ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)
I. Pendahuluan
Jantung merupakan organ tubuh yang unik yang memiliki muatan listrik, dan kegiatan
listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektrode-elektrode yang
dipasang pada permukaan tubuh. Grafik yang tercatat melalui rekaman ini disebut
Elektrokardiogram (EKG) dan ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung disebut
Elektrokardiografi.
Elektrokardiogram (EKG) berfungsi untuk menentukan kelainan seperti gangguan
irama jantung (disritmia), pembesaran atrium atau ventrikel, iskemik atau infark pada otot
jantung, infeksi lapisan jantung (perikarditis), efek obat-obatan, gangguan elektrolit atau
penilaian fungsi pacu jantung.
a. SA Node
Merupakan kepingan otot khusus tipis dan berbentuk elip dengan lebar kira-kira 3
mm, panjang 15 mm dan tebalnya 1 mm, terletak dalam dinding lateral superior dari atrium
kanan tepat disebelah bawah dan sedikit lateral dari lubang vena cava superior. Ukuran
diameter tiap-tiap serabut dari nodus ini adalah 3-5 mikron. Serabut otot atrium 15-20 mikron.
Serabut SA melanjutkan diri bersama-bersama serabut atrial sehingga tiap potensial aksi yang
dimulai di dalam nodus SA akan segera menyebar kedalam atrium.
Nodus SA berfungsi sebagi pemacu jantung normal karena mempunyai kecepatan
otomatis yang tercepat yaitu 60-100 x/menit. Dipengaruhi oleh saraf sympatis dan
parasimpatsi. Diperdarahi 55 % dari RCA dan 45 % dari LCX. Disebut pemacu alami karena
secara teratur mengeluarkan aliran listrik / impuls yang kemudian menggerakan jantung
secara otomatis. Impuls yang dihasilkan melalui kedua atrium.
b. Traktus Internodus
Ujung serat-serat nodus SA bersatu dengan serat-serat otot atrium disekelilingnya,
dan potensial aksi yang berasal dari nodus SA akan menjalar keluar dan masuk kedalam serat-
serat ini. Dengan cara inilah potensial aksi akan menyebar keseluruh masa otot atrium dan
akhirnya ke nodus AV.
Traktus intermodal terdiri dari :
1) Anterior intermodal track (Bachman)
Meninggalkan SA node secara langsung kearah depan dan melingkar sekitar Vena Cava
Superior dan anterio wall dari RA. Terdiri dari 2 berksa fiber, satu masuk ke LA dan satu
lagi masuk ke bagian anterior dari septum interatrium dan turun menyilang disamping
pangkal aorta masuk ke anterior superior sisi AV node.
2) Middle Internodal Track (tengah)
Meninggalkan SA node dibagian posterior mengitari bagian posterior dari VCS dan
sepanjang posterior dari septum interasatrium dan masuk ke bagian posterior dari sisi AV
node.
3) Posterior Internodal Track
Meninggalkan SA node di bagian posterior menelusuri atau mengitari bagian crista
terminalis dan area eustachman dan masuk ke bagian posterior sisi AV node. Ketiga
cabang tersebut bertemu menjadi satu fiber yang disebut AV node.
c. AV node
Nodus AV terletak diatas sinus koronarius pada dinding posterior Atrium kanan tepat
di belakang katup trikuspidalis dan berdekatan dengan pembukaan sinus coronarius lebar 3
mm. Sel-sel dalam AV node mengeluarkan impuls lebih rendah dari SA Node yaitu 40 60
kali permenit. Fungsi AV junction memperlambat konduksi ke AV node.
Keuntungan :
1) Kontraksi atrium dan ventrikel tidak bersamaan tetapi berturutan
2) Member kesempatan atrium untuk menyelesaikan kontraksinya hingga pengisian
ventrikel lebih baik.
d. Bundle HIS
Adalah sekelompok serabut yang pendek terletak di bagian dasar AV node dengan cabang
berkas HIS, mempunyai diameter 2 mm dan panjang 10 mm.
System bundle branch merupakan lanjutan dari bundle HIS bercabang menjadi dua yaitu :
1) Right bundle branch (RBB)
Berkas serabut ini menyusuri bagian sebelah kanan dari septum intra ventrikel dan di
bagian distalnya terbagi tiga (anterior, lateral, posterior). Lokasinya ada di bagian RV dan
bagian tengah distal dari septum interventrikel.
2) Left bundle branch (LBB)
Terbagi menjadi tiga fesikuler :
Paling proksimal adalah left posterior fesikuler, berkas serabutnya menyusuri dan
mengkonduksi impuls dari bagian posterior dan inferior permukaan permukaan
endocard dari LV, panjang 20 mm dan tebal 6 mm.
Left anterior fesikuler, berkas serabutnya menyusuri bagian dan mengkonduksi impuls
dari anterior dan superior permukaan endcard dari LV. Panjang 20 mm dan tebal 3
mm.
Left septal fesikuler, merupakan beberapa serbatu muncul dari serabrut LAF,
lokasinya menyusuri bagian kiri septum interventrikel dimana mengkonduksi bagian
anteriorsuperior dari septum interventrikel RBB dan LBB panjang 35 -50 mm, lebar 1
mm.
e. Serabut Purkinje
Saraf purkinje berjalan dari nodus AV melalui berkas AV dan masuk ke dalam ventrikel
kecuali pada bagian awal serat dimana serat ini menembus jaringan fibrosa AV, mengeluarkan
impuls 20 40 x/menit. Serat purkinje merupakan serat yang sangat besar, bahkan lebih besar
daripada serat otot ventrikel normal. Dan serat ini menjalarkan potensial aksi dengan kecepatan
1,5 sampai 4 m/detik, yang kira-kira 6x kecepatan dalam otot jantung yang umum. Dan 150 x
kecepatan dalam serat transisional AV. Keadaan ini memungkinkan penjalaran yang cepat
impuls jantung ke seluruh system ventrikel.
Penjalaran potensial aksi yang sangat cepat oleh serabut purkinje mungkin disebabkan oleh
makin banyaknya jumlah hubungan antara sel-sel jantung saling berderet yang akan menyusun
serabut-serabut purkinje. Melalui hubungan-hubungan ini, ion-ion dijalarkan dengan mudah dari
satu sel ke sel yang lain sehingga meningkatkan kecepatan penjalaran.
4. Plateu (fase 4)
Plateu yang sesuai dengan periode reflakter absolute miokardium. Selama fase ini tidak
terjadi perubahan muatan listrik melalui membrane sel. Jumlah ion positif yang masuk dan
yang keluar berada dalam keadaan seimbang. Plateu disebabkan oleh aliran ion kalsium ke
dalam sel secara perlahan-lahan dan dibantu oleh gerakan natrium ke dalam sel melalui
saluran lambat. Sedikit demi sedikit gerakan muatan positif ke dalam sel diimbangai oleh
gerakan ion kalium keluar.
V. Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal dan garis vertical
dengan jarak 1 mm. setiap 5 mm garis pada keras EKG akan lebih tebal. Garis horizontal
menggambarkan waktu dimana 1 mm = 0.04 detik dan 5 mm = 0.20 detik. Garis vertical
menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0.1 milivolt dan 10 mm = 1 milivolt.
Perekaman EKG dibuat dengan kecepatan 25 mm/detik. Kalibrasi biasa dilakukan 1 milivolt
yang menghasilkan defleksi setinggi 10 mm. pada keadaan tertentu kalibrasi dapat diperbesar
menjadi 2 milivolt atau diperkecil menjadi 0.5 milivolt. Hal ini harus dicatat pada kertas hasil
rekamana sehingga tidak menimbulkan kesalahan saat orang lain membacanya.
VI. Kurva EKG
Aktifitas bioelektrik jantung yang terekam dalam EKG merupakan bentuk-bentuk
gelombang, pada keadaan normal bentuk atau konfigurasinya akan berbeda-beda atau
konfigurasinya akan berbeda-beda disetiap sandapan. Hal ini karena arah dan intensitas
gelombang yang terbentuk dalam urutan depolarisasi-repolarisasi jantung, bila dilihat dari setiap
elektrode saling berlainan, sehingga bentuk-bentuk defleksi yang terekam juga akan berbeda.
Terdapat tiga gelombang, dua segmen dan tiga interval dalam EKG yang perlu diperhatikan
karena mempunyai arti klinis yang penting. Ketiga gelombang itu adalah gelombang P,
gelombang QRS dan gelombang T. dua segment adalah Segment PR dan Segment ST, ketiga
interval adalah interval PR, interval QRS dan interval QT.
1. Gelombang P
Merupakan depolarisasi dan repolarisasi atrium, yang diaktifasi oleh SA Node secara
otomatis menghantarkan impuls melalui internodal pathway diatrium kanan dan melalui
bachman bundle ke atrium kiri yang akan menghasilkan depolarisasi pada kedua atrium, dan
menghasilkan gelombang kecil yang dinamakan gelompang P. gelombang P dikatatakan
normal apabila :
Tinggi < 0.25 milivolt
Lebar < 0.11 detik
Selalu positif di lead II dan negative di lead aVR
Mengetahui kelainan di atrium
2. PR Iterval
Saat arus listrik sampai di AV Node, depolarisasi akan tertunda beberapa saat, dalam
rekaman EKG akan terlihat garis isoelektrik yang disebut juga PR Segment. Hal ini terjadi
untuk memberikan kesempatan pengisian pada ventrikel.
Interval PR merupakan gambaran dari waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium
dan jalannya arus listrik melalui berkas HIS sampai permulaan depolarisasi ventrikel.
Interval PR diukur dari awal gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Normal
Interval PR adalah 0.12 sampai 0.20 detik.
3. Gelombang QRS
Merupakan gambaran depolarisasi ventrikel, yang terdiri dari tiga kompone yaitu :
a. Gelombang Q, yaitu bagian defleksi negative pertama setelah gelombang P
b. Gelombang R, yaitu defleksi positif yang pertama, disertai atau tidak disertai gelombang
Q
c. Gelombang S yaitu defleksi negative setelah gelombang R.
Gambaran gelombang QRS akan berbeda-beda disetiap lead tergantung arah dan
besarnya arus depolarisasi ventrikel. Apabila terjadi gangguan konduksi di ventrikel akan
mengakibatkan perubahan arah dari arus depolarisasi ventrikel, sehingga telah disepakati
suatu terminology kompleks QRS, yaitu defleksi positif yang mengikuti gelombang R
disebut R, sedangkan defleksi negative yang mengikuti gelombang S disebut S.
Karena gambaran gelombang QRS bervariasi bentuk dan ukurannya, maka untuk
membedakan hal ini dalam penulisan digunakan huruf besar sebagai tanda defleksi yang
besar dan huruf kecil untuk defleksi yang kecil.
Nilai gelombang Q adalah : <0.04 detik dan dalamnya ,1/3 tinggi gelombang R,
gelombang Q yang abnormal disebut Q Pathologis. Pada keadaan normal gelombang R akan
berdefleksi positif di semua lead kecuali di di lead aVR. Pada lead Prekordial dikenal istilah
R wave progression yaitu defleksi positif gelombang R yang semakin membesar dari lead
V1 ke V6. Nilai normal QRS : lebar 0.06 sampai 0.12 detik dan tingginya tergantung lead
yang direkam.
4. Segment ST
Segment ST merupakan gambaran repolarisasi ventrikel yang berbentuk garis horizontal
atau kadang-kadang akan sedikit deviasi keatas atau kebawah dari garis isoelektris, atau
sedikit cekung dari titik J (J point). Titik J (Junctional Point) adalah titik dimana gelombang
S berakhir. Segment ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan gelombang T.
segment ST yang naik diatas 1 mm dari titik J disebtu ST Segment Elevasi dan yang turun
lebih dari 1 mm disebtu ST Segment Depresi.
5. Gelombang T
Gelombang T merupakan gambaran repolarisasi ventrikel, gelombang T ini muncul
setelah berakhirnya segment ST. bentuk gelombang T yang normal sedikit asimetris, dimana
defleksi positif terjadi perlahan samapai mencapai puncak dan kemudian menurun curam.
Tinggi gelombang T minimal 1 mm, bila kurang dari 1 mm disebut gelombang T datar/flat,
maksimal tinggi gelombang T tidak boleh lebih dari 10 mm di lead precordial dan tidak
lebih dari 5 mm di lead ekstermitas.
6. Interval QT
Interval QT adalah gambaran dari waktu yang dibutuhkan saat depolarisasi ventrikel
sampai repolarisasi ventrikel, diukur dari permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang
T. panjang atau pendeknya interval QT tergantung kecepatan laju jantung. Semakin cepat
jantung berdenyut semakin cepat waktu untuk repolarisasi maka semakin pendek interval
QT. sebaliknya bila denyut jantung lambat maka waktu untuk repolarisasi jadi panjang dan
QT interval juga menjadi panjang.
Dalam EKG tidak ada ukuran yang tetap untuk QT interval, yang ada adalah mengukur
QTc (corrected QT Interval), rumusnya adalah QTc = QT (detik)/akar interval RR (dalam
detik). Nilai normal QTc ialah 0.38 sampai 0.42 detik.
1. Saat bergerak ke arah elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor
listrik) menciptakan defleksi positif di EKG di sadapan yang berhubungan.
2. Saat bergerak dari elektrode positif, muka gelombang depolarisasi menciptakan defleksi
negatif pada EKG di sadapan yang berhubungan.
3. Saat bergerak tegak lurus ke elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata
vektor listrik) menciptakan kompleks equifasik (atau isoelektrik) di EKG, yang akan
bernilai positif saat muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) mendekati
(A), dan kemudian menjadi negatif saat melintas dekat (B)
Rekaman EKG diperoleh dengan cara memasang elektrode dikulit pada permukaan tubuh
tertentu. Lokasi penempatan elektrode harus tepat untuk mendapatkan hasil yang baik.
Sadapan atau lead EKG terbagi menjadi 2 jenis yaitu sadapan bipolar dan sadapan unipolar.
a. Sadapan Bipolar
Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam perbedaan potensial dari
dua elektrode. Sadapan ini memandang jantung secara searah vertikal (keatas bawah,
dan kesamping). Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang
diteruskan dari jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakan didua tangan
dan kaki. Masing-masing LA (Left Arm), LF (Left Foot). Dari empat kabel elektrode
ini akan dihasilkan beberapa sudut atau sadapan sebagai berikut.
Sadapan I dari perbedaan potensial listrik antara RA yang dibuat bermuatan
negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah listrik jantung bergerak
ke sudut 0 derajat (sudutnya kearah lateral kiri). Dengan demikian bagian lateral
jantung dapat dilihat oleh sadapan I. Bila arus litrik lead I ini dihubungkan dengan
teori Goldenberg dan vektor maka akan dilihat adanya perjalanan satu arah antara
sadapan dengan sumbu jantung termasuk vektor jantung. Maka hasil dari sadapan
lead I akan didapat depleksi dominan positif.
Sadapan II dari perbedaan antara sadapan RA yang dibuat bermuatan negatif
dan Lf yang bermuatan positif sehingga searah arah litrik bergerak sebesar positif 60
derajat (sudut kerah inferior) dengan demikian bagian inferior jantung dapat dilihat
oleh sadapan II. Bila arus perjalanan listrik lead I ini dihubungkan dengan teori
Goldenberg dan vektor maka hasil dari sadapan lead I akan didapat depleksi dominan
positif.
Sadapan III dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan negatif dan RF
yang dibuat bermuatan positif sehingga litrik bergerak sebesar positif 120 derajat
(sudutnya kearah inferior). Dengan demikian bagian inferior jantung dapat dilihat
oleh sadapan III. Bila arus perjalanan listrik lead III dihubungkan dengan teori
Goldenberg maka akan dilihat adanya perjalanan satu arah antara sadapan dengan
sumbu jantung termasuk dengan vektor jantung. Maka hasil dari sadapan lead III
akan didapat depleksi dominan positif dengan kadang ada Q kecil.
b. Sadapan Unipolar Ekstremitas (Ekstremitas Limb Lead)
Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferent.
Sadapan ini terbagi menjadi sadapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial.
Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada
ekstremitas. Gabungan elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode
indifferent (potensial 0). Sadapan ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan
menggunakan kabel seperti yang digunakan pada sadapan bipolar.
Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang terhadap
jantung dalam arah vertikal.
1) Sadapan aVL.
Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang dibuat
bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga listrik
bergerak ke arah -30 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian,
bagian lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL.
2) Sadapan aVF.
Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang dibuat
bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent sehingga listrik bergerak
ke arah positif 90 derajat (tepat ke arah inferior). Dengan demikian, bagian
inferior jantung selain sadapan II dan III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF.
3) Sadapan aVR.
Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang dibuat
bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak
ke arah berlawanan dengan arah lsitrik jantung -150 derajat (ke arah ekstrem).
c. Sadapan Unipolar Prekordial
Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensial listrik dengan elektrode
eksplorasi diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent (potensial 0) diperoleh
dari penggabungan ketiga elektrode esktremitas. Sadapan ini memandang jantung
secara horizontal (jantung bagian anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel
sebelah kanan).
Penempatan dilakukan berdasarkan pada urutan kabel-kabel yang terdapat
pada mesin EKG yang dimulai dari nomor C1-C6.
X. Intepretasi EKG
Membaca EKG akan mudah dan tepat jika kita melakukan secara sistematis. Berikut
ini urutan dalam membaca EKG.
1. Irama
Langkah pertama kita harus menentukan irama EKG teratur atau tidak, irama sinus atau
bukan. Dikatakan irama sinus jiak EKG didahului dengan gelombang P dan selalu diikuti
dengan kompleks QRS dan dikatakan teratur jika jarak R-R interval sama.
2. Laju QRS
Menghitung laju jantung (Frekuensi Heart Rate)
Ada beberapa cara untuk menghitung kecepatan laju jantung dan yang umum digaunakan
adalah :
300
a.
Jumlah Kotak besar antara RR
1500
b.
Jumlah Kotak Kecil antara RR
Catatan :
Kedua cara diatas digunakan apabila irama EKG teratur, bila irama EKG tidak teratur
gunakan cara benar. Ambil rekaman EKG sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS
dalam 6 detik tersebut kemudian kalikan 10 atau ambil rekaman EKG sepanjang 12
detik hitung jumlah QRS kalikan 5.
3. Gelombang P
Gelombang P merupakan gelombang yang harus diidentifikasikan karena untuk dapat
menentukan suatu EKG berasal dari SA Node atau bukan. Perhatikan apakah gelombang
P sama satu dengan yang lainnya dan apakah setiap gelombang P selalu diikuti
gelombang QRS.
a. Normal : Uprigt : I, II, avF, V4, V5, V6 Inverted aVR
Variable III,avL, V1, V2,V3
b. P wave Inverted (selain diavR) : Ectopic atrial, irama dari AV nodal.
c. Gelombang P tinggi : Right Atrial hypertrophy atau atrial dilatasi.
d. Gelombang P lebar (lebih dari 12 sec) : Left atrial hipertrophy
e. P Waves absent : Sinoatrial node block, irama dari AV Nodal.
4. Interval PR
Normal Interval PR adalah 0,12 0,20 detik. Perhatikan apakah Interval PR memanjang
atau memendek dari ukuran normal
a. Normal : Interval 0,12 to 0,20
b. Prolonged PR interval : AV Node Block
c. Shortened PR Interval : Wolf-Parkinson-White Syndrome (WPW Syndrome)
Kriterianya adalah :
a. Irama tidak teratur
b. Gelombang P : Tinggi, Lebar dan Morfologi: normal, Ratio P: QRS = 1:1
c. Interval PR : Normal (0,12 0,20 detik)
d. Gelombang QRS : Normal (durasi 0,06 0,12 detik)