Bila Anda menginginkan animasi EKG yang lain lengkap dengan keterangan gambar
animasi, unduh disini
Sistem konduksi (listrik jantung) yang berperan dalam pencatatan pada EKG, yang terdiri
dari :
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
1. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
2. Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch )
Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang
lebih kecil yaitu serabut purkinye.
4. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel
ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang.
Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis mengeluarkan
impuls dengan frekuensi 20 40 kali permenit.
1. Gelombang P
Sesuai dengan depolarisasi atrium. Rangsangan normal untuk depolarisasi atrium berasal
dari nodus sinus. Namun, besarnya arus listrik yang berhubungan dengan eksitasi nodus
sinus terlalu kecil untuk dapat terlihat pada EKG. Gelompang P dalam keadaan normal
berbentuk melengkung dan arahnya ke atas pada kebanyakan hantaran.
Pembesaran atrium dapat meningkatkan amplitudo atau lebar gelombang P, serta
mengubah bentuk gelombang P. Disritmia jantung juga dapat mengubah konfigurasi
gelombang P. misalnya, irama yang berasal dari dekat perbatasan AV dapat menimbulkan
inversi gelombang P, karena arah depolarisasi atrium terbalik.
2. Interval PR
Diukur dari permulaan gelombang P hingga awal kompleks QRS. Dalam interval ini
tercakup juga penghantaran impuls melalui atrium dan hambatan impuls melalui nodus
AV. Interval normal adalah 0,12 sampai 0,20 detik. Perpanjangan interval PR yang
abnormal menandakan adanya gangguan hantaran impuls, yang disebut bloks jantung
tingkat pertama.
3. Kompleks QRS
Menggambarkan depolarisasi ventrikel. Amplitudo gelombang ini besar karena banyak
massa otot yang harus dilalui oleh impuls listrik. Namun, impuls menyebar cukuop cepat,
normalnya lamanya komplek QRS adalah antara 0,06 dan 0,10 detik. Pemanjangan
penyebaran impuls melalui berkas cabang disebut sebagai blok berkas cabang (bundle
branch block) akan melebarkan kompleks ventrikuler. Irama jantung abnormal dari
ventrikel seperti takikardia juga akan memperlebar dan mengubah bentuk kompleks QRS
oleh sebab jalur khusus yang mempercepat penyebaran impuls melalui ventrikel di pintas.
Hipertrofi ventrikel akan meningkatkan amplitudo kompleks QRS karena penambahan
massa otot jantung. Repolasisasi atrium terjadi selama massa depolarisasi ventrikel. Tetapi
besarnya kompleks QRS tersebut akan menutupi gambaran pemulihan atrium yang
tercatat pada elektrokardiografi.
4. Segmen ST
Interval ini terletak antara gelombang depolarisasi ventrikel dan repolarisasi ventrikel.
Tahap awal repolarisasi ventrikel terjadi selama periode ini, tetapi perubahan ini terlalu
lemah dan tidak tertangkap pada EKG. Penurunan abnormal segmen ST dikaitkan
dengan iskemia miokardium sedangkan peningkatan segmen ST dikaitkan dengan infark.
Penggunaan digitalis akan menurunkan segmen ST.
5. Gelombang T
Repolarisasi ventrikel akan menghasilkan gelombang T. Dalam keadaan normal
gelombang T ini agak asimetris, melengkung dan ke atas pada kebanyakan sadapan.
Inversi gelombang T berkaitan dengan iskemia miokardium. Hiperkalemia (peningkatan
kadar kalium serum) akan mempertinggi dan mempertajam puncak gelombang T.
6. Interval QT
Interval ini diukur dari awal kompleks QRS sampai akhir gelombang T, meliputi
depolarisasi dan repolarisasi ventrikel. Interval QT rata rata adalah 0,36 sampai 0, 44
cdetik dan bervariasi sesuai dengan frekuensi jantung. Interval QT memanjang pada
pemberian obat obat antidisritmia seperti kuinidin, prokainamid, sotalol (betapace)
dan amiodaron (cordarone).
stres mekanis berat) dan taut celah (daerah dengan resistensi listrik
jantung.
Karena sifat sintisium otot jantung dan sistem hantaran antara atrium
otot, serat otot jantung akan berkontraksi atau tidak sama sekali. Tidak
jantung.
aksi yang menyapu ke seluruh membran sel otot. Terdapat dua jenis
telah tercapai maka fase naik pada potensial aksi disebabkan oleh
besar karena penyebaran impuls dari sel ke sel melalui taut celah.
Impuls berjalan dari atrium ke dalam ventrikel melalui nodus AV, satu-
oleh penyebaran impuls dari sel ke sel melalui taut celah. Karena itu,
lama, untuk memastikan waktu ejeksi yang memadai. Fase datar ini
terutama disebabkan oleh pengaktifan saluran Ca 2+ tipe L lambat.
Ca2+ yang diinduksi oleh Ca2+ ini menyebabkan siklus jembatan silang
dan kontraksi. Adanya periode refrakter yang lama dan fase datar yang
pemompaan darah.
apapun.
Referensi :
1. Guyton and Hall.2007.Fisiologi Kedokteran ed. 11.Jakarta:EGC.