DISUSUN OLEH :
NUR ISLAMIAH.MR
17 TKM 241
KELAS II B
KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN RI
POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2018/2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
perlindungan dan bimbingan kasih-NYA, sehingga pembuatan Makalah Pra Rancagan Pabrik
ini dapat terselesaikan dengan baik, penuh dengan campur tangan Tuhan.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Ekonomi
Teknik dalam pelaksanaan pembelajaran maupun saat pembuatan makalah ini, penulis
menyadari masih banyak masalah dan kendala yang penulis hadapi. Sehingga pada kesempatan
ini penulis mengungkapkan terima kasih yang tak terhingga kepada bapak Idi Amin, selaku
dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi Teknik, dan semua pihak yang turut membantu, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Demikian makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, penulis menyadari masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalh ini dan tak lepas dari keterbatasan ilmu
pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu, penulis tetap menerima kritik dan saran dari
berbagai pihak, guna kesempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi penulis kedepannya
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Penulis
Daftar Isi
Judul ................................................................................................................
Kata Pengantar ..............................................................................................
Daftar Isi .........................................................................................................
BAB 1 Analisa Kelayakan Usaha .................................................................
1. Profil Persahaan ...........................................................................................
2. Analisa Bahan Baku .....................................................................................
3. Amalisa Proses Produksi..............................................................................
4. Analia Produk Pemasaran ............................................................................
5. Analisa Utilitas.............................................................................................
3. Biodata Pemilik
Nama : Nur Islamiah.MR ST.,M.T
Jabatan : Komisaris (Pemilik)
Tempat, Tanggal Lahir : Barru, 03 Agustus 1998
No. Telp/Hp : 081342152975
Email : miabaru98@gmail.com
Pendidikan Terakhir : Master Teknik Kimia (S2)
4. Struktur Organisasi
a. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris dipilih dalam RUPS untuk mewakili para pemegang saham dalam
mengawasi jalannya perusahaan. Dewan Komisaris ini bertanggung jawab kepada RUPS.
Tugas-tugas Dewan Komisaris adalah:
1. Menentukan garis besar kebijaksanaan perusahaan.
2. Mengadakan rapat tahunan para pemegang saham.
3. Meminta laporan pertanggungjawaban Direktur secara berkala.
4. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dan pelaksanaan
tugas Direktur.
b. Direktur
Direktur merupakan pimpinan tertinggi yang diangkat oleh Dewan Komisaris.
Adapun tugas-tugas Direktur adalah:
1. Memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien.
2. Menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan umum pabrik sesuai dengan
kebijaksanaan RUPS.
3. Mengadakan kerjasama dengan pihak luar demi kepentingan perusahaan.
4. Mewakili perusahaan dalam mengadakan hubungan maupun perjanjian- perjanjian
dengan pihak ketiga.
5. Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan tugas setiap personalia yang bekerja pada
perusahaan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur dibantu oleh Manajer Produksi, Manajer Teknik, Manajer
Umum dan Keuangan, Manajer Pembelian dan Pemasaran.
c. Sekretaris
Sekretaris diangkat oleh Direktur untuk menangani masalah surat-menyurat untuk
pihak perusahaan, menangani kearsipan dan pekerjaan lainnya untuk membantu Direktur dalam
menangani administrasi perusahaan.
d. Manajer Produksi
Manajer Produksi bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Tugasnya
mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan masalah proses baik di bagian
produksi maupun utilitas. Dalam menjalankan tugasnya Manajer Produksi dibantu oleh tiga
Kepala Seksi, yaitu Kepala Seksi Proses, Kepala Seksi Laboratorium R&D (Penelitian dan
Pengembangan) dan Kepala Seksi Utilitas.
e. Manajer Teknik
Manajer Teknik bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Tugasnya
mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan masalah teknik baik di lapangan
maupun di kantor. Dalam menjalankan tugasnya Manajer Teknik dibantu oleh dua Kepala
Seksi, yaitu Kepala Seksi Listrik dan instrumentasi, dan Kepala Seksi Pemeliharaan Pabrik
(Mesin).
Sabtu
- Pukul 08.00 – 14.00 WIB Waktu kerja
2. Karyawan Shift, untuk pekerjaan yang langsung berhubungan dengan proses produksi
yang membutuhkan pengawasan terus menerus selama 24 jam, para karyawan diberi
pekerjaan bergilir (shift work). Pekerjaan dalam satu hari dibagi tiga shift, yaitu tiap
shift bekerja selama 8 jam dan 15 menit pergantian shift dengan pembagian sebagai
berikut :
- Shift I (pagi) : 08.00 – 16.15 WIB
- Shift II (sore) : 16.00 – 00.15 WIB
- Shift III (malam) : 00.00 – 08.15 WIB
Jam kerja bergiliran berlaku bagi karyawan. Untuk memenuhi kebutuhan pabrik, setiap
karyawan shift dibagi menjadi empat regu dimana tiga regu kerja dan satu regu istirahat.
Pada hari Minggu dan libur nasional karyawan shift tetap bekerja dan libur 1 hari
setelah setelah tiga kali shift.
D
Kepala Seksi Utilitas 1 Teknik Kimia (S1)
Kepala Seksi Mesin 1 Teknik Mesin (S1)
Kepala Seksi Listrik dan 1 Teknik Elektro (S1)
Instrumentasi
Kepala Seksi Keuangan 1 Ekonomi (S1)
Kepala Seksi Personalia 1 Ekonomi/Manajemen (S1)
Kepala Seksi Keamanan 1 Pensiunan ABRI
Kepala Seksi Pembelian dan 1 Manajemen Pemasaran (S1)
Penjualan
Karyawan Produksi 60 SMK/Politeknik
Karyawan Teknik 25 SMK/Politeknik
Karyawan Umum dan Keuangan 23 SMU/D1/Politeknik
Karyawan Pembelian dan Pemasaran 15 SMU/D1/Politeknik
Dokter 1 Kedokteran (S1)
Perawat 2 Akademi Perawat (D3)
Petugas Keamanan 15 SMU/Pensiunan ABRI
Petugas Kebersihan 10 SMU
Supir 6 SMU/STM
Jumlah 175
CH2COCOR H2COH
E. ANALISIS UTILITAS
1. Unit-unit utilitas yang dibutuhkan
Unit pendukung proses atau utilitas merupakan bagian penting untukpenunjang proses
produksi suatu pabrik. Utilitas di pabrik etilen oksida meliputi :
a. Unit penyediaan dan pengolahan air, Unit penyediaan dan pengolahan air berfungsi
untuk penyediaan dan pengolahan air meliputi air pendingin, air proses, air umpan
boiler, air konsumsi umum dan sanitasi.
b. Unit penyediaan steam dan bahan bakar, berfungsi memenuhi kebutuhan steam sebagai
media pemanas pada alat heat exchanger, reboiler, dan pemenuhan bakar bakar diesel
pada boiler.
c. Unit penyediaan udara instrument, menyediakan Udara tekan pada kebutuhan
instrumentasi pneumatic dan udara tekan dibengkel
d. Unit pembangkit dan pendistribusian listrik dan Unit pengolahan limbah, menyediakan
listrik sebagai tenaga penggerak peralatan proses, utilitas, elektronik, AC, maupun
untuk penerangan. Listrik disuplai oleh PLN, dan generator sebagai cadangan apabila
listrik dari PLN mengalami gangguan
e. Unit pengolahan limbah, berfungsi untuk pengolahan bahan buangan dengan proses
biodegradasi dengan activated sludge.
2. Spesifikasi Peralatan Utilitas
a. Unit Penyediaan dan Pengolahan Air
Kebutuhan air diperoleh dari air bawah tanah KIM (Kawasan Industri Medan).
Kebutuhan air ini berguna untuk proses, sarana utilitas, dan keperluan domestik.
b. Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan yaitu minyak kelapa yang disuplai dari
Pabrik Minyak Kelapa di daerah Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Sumatera
Utara untuk bahan baku tambahan diperoleh dari beberapa daerah di Indonesia,
misalnya beberapa daerah di Sumatera Utara dan Jawa. Sedangkan bahan-bahan kimia
pendukung lainnya diperoleh dari daerah lokal.
c. Unit Pembangkit dan Pendistribusian Listrik
Kebutuhan tenaga listrik untuk operasi pabrik dapat diperoleh Perusahaan
Listrik Negara (PLN) Medan.Disamping itu jugadisediakan pembangkit listrik
cadangan dari generator diesel yang bahan bakarnya adalah biodiesel yang dihasilkan
dari Pabrik Pembuatan Biodiesel ini.
d. Unit Pengolahan Limbah
Limbah yang dihasilkan dalam pabrik benzene dapat diklasifikasikan:
1) Bahan buangan cair
2) Bahan buangan padat
3) Bahan buangan gas
Pengolahan limbah ini didasarkan pada jenis buangannya :
1) Pengolahan bahan buangan cair
Pada pengolahan limbah cair, semua limbah cair yang berasal dari limbah
domestik diolah di dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) kecuali oli bekas
yang akan ditampung di dalam penampungan yang selanjutnya dikirim ke badan yang
berwenang. Limbah dari berbagai sumber sebelum masuk ke IPAL dilewatkan melalui
bak ekualisasi untuk menyamakan beban dalam pengolahan dengan jalan melakukan
pengadukan pada limbah sehingga menjadi homogen, dari bak ekualisasi limbah masuk
ke bak netralisasi untuk menetralkan pH, karena pH yang netral selain tidak
mengganggu lingkungan juga dapat berguna untuk mempermudah proses pengendapan
pada bak sedimentasi. Penetralan pH dilakukan dengan jalan penambahan
Na2CO3/H2SO4, setelah netral limbah dialirkan ke bak sedimentasi untuk
mengendapkan kandungan solid yang terdapat di dalamnya dengan bantuan koagulan.
Dari bak sedimentasi selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan
media penyaring berbutir seperti kerikil, pasir, dan juga ditambahkan karbon aktif
untuk menghilangkan bau. Limbah setelah melalui proses filtrasi dimasukkan ke dalam
bak Bio Control yang bertujuan untuk menguji apakah limbah tersebut sudah benar–
benar tidak mencemari lingkungan, pengujian dilakukan dengan memasukkan ikan ke
dalam bak Bio Control, bila ikan tersebut tetap hidup normal maka proses pengolahan
air limbah dapat dikatakan sudah berhasil dan air yang dihasilkan selanjutnya akan
dibuang ke badan air baik diselokan , ataupun dilaut.
2) Pengolahan bahan buangan padatan
Limbah padat yang dihasilkan berasal dari limbah domestik dan IPAL.Limbah
domestik berupa sampah-sampah dari keperluan sehari-hari seperti kertas dan plastik,
sampah tersebut ditampung di dalam bak penampungan dan selanjutnya dikirim ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).Limbah yang berasal dari IPAL diurug didalam tanah
yang dindingnya dilapisi dengan clay (tanah liat) agar bila limbah yang dipendam
termasuk berbahaya tidak menyebar ke lingkungan sekitarnya.
3) Pengolahan limbah gas
Limbah gas yang berasal dari alat–alat produksi dibuang ke udara melalui stack
yang mempunyai tinggi minimal 4 kali tinggi bangunan, banyaknya limbah gas yang
dibuang dapat diminimalisasi dengan jalan melakukan perawatan yang rutin terhadap
mesin-mesin produksi sehingga pembakarannya sempurna dan dapat meminimalisasi
pencemaran udara.
F. ANALISIS LINGKUNGAN
Pemilihan lokasi pabrik yang tepat, ekonomis dan menguntungkan dipengaruhi oleh faktor
utama dan faktor khusus. Faktor utama terdiri dari letak pabrik terhadap pasar, letak pabrik terhadap
bahan baku, transportasi, tersedianya tenaga kerja,dan tersedianya sumber air dan tenaga. Faktor khusus
terdiri dari harga tanah dan gedung, kemungkinan perluasan pabrik, tersedianya air yang cukup,
peraturan daerah setempat, keadaan masyarakat setempat.
1. Perluasan Areal Pabrik
Ekspansi pabrik dimungkinkan karena tanah yang tersedia cukup luas dan disekeliling pabrik
belum banyak berdiri pabrik sehingga pendirian pabrik ini tidak akan mengganggu pemukiman
penduduk.
2. Kondisi Iklim Dan Cuaca
Seperti kebanyakan daerah lain di Indonesia, kondisi cuaca dan iklim di sekitar lokasi
pabrik relatif stabil. Untuk daerah ini belum pernah terjadi bencana alam yang berarti sehingga
memungkinkan pabrik berjalan dengan lancar.
3. Harga Tanah Dan Bangunan
Tanah yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas dan biaya tanah bangunan
untuk pendirian pabrik relatif terjangkau.
4. Masyarakat Di Sekitar Pabrik
Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik Biodiesel ini karena
akan menyediakan lapangan kerja bagi mereka. Selain itu pendirian pabrik Biodiesel ini
diperkirakan tidak akan mengganggu keselamatan dan keamanan masyarakat di sekitarnya
karena baik bahan baku maupun produk yang dihasilkannya tergolong ramah terhadap
lingkungan.
Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran dari komponen-
komponen produksi suatu pabrik, sehingga diperoleh suatu hubungan yang efisien dan efektif
antara operator, peralatan dan gerakan material dari bahan baku menjadi produk. Tata letak
suatu pabrik memainkan peranan yang penting dalam menentukan biaya konstruksi, biaya
produksi, serta efisiensi dan keselamatan kerja. Oleh karena itu tata letak pabrik harus disusun
secara cermat untuk menghindari kesulitan di kemudian hari.
Urutan proses produksi dan kemudahan/aksebilitas operasi, jika suatu produk perlu diolah
lebih lanjut maka pada unit berikutnya disusun berurutan sehingga sistem perpipaan dan
penyusunan letak pompa lebih sederhana.
1. Pengembangan lokasi baru atau penambahan/perluasan lokasi yang telah ada sebelumnya.
2. 5Distribusi ekonomis dari fasilitas logistik (bahan baku dan bahan pelengkap), fasilitas
utilitas (pengadaan air, steam, tenaga listrik dan bahan bakar), bengkel untuk
pemeliharaan/perbaikan alat serta peralatan pendukung lainnya.
3. Bangunan, menyangkut luas bangunan, kondisi bangunan dan konstruksinya yang
memenuhi syarat.
4. Pertimbangan kesehatan, keamanan dan keselamatan seperti kemungkinan
kebakaran/peledakan.
5. Masalah pembuangan limbah.
6. Alat-alat yang dibersihkan/dilepas pada saat shut down harus disediakan ruang yang cukup
sehingga tidak mengganggu peralatan lainya.
7. Pemeliharaan dan perbaikan.
No Kelompok Biaya Jumlah (buah) Kode Harga/Unit (Rp) Harga Total Alat (Rp) Umur Alat (tahun) Harga Penyusutan/Alat (Rp)
PERALATAN PROSES
1 Tangki Trilaurin 7 F-111 Rp 1,100,763,000 Rp 7,705,341,000 10 Rp 110,076,300
2 Tangki Umpan Metanol 3 F-113 Rp 1,100,455,378 Rp 3,301,366,134 10 Rp 110,045,538
3 Tangki Katalis 1 F-116 Rp 1,100,190,882 Rp 1,100,190,882 10 Rp 110,019,088
4 Pompa Katalis 1 M-310 Rp 398,793,876 Rp 398,793,876 10 Rp 39,879,388
5 Mixer 3 R-210 Rp 449,531,942 Rp 1,348,595,826 10 Rp 44,953,194
6 Pompa Mixer 1 S-212 Rp 296,325,601 Rp 296,325,601 10 Rp 29,632,560
7 Pompa Reaktor 2 F-214 Rp 896,027,897 Rp 1,792,055,794 10 Rp 89,602,790
8 Reaktor 1 V-310 Rp 1,699,926,402 Rp 1,699,926,402 10 Rp 169,992,640
9 Separator 1 F-313 Rp 1,553,209,174 Rp 1,553,209,174 10 Rp 155,320,917
10 Pompa Separator 1 4 F-318 Rp 1,700,777,205 Rp 6,803,108,820 10 Rp 170,077,721
11 Tangki Gliserol 3 E-316 Rp 1,174,042,479 Rp 3,522,127,437 10 Rp 117,404,248
12 Pompa Separator 2 3 H-410 Rp 1,700,777,205 Rp 5,102,331,615 10 Rp 170,077,721
13 Heater 3 E-414 Rp 2,198,190,326 Rp 6,594,570,978 10 Rp 219,819,033
14 Flash Drum 3 H-510 Rp 1,272,306,445 Rp 3,816,919,335 10 Rp 127,230,645
15 Tangki Metil Laurat 4 F-614 Rp 971,092,376 Rp 3,884,369,504 10 Rp 97,109,238
16 Heater 1 E-216 Rp 1,424,516,315 Rp 1,424,516,315 10 Rp 142,451,632
17 Kondensor 1 E-312 Rp 362,448,475 Rp 362,448,475 10 Rp 36,244,848
18 Cooler 1 1 E-230 Rp 712,911,230 Rp 712,911,230 10 Rp 71,291,123
19 Cooler 2 1 E-314 Rp 712,911,230 Rp 712,911,230 10 Rp 71,291,123
20 Evaporator 1 E-514 Rp 845,191,973 Rp 845,191,973 10 Rp 84,519,197
21 Cooler 3 1 E-612 Rp 712,911,230 Rp 712,911,230 10 Rp 71,291,123
22 Pompa Katalis 1 L-117 Rp 424,138,449 Rp 424,138,449 10 Rp 42,413,845
23 Pompa Mixer 1 L-118 Rp 329,851,998 Rp 329,851,998 10 Rp 32,985,200
24 Pompa Reaktor 3 L-211 Rp 714,915,139 Rp 2,144,745,417 10 Rp 71,491,514
25 Pompa Separator 1 1 L-215 Rp 932,326,014 Rp 932,326,014 10 Rp 93,232,601
26 Pompa Separator 2 1 L-213 Rp 932,326,014 Rp 932,326,014 10 Rp 93,232,601
27 Pompa Flash Drum 1 1 L-219 Rp 125,730,430 Rp 125,730,430 10 Rp 12,573,043
28 Pompa Flash Drum 2 1 L-317 Rp 125,730,430 Rp 125,730,430 10 Rp 12,573,043
29 Pompa Washing Tank 1 3 L-319 Rp 215,096,503 Rp 645,289,509 10 Rp 21,509,650
30 Pompa Washing Tank 2 3 L-413 Rp 215,096,503 Rp 645,289,509 10 Rp 21,509,650
31 Pompa Dekanter 1 3 L-414 Rp 215,724,066 Rp 647,172,198 10 Rp 21,572,407
32 Pompa Dekanter 2 3 L-611 Rp 215,724,066 Rp 647,172,198 10 Rp 21,572,407
TOTAL Rp 26,829,960,253 Rp 61,289,894,997 Rp 2,682,996,025
PERALATAN UTILITAS
1 Screening 1 SC Rp 172,204,275.00 Rp172,204,275 10 Rp 17,220,427.50
2 Bak Sedimentasi 1 BS Rp 150,000,000.00 Rp150,000,000 10 Rp 15,000,000.00
3 Tangki Pelarutan 1 1 TP-01 Rp 282,607,167.00 Rp282,607,167 10 Rp 28,260,716.70
4 Tangki Pelarutan 2 1 TP-02 Rp 282,607,167.00 Rp282,607,167 10 Rp 28,260,716.70
5 Tangki Pelarutan 3 1 TP-03 Rp 282,607,167.00 Rp282,607,167 10 Rp 28,260,716.70
6 Clarifier 1 CL Rp 4,318,411,386.00 Rp4,318,411,386 10 Rp 431,841,138.60
7 Tangki Filtrasi 1 TF Rp 2,400,193,106.00 Rp2,400,193,106 10 Rp 240,019,310.60
8 Cooling Tower 1 CT Rp 130,261,783.00 Rp130,261,783 10 Rp 13,026,178.30
9 T. Utilitas 2 1 TU-01 Rp 2,428,226,052.00 Rp 2,428,226,052.00 10 Rp 242,822,605.20
10 T. Utilitas 3 1 TU-02 Rp 2,428,226,052.00 Rp 2,428,226,052.00 10 Rp 242,822,605.20
11 Softened Tank 1 ST Rp 722,778,422.00 Rp 722,778,422.00 10 Rp 72,277,842.20
12 Cation Exchanger 1 CE Rp 660,695,759.00 Rp 660,695,759.00 10 Rp 66,069,575.90
13 T. Pelarutan H2SO4 1 TP-04 Rp 1,590,478,113.00 Rp 1,590,478,113.00 10 Rp 159,047,811.30
14 T. Pelarutan NaOH 1 TP-05 Rp 1,262,883,747.00 Rp 1,262,883,747.00 10 Rp 126,288,374.70
15 Anion Exchanger 1 AE Rp 160,695,759.00 Rp 160,695,759.00 10 Rp 16,069,575.90
16 Activeted Sludge 1 AS Rp 6,188,305,718.00 Rp 6,188,305,718.00 10 Rp 618,830,571.80
17 Ketel Uap+Deaerator 1 KU Rp 726,029,368.00 Rp 726,029,368.00 10 Rp 72,602,936.80
18 Bak Equalisasi 1 BE Rp 200,000,000.00 Rp 200,000,000.00 10 Rp 20,000,000.00
19 Generator 2 GE Rp 200,000,000.00 Rp 400,000,000.00 10 Rp 20,000,000.00
20 T. Utilitas 1 1 TU-03 Rp 2,428,226,052.00 Rp 2,428,226,052.00 10 Rp 242,822,605.20
21 T. Pelarutan Kaporit 1 TP-06 Rp 14,514,438.00 Rp 14,514,438.00 10 Rp 1,451,443.80
22 T. Penampung 1 TP Rp 20,000,000.00 Rp 20,000,000.00 10 Rp 2,000,000.00
23 P. Screening 1 PU-01 Rp 14,166,118.00 Rp 14,166,118.00 10 Rp 1,416,611.80
24 P. Sedimentasi 1 PU-02 Rp 14,166,118.00 Rp 14,166,118.00 10 Rp 1,416,611.80
25 P. Alum 1 PU-03 Rp 324,212,884.00 Rp 324,212,884.00 10 Rp 32,421,288.40
26 P. Soda 1 PU-04 Rp 21,175,131.00 Rp 21,175,131.00 10 Rp 2,117,513.10
27 P. Flash 1 PU-05 Rp 14,162,122.00 Rp 14,162,122.00 10 Rp 1,416,212.20
28 P. Clarifier 1 PU-06 Rp 14,162,122.00 Rp 14,162,122.00 10 Rp 1,416,212.20
29 P. Softened Tank 1 1 PU-07 Rp 15,749,210.00 Rp 15,749,210.00 10 Rp 1,574,921.00
TOTAL Rp 27,467,745,236.00 Rp27,667,745,236 Rp 2,746,774,523.60
TRANSPORTASI KARYAWAN
1 Dewan Komisaris 2 Mercedez-Benz S550 Rp 875,750,000.00 Rp 1,751,500,000 10 Rp 87,575,000.00
2 Mobil Direktur 1 Fortuner V 2.7AT Rp 395,900,000.00 Rp 395,900,000 10 Rp 39,590,000.00
3 Mobil Manajer 4 Kijang Innova V 2.5 AT Rp 246,100,000.00 Rp 984,400,000 10 Rp 24,610,000.00
4 Bus Karyawan 2 Bus Mercedez-Benz Rp 380,000,000.00 Rp 760,000,000 10 Rp 38,000,000.00
5 Bus Karyawan 1 Mini Bus L-300 Rp 211,087,000.00 Rp 211,087,000 10 Rp 21,108,700.00
6 Truk 6 Truk FE-74HD 125PS Rp 261,200,000.00 Rp 1,567,200,000 10 Rp 26,120,000.00
7 Mobil Kepentingan Pemasaran & Pembelian 4 Mini Bus L-300 Rp 291,870,000.00 Rp 1,167,480,000 10 Rp 29,187,000.00
8 Sepeda Motor 4 Honda Supra 125 R Rp 314,750,000.00 Rp 1,259,000,000 10 Rp 31,475,000.00
9 Mobil Pemadam Kebakaran 1 Truk Tangki Rp 657,000,000.00 Rp 657,000,000 10 Rp 65,700,000.00
TOTAL Rp 3,633,657,000.00 Rp 8,753,567,000 Rp 363,365,700.00
NO KELOMPOK BIAYA LUAS (M2) PERSEN HARGA/M2 TOTAL HARGA Uraian Total
1 Luas tanah seluruhnya 20,000 Rp 500,000 Rp 10,000,000,000 Peralatan Proses Rp 61,289,894,997
2 Perataan tanah 5% Rp 4,000,000,000 Rp 200,000,000 Peralatan Utilitas Rp 27,667,745,236 Rp 97,711,207,233 70%
Rp 10,200,000,000 transportasi Rp 8,753,567,000 Rp 40,908,500,000 30%
tanah Rp 10,000,000,000
bangunan Rp 30,908,500,000
Total Keseluruhan Rp 138,619,707,233
B. Biaya Lain-Lain
Selanjutnya dilakukan pembelian biaya lain-lain. Sumber dana yang digunakan
dalam proses pembelian biaya lain-lain berasal dari modal sendiri. seperti bahan baku
pendukung utilitas, yaitu gas, listrik, dan air, serta bahan baku pendukung produksi
lainnya, seperti ditunjukkan pada tabel 4.
Tabel 4. Biaya Lain-lain Pertahun
NO URAIAN JENIS JUMLAH/Tahun JUMLAH/3BULAN
1 Administrasi Umum Fixed Cost Rp 1.000.000.000 Rp 333.333.333
2 Pajak Bumi dan Bangunan Fixed Cost Rp 87.940.000 Rp 29.313.333
3 Biaya Pemasaran dan Distribusi Fixed Cost Rp 2.950.361.590 Rp 983.453.863
4 Biaya Laboratorium, Penelitan dan Pengembangan Fixed Cost Rp 500.000.000 Rp 166.666.667
5 Biaya Asuransi Fixed Cost Rp 8.976.317.545 Rp 2.992.105.848
6 Biaya Variabel Pemasaran Variabel Cost Rp 5.943.215.907 Rp 1.981.071.969
7 Biaya Variabel Perawatan Variabel Cost Rp 6.939.452.183 Rp 2.313.150.728
8 Biaya Variabel Lainnya Variabel Cost Rp 8.832.159.073 Rp 2.944.053.024
TOTAL Rp 35.229.446.298 Rp 11.743.148.766
E. Biaya Produksi
Data-data tersebut di atas selanjutnya dikelompokkan ke dalam biaya tetap (fixed cost) dan
biaya berubah (variabel cost) yaitu jenis biaya yang dapat dan tidak mempengaruhi kelangsungan
produksi secara keseluruhan, seperti ditunjukkan pada pada tabel 5.
Menurut Giatman (2007) bahwa beberapa jenis biaya bervariasi langsung dengan perubahan
volume produksi, sedangkan biaya lainnya relatif tidak berubah terhadap jumlah produksi. Pembagian
biaya produksi menjadi biaya tetap dan biaya variabel dilakukan pula oleh BI (2010) bertujuan untuk
memudahkan dalam proses perhitungan biaya operasional per bulan dan per tahun produksi.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka biaya produksi dan non produksi yang berasal dari biaya
tenaga kerja (tabel 2), biaya bahan baku (tabel 3) dan biaya lain-lain (tabel 4) selanjutnya
dikelompokkan menjadibiaya tetap dan variabel seperti ditunjukkan pada Tabel 5 .
Tabel 5. Biaya Produksi PerTahun
NO URAIAN JUMLAH/3bulan JUMLAH/TAHUN JENIS
1 Administrasi Umum Rp 1.000.000.000 Rp 4.000.000.000 Fixed Cost 39%
2 Pajak Bumi dan Bangunan Rp 87.940.000 Rp 351.760.000 Fixed Cost 39,20037
3 Biaya Pemasaran dan Distribusi Rp 2.950.361.590 Rp 11.801.446.360 Fixed Cost
4 Biaya Laboratorium, Penelitan dan Pengembangan Rp 500.000.000 Rp 2.000.000.000 Fixed Cost
5 Biaya Asuransi Rp 8.976.317.545 Rp 35.905.270.180 Fixed Cost
6 Karyawan Tetap Rp 1.087.500.000 Rp 4.350.000.000 Fixed Cost
TOTAL Rp 14.602.119.135,00 Rp 58.408.476.540
NO URAIAN JUMLAH/3Bulan JUMLAH/TAHUN JENIS
1 Biaya Variabel Pemasaran Rp 87.940.000 Rp 351.760.000 Variabel Cost 61%
2 Biaya Variabel Perawatan Rp 2.950.361.590 Rp 11.801.446.360 Variabel Cost 60,79963
3 Biaya Variabel Lainnya Rp 8.832.159.073 Rp 35.328.636.292 Variabel Cost
4 Bahan Baku Utama Rp 10.745.830.494 Rp 42.983.321.976 Variabel Cost
5 Karyawan Tidak Tetap Rp 30.000.000 Rp 120.000.000 Variabel Cost
6 Bahan Baku Utilitas Rp 1.543.050 Rp 6.172.200 Variabel Cost
TOTAL Rp 22.647.834.207 Rp 90.591.336.828
TOTAL KESELURUHAN Rp 37.249.953.342,00 Rp 148.999.813.368
BAB III
ANALISA KELAYAKAN PRODUKSI
A. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi Biodiesel dari perusahaan PT. MR ENERGY sejak tahun
2020-2029 adalah 82.644 Ton/Tahun.
B. Harga Pokok Produksi
Menurut BI (2010) bahwa harga pokok produksi ditetapkan berdasarkan
perbandingan antara biaya produksi (fixed cost + variable cost) dan kapasitas produksi,
sehingga diperoleh hasil berikut:
Biaya produksi
𝐻𝑃𝑃 =
Kapasitas produksi
𝑅𝑝 148.999.813.368
=
𝑅𝑝 82.644
= 𝑅𝑝 1.802.906
C. Penentuan Harga Jual Keuntungan
Keuntungan yang diinginkan adalah 25% ini sudah termasuk biaya pemasaran,
karena dengan keuntungan tersebut pengusaha bisa mendapatkan keuntungan dari
penjualan produknya lebih banyak dan supaya bisa lebih cepat mengembalikan
pinjaman uang dari bank.
Harga Jual Produk = HPP + (25% keuntungan × HPP)
= 𝑅𝑝 1.802.906 + (25% keuntungan × 𝑅𝑝 1.802.906)
= 𝑅𝑝 4.269+ (0,25 × 𝑅𝑝 1.802.906)
= 𝑅𝑝2,253,632
D. Total Penjualan Per Tahun
Total Penjualan Per tahun = Harga jual × kapasitas produksi
= 𝑅𝑝2,253,632 × Rp 82.644
= Rp186,249,766,710
E. Biaya Variabel/Unit
Biaya variabel
Variabel =
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
Rp 2.569
=
34.902.557,5
= Rp 73604921 per ton
F. Menghitung Break Even Point (BEP)
BEP merupakan titik dimana total pemasukan perusahaan dari penjualan produk
(barang atau jasa) sama dengan total pengeluaran perusahaan untuk memproduksi barang
atau jasa. Besarnya BEP dirumuskan sebagai berikut :
total fixed cost (FC)
BEP (Rp) = Variabel cost
1−
Total penjualan
Rp 58.408.476.540
=
Rp 90.591.336.828
1 − Rp 186.249.766.710
= Rp 113.723.015.764,33
𝑓𝑖𝑥𝑒𝑑 𝑐𝑜𝑠𝑡
BEP (Ton) = ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡
− 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑢𝑛𝑖𝑡
Rp 58.408.476.540
=
𝑅𝑝 5.336,25 − Rp552.403,415
=21.311.297
=Rp 13.861.970.723
2. Bunga Bank 12% = Biaya Keseluruhan × Suku Bunga
= Rp 138.619.707.233 × 12%
= Rp 16.634.364.868
3. Jumlah = Biaya Keseluruhan + Suku Bunga
= Rp 138.619.707.233 + Rp 16.634.364.868
= Rp 155.254.072.101
4. Angsuran = Pokok Pinjaman + Bunga Bank
= Rp13.861.970.723 + Rp.5.131.513.165
= Rp 16.634.364.868
5. Sisa = Jumlah – Angsuran
= Rp 155.254.072.101 - Rp 16.634.364.868
= Rp 138.619.707.233
Diketahui:
Tahun (n) = 10
Investasi Awal (a) = Rp138,619,707,233
Flow Cash ke 6 (b) = Rp134,300,885,391
Flow Cash ke 7 (c) = Rp161,536,056,043
𝑎−𝑏
𝑃𝐵𝑃 = 𝑛 + ×1
𝑐−𝑏
Rp138,619,707,233 − Rp134,300,885,391
𝑃𝐵𝑃 = 7 + × 1
Rp161,536,056,043 − Rp134,300,885,391
n= 7
PBP = 7,16
6. Minimum Atractive Rate Of Return
Menurut Giatman (2007), nilai MARR umumnya ditetapkan secara subjektif melalui
beberapa pertimbangan tertentu dari investasi tersebut. Pertimbangan yang dimaksud
adalah suku bunga investasi (i), biaya lain yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan
investasi (Cc), dan faktor resiko investasi (α).
Faktor risiko dipengaruhi faktor risiko dari usaha, tingkat persaingan usaha sejenis
dan manajemen style dari pimpinan perusahaan. Berdasarkan hal itu, nilai MARR biasanya
ditetapkan secara subjektif dengan memperhatikan faktor-faktor di atas.
Nilai IRR dapat pula dihitung berdasarkan estimasi cash flow investasi. Diketahui:
Inflasi(F) = 2.37
Investasi (I) = 12 %
MARR = {( 1 + i )} {( 1 + f)} – 1
=15%
7. Proyeksi Net Present Value (NPV)
Menurut Kuswadi (2007) bahwa net present value (NPV) atau nilai sekarang bersih
(nilai sekarang netto) adalah perbedaan antara nilai sekarang netto (NSN) atau (total net
cash flow) selama umur proyek dengan nilai sekarang dari besarnya investasi (outlay / net
investment).
NPV = -I + AB (P/A, 10%) – AC(P/A,10%) = Rp 71.104.980.073
9. Uji Sensitivitas
Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang terjadi dengan hasil analisis
proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar perhitungan biaya atau
keuntungan. Dalam analisis sensitivitas setiap kemungkinan harus dicoba, yang berarti bahwa
tiap kali harus diadakan analisis kembali. Hal ini perlu dilakukan, karena analisis proyek
didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang
akan terjadi di waktu yang akan datang (Hidayat dkk, 2009).
Menurut Wijanarko dkk, 2005, bahwa analisis sensitivitas adalah analisis dengan
mengubah nilai parameter-parameter biaya pabrik untuk mengetahui akibatnya terhadap
parameter kelayakan pabrik, seperti pada table 9.
Case 1 Investasi
-20% 20%
NPV Rp73,604,980,073 Rp68,604,980,073
IRR 24% 23%
Rp80,000,000,000
Base Case
Rp70,000,000,000
Case 1 Investasi
Rp60,000,000,000
Case 2 Bahan Baku
Rp50,000,000,000
Case 3 Gaji
Rp40,000,000,000 Karyawan
Rp30,000,000,000
Rp20,000,000,000
Rp10,000,000,000
Rp-
-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30%
Grafik IRR :
26%
26%
25%
25%
24%
24%
23%
23%
22%
22%
-25% -20% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25%
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pra Rancangan
Pabrik Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa di Kabupaten Pinrang layak didirikan,
namun tetap memperhatikan variabel gaji karyawan dan investasi adalah yang paling stabil
terhadap IRR dan NPV tidak terpengaruh oleh UMR dan Kurs Dollar namun yang patut
diwaspadai yaitu untuk bahan baku sangat rentan yang di pengaruhi oleh Inflasi pada
Kab.Pinrang yaitu 2,37%.
V.2 Saran
Harus memperhatikan secara seksama faktor-faktor resiko, yaitu harga bahan baku dan
ketersediaan bahan baku di daerah terdekat sehingga dalam waktu kedepan bahan baku dapat
diminimalisir. Jika ditinjau dari peta lokasi pabrik yang mana pada sekitaran daerah tersebut masih
banyak lahan yang kosong yang dapat kita jadikan lahan untuk menanam bahan baku berupa Kelapa
tersebut, namun kembali lagi berarti perusahan ini harus menambah biaya investasi untuk perluasan
tanah.
Pertanyaan:
Rezkiawan: Mengapa investasi harus 60% dan 40%?
Jawab: Karena tujuannya untuk mecapai BEP.Kenapa harus dicapai BEP
tidak akan dicapai kalu variable costnya lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Mandiri. 2008. Cicilan Ringan KPR dan Kredit Usaha. Jakarta.
Bernasconi, dkk, 1995, “Teknologi Kimia”, Bagian I, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Brownell, L.E. Young, E.H. Process Equipment Design. 1959. Wiley Eastern, Ltd. New Delhi.
Considine, Douglas M. 1985. Instruments and Controls Handbook. 3rd Edition. USA:
Mc.Graw-Hill, Inc.
Foust, A.S. Principles of Unit Operation. 1980. John Wiley and Sons. London. Geankoplis,
C.J. Transport Process and Unit Operation. 1983. Ally and Bacon. New York.
Kern, D.Q. Process Heat Transfer. 1965. McGraw Hill. New York
Kirk Orthmer. Encyclopedia of Chemical Engineering Technology. 1949. John Wiley and Sons
Inc. New York.
Levenspiel, Octave. Chemical Reaction Engineering. 1962. 2nd ed. John Wiley and Sons. New
York.
Lyman. 1982. HandBook of Chemical Property Estimation Methods. John Wiley and Sons
Inc.New York.
Metcalf & Eddy. 1991. Wastewater Engineering Treatment, Disposal, Reuse.
McGraw-Hill Book Company. New Delhi
Nalco. 1988. The Nalco Water Handbook. 2nd Edition. McGraw-Hill Book Company.
New York.
Perry, Robert H. dan Dow W. Green. 1999. Chemical Engineering HandBook. 7th Edition.
New York: McGraw-Hill Book Company.
Perry, R.H. Chemical Engineering Handbook. 1997. McGraw Hill Book Company.
New York.
Peters, M.S; Klaus D. Timmerhaus dan Ronald E.West. 2004. Plant Design and Economics for
Chemical Engineer. 5th Edition. International Edition. Mc.Graw-Hill. Singapore
Pieters, M.S., Timmerhaus, K.D. Plant Design and Economics for Chemical Engineer. 1991.
John Wiley and Sons, New York.
PT. Pertamina. 2008 (berdasarkan data harga produk yang diterima)
PT. Halim Sejahtera Cipta Mandiri. 2005. (berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Li Fang)
Reklaitis, G.V. Introduction to Material and Energy Balance. 1983. McGraw Hill Book
Company. New York.
Susanto.2008.Tugas Akhir.”Pra Rancangan Pabrik Lithopone dari Barium Sulfat dan Seng
Sulfat dengan Kapasitas 4000 ton/tahun”.Universitas Sumatera Utara.
Badan Pusat Statistik. "Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia ". Indonesia
foreign. Trade Statistic Import. Yogyakarta. 2000-2004.
Arifin AH. 2005. Mutually Exclusive Alternative Project untuk Analisis Kelayakan Usaha
Industri Kecil. Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005. Hal. 196-202.
(BRI) Bank Rakyat Indonesia. 2018. Suku Bunga Pinjaman Usaha Skala Besar. Download
tanggal 26 Februari pukul 14.00 WITA.
(BI) Bank Indonesia. 2010. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Syariah (PPUK). Usaha
Pengolahan Tapioka. Direktorat Kredit, BPR dan UMKM.
(BPS) Biro Pusat Statistik. 2018. Inflasi Sulawesi Selatan tahun 2017. Download tanggal 26
Februari pukul 14.00 WITA.
Giatman M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT. Rajagrafindo
Persada.
Gray C, Simanjuntak P, Sabur LK, Maspaitella PFL, Varley RCG. 2007. Pengantar Evaluasi
Proyek, Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia.
Husnan S, Muhammad S. 2008. Studi Kelayakan Proyek, Edisi Keempat. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN.