FK UNIMAL
2010
JANTUNG
TERDIRI ATAS
– 1. ATRIUM
– 2. VENTRIKEL
– 3. NODAL TISSUE & SERAT PENGHANTAR
– Sino Atrial Node (SA node)
– Atrio Ventricular Node
– Bundle of His
– Sistem Purkinje
– Bundle of His
- Ringht Bundle Branch (RBB)
- Left Bundle Branch (LBB)
- Left Anterior Fascile (LAF)
- Left Posterior Fascile (LPF)
PHYSIOLOGY OF CARDIAC
MUSCLE
TIGA TIPE OTOT JANTUNG :
1) OTOT ATRIUM (sel kontraktil)
2) OTOT VENTRIKEL (sel kontraktil)
3) SPECIALIZED EXCITATORY AND
CONDUCTIVE MUSCLE FIBERS (sel
otoritmik = tidak berkontraksi /,
mencetuskan dan menghantarkan
pot.aksi kepada sel-sel otot atrium dan
ventrikel.
Sel-sel otoritmisitas ditemukan di
lokasi :
1. Nodus Sinoatrium (SA),
2. Nodus Atrioventrikel (AV)
3. Berkas His (berkas atrioventrikel),
4. Serabut Purkinje.
Sifat dasar otot jantung :
a. irritability (bathmotropic) = peka Rangsangan
b. conductivity (dromotropic) = hantar
Rangsangan
c. contractility (inotropic) = dapat
berkontraksi
d. rhythmicity ( chronotropic) =
bersifat ritmis
Irritability
Potensial aksi pada otot skelet : Spike
potential, = - 90 sd – 95 mV
Karena periode refrakter pendek,
rangsangan berturutan dapat diterima
dan menyebabkan tetanus
Irritability
Periode refrakter absolut panjang +- 250
mdet, saat itu terjadi kontraksi.
Bila ada rangsangan berturutan saat
masa refrakter absolut tidak diikuti oleh
kontraksi otot kecuali sesudah periode
refrakter relatif. Jadi otot jantung tidak
pernah tetanus
Refractory Period of Cardiac
Muscle
Periode di mana
kepekaan membran sel
menghilang total, segera
stlh dimulainya pot.aksi,
sehingga tidak dapat
terjadi potensial aksi lain.
Periode nya lama (250-
300 mdet.)
Mekanisme proteksi yg
penting, karena
jantung sebagai
pompa.
Tidak ada sumasi dan
tetani seperti pada otot
rangka
Potensial Aksi pada
otot jantung
Disebabkan Oleh
pembukaan 2 tipe
Channels :
1)Fast Sodium (Na)
Channels
2)Slow Calcium (Ca)
Channels
CONDUCTIVITY
Kecepatan hantar impuls :
• Otot atrium : 0.3 m/det
• Junctional fibres : 0.01 m/det
• AV node : 0.1 m/det
• Otot ventrikel : 0.4 – 0.5 m/det
• Purkinje fibres : 1.5 – 4 m/det
Penyebaran Eksitasi
Otot jantung
• Setelah dimulai dari SA Node, potensial aksi
menyebar ke seluruh jantung.
• Agar jantung berfungsi secara efisien maka
harus :
1.Eksitasi dan kontraksi atrium harus selesai
sebelum kontraksi dimulai.
2.Eksitasi serat otot jantung harus dikoordinasi
sebagai suatu kesatuan.
3.Pasangan atrium dan ventrikel harus
terkoordinasi, shg dapat berkontraksi secara
simultan.
Eksitasi Atrium
- Pot.aksi dari nodus SA melalui 2 jalur:
1) Jalur Antaratrium
Menyebar ke kedua Atrium dari sel ke sel
melalui Gap Junction
2) Jalur Antarnodus
Berjalan dari SA Node ke AV Node
Transmisi antara atrium dan ventrikel
-Potensial aksi dihantarkan relatif lambat
melalui AV node (AV nodal delay) atrium
sempurna berkontraksi
Eksitasi Ventrikel
- Setelah perlambatan, impuls cepat
menyebar melalui berkas his dan
serabut purkinye u/ berkontraksi
sebagai suatu kesatuan.
CONDUCTIVITY
Fungsi AV junction
Memperlambat konduksi ke AV node
Keuntungan :
1. Kontraksi atrium dan vantrikel tidak
bersamaan tetapi berturutan
2. Memberi kesempatan atrium untuk
menyelesai-kan kontraksinya hingga
pengisian ventrikel lebih baik
CONTRACTILITY
Rangsangan buka
Ca channel, Ca
Masuk
rangsang Ca
keluar dari
sarcoplasmic
reticulum dan berikat
dengan troponin
kontraksi.
Bila Ca lepas
dari troponin
otot relaks, Ca
dimasuk kan ke
dalam SR dan
sebagian keluar
CONTRACTILITY
• Kontraksi peran actin-miosin yang overlap
• Untuk kontraksi perlu suplai Ca influks dari
tubulus T
• Proses kontraksi sama dengan otot skelet
dengan beda bhw otot jantung perlu influks Ca
ekstraseluler
• Semakin tinggi Ca influks semakin kuat
kontraksi
• Periode refrakter absolut panjang +- 250 mdet
jantung tidak tetani
CONTRACTILITY
AV node
sistem Purkinje
Acethylcholine
Sinus takikardi
Frekuensi : 100 sampai 180 denyut permenit.
Sinus takikardi sama dengan irama sn
i us
normal kecuali frekuensinya.
Sinus bradikardi
Frekuensi: 40 sampai 60 denyut per
menit
Karakteristik sinus bradikardi sama
dengan irama sinus normal, kecuali
frekuensinya.
b. Gangguan pembentukan impuls di atria
(aritmia atrial).
Atrial fibrillation
adalah atrial tachycardia yang umum.
Pada atrial fibrillation beberapa signal listrik yang
cepat dan kacau "menyala" dari daerah-daerah
yang berbeda di atria, dari pada hanya dari satu
daerah pemacu jantung di SA node.
Signal-signal ini pada gilirannya menyebabkan
kontraksi ventricle yang cepat dan tidak beraturan.
Penyebab-penyebab dari atrial fibrillation termasuk
serangan jantung, tekanan darah tinggi, gagal
jantung, penyakit klep mitral (seperti mitral valve
prolapse), tiroid yang aktif berlebihan, gumpalan
darah di paru (pulmonary embolism), alkohol yang
berlebihan, emphysema, dan radang dari lapisan
jantung (pericarditis).
Atrial flutter
adalah sebuah versi dari atrial filbrillation
yang lebih beraturan (kacaunya lebih sedikit)
ketika signal listrik "menyala" di atria.
Kondisi-kondisi yang menyebabkan atrial
fibrillation dapat juga menyebabkan
atrial flutter.
Paroxysmal Atrial Tachycardia (PAT)
merepresentasikan serangkaian denyut jantung
yang teratur dan cepat yang berasal dari
atrium.
Pasien dengan PAT dipercayai mempunyai
kelainan pada stasiun relay AV nodenya yang
menyebabkan "pengapian" cepat impuls listrik
dari atrium yang melangkahi (bypas) AV node
pada kondisi-kondisi terentu.
Kondisi-kondisi ini termasuk alkohol yang
berlebihan, stres, kopi, tiroid yang aktif
berlebihan atau minum hormon tiroid yang
berlebihan dan obat-obatan tertentu.
PAT adalah sebuah contoh dari aritmia dimana
kelainan berada di sistim listrik jantung
sedangkan otot dan klep jantung normal.
Premature Contractions