung habis itu dia yang
melaporkan dan bayar ke pemerintah.
2. Official assessment system
Yang menghitung adalah fiskus (perwakilan orang dari pihak pajak)
Contoh: pajak kendaraan bermotor.
Dilihat dari STNK dimana STNK biasanya ada 2 lembar, 2 lembar depan
dan belakang salah satunya berisikan informasi kapan jatoh tempo
pembayaran pajak kendaraan anda, dan biasanya berisi informasi berapa
jumlah pajak yang harus dibayar.
3. With holding system
Pemberi penghasilan yang menghitung dan memotong pajaknya. Biasanya
ini berhubungan dengan PPh 21.
Contoh: bimo kerja di Unibi, nanti pihak SDM Unibi akan memotong
pajak
dari penghasilan yang Bimo terima. Berarti Bimo membayar pajak
tetapi yang menyetorkan adalah pihak kampus.

Cara menentukan besarnya pajak


1. Stelsel riil
Pengenaan pajak berdasarkan penghasilan yang nyata diterima,
pemungutan pada akhir tahun (contoh: PPh 29)
2. Stelsel fiktif
Pengenaan pajak berdasarkan perkiraan (misal: PPh 25)
3. Stelsel campuran
Kombinasi stelsel riil dan fiktif (misal: pajak penghasilan, ada cicilan PPh
pasal 25 fiktif dan PPh 29 riil)

Jenis tarif pajak


1. Tarif tetap
Artinya, berapapun transaksi yang dilakukan, apapun jenis transaksinya
maka jumlah pemungutan yang dibayarkan akan tetap sama.
Contoh : bea materai
Dimana saat ini berdasarkan ketentuan baru dari pemerintah nilai
daripada bea materai kita bukan lagi 6.000 dan 3.000 melaikan dengan
nominal tarif 10.000
2. Tarif proposional
Merupakan tarif yang diberlakukan atas pajak restoran (10%) kemudian
PPN yang sebentar lagi akan menjadi 11%. Artinya, tarif tetap tetapi pajak yang
dibayarkan akan berbeda. Misal baju yang harganya 100 berarti pajaknya 11%
berbeda dengan baju yang harganya 500 berarti pajaknya 55%. Tarif dari kedua
contoh itu sama, sama-sama 11% tetapi angka pajak terutangnya berbada karena
dasar pengenaan pajaknya berbeda. Jika dasar pengenaan pajaknya berbeda
dengan tarif yang sama pun ujung-ujungnya angak daripada pajak yang harus
dibayarkan beragam.
3. Tarif progresif
Adalah tarif yang dikenakan untuk PPh 21. Semakin besar penghasilan
maka pajak yang akan dibayarkan semakin meningkat.
4. Tarif degresif
Adalah presentasi tarif semakin menurun sesuai dengan peningkatan dasar
pengenaan pajak. Dikarenakan di Indonesia tarif ini tidak ada maka untuk
contohnyapun tidak ada.

Fungsi pajak
1. Budgetair
Untuk penganggaran. Sumber dana pengeluaran pemerintah (
APBN/APBD)
2. Regulerend
Pajak bisa digunakan untuk mengatur pola konsumsi seseorang. Contoh:
penerbitan PPn-BM.
3. Redistribusi
Dimana fungsi pajak pasti untuk pemerataan pembangunan infrastruktur.
Bisa saja kita membayar pajak di Bandung tetapi di alokasikan untuk
pembangunan di Papua.
4. Demokrasi
Yang merupakan wujud dari system gotong royong.
Pengklasifikasian pajak
- berdasarkan sifatnya
1. Subjektif
Dilihat dari kondisi subjeknya yaitu PPh
2. Objektif
Dilihat dari kondisi obejektifnya yaitu PPN

- Berdasarkan pemungutnya
1. Pajak pusat
Dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk APBN
a. DJP
Contoh: PPh, PPN, dan PPn-BM, bea materai, PBB perkebunan,
perhutanan, pertambangan (PBB P3).
b. DJBC
Contoh: bea masuk cukai
2. Pajak daerah
Dipungut oleh pemda dan digunakan untuk APBD
a. Pemprov (PD I)
Contoh: pajak kendaraan bermoto, bisa balik nama kendaraan
bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air
permukaan, dan pajak rokok.
b. Pemkot dan pemkab (PD II)
Contoh: pajak hotel, restoran, hiburan, reklamasi, penerangan jalan,
parkirm air, tanah, PBB perdesaan dan perkotaan (PBB P2) dan
BPHTB.
- Berdasarkan golongannya
1. Pajak langsung
Pajak yang harus dibayarkan sendiri oleh wajib pajak. Contoh PPh 21
2. Pajak tidak langsung
Pajak yang dibebankan kepada pihak lain. Contoh: PPN, PPn-BM, pajak
restoran

Bentuk perlawanan pajak


Proses pemungutan pajak ada 2:
1. Pasif
Masyarakat ini biasanya tidak mau membayar, atau kalaupun membayar
jumlahnya tidak sesuai. Tetapi masih ada niatan untuk membayar.
2. Aktif
Biasanya perlawanan ini dilakukan dengan sengaja dan terstruktur dengan
tujuan menghindari pajak.

Timbulnya utang pajak


1. Secara objektif
Bicara tentang timbulnya utang pajak dikarenakan adanya penghasilan yang
melebihi nilai daripada penghasilan yang tidak kena pajak sehingga dia harus
dikenakan pajak. Berkaitannya dengan PPh.
2. Subjektif
Akan melihat dari kondisi subjek pajaknya
a. Subjek pajak dalam negri (WNI/WNA)
Syaratnya:
- bertempat tinggal di Indonesia
- berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan.
- dalam suati tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia
- badan yang didirikan oleh WNI
b. Subjek pajak luar negri
Syaratnya:
- OP tidak bertempat tinggal di Indonesia
- WNA yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari
- WNI yang berada diluar Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan.
- badan didirikan oleh WNA

kapan berakhirnya hutang pajak?


1. Bisa pada saat dilunasi hutang pajaknya
2. Bisa karena dibayarkan oleh orang lain atas bentuk kompensasi
3. Daluwarsa, artinya hutang pajak lebih dari 5 tahun
4. Pembebasan
5. Meninggal / WP sudah tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya

Pajak dengan retribusi sangat berbeda.


- Retribusi, yaitu pungutan yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung.
Contohnya pada saat kita membayar tol, saat kita membayar kita dapat merasakan tol
tersebut
- Pajak, yaitu manfaatnya tidak diberikan secara langsung.
Hierarki peraturan perundang-undangan perpajakan

peraturan
pemerintah
UUD 1946 UU perpajakan
pengganti UU
(Perpu)

peraturan mentri
keuangan (PMK)/ keputusan presiden peraturan
keputusan mentri (kepres) pemerintah (PP)
keuangan (KMK)

peraturan dirjen
pajak (per dirjen) / surat edaran dirjen
keputusan dirjen pajakn (SEDirjen)
pajak (kep dirjen)

Anda mungkin juga menyukai