Anda di halaman 1dari 24

B.

Penanganan Limbah Padat


• Sampah yang dihasilkan manusia begitu banyak
sehingga bila tidak ditangani akan menimbulkan
banyak masalah pencemaran. Beberapa metode
pengolahan sampah telah diterapkan manusia
yang dapat menyelesaikan permasalahan sampah
dengan sempurna. Oleh karena itu, masih perlu
terus dikembangkan untuk meyempurnakan
metode yang telah ada. Beberapa metode yang
digunakan untuk pengolahan limbah padat yang
umum diterapkan.
1
1. Penimbunan
• Terdapat dua cara penimbunan, yaitu penimbunan
terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill.
Pada metode terbuka, sampah dikumpulkan dan
ditimbun pada lokasi tempat pembuangan akhir.
Metode ini tidak memberikan keuntungan. Di lahan
penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman
penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas
metan yang dihasilkan pada pembusukan dapat
menyebar dan menimbulkan bau busuk dan mudah
terbakar. Cairan (lindi) yang tercampur dengan
sampah akan merembes ke tanah dan mencemari
tanah dan air.
2
• Metode Sanitary landfill, sampah ditimbun dalam
lubang yang dialasi lapisan lempung dan lembaran
plastik untuk mencegah perembesan sampah ke
tanah. Sampah yang ditimbun dipadatkan
kemudian ditutupi dengan lapisan tanah tipis
setiap hari. Hal ini akan mencegah gas metan
tersebar, termasuk vektor penyakit dan lindi.
• Pada landfill yang modern, biasanya dibuat sistem
lapisan ganda dan pipa-pipa saluran untuk
mengumpulkan cairan serta gas metan yang
terbentuk dari proses pembusukan sampah.
• Kelemahan utama penanganan sampah dengan
cara penimbunan adalah menghabiskan lahan. 3
4
2. Insinerasi
• Adalah pembakaran sampah/limbah padat
menggunakan suatau alat yang disebut
insinerator. Kelebihan dari proses ini adalah
volume sampah berkurang sangat banyak. Selain
itu, proses insinersi menghasilkan panas yang
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik
atau pemanasan ruangan. Tidak semua sampah
padat dapat dibakar dengan insinerasi. Limbah
yang cocok antara lain kertas, plastik, dan karet.
Sedangkan yang tidak cocok antara lain kaca,
sampah makanan dan baterai.
• Kelemahannnya adalah biaya operasinya mahal 5
6
3. Pembuatan Kompos
• Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah
organik, seperti sayuran, daun dan ranting, serta
kotoran hewan, melalui proses degradasi/
penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Kompos
berguna untuk memperbaiki struktur tanah dan
menyediakan zat makanan yang diperlukan
tumbuhan, sementara mikroba yang ada dalam
kompos dapat membantu penyerapan zat makanan
yang dibutuhkan tanaman.
• Pembuatan kompos relatif mudah dan murah serta
memberi pemasukan tambahan atau alternatif mata
pencaharian. 7
• Berdasarkan bentuknya, kompos ada yang
berbentuk padat dan cair. Pembuatan kompos
dapat dilakukan dengan menggunakan kompos
yang telah jadi, kultur mikroorganisme dan cacing
tanah. Contoh kultur mikroorganisme yang telah
banyak dijual di pasaran dan dapat digunakan
untuk membuat kompos adalah EM4. EM4
merupakan kultur campuran mikroorganisme yang
dapat meningkatkan degradasi limbah/sampah
organik, menguntungkan dan bermanfaat bagi
kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan
produksi tanaman, serta ramah lingkungan.
8
• Kompos juga dapat dibuat dengan bantuan cacing
tanah, karena cacing tanah mampu mengurai
bahan organik. Kompos yang dibuat dengan
bantuan cacing tanah disebut kascing. Cacing
tanah yang dapat digunakan adalah cacing dari
spesies Lumbricus terrestis, Lumbricus rebellus,
Pheretima defingens, dan Eisenia foetida. Cacing
tanah akan mengurai bahan-bahan kompos yang
sebelumnya sudah diuraikan oleh
mikroorganisme. Keterlibatan cacing tanah dan
mikroorganisme dalam pembuatan kompos
menyebabkan pembentukan kompos lebih efektif
dan lebih cepat. 9
4. Daur Ulang
• Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami
proses daur ulang menjadi produk baru. Proses
daur ulang sangat berguna untuk mengurangi
timbunan sampah karena bahan buangan diolah
menjadi bahan yang dapat digunakan kembali.
Contoh : kertas, kaca, logam, plastik dan karet.
• Meskipun daur ulang sangat bermanfaat untuk
menangani limbah padat, solusi ini masih
memiliki kelemahan. Seperti halnya proses
produksi lain, proses daur ulang masih
menghasilkan polutan sebagai hasil sampingan/
sisa proses daur ulang tersebut. 10
• Pada sebagian negara maju, penduduknya telah
menerapkan pemisahan jenis sampah yang akan
dibuang. Sampah sisa makanan yang mudah
busuk, plastik, kertas dan logam, sehingga
memudahkan proses daur ulang. Namun, ada juga
produk tertentu yang memiliki kandungan
berbagai bahan berbeda sehingga hampir tidak
mungkin dipisahkan untuk didaur ulang.
Misalnya, kemasan produk makanan yang
tersusun atas lapisan kertas, plastik dan
alumunium. Bahan yang seperti ini tidak
dapat didaur ulang.
11
C. Penanganan Limbah Gas
• Penanganan limbah gas secara teknis adalah
dengan melakukan penambahan alat bantu yang
dapat mengurangi pencemaran udara. Pencemaran
udara dapat berasal dari limbah gas atau materi
partikulat yang terbawa bersama oleh gas. Ada
beberapa cara untuk menengani masalah
pencemaran udara :
1). mengontrol gas buang
2).menghilangkan materi partikulat dari udara
pembuangan.
12
1. Mengontrol Emisi Gas Buang
• Gas-gas buang seperti sulfur oksida,
nitrogenoksida, karbon monoksida dan
hidrokarbon dapat di kontrol pengeluarannya
dengan beberapa metode. Gas sulfur oksida dapat
hilang dengan cara desulfurisasi menggunakan
filter basah.
• Gas-gas nitrogen dapat dikurangi dari hasil
pembakaran kendaraan bermotor dengan
menurunkan suhu pembakaran.
• Gas karbon monoksida dan hidrokarbon dapat
dikurangi dengan memasang alat pengubah
katalik, sebagai penyempurna pembakaran. 13
14
2. Menghilangkan Meteri Partikulat
Dari Udara Pembuangan
a. Filter Udara
Adalah alat bantu menghilangkan materi
pertikulat padat, seperti debu, serbuk sari, dan
spora di udara. Filter udara dapat digunakan pada
ventilasi ruangan atau bangunan, mesin atau
cerobong pabrik, mesin kendaraan bermotor atau
pada daerah yang membutuhkan udara bersih.

15
16
b. Pengendap siklon
atau Cyclone Separator Adalah alat pengendap
materi partikulat yang ikut udara buangan.
Prinsip kerjanya adalah pemanfaatan gaya
sentrifugal dari udara buangan yang sengaja
dihembuskan melalui tepi dinding siklon
sehingga pertikel yang relatif berat akan jatuh ke
bawah. Ukuran materi partikulat yang bisa
diendapkan adalah 5-40µ. Makin besar ukuran
pertikel, makin cepat partikel tersebut
diendapkan.

17
18
c. Filter basah
atau wet scrubber membersihkan udara kotor
dengan cara menyalurkan udara ke dalam filter
kemudian menyemprotkan air ke dalamnya. Saat
udara bertemu dengan air, materi pertikulat akan
larut dalam air dan mengalir melalui
pembuangan.
Contoh senyawa atau materi pertikulat yang
dapat dibersihkan oleh filter basah adalah debu,
sulfur oksida, amonia, hidrokarbon klorida, dan
senyawa asam dan basa lain.

19
20
d. Pengendapan sistem grafitasi
Alat pengendap ini biasanya digunakan untuk
mengendapkan materi partikulat yang ukuranya
cukup besar, yaitu sekitar 50 µ atau lebih. Cara
adalah dengan megalirkan udara yang kotor ke
dalam alat yang dapat memperlambat kecepatan
udara. Saat terjadi perubahan kecepatan secara
tiba-tiba, materi partikualt akan jatuh dan
terkumpul di bagian bawah akibat grafitasi bumi.

21
22
e. Pengendapan elektrostatik
Atau Electrostatic precipitator digunakan untuk
membersihkan udara kotor dalam jumlah atau
volume yang besar dan gas pengotor udaranya
adalah aerosol atau uap air. Alat pengendap ini
menggunakan elektroda yang dialiri arus searah.
Udara kotor disalurkan ke dalam alat dan
elektrada akan menyebabkan materi pertikulat
ber ionisasi. Ion ion kotoran tersebut akan ditarik
ke bawah sedangkan udara bersih akan
terhembus keluar.

23
24

Anda mungkin juga menyukai