Anda di halaman 1dari 8

Fisiologi ELEKTRIK JANTUNG

Jantung memiliki kemampuan untuk menimbulkan impuls listrik ritmis yang menghasilkan kontraksi
ritmis otot jantung dan menghantarkan impuls tersebut dengan cepat ke seluruh jantung. Pada keadaan
normal, atrium berkontraksi seperenam detik lebih awal dari kontraksi ventrikel sehingga
memungkinkan pengisian ventrikel sebelum ventrikel memompa darah ke sirkulasi paru dan perifer.

I. SISTEM EKSITASI DAN KONDUKSI KHUSUS JANTUNG1

- Nodus sinus / nodus sinoatrial / nodus S-A di batas atrium kanan dengan v.cava superior

Tempat impuls ritmis normal dicetuskan

- Jalur internodus

Menghantarkan impuls (nodus S-A ke nodus A-V)

- Nodus atrioventricular (A-V) di atrium kanan dekat septum atriorum dekat muara sinus koronarius

Perlambatan impuls sebelum masuk ke ventrikel

- Berkas atrioventricular (A-V) / Berkas His

Menghantarkan impuls dari atrium ke ventrikel

- Cabang berkas serabut Purkinje kiri dan kanan

Menghantarkan impuls ke seluruh ventrikel

NODUS SINOATRIAL

Nodus S-A merupakan bagian otot jantung yang khusus, berukuran kecil (panjang 15mm, lebar 3mm,
tebal 1mm), tipis dan berbentuk elips. Nodus tersebut terletak di dalam dinding postero-lateral superior
atrium kanan, tepat di bawah dan sedikit lateral dari lubang vena kava superior. Serabut nodus ini
hampir tidak memiliki filamen otot kontraktil.1

Irama Listrik Otomatis dari Serabut-Serabut Sinus1

Beberapa serabut jantung memiliki kemampuan self-excitation, proses yang dapat menyebabkan impuls
dan kontraksi ritmis secara otomatis. Hal tersebut terjadi terutama pada serabut nodus S-A sehingga
dapat mengatur kecepatan denyut jantung.
Potensial membran istirahat nodus sinus -55 hingga -60 mV, sementara serabut otot polos ventrikel -85
hingga -90mV. Membran nodus sinus mudah ditembus oleh ion Na dan Ca yang menetralisasi
kenegatifan intrasel. Mekanisme potensial aksi dikontrol oleh kanal cepat Na, kanal lambat Na-Ca, dan
kanal K.

Potensial aksi nodus sinus atrium lebih lambat dibandingkan otot ventrikel. Pengembalian potensial ke
fase istirahat lebih lambat dibandingkan otot ventrikel yang pulih dengan tiba-tiba.

Self-Excitation Serabut-Serabut Nodus Sinus

Mekanisme untuk mencegah depolarisasi terus menerus adalah dengan menutupnya kanal Na-Ca dalam
waktu 100-150ms setelah dibuka dan terbukanya kanal kalium pada waktu yang bersamaan. Kanal
kalium tetap terbuka selama beberapa puluh detik sehingga menimbulkan pergerakan ion positif ke luar
dari sel sehingga terjadi hiperpolarisasi sampai potensial membran istirahat turun menjadi -55 hingga -
60mV.

JALUR INTERNODUS

Ujung serabut nodus sinus berhubungan langsung dengan serabut otot atrium sehingga setiap potensial
aksi yang muncul segera menyebar ke dinding otot atrium dan kemudian ke nodus A-V. Kecepatan
konduksi sekitar 0.3 m/s. Kecepatan menjadi 1m/s pada beberapa pita serabut otot atrium yang kecil,
misalnya pita antar atrium anterior, jalur internodus anterior, media, dan posterior. Peningkatan
kecepatan ini disebabkan adanya serabut konduksi khusus yang menyerupai serabut konduksi Purkinje
dalam ventrikel.

NODUS ATRIOVENTRIKULAR

Nodus ini terletak pada dinding posterior atrium kanan, tepat di belakang katup trikuspid. Nodus A-V
merupakan tempat perlambatan impuls jantung ke ventrikel. Perlambatan impuls terjadi di dalam nodus
A-V dan pada bagian penembusan di berkas A-V. Bagian penembusan terdiri atas fasikulus kecil multipel
yang melalui jaringan fibrosa yang memisahkan atrium dan ventrikel. Perlambatan disebabkan hilangnya
sejumlah gap junction sehingga terjadi peningkatan resistensi terhadap konduksi ion yang tereksitasi
dari satu serabut ke serabut lainnya.

BERKAS ATRIOVENTRIKULAR
Berkas His keluar dari nodus A-V kemudian bercabang menjadi cabang berkas kanan dan kiri. Cabang
berkas kanan membawa arus listrik menuju sisi kanan septum interventrikel hingga ke apeks ventrikel
kanan. Cabang kiri membelah menjadi tiga fasikula mayor, yaitu fasikula septum (septum interventrikel),
fasikula anterior (anterior ventrikel kiri), dan fasikula posterior (posterior ventrikel kiri).2

Cabang berkas kanan dan kiri berujung pada serat Purkinje. Serabut Purkinje berukuran sangat besar,
lebih besar dari serabut otot ventrikel normal dan mampu menjalarkan impuls dengan kecepatan 1.5 –
4.0 m/s karena memiliki tingkat permeabilitas gap juncions yang sangat tinggi pada diskus interkalatus di
antara sel penyusunnya. Serabut Purkinje hanya memiliki sedikit miofibril sehingga hanya terjadi
kontraksi minimal selama penjalaran impuls.

Pada keadaan normal, potensial aksi berjalan satu arah untuk mencegah masuknya kembali impuls
jantung dari ventrikel ke atrium. Sawar fibrosa juga berperan sebagai insulator impuls jantung untuk
mencegah aritmia.

Setelah menembus jaringan fibrosa, bagian distal berkas A-V berjalan di dalam septum ventrikel menuju
apeks jantung sejauh 5-15mm kemudian bercabang menjadi berkas kiri dan kanan yang terletak di
bagian bawah endokardium pada kedua sisi septum ventrikel. Cabang-cabang berkas ini akan
mengelilingi ruang ventrikel dan kembali menuju basis jantung.

OTOT VENTRIKEL JANTUNG1

Otot jantung membungkus rongga jantung dalam suatu spiral ganda disertai septa fibrosa di antara
lapisan spiral tersebut. Oleh karena itu, impuls jantung tidak perlu langsung menjalar keluar menuju ke
permukaan jantung melainkan berbelok menuju ke permukaan di sepanjang spiral-spiral tersebut.

II. PENGENDALIAN EKSITASI DAN KONDUKSI DI DALAM JANTUNG

Pada kondisi abnormal, beberapa bagian lain dapat mencetuskan eksitasi ritmis intrinsik dengan cara
yang sama seperti serabut nodus sinus, misalnya serabut nodus A-V dan serabut Purkinje.

Jika tidak terdapat rangsangan dari luar, serabut nodus A-V mencetuskan rangsangan dengan frekuensi
40-60 kali/menit, serabut Purkinje 15-40 kali/menit, dan nodus sinus 70-80/menit. Nodus sinus berperan
sebagai pengatur irama jantung atau pacu jantung dari jantung yang normal karena memiliki frekuensi
pelepasan impuls yang jauh lebih cepat. Nodus sinus melepaskan impuls kembali sebelum nodus A-V
dan serabut Purkinje mencapai nilai ambangnya untuk self-excitation.1

Frekuensi rangsangan nodus sinus bervariasi bergantung pada aktivitas sistem saraf otonom (stimulasi
simpatik oleh adrenalin mempercepat nodus sinus, sedangkan stimulasi vagus memperlambatnya) dan
kebutuhan tubuh akan adanya peningkatan curah jantung (olahraga meningkatkan frekuensi jantung,
sedangkan istirahat menurunkannya).2

Peranan Serabut Purkinje dalam Sinkronsisasi Otot Ventrikel Jantung1


Pada keadaan normal, impuls jantung mencapai hampir semua bagian ventrikel dalam waktu yang
sangat singkat sehingga semua bagian otot di kedua ventrikel akan mulai berkontraksi pada saat yang
hampir bersamaan. Hal tersebut menimbulkan daya pompa yang efektif oleh kedua ruang ventrikel. Jika
penjalaran terjadi secara lambat, daya pompa jantung akan tertekan.

III. ELEKTROKARDIOGRAM NORMAL

Gelombang depolarisasi dan repolarisasi berdasarkan gambar :

A. Depolarisasi

B. Depolarisasi sempurna

C. Repolarisasi

D. Repolarisasi sempurna

Gelombang EKG menggambarkan aktivitas listrik sel miokardium. Saat impuls melalui jantung, arus listrik
juga menyebar ke jaringan di sekitar jantung. Sebelum kontraksi otot dapat terjadi, proses depolarisasi
harus menyebar ke seluruh otot untuk mengawali proses kimiawi dan kontraksi. Elektrokardiogram
normal terdiri dari sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS, dan sebuah gelombang T.

Gelombang P : depolarisasi atrium permulaan kontraksi atrium. Atrium mengalami repolarisasi 0.15 -
0.2 s setelah gelombang P berakhir yang bersamaan dengan kompleks QRS. Gelombang T atrium tidak
jelas karena besarnya kompleks QRS.

Kompleks QRS : depolarisasi ventrikel awal kontraksi ventrikel

Gelombang T : repolarisasi ventrikel sekitar setelah refrakter singkat

METODE PEREKAMAN ELEKTROKARDIOGRAM

Alat perekam EKG harus mampu merespon dengan cepat setiap perubahan potensial listrik. Sebagian
besar EKG klinik modern menggunakan sistem berbasis komputer dan gambaran elektronik. Metode lain
adalah dengan menggunakan pena perekam yang menulis gambaran EKG langsung pada lapisan kertas
yang berjalan. Pena dapat berupa sebuah pipa kecil yang satu ujungnya dihubungkan dengan
penampungan tinta dan ujung bagian perekam dihubungkan dengan sistem elektromagnetik.
Pergerakan pena dikendalikan dengan penguat elektronik yang dihubungkan ke elektroda EKG pada
pasien. Sistem pena perekam lainnya menggunakan kertas khusus yang tidak memerlukan tinta dalam
jarum perekam. Kertas menghitam jika terpapar panas atau arus listrik.1

ALIRAN ARUS LISTRIK DI SEKELILING JANTUNG1

Organ dan cairan yang terdapat di sekeliling jantung dapat menghantarkan arus listrik. Jika satu bagian
ventrikel mengalami depolarisasi sehingga menjadi negatif dibandingkan bagian lainnya, aliran listrik
akan mengalir dari daerah yang terdepolarisasi menuju daerah yang terpolarisasi melalui jalur melingkar
besar.

Impuls jantung dimulai dari septum ventrikel kemudian menyebar ke permukaan dalam ventrikel lainnya
sehingga terjadi kenegatifan di bagian dalam ventrikel dan kepositifan di dinding luar. Arus listrik dengan
kenegatifan mengalir ke basal jantung dan arus listrik dengan rata-rata kepositifan mengalir ke bagian
apeks. Pada ventrikel jantung yang normal, selama siklus depolarisasi, arus mengalir dari negatif (basal)
ke positif (apeks) kecuali pada bagian akhir depolarisasi.

SADAPAN EKG

Sadapan Anggota Badan Bipolar1

Hubungan listrik antara anggota badan dengan alat EKG yang dipakai itung merekam EKG disebut
sebagai sadapan anggota badan bipolar standar. Bipolar berarti EKG yang direkam berasal dari dua
elektroda yang terletak pada bagian jantung yang berbeda.

1. Sadapan 1 (ujung - di lengan kanan dan ujung + di lengan kiri)

2. Sadapan 2 (ujung - di lengan kanan dan ujung + di tungkai kiri)

3. Sadapan 3 (ujung - di lengan kiri dan ujung + pada tungkai kiri)

Segitiga Einthoven mengilustrasikan kedua lengan dan tungkai kiri membentuk puncak dari sebuah
segitiga yang mengelilingi jantung. Hukum Einthoven menyatakan bahwa bila besar potensial listrik
dapat diketahui setiap saat pada dua dari tiga sadapan anggota badan bipolar, besarnya potensial pada
sadapan ketiga dapat ditentukan secara matematik dengan menjumlahkan besar kedua potensial yang
pertama.

Sadapan Dada (Sadapan Prekordial)1,2

Sebuah elektroda pada permukaan anterior dada langsung di atas jantung. Elektroda dihubungan
dengan ujung positif pada elektrokardiograf, sedangkan elektroda negatif (elektroda indiferen)
dihubungkan melalui tahanan listrik yang sama ke lengan kanan, lengan kiri, dan tungkai kiri pada saat
yang bersamaan. Dari dinding anterior dada dapat direkam enam macam sadapan dada dengan
meletakkan elektroda dada secara berurutan pada enam titik seperti pada gambar.

1. V1 : sela iga ke-4 sebelah kanan sternum

2. V2 : sela iga ke-4 sebelah kiri sternum

3. V3 : antara V2 dan V4

4. V4 : sela iga ke-5 pada linea medioklavikularis

5. V5 : antara V4 dan V6

6. V6 : sela iga ke-5 pada linea aksilaris

Permukaan jantung terletak dengan dinding dada, sehingga setiap sadapan dada terutama merekam
potensial listrik dari otot jantung yang tepar berada di bawah elektroda. Oleh karena itu, kelainan
ventrikel (anterior) dapat menyebabkan perubahan nyata pada rekaman EKG.

i. V1 dan V2

QRS jantung negatif karena sadapan lebih dekat dengan basal jantung

ii. V4, V5, dan V6

QRS positif karena elektroda dada terletak lebih dekat dengan apeks jantung

Sadapan Anggota Badan Unipolar yang Diperbesar

Kedua anggota badan dihubungkan melalui tahanan listrik degan ujung negatif alat EKG, sedangkan
ujung badan yang ketiga dihubungkan dengan ujung positif.

i. aVR : ujung positif pada lengan kanan

(rekaman terbalik)

ii. aVL : ujung positif pada lengan kiri

iii. aVF : ujung positif pada tungkai kiri


RUJUKAN

1. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta : EGC; 2007. p.120-35.

2. Thaler MS. Satu-satunya buku EKG yang anda perlukan. Edisi ke-5. Jakarta : EGC; 2009. p. 10 – 58.

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Reaksi:

Newer Post Older Post Home

0 komentar:

Post a Comment

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Social Profiles

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInRSS FeedEmail

Popular

Tags

Blog Archives

popular post

Cara mengetahui usia kehamilan

Halo apakah anda baru mendapati diri Anda hamil? Tapi belum tau berapa usia kehamilan Anda? Atau
Anda penasaran usia kehamilan Anda yang s...

Cara memilih obat diabetes

Cara memilih obat diabetes Apakah Anda penderita diabetes? Jika iya, saya sarankan Anda membaca
panduan diabetes untuk awam terlebih...
Farmakologi Antitusif, Mukolitik, Dekongestan, & Kortikosteroid

Farmakologi (Obat Simtomatik dan Antiinfeksi) Oleh: Rr. Dewi Sitoresmi A OBAT SIMTOMATIK
Antitusif Secara umum berdasark...

Obat Diuretik Dan Antihipertensi

Farmakologi Obat Diuretik Dan Antihipertensi Obat diuretik Obat diuretik adalah sekelompok obat
yang dapat meningkatkan laju pembentu...

Follow by Email

KONTAK

LINE :

Rizkahanifah23

Franzsinatra

WA :

dr. Rizka 0856 788 2580

dr. Franz 0857 6938 2203

Email :

JasaJurnal@yahoo.com

Web Counter

Web Site Hit Counters

Anda mungkin juga menyukai