Anda di halaman 1dari 5

HKPI A

(Before UTS – Hukum Perkawinan Islam)


1. Dasar-dasar Perkawinan
 Sumber hukum perkawinan Islam di Indonesia
 Fiqih Munakahat (murakkab idlafi)
 Bersumber dari Al Qur’an, As Sunnah , dan Ijtihad
 Al Qur’an dan hadist tidak memuat secara rinci, termasuk hal baru
seperti angkat anak, anak lahir di luar perkawinan, ahli waris selain
islam. Jadi ada hal khusus seiriing berkembangnya waktu
 Karena ketentuan dalam Al Qur’an dan hadist hanya yang pokok jadi
dimungkinkan ada pendapat ulama yang disebut fiqih munakahat. Fiqih
adalah penjelasan lebih lanjut oleh Quran.
 Yang dianut di fiqih munakahat adalah apa yang ada di hadist dan
perkembangan rakyat saat itu, misal apakah istri ada hak memutus, lalu
ulama mendasarkan pada hadist jadi istri bisa melepaskan diri dari
suaminya dengan cara seperti yang tertulis
 Intinya HKPI dimulai dari apa yang ada di quran atau hadist
 Di indo kerajaan islam mendasarkan pada fiqih munakahat dan
beberapa ordonasi kristen
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 (in concreto)
 Undang-undang tentang Perkawinan secara umum yang berlaku dan
mengikat secara nasional;
 Apa dasar hukum perkawinan Indo? Yang menjadi dasar hukum
perkawinan di Indonesia adalah UU a quo. Lebih lanjut, apakah dalam
hukum perkawinan Islam di Indonesia tidak mendasarkan pada Al
Qur’an dan Fiqih? Terkait Hukum Keluarga dan Perjanjian Islam tidak
mungkin dibenturkan. Lebih lanjut, yang berlaku UUP atau Al Qur’an
dan Hadist? Jawabannya kurang tepat semua karena pada Pasal 29
UUD 1945 bahwa Pemerintah menjamiin tidak ada ketentuan undang
undang yang melanggar ketentuan agama
 Apakah ga mendasarkan quran dan fiqih?kalau terkait HKPI adalah
tidak mungkin dibenturkan. Oh jadi yang berlaku UUP ATAU
QURAN DAN HADIST? Kurang tepat karena di pasal 29 uud 1945,
pemerintah menjamin tidak ada ketentuan uu yang melanggar
ketentuan agama
 Uu ini adalah formal yang diyuridiskan, mana yang didahulukan
apabila ada beda dengan pendapat ulama, contoh di fiqih ga diatur usia
minimal kawin, jadi ketika wanita udah baliqh bisa melakukan
perkawinan dan jika bisa dan mampu (intinya mampu bertanggun
jawab, perempuan mampu menjadi pendamping sebagai istri dan ibu)
ya siap, tapi di uu perkawinan yang udah diubah (16/2019) diatur
bahwa minimal 19 tahun. Kemudian apabila ada yang 19 kurang tapi
dah mampu, tunduk UUP apa fiqih?kalau sudah diformal yuridiskan
berarti mengikat seluruh warga indonesia, misal a udah 17 tahun sudah
paham tugas seorang istri dan ibu dan mendapatkan suami 18 tahun
yang mampu memberi nafkah jadi harus memenuhi UUP dan minta
dispensasi perkawinan ke Pengadilan Agama. Fiqih menariknya ketika
ada hal baru yang digunakan hakim untuk rechtfinding, misal status
anak, contoh ada seorang laki laki bernama B berzinah lalu si A hamil
dan gabisa nikah kaerna ga ada restu dari ortu B dan gamau
bertanggung jawab lalu nikah. Si A nikah dengan yang lain, si B sadar
pernah menghamili dan tidak bertanggung jawab dan dia tau si C lahir
selamat, kemudian ajuin ke PA untuk menetapkan C menjadi anaknya.
Bagaimana statusnya dipandang oleh negara?hakim harus melakukan
penemuan hukum dan judicial review=seorang anak apabila lahir dari
kawin sah jadi punya nasab, kalau di luar nikah ada hubungan
keperdataan dengan ayahnya yang mengakui. Hubungan seperti apa?
hakim mendasarkan pada fiqih, pada quran dan hadist semua sepakat
bahwa anak sah berasal dari perkawinan yang sah dan ada jaraknya
(januari nikah februari lahir itu ga sah). Yang dimaksud hubungan
keperdataan berdasar fiqih adalah hubungan biologis yang anak itu
suatu dapat wasiat, jika tidak pengadilan memberi wasiat wajibah dan
si ayah bertanggung jawab menafkahi. Jadi fiqih jadi dasar buat
penemuan hukum apabila belum diatur dalam uu
 KHI (pelengkap)
 Ketentuan tentang perkawinan
 Ada 3 buku
 Merupakan ijtihad juga untuk mengompilasikan. Kenapa perlu?karena
fiqihnya banyak sekali. Ulama indo diskusi kira kira mana fiqih yang
sesuai dengan kondisi rakyat indo lalu dibukukanlah KHI.
 Dulu PA di indonesia ternyata menggunakan fiqih yang berbeda yang
berakibat disparitas putusan lalu departemen agama membentuk KHI
supaya hakim mendasarkan berdasar KHI saja dan tidak melakkan
penemuan hukum secara bebas
 Apa yang ada di KHI bisa saja lebih detail karena itu murni untuk
hukum perkawinan islam yang menggunakan istilah yang dipakai di
fiqih munakahat
 Putusan Pengadilan (in concreto)
 Karena yang dimaksud peraturan hukum konkret adalah putusan
pengadilan, termasuk yurisprudensi (status anak, perjanjian kawin)
yang menjudicial review UUP
 Kalau di fiqih dan putusan beda yang dipakai adalah putusan
pengadilan karena in cocreto
 Bisa disimpulkan adalah asas moonogami terbuka karena seorang pria dan seorang
wanita. Memang ada pengecualian, dimungkinkan poligami menurut agama yang
dibolehkan. Selain itu disimpulkan beda jenis, artinya kalau sesama jenis ya tidak bisa
menurut UUP
 Tujuan membentuk keluarga berbahagia, kemudian ketika hakim memutus cerai maka
jadi salah satu indikasi apakah keluarga itu bahagia atau kekal. Kalau memang tidak
bahagia dimungkinkan hakim memutus cerai
 Berdasar Ketuhanan YME:orang islam mendasarkan pada ketentuan Rasulullah misal
keluarga bahagia dan kekal itu seperti apa, jadi UUP ini sangat religius

Pertemuan Kedua 9 Februari 2022

 Peminangan adalah arah ke upaya perjodohan antara pria dengan wanita


 Di UUP gaada peminangan, sedangkan KHI diatur mengenai peminangan. Melamar
di fiqih jadi concern tersendiri, yakni hukumnya orang menikah.
 Hukum melangsungkan perkawinan tiap orang bisa berbeda. Ada makruh dan segera
 Di peminangan bisa jadi di adat tertentu, pihak laki udah bawa seserahan, terkadang
pihak perempuan juga.
 Yg ditekankan adalah peminangan tidak menimbulkan akibat hukum tertentu (bukan
berarti kemudian mereka dianggap menikah dan bukan juga dianggap tunangan dalam
versi hukum barat)
 Peminangan bisa diputuskan, misal salah satu pihak merasa tidak cocok karena
kembali ke terminologi bahwa tidak menimbulkan akibat hukum
Ketentuan tentang Perkawinan Sah
 Tidak bisa dilakukan nikah beda agama
 Nampak memang UUP mengembalikan ke hukum agama, di sinilah penting KHI,
untuk mengisi kekosongan hukum itu, KHI ada, cek di Pasal 4. Debatable adalah apa
yg ada menurut hukum islam, itu seperti apa?itu yg dipahami dan dimaksudkan hanya
pasal tertentu saja? Kalau yg dimaksud adalah buku I khi maka semua aturan di situ
diikuti, tapi kalau rukun dan syarat saja maka nikah siri adalah nikah sah menurut
hukum islam atau nikah siri yg sesuai KHI maka disebut nikah sah
 Bu destri menganggap nikah siri ga sah walaupun dah ngikuti khi karena di ketentuan
khi menyebutkan bahwa perkawinan yg dilakukan di luar pengawasan PPN (nikah sah
itu di hadapan PPN) maka tidak mempunyai akibat hukum dan berakibat tidak sah
dan tidak memiliki kekuatan hukum. Harus digarisbawahi ketika nikah siri sudah
sesuai ketentuan hukum agama, di sisi lain tidak ada akibat hukum, kalau dari
keperdataan bisa dikatakan perbuatan hukum tidak sah. Selain itu, jika ingin
dikatakan sah, masih ada satu upaya yaitu penetapan isbat nikah ke PA, kalau enggak
ya berarti nikahnya tidak sah
 Di pasal 2 UUP pencatatan adalah harus, ketika tidak dicatat ya tidak memiliki
kekuatan hukum
 Kegiatan pencatatan akan terjadi ketika di hadapan PPN, nantinya PPN (ketua KUA,
penghulu) akan melihat, fungsi PPN adalah pengawasan (apakah sudah sesuai dengan
ketentuan hukum islam)
 Pertanyaan= kalau nikah siri mau disahkan secara negara, PA memeriksa,
prosedurnya gimana dan apa yg bisa jadi bukti? Nanti pakai isbat nikah, bagaimana
hakim memeriksa apakah dulunya perkawinan sesuai ketentuan, misal dulu nikah usia
berapa, siapa yg menjadi wali, apakah ada hubungan nasab, semenda, sesusuan, siapa
saksinya, mahar (tapi bukan syarat perkawinan itu, tapi wajib), kalau semua sesuai ya
sah.
 Kalau nikah siri kemungkinan buruknnya?kan mereka tidak diakui negara, akta
kelahiran menyebutkan “dari perkawinan yg tidak tercatat” itu udah buruk, baru
ketika ada isbat nanti ada catatan bahwa anaknya sah. Selain itu, ketika mereka mau
cerai. Di KHI itu bagian dari ibadah, kenapa disembunyikan?bisa jadi nanti ga turun
rahmatnya Allah, tujuan perkawinan ga tercapai dan akan menyulitkan karena
perkawinan tidak tercatat jadi harus isbat nikah yg digabung dengan perceraian
(dalam 1 gugatan) dan bisa jadi tidak terbentuk harta perkawinan, misal laki tidak
memberi nafkah, wanita bisa apa?bukti yg diajukan di pengadilan apa?hak dan
kewajiban juga akan sulit karena bukti perkawinan tidak ada
 Jika ada pasutri setelah menikah salah satunya pindah agama tetap sah?kembali ke
pasal 2 ayat 1 uup, hukum agama dalam perkawinan islam syaratnya adalah harus
seagama, memang di uup gaada syarat itu tapi karena hukum agama ada ketentuan itu
jadi ya gamasalah. Di fiqih kan boleh, tapi di indo ga pakai itu dan harus seagama.
Bagaimana jika salah satu pindah?ada pembatalan nikah oleh hakim tapi bisa juga
dilakukan perceraian karena sudah tidak seagama. Kalau yg keluar adalah laki kan
gabisa talak, jadi hakim membatalkan, kalau cewek maka akan diceraikan
 Mengapa perkawinan siri marak di indo padahal banyak mudharat di indo?karena ada
banyak hal yg bisa jadi faktor, misal untuk menjaga supaya tidak pacaran, ga direstui,
tapi banyak macam, ada yg ngasi mahar tapi gaada wali. Apakah negara ada upaya?
ada, dulu ada RUU perkawinan islam, ada satu pasal yg menyebutkan bahwa nikah
siri maka ada hukuman, laki laki ada denda atau pidana kurungan dan harus segera
isbat nikah. Kalau di UUP dan KHI menurut bu destri dah tegas bahwa nikah harus
dicatatkan oleh PPN
 Kalau ada anak dari nikah siri itu kan yg dicatat nama ibunya? Awalnya memang gitu
karena kita mengurus akta lahir kan harus disertakan akta nikah, tapi ada beberapa
surat edaran kemendag, untuk anak dari kawin siri disebut nama ayahnya tapi ada
catatan di tengah. Intinya kalau sah dicatat di PPN, kalau nikah siri “anak dari seorang
ayah bernama x, ibu y, dari perkawinan tidak tercatat
Alat bukti dalam perkawinan
 KHI itu sudah menentukan bahwa isbat nikah dibatasi dari poin A-E (liat PPT)
 Kalau mau cerai tapi nikah siri ya jadiin satu, isbat nikah dan gugatan cerai
 Cerai mati buktinya apa?akta kematian. Kalau sblm 2007, bukti kematian cukup surat
kematian dari kelurahan, setelah itu di pergub DIY itu akta kematian

Anda mungkin juga menyukai