Anda di halaman 1dari 54

BASIC CONCEPT OF ECG

DR. dr.Zaenal M. Sofro,AIFM, Sport & Circ.


Med
Jantung tidak serta merta berkontraksi
tanpa didahului aktivitas listrik. Jantung bisa
memompa karena ada struktur yang dinamakan
otot jantung. Otot jantung tidak akan memompa
darah jika tidak diinisiasi oleh aktivitas listrik. Jadi
dasar membaca EKG adalah sebagaimana kita
membaca aktivitas listrik pada otot jantung.
Salah satu kasus yang dapat dibaca dengan EKG
adalah
Kasus
kebocoran
katub
yang
mengakibatkan hipertofi otot jantung maka EKG
bisa memperlihatkan adanya kelainan pada
aktivitas listrik jantung.
Susunan
jantung :

sistem

penghantar

kelistrikan

1. SA node (pace maker), di dinding atrium


kanan dekat muara vena cava superior
2. AV node, di dasar atrium ka dekat sekat
atrium-ventrikel
3. Berkas HIS, berkas dari AV node masuk ke
septum
interventrikel.
Berkas
HIS
kemudian membagi 2 cabang kanan dan
kiri. Cabang kanan berkas mengalirkan
arus turun ke sisi kanan septum
interventrikular sampai ke bagian apeks

ventrikel kanan. Cabang kiri berkas terbagi


3:
Fasikulus septal, yang akan
mendepolarisasikan septum
interventrikularis dari arah kiri ke
kanan.
Fasikulus
anterior,
berjalan
di
sepanjang
permukaan
anterior
(depan) ventrikel kiri.
Fasikulus posterior, berjalan di
sepanjang
permukaan
posterior
(belakang) ventrikel kiri.
4. Serat purkinje, serat yang menyebar ke
miokard ventrikel. Merupakan ujung dari
perjalanan cabang berkas kanan dan kiri
beserta
fasikulus-fasikulusnya.
Berupa
serat yang menyerupai ranting-ranting
kecil
pada
cabang-cabang
pohon.
Fungsinya mengalirkan arus listrik menuju
ke miokardium ventrikel.

Mekanisme Penghataran Impuls


1. DEPOLARISASI ATRIUM: SA node (nodus
sinus) akan terangsang secara spontan
(tak
terlihat
dalam
rekaman
EKG)
gelombang depolarisasi menyebar ke arah
luar menuju ke miokardium atrium (kiri
dan kanan) sel-sel miokardium atrium
terdepolarisasi kedua atrium (kiri dan
kanan) berkontraksi.
2. MASA JEDA MEMISAHKAN ATRIUM
DARI
VENTRIKEL:
Gelombang
depolarisasi
telah
menyelesaikan
perjalanannya melalui atrium menemui
suatu sawar/barrier yang disana terdapat
AV node. AV node memperlambat konduksi
sampai menjadi lambat sekali (istirahat,
berlangsung selama + 1/10 detik).
Gunanya supaya atrium menyelesaikan
kontraksinya sebelum ventrikel mulai
berkontraksi
sehingga
memungkinkan
atrium mengosongkan seluruh volume
darahnya ke dalam ventrikel sebelum
ventrikel berkontraksi.
3. DEPOLARISASI
VENTRIKEL:
Setelah
kurang lebih 1/10 detik, gelombang
pendepolarisasi lepas dari AV node dengan
cepat
menjalar
turun
di
ventrikel
sepanjang berkas his sampai ke serabut
purkinje miokardium ventrikel kiri dan
kanan
terdepolarisasi
ventrikel
berkontraksi.

4. REPOLARISASI:
Setelah
miokardium
berdepolarisasi,
sel-sel
tersebut
mengalami periode refrakter yang singkat
dan selama periode ini sel-sel tersebut
kebal terhadap rangsangan berikutnya selsel menjalani repolarisasi.
Potensial Aksi Sel Kontraktil Otot Jantung

Pembentukan potensial aksi pada otot


jantung kontraktil hampir sama dengan
pada otot rangka. Pada otot jantung, masa
refrakter memanjang untuk mencegah
terjadinya kontraksi tetanik.

Potensial aksi yang direkam dalam sebuah


serabut otot ventrikel, rata-rata adalah
105 milivolt, maksudnya potensial intrasel
tersebut meningkat dari suatu nilai yang
sangat negative, sekitar -85 mV menjadi
sedikit positif kira-kira +20 mV, sepanjang
tiap denyut jantung.

Setelah
terjadi
gelombang
spike
(gelombang
naik)
yang
pertama,
membrane
tetap
dalam
keadaan
depolarisasi selama kira-kira 0,2 detik,
memperlihatkan suatu pendataran/plato
yang diikuti dengan keadaan repolarisasi
yang terjadi dengan tiba-tiba pada bagian
akhir dari plato tersebut. Adanya plato ini
dalam
potensial
aksi
menyebabkan
kontraksi ventrikel berlangsung sampai 15

kali lebih lama daripada kontraksi otot


rangka.
Mekanismenya dalah sebagai berikut:

Diwaktu istirahat, potensial aksi membrane sel


kontraktil adalah sekitar -85 mV. Sewaktu kanal
fast Sodium Channel terbuka, Na+ masuk ke
dalam
sel
dan
menyebabkan
terjadinya
depolarisasi pada sel kontraktil sehingga dalam
waktu singkat potensial aksi sel kontraktil
meningkat mencapai +20 mV. Pada kondisi
demikian, fast sodium channel menutup dan slow
sodium calcium channel terbuka. Hal ini
menyebabkan potensial aksi sel sempat menurun

namun diikuti pendataran secara perlahan. Pada


saat ini kalsium masuk ke dalam sel kontraktil
dan menyebabkan sel berkontraksi. Setelah sel
kontraktil berkontraksi, maka slow sodium
calcium channel menutup dan slow potassium
channel terbuka dan mengakibatkan Kalium
keluar dari sel sehingga mengembalikan kondisi
potensial aksi sel menjadi negatif. Pada waktu ini
terjadi
proses
repolarisasi.
Kalsium
yang
digunakan pasca kontraksi akan disimpan di
bagian reticulum sarkoplasmik dan tubulus T
pada sel otot jantung untuk digunakan kembali.
Penjelasan
guyton:

dibawah

ini

bersumber

dari

SISTEM KONDUKSI JANTUNG


Didalam otot jantung terdapat jaringan khusus
yang menghantarkan aliran listrik, jaringan
tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus,
yaitu sebagai berikut:
Otomatisasi:
kemampuan menghasilkan impuls secara
spontan
Ritmisasi:
pembangkitan impuls yang teratur
Konduktifitas:
kemampuan untuk menyalurkan impuls

Daya rangsang:
kemampuan untuk menanggapi stimulasi

Berdasarkan sifat-sifat tersebut diatas, maka


secara spontan dan teratur jantung akan
menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan
melalui system hantar untuk merangsang otot
jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot.
Perjalanan impuls dimaulai dari nodus SA, nodus
AV, sampai keserabut purkinje.
SIMPUL/NODUS SINO-ATRIAL (SA)
Simpul Sino-Atrial (SA) merupakan kepingan
berbentuk sabit dari otot yang mengalami
spesialisasi dengan lebar kira-kira 3 mm dan
panjang 1 cm, simpul ini terletak pada dinding
posterior atrium kanan tepat dibawah dan medial
terhadap muara vena kava superior, serabutserabut simpul ini masing-masing bergaris
tengah 3 5 mikron, berbeda dengan serabut
otot atrium sekitarnya yang bergaris tengah 1520 mikron. Tetapi, serabut SA berhubungan
langsung dengan serabut atrium sehingga setiap
potensial alksi yang mulai pada simpul SA segera
menyebar
keatrium
Disebut pemacu alami karena secara teratur
mengeluarkan
aliran
listrik
impuls
yang
kemudian
menggerakkan
jantung
secara
otomatis. Pada keadaan normal, impuls yang
dikeluarkan frekuensinya 60-100 kali/menit.
Respon dari impuls SA memberikan dampak pada
aktifitas atrium. SA node dapat menghasilkan
impuls karena adanya sel-sel pacemaker yang
mengeluarkan impuls secara otomatis. Sel ini
dipengaruhi
oleh
saraf
simpatis
dan
parasimpatis.
Irama otomatis serabut sinoatrial. Sebagian

terbesar
serabut
jantung
mempunyai
kemampuan eksitasi sendiri suatu proses yang
dapat menyebabkan berirama otomatis. Ini
terutama terjadi pada serabut-serabut system
penghantar peroses jantung. Bagian system ini
yang terutama menunjukkan eksitasi sendiri
adalah serabut simpul SA. Berdasarkan alasan ini
simpul SA biasanya mengatur kecepatan denyut
seluruh jantung. Serabut SA sedikit berbeda dari
sebagian terbesar serabut otot jantung lainnya,
yaitu hanya mempunyai potensial membrane
istirahat dari 55 60 mvolt, dibandingkan
dengan 85-95 mvolt pada sebagian terbesar
serabut lainnya, potensial istirahat yang rendah
ini disebabkan oleh sifat membrane yang mudah
ditembus oleh ion natrium. Kebocoran natrium ini
juga yang menyebabkan eksitasi sendiri dari
serabut SA.

LINTASAN
INTERNODAL
PENGHANTARAN
IMPULS
KESELURUH ATRIUM

DAN
JANTUNG

Ujung serabut simpul SA bersatu dengan


serabut otot atrium yang ada disekitarnya, dan
potensial aksi yang berasal dari simpul SA
berjalan keluar, masuk serabut tersebut. Dengan
jalan ini, potensial aksi menyebar keseluruh
masa otot atrium dan akhirnya juga kesimpul AV.
Kecepatan penghantaran dalam otot atrium
sekitar 0,3 meter/detik. Tetapi penghantaran
sedikit lebih cepat dalam beberapa berkas kecil
serabut otot atrium, sebagian diantaranya
berjalan langsung dari simpul SA kesimpul AV
dan menghantarkan impuls jantung dengan
kecepatan sekitar 0,45-0,6 meter/detik. Lintasan
ini yang dinamakan lintasan intermodal.
SIMPUL/NODUS ATRIOVENTRIKULAR (AV)
Letaknya didalam dinding septum (sekat) atrium
sebelah kanan tepat diatas katup trikuspidalis
dekat muara sinus koronarius, serabut simpul AV
bila tidak dirangsang oleh suatu sumber dari luar
,mengeluarkan
impuls
dengan
kecepatan
berirama intrinsic 40 60 kali/menit. AV node
mempunyai dua fungsi penting sebagai berikut:
1. Impuls jantung ditahan disini selama 0,1
atau 100 ml/detik, untuk memungkinkan
pengisian
ventrikel
selama
atrium
berkontraksi

2. Mengatur jumlah impuls atrium yang


mencapai ventrikel.
Penundaan penghantaran pada simpul AV,
system penghantaran diatur sedemikian rupa
sehingga impuls jantung tidak berjalan dari
atrium ke ventrikel terlalu cepat, ini member
peluang bagi atrium untuk mengosongkan isinya
kedalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel
mulai. Terutama simpul AV dan serabut
penghantar penyertanya bahwa penundaan
penghantaran impuls ini dari atrium ke ventrikel.
BUNDLE HIS
Berfungsi menghantarkan impuls dari nodus AV
ke sistem bundle branch.
BUNDLE BRANCH
Merupakan lanjutan dari bundle of his yang
bercabang menjadi dua bagian berikut:
1. Right bundle branch ( RBB/ cabang
kanan ), mengirim impuls ke otot jantung
ventrikel kanan
2. Leaft bundle branch ( LBB/ cabang kiri ),
yang terbagi dua yaitu :
Deviasi kebelakang (left posterior
vesicle) menghantarkan impuls ke
endokardium ventrikel kiri bagian
posterior dan inferior
Deviasi
kedepan
(left
anterior
vesicle) menghantarkan impuls ke
endokardium ventrikel kiri bagian
anterior dan superior.

SISTEM PURKINJE
Merupakan bagian ujung dari bundle branch.
Menghantarkan
atau
mengirimkan
impuls
menuju lapisan subendokard pada kedua
ventrikel, sehingga terjadi depolarisasi yang
diikuti oleh kontraksi ventrikel.
Serabut purkinje yang meninggalkan simpul AV
melalui berkas AV dan amsuk kedalam ventrikel
mempunyai sifat-sifat fungsional yang sangat
berlawanan dengan sifat-sifat fungsional serabut
simpul AV, serabut purkinje mengeluarkan impuls
dengan kecepatan antara 20 40 kali/menit,
serabut ini merupakan serabut yang sangat
besar, bahkan lebih besar dari pada serabut otot
ventrikel normal, dan serabut ini menghantarkan
impuls dengan kecepatan 1,5 4 meter/detik,
suatu kecepatan sekitar 6 kali kecepatan dalam
otot jantung biasanya dan 150 kali kecepatan
dalam
serabut
sambungan.
Hal
ini
memungkinkanpenghantaran
impuls
jantung
yang sangat cepat keseluruh system ventrikel.
Distribusi serabut-serabut purkinje didalam
ventrikel. Serabut purkinje, setelah berasal dari
dalam simpul AV, membentuk berkas AV, yang
kemudian menyusup melalui jaringan fibrosa
diantara katup-katup jantung dan kemudian
kedalam system ventrikel. Berkas AV hamper
segera membagi diri kedalam cabang-cabang
berkas kanan dan kiri yang terletak di bawah
endokardium sisi septum masing-masing. Tiaptiao cabang ini berjalan kebawah menuju apeks
ventrikel
masing-masing,
tetapi
kemudian
membagi
menjadi
cabang-cabang
kecil

dantersebar di sekitar tiap-tiap ruang ventrikel


dan akhirnya kembali kedasar jantung sepanjang
dinding lateral. Serabut Purkinje terminal
menenbus massa otot untuk berakhir pada
serabut otot. Dari saat inpuls jantung pertamatama memasuki berkas AV sampai ia mencapai
ujung serabut purkinje, waktu total yang berlalu
hanya 0,03 detik. Jadi, sekali suatu inpuls jantung
memasuki system purkinje, ia menyebar hamper
dengan
segera
keseleruh
permukaan
endokardium otot ventrikel.
PENGATURAN EKSITASI DAN
PENGHANTARAN DIDALAM JANTUNG
SIMPUL SA SEBAGAI PEMACU JANTUNG
Pembangkitan dan penghantaran impuls jantung
keseluruh bagian jantung, dalam keadaan normal
impuls muncul dari simpul SA. Tetapi ini tidak
perlu terjadi dalam keadaan abnormal, karena
bagian-bagian lainnya dari jantung dapat
memperlihatkan kontraksi berirama dengan cara
yang sama seperti serabut simpul SA, ini
terutama terjadi pada simpul AV dan serabut
purkinje.
Serabut simpul AV, bila tidak dirangsang oleh
suatu sumber dari luar, mengeluarkan impuls
dengan kecepatan berirama intrinsic 40-60
kali/menit, dan serabut purkinje mengeluarkan
impuls diantara 20 40 kali/menit. Kecepatan ini

berbeda dengan kecepatan normal simpul SA


sebesar 60 -100 kali/menit
Frekwensi simpul SA jauh lebih besar dari pada
simpul AV atau serabut purkinje. Setiap kali
simpul SA mengeluarkan impuls, impulsnya
dihantarkan ke serabut AV dan purkinje, sehingga
melepaskan muatan membrane peka rangsang
mereka. Kemudian semua jaringan ini, seperti
juga simpul SA, kembali dari potensial aksi dan
menjadi sangat terhiperpolarisasi. Tetapi simpul
SA kehilangan hiperpolarisasi ini jauh lebih cepat
dari pada dua lainnya dan memancarkan impuls
baru sebelum salah satu dari dua lainnya dapat
mencapai ambang mereka untuk eksitasi sendiri.
Impuls baru ini sekali lagi melepaskan muatan
simpul AV dan serabut purkinje. Proses ini
berlangsung terus menerus, simpul SA selalu
merangsang
jaringan-jaringan
lain
yang
mempuanyai potensi untuk eksitasi sendiri
sebelum eksitasi sendiri itu dapat benar-benar
terjadi. Jadi, simpul SA mengatur denyut jantung
karena kecepatan impuls beriramanya lebih
besar dari pada bagian jantung lainnya. Oleh
karena itu, dikatakan bahwa simpul SA
merupakan pemacu jantung normal.
PEMACU JANTUNG ABNORMAL (EKTOPIK)
Kadang-kadang suatu bagian jantung lain
mengeluarkan impuls berirama yang lebih cepat
dari pada simpul SA. Misalnya ini sering terjadi
didalam simpul AV atau serabut purkinje. Dalam
salah satu kasus ini, pemacu jantung beralih dari

simpul SA ke simpul AV atau serabut purkinje


yang pekah rangsang. Kadang;kadang suatu
tempat didalam otot atrium atau ventrikel
mengembangkan kepekaan berkelebihan dan
menjadi pemacu jantung. Suatu pemacu jantung
ditempat lain dari pada simpul SA disebut suatu
pemacu jantung ektopik.
PENYEBARAN EKSITASI JANTUNG
Depolarisasi yang dimulai pada SA node
disebarkan secara radial ke seluruh atrium,
kemudian semuanya bertemu di AV node.
Seluruh depolarisasi atrium berlangsung selama
kira-kira 0,1 detik. Oleh karena itu hantaran di AV
node lambat maka terjadi perlambatan kira-kira
0,1 detik (perlambatan AV node) sebelum
eksitasi menyebar keventrikel. Perlambatan ini
diperpendek oleh perangsangan saraf simpatis
yang menuju jantung dan akan memanjang
akibat perangsangan vagus. Dari punjak septum,
gelombang depolarisasi menyebar secara cepat
didalam serat penghantar purkinye ke semua
bagian ventrikel dalam waktu 0,08-0,1 detik.
Pada manusia, depolarisasi otot ventrikel di mulai
pada sisi kiri septum interventrikuler dan
bergerak pertama-tama kekanan menyebrangi
bagian
septum.
Gelombang
depolarisasi
kemudian menyebar kebagian bawah septum
menuju apeks jantung. Setelah itu kembali
sepanjang dinding ventrikel ke alur AV, kemudian
terus berjalan dari permukaan endokardium ke
epikardium

Sejarah EKG
EKG ditemukan oleh Willem Einthoven (18601927) lahir di semarang. Sewaktu gelombang
impuls berjalan melalui jantung, arus listrik
menyebar kedalam jaringan disekitar jantung,
dan sebagian kecil menyebar kesemua arah
permukaan tubuh. Bila elektroda ditempatkan
dipermukaan tubuh pada sisi yang berhadapan
dengan
jantung,
potensial
listrik
yang
dibangkitkan oleh jantung dapat direkam,
rekaman ini dikenal sebagai elektrokardiogram
(EKG).

EKG adalah suatu ilmu yang mempelajari


aktivitas
listrik
jantung,
sedangkan
elektrokardiogram adalah suatu grafik yang
menggambarkan rekaman listrik jantung yang
terekam melalui elektrode elektrode yang
dipasang di tubuh.

Prinsip alat : listrik


melalui cairan tubuh.

dapat

dihantarkan

SIFAT-SIFAT ELEKTROKARDIOGRAM
Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah
gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah
gelombang T. kompleks QRS sebenarnya
merupakan 3 gelombang tersendiri, gelombang
Q, gelombang R dan gelombang S, kesemuanya
disebabkan oleh lewatnya impuls jantung melalui
ventrikel ini. Dalam EKG yang normal, gelombang
Q dan S sering sangat kurang menonjol dari pada
gelombang R dan kadang-kadang tidak ada,
tetapi walau bagaimanapun gelombang ini masih
di kenal sebagai kompleks QRS.

Gelombang P disebabkan oleh arus listrik


yang
dibangkitkan
sewaktu
atrium
mengalami depolarisasi (kondisi dimana
terjadi proses penyebaran impuls/sinyal
pada jantung) sebelum berkontraksi.
Gelombang QRS disebabkan oleh arus
listrik yang dibangkitkan ketika ventrikel
mengalami
depolarisasi
sebelum
berkontraksi, oleh karena itu gelombang P
dan komponen-komponen kompleks QRS
adalah gelombang/fase depolarisasi.
Gelombang Q : defleksi (merupakan
penyebaran proses depolarisasi) negatif

pertama sesudah gelombang P dan yang


mendahului defleksi R, dibangkitkan oleh
depolarisasi permulaan ventrikel.
Gelombang R : defleksi positif pertama
sesuadah
gelombang
P
dan
yang
ditimbulkan
oleh
depolarisasi
utama
ventrikel.
Gelombang S : defleksi negatif sesudah
defleksi R.
Gelombang T disebabkan oleh arus listrik
yang dibangkitkan sewaktu ventrikel
kembali dari keadaan depolarisasi, proses
ini terjadi didalam otot ventrikel sekitar
0,25 detik setelah depolarisasi, dan
gelombang ini dikenal sebagai suatu
gelombang repolarisasi (kondisi dimana
otot-otot
jantung
tidak
melakukan
aktifitas/istirahat)

Gambar diatas adalah distribusi nyeri yang biasa


terjadi pada myocardium sistemik

Lokasi jantung

Lokasi jantung berada di

Posterior sternum
Columna vertebral medial
Pertemuan annulus sterni dan
sternum
yaitu
di
annulus
ludovici/annulus
sterni
persis
di
costae ke 2
Apex terletak di diafragma pada
ruang intercostal 5

Langkah intepretasi EKG

Rate/nadi : hitung berdasarkan frekuensi


kontraksi vertikel (Normal 60-100x/menit)
Rhythm/regularitas : diuukur dengan
interval R-R/p-p. Dikatakan reguler jika
konsisten pada kedua interval. Sebaliknya
jika irreguler jika adanya ketidakberaturan
pola/interval tidak teratur.
Axis
Intervals (PR, QRS, QTc), jarak satu
gelombang dengan gelombang lain
Hypertrophy
ST segments
T waves
Q waves

Repolarisasi ventrikel memunculkan segmen ST


dan gelombang T.
Jantung memiliki sistem listrik sendiri yang
dikenal dengan sistem konduksi, aktivitasnya

dapat direkam dengan EKG. Potensial aksi pada


jantung terdiri adanya SA node yang merupakan
pacemaker primer.

Gambar diatas merupakan gambaran potensial


listrik karena influx (peningkatan ion Ca2+) dan
reflux (penurunan ion K+ secara progressif).
Selain itu terdapat peningkatan ion NA+.
Meskipun jantung memiliki sistem konduksi
sendiri/otonomik namun kerjanya dikendalikan
oleh saraf otonom yaitu saraf simpatis dan
parasimpatis.
Saraf parasimpatis yang meninervasi jantung
adalah saraf vagus. Saraf ini tersebar di SA node

dan AV node, sebagian kecil tersebar di kedua


atrium dan sangat sedikit yang langsung ke otot
ventrikel,
sebaliknya
saraf
simpatisbanyak
tersebar di semua bagian jantung dan
menyebabkan pelepasan hormon asetilkolin pada
ujung saraf vagus/parasimpatis.

Hormon asetilkolin memiliki dua pengaruh utama


pada jantung yaitu:
1. Menurunkan frekuensi irama nodus sinus
2. Menurunkan eksitabilitas serabut
penghubung A-V yang terletak diantara
otot-otot atrium dan nodus a-v, sehingga
impuls jantung ke ventrikel terhambat.
Perangsangan
saraf
vagus secara lemah
sehingga
dapat
memperlambat
kecepatan

pemompaan jantung
setengah dari normal.

dan

sering

mencapai

Perangsanngan
saraf
vagus
kuat
dapat
menghentikan eksitasi ritmis dari nodus sinus
atau menghambat keseluruhan perjalanan impuls
jantung dari atrium ke ventrikel melalui a-v node.
Pada kedua kasus tersebut maka membuat sinyal
eksitasi ritmis tidak lagi dijalarkan ke ventrikel
dan ventrikel akan berhenti 5-20 detik.
Namun serabut purkinje yang berada pada
septum
ventrikel
dar
berkas
a-v
akan
mencetuskan
iramanya
sendiri
sehingga
menyebabkan
kontraksi
ventrikel
dengan
frequensi 15-40 denyut per menit. Fenomena ini
disebut dengan Ventricular escape. Sedangkan

saraf simpatis akan meningkatkan kecepatan


impuls
dari
nodus
sinus,
meningkatkan
kecepatan konduksi dan juga tingkat eksitabilitas
disemua bagian jantung serta meningkatkan
kekuatan kontraksi semua otot jantung.
Mekanisme pengaruh simpatis adalah lepasnya
hormon norepinefirn ketika perangsangan saraf
simpatis,
sehingga
terjadi
peningkatan
permeabilitas
kalsium-natrium
yang
akan
menyebabkan potensial membrane istirahat lebih
positif sehingga menyebabkan peningkatan
diastlik menuju nilai ambang agar timbul self
excitation.

Gambar diatas menjelaskan adanya potensial


pacemaker pada gambar B yang terlihat meningkat
dan merupakan depolarisasi diastole sedangkan
gambar A tidak terjadi potential pacemaker.

Gambar diatas menjelaskan bahwa membrane


potensial pada otot ventrikular terjadi ketika ion
natrium meningkat, ion kalium bertahan tinggi
sehingga menyebabkan ion kalium turun.

Mengapa gelombang yang muncul pada EKG sangat


kecil (1mV) sedang gelombang pada potensial aksi
sangat besar yaitu 110 mV?

Gelombang diatas merupakan gambaran gelombang


EKG dan di bawah merupakan gelombang ventrikular
action potensial.

Mengapa otot jantung tidak dapat memunculkan


kontraksi secara tetanic?

Potensial aksi ventrikular berakhir hampir


bersamaan dengan munculnya tekanan mekanik
sehingga sangat kecil bahkan tidak ada tekanan
yang tersisa setelah periode refractory untuk
terjadi.

EKG/Elektrocardiogram
Tubuh manusia terdiri dari 60% cairan yang
merupakan konduksi elektrisitas yang baik untuk

mengukur elektrisitas jantung dengan EKG.


Dahulu hanya dikenal dengan 3 lead yang hanya
diambil dari 3 sedapan. Sedapan I merekan
sedapan anggota badan II yaitu ujung negatif
elektrokardiograf dihubungkan ke lengan kanan
dan ujung positif dihubungkan ke lengan kiri
(lead II). Sedang sedapan III merekam sedapan
anggota badan III yaitu ujung elektrokardiograf
dihubungkan dengan lengan kiri dan ujung
positifnya dihubungkan dengan tungkai kiri (lead
III). Visualisasinya sebagai berikut

Tiga lead tsb membentuk segitiga yang


digambarkan
mengelilingi
jantung
disebut
sebagai Einthoven. Segitiga ini mengilustasikan
bahwa kedua lengan dan tungkai kiri membentuk
puncak dari sebuah segitiga yang mengelilingi
jantung. Kedua puncak dibagian atas segitiga
tersebut menunjukkan titik-titik tempat kedua
lengan berhubungan secara listrik dengan cairan

yang terdapat disekeliling jantung. Puncak bawah


merupakan titik tempat tungkai kiri berhubungan
dengan cairan.

Akan tetapi sekarang EKG dibagi menjadi 12 lead


. 3 lead diatas, 3 dari anggota gerak (Avf, AVR,
AVL) dan 6 pericordial yaitu (V1, V2, V3, V4, V5,
V6)

Penempatan Elektroda EKG


Penempatan Elektroda EKG harus sesuai dengan
titik titik nya. Biasanya mahasiswa menempatkan
elektroda sesuai dengan titik auskultasi thorax,
padahal itu salah, harus sesuai titik V1 V6.
Pada saat pertama kali melihat dada pasien,
focus ke annulus sternalis, kemudian cari
spatium intercostae yang berada dibawahnya
annulus sternalis yang merupakan tempat
menaruh elektroda EKG V1 dan V2, kemudian
pemasangan elektroda dilanjutkan sesuai dengan
titik titiknya.
V3
merupakan
titik
penandan
apakah
pemasangannya benar, juga sebagai fase akhir
dari V2 dan V4 dan juga merupakan titik transisi
antara V2 dan V3. Mengapa disebut titik transisi?

Karena titik V3 pada saat dilihat di EKG


mempunyai puncak gelombang atas dan bawah
yang sama tingginya, sedangkan titik V1 V2
tingginya lebih ke bawah, dan titik V4 V6
tingginya lebih ke atas.
Tapi titik transisi tidak selalu di V3, bisa bergeser
tergantung kondisi jantungnya.
Lebih jelasnya bisa dilihat gambar dibawah ini :

Gambar diatas merupakan illustrasi dari 6 lead


pericardial.

Gelombang Q turun pertama kali pada titik V4,


V5 dan V6
Gelombang R turun pertama kali pada titik V1,
V2, dan V3
Gelombang S turun pertama
gelombang R di semua lead.

kali

setelah

Gambar diatas merupakan penjalaran impuls


listrik yang ada di jantung, biasa kita sebut
dengan Sistem Conductorium.
Pada EKG ada titik P,Q, R, S, T yang penjalaran
impuls listriknya dimulai dari:
1. Nodus SinoAuricularis (Nodus SA)
2. Nodus AtrioVentricularis (Nodus AV)
3. Fasciculus AtrioVentricularis
4. Serabut Purkinje

Untuk pemahaman penjalaran impuls listrik lebih


lanjut bisa dilihat di PPT Kuliahnya ya Guys,
disana animasinya jelas sekali menunjukkan
penjalaran impuls listrik sesuai dengan titik P, Q,
R, S, T nya.

Gambar diatas menunjukkan interval waktu di


tiap gelombang. 1 siklus gelombang P, QRS, dan
T memakan waktu sekitar 0,5 detik, dan jarak
antar gelombang R adalah 1 detik

Pada EKG, interval PQ adalah waktu yang


diperlukan
untuk
gelombang
depolarisasi
menyebar melalui system konduksi dari awal
eksitasi atrium ke awal depolarisasi ventrikel.
Perhatikan bahwa interval PQ biasanya memakan
waktu sekitar 0,2 detik saat jantung beristirahat.
Interval QT merupakan periode dari awal
ventrikel
depolarisasi
sampai
ventrikel
repolarisasi. Karena ventrikel jauh lebih besar
dari pada atrium, biasanya memakan waktu
sekitar 0,4 detik pada saat jantung beristirahat.
Yang lain biasanya terjadi 0,2 detik sebelum
gelombang T berikutnya.

Karena siklus ini membutuhkan waktu sekitar 0.8


detik untuk menyelesaikan, 60 detik dibagi
dengan 0,8 detik memberikan denyut jantung
istirajat. Rata rata sekitar 75 denyut/menit. Jika
interval PQ lebih lama dari 0,2 detik merupakan
indikasi dari blockade jantung derajat pertama,
berarti ada sesuatu yang menunda penyebaran
gelombang depolarisasi melalui sistem konduksi.

Gambar diatas menunjukkan adanya kompleks


QRS yang membesar, biasanya terjadi pada
hipertropi ventrikel.

Gambar diatas menunjukkan interval QT yang


memanjang. Adanya pemanjangan Interval QT
mengindikasikan kelainan repolarisasi yang
meningkatkan kerentanan terhadap berbagai
aritmia ventrikel.

Gambar diatas menunjukkan terjadi nya


peningkatan gelombang T yang merupakan
indikasi dari hyperkalemia, yaitu suatu kondisi

yang jika tidak diperbaiki bisa menjadi


pengancam hidup.

Gambar diatas menunjukkan gelombang T yang


mendatar, biasanya dijumpai pada pasien
dengan kasus hypokalemia atau ischemia.

Gambar diatas menunjukkan dengan sangat jelas


perbedaan EKG pasien dengan hyperkalemia dan
hypokalemia. Perbedaannya terletak pada
bentuk dari gelombang T. pada hypokalemia
terlihat gelombang T cenderung mendatar,
sedangkan pada hyperkalemia gelombang T
cenderung meninggi.

Gambar diatas menunjukkan adanya blockade


pada jantung. Pada penjelasan sebelumnya,
blockade jantung derajat pertama pasti
berhubungan dengan interval PQ. Nah pada
gambar diatas kita bisa lihat gambaran normal
EKG bisa menunjukkan letak gelombang P.

Pada blockade jantung derajat 2, tampak disana


gelombang QRS tidak mengikuti tiap gelombang
P.
Pada blockade jantung derajat 3, tidak tampak
adanya gelombang P, sehingga tidak terjadinya
komunikasi diantara system konduksi di atrium
dan ventriculus. Sel Autoritmik dari ventrikel
menentukan frekuensi jantung dan menjadi
pacemaker dari jantung (Nodus SA).

MENENTUKAN AXIS Listrik Jantung


Dalam menentukan axis, bayangkanlah ada 3
garis khayal pada jantung. Kemudian bayangkan
jika tiap garis itu saling bersilangan di tengah
jantung. Bingung ya? Coba lihat gambarnya ya :

KONSEP LEAD
Pada axis listrik jantung terdapat Lead I, II, dan
III. Dengan merubah posisi lengan dan kaki
menjadi positif atau negative, 3 unipolar lead (I,
II, dan III) bisa memberikan gambaran dari
aktivitas listrik jantung dari 3 posisi. Dan ingat,
RL selalu berada di dasar.

Augmented Voltage Leads aVR, aVL, and


aVF
Dengan
cara
menggabungkan
beberapa
extremitas menjadi pusat terminal, sebagai zeropotential electrode, leads yang lain bisa
membentuk menjadi pengisi kekosongan pada
saat dilakukannya perekaman langsung EKG.
Leads ini membutuhkan augmentation of Voltage
yang biasa disebut dengan aV.

Hasil dari Limb Leads


Tiap lead pada ekstremitas (I, II, III, aVR, aVL,
aVF) bisa dilihat sebagai angle yang searah jaruh
jam atau tidak searah jarum jam untuk
menjelaskan tiap posisinya dibagian frontal plane
yang biasa disebut dengan hexaxial array
Coba lihat handout yang menunjukkan sequential
aktivasi dari atrium dan ventrikel dengan
corresponding perekaman EKG pada 6 frontal
plane yang berbeda. Perhatikan amplitude dana
rah dari gelombang EKG yang berbeda beda
tergantung lokasi elektroda yang ada di tubuh
pasien.

CARA MEMBACA AXIS

LATIHAN SOAL
1. Yang tidak bisa diperiksa dengan EKG...
a. Sumbu elektrik jantung
b. Kerusakan katup
c. Aritmia
d. Iskemik
e. Pembesaran otot jantung
2. Pasien usia 80 tahun dengan keluhan
pingsan. Saat dibawa ke UGD, pasien
lemas,
tidak
dapat
diajak
bicara,
pemeriksaan
fisik
dn
vital
normal.
Gambaran EKG didapatkan PR interval
memanjang. Kesan EKG adalah...
a. AV blok derajat 1
b. AV blok derajat 2 morbitz 1
c. AV blok derajat 2 morbitz 2
d. AV blok complete
3.

Gambaran EKG diatas menunjukkan...


a. Ventrikel takikardi
b. Ventrikel fibrilasi
c. Sinus reguler
d. Asistole
e. PEA

4. Membedakan aritmia yang berasal dari


atrium dengan ventrikel adalah dengan
melihat...
a. Lebar PR interval
b. Lebar QRS komplek
c. Lebar QT interval
d. Lebar gelombang P
e. Lebar gelombang T
5. Gelombang P pada EKG merupakan...
a. Depolarisasi atrium
b. Repolarisasi atrium
c. Depolarisasi ventrikel
d. Repolarisasi ventrikel
e. Depolarisasi dan repolarisasi atrium

Anda mungkin juga menyukai