Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENGAYAAN

FISIOLOGI KARDIOVASKULER

OLEH :
KELOMPOK 1A.2

TUTOR : dr. MOCHAMMAD ERWIN RACHMAN, M.Kes, Sp.S

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
Nama anggota kelompok :
1. Zarah Asvirah Bakrie 11020200011
2. Ralf Radithya Sahrul 11020200012
3. Muhammad Ikhsan 11020200013
4. Duhrifar. Tm 11020200014
5. Mirsyanda Rifanisa Putri 11020200015
6. Adelia Dwi Resti 11020200016
7. Musdalifah Alhumaerah 11020200017
8. Muhammad Reyhan Sakti 11020200018
9. A. Rizki Amalia 11020200019
10. Syarifah Zaphira Husain 11020200020
11. Thalhah Bin Isman 11020200123
PEMBAHASAN :
Soal nomor 1
a. Mekanisme aksi potensial yang terjadi pada otot jantung1.
Potensial aksi pada sel otot jantung pada sel otot jantung terdapat tiga komponen
potensial aksi yaitu fase istirahat, depolarisasi, dan repolarisasi.
- Fase istirahat adalah periode antara satu potensial aksi dan potensial aksi berikutnya.
Selama fase istirahat kebanyakan sel otot jantung tidak memiliki pergerakan ion
melintasi membran sel. Perbedaan tegangan listrik pada membran sel pada saat sel
sedang istirahat dikenal sebagai resting potential (RP). Besarnya tegangan RP ini
ditentukan oleh perbedaan kanal ion menjadi inaktif, dan AP lain tidak dapat
diinisiasi sampai potensial membran turun menjadi serupa dengan RP (-90 mV).
- Setelah depolarisasi akan terjadi repolarisasi dimana potensial membrane jantung
akan kembali ke normal oleh karena berbagai interaksi kanal yang melibatkan kanal
ion kalium dan kalsium. Selama fase ini sel otot jantung tidak dapat berkontraksi
yang disebut sebagai periode refrakter.
- Repolarisasi terdiri dari 3 fase. Fase pertama repolarisasi adalah fase 1 yakni
terjadinya repolarisasi singkat yang mengembalikan tegangan permukaan membran
menjadi 0. Hal ini terutama diperankan oleh pengeluaran ion K+ dari intrasel. Fase
berikutnya adalah fase 2 yang merupakan fase terpanjang pada potensial aksi. Pada
fase ini terjadi keseimbangan pengeluaran K+ dengan pemasukan Ca++, yang
berjalan melalui kanal ion spesifik tipe L. Fase yang panjang ini disebut sebagai fase
plateau. Masuknya Ca++ ke dalam intrasel akan mencetuskan pelepasan Ca++ dari
retikulum sarkoplasma, yang sangat penting dalam menginisiasi kontraksi sel otot
jantung. Kanal Ca++ ini kemudian akan inaktif dan eflux dari ion K+ melebihi influx
dari Ca++, sehingga potensial yang lebih negatif dan fase rapid upstroke yang lebih
cepat.
b. Bunyi-bunyi jantung.
Dalam keadaan normal, dua bunyi jantung utama pada siklus jantung dapat didengar
dengan menggunakan stetoskop. Bunyi jantung pertama bernada rendah, lembut dan
relative lama, terdengar seperti “lub” (berkaitan dengan penutupan katup AV). Bunyi
jantung kedua bernada lebih tinggi, singkat dan lebih tajam, terdengar seperti “dup”
(berkaitan dengan katup semilunar)2.
Terdapat juga variasi bunyi jantung, yaitu bunyi jantung ketiga terjadi pada awal
sepertiga tengah diastol. Biasanya terdengar bunyi jantung ketiga yang lemah dan
bergemuruh pada awal sepertiga bagian tengah distol. Keterangan logis namun belum
terbukti mengenai bunyi ini ialah osilasi darah bolak-balik antara dinding-dinding
ventrikel yang disebabkan oleh masuknya darah dengan cepat atrium. Frekuensi bunyi ini
biasanya begitu rendah ditelinga kita tidak dapat mendengarnya,namun bunyi sering kali
dapat direkam pada fonokardiogram. Bunyi jantung ketiga normal didapatkan pada anak-
anak ,remaja muda dan dewasa muda namun umumnya menandakan adanya gagal
jantung sistolik pada orang dewasa yang lebih tua. Bunyi keempat yaitu bunyi kontraksi
atrium. biasanya dapat terekam pada fonokardiogram, tetapi dengan stetoskop hampir
tidak terdengar karena frekuensinya yang rendah dan lemah biasanya 20 siklus/detik atau
kurang3.

Soal nomor 2

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi cardiac output2


Cardia output (curah jantung) adalah sejumlah darah yang di pompa oleh jantung setiap
menitnya. Curah jantung bergantung pada denyut jantung dan volume sekuncup. Dua
penentu curah jantung (denyut/menit) dan volume sekuncup (volume darah yang di
pompa/denyut). Rata-rata denyut jantung istirahat adalah 70 denyut per menit di tentukan
oleh irama Nodus SA, rata-rata volume sekuncup istirahat adalah 70ml per-denyut,
menghasilkan rata-rata curah jantung 4.900 ml/menit :
Curah jantung (CO) : denyut x volume sekuncup (SV) : 70 x 70 ml/denyut : 4.900
ml/menit.

1. Denyut jantung atau frekuensi jantung


Jantung di innervasi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi
kecepatan dan kekuatan kontraksi meskipun untuk memulai kontraksi tidak di perlukan
stimulus saraf. Saraf parasimpatis ke jantung, nervus vagus, terutama mempersarafi
atrium, khususnya Nodus AV dan SA.
Innervasi parasimpatis ventrikel tersusun tidak merata. Saraf simpatis jantung juga
mempersarafi atrium termasuk Nodus AV dan SA, dan banyak mempersarafi ventrikel.
Dengan demikian, layaknya sistem saraf autonom pada umumnya, efek parasimpatis dan
simpatis pada jantung bersifat antagonistik (saling bertentangan)

2. Volume Sekuncup
Volume sekuncup adalah sejumlah darah di pompa keluar masing-masing ventrikel untuk
setiap denyut/jantung. Dua jenis kontrol mempengaruhi volume sekuncup : Kontrol
intrinsik yang berkaitan dengan jumlah aliran balik vena dan kontrol ekstrinsik yang
berkaitan dengan stimulasi simpatis jantung.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah


Tekanan darah bergantung pada curah jantung dan resistensi perifer total.
- Curah jantung2
Bergantung pada laju denyut jantung dan isi sekuncup. Laju denyut jantung
bergantung pada keseimbangan relative aktivitas parasimpatis yang menurunkan laju
denyut jantung dan aktivitas simpatis. Isi sekuncup meningkat sebagai respon
terhadap aktovotas simpatis dan juga meningkat jika aliran balik vena meningkat.
Dalam jangka panjang, volume darah bergantung pada keseimbangan garam dan air,
yang secara hormonal dikontrol masing-masing oleh sistem reninagiotensin
aldosterone dan vasopressin.
- Resistensi perifer total2
Bergantung pada radius semua arteriol serta kekentalan darah. Faktor utama yang
menentukan kekentalan darah adalah jumlah sel darah merah. Namun, radius arteriol
adalah faktor yang lebih penting dalam menentukan resistensi perifer total.

Soal nomor 3

Sistem regulasi jangka panjang (System Renin Angiotensin) dari sistem sirkulasi.

Volume darah diikuti dengan peningkatan tekanan darah dan pola hidup yang meningkatkan
tekanan darah seperti konsumsi garam berlebihan atau menyebabkan penahanan cairan yang
selanjutnya meningkatkan tekanan arteri rata-rata.Dengan proses yang sama,penurunan volume
cairan akan menurunkan tekanan darah.penurunn volume darah juga merangsang ginjal untuk
mengeluarkan cairan.

Saat volume darah atau tekanan darah meningkat,filtrasi cairan di ginjal juga akan
meningkat.perubahan tekanan darah menstimulasi baroreseptor di ginjal.Apabila tekanan darah
tinggi,maka pelepasan renin berkurang.begitupun sebaliknya,hormone renin mengontrol
pembentukan hormone lain yaitu angiotensin II .Renin adalah enzim yang mengubah protein
Angiotensinogen I menjadi angiotensin II.Angiotensin II mempengaruhi saraf simpatis,hormone
Antideuretik(ADH),aldosterone dan penghambat vagal.

Angiotensin II merangsang korteks adrenal untuk mengeluarkan aldosterone(suatu hormone


yang mempercepat absorbs garam dan cairan) serta selanjutnya meningkatkan tekanan darah.

Aldosteron dibawa ke ginjal melalui peredaran darah dan menyebabkan sel-sel tubulus distal
meningkatkan rearbsorbsi Natrium.dibawah berbagai keadaan,rearbsorbsi air mengikuti
penyerapan natrium sehingga terjadi peningkatan volume plasma.peningkatan volume plasma
meningkatkan volume sekuncup dan curah jantung.hal ini juga meningkatkan tekanan darah.
Soal nomor 4
a. Sistem konduksi jantung2
Sistem konduksi jantung terdiri dari :
- Sinoatril Node (SA Node) , terletak antara vena cava superior dengan atrium
kanan . SA Node merupakan pacemaker di mana implus listrik jantung pertama
kali ditimbulkan. Impuls listrik yang ditimbulkan kira-kira 60-100 x/menit.
- Atrioventricular Nod (AV Node ), terletak antara bagian bawah atrium kanan dan
antara katup tricuspid. AV Node menerima impuls listrik dari SA Node untuk
selanjutnya diteruskan ke bundel his.
- Bundel His memiliki implus listrik 40-60 x/menit. Berkas ini bercabang menjadi
cabang bundel his kanan dan cabang Bundel kiri yang berakhir pada serabut
purkinje.
- Serabut purkinje merupakan serat otot jantung yang menyebar pada otot
endokardium bagian ventrikel. Serabut ini mampu menghantarkan impuls listrik
dengan cepat, hal ini membuat penyebaran potensial aksi pada bagian ventrikel
berawal dari bagian bawah, masing-masing partikel akan memompa darah yang
dimana ventrikel kanan akan memompa darah ke paru-paru serta ventrikel bagian
kiri yang akan memompa darah keseluruh tubuh melalui aorta, sehingga terjadi
yang namanya gerakan melompat ke atas, dengan adanya aliran impuls atau
kelistrikan jantung maka sel otot jantung dapat berkontraksi.

Link video : https://www.youtube.com/watch?v=TnFoJ7Hhi-M&feature=youtu.be

b. Siklus jantung
Siklus jantung terdiri dari periode sitosol (kontraksi dan pengosongan) dan diastole
(relaksasi dan pengisian).
- Katup AV terbuka dan darah mengalir dari atrium kedalam ventrikel sepanjang fase
pengisian diastole ventrikel. Akibatnya, volume ventrikel bertambah bahkan sebelum
atrium berkontraksi.
- Menjelang akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan melepaskan
muatan.
- Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium, katup AV tertutup dan katup aorta
terbuka, tekanna ventrikel harus terus meningkat hingga melebihi tekanan aorta.
- Katup aorta terbuka dan ejeksi darah dimulai. Volume ventrikel menurun secara
bermakna sewaktu darah dipompa dengan cepat keluar.
Perbedaan antara volume darah diventrikel sebelum kontraksi dan setelah kontraksi
adalah jumlah darah yang diejeksi selama kontraksi, yaitu :
EDV –ESV = SV
Link video: https://www.youtube.com/watch?v=5tUWOF6wEnk

Soal nomor 5

Sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal

- Sirkulasi sistemik, yaitu sirkuit pembuluh darah yang mengangkut darah antara
jantung dan seluruh sistem tubuh.
- Sirkulasi pulmonal yang sirkuit pembuluh darah tertutup yang mengangkut darah
antara jantung dan paru.

Link video :
DAFTAR PUSTAKA
1. A Textbook of Cardiovascular Medicine Philadelphia: Elsevier Saunders; 2012.
2. Sherwood, L. 2016. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 9. Jakarta: EGC
3. Guyton and hall, 2019. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN . Edisi 13 .
Elveselvier.
4.

Anda mungkin juga menyukai