Anda di halaman 1dari 36

RESUME BUKU

Notaris Dalam Praktek Hukum


A.KOHAR, S.H.

Disusun oleh :

Nama : Galih Cakra Wigusta


NIM : S351502037
MAGISTER KENOTARIATAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015

Notaris Dalam Praktek Hukum


A.KOHAR, S.H.
Riwayat Singkat Penulis
Abdul Kohar lahir di Delanggu tanggal 10 September 1928. lulusan Fakultas Hukum
Universitas Airlangga Surabaya tahun 1967 dan lulus dari Jurusan Notariat Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada tahun 1976.
Pernah bekerja sebagai kepala kantor departemen pendidikan dan kebudayaan Malang dan
sekarang selain menjadi notaris dan pejabat pembuat akta tanah Surabaya juga menjadi rektor
IKIP Widya Darma Surabaya, Ketua Yayasan Pendidikan Wonokromo Surabaya, dan
dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Aktif menulis artikel artikel dalam bidang profesinya pada harian Surabaya Post.

I. PERANAN NOTARIS DALAM PRAKTEK HUKUM


1. Notaris dan Akta
Akta adalah tulisan yang sengaja dibuat untuk dijadikan alat bukti. Akta itu bila
dibuat dihadapan notaris namanya akta notarial, atau otentik, atau akta notaris. Akta
itu dikatakan otentik kalau dibuat dihadapan pejabat yang berwenang. Otentik itu
artinya sah. karena notaris itu adalah pejabat yang berwenang membuat akta maka
akta yang dibuat dihadapan notaris adalah akta otentik atau akta itu sah.
Orang yang membuat perjanjian ditulis sendiri oleh pihak pihak tidak dibuat
hadapan notaris dengan tulisan demikian disebut akta dibawah tangan. Dibawah
tangan ini adalah terjemahan dari bahasa Belanda Onderhands.
Notaris dalam hal ini dapat saja membubuhkan cap pada akta akta dibawah
tangan itu. Sebelum membubuhkan cap notaris diberi nomor dan tanggal nomor
mana harus dicatat dalam buku yang telah ditandatangani oleh Ketua Pengadilan
Negeri, kemudian diberikan kata kata dan ditandatangani oleh notaris.
Membubuhkan cap pada akta semacam itu ada dua macamnya:
a. legalisasi atau pengesahan
Untuk keperluan legalisasi itu maka pada penandatanganan akta itu harus
datang menghadap notaris tidak boleh ditandatangani sebelum nya di
rumah. kemudian notaris memeriksa tanda pengenal yaitu KTP atau
SIM, atau tanda pengenal lainnya. pengertian kenal itu lain dengan
pengertian sehari hari, yaitu notaris harus mengerti benar sesuai dengan kartu
kenalnya, bahwa orangnya yang datang itu memang sama dengan kartu
kenalnya, memang orangnya yang bertempat tinggal di alamat kartu kenal
itu, dan gambarnya cocok.
Setelah diperiksa cocok kemudian notaris membacakan akta dibawah
tangan itu dan menjelaskan isi dan maksud surat di bawah tangan itu. Jika akta
itu bertentangan dengan undang undang maka akta itu harus dirubah, akan
tetapi bila yang bersangkutan tidak bersedia merubahnya maka akta itu tidak
boleh dilegalisasi.
Akta di bawah tangan yang dilegalisasi itu sah apabila:
isinya tidak bertentangan dengan undang undang yang berlaku

yang menandatangani betul orang yang bersangkutan


tanggalnya memang dibuat pada waktu ditandatangani itu bukan tanggal
lainnya.
b. Diwaarmerking atau didaftar atau ditandai.
Untuk Wararmerking akta dibawah tangan maka para penandatangan tidak
perlu datang menghadap kepada notaris cukup surat saja yang ditandatangani
itu dibawa ke notaris.
Dalam waarmerking ini notaris hanya mendaftar jadi tidak menjamin:
bahwa isinya diperkenankan oleh hukum
apa yang menandatangani memang betul orang yang bersangkutan
apa tanggal yang ada pada akta di bawah tangan itu memang
ditandatangani pada waktu itu.
Waarmeking hanya mempunyai arti penegasan tanggal saja, artinya
bahwa pada tanggal diwaarmerking itu sudah ada. Notaris tidak membaca
aktanya yang di waarmerking itu. kebanyakan masyarakat mengganggap
bahwa waarmerking itu sama dengan legalisasi, karena ada cap notaris yang
bergambar

garuda

sehingga

legalisasi. Faktanya kekuatan

dianggap

hukumnya

sama

sah
dengan

sama

dengan

akta

dibawah

tangan yang dilegalisasi.


Akta yang dibuat di hadapan notaris:
akta yang ditandatangani oleh setiapsaksi saksi dan notaris namanya
minit

harus

disimpan

oleh

notaris. Peghadap hanya

diberikan

turunannya saja yang ditandatangani notaris


jika notaris dimita turunan akata yang dibuat di notaris lainnya atau
turunan dari akta dibawah tangan maka turunan ini disebut copy
colactionee
setiap bulan minit minit itu dijadikan satu harus dibendel oleh notaris
notaris harus membuat buku repertoriumyakni, daftar akta yang
dibuatnya dengan menyebutkan nomor akta tanggal akta jenis apa dan

siapa siapa yang menandatangani akta itu itu satu tahun sekali harus
dikirim ke pengadilan negeri
buku repertorium itu sebelum dipergunakan harus lebih dahulu di
kirim ke pengadilan negeri untuk ditandatangani oleh ketua pengadilan
pada halaman pertama dan terakhir buku itu sedang halaman halaman
lainnya cukup bila dibubuhi paraf oleh ketua pengadilan negeri
tersebut
minit akta perlambarnya harus diberi materai,khusus untuk akta sewa
menyewa materainya ditentukan satu per mil dari harga sewa ditambah
dengan 10 persennya.
Notaris itu:
bukan pegawai negeri tetapi pejabat umum yang diangkat oleh menteri
kehakiman
jabatan notaris tidak boleh dirangkap dengan jabatan jabatan gubernur
kepala daerah hakim, balai harta peninggalan, advokat, pokrol
notaris tidak boleh meninggalkan daerahnya lebih dari 3 kali 24 jam
notaris itu tidak boleh membuat akta yang menghadapnya tidak dikenal
tidak boleh membuat akta yang salah satu pihaknya ia sendiri, istrinya,
saudara saudaranya sedarah atau karena perkawinan sampai derajat ketiga
notaris tidak boleh membuka rahasia kepada orang lain.
2. Notaris Tidak Pasti Sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah
Apabila akta jual beli tanah dibuat oleh seorang notaris yang bukan merupakan
akta notaris jual beli tanah, maka dalam membuat akta itu, kualitasnya sebagai
PPAT. jika seorang notaris itu tidak ditunjuk sebagai PPAT maka sudah pasti notaris
itu tidak dapat membuat akta jual beli tanah.
Notais bukan notaris atau camat karena jabatannya ditunjuk sebagai PPAT
sementara, notaris adalah pejabat umum yang diangkat oleh menteri kehakiman
khusus berwenang membuat akta otentik umpamanya; pendirian CV, PT, yayasan,

perjanjian

perjanjian

adopsi, keterangan

waris

pengangkatan

wali, sewa

menyewa, kuasa, tukar menukar, jual beli dan sebagainya.


Berdasarkan

Undang-Undang

Pokok

Agraria dan

aturan

pelaksanaannya ditentukan bahwa peralihan hak atas tanah harus dilakukan dengan
akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT. Peralihan hak atas tanah
yang dimaksud adalah jual beli, tukar menukar hibah, pemisahan dan pembagian
biasa, pemisahan dan pembagian harta warisan, penyerahan wasiat, hipotek, crediet
verband.
Perbedaan antara notaris dan PPAT adalah sebagai berikut:
Notaris:
diangkat oleh menteri kehakiman
karena jabatannya dapat mendaftarkan sebagai peserta ujian PPAT
berwenang membuat akta otentik
untuk dapat diangkat menjadi notaris harus bergelar CN yaitu fakultas hukum
jurusan notaris
pendidikan notaris mereka yang telah bergelar SH dapat diterima di fakultas
Hukum Jurusan Notariat
wilayah kerjanya notaris yang ditunjuk sebagai PPAT lebih dari satu kecamatan
diangkat sebagai notaris untuk waktu sampai dengan nomor 67 tahun ( menurut
undang undang tetapi pada umumnya diperpanjang dua tahun lagi).
PPAT
diangkat oleh menteri dalam negeri
jika hendak ikut ujian notaris bukan karena dia ppat
berwenang membuat akta peralihan hak atas tanah saja
yang dapat ditunjuk sebagai PPAT ada yang dapat ditunjuk sebagailah yang telah
lulus PPAT. kecuali PPAT sementara yaitu camat karena jabatannya saja
pendidikan untuk kusus PPAT tidak ada
wilayah kerjanya sama kecuali PPAT sementara hanya satu kecamatan
ditunjuk untuk waktu yang tidak terbatas.

Hak ikatan jual beli tanah


PPAT berwenang membuat akta jual beli tanah akan tetapi perlu dicatat di
sini hanya tanah dengan pihak yang disebutkan dalam UUPA Undang Undang Pokok
Agraria. Yaitu; tanah sewa kotamadya, tanah sewa pelabuhan, tanah negara dan tanah
tanah yang belum jelas haknya. PPAT tidak berhak membuat akta jual beli, hanya bisa
dibuat oleh notaris, akta jual beli rumah bangunan yang ada di atasnya saja bukan
akta jual beli tanah.
Akta ikatan jual beli tanah bukan atau jual beli tanah biasanya dibuat karena
beberapa macam alasan:
Mungkin surat surat yang berhubungan tanah yang dijual belikan itu belum
selesai diurus
Harga tanah itu belum dibayar lunas
Mungkin akan dijual lagi karena pedagang untuk menghindari biaya balik nama
Mungkin belum ada biaya balik nama
Mungkin calon pembeli adalah orang yang tidak dapat mempunyai hak atas tanah
yang dibelinya karena orang asing misalnya
3. Umur Manusia Dan Akta Notaris
a. Umur dalam peraturan
Beberapa ketentuan hukum yang mengatur umur manusia antara lain adalah:
Kitab undang undang hukum pidana pasal 45 menyebutkan teman untuk orang
yang belum cukup umur karena melakukan perbuatan sebelum umur 16 tahun
hakim dapat menentukan:

memerintahkan supaya bersalah dikembalikan

kepada orang tuanya, tanpa pidana apapun, atau memerintahkan supaya


masalah diserahkan kepada pemerintah, tanpa pidana apapun.
Undang undang perkawinan nomor 1 tahun 1974 antara lain:
pasal 6
Untuk melangsungkan perkawinan seseorang yang belum mencapai umur 21
tahun harus mendapat izin kedua orang tua.

Pasal 7
Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun
dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun.
Pasal 47
Anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah melangsungkan
perkawinan ada di bawah kekuasaan orang tuanya selama mereka itu tidak
dicabut dari kekuasaannya.

Orang tua mewakili anak tersebut mengenai

segala perbuatan hukum di dalam dan di luar pengadilan.


Pasal 48
Orang tua tidak diperbolehkan memindahkan barang barang yang dimiliki
anaknya yang belum berumur 18 tahun atau belum pernah melakukan
perkawinan kecuali apabila kepentingan anak itu menghendakinya.
b. Dewasa dan belum
Umur umur sebagai tersebut di atas dapat digolongkan umur yang khusus
untuk hal hal tertentu seperti umur pengangkatan menjadi notaris, umur khusus
dalam hal pemilihan umum, bubur khusus untuk hak pensiun, umur khusus bagi
yang kawin memerlukan ijin dan lain sebagainya.
Disamping itu ada umur yang bersifat umum, yaitu umur dewasa, umur yang
menentukan kapan seseorang dapat melakukan perbuatan hukum sendiri tanpa
ada campur tangan kekuasaan orang tua, wali, dan umur berapa orang itu belum
dapat bertindak hukum sendiri, yakni masih harus ada campur orang tua.
Jenis golongan kedua itu dikenal dengan istilahminder-jarig atau under-age,
yang disalin dengan bshasa indonesia, belum dewasa kurang umur belum cukup

umur dibawah umur sedang pasangannya adalah meerderjarrig atau of-age salin
dengan dewasa cukup umur. Yang sudah cukup umur adalah cakap untuk tidak
hukum sedang yang belum cukup umur tidak cakap untuk bertindak hukum.
c. Dewasa itu umur berapa
Dari peraturan peraturan yang dikutip di atas dapat ditarik 3 peraturan yang
menyangkut pengertian dewasa pada umumnya, Yaitu yang dapat bertindak
hukum sendiri tanpa bantuan orang lain.

KUHS:
Dewasa ialah orang yang sudah genap 21 tahun atau sebelum itu sudah pernah
kawin
Ordonansi 31 Januari 1931 stb.1931-54:
Apabila perundang undangan menyebut istilah dewasa cukup umur untuk orang
indonesia asli itu dimaksudkan orang yang sudah genap berumur 21 tahun atau
sebelum itu sudah pernah kawin.
Undang undang perkawinan nomor 1 tahun 1974:
Adalah anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah
melangsungkan perkawinan ada di bawah kekuasaan orang tuanya. Orang tua
mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum di dalam dan di luar
pengadilan.
d. Orang dewasa dapat menandatangani akta notaris
Orang yang menghendaki agar perbuatannya atau perjanjian atau ketetapan
yang dibuat dengan akta otentik dengan sendirinya harus memenuhi syarat antara
lain adanya kehendak bebas dan telah cakap untuk bertindak hukum oleh karena
itu menandatangani akta notaris harus dilakukan oleh orang yang dewasa.
Menandatangani akta untuk dirinya sendiri atau karena kuasa dari orang yang
dewasa yang dia sendiri belum dewasa tidak dapat dilakukan.
4. Akta Dibuat Oleh Notaris Di Hadapan Notaris Dan Akta Dibawah Tangan

Akta adalah surat yang sengaja dibuat dan ditandatangani untuk dijadikan alat
bukti. Akta dibawah tangan adalah surat yang sengaja dibuat oleh orang orang oleh
pihak pihak sendiri tidak dibuat dihadapan yang berwenang untuk dijadikan alat
bukti.
a. Akta dibuat oleh notaris
Akta ini berbeda dengan akta yang dibuat dihadapan notaris. Apabila seorang
notaris atau permintaan suatu perkumpulan atau perseroan,

untuk datang

membuat catatan, tentang apa yang dibicarakan dalam rapat, dan apa yang
diputuskannya.

Notaris mengerjakan atas permintaan itu dalam akta,

dan

mencatat secara teliti apa yang dimintanya, maka akta demikian itu namanya akta
dibuat oleh notaris, atau disebut akta berita acara atau disebut juga akta relaas.
Apabila dalam berita acara tidak ada tanda tangan orang orang yang
mengadakan rapat itu

asalkan dalam akta itu di tarangkan apa sebab mereka

berhalangan memberikan tanda tangannya maka akata tersebut mempunyai


kekuatan pula sebagai akta otentik.
b. Akta dibuat dihadapan notaris
Suatu perbuatan hukum seperti jual beli, tukar menukar, sewa menyewa,
ikatan jual beli, itu semua aktanya tidak boleh dibuat oleh notaris akan tetapi
dibuat dihadapan notaris. Dibuat dihadapan notaris mengandung arti bahwa yang
membuat akta itu bukan notaris,

yang membuat akta itu adalah yang

bersangkutan sendiri yaitu pihak pihak.

Jadi kalimat dalam akta itu adalah

kalimat nya para pihak pihak sendiri dan bukan kalimatnya notaris. Notaris hanya
bisa membantu merumuskan kalimat para pihak, lantas apabila cocok dengan
rumusan yang dibantu oleh notaris itu, lantas kalimat itu diakui oleh para pihak
sebagai kalimatnya sendiri.
c. Notaris sebagai penasihat hukum
Sebelum para penghadap menuangkan kehendaknya dalam akta, notaris
memberikan nasihat seperlunya kepada para pihak, antara lain siapa yang boleh
melakukan perbuatan hukum, apa yang boleh dan tidak boleh menurut hukum
akta yang dibuatnya, apa yang harus dilengkapi untuk membuat akta dan lain
sebagainya.

d. Notaris harus merahasiakan isi akta


Notaris sebelum memangku jabatannya harus mengangkat sumpah,

yang

diatur dalam pasal 17 peraturan jabatan notaris, yang antara lain sumpah itu
berbunyi sebagai berikut:
Bahwa saya akan menjalankan jabatan saya dengan jujur, saksama dan tidak
berpihak. Bahwa saya akan merahasiakan sedapat dapatnya isi akta akta selaras
dengan peraturan peraturan.
Notaris tidak boleh berpihak, artinya bahwa notaris dalam membantu para
pihak merumuskan dalam akta, harus diingat kepentingan kedua pihak. Lebih
lebih kalau pada akhirnya apa yang dibuat dihadapan notaris itu dijadikan
sengketa sampai di muka pengadilan,

sebaiknya notaris bungkam,

sebab

komentar terhadap isi akta itu sudah berpihak, padahal tidak boleh. Hakim
mempunyai wewenang sepenuhnya dan memutuskan atas adanya sengketa itu,
dan untuk itu hakim berhak menilai apa dan bagaimana akta itu.
e. Notaris diminta menjadi saksi dalam suatu perkara
Menurut hukum akta yang dibuat dihadapan notaris itu adalah akta otentik
barangsiapa yang membantah kebenarannya akta itu maka yang membantah itu
harus membuktikan, bukan notaris dan juga bukan yang memanfaatkan akta itu.
Notaris menurut ketentuan hukum tidak boleh berpihak dan harus merahasiakan
yang berhubungan dengan jabatannya.
f. Notaris adalah jabatan kepercayaan
Notaris berkewajiban untuk merahasiakan isi aktanya,

bahkan wajib

merahasiakan semua pembicaraan para pihak pada waktu diadakan bagi persiapan
persiapan untuk membuat akta. Kewajiban merahasiakan ini diatur oleh Undang
Undang, bahkan ada ancaman hukumannya apabila rahasia itu dibuka. Pasal 322
KUHP menyebutkan:

barangsiapa membuka rahasia dan lain sebagainya,

dihukum selama lamanya 9 bulan.


g. Akta di bawah tangan
Perbedaan antara akta dibawah tangan akta otentik atau akta yang dibuat
dihadapan notaris adalah:
Akta dibawah tangan:

Dibuat sendiri tidak dihadapan yang berwenang


Tidak ada kepastian tanggal
Tidak

ada

kepastian

siapa

yang

menandatangani.

Apakah

yang

menandatangani itu memang orangnya atau bukan


Kalau ada dibuat melanggar hukum tidak segera diketahui
Kalau ada yang menyangkal kebenarannya maka yang disangkal itu orang
yang memanfaatkan akta itu harus membuktikan kebenarannya. Jadi bukan
yang menyangkal yang membuktikan.
Rahasia tidak terjamin. Siapa yang harus merahasiakan.
Akta notaris akta otentik
Akta notaris adalah akta yang dibuat oleh di hadapan yang berwenang untuk
itu, akta itu adalah otentik.
Ada kepastian tanggalnya
Ada kepastian siapa yang menandatangani.

Memang ditandatangani oleh

yang bersangkutan sendiri


Notaris telah menasihatkan sebelum akta dibuat, mana yang dilarang dan
mana yang tidak
Kalau ada yang menyangkal kebenaran akta itu maka yang menyangkal itu
yang harus membuktikan yang disangkal tidak usah membuktikan apa apa
Akta notaris haris dirahasiakan oleh notaris
5. Menandatangani Akta Notaris Tapi Tidak Mengerti Isinya
Notaris perlu memberikan penjelasan seperlunya kepada penghadap sebelum akta
di tandatangani. Notaris pasti akan menyambut dengan senang hati dan merupakan
kewajiban untuk memberikan penjelasan kepada para

penghadap,

apabila ada

kalimat yang tidak dimengerti. Namun apabila hal tersebut dinyatakan sesudah akta
ditandatangani maka keadaannya sudah terlambat, akta yang ditandatangani sudah
mempunyai kekuatan hukum dan mengikat para pihak. Notaris dalam melakukan
jabatannya itu terikat dengan ketentuan ketentuan yang harus ditaati. Yaitu sebagai

yang disebutkan dalam peraturan jabatan notaris di indonesia (ordonansi 11 januari


1860 1-n 1860-30) yang antara lain menyebutkan:
a. Notaris adalah pejabat umum khusus berwenang membuat akta otentik mengenai
semua perbuatan, persetujuan dan putusan, yang di perintahkan oleh peraturan
umum atau dikehendaki oleh yang berkepentingan............... dan seterusnya
b. Notaris sebelum memangku jabatannya harus mengangkat sumpah, yang antara
lain berbunyi:
bahwa saya akan menjalankan jabatan saya dengan jujur saksama dan tidak
berpihak
bahwa saya akan merahasiakan sedapat dapatnya isi akta selaras dengan
ketentuan ketentuan peraturan sipil
Akta yang dibuat di depan notaris tidak boleh memuat keputusan atau
ketentuan untuk keuntungan notaris, saksi-saksi, istri notaris atau istri para
saksi dan seterusnya
Akta yang dibuat dihadapan notaris harus dengan dua orang saksi yang
dikenal oleh notaris
Orang yang menghadap notaris harus dikenal oleh notaris atau diperkenalkan
pada nya oleh dua orang saksi
akta harus berisi: nama orang yang menghadap pekerjaan atau kedudukannya
dalam masyarakat dan tempat tinggalnya. jika penghadap itu mewakili orang
lain, maka atas dasar apa berbuat demikian serta harus menyebutkan kapan
akan dibuat dengan menyebutkan hari tanggal bulan dan tahun berapa.
akta notaris harus dapat dibaca dalam hubungan yang tidak terputus tanpa
singkatan. tanggal harus dinyatakan dengan huruf tertulis.
notaris harus membacakan akta kepada para pihak penghadap dan saksi saksi
Akta yang dibuat dihadapan notaris adalah akta otentik, akta resmi yang
mempunyai kekuatan lain dari pada akta dibawah tangan.
akta otentik mempunyai 3 macam kekuatan yaitu:
a. kekuatan pembuktian formal yaitu membuktikan bahwa para pihak betul betul
sudah menerangkan dan menyatakan apa yang ditulis dalam akta tadi

b. kekuatan pembuktian material adalah membuktikan bahwa para pihak betul betul
bahwa peristiwa atau kejadian yang disebutkan dalam akta itu telah terjadi
c. kekuatan pembuktian terhadap pihak ketiga yaitu para pihak pada tanggal tersebut
dalam akta telah menghadap notaris dan melakukan tindakan sebagai disebut
dalam akta
Notaris sebelum menerangkan tentang tindakan hukum yang dilakukan oleh
penghadap terlebih dahulu harus ditulis:
a. Para penghadap telah dikenal oleh saya, notaris
b. Para penghadap masing masing dikenalkan kepada saya, notaris oleh dua orang
saksi yang memperkenalkan dan yang atas pertanyaan saya, notaris, menerangkan
bernama A pekerjaan, bertempat tinggal di, dan B pekerjaan, bertempat tinggal di,
dan seterusnya.
Di dalam penutupan akta notaris selalu ditulis sebagai berikut:
a. Setelah akta ini dibacakan oleh saya, notaris, kepada para penghadap dan
paras aksi tersebut maka segera akta ini ditandatangani oleh para penghadap
saksi-saksi tersebut dan saya, notaris.
b. Jika yang menghadap notaris buta huruf. Setelah akta ini dibacakan oleh saya,
notaris, kepada para penghadap dan para aksi tersebut maka segera
ditandatangani oleh A, sedangkan B menerangkan tidak bisa membubuhi
tanda tangannya pada akta ini karena tidak pernah belajar, demikian dan oleh
karena itu membubuhkan cap jempol tangan kirinya.
c. Jika yang menghadap notaris itu buta. Harus ditambah keterangan walaupun
penghadap A menerangkan berhalangan membubuhi tanda tangannya karena
buta dan tidak melihat tempat pembubuhan tanda tangan namun beliau telah
saya tuntun dan dipegang tangannya oleh saya, notaris untuk membubuhi
tanda tangan di bawah tanda tangan dari para penghadap lainnya.
d. Jika penghadap itu tuli tetapi bisa membaca: Setelah akta ini dibacakan oleh
saya, notaris kepada para penghadap dan para saksi dan setelah penghadap A
karena tuli telah membaca sendiri surat akta ini maka seketika itu juga lantas
ditandatangani oleh para penghadap, saksi-sasksi tersebut dan saya, notaris.
Jadi kesimpulan dalam tulisan ini adalah:

a. Yang menghadap kepada notaris, harus jelas orangnya, dengan menunjukkan


tanda pengenalnya.
b. Harus jelas objeknya, dengan menunjukkan bukti-buktinya.
c. Harus mempunyai kekuasaan atas objeknya.
d. Harus jelas maksudnya, dan mengerti dengan benar susunan kalimat dalam
akta. Jika tidak mengerti isi akta yang telah dibacakan, jangan ditandatangani
akta itu, atau minta diubah susunan kalimat yang disusunkan notaris dan
diganti dengan kalimat yang sesuai dengan keinginan penghadap.
e. Notaris karena jabatannya memang harus teliti dan menurut peraturan
peraturan yang mengikatnya, sebaiknya penghadap harus juga teliti, jangan
sembrono, hanya teken saja dan diam saja padahal tidak mengerti apa arti
yang dibacakan.
6. Penghadap Dikenal Oleh Saya Notaris
Yang dimaksudkan penghadap itu ialah mereka yang datang sengaja menghadap
kepada notaris. Mereka yang datang yaitu tidak disertai dengan sengaja, umpama
dipaksa, keliru datangnya kepada notaris itu namanya bukan penghadap.
Orang yang sengaja datang menghadap kepada notaris, untuk membuat akta itu
penghadap, jadi orang yang diwakili umpamanya, itu bukanlah penghadap.
Menurut Undang-Undang notaris harus kenal dengan penghadap. Kenal di sini
berbeda dengan kenal dalam pengertian harian, atau berbeda dengan sekedar tahu
tetapi lebih dari itu yaitu:
a. Bahwa notaris tahu yang menghadap itu memang orangnya dari nama, pekerjaan,
dan tempat tinggalnya, yang berhadapan dengan notaris itu adalah betul orangnya
dan bukan orang palsu. Dalam Undang-Undang tidak harus kenal itu ditandai
dengan salaman, harus bertemu berapa kali, harus berbicara lama, sebelumnya
dan lain sebagainya kenal itu diserahkan kepada notaris dengan caranya sendiri.
b. Bahwa notaris tahu yang menghadap memang berhak melakukan tindakan hukum
sebagai yang disebutkan dalam akta.
c. Bahwa notaris tahu yang menghadap itu sudah cakap untuk melakukan tindakan
hukum dan tidak sakit ingatan.

7. Hakim/Notaris Yang Tersesat, Dapat Dikatakan Memalsu?


Kesesatan hakim adalah kesesatan tentang fakta-fakta, yang akibatnya merugikan
orang-orang yang didakwa. Selama hakim terdiri dari manusia belaka, maka
kemungkinan akan kesesatan hakim selalu tidak dapat dihindarkan dimanapun juga
dan berapa jaminan-jaminan pun yang diberikan dalam Undang Undang Dasar di
negara negara yang beradab di seluruh dunia. Dalam hal ini kita semua hanya tunduk
pada keadaan saja. Kesesatan hakim barulah dapat dielakkan secara mutlak bilamana
peradilan dilakukan oleh Tuhan.
Sedangkan kesesatan notaris adalah notaris sesat karena, berhadapan dengan
orang yang tidak berhak sehingga bisa merugikan pihak lainnya. Terhadap notaris
yang sesat demikian itu dapat pula diajukan pertanyaan sebagai yang diajukan
terhadap hakim tersebut. Apakah notaris harus di dihukum, harus dipecat, harus
mengganti rugi, apakah bisa dituntut membuat akta palsu, tetapi yang jelas semua
orang tahu bahwa hakim yang memutus perkara.
Notaris tidak memalsu surat, notaris cua meresmikan apa yang dikatakan pihak
pihak yang memalsukan adalah pihak dalam akta. Andaikata dalam contoh, A asli
diam saja, tidak mengadu, tidak akan ada persoalan, walaupun akta itu tidak dapat
dikatakan benar, akan tetapi karena tidak ada pengaduan maka tidak ada urusan polisi,
tidak ada tuntutan pidana. Jadinya A asli secara diam diam mengakui jual beli itu.
GHS Lumban Tobing, S.H. dalam bukunya peraturan jabatan notaris menulis
antara lain:
a. apabila dapat dibuktikan bahwa para penghadap yang disebutkan dalam akta itu
sebenarnya tidak datang menghadap kepada notaris para saksi pengenal
memberikan keterangan yang tidak benar atau mereka melakukan kekhilafan
maka akta itu tidak mempunyai kekuatan otentik akan tetapi hal ini bukanlah
disebabkan kesalahan dari notaris.
b. notaris menyaksikan bahwa tuan A menghadap kepadanya penyaksian ini dapat
diterima sebagai benar sampai dapat dibuktikan sebaliknya.
c. apabila dalam hal ini dapat dibuktikan bahwa para notaris tidak mengenal para
penghadap artinya bahwa yang disebut dalam akta sebagai tuan A tidak datang

menghadap kepada notaris maka akibatnya ialah bahwa akta itu tidak mempunyai
kekuatan otentik.
Jika kedua orang saksi pengenal itu menipu notaris yakni yang diperkenalkan itu
tidak benar atau yang menunjukkan tanda kenal itu diperoleh karena dipalsukan
apakah berakibat notaris memalsukan akta?
Aktanya adalah benar memang betul dibuat dihadapan notaris penghadap nya lah
yang memalsu dalam hal demikian seharusnya:
a. yang dirugikan mengadu kepada yang berwenang untuk mengusut pemalsu dan
yang menggunakannya.
b. bila telah diputuskan salah dan dihukum barulah mohon kepada yang berwenang
untuk menyatakan batal akta nya.
c. notaris diajukan sebagai saksi dalam pemalsuan itu bukan sebagai tertuduh.
8. Perbuatan Khilaf dalam Akta Notaris
Khilaf itu berasal dari bahasa Arab, yang artinya Gawal, Silap, Salah. Kekhilafan
adalah kesalahan yang tidak disengaja, demikian itu Sutan Muhammad Zain menulis
dalam kamusnya. Khilaf dalam bahasa Belanda Dwaling dengan terjemahan bahasa
Indonesia lainnya adalah salah pengiraan, salah faham, kesesatan, dalam bahasa
Inggrisnya adalah error.
Hukum mengatur, bahwa suatu perikatan yang dibuat karena adanya kekhilafan
menerbitkan suatu tuntutan untuk membatalkannya. Dalam semua hal, dimana suatu
tuntutan pernyataan batalnya suatu perikatan tidak dibatasi dengan suatu ketentuan
Undang-Undang khusus sehingga suatu waktu yang lebih pendek, waktu itu adalah
lima tahun dihitung sejak hari diketahuinya ada kekhilafan itu.
Jadi pembatalan suatu perikatan yang diakibatkan karena adanya kekhilafan, perlu
diadakan tuntutan di muka hakim untuk pembatalannya. Jika tidak ada tuntutan
semacam itu maka perikatan tetap berlaku dan harus ditaati oleh para pihak yang
bersangkutan.
Untuk sahnya suatu persetujuan harus memenuhi syarat antara lain harus ada
kesepakatan dari mereka yang membuatnya. Kesepakatan itu tidak sah bila diberikan
karena kekhilafan, atau karena paksaan atau penipuan, yang dalam hal demikian

dapat dituntut pembatalannya. Tuntutan untuk pernyataan batal, gugur, jika orang
yang dapat mengajukannya secara tegas atau secara diam diam telah menguatkan
persetujuannya setelah diketahui adanya kekhilafan, paksaan, dan penipuan.
Pasal 1322 KUH Perdata: Kekhilafan tidak mengakibatkan batalnya suatu
persetujuan selainnya apabila kekhilafan itu terjadi mengenai hakikat barang yang
menjadi pokok persetujuan. Kekhilafan tidak menjadi sebab kebatalan, jika
kekhilafan itu hanya terjadi mengenai dirinya orang dengan siapa, orang bermaksud
membuat suatu persetujuan, kecuali jika persetujuan itu telah dibuat terutama karena
mengingat dirinya orang tersebut.
Suatu persetujuan yang dibuat dihadapan notaris, mempunyai kekuatan otentik,
mengingat para pihak yang mengadakannya. Apabila kemudian ternyata bahwa para
pihak mengetahui menyadari bahwa persetujuan itu dibuat dengan kekhilafan, mudah
penyelesaiannya, yakni bersama sama datang kepada notaris untuk membuat akta
pembatalan atau akta pembetulan. Demikian itu sesuai dengan ketentuan hukum
bahwa, persetujuan itu tidak dapat di tarik kembali selain dengan kesepakatan kedua
belah pihak. Akan tetapi adalah merupakan kesulitan, apabila hanya ada satu pihak
saja yang merasa ada kekhilafan sedang pihak lain tidak oleh karena itu tidak bersedia
untuk mengadakan akta pembatalan atau pembetulan. Dalam hal demikian itu
timbullah sengketa. Maka satu-satunya jalan salah satu pihak yang merasa adanya
kekhilafan itu mengajukan tuntutan kepada Pengadilan dan, oleh karena itu mohon
dibatalkannya persetujuan yang telah dibuatnya. Dalam permohonannya tentu harus
disertai dengan alasan yang pantas, harus dapat dimengerti, harus tidak aneh, dan
harus dapat dimaafkan, demikian sebagai diutarakan oleh Wirjono Projodikoro.
Notaris tidak mempunyai wewenang untuk menilai ada tidaknya kekhilafan
notaris tidak dapat membuat akta pembatalan suatu persetujuan hanya atas
permintaan salah satu pihak saja.
9. Perbuatan Pura-Pura dalam Akta Notaris
Salah satu syarat untuk sahnya suatu persetujuan ialah adanya sebab yang halal.
Suatu persetujuan yang mempunyai sebab yang palsu atau yang terlarang tidak sah,
batal demi hukum. Jika sebenarnya hutang piutang, ditulis sebagai jual beli, atau sewa

menyewa, atau bagi hasil, maka ini merupakan sebab yang tidak halal sebab yang
tidak diperkenankan sebab yang palsu. Jadi dalam suatu perkara, diketahui bahwa
perbuatan yang dilakukan itu adalah perbuatan yang sesungguhnya terjadi.
Pasal 1335 Kitab Undang Undang Hukum Perdata: Berbunyi suatu persetujuan
tanpa sebab, atau yang telah dibuat karena sesuatu sebab yang palsu atau terlarang,
tidak mempunyai kekuatan. Dalam kenyataan memang sulit untuk mengetahui bahwa
perbuatan itu adalah perbuatan pura pura atau sesungguhnya, tidak mudah, karena
rapinya,

dan

pada

permulaannya

mendapatkan

bantuan

dua

pihak

yang

melakukannya.
Akta yang dibuat dihadapan notaris merupakan bukti otentik bukti sempurna,
dengan segala akibatnya. Akta jual beli, walaupun itu mungkin hanya pura pura saja.
tetapi akta itu mempunyai kekuatan. Kebanyakan akta kuasa untuk menjaminkan
kepada bank, dilatarbelakangi, hendak membagi pinjaman yang diberikan oleh bank,
antara peminjam dan pemilik tanah yang dijaminkan. Oleh karena itu dan mengingat
kecerdasan dan kemampuan masyarakat awam akan akibat hukum dari pada adanya
surat Kuasa untuk menjaminkan itu, maka kiranya tepat bila diambil kebijaksanaan,
pada saat menyerahkan pinjaman dari bank, pemilik tanah jaminan, diminta hadir,
dan bilamana perlu diberikan keterangan sekali lagi, akibat dari kuasa tersebut. Atau
sama sekali, dengan kuasa untuk menjaminkan itu ditolak saja.
Tetapi perlu diketahui bahwa, pernah terjadi orang yang dapat meminjam kepada
bank, menginginkan agar sertifikat, diatasnamakan pihak peminjam itu dahulu, untuk
itu maka dibuatkanlah akta jual beli/hibah, padahal sebenarnya tidak, mereka itu
hanya berjanji agar pinjaman yang akan diperoleh dari bank nantinya dibagi dua.
Dalam keterangan yang sejelas itu, notaris akan menolong untuk membuat
aktanya. Akan tetapi cerita sesungguhnya disembunyikan, datang ke notaris hanya
mengatakan mohon dibuatkan akta jual beli, notaris akan mengerjakannya, dan tidak
perlu mengusut apa benar apa tidak jual beli itu.
10. Notaris Buka Kartu, Melanggar Sumpah Jabatan
Sebelum notaris menjalankan jabatannya, harus terlebih dahulu mengangkat
sumpah di hadapan Gubernur. Pasal 18 Peraturan Jabatan Notaris (PJN) disebutkan:

Sebelum bersumpah para notaris yang diangkat tidak boleh melakukan apapun yang
termasuk lapangan jabatannya, dengan sanksi denda Rp.100 sampai dengan Rp.300
dengan tidak mengurangi keharusannya mengganti biaya, kerugian dan bunga. Bunyi
sumpah sebagai berikut:
Demi allah saya bersumpah
a. Bahwa saya akan patuh setia kepada Negara Republik Indonesia dan Undang
Undang Dasarnya
b. Bahwa saya akan menghormati semua pembesar pembesar, hakim hakim,
pengadilan dan pembesar pembesar lainnya
c. Bahwa saya akan menjalankan jabatan saya dengan jujur saksama dan tidak
berpihak
d. Bahwa saya akan menepati secara teliti telitinya semua peraturan peraturan
bagi jabatan notaris yang sedang berlaku atau yang akan diadakan
e. Bahwa saya akan merahasiakan sedapat dapatnya isi akta akta selaras dengan
ketentuan ketentuan peraturan peraturan tadi
Saya Bersumpah
f. Bahwa saya untuk mendapatkan pengangkatan saya langsung atau tidak,
dengan nama atau kilah akan apapun juga, tidak pernah telah memberikan
atau menjanjikan sesuatu pun tidak akan memberikan atau menjanjikannya,
kepada siapapun juga.
Untuk pertama kalinya diambil sumpah seorang notaris di Indonesia adalah
Melchior Kerchem, pada tanggal 27 Agustus 1620, kemudian menyusul notarisnotaris yang diangkat sesudahnya.
Notaris yang membuka rahasia jabatan, diancam hukuman berupa hukuman
penjara, denda, membayar biaya kerugian dan bunga serta kemungkinan dipecat dari
jabatan notaris terhadap pelanggarannya.
Pasal 17 PJN menyebutkan tentang sumpah jabatan pasal 40 PJN menyebutkan:
Para notaris tidak diperbolehkan memberikan grosse, salinan atau kutipan, tidak
diperkenankan memperlihatkan atau memberitahukan isi akta akta, selain kepada
orang orang yang langsung berkepentingan ahli waris atau penerima hak mereka.

Pasal 322 KUH pidana disebutkan: Barang siapa dengan sengaja membuka
rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau pencahariannya, baik yang
sekarang, maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan
bulan atau denda paling banyak Rp.600
Dengan mengingat sumpah jabatan, notaris harus merahasiakan akta akta yang
dibuatnya. Melanggar sumpah jabatan diancam hukuman. Semua itu ditentukan
dalam suatu peraturan. Untuk menghindari pelanggaran sumpah jabatan dimaksud,
ada dua pilihan, menggunakan hak untuk mengundurkan diri atau tidak bicara sama
sekali tentang akta akta yang dibuat di hadapannya, bila notaris dipanggil sebagai
saksi.

11. Saksi Notaris dalam Suatu Perkara, Apa Perlu?


Walaupun sudah dengan bukti akta notaris, salah satu pihak yang berperkara,
masih saja kadang kadang memanggil notaris nya untuk menjadi saksi. Ini apa tidak
berlebihan? Menyaksikan apanya? Pasal 1 Peraturan Jabatan Notaris (PJN)
menyebutkan: Notaris berwenang untuk membuat akta mengenai semua perbuatan,
perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau oleh yang
berkepentingan dikehendaki untuk dinyatakan dalam suatu akta otentik. Dan untuk itu
notaris diangkat oleh yang berwenang dalam hal ini adalah Menteri Kehakiman.
Dengan demikian notaris telah menjadi sakti dalam perbuatan hukum sebagai
yang dituangkan dalam akta otentik dan yang dikehendaki oleh pihak pihak.
Lain halnya apabila akta yang dijadikan bukti itu diduga palsu artinya nampaknya
sebagai dibuat notaris, tetapi sebenarnya tidak. Maka dalam hal ini perlu notaris
menjadi saksi. Walaupun demikian itu cukup kalau notaris membuat pernyataan
tertulis bahwa akta itu tidak dibuat di hadapannya, minutanya tidak ada.
Kitab Undang Undang Hukum Perdata Pasal 1870 jo Pasal 165 HIR: Suatu akta
otentik memberikan diantara para pihak beserta ahli warisnya atau orang orang yang
mendapat hak daripada mereka, suatu bukti yang sempurna tentang apa yang dimuat
di dalamnya.

Kitab Undang Undang Hukum Perdata Pasal 1909 dan reglemen hukum acara
perdata pasal 146 memberikan hak kepada orang yang karena martabat pekerjaan atau
jabatan yang sah, diwajibkan menyimpan rahasia, dapat minta mengundurkan diri
menjadi saksi dalam suatu perkara Mr.M. Tresna dalam bukunya komentar atas HIR
menyebutkan hak untuk mengundurkan diri sebagai saksi itu ialah, pendeta pendeta
gereja Katolik Romawi, para dokter, apoteker, notaris, pegawai pegawai kantor
telegram, sedang lain lainnya tergantung dari pendapat hakim apakah ada hak
mengundurkan diri atau tidak.
12. Untuk Propaganda Politik Dilarang, untuk Cap Notaris Harus dengan Tinta Merah
Notaris harus mempunyai cap dengan tinta merah, yang memuat di dalamnya
gambar Lambang Negara Republik Indonesia dan di pinggir sekelilingnya tertulis
nama, jabatan, dan tempat kedudukan notaris. Notaris harus mengirimkan dalam
waktu 1 bulan setelah menerima jabatannya, tanda tangan, paraf, berikut dengan
teraan dengan tinta merah cap yang hendak dipergunakan, kepada Sekretaris Negara,
Departemen Kehakiman, Panitera Mahkamah Agung, Panitera Pengadilan Negeri,
dan Kepala Pemerintah Daerah di mana tempat kedudukannya berada.
Maksud pengiriman tersebut agar instansi instansi tersebut menyimpan arsip
untuk perbandingan apabila suatu saat terjadi perbedaan dalam suatu perkara
mengenai keabsahan suatu akta notaris. Dengan demikian sudah barang tentu apabila
notaris hendak mengubah tanda tangan dan paraf, ataupun hendak menggantikan
yang rusak maka semua itu harus pula dikirimkan penggantian tersebut kepada
instansi instansi yang bersangkutan.
Cap jabatan dengan Lambang Negara di dalamnya hanya dibolehkan untuk cap
jabatan Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Ketua
Konstituante, Ketua Dewan Nasional, Ketua Mahkamah Agung, ketua Dewan
Pengawas Keuangan, Kepala Daerah, dari tingkat Bupati dan Notaris. Surat
jabatannya dapat pula menggunakan lambang negara tertentu.
Notaris itu pejabat umum yang diangkat oleh pemerintah (Menteri Kehakiman)
untuk membuat akta otentik. Segala sesuatu yang berhubungan dengan notaris, apa

yang boleh dan yang tidak boleh, bagaimana keharusannya, semua itu diatur, jadi
tidak bebas, seperti orang swasta pada umumnya, seperti orang dagang umpamanya.
Notaris harus mempunyai tempat tinggal yang sebenarnya, mengadakan kantor
menyimpan akta nya di tempat kedudukan yang ditunjuk baginya. Apabila ini
dilanggar maka ia dipecat dari jabatannya. Notaris tidak boleh berada di luar daerah
jabatan lebih dari 3 kali 24 jam, kecuali dengan cuti. Permohonan cuti yang kurang
dari 6 bulan diajukan dan diberikan oleh Ketua Pengadilan Negeri. Lebih dari 6 bulan
diajukan dan diberikan oleh Menteri Kehakiman.
Notaris tidak diperkenankan mempunyai kantor cabang di tempat lain. Notaris
tidak dapat dirangkap dengan jabatan-jabatan: Kepala Daerah Tingkat I, anggota
badan badan pengadilan, Presiden, Anggota atau Sekretaris, Balai Harta Peninggalan,
Pengacara dan juru sita.
Demikian ini larangan sebagaimana disebutkan dalam pasal 10 notaris reglement,
akan tetapi peraturan peraturan di luar itu ada juga melarang untuk dirangkap dengan
jabatan jabatan lainnya.
Notaris tidak boleh mengadakan persekutuan dalam menjalankan jabatannya. Ini
dimaksudkan agar masyarakat bebas untuk memilih notaris yang dikehendakinya, dan
dalam hal demikian itu rahasia jabatan notaris kurang terjamin, sehubungan dengan
suatu ketentuan yaitu dalam sumpah jabatan, ditetapkan bahwa notaris wajib untuk
merahasiakan dapat-dapatnya isi akta.
13. Perjanjian Sewa-Kontrak Bea Meterainya Satu Permil
Perjanjian sewa menyewa telah dibuat dan ditandatangani oleh para pihak diatas
kertas bermaterai 25 rupiah sewa menyewa itu berlaku untuk 2 tahun dengan harga
satu juta lima ratus ribu rupiah.
Surat perjanjian yang dibuat di bawah tangan itu dibawa kepada saya selaku
notaris, dimintakan legalisasi. Atas permintaan itu saya tidak dapat memenuhi, karena
ada dua kekeliruan:
a. untuk keperluan legalisasi itu, para pihak harus datang menghadap dan
membubuhkan tanda tangannya di hadapan notaris, setelah lebih dahulu notaris
menerangkan isi dan maksud dari perjanjian itu.

b. Bea materai perjanjian sewa menyewa itu kurang.


Jika perjanjian sewa menyewa itu telah dibubuhi materai cukup, dan telah
ditandatangani, maka dapat dibawa kepada notaris hanya untuk di daftar (di
waarmerking) dan bukan untuk dilegalisasi. Perjanjian yang telah didaftarkan oleh
notaris mempunyai kepastian sebagai bukti bahwa sejak saat itu didaftar itu,
perjanjian itu telah ada.
Bila perjanjian sewa menyewa tidak diberi materai atau kurang materinya:
a. Surat akta yang demikian itu tidak dapat berlaku sebagai tanda bukti. Hakim
dan pejabat pejabat negeri lain nya tidak akan memperhatikan akta sewa
menyewa yang tidak diberi materai sebagaimana mestinya.
b. Surat akta yang demikian merupakan suatu pelanggaran undang undang
negara. Pemegangnya akan dituntut oleh Kantor Inspeksi Pajak selain untuk
jumlah biaya yang dibayar kurang, juga dikenai denda sebanyak 100 kali
jumlah bea materai yang dibayar kurang itu.
14. Mendirikan dan Membubarkan Perseroan Komanditer
Perseroan komanditer yang sehari hari dikenal dengan CV singkatan dari
Comanditer Venotschaap, adalah suatu bentuk badan usaha bukan badan hukum, yang
sangat digemari oleh masyarakat, mungkin karena untuk mendirikannya tidak
memakan waktu lama, biayanya tidak sebanyak seperti mendirikan Perseroan
Terbatas.
Akta pendirian CV, yang pada umumnya masyarakat mengendaki adanya bukti
otentik, dibuat dihadapan notaris dan didaftarkan di Pengadilan Negeri di tempat
kedudukan perseroan. Masuknya persero baru ke dalam CV yang telah mendirikan
dengan persetujuan dari semua persero, keluar dari perseroan, dilakukan dengan
mengadakan perubahan akta pendirian nya.
Akta pendirian cv yang dibuat dihadapan notaris biasanya berisi berturut turut
sebagai berikut:
a. siapa siapa pendirinya.
b. nama CV dan tempat kedudukannya.
c. macam usahanya.

d. untuk beberapa alamat CV didirikan ini pada umumnya disebutkan didirikan


untuk waktu yang ditentukan lamanya, akan tetapi masing masing persero berhak
menghentikan keanggotaannya sewaktu waktu, asal saja 3 bulan sebelumnya
memberitahukan kehendaknya itu dengan tertulis kepada perseroan yang lain.
e. modal perseroan. Umumnya modal ini ditentukan besarnya yang sewaktu waktu
dapat dilihat dalam pembukuan perseroan dapat memasukkan model harus
mendapatkan tanda terima yang ditandatangani oleh para persero.
f.

siapa saja yang menjadi persero pengurus, dan yang berhak mewakili perseroan
persero pengurus ini yang bertanggung jawab sampai harta pribadinya. Siapa
persero komanditer yang harus bertanggung jawab sebesar modal yang telah
dimasukkan ke dalam perseroan saja.

g.

persero komanditer setiap waktu menghendaki dapat memeriksa keadaan,


perseroan dengan persero pengurus wajib memberikan bantuan untuk itu.

h. buku perseroan harus ditutup pada akhir tahun dan disahkan oleh para persero,
kemudian sesudah itu lalu diadakan perhitungan dan pembagian laba dan rugi,
yang pembagiannya berdasarkan atas perbandingan modal yang dimasukkan ke
dalam perseroan.
i.

kekuasaan persero pengurus pada umumnya dibatasi, sebelum bertindak atas


nama perseroan harus mendapatkan persetujuan dari persero persero lainnya
dalam hal pinjam meminjam uang, menanggungkan barang milik perseroan,
menjual

belikan

barang

barang

tidak

bergerak

milik

perseroan

atau

menjualbelikan barang barang yang tidak bisa ditangani oleh perseroan, menjadi
penjamin.
j.

persero dianggap keluar bila persero jatuh pailit, atau ditaruh dibawah
pengampuan

k. Bila persero meninggal dunia dapat diteruskan oleh ahli warisnya.


Dalam praktek CV selalu didirikan dengan akta yang dibuat dihadapan notaris
demikian juga pemasukan persero baru keluarnya persero dari perseroan dan
pembubarannya.
Mendirikan CV yang dilakukan karena adanya persetujuan dari semua persero
karena itu sebaiknya untuk membubarkan juga dengan persetujuan semua persero

pembubaran itu lebih baik sekaligus diadakan memberi saran pembubaran dan
perseroan yang tidak dengan persetujuan bulat dari semen pasir bisa menimbulkan
persoalan persoalan.
CV yang dibubarkan bubar dan tidak segera diadakan membereskan dapat
menyulitkan persero persero sendiri karena suatu saat dapat muncul gugatan gugatan.

II. PERIHAL HAK ATAS TANAH DAN BERBAGAI MASALAH HUKUM LAINNYA
1. Mengurus Sertifikat Hak atas Tanah
Mengurus sertifikat hak atas tanah, tidak begitu mudah, singkat seperti yang
diinginkan, satu bulan, dua bulan atau tiga bulan tidak mungkin sependek itu bisa
selesai.
Undang Undang Pokok Agraria berlaku sejak tanggal 24 September 1960
semenjak itu di negara kita berlaku 1 macam hukum tanah. sebelum Undang Undang
Pokok Agraria berlaku ada dua macam hukum tanah yaitu:
a. tanah tanah yang tunduk kepada hukum barat, seperti tanah eigendom, opstal,
erfpacht, yang peralihan hanya dilakukan dihadapan notaris.
b. tanah tanah yang tunduk pada hukum adat, yaitu tanah gogolan, tanah yayasan,
tanah sanggan, dan lain sebagainya, yang peralihan hak nya dilakukan dengan
kertas bermaterai dilakukan di hadapan lurah desa.
Hak hak atas tanah sebagian diatur dalam Undang Undang Pokok Agraria ialah
hak milik, hak guna bangunan, hak pakai, dan hak guna usaha.
Semua hak atas tanah yang ada pada seseorang, baik tanah itu dengan hak barat,
maupun dengan hak adat, harus disesuaikan dengan hak atas tanah sebagai yang
diatur dalam Undang Undang Pokok Agraria. Penyesuaian hak atas tanah sebelum
berlakunya Undang Undang Pokok Agraria menjadi hak atas tanah sebagian diatur
dalam Undang Undang Pokok Agraria itu namanya konversi. Umpamanya, hak

eigendom dapat dikonversikan menjadi hak milik jika pemegang hak nya adalah
Warga Negara Indonesia. hak opstal dapat dikonversikan menjadi hak guna bangunan
jika pemegang hak Warga Negara Indonesia, hak yayasan, hak gogolan, hak druwe,
tetap dapat dikonversikan menjadi hak milik.
Konversi hak atas tanah itu tidak dengan sendirinya terjadi, akan tetapi harus
diajukan permohonan. Atas permohonan yang lengkap, oleh kantor Agraria diadakan
pengukuran, diumumkan dua bulan lamanya, jika selama pengumuman itu tidak ada
yang mengaku sebagai miliknya, atau tidak ada yang keberatan, kemudian
sertifikatnya mulai diproses.
Menurut ketentuan, disebutkan bahwa setiap peralihan hak atas tanah seperti: jual
beli, tukar menukar, hibah, pemisahan dan pemecahan hak bersama atas warisan,
harus dilakukan dihadapan PPAT. Notaris yang telah lulus ujian yang diadakan oleh
Direktorat Jenderal Agraria di Jakarta dapat ditunjuk sebagai PPAT, di samping itu
Pensiunan Pegawai Agraria dalam kedudukan tertentu juga dapat ditunjuk sebagai
PPAT. Camat karena jabatannya sebagai PPAT sementara.
Dengan demikian maka setiap peralihan hak atas tanah yang dilakukan dengan
perjanjian jual beli yang dibuat diatas kertas bermaterai 25 rupiah dan diketahui oleh
lurah atau RT RW adalah tidak sah, oleh karena itu harus diperbaharui. Yang paling
sulit jika jual beli demikian itu telah berkali kali diadakan, bagaimana memperbaharui
nya jelas sulit. Kiranya hanya pihak Kantor Agraria saja yang dapat memecahkannya.
Menurut kenyataan sampai sekarang ini masih saja banyak terjadi jual beli tanah
dilakukan hanya dengan akta dibawah tangan, dan tidak dilakukan dihadapan PPAT
alasannya sederhana saja karena mudah, cepat dan murah.
2. Akta Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian Harus Dibuat Dihadapan Kepala Desa
Kita mengenal asas kebebasan untuk membuat perjanjian, bebas untuk
menentukan isi perjanjian yang akan dibuatnya. Bahkan perjanjian yang telah dibuat
oleh pihak pihak itu diberi kekuatan oleh peraturan:
a. perjanjian yang telah dibuat oleh pihak pihak berlaku sebagai Undang Undang
bagi mereka yang membuatnya.

b. perjanjian tidak dapat dicabut oleh satu pihak saja kecuali atas persetujuan
bersama.
Akan tetapi untuk melaksanakan kebebasan nya itu ayda pembatasan pembatasan
nya yakni asal tidak bertentangan dengan Undang Undang ketertiban umum dan tata
susila.
Dengan adanya peraturan perjanjian bagi hasil tanah pertanian sebagai tersebut di
atas, adalah merupakan pembatasan, untuk melindungi si lemah. Di jaman Belanda
saja ada peraturan disebut Woeker Ordonantie, bunga yang terlalu banyak adalah
dilarang ini juga merupakan pembatasan untuk melindungi silemah.
Dengan ditetapkannya Undang Undang Pokok Agraria dan peraturan peraturan
pelaksanaannya, didasari pemikiran, bahwa tanah itu untuk tani, yang khususnya
petani penggarap mendapatkan perhatian khusus. Petani penggarap adalah si lemah,
dia tidak punya modal uang, dia punya hanya modal tenaga, oleh karena itu hanya
bisa menggarap saja. Tanah tidak untuk tuan tanah yang hanya diam saja dengan
modal uang yang dapat dipakai untuk membeli tanah sebanyak banyaknya menerima
hasil sebanyak banyaknya.
Oleh karena itu pemiliknya tanah di batasi luasnya, pemilik tanah harus berada di
daerah kecamatan dimana tanah itu berada. Orang di Surabaya mempunyai tanah
pertanian di Tretes, Jombang, Trenggalek umpamanya, sebenarnya menurut peraturan
ini tidak boleh, tanah yang demikian itu namanya tanah guntai atau absentee yang
apabila ada yang demikian itu, harus segera dialihkan kepada orang berada ditempat
kecamatan dimana tanah itu berada, kecuali untuk pegawai pemerintah ada sedikit
kelonggaran.
Akta perjanjian bagi hasil tanah ditentukan dengan tegas, yaitu harus dibuat
dihadapan kepala desa, yang disahkan camat. Ketentuan demikian itu adalah
merupakan ketentuan yang khusus. Notaris adalah Pejabat Umum yang diangkat oleh
pemerintah untuk membuat akta otentik tetapi khusus mengenai akta perjanjian bagi
hasil itu diharuskan harus dibuat dihadapan kepala desa.
3. Jual Beli Tanah Dan Atau Rumah Apa Dan Bagaiaman Aktanya
Hak hak atas tanah menurut Undang Undang Pokok Agraria ada macam-macam:

a. Hak Milik, adalah hak turun menurun, terkuat dan terpenuhi yang dapat
dipunyai orang atas tanah dengan mengingat fungsinya sosial. Yang boleh
mempunyai memiliki tanah ialah: Warga Negara Indonesia, badan-badan
hukum yang ditunjuk oleh pemerintah, yaitu: bank-bank yang didirikan oleh
negara, perkumpulan koperasi pertanian, badan-badan hukum keagamaan
badan-badan sosial.
b. Hak Guna Usaha, adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai
langsung oleh negara, dan diberi untuk jangka waktu 25 sampai 35 tahun.
Yang dapat mempunyai hak guna usaha ialah: Warga Negara Indonesia, badan
hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia.
c. Hak Guna Bangunan, adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai
bangunan-bangunan diatas tanah bukan miliknya sendiri, dengan jangka
paling lama 30 tahun. Umumnya diberikan 20 tahun yang dapat mempunyai
hak guna bangunan ialah, Warga Negara Indonesia, badan hukum yang
didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
d. Hak Pakai, adalah hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari
tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain. Pakai
umumnya diberikan untuk jangka waktu 10 tahun. Yang dapat mempunyai
hak pakai ialah: Warga Negara Indonesia orang asing yang berkedudukan di
Indonesia, badan badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di
Indonesia
Tanah tanah hak disebutkan di atas bila ada bangunan rumahnya dan terjadi
transaksi jual beli ada beberapa kemungkinan:
a. Jika yang dijual hanya atas sebidang tanahnya saja, sedang bangunan rumahnya
tidak dijual, maka akta jual beli harus dilakukan dihadapan pejabat pembuat akta
tanah. Sedang rumahnya, yang memilikinya boleh dibongkar untuk dapat
didirikan di atas tanah lain. Atau jalan lainnya ialah, rumah tersebut tetap berdiri
di atas sana itu dan dipakai, akan tetapi harus ada persetujuan dengan pemilik
tanah, berapa lama dan diberikan dengan hak pakai atau hak sewa membayar
sewa, atau tidak dan lain sebagainya.

b. Jika yang dijual itu tanahnya, beberapa truk umpamanya untuk menimbun, maka
jual beli tanah yang demikian, tidak perlu dengan akta PPAT atau biasanya hanya
dengan perjanjian lisan saja, walaupun sebenarnya juga dapat dibuat aktanya
dengan akta notaris. Yaitu akan dijual perjanjian jual beli tanah untuk urug.
c. Jika yang dijual rumahnya saja, maka akta jual belinya, baik membeli rumah
untuk dibedol maupun beli rumah itu untuk dipakai di atas tanah tersebut, maka
Pejabat Pembuat Akta Tanah tidak berwenang membuat akta jual belinya. Tetapi
notaris berwenang untuk membuat akta jual beli rumah tersebut.
d. Jika yang dijual itu sebidang tanah beserta rumah yang ada di atasnya, maka
aktanya harus dibuat di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Yang dalam
rumusan formulir akta jual beli yang dibeli di kantor pos, ada kata kata yang
berbunyi sebagai berikut:
selanjutnya para penghadap menerangkan bahwa jual beli ini meliputi pula
bangunan dan tanaman yang ada di atasnya tanah tersebut yaitu berupa. . . . . . . .
Titik titik itu tinggal mengisi saja apa yang ada di atas dana yang diperjualbelikan
tersebut yang ikut diperjualbelikan.
e. Di samping itu, ada kalanya jual beli tanah beserta rumah yang ada di atasnya.
aktarnya dipisahkan. Yaitu akta jual beli rumah, dibuat dihadapan notaris, sedang
akta jual beli tanah nya di tunda, walaupun harga tanahnya telah dibayar. Untuk
menghindari segera membayar biaya balik namanya. Dalam hal demikian maka
dalam suatu pasar jual beli rumah tersebut, ditulis pembeli rumah diberi kuasa
penuh dan tidak dapat dicabut kembali untuk menandatangani akta di hadapan
Pejabat Pembuat Akta Tanah, untuk dijual kepada diri sendiri atau kepada orang
lain.
f.

Ada lagi cara lain, yaitu bila pembeli ingin membeli tanah beserta rumah yang
ada di atasnya. Tanah itu sudah ada sertifikat. Tetapi pembeli tidak ingin segera
balik nama, maka dibuatlah kata ikatan jual beli, dan kuasa penuh. Pembeli diberi
kuasa penuh untuk apa saja, melakukan seluruh perbuatan hukum atas nama
penjual. Bila sewaktu waktu pembeli ingin balik nama, maka harus menghadap
kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah, untuk membuat akta jual belinya.

4. Tanah Negara dapat Dimohon Menjadi Hak Milik/Hak Guna Bangunan


Tanah-tanah Hak Guna Bangunan(HGB), Hak Guna Usaha (HGU), dan Hak
Pakai (HP) yang belum habis waktunya, dan hak milik dapat dicabut untuk
kepentingan umum. Dengan pencabutan itu, maka tanah tanah tersebut menjadi tanah
negara. Tanah-tanah tersebut dapat juga menjadi tanah negara, apabila oleh pemegang
hak yang dilepaskan. Tanah-tanah HGB, HGU, HP apabila waktunya telah berakhir,
juga menjadi tanah negara.
perseroan Terbatas yang membeli tanah hak milik dari seseorang, maka jual beli
itu batal, dan tanah itu menjadi tanah negara. Menurut peraturan, Perseroan Terbatas
hanya dapat mempunyai tanah Hak Guna Bangunan. Oleh karena itu bila Perseroan
Terbatas itu memerlukan tanah yang dimiliki seseorang sebagai tanah hak milik,
maka bukan dengan jual beli, akan tetapi caranya adalah dengan sebagai berikut:
a. Pemegang hak milik tanah membuat akta pelepasan hak, dengan menerima ganti
rugi dari PT tersebut sebesar harga yang telah disepakati. Dalam akta pelepasan
hak itu disebutkan antara lain: pelepasan hak ini dimaksudkan agar PT itu dapat
memperoleh hak hak hukum atas tanah itu.
b. Atas pelepasan tersebut maka tanah itu menjadi tanah negara.
c. Setelah tanah itu statusnya menjadi tanah negara, maka dilampiri dengan akta
pelepasan hak itu PT mengajukan permohonan kepada negara, agar dapat
diberikan dengan tanah HGB, demikian selanjutnya di urus sertifikat atas tanah
HGB dengan nama PT tersebut sebagai pemegang haknya.
Sebaliknya apabila PT itu hendak menjual tanahnya HGB itu kepada seseorang
yang menginginkan tanah itu menjadi hak milik, prosesnya sebagai berikut:
a. PT itu membuat akta pelepasan hak atas tanah HGB itu, dengan menerima ganti
rugi dari orang yang menginginkannya itu sebesar yang telah disepakati bersama.
b. Dengan akta pelepasan hak itu oleh PT maka tanah yang bersangkutan menjadi
tanah negara.
c. dengan akta pelepasan hak itu, yang berarti tanah itu menjadi tanah negara, maka
lantas diajukan permohonan kepada negara untuk memperoleh tanah dengan hak
milik.

Bila permohonan itu dikabulkan, maka pemohon akan menerima Surat Keputusan
yang disebutkan di dalamnya pemohon harus membayar uang pemasukan kepada
pemerintah. Setelah dibayar maka barulah diurus sertifikat tanah hak milik tersebut
atas nama pemohon.
Di dalam Undang Undang Pokok Agraria disebutkan bumi, air, ruang angkasa
termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya yaitu pada tingkatan tertinggi
dikuasai oleh negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat.
Hak menguasai oleh negara itu adalah terhadap tanah di seluruh Indonesia ini.
Hak menguasai itu dibagi 2 macam:
a. Tanah yang dikuasai tidak langsung oleh negara, atau disebut tanah negara tidak
bebas, seperti tanah tanah yang biasanya hanya disebut masing masing dengan
nama haknya, misalnya tanah hak milik, tanah HGU, tanah HGB, tanah Hak
Pakai dan lain sebagainya.
b. Tanah tanah yang dikuasai langsung oleh negara. Tanah-tanah inilah yang
biasanya disebut secara singkat tanah negara.
Tata cara permohonan hak atas tanah:
a. Permohonan hak milik atas tanah negara diajukan kepada pejabat yang
berwenang dengan perantaraan Bupati Walikota Kepala Daerah Kepala
Kantor Agraria Kabupaten Kotamadya dibuat rangkap 6.
b. Permainan itu harus menyebutkan identitas pemohon, keadaan tanah yang
dimohon, tanah tanah yang telah dipunyai, dan dilampiri dengan keteranganketerangan lain yang perlu untuk menguatkan permohonan.
c. Kantor agraria menerima permohonan dan kepala seksi pengurusan hak,
mencatatnya dan mengadakan pemeriksaan apakah surat surat lengkap.
d. Seksi-seksi pendaftaran tanah, tata guna tanah, dan pengurusan hak tanah
menyelesaikan bahan-bahan untuk mengambil keputusan dan memberikan
pertimbangan.
e. Jika permohonan itu telah lengkap maka dikirimkan kepada Gubernur Kantor
Agraria Tingkat Provinsi tembusannya dikirim kepada pemohon.
f.

Setelah menerima permohonan itu Kantor Agraria Tingkat Provinsi,


memerintahkan kepada Kepala Sub Direktorat Pengurusan hak tanah untuk

pencatatan, dan penelitian apakah keterangan-keterangan yang diperlukan


telah lengkap.
g. Apabila telah lengkap dan tidak ada keberatan untuk meluluskan permohonan
yang bersangkutan sedang berenang untuk memutus ada pada Gubernur,
maka Kantor Agraria Propinsi atau nama Gubernur mengeluarkan surat
keputusan pemberian hak yang di mohon.
h. Pemohon yang telah menerima keputusan itu, kemudian harus membayar
uang pemasukan, kemudian sesudah itu barulah mengurus sertifikatnya.

5. Tanah Hak Milik dapat Diwakafkan, Lainnya Tidak


Perwakafan tanah milik diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No 28 Tahun 1977, diundangkan tanggal 17 Mei 1977. Antara lain ditentukan: BadanBadan Hukum Indonesia dan orang atau orang orang yang telah dewasa dan sehat
akalnya serta yang oleh hukum tidak terhalang untuk melakukan perbuatan hukum,
atas kehendak sendiri dan tanpa paksaan dari pihak-pihak, dapat mu wakafkan tanah
miliknya dengan memperhatikan peraturan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Tanah yang diwakafkan itu harus merupakan tanah hak milik, atas tanah
milik yang bebas dari segala pembebanan, ikatan, sitaan dan perkara. Dalam
peraturan pemerintah ini diatur hanya wakaf sosial (untuk umum) atas tanah milik.
Bentuk-bentuk perwakafan keluarga tidak termasuk yang dimaksud dalam Peraturan
Pemerintahan ini.
Dalam Undang Undang Pokok Agraria, hak milik yang mempunyai sifat yang
penuh dan bulat, sedangkan hak atas tanah lainnya seperti Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan, Hak Pakai, jangka waktunya terbatas, oleh karena itu pemegah hakhak itu tidak mempunyai hak dan kewenangan seperti halnya pemegang hak milik.
Berhubung dengan masalah perwakafan tersebut bersifat untuk selama-lamanya,
maka hak atas tanah yang jangka waktunya terbatas tidak dapat diwakafkan.
Perbuatan mewakafkan adalah suatu perbuatan suci, mulia dan terpuji sesuai
dengan ajaran Agama Islam. Berhubung dengan itu maka tanah-tanah yang

diwakafkan itu betul-betul merupakan milik bersih dan tidak ada catatannya dari
sudut pemilikan. Selain daripada itu persyaratan ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya atau terbawa-bawa lembaga perwakafan ini untuk sering berhadapan
dengan Pengadilan yang dapat memerosotkan wibawa dan syariat Agama Islam.
Berdasarkan pandangan tersebut di atas, maka tanah yang mengandung
pembebanan hipotik, credit verband, tanah dalam proses perkara dan sengketa tidak
dapat diwakafkan sebelum masalahnya diselesaikan terlebih dahulu.
Hukum wakaf itu adalah merupakan cabang penting dari hukum islam dan yang
menurut Mahkamah Agung, soal wakaf yang berasal dari Hukum Islam di Indonesia
sudah dapat dianggap meresap dalam hukum adat. Arti dari wakaf itu sendiri ada
bermacam macam ulama memberikan definisinya. Orang hanya dapat mewakafkan
tanahnya atau barang miliknya untuk setiap tujuan yang tidak bertentangan dengan Al
Qur'an dan hadist.
Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan
sebagian dari harta kekayaannya yang berupa tanah milik dan melembagakannya
untuk selama lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya
sesuai dengan ajaran agama islam. Wakif adalah orang atau orang orang ataupun
badan hukum yang mewakafkan tanah miliknya. Ikrar adalah pernyataan kehendak
dari wakif untuk mewakafkan tanah miliknya. Nadzir adalah kelompok orang atau
badan hukum yang diserahi tugas pemeliharaan dan pengurusan benda wakaf.
Pihak yang hendak mewakafkan tanahnya diharuskan datang di hadapan Pejabat
Pembuat Akta Ikrar Wakaf untuk melaksanakan wakaf. Pejabat Pembuat Akta Ikrar
Wakaf diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Agama. Pihak yang mewakafkan
tanah diharuskan membawa serta dan menyerahkan kepada pejabat tersebut.
a. sertifikat hak milik atau tanda bukti lainnya
b. surat keterangan dari kepala desa diperkuat oleh camat setempat yang
menerangkan kebenaran kepemilikan tanah dan tidak tersangkut sesuatu
sengketa
c. surat keterangan pendaftaran tanah
d. izin dari Bupati Walikota Madya, Kantor Agraria

Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf atas nama nadzir diharuskan mengajukan
permohonan kepada Kantor Agraria untuk mendaftarkan perwakafan tanah milik
yang bersangkutan menurut Peraturan Pemerintah 10-1861. Tanah milik yang
diwakafkan yang belum mempunyai sertifikat, maka pencatatannya dilakukan setelah
untuk tanah tersebut dibuatkan sertifikatnya. Oleh menteri dalam negeri diatur tata
cara pencatatan perwakafan yang dimaksud.
Pada dasarnya terhadap tanah hak milik yang telah diwakafkan tidak dapat
dilakukan perubahan peruntukan atau penggunaan lain daripada yang disebutkan
dalam ikrar wakaf, penyimpangan hal tersebut hanya dapat dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan Menteri Agama. Perubahan itu harus dilaporkan kepada
kantor agraria.
Setiap perjanjian yang bermaksud memindahkan hak atas tanah, memberikan
sesuatu hak atas tanah, menggadaikan tanah untuk meminjamkan uang dengan
jaminan hak tanggungan, harus dibuktikan dengan suatu akta yang dibuat oleh dan
dihadapan pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Agraria. Akta tersebut bentuknya
ditetapkan oleh Menteri Agraria.
Demikian itu suatu ketentuan yang disebutkan dalam Pasal 19 Peraturan
Pemerintah 1-1961. Akan tetapi Peraturan Pemerintah Dalam Negeri No 6-1997
menyebutkan dalam Pasal 2 dengan pengembangan seperlunya dengan ketentuan
Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 10-1861 maka:
a. yang bertindak sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf adalah pejabat yang
diangkat dan diberhentikan oleh menteri agama
b. bentuk akta ikrar wakaf ditentukan menteri agama
Sehingga dengan demikian Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf adalah merupakan
penyimpangan dari peraturan yang ada sebelumnya, yaitu pemindahan hak atas tanah
yang harus dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah, sedangkan Pejabat
Pembuat Akta Ikrar Wakaf itu, peraturannya keluar sesudah 16 tahun keluarnya
peraturan tentang Pejabat Pembuat Akta Tanah
Di dalam peraturan ternyata digunakan dua macam istilah yaitu pejabat untuk
PPAT dan pejabat untuk PPAIW. Tidak dijelaskan mengapa dua istilah tersebut
digunakan, padahal maksudnya adalah sama sama memindahkan hak atas tanah.

Jadi di setiap kecamatan ada Pejabat Pembuat Akta Tanah, ialah camat untuk
sementara dan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf yaitu Kepala Kantor Urusan
Agama. Jadi ada perbedaan antara camat menjadi Pejabat Pembuat Akta Tanah
sementara, Kepala Kantor Urusan Agama, menjadi Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf
tidak ada tambahan sementara.

Anda mungkin juga menyukai