Anda di halaman 1dari 39

EKONOMI TEKNIK

“PRA RANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI


MINYAK KELAPA DENGAN KAPASITAS 82.644
TON/ TAHUN"

DISUSUN OLEH :
NUR ISLAMIAH.MR
17 TKM 241
KELAS II B

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN RI
POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2018/2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
perlindungan dan bimbingan kasih-NYA, sehingga pembuatan Makalah Pra Rancagan Pabrik
ini dapat terselesaikan dengan baik, penuh dengan campur tangan Tuhan.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Ekonomi
Teknik dalam pelaksanaan pembelajaran maupun saat pembuatan makalah ini, penulis
menyadari masih banyak masalah dan kendala yang penulis hadapi. Sehingga pada kesempatan
ini penulis mengungkapkan terima kasih yang tak terhingga kepada bapak Idi Amin, selaku
dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi Teknik, dan semua pihak yang turut membantu, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Demikian makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, penulis menyadari masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalh ini dan tak lepas dari keterbatasan ilmu
pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu, penulis tetap menerima kritik dan saran dari
berbagai pihak, guna kesempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi penulis kedepannya
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Makassar, 5 Mei 2019

Penulis
Daftar Isi
Judul ................................................................................................................
Kata Pengantar ..............................................................................................
Daftar Isi .........................................................................................................
BAB 1 Analisa Kelayakan Usaha .................................................................
1. Profil Persahaan ...........................................................................................
2. Analisa Bahan Baku .....................................................................................
3. Amalisa Proses Produksi..............................................................................
4. Analia Produk Pemasaran ............................................................................
5. Analisa Utilitas.............................................................................................

BAB 2 Analisa Kelayakan Teknis ................................................................


1. Kebutuhan Investasi Pabrik .........................................................................
2. Biaya Tenaga Kerja......................................................................................
3. Biaya Bahan Baku........................................................................................
4. Biaya Lain lain .............................................................................................
5. Biaya Keseluruhan .......................................................................................

BAB 3 Analisa Kelayakan Produksi ............................................................


1.Kapasitas Produksi ........................................................................................
2. Harga Pokok Produksi .................................................................................
3. Harga Jual Keuntungan ................................................................................
4. Total Produk Pertahun .................................................................................
5. Variabel ........................................................................................................
5. Break Event Point (BEP) .............................................................................

BAB 4 Analisa Kelayakan Finansial ............................................................


1.Benefict Cost Ratio(BCR) ............................................................................
2.Pembayaran Pinjaman ...................................................................................
3. Perhitungan Rugi Laba ................................................................................
4. Cash Flow ....................................................................................................
5. Pay Back Period(PBP) .................................................................................
6. MARR ..........................................................................................................
6.NPV...............................................................................................................
7. IRR ...............................................................................................................
8. Uji Sensitivitas .............................................................................................

BAB 5 Penutup ...............................................................................................


1 Kesimpulan ...................................................................................................
2 Saran .............................................................................................................
3 Pertanyaan ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


BAB I
ANALISA KELAYAKAN USAHA
A. Profil Perusahaan
1. Data perusahaan
Nama Perusahaan : PT. MR New Energy
Tanggal Berdiri : 13 Maret 2019
Alamat Perusahaan : Kel.talabangi, Desa Tonyamang, Kec Patampanua, Kab
Pinrang Sulawesi Selatan

Jumlah Karyawan : 175 Orang


Jenis Perusahaan : Perseroan Terbatas(PT)
Produk : Biodiesel Dari Minyak Kelapa dengan kapasitas 82.644
ton/tahun
Email : mr.energy@gmail.com

PT. MR NEW ENERGY merupakan perusahaan yang bergerak di bidang


industri energy,yaitu dengan memproduksi Biodiesel dari minyak kelapa melalui proses
transesterifikasi, dengan kapasitas 82.644 ton/tahun

2. Visi dan Misi


Visi : Meningkatkan pembangunan di segala bidang khususnya bidang industri energi
dengan merancang pabrik biodiesel dari minyak kelapa dengan proses teresterifikasi
dengan kapasitas 82.644 ton/tahun.
Misi : Dengan berdirinya pabrik biodiesel ini diharapkan dapat menggantikan bahan
bakar fosil sebagai sumber energi transportasi dunia industri karena biodiesel
merupakan bahan bakar terbarukan.

3. Biodata Pemilik
Nama : Nur Islamiah.MR ST.,M.T
Jabatan : Komisaris (Pemilik)
Tempat, Tanggal Lahir : Barru, 03 Agustus 1998
No. Telp/Hp : 081342152975
Email : miabaru98@gmail.com
Pendidikan Terakhir : Master Teknik Kimia (S2)
4. Struktur Organisasi

a. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris dipilih dalam RUPS untuk mewakili para pemegang saham dalam
mengawasi jalannya perusahaan. Dewan Komisaris ini bertanggung jawab kepada RUPS.
Tugas-tugas Dewan Komisaris adalah:
1. Menentukan garis besar kebijaksanaan perusahaan.
2. Mengadakan rapat tahunan para pemegang saham.
3. Meminta laporan pertanggungjawaban Direktur secara berkala.
4. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dan pelaksanaan
tugas Direktur.
b. Direktur
Direktur merupakan pimpinan tertinggi yang diangkat oleh Dewan Komisaris.
Adapun tugas-tugas Direktur adalah:
1. Memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien.
2. Menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan umum pabrik sesuai dengan
kebijaksanaan RUPS.
3. Mengadakan kerjasama dengan pihak luar demi kepentingan perusahaan.
4. Mewakili perusahaan dalam mengadakan hubungan maupun perjanjian- perjanjian
dengan pihak ketiga.
5. Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan tugas setiap personalia yang bekerja pada
perusahaan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur dibantu oleh Manajer Produksi, Manajer Teknik, Manajer
Umum dan Keuangan, Manajer Pembelian dan Pemasaran.
c. Sekretaris
Sekretaris diangkat oleh Direktur untuk menangani masalah surat-menyurat untuk
pihak perusahaan, menangani kearsipan dan pekerjaan lainnya untuk membantu Direktur dalam
menangani administrasi perusahaan.
d. Manajer Produksi
Manajer Produksi bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Tugasnya
mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan masalah proses baik di bagian
produksi maupun utilitas. Dalam menjalankan tugasnya Manajer Produksi dibantu oleh tiga
Kepala Seksi, yaitu Kepala Seksi Proses, Kepala Seksi Laboratorium R&D (Penelitian dan
Pengembangan) dan Kepala Seksi Utilitas.
e. Manajer Teknik
Manajer Teknik bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Tugasnya
mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan masalah teknik baik di lapangan
maupun di kantor. Dalam menjalankan tugasnya Manajer Teknik dibantu oleh dua Kepala
Seksi, yaitu Kepala Seksi Listrik dan instrumentasi, dan Kepala Seksi Pemeliharaan Pabrik
(Mesin).

f. Manajer Umum dan Keuangan


Manajer Umum dan Keuangan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama
dalam mengawasi dan mengatur keuangan, administrasi, personalia dan humas. Dalam
menjalankan tugasnya Manajer Umum dan Keuangan dibantu oleh tiga Kepala Seksi, yaitu
Kepala Seksi Keuangan, Kepala Seksi Personalia, dan Kepala Seksi Keamanan.
g. Manajer Pembelian dan Pemasaran
Manajer Pembelian dan Pemasaran bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama. Tugasnya mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan pembelian bahan
baku dan pemasaran produk. Manajer ini dibantu oleh seorang Kepala Seksi, yaitu Kepala Seksi
Pembelian dan Penjualan.

6. Pembagian jam kerja karyawan


Pabrik pembuatan Biodiesel ini direncanakan beroperasi 330 hari per tahun secara
kontinu 24 jam sehari.
Berdasarkan pengaturan jam kerja, karyawan dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Karyawan non-shift, yaitu karyawan yang tidak berhubungan langsung dengan proses
produksi, misalnya bagian administrasi, bagian gudang, dan lain-lain.
Jam kerja karyawan non-shift ditetapkan 45 jam per minggu dan jam kerja selebihnya
dianggap lembur. Perincian jam kerja non-shift adalah:
Senin – Kamis
- Pukul 08.00 – 12.00 WIB Waktu kerja
- Pukul 12.00 – 13.00 WIB Waktu istirahat
- Pukul 13.00 – 17.00 WIB Waktu kerja
Jum’at
- Pukul 08.00 – 12.00 WIB Waktu kerja
- Pukul 12.00 – 14.00 WIB Waktu istirahat
- Pukul 14.00 – 17.00 WIB Waktu kerja

Sabtu
- Pukul 08.00 – 14.00 WIB Waktu kerja
2. Karyawan Shift, untuk pekerjaan yang langsung berhubungan dengan proses produksi
yang membutuhkan pengawasan terus menerus selama 24 jam, para karyawan diberi
pekerjaan bergilir (shift work). Pekerjaan dalam satu hari dibagi tiga shift, yaitu tiap
shift bekerja selama 8 jam dan 15 menit pergantian shift dengan pembagian sebagai
berikut :
- Shift I (pagi) : 08.00 – 16.15 WIB
- Shift II (sore) : 16.00 – 00.15 WIB
- Shift III (malam) : 00.00 – 08.15 WIB
Jam kerja bergiliran berlaku bagi karyawan. Untuk memenuhi kebutuhan pabrik, setiap
karyawan shift dibagi menjadi empat regu dimana tiga regu kerja dan satu regu istirahat.
Pada hari Minggu dan libur nasional karyawan shift tetap bekerja dan libur 1 hari
setelah setelah tiga kali shift.

Tabel 9.1 Jadwal Kerja Karyawan Shift


Hari
Regu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A I I I II II II - - III III III -
B II II II - - III III III - I I I
C - - III III III - I I I II II II
D III III - I I I II II II - - III
2. Karyawan borongan, apabila diperlukan, maka perusahaan dapat menambah jumlah
karyawan yang dikerjakan secara borongan selama kurun jangka waktu tertentu yang
ditentukan menurut kebijaksanaan perusahaan.
Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan
Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan/ pabrik, dibutuhkan susunan karyawan
seperti pada struktur organisasi. Jumlah karyawan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut

Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya


Jabatan Jumlah Pendidikan
Dewan Komisaris 3 Ekonomi/Teknik (S2)
Direktur 1 Ekonomi/Teknik (S2)
Sekretaris 1 Sekretaris (D3)
Manajer Produksi 1 Teknik Kimia (S2)
Manajer Teknik 1 Teknik Industri (S2)
Manajer Umum dan Keuangan 1 Ekonomi/Manajemen (S2)
Manajer Pembelian dan Pemasaran 1 Ekonomi/Manajemen (S1)
Kepala Seksi Proses 1 Teknik Kimia (S1)
Kepala Seksi Laboratorium dan R & 1 Teknik Mesin (S1)

D
Kepala Seksi Utilitas 1 Teknik Kimia (S1)
Kepala Seksi Mesin 1 Teknik Mesin (S1)
Kepala Seksi Listrik dan 1 Teknik Elektro (S1)

Instrumentasi
Kepala Seksi Keuangan 1 Ekonomi (S1)
Kepala Seksi Personalia 1 Ekonomi/Manajemen (S1)
Kepala Seksi Keamanan 1 Pensiunan ABRI
Kepala Seksi Pembelian dan 1 Manajemen Pemasaran (S1)

Penjualan
Karyawan Produksi 60 SMK/Politeknik
Karyawan Teknik 25 SMK/Politeknik
Karyawan Umum dan Keuangan 23 SMU/D1/Politeknik
Karyawan Pembelian dan Pemasaran 15 SMU/D1/Politeknik
Dokter 1 Kedokteran (S1)
Perawat 2 Akademi Perawat (D3)
Petugas Keamanan 15 SMU/Pensiunan ABRI
Petugas Kebersihan 10 SMU
Supir 6 SMU/STM
Jumlah 175

B. ANALISA BAHAN BAKU


Pembuatan biodiesel dapat dibuat dari minyak kelapa. Dalam tugas perancangan pabrik ini, bahan
baku yang digunakan adalah minyak kelapa.
1. Kelapa
Kelapa atau cocos nucifera sudah tumbuh selama 16 juta tahun yang lalu.Kelapa berasal
dari India.Kelapa dapat tumbuh di wilyah tropis, dan lebih banyak tumbuh di pinggiran
pantai.Pohon kelapa biasanya tumbuh di tanah berpasir dengan tingkat salinitas yang tinggi, lebih
banyak tumbuh di wilayan cukup sinar matahari dan dengan curah hujan yang teratur 750-2000
mm/tahun.Kelembapan yang dibutuhkan kelapa untuk tumbuh yaitu 70-80%. Pada pertumbuhan
optimum itulah sehingga kelapa jarang tumbuh di daerah dengan humiditas yang rendah,
temperature juga sangat mempengaruhi pertumbuhannya, yaitu sekitar 24oC, sangat susah tumbuh
di daerah iklim kering, kalaupun bisa tumbuh kemungkinan tidak berbuah (Wikipedia, 6 Agustus
2007).
2. Minyak Kelapa
Minyak kelapa dan kopra berasal dari buah pohon kelapa yang berasal dari Asia
Tenggara.Minyak kelapa telah digunakan selama ribuan tahun sebagai minyak masak, dan makanan
diet bagi orang-orang yang tinggal di daerah tropis.
Kopra adalah daging bagian dalam dari kelapa. Kopra merupakan minyak yang kaya pulp
dengan rasa kacang yang manis dan ringan. Kopra pada dasarnya digunakan sebagai sumber minyak
kelapa. Kopra berkualitas tinggi mengandung sekitar 65% sampai 72% minyak, dan minyak yang
diperoleh dari kopra disebut crude coconut oil (minyak kelapa mentah). Minyak kelapa mentah
diproses dari kopra dengan expeller press dan ekstrasi pelarut. Minyak kelapa tidak disarankan
untuk dikonsumsi sampai minyak kelapa tersebut melewati proses refining, yang terdiri dari
neutralizing, bleaching, dan deodorizing pada suhu tinggi dan tekanan vakum. Minyak kelapa sisa
yang diperoleh sebagai hasil samping digunakan untuk umpan bahan baku.
Minyak kelapa tingkat premium yang juga dikenal dengan minyak kelapa murni adalah
minyak yang diperoleh dari pressing pertama tanpa penambahan bahan kimia apapun. Minyak
kelapa murni ini (virgin coconut oil) atau minyak kelapa tingkat premium lebih mahal dari minyak
kelapa mentah atau minyak kelapa yang sudah melewati proses refining karena penghasilnya hanya
menggunakan bahan baku pilihan dan terdapat yield produksi yang lebih rendah yang disebabkan
karena hanya dilakukan satu kali pressing. (Wikipedia, 19 April 2007)
3. Metil Ester(Biodiesel)
(Sumber :www.thegoodscentscompany.com, 7 Agustus 2007)
a. Berwujud cairan jernih tidak berwarna
b. Berat molekul : 214,344gr/mol
c. Spesifik gravitasi : 0,87 – 0,89(25oC)
d. Titik leleh : 4,5oC (760mm)
e. Titik didih : 148oC (18mm) 261,5oC (760 mm)
f. Nilai asam : 1 maxKOH/g
g. Flash point :130oC
h. Angka Setana : 46 –70
i. Titik Asap : -11 –16oC
j. Titik Tuang : -15 –13oC
4. Minyak Kelapa
a. Kandungan karbohidrat : 15,23 g
b. Kandungan gula : 6,23 g
c. Densitas : 0,926 gr/ml
d. Lemak : 33,49 g
e. Tidak jenuh tunggal : 1,43 g(monounsaturated)
5. H2O
a. Merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
b. Merupakan elektrolit lemah dan dapat terionisasi menjadi H3O+ danOH-
c. BeratMolekul : 18,016 gr/mol
d. Densitas : 1 gr/ml
e. TitikNyala : 00C
f. Viskositas : 0,01002cp
g. PanasSpesifik : 1kal/gr
h. TekananUap : 760mmHg
i. TeganganPermukaan : 73dyne/cm
j. PanasLaten : 80kal/gr
k. IndeksBias :1,333
l. Mempunyai kemampuan katalitik tertentu, terutama pada oksidasi logam (Sumber :
Orthmer,1987)
6. Metanol (CH3OH)
a. Warna : tidak berwarna dalamcairan
b. Densitas : 0,7918gr/cm3
c. Titik Beku : - 97 0C ( 1 atm)
d. Titik Didih : 64,7 0C ( 1 atm)
e. Keasaman : 15,5pKa
f. Berat molekul : 32,04gr/mol
g. Viskositas ( 200C) : 0,59mPa.s
h. Batas kemampuan terbakar (%volume di udara) : 6.72% - 36.50%
i. Titik Nyala :110C
j. Kapasitas Panas Cairan : Cp = 0,54247 + 1314 x 10-6t + 485 x 10-8t2
k. Merupakan cairan yang mudah menguap
l. Mudah terbakar
m. Merupakan bahan kimia beracun
n. Dapat digunakan sebagai bahan bakar, anti beku, denaturasi dan pelarut (Sumber :
Wikipedia, 06 Agustus 2007)
7. Gliserol
a. Titik Beku : 18,170C
b. TitikDidih : 147,90C
c. Densitas : 1,2582gr/ml
20
d. IndeksBiasnD : 1,47399 ( gliserol 100 %0
e. TekananUap : 0,0025 mmHg ( 50 0C ) 0,195 mm Hg ( 100 0C ) 46,0
mmHg ( 200 0C)
f. Viskositas : 1499 cp ( 20 0C)
g. KapasitasPanas : 0,5795 kal/gr ( 20 0C)
h. PanasPenguapan : 21,060 kal/mol ( 55 0C)
i. PanasPembentukan : 159,60kkal/grmol
j. Konduktivitaspanas : 0,00068 kal/cm20C
k. TitikNyala : 177 0C ( 1 atm)
l. TitikApi : 2040C
m. Larut sempurna dalam air dan alkohol
n. Sedikit larut dalam eter, etil asetat, dioxine, tidak dapat larut dalam hidrokarbon
(Sumber :www.nist.com)
8. Natrium Metoksida
a. Berbentuk serbuk putih
b. Beratmolekul : 54,04 gr/grmol
c. Biasanya dilarutkan dalam pelarut metanol atau etanol dengan kadar30% (Sumber :
Wikipedia, 06 September2007)

C. ANALISA PROSES PRODUKSI


1. Tahapan Proses
a. Tahap Persiapan
Metanol 98% yang telah dicampur dengan katalis (T-202) dan minyak kelapa (T-
201) yang mengandung 94,1% trigliserida (Matsumura, 18 April 2007) dipompakan ke
reaktor (R-310) dengan perbandingan 6,23 : 1 (perbandingan massa) (Saputera, 19 April
2007) dengan kondisi operasi 60oC dan tekanan 1 atm.
b. Tahap Esterifikasi
Di dalam reaktor (R-310) terjadi reaksi esterifikasi dengan reaksi umum:
H2COOR H2COH
CH3ONa

HCOOR +3CH3OH 3 RCOOCH3+ HCOH

CH2COCOR H2COH

Trigliserida Metanol MetilEster Gliserol

Reaktor ini menggunakan pengaduk dengan kecepatan pengadukan sebesar 2 rps.


Lamanya pengadukan adalah 2 jam yang dilakukan pada temperatur 60oC dan tekanan 1 atm.
Hasil konversi tahap ini dapat mencapai 99,47 % (Matsumura, 18 April 2007). Adapun tahap
esterifikasi ini menghasilkan campuran metil ester, gliserol, sabun, trigliserida, katalis, dan air.
c. Tahapan Pemisahan Metil Ester
Produk intermediet hasil reaksi kemudian dipompakan menuju separator (S-401) pada
temperatur 60oC dan tekanan 1 atm yang berfungsi untuk memisahkan larutan metil ester dari
gliserol, katalis, dan sabun. Adapun di dalam separator akan terbentuk dua lapisan. Lapisan atas
yaitu larutan metil ester, dan lapisan bahwa yaitu gliserol, katalis, dan sabun, dan air. Larutan
metil ester yang masih mengandung metanol kemudian dipompakan ke flash drum (FD-303)
yang dioperasikan pada temperatur 104,7oC dan tekanan 1 atm untuk memisahkan metanol
(titik didih = 64,7oC). Metanol hasil pemisahan kemudian ditampung dalam tangki
penampungan metanol (T-204).Gliserol yang mengandung sedikit katalis, air, dan sabun
kemudian ditampung dalam tangki penampung sementara (T-203).

d. Tahap Pencucian Metil Ester


Setelah dari separator (S-401), larutan metil ester kemudian dipompakan ke
washingtank pertama(WT-306)untuk dicuci dengan menggunakan CH3COOH(T-205) sebelum
dipompakan ke dalam dekanter (D-402). Adapun senyawa bekas cucian langsung dipompakan
ke unit pengolahan limbah. Setelah itu metilesterdipompakan ke washing tank kedua (WT-
307) dengan menggunakan air sebagai pencucinya, kemudian dipompakan ke decanter (D-403).
Adapun air bekas cucian langsung dipompakan ke unit pengolahan limbah.
e. Tahap Pemurnian Metil Ester
Larutan metil ester kemudian dipompakan ke evaporator (E-308) untuk menguapkan
air yang masih terkandung di dalam metil ester. Metil ester dengan kemurnian 98% kemudian
ditampung dalam tangki metil ester (T-207)

Gambar Flowsheet Proses Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa

D. ANALISIS PRODUK DAN PEMASARAN


1. Uraian Produk Yang Dihasilkan
Secara kimia biodiesel (metil ester atau etil ester) dapat dihasilkan dengan proses
transesterifikasi, yaitu dengan mengambil molekul trigliserida atau asam lemak kompleks,
menetralisir asam lemak bebas, mengeluarkan gliserin dan membuat alkohol ester. Dalam
proses ini minyak direaksikan dengan alkohol dengan bantuan katalisator. Alkohol yang banyak
digunakan adalah methanol karena murah dan mudah didapat.Katalisatornya dapat sebuah basa
atau asam.Yang umum digunakan ialah basa, yaitu NaOH atau KOH.
2. Target/ Segmen Pasar yang dituju
Sebagai negara penghasil minyak nabati terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang
sangat besar untuk mengembangkan biodiesel. Salah satunya adalah minyak kopra yang
jumlahnya cukup besar yang juga merupakan tanaman khas daerah tropis Indonesia. Minyak
kelapa ini merupakan pontensi bahan baku yang besar untuk tujuan pengembangan BBM
alternatif atau biodiesel. Di Indonesia sendiri belum ada pabrik pembuatan biodiesel yang
menggunakan minyak kelapa sebagai bahan baku. Jadi, diharapkan kedepannya pabrik
biodiesel ini di bangun di Indonesia guna menghemat penggunaan bahan bakar fosil.
3. Strategi Pemasaran
Konsumsi solar nasional untuk transportasi saat ini 12,5 juta kiloliter sampai 13 juta
kiloliter per tahun. Bila setengahnya beralih ke biodiesel, berarti sekitar 2,5 persen dari 6 juta
kiloliter atau sekitar 150000 kiloliter solar atau sekitar 80.000ton/tahun yang bisa dihemat
setiap tahun. Akan tetapi di Indonesia belum ada pabrik yang menggunakan biodiesel.
4. Saluran Distribusi
Sistem distribusi yang dilakukan secara langsung ke konsumen dan secara media
online.

E. ANALISIS UTILITAS
1. Unit-unit utilitas yang dibutuhkan
Unit pendukung proses atau utilitas merupakan bagian penting untukpenunjang proses
produksi suatu pabrik. Utilitas di pabrik etilen oksida meliputi :
a. Unit penyediaan dan pengolahan air, Unit penyediaan dan pengolahan air berfungsi
untuk penyediaan dan pengolahan air meliputi air pendingin, air proses, air umpan
boiler, air konsumsi umum dan sanitasi.
b. Unit penyediaan steam dan bahan bakar, berfungsi memenuhi kebutuhan steam sebagai
media pemanas pada alat heat exchanger, reboiler, dan pemenuhan bakar bakar diesel
pada boiler.
c. Unit penyediaan udara instrument, menyediakan Udara tekan pada kebutuhan
instrumentasi pneumatic dan udara tekan dibengkel
d. Unit pembangkit dan pendistribusian listrik dan Unit pengolahan limbah, menyediakan
listrik sebagai tenaga penggerak peralatan proses, utilitas, elektronik, AC, maupun
untuk penerangan. Listrik disuplai oleh PLN, dan generator sebagai cadangan apabila
listrik dari PLN mengalami gangguan
e. Unit pengolahan limbah, berfungsi untuk pengolahan bahan buangan dengan proses
biodegradasi dengan activated sludge.
2. Spesifikasi Peralatan Utilitas
a. Unit Penyediaan dan Pengolahan Air
Kebutuhan air diperoleh dari air bawah tanah KIM (Kawasan Industri Medan).
Kebutuhan air ini berguna untuk proses, sarana utilitas, dan keperluan domestik.
b. Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan yaitu minyak kelapa yang disuplai dari
Pabrik Minyak Kelapa di daerah Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Sumatera
Utara untuk bahan baku tambahan diperoleh dari beberapa daerah di Indonesia,
misalnya beberapa daerah di Sumatera Utara dan Jawa. Sedangkan bahan-bahan kimia
pendukung lainnya diperoleh dari daerah lokal.
c. Unit Pembangkit dan Pendistribusian Listrik
Kebutuhan tenaga listrik untuk operasi pabrik dapat diperoleh Perusahaan
Listrik Negara (PLN) Medan.Disamping itu jugadisediakan pembangkit listrik
cadangan dari generator diesel yang bahan bakarnya adalah biodiesel yang dihasilkan
dari Pabrik Pembuatan Biodiesel ini.
d. Unit Pengolahan Limbah
Limbah yang dihasilkan dalam pabrik benzene dapat diklasifikasikan:
1) Bahan buangan cair
2) Bahan buangan padat
3) Bahan buangan gas
Pengolahan limbah ini didasarkan pada jenis buangannya :
1) Pengolahan bahan buangan cair
Pada pengolahan limbah cair, semua limbah cair yang berasal dari limbah
domestik diolah di dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) kecuali oli bekas
yang akan ditampung di dalam penampungan yang selanjutnya dikirim ke badan yang
berwenang. Limbah dari berbagai sumber sebelum masuk ke IPAL dilewatkan melalui
bak ekualisasi untuk menyamakan beban dalam pengolahan dengan jalan melakukan
pengadukan pada limbah sehingga menjadi homogen, dari bak ekualisasi limbah masuk
ke bak netralisasi untuk menetralkan pH, karena pH yang netral selain tidak
mengganggu lingkungan juga dapat berguna untuk mempermudah proses pengendapan
pada bak sedimentasi. Penetralan pH dilakukan dengan jalan penambahan
Na2CO3/H2SO4, setelah netral limbah dialirkan ke bak sedimentasi untuk
mengendapkan kandungan solid yang terdapat di dalamnya dengan bantuan koagulan.
Dari bak sedimentasi selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan
media penyaring berbutir seperti kerikil, pasir, dan juga ditambahkan karbon aktif
untuk menghilangkan bau. Limbah setelah melalui proses filtrasi dimasukkan ke dalam
bak Bio Control yang bertujuan untuk menguji apakah limbah tersebut sudah benar–
benar tidak mencemari lingkungan, pengujian dilakukan dengan memasukkan ikan ke
dalam bak Bio Control, bila ikan tersebut tetap hidup normal maka proses pengolahan
air limbah dapat dikatakan sudah berhasil dan air yang dihasilkan selanjutnya akan
dibuang ke badan air baik diselokan , ataupun dilaut.
2) Pengolahan bahan buangan padatan
Limbah padat yang dihasilkan berasal dari limbah domestik dan IPAL.Limbah
domestik berupa sampah-sampah dari keperluan sehari-hari seperti kertas dan plastik,
sampah tersebut ditampung di dalam bak penampungan dan selanjutnya dikirim ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).Limbah yang berasal dari IPAL diurug didalam tanah
yang dindingnya dilapisi dengan clay (tanah liat) agar bila limbah yang dipendam
termasuk berbahaya tidak menyebar ke lingkungan sekitarnya.
3) Pengolahan limbah gas
Limbah gas yang berasal dari alat–alat produksi dibuang ke udara melalui stack
yang mempunyai tinggi minimal 4 kali tinggi bangunan, banyaknya limbah gas yang
dibuang dapat diminimalisasi dengan jalan melakukan perawatan yang rutin terhadap
mesin-mesin produksi sehingga pembakarannya sempurna dan dapat meminimalisasi
pencemaran udara.

F. ANALISIS LINGKUNGAN
Pemilihan lokasi pabrik yang tepat, ekonomis dan menguntungkan dipengaruhi oleh faktor
utama dan faktor khusus. Faktor utama terdiri dari letak pabrik terhadap pasar, letak pabrik terhadap
bahan baku, transportasi, tersedianya tenaga kerja,dan tersedianya sumber air dan tenaga. Faktor khusus
terdiri dari harga tanah dan gedung, kemungkinan perluasan pabrik, tersedianya air yang cukup,
peraturan daerah setempat, keadaan masyarakat setempat.
1. Perluasan Areal Pabrik
Ekspansi pabrik dimungkinkan karena tanah yang tersedia cukup luas dan disekeliling pabrik
belum banyak berdiri pabrik sehingga pendirian pabrik ini tidak akan mengganggu pemukiman
penduduk.
2. Kondisi Iklim Dan Cuaca
Seperti kebanyakan daerah lain di Indonesia, kondisi cuaca dan iklim di sekitar lokasi
pabrik relatif stabil. Untuk daerah ini belum pernah terjadi bencana alam yang berarti sehingga
memungkinkan pabrik berjalan dengan lancar.
3. Harga Tanah Dan Bangunan
Tanah yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas dan biaya tanah bangunan
untuk pendirian pabrik relatif terjangkau.
4. Masyarakat Di Sekitar Pabrik
Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik Biodiesel ini karena
akan menyediakan lapangan kerja bagi mereka. Selain itu pendirian pabrik Biodiesel ini
diperkirakan tidak akan mengganggu keselamatan dan keamanan masyarakat di sekitarnya
karena baik bahan baku maupun produk yang dihasilkannya tergolong ramah terhadap
lingkungan.

G. TATA LETAK PABRIK

Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran dari komponen-
komponen produksi suatu pabrik, sehingga diperoleh suatu hubungan yang efisien dan efektif
antara operator, peralatan dan gerakan material dari bahan baku menjadi produk. Tata letak
suatu pabrik memainkan peranan yang penting dalam menentukan biaya konstruksi, biaya
produksi, serta efisiensi dan keselamatan kerja. Oleh karena itu tata letak pabrik harus disusun
secara cermat untuk menghindari kesulitan di kemudian hari.
Urutan proses produksi dan kemudahan/aksebilitas operasi, jika suatu produk perlu diolah
lebih lanjut maka pada unit berikutnya disusun berurutan sehingga sistem perpipaan dan
penyusunan letak pompa lebih sederhana.
1. Pengembangan lokasi baru atau penambahan/perluasan lokasi yang telah ada sebelumnya.
2. 5Distribusi ekonomis dari fasilitas logistik (bahan baku dan bahan pelengkap), fasilitas
utilitas (pengadaan air, steam, tenaga listrik dan bahan bakar), bengkel untuk
pemeliharaan/perbaikan alat serta peralatan pendukung lainnya.
3. Bangunan, menyangkut luas bangunan, kondisi bangunan dan konstruksinya yang
memenuhi syarat.
4. Pertimbangan kesehatan, keamanan dan keselamatan seperti kemungkinan
kebakaran/peledakan.
5. Masalah pembuangan limbah.

6. Alat-alat yang dibersihkan/dilepas pada saat shut down harus disediakan ruang yang cukup
sehingga tidak mengganggu peralatan lainya.
7. Pemeliharaan dan perbaikan.

8. Fleksibilitas, dalam perencanaan tata letak pabrik harus dipertimbangkan kemungkinan


perubahan dari proses/mesin, sehingga perubahan-perubahan yang dilakukan tidak
memerlukan biaya yang tinggi.
9. Service area, seperti kantin, tempat parkir, ruang ibadah, dan sebagainya diatur sedemikian
rupa sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja.
Jadi penyusunan tata letak peralatan proses, tata letak bangunan dan lain-lain akan
berpengaruh secara langsung pada industri modal, biaya produksi, efisiensi kerja dan
keselamatan kerja. Pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan beberapa
keuntungan, seperti :
 Mengurangi jarak transportasi bahan baku dan produksi, sehingga mengurangi material
handling.
 Memberikan ruang gerak yang lebih leluasa sehingga mempermudah perbaikan mesin
dan peralatan yang rusak atau di-blowdown.
 Mengurangi ongkos produksi.

 Meningkatkan keselamatan kerja.

 Mengurangi kerja seminimum mungkin.


BAB II
ANALISA KELAYAKAN TEKNIS
A. Kebutuhan Investasi Pabrik
Hasil analisis kelayakan ekonomi menunjukkan bahwa investasi awal yang dibutuhkan
oleh pabrik biodiesel dari minyak kelapa dalam bidang usaha energy kapasitas 82.644
ton/tahun dengan modal awal sebesar Rp 136.619.707.233 Modal awal tersebut berasal dari
pinjaman Bank Mandiri. Modal awal tersebut digunakan untuk investasi berupa tanah,
bangunan, pemasangan jaringan listrik, air dan gas serta investasi berupa peralatan dan
inventaris kantor seperti ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Biaya Investasi Pabrik
Tabel 1 Biaya Investasi Pabrik

No Kelompok Biaya Jumlah (buah) Kode Harga/Unit (Rp) Harga Total Alat (Rp) Umur Alat (tahun) Harga Penyusutan/Alat (Rp)
PERALATAN PROSES
1 Tangki Trilaurin 7 F-111 Rp 1,100,763,000 Rp 7,705,341,000 10 Rp 110,076,300
2 Tangki Umpan Metanol 3 F-113 Rp 1,100,455,378 Rp 3,301,366,134 10 Rp 110,045,538
3 Tangki Katalis 1 F-116 Rp 1,100,190,882 Rp 1,100,190,882 10 Rp 110,019,088
4 Pompa Katalis 1 M-310 Rp 398,793,876 Rp 398,793,876 10 Rp 39,879,388
5 Mixer 3 R-210 Rp 449,531,942 Rp 1,348,595,826 10 Rp 44,953,194
6 Pompa Mixer 1 S-212 Rp 296,325,601 Rp 296,325,601 10 Rp 29,632,560
7 Pompa Reaktor 2 F-214 Rp 896,027,897 Rp 1,792,055,794 10 Rp 89,602,790
8 Reaktor 1 V-310 Rp 1,699,926,402 Rp 1,699,926,402 10 Rp 169,992,640
9 Separator 1 F-313 Rp 1,553,209,174 Rp 1,553,209,174 10 Rp 155,320,917
10 Pompa Separator 1 4 F-318 Rp 1,700,777,205 Rp 6,803,108,820 10 Rp 170,077,721
11 Tangki Gliserol 3 E-316 Rp 1,174,042,479 Rp 3,522,127,437 10 Rp 117,404,248
12 Pompa Separator 2 3 H-410 Rp 1,700,777,205 Rp 5,102,331,615 10 Rp 170,077,721
13 Heater 3 E-414 Rp 2,198,190,326 Rp 6,594,570,978 10 Rp 219,819,033
14 Flash Drum 3 H-510 Rp 1,272,306,445 Rp 3,816,919,335 10 Rp 127,230,645
15 Tangki Metil Laurat 4 F-614 Rp 971,092,376 Rp 3,884,369,504 10 Rp 97,109,238
16 Heater 1 E-216 Rp 1,424,516,315 Rp 1,424,516,315 10 Rp 142,451,632
17 Kondensor 1 E-312 Rp 362,448,475 Rp 362,448,475 10 Rp 36,244,848
18 Cooler 1 1 E-230 Rp 712,911,230 Rp 712,911,230 10 Rp 71,291,123
19 Cooler 2 1 E-314 Rp 712,911,230 Rp 712,911,230 10 Rp 71,291,123
20 Evaporator 1 E-514 Rp 845,191,973 Rp 845,191,973 10 Rp 84,519,197
21 Cooler 3 1 E-612 Rp 712,911,230 Rp 712,911,230 10 Rp 71,291,123
22 Pompa Katalis 1 L-117 Rp 424,138,449 Rp 424,138,449 10 Rp 42,413,845
23 Pompa Mixer 1 L-118 Rp 329,851,998 Rp 329,851,998 10 Rp 32,985,200
24 Pompa Reaktor 3 L-211 Rp 714,915,139 Rp 2,144,745,417 10 Rp 71,491,514
25 Pompa Separator 1 1 L-215 Rp 932,326,014 Rp 932,326,014 10 Rp 93,232,601
26 Pompa Separator 2 1 L-213 Rp 932,326,014 Rp 932,326,014 10 Rp 93,232,601
27 Pompa Flash Drum 1 1 L-219 Rp 125,730,430 Rp 125,730,430 10 Rp 12,573,043
28 Pompa Flash Drum 2 1 L-317 Rp 125,730,430 Rp 125,730,430 10 Rp 12,573,043
29 Pompa Washing Tank 1 3 L-319 Rp 215,096,503 Rp 645,289,509 10 Rp 21,509,650
30 Pompa Washing Tank 2 3 L-413 Rp 215,096,503 Rp 645,289,509 10 Rp 21,509,650
31 Pompa Dekanter 1 3 L-414 Rp 215,724,066 Rp 647,172,198 10 Rp 21,572,407
32 Pompa Dekanter 2 3 L-611 Rp 215,724,066 Rp 647,172,198 10 Rp 21,572,407
TOTAL Rp 26,829,960,253 Rp 61,289,894,997 Rp 2,682,996,025

PERALATAN UTILITAS
1 Screening 1 SC Rp 172,204,275.00 Rp172,204,275 10 Rp 17,220,427.50
2 Bak Sedimentasi 1 BS Rp 150,000,000.00 Rp150,000,000 10 Rp 15,000,000.00
3 Tangki Pelarutan 1 1 TP-01 Rp 282,607,167.00 Rp282,607,167 10 Rp 28,260,716.70
4 Tangki Pelarutan 2 1 TP-02 Rp 282,607,167.00 Rp282,607,167 10 Rp 28,260,716.70
5 Tangki Pelarutan 3 1 TP-03 Rp 282,607,167.00 Rp282,607,167 10 Rp 28,260,716.70
6 Clarifier 1 CL Rp 4,318,411,386.00 Rp4,318,411,386 10 Rp 431,841,138.60
7 Tangki Filtrasi 1 TF Rp 2,400,193,106.00 Rp2,400,193,106 10 Rp 240,019,310.60
8 Cooling Tower 1 CT Rp 130,261,783.00 Rp130,261,783 10 Rp 13,026,178.30
9 T. Utilitas 2 1 TU-01 Rp 2,428,226,052.00 Rp 2,428,226,052.00 10 Rp 242,822,605.20
10 T. Utilitas 3 1 TU-02 Rp 2,428,226,052.00 Rp 2,428,226,052.00 10 Rp 242,822,605.20
11 Softened Tank 1 ST Rp 722,778,422.00 Rp 722,778,422.00 10 Rp 72,277,842.20
12 Cation Exchanger 1 CE Rp 660,695,759.00 Rp 660,695,759.00 10 Rp 66,069,575.90
13 T. Pelarutan H2SO4 1 TP-04 Rp 1,590,478,113.00 Rp 1,590,478,113.00 10 Rp 159,047,811.30
14 T. Pelarutan NaOH 1 TP-05 Rp 1,262,883,747.00 Rp 1,262,883,747.00 10 Rp 126,288,374.70
15 Anion Exchanger 1 AE Rp 160,695,759.00 Rp 160,695,759.00 10 Rp 16,069,575.90
16 Activeted Sludge 1 AS Rp 6,188,305,718.00 Rp 6,188,305,718.00 10 Rp 618,830,571.80
17 Ketel Uap+Deaerator 1 KU Rp 726,029,368.00 Rp 726,029,368.00 10 Rp 72,602,936.80
18 Bak Equalisasi 1 BE Rp 200,000,000.00 Rp 200,000,000.00 10 Rp 20,000,000.00
19 Generator 2 GE Rp 200,000,000.00 Rp 400,000,000.00 10 Rp 20,000,000.00
20 T. Utilitas 1 1 TU-03 Rp 2,428,226,052.00 Rp 2,428,226,052.00 10 Rp 242,822,605.20
21 T. Pelarutan Kaporit 1 TP-06 Rp 14,514,438.00 Rp 14,514,438.00 10 Rp 1,451,443.80
22 T. Penampung 1 TP Rp 20,000,000.00 Rp 20,000,000.00 10 Rp 2,000,000.00
23 P. Screening 1 PU-01 Rp 14,166,118.00 Rp 14,166,118.00 10 Rp 1,416,611.80
24 P. Sedimentasi 1 PU-02 Rp 14,166,118.00 Rp 14,166,118.00 10 Rp 1,416,611.80
25 P. Alum 1 PU-03 Rp 324,212,884.00 Rp 324,212,884.00 10 Rp 32,421,288.40
26 P. Soda 1 PU-04 Rp 21,175,131.00 Rp 21,175,131.00 10 Rp 2,117,513.10
27 P. Flash 1 PU-05 Rp 14,162,122.00 Rp 14,162,122.00 10 Rp 1,416,212.20
28 P. Clarifier 1 PU-06 Rp 14,162,122.00 Rp 14,162,122.00 10 Rp 1,416,212.20
29 P. Softened Tank 1 1 PU-07 Rp 15,749,210.00 Rp 15,749,210.00 10 Rp 1,574,921.00
TOTAL Rp 27,467,745,236.00 Rp27,667,745,236 Rp 2,746,774,523.60
TRANSPORTASI KARYAWAN
1 Dewan Komisaris 2 Mercedez-Benz S550 Rp 875,750,000.00 Rp 1,751,500,000 10 Rp 87,575,000.00
2 Mobil Direktur 1 Fortuner V 2.7AT Rp 395,900,000.00 Rp 395,900,000 10 Rp 39,590,000.00
3 Mobil Manajer 4 Kijang Innova V 2.5 AT Rp 246,100,000.00 Rp 984,400,000 10 Rp 24,610,000.00
4 Bus Karyawan 2 Bus Mercedez-Benz Rp 380,000,000.00 Rp 760,000,000 10 Rp 38,000,000.00
5 Bus Karyawan 1 Mini Bus L-300 Rp 211,087,000.00 Rp 211,087,000 10 Rp 21,108,700.00
6 Truk 6 Truk FE-74HD 125PS Rp 261,200,000.00 Rp 1,567,200,000 10 Rp 26,120,000.00
7 Mobil Kepentingan Pemasaran & Pembelian 4 Mini Bus L-300 Rp 291,870,000.00 Rp 1,167,480,000 10 Rp 29,187,000.00
8 Sepeda Motor 4 Honda Supra 125 R Rp 314,750,000.00 Rp 1,259,000,000 10 Rp 31,475,000.00
9 Mobil Pemadam Kebakaran 1 Truk Tangki Rp 657,000,000.00 Rp 657,000,000 10 Rp 65,700,000.00
TOTAL Rp 3,633,657,000.00 Rp 8,753,567,000 Rp 363,365,700.00

NO KELOMPOK BIAYA LUAS (M2) HARGA TOTAL HARGA UMUR(TAHUN) PENYUSUTAN


1 Area poses 5,000 Rp 2,500,000 Rp 12,500,000,000 10 Rp 1,250,000,000
2 Area bahan baku 3,000 Rp 550,000 Rp 1,650,000,000 10 Rp 165,000,000
3 Area produk 1,000 Rp 1,500,000 Rp 1,500,000,000 10 Rp 150,000,000
4 Laboratorium 500 Rp 3,000,000 Rp 1,500,000,000 10 Rp 150,000,000
5 Perkantoran 600 Rp 1,300,000 Rp 780,000,000 10 Rp 78,000,000
6 Parkir 400 Rp 550,000 Rp 220,000,000 10 Rp 22,000,000
7 Perpustakaan 450 Rp 1,000,000 Rp 450,000,000 10 Rp 45,000,000
8 Tempat ibadah 200 Rp 750,000 Rp 150,000,000 10 Rp 15,000,000
9 Kantin 100 Rp 550,000 Rp 55,000,000 10 Rp 5,500,000
10 Poliklinik 170 Rp 500,000 Rp 85,000,000 10 Rp 8,500,000
11 Bengkel 350 Rp 450,000 Rp 157,500,000 10 Rp 15,750,000
12 Pembangkit listrik 350 Rp 1,300,000 Rp 455,000,000 10 Rp 45,500,000
13 Pembangkit uap 500 Rp 1,300,000 Rp 650,000,000 10 Rp 65,000,000
14 Pengolahan air 1000 Rp 1,000,000 Rp 1,000,000,000 10 Rp 100,000,000
15 Pengolahan limbah 1000 Rp 1,500,000 Rp 1,500,000,000 10 Rp 150,000,000
16 Area perluasan 1600 Rp 500,000 Rp 800,000,000 10 Rp 80,000,000
17 Pemadan kebakaran 300 Rp 550,000 Rp 165,000,000 10 Rp 16,500,000
18 Pos keamanan 200 Rp 430,000 Rp 86,000,000 10 Rp 8,600,000
19 Jalan 5000 Rp 400,000 Rp 2,000,000,000 10 Rp 200,000,000
20 Area antar bangunan dsb 4000 Rp 450,000 Rp 1,800,000,000 10 Rp 180,000,000
21 Taman 3000 Rp 450,000 Rp 1,350,000,000 10 Rp 135,000,000
22 Gudang peralatan 800 Rp 700,000 Rp 560,000,000 10 Rp 56,000,000
23 Rumah timbangan 600 Rp 500,000 Rp 300,000,000 10 Rp 30,000,000
24 Gudang bahan 800 Rp 600,000 Rp 480,000,000 10 Rp 48,000,000
25 Ruang kontrol 550 Rp 1,300,000 Rp 715,000,000 10 Rp 71,500,000
TOTAL 31,470 Rp 23,630,000 Rp 30,908,500,000 Rp 3,090,850,000

NO KELOMPOK BIAYA LUAS (M2) PERSEN HARGA/M2 TOTAL HARGA Uraian Total
1 Luas tanah seluruhnya 20,000 Rp 500,000 Rp 10,000,000,000 Peralatan Proses Rp 61,289,894,997
2 Perataan tanah 5% Rp 4,000,000,000 Rp 200,000,000 Peralatan Utilitas Rp 27,667,745,236 Rp 97,711,207,233 70%
Rp 10,200,000,000 transportasi Rp 8,753,567,000 Rp 40,908,500,000 30%
tanah Rp 10,000,000,000
bangunan Rp 30,908,500,000
Total Keseluruhan Rp 138,619,707,233

B. Biaya Tenaga Kerja


Selanjutnya dilakukan perekrutan karyawan yang terdiri dari karyawan tetap dan
karyawan tidak tetap. Sumber dana yang digunakan dalam proses penggajian karyawan
berasal dari modal sendiri. Karyawan tetap terbagi atas karyawan tidak langsung dan
karyawan langsung. Karyawan tidak langsung yaitu karyawan yang tidak langsung
berhubungan dengan produksi, seperti Direktur, Sekretaris dan Bendahara, dan karyawan
langsung yaitu karyawan yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan produksi, yaitu
Supervisor Produksi, karyawan Produksi dan Tenaga Pemasaran. Begitu pula perekrutan
terhadap karyawan tidak tetap (outsourcing) seperti supir,Satpam dan Tenaga
Kesehatan.Penggajian karyawan didasarkan kepada jabatan, tingkat pendidikan,
pengalaman kerja, keahlian dan resiko kerja. Seperti yang terlihat pada table 2.
Tabel 2. Daftar Gaji Pekerja
Karyawan Tetap
No. Jabatan Jumlah Satuan Gaji/bulan (Rp) Jumlah Gaji/3 Bulan Gaji/Tahun
1 Dewan Komisaris 3 Orang Rp 20.000.000 Rp 60.000.000 Rp 180.000.000 Rp 720.000.000
2 Direktur 1 Orang Rp 18.000.000 Rp 18.000.000 Rp 54.000.000 Rp 216.000.000
3 Sekretaris 1 Orang Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 10.500.000 Rp 42.000.000
4 Manajer Produksi 1 Orang Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 30.000.000 Rp 120.000.000
5 Manajer Teknik 1 Orang Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 30.000.000 Rp 120.000.000
6 Manajer Umum dan Keuangan 1 Orang Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 30.000.000 Rp 120.000.000
7 Manajer Pembelian dan Pemasaran 1 Orang Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 30.000.000 Rp 120.000.000
8 Kepala Seksi Mesin 1 Orang Rp 7.000.000 Rp 7.000.000 Rp 21.000.000 Rp 84.000.000
9 Kepala Seksi Listrik dan Instrumentasi 1 Orang Rp 7.000.000 Rp 7.000.000 Rp 21.000.000 Rp 84.000.000
10 Kepala Seksi Keuangan 1 Orang Rp 7.000.000 Rp 7.000.000 Rp 21.000.000 Rp 84.000.000
11 Kepala Seksi Personalia 1 Orang Rp 7.000.000 Rp 7.000.000 Rp 21.000.000 Rp 84.000.000
12 Kepala Seksi Keamanan 1 Orang Rp 7.000.000 Rp 7.000.000 Rp 21.000.000 Rp 84.000.000
13 Karyawan Teknik 20 Orang Rp 3.500.000 Rp 70.000.000 Rp 210.000.000 Rp 840.000.000
14 Karyawan Umum dan Keuangan 20 Orang Rp 3.500.000 Rp 70.000.000 Rp 210.000.000 Rp 840.000.000
15 Dokter 1 Orang Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 15.000.000 Rp 60.000.000
16 Perawat 2 Orang Rp 3.000.000 Rp 6.000.000 Rp 18.000.000 Rp 72.000.000
17 Petugas Keamanan 12 Orang Rp 2.500.000 Rp 30.000.000 Rp 90.000.000 Rp 360.000.000
18 Sopir 5 Orang Rp 2.000.000 Rp 10.000.000 Rp 30.000.000 Rp 120.000.000
19 Petugas Kebersihan 10 Orang Rp 1.500.000 Rp 15.000.000 Rp 45.000.000 Rp 180.000.000
TOTAL 84 Rp 137.500.000 Rp 362.500.000 Rp 1.087.500.000 Rp 4.350.000.000
Karyawan Tidak Tetap
No. Jabatan Jumlah Satuan Gaji/bulan (Rp) Jumlah Gaji/3 Bulan Gaji/Tahun
1 Kepala Seksi Proses 1 Orang Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 30.000.000 Rp 120.000.000
2 Kepala Seksi Laboratorium dan R & D 1 Orang Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 30.000.000 Rp 120.000.000
3 Kepala Seksi Utilitas 1 Orang Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 30.000.000 Rp 120.000.000
4 Kepala Seksi Pembelian dan Penjualan 1 Orang Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 30.000.000 Rp 120.000.000
5 Karyawan Produksi 75 Orang Rp 5.000.000 Rp 375.000.000 Rp 1.125.000.000 Rp 4.500.000.000
6 Karyawan Pembelian dan Pemasaran 12 Orang Rp 5.000.000 Rp 60.000.000 Rp 180.000.000 Rp 720.000.000
TOTAL 91 Rp 50.000.000 Rp 475.000.000 Rp 1.425.000.000 Rp 5.700.000.000

C. Biaya Kebutuhan Bahan Baku


Selanjutnya dilakukan pembelian bahan baku produksi. Sumber dana yang digunakan dalam
proses pembelian bahan baku utama dan penolong berasal dari modal sendiri.Bahan baku terdiri dari
bahan baku utama dan bahan baku penolong. Bahan baku utama dalam produksi, yaitu Toluene dan
bahan baku penolong berupa hidrogenserta bahan baku penolong lainnya seperti ditunjukkan pada tabel
3.
Tabel 3 Harga Bahan Baku
BAHAN BAKU PROSES
NAMA BAHAN BAKU KEBUTUHAN (KG/JAM) WAKTU/JAM HARGA (KG/LITER) TOTAL BIAYA/JAM TOTAL BIAYA/BULAN TOTAL BIAYA/3BULAN TOTAL BIAYA/TAHUN JENIS
Minyak Kelapa 11371,2492 24 Rp 10.500 Rp 119.398.117 Rp 3.581.943.498 Rp 10.745.830.494 Rp 42.983.321.976 Variabel Cost
CH3OH 3491,920681 24 Rp 30.000 Rp 104.757.620 Rp 3.142.728.613 Rp 9.428.185.839 Rp 37.712.743.355 Variabel Cost
CH3COOH 49,495145 24 Rp 80.400 Rp 3.979.410 Rp 119.382.290 Rp 358.146.869 Rp 1.432.587.477 Variabel Cost
Katalis 56,856471 24 Rp 100.000 Rp 5.685.647 Rp 170.569.413 Rp 511.708.239 Rp 2.046.832.956 Variabel Cost
TOTAL Rp 21.043.871.441 Rp 21.043.871.441 Rp 84.175.485.764
BAHAN BAKU UTILITAS
NAMA BAHAN BAKU KEBUTUHAN (KG/JAM) WAKTU/JAM HARGA (KG/LITER) TOTAL BIAYA/JAM TOTAL BIAYA/BULAN TOTAL BIAYA/TAHUN TOTAL BIAYA/TAHUN JENIS
Alum, Al2(SO4)3 0,635 24 Rp 27.000 Rp 17.145 Rp 514.350 Rp 1.543.050 Rp 6.172.200 Variabel Cost
Soda abu, Na2CO3 0,343 24 Rp 67.000 Rp 22.981 Rp 689.430 Rp 2.068.290 Rp 8.273.160 Variabel Cost
Kaporit 0,00465 24 Rp 149.500 Rp 695 Rp 20.855 Rp 62.566 Rp 250.263 Variabel Cost
H2SO4 57,916 24 Rp 940,000 Rp 54.441 Rp 1.633.231 Rp 4.899.694 Rp 19.598.774 Variabel Cost
TOTAL Rp 8.573.599 Rp 8.573.599 Rp 34.294.397

B. Biaya Lain-Lain
Selanjutnya dilakukan pembelian biaya lain-lain. Sumber dana yang digunakan
dalam proses pembelian biaya lain-lain berasal dari modal sendiri. seperti bahan baku
pendukung utilitas, yaitu gas, listrik, dan air, serta bahan baku pendukung produksi
lainnya, seperti ditunjukkan pada tabel 4.
Tabel 4. Biaya Lain-lain Pertahun
NO URAIAN JENIS JUMLAH/Tahun JUMLAH/3BULAN
1 Administrasi Umum Fixed Cost Rp 1.000.000.000 Rp 333.333.333
2 Pajak Bumi dan Bangunan Fixed Cost Rp 87.940.000 Rp 29.313.333
3 Biaya Pemasaran dan Distribusi Fixed Cost Rp 2.950.361.590 Rp 983.453.863
4 Biaya Laboratorium, Penelitan dan Pengembangan Fixed Cost Rp 500.000.000 Rp 166.666.667
5 Biaya Asuransi Fixed Cost Rp 8.976.317.545 Rp 2.992.105.848
6 Biaya Variabel Pemasaran Variabel Cost Rp 5.943.215.907 Rp 1.981.071.969
7 Biaya Variabel Perawatan Variabel Cost Rp 6.939.452.183 Rp 2.313.150.728
8 Biaya Variabel Lainnya Variabel Cost Rp 8.832.159.073 Rp 2.944.053.024
TOTAL Rp 35.229.446.298 Rp 11.743.148.766

E. Biaya Produksi
Data-data tersebut di atas selanjutnya dikelompokkan ke dalam biaya tetap (fixed cost) dan
biaya berubah (variabel cost) yaitu jenis biaya yang dapat dan tidak mempengaruhi kelangsungan
produksi secara keseluruhan, seperti ditunjukkan pada pada tabel 5.
Menurut Giatman (2007) bahwa beberapa jenis biaya bervariasi langsung dengan perubahan
volume produksi, sedangkan biaya lainnya relatif tidak berubah terhadap jumlah produksi. Pembagian
biaya produksi menjadi biaya tetap dan biaya variabel dilakukan pula oleh BI (2010) bertujuan untuk
memudahkan dalam proses perhitungan biaya operasional per bulan dan per tahun produksi.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka biaya produksi dan non produksi yang berasal dari biaya
tenaga kerja (tabel 2), biaya bahan baku (tabel 3) dan biaya lain-lain (tabel 4) selanjutnya
dikelompokkan menjadibiaya tetap dan variabel seperti ditunjukkan pada Tabel 5 .
Tabel 5. Biaya Produksi PerTahun
NO URAIAN JUMLAH/3bulan JUMLAH/TAHUN JENIS
1 Administrasi Umum Rp 1.000.000.000 Rp 4.000.000.000 Fixed Cost 39%
2 Pajak Bumi dan Bangunan Rp 87.940.000 Rp 351.760.000 Fixed Cost 39,20037
3 Biaya Pemasaran dan Distribusi Rp 2.950.361.590 Rp 11.801.446.360 Fixed Cost
4 Biaya Laboratorium, Penelitan dan Pengembangan Rp 500.000.000 Rp 2.000.000.000 Fixed Cost
5 Biaya Asuransi Rp 8.976.317.545 Rp 35.905.270.180 Fixed Cost
6 Karyawan Tetap Rp 1.087.500.000 Rp 4.350.000.000 Fixed Cost
TOTAL Rp 14.602.119.135,00 Rp 58.408.476.540
NO URAIAN JUMLAH/3Bulan JUMLAH/TAHUN JENIS
1 Biaya Variabel Pemasaran Rp 87.940.000 Rp 351.760.000 Variabel Cost 61%
2 Biaya Variabel Perawatan Rp 2.950.361.590 Rp 11.801.446.360 Variabel Cost 60,79963
3 Biaya Variabel Lainnya Rp 8.832.159.073 Rp 35.328.636.292 Variabel Cost
4 Bahan Baku Utama Rp 10.745.830.494 Rp 42.983.321.976 Variabel Cost
5 Karyawan Tidak Tetap Rp 30.000.000 Rp 120.000.000 Variabel Cost
6 Bahan Baku Utilitas Rp 1.543.050 Rp 6.172.200 Variabel Cost
TOTAL Rp 22.647.834.207 Rp 90.591.336.828
TOTAL KESELURUHAN Rp 37.249.953.342,00 Rp 148.999.813.368
BAB III
ANALISA KELAYAKAN PRODUKSI

A. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi Biodiesel dari perusahaan PT. MR ENERGY sejak tahun
2020-2029 adalah 82.644 Ton/Tahun.
B. Harga Pokok Produksi
Menurut BI (2010) bahwa harga pokok produksi ditetapkan berdasarkan
perbandingan antara biaya produksi (fixed cost + variable cost) dan kapasitas produksi,
sehingga diperoleh hasil berikut:
Biaya produksi
𝐻𝑃𝑃 =
Kapasitas produksi
𝑅𝑝 148.999.813.368
=
𝑅𝑝 82.644
= 𝑅𝑝 1.802.906
C. Penentuan Harga Jual Keuntungan
Keuntungan yang diinginkan adalah 25% ini sudah termasuk biaya pemasaran,
karena dengan keuntungan tersebut pengusaha bisa mendapatkan keuntungan dari
penjualan produknya lebih banyak dan supaya bisa lebih cepat mengembalikan
pinjaman uang dari bank.
Harga Jual Produk = HPP + (25% keuntungan × HPP)
= 𝑅𝑝 1.802.906 + (25% keuntungan × 𝑅𝑝 1.802.906)
= 𝑅𝑝 4.269+ (0,25 × 𝑅𝑝 1.802.906)
= 𝑅𝑝2,253,632
D. Total Penjualan Per Tahun
Total Penjualan Per tahun = Harga jual × kapasitas produksi
= 𝑅𝑝2,253,632 × Rp 82.644
= Rp186,249,766,710

E. Biaya Variabel/Unit
Biaya variabel
Variabel =
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
Rp 2.569
=
34.902.557,5
= Rp 73604921 per ton
F. Menghitung Break Even Point (BEP)
BEP merupakan titik dimana total pemasukan perusahaan dari penjualan produk
(barang atau jasa) sama dengan total pengeluaran perusahaan untuk memproduksi barang
atau jasa. Besarnya BEP dirumuskan sebagai berikut :
total fixed cost (FC)
 BEP (Rp) = Variabel cost
1−
Total penjualan

Rp 58.408.476.540
=
Rp 90.591.336.828
1 − Rp 186.249.766.710

= Rp 113.723.015.764,33
𝑓𝑖𝑥𝑒𝑑 𝑐𝑜𝑠𝑡
 BEP (Ton) = ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡
− 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑢𝑛𝑖𝑡

Rp 58.408.476.540
=
𝑅𝑝 5.336,25 − Rp552.403,415
=21.311.297

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑥 12


 BEP (Waktu) = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
5.336,25 𝑥 12
=
34.902.557,5

= 7.32 atau 7 Bulan 10 Hari

Gambar.1 Grafik BEP


BAB IV
ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL
1. Proyeksi Benefit Cost Ratio (BCR)
Menurut Giatman (2007) bahwa metode benefit to cost ratio (BCR) adalah salah satu
metode yang sering digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal perencanaan investasi atau sebagai
analisis tambahan dalam rangka memvalidasi hasil evaluasi yang telah dilakukan dengan metode
lainnya, yaitu:
BENEFIT COST Rp 186,249,766,710
ANNUAL COST Rp 148,999,813,368
BENEFIT LABA Rp 37,249,953,342
INVESTASI AWAL Rp 138,619,707,233
Nilai A/p (I : 10%, n : 10 th 0.162745
COST BIAYA Rp 22,559,664,254
BCR 1.651174988
2. Pembayaran Pinjaman
Pinjaman dari bank Mandiri dengan jumlah Rp. 20.526.052.663,-dengan persentase
sebesar 40% dan modal sendiri sebesar Rp.30.789.078.995,- dengan persentase sebesar 60%.
Pengembalian pinjaman dilakukan berdasarkan metode interest & diminishing principal.Menurut
Kuswadi (2007) bahwa biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lain yang harus ditanggung oleh
suatu perusahaan sehubungan peminjaman dana, yaitu:
Biaya Keseluruhan = Investasi Awal + Biaya Produksi
= Rp 138.619.707.233 + Rp 0
= Rp 138.619.707.233
Pinjaman
1. Pokok Pinjaman = N
Rp 138.619.707.233
= 10

=Rp 13.861.970.723
2. Bunga Bank 12% = Biaya Keseluruhan × Suku Bunga
= Rp 138.619.707.233 × 12%
= Rp 16.634.364.868
3. Jumlah = Biaya Keseluruhan + Suku Bunga
= Rp 138.619.707.233 + Rp 16.634.364.868
= Rp 155.254.072.101
4. Angsuran = Pokok Pinjaman + Bunga Bank
= Rp13.861.970.723 + Rp.5.131.513.165
= Rp 16.634.364.868
5. Sisa = Jumlah – Angsuran
= Rp 155.254.072.101 - Rp 16.634.364.868
= Rp 138.619.707.233

Tabel 4.1 Pembayaran Pinjaman


Tahun Bunga 10% Pokok Pinjaman Jumlah Angsuran Sisa
0 Rp 138,619,707,233
1 Rp 13,861,970,723 Rp 13,861,970,723 Rp 152,481,677,956 Rp 27,723,941,447 Rp 124,757,736,510
2 Rp 12,475,773,651 Rp 13,861,970,723 Rp 137,233,510,161 Rp 26,337,744,374 Rp 110,895,765,786
3 Rp 11,089,576,579 Rp 13,861,970,723 Rp 121,985,342,365 Rp 24,951,547,302 Rp 97,033,795,063
4 Rp 9,703,379,506 Rp 13,861,970,723 Rp 106,737,174,569 Rp 23,565,350,230 Rp 83,171,824,340
5 Rp 8,317,182,434 Rp 13,861,970,723 Rp 91,489,006,774 Rp 22,179,153,157 Rp 69,309,853,617
6 Rp 6,930,985,362 Rp 13,861,970,723 Rp 76,240,838,978 Rp 20,792,956,085 Rp 55,447,882,893
7 Rp 5,544,788,289 Rp 13,861,970,723 Rp 60,992,671,183 Rp 19,406,759,013 Rp 41,585,912,170
8 Rp 4,158,591,217 Rp 13,861,970,723 Rp 45,744,503,387 Rp 18,020,561,940 Rp 27,723,941,447
9 Rp 2,772,394,145 Rp 13,861,970,723 Rp 30,496,335,591 Rp 16,634,364,868 Rp 13,861,970,723
10 Rp 1,386,197,072 Rp 13,861,970,723 Rp 15,248,167,796 Rp 15,248,167,796 -Rp 0

3. Perhitungan Rugi Laba


Perhitungan rugi laba ditujukan untuk memisahkan aliran dana keluar yang dapat
merugikan usaha dan sumber pemasukan dana yang dapat memberikan keuntungan
terhadap usaha.
Hal ini sesuai dengan pendapat Gray, dkk (2007) yang menyatakan bahwa
perhitungan arus dana usaha sebagai hasil investasi dilakukan melalui analisis perkiraan
perhitungan rugi-laba. Dalam perhitungan rugi-laba tergambar semua penerimaan dan
pengeluaran perusahaan selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun, baik yang
berhubungan dengan produksi atau kegiatan pokok perusahaan maupun yang tidak
berhubungan, seperti penerimaan atau pengeluaran bunga dan sebagainya.

1. Laba Kotor = Total Penjualan – Total Biaya Produksi


=Rp 186.249.766.710 – Rp 148.999.813.368
=Rp 37.249.953.342
2. Laba Bersih = Laba Kotor – (Laba Kotor × PPH 12%)
= Rp 37.249.953.342 – ( Rp 37.249.953.342 x 12% )
= Rp 32.779.958.941
3. Cash Flow = Laba Bersih – Bunga Bank (12%)
= Rp 32.779.958.941 – Rp 16.634.364.868
= Rp 16.145.594.073
Tabel 4.2 Perhitungan Rugi Laba
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasil Usaha Rp 186,249,766,710 Rp 186,249,766,710 Rp 186,249,766,710 Rp 186,249,766,710 Rp 186,249,766,710 Rp 186,249,766,710 Rp 186,249,766,710 Rp 186,249,766,710 Rp 186,249,766,710 Rp 186,249,766,710
Biaya Produksi Rp 148,999,813,368 Rp 148,999,813,368 Rp 148,999,813,368 Rp 148,999,813,368 Rp 148,999,813,368 Rp 148,999,813,368 Rp 148,999,813,368 Rp 148,999,813,368 Rp 148,999,813,368 Rp 148,999,813,368
Depresiasi
Laba Kotor Rp 37,249,953,342 Rp 37,249,953,342 Rp 37,249,953,342 Rp 37,249,953,342 Rp 37,249,953,342 Rp 37,249,953,342 Rp 37,249,953,342 Rp 37,249,953,342 Rp 37,249,953,342 Rp 37,249,953,342
Laba Bersih Rp 32,779,958,941 Rp 32,779,958,941 Rp 32,779,958,941 Rp 32,779,958,941 Rp 32,779,958,941 Rp 32,779,958,941 Rp 32,779,958,941 Rp 32,779,958,941 Rp 32,779,958,941 Rp 32,779,958,941
Bunga Bank Rp 13,861,970,723 Rp 12,475,773,651 Rp 11,089,576,579 Rp 9,703,379,506 Rp 8,317,182,434 Rp 6,930,985,362 Rp 5,544,788,289 Rp 4,158,591,217 Rp 2,772,394,145 Rp 1,386,197,072
Cash Flow Rp 18,917,988,218 Rp 20,304,185,290 Rp 21,690,382,362 Rp 23,076,579,435 Rp 24,462,776,507 Rp 25,848,973,579 Rp 27,235,170,652 Rp 28,621,367,724 Rp 30,007,564,796 Rp 31,393,761,869

4. Perhitungan Cash Flow


Hal ini sesuai dengan pendapat Husnan dan Muhammad (2008), yang menyatakan
bahwa dalam menaksir aliran kas hendaknya memisahkan aliran kas yang terjadi karena
keputusan pembelanjaan dan aliran kas yang terjadi karena keputusan investasi.Selain
aliran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak, maka aliran kas ditaksir atas dasar
selisih.Penaksiran kas menjadi penting bagi penilaian proyek, khususnya kas.
Tabel 4.3 Komulatif cash flow
Perhitungan Cash Flow
Tahun Cash Flow Komulatif
1 Rp 18,917,988,218 Rp 18,917,988,218
2 Rp 20,304,185,290 Rp 39,222,173,508
3 Rp 21,690,382,362 Rp 60,912,555,870
4 Rp 23,076,579,435 Rp 83,989,135,305
5 Rp 24,462,776,507 Rp 108,451,911,812
6 Rp 25,848,973,579 Rp 134,300,885,391
7 Rp 27,235,170,652 Rp 161,536,056,043
8 Rp 28,621,367,724 Rp 190,157,423,767
9 Rp 30,007,564,796 Rp 220,164,988,563
10 Rp 31,393,761,869 Rp 251,558,750,431
5. Proyeksi Pay Back Period
Menurut Kuswadi (2007) bahwa payback period (PBP) sering juga disebut pay out
time (POT) atau masa pulang (kembalinya) modal, adalah jangka waktu yang diperlukan
untuk mendapatkan kembali jumlah modal yang ditanam. Resiko yang didapat semakin
kecil jika modal semakin cepat kembali. Jadi metode ini menilai proyek penanaman modal
atas dasar kecepatan kembalinya modal yang ditanam pada proyek. Perhitungan
pengembalian modal didasarkan atas laba bersih ditambah penyusutan = net cash flow.

Diketahui:
Tahun (n) = 10
Investasi Awal (a) = Rp138,619,707,233
Flow Cash ke 6 (b) = Rp134,300,885,391
Flow Cash ke 7 (c) = Rp161,536,056,043
𝑎−𝑏
𝑃𝐵𝑃 = 𝑛 + ×1
𝑐−𝑏
Rp138,619,707,233 − Rp134,300,885,391
𝑃𝐵𝑃 = 7 + × 1
Rp161,536,056,043 − Rp134,300,885,391
n= 7
PBP = 7,16
6. Minimum Atractive Rate Of Return
Menurut Giatman (2007), nilai MARR umumnya ditetapkan secara subjektif melalui
beberapa pertimbangan tertentu dari investasi tersebut. Pertimbangan yang dimaksud
adalah suku bunga investasi (i), biaya lain yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan
investasi (Cc), dan faktor resiko investasi (α).
Faktor risiko dipengaruhi faktor risiko dari usaha, tingkat persaingan usaha sejenis
dan manajemen style dari pimpinan perusahaan. Berdasarkan hal itu, nilai MARR biasanya
ditetapkan secara subjektif dengan memperhatikan faktor-faktor di atas.
Nilai IRR dapat pula dihitung berdasarkan estimasi cash flow investasi. Diketahui:
Inflasi(F) = 2.37
Investasi (I) = 12 %
MARR = {( 1 + i )} {( 1 + f)} – 1
=15%
7. Proyeksi Net Present Value (NPV)
Menurut Kuswadi (2007) bahwa net present value (NPV) atau nilai sekarang bersih
(nilai sekarang netto) adalah perbedaan antara nilai sekarang netto (NSN) atau (total net
cash flow) selama umur proyek dengan nilai sekarang dari besarnya investasi (outlay / net
investment).
NPV = -I + AB (P/A, 10%) – AC(P/A,10%) = Rp 71.104.980.073

8. Proyeksi Internal Rate Return (IRR)


Menurut Kuswadi (2007) bahwa internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkat
bunga (bukan bunga bank) yang menggambarkan tingkat keuntungan proyek, sehingga
nilai sekarang netto dari seluruh ongkos investasi proyek (total net cash flow setelah di-
present-value-kan (nilai sekarang netto), jumlahnya sama dengan biaya investasi.
Bunga 23% :
NPV1 = - I + AB (P/A, 7%, 5) – AC (P/A, 25%, 10) = Rp 2.902.923.001
Bunga 24% :
NPV 2= - I + AB (P/A, 25%) – AC (P/A, 7%) = Rp 1.470.743.021
NPV1
Maka IRR = I1 + x(i2 − I1)= 25%
NPV1−NPV2
Rp 2.902.923.001
= 7% + x(25% − 7%) = 24%
Rp 2.902.923.001— Rp 1.470.743.021

9. Uji Sensitivitas
Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang terjadi dengan hasil analisis
proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar perhitungan biaya atau
keuntungan. Dalam analisis sensitivitas setiap kemungkinan harus dicoba, yang berarti bahwa
tiap kali harus diadakan analisis kembali. Hal ini perlu dilakukan, karena analisis proyek
didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang
akan terjadi di waktu yang akan datang (Hidayat dkk, 2009).
Menurut Wijanarko dkk, 2005, bahwa analisis sensitivitas adalah analisis dengan
mengubah nilai parameter-parameter biaya pabrik untuk mengetahui akibatnya terhadap
parameter kelayakan pabrik, seperti pada table 9.

Tabel 9. Data uji sensitivitas


Base Case 0%
NPV Rp 71,104,980,073
IRR 24%

Case 1 Investasi
-20% 20%
NPV Rp73,604,980,073 Rp68,604,980,073
IRR 24% 23%

Case 2 Bahan Baku


-20% 20%
NPV Rp59,004,745,104 Rp83,205,215,043
IRR 22% 25%

Case 3 Gaji Karyawan


-20% 20%
NPV Rp71,104,980,073 Rp71,104,980,073
IRR 24% 24%
Grafik NPV :

Grafik Sensitifitas NPV


Rp90,000,000,000

Rp80,000,000,000
Base Case
Rp70,000,000,000
Case 1 Investasi
Rp60,000,000,000
Case 2 Bahan Baku
Rp50,000,000,000
Case 3 Gaji
Rp40,000,000,000 Karyawan
Rp30,000,000,000

Rp20,000,000,000

Rp10,000,000,000

Rp-
-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30%

Grafik IRR :

Grafik Sensitifitas IRR


Base Case Case 1 Investasi Case 2 Bahan Baku Case 3 Gaji Karyawan

26%
26%
25%
25%
24%
24%
23%
23%
22%
22%
-25% -20% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25%

Berdasarkan grafik NPV dan IRR di atas menunjukkan bahwa:


1. Pada kasus pertama, jika suku bunga, inflasi dan UMR mengalami penurunan atau kenaikan
20% maka tidak akan mempengaruhi kestabilan usaha.
2. Pada kasus kedua, jika inflasi, suku Bungan dan UMR pada bahan baku mengalami
penurunan 20% dan kenaikan 20% maka hasil usaha tidak akan stabil dimana akan terlalu
merosot dan terlalu naiknya hasil usaha dalam artian sensitive pada bagian ini namun tidak
terlalu mempengaruhi kestabilan kelayakan usaha.
3. Pada kasus ketiga, jika umr, inflasi dan suku bunga megalami penurunan 20% dan kenaikan
20% maka nilai yang diperolehi tidak mempengaruhi kestabilan usaha.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Hasil analisa perhitungan pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel dari
Minyak Kelapa dengan kapasitas 82.644 ton/tahun diperoleh beberapa kesimpulan,
yaitu:
 Kapasitas rancangan pabrik direncanakan 82.644 ton / tahun
 Bentuk hukum perusahaan yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT).
 Bentuk organisasi yang direncanakan adalah garis dan staf.
 Luas tanah yang dibutuhkan adalah 20.000 m2
 Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 175 orang. Analisa ekonomi:
Modal Investasi : Rp 136.619.707.233,-
Biaya Tenaga Kerja : Rp 10.050.000.000,-
Biaya Bahan Baku : Rp 84.209.780.161,-
Biaya Lain-Lain : Rp 716.249.458.754,-
Total Biaya Produksi : Rp 148.999.813.368,-
HPP : Rp 1.802.906,-
HJP : Rp 2.253.632,-
Total Penjualan/Tahun : Rp 186.249.766.710,-
Variabel : Rp 73.604.
BEP (Rp) : Rp 113.723.015.764.33,-
BEP (Waktu) : 7 bulan 10 hari
BEP (Ton) : Rp 21.311.297,-
BCR : 1.65
PBP : 7.16
MARR : 15%
NVP : Rp 71.104.980.073.13,-
IRR : 24%

Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pra Rancangan
Pabrik Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa di Kabupaten Pinrang layak didirikan,
namun tetap memperhatikan variabel gaji karyawan dan investasi adalah yang paling stabil
terhadap IRR dan NPV tidak terpengaruh oleh UMR dan Kurs Dollar namun yang patut
diwaspadai yaitu untuk bahan baku sangat rentan yang di pengaruhi oleh Inflasi pada
Kab.Pinrang yaitu 2,37%.

V.2 Saran
Harus memperhatikan secara seksama faktor-faktor resiko, yaitu harga bahan baku dan
ketersediaan bahan baku di daerah terdekat sehingga dalam waktu kedepan bahan baku dapat
diminimalisir. Jika ditinjau dari peta lokasi pabrik yang mana pada sekitaran daerah tersebut masih
banyak lahan yang kosong yang dapat kita jadikan lahan untuk menanam bahan baku berupa Kelapa
tersebut, namun kembali lagi berarti perusahan ini harus menambah biaya investasi untuk perluasan
tanah.
Pertanyaan:
Rezkiawan: Mengapa investasi harus 60% dan 40%?
Jawab: Karena tujuannya untuk mecapai BEP.Kenapa harus dicapai BEP
tidak akan dicapai kalu variable costnya lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Mandiri. 2008. Cicilan Ringan KPR dan Kredit Usaha. Jakarta.
Bernasconi, dkk, 1995, “Teknologi Kimia”, Bagian I, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Brownell, L.E. Young, E.H. Process Equipment Design. 1959. Wiley Eastern, Ltd. New Delhi.
Considine, Douglas M. 1985. Instruments and Controls Handbook. 3rd Edition. USA:
Mc.Graw-Hill, Inc.
Foust, A.S. Principles of Unit Operation. 1980. John Wiley and Sons. London. Geankoplis,
C.J. Transport Process and Unit Operation. 1983. Ally and Bacon. New York.
Kern, D.Q. Process Heat Transfer. 1965. McGraw Hill. New York
Kirk Orthmer. Encyclopedia of Chemical Engineering Technology. 1949. John Wiley and Sons
Inc. New York.
Levenspiel, Octave. Chemical Reaction Engineering. 1962. 2nd ed. John Wiley and Sons. New
York.
Lyman. 1982. HandBook of Chemical Property Estimation Methods. John Wiley and Sons
Inc.New York.
Metcalf & Eddy. 1991. Wastewater Engineering Treatment, Disposal, Reuse.
McGraw-Hill Book Company. New Delhi
Nalco. 1988. The Nalco Water Handbook. 2nd Edition. McGraw-Hill Book Company.
New York.
Perry, Robert H. dan Dow W. Green. 1999. Chemical Engineering HandBook. 7th Edition.
New York: McGraw-Hill Book Company.
Perry, R.H. Chemical Engineering Handbook. 1997. McGraw Hill Book Company.
New York.
Peters, M.S; Klaus D. Timmerhaus dan Ronald E.West. 2004. Plant Design and Economics for
Chemical Engineer. 5th Edition. International Edition. Mc.Graw-Hill. Singapore
Pieters, M.S., Timmerhaus, K.D. Plant Design and Economics for Chemical Engineer. 1991.
John Wiley and Sons, New York.
PT. Pertamina. 2008 (berdasarkan data harga produk yang diterima)
PT. Halim Sejahtera Cipta Mandiri. 2005. (berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Li Fang)
Reklaitis, G.V. Introduction to Material and Energy Balance. 1983. McGraw Hill Book
Company. New York.
Susanto.2008.Tugas Akhir.”Pra Rancangan Pabrik Lithopone dari Barium Sulfat dan Seng
Sulfat dengan Kapasitas 4000 ton/tahun”.Universitas Sumatera Utara.
Badan Pusat Statistik. "Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia ". Indonesia
foreign. Trade Statistic Import. Yogyakarta. 2000-2004.

Arifin AH. 2005. Mutually Exclusive Alternative Project untuk Analisis Kelayakan Usaha
Industri Kecil. Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005. Hal. 196-202.

(BRI) Bank Rakyat Indonesia. 2018. Suku Bunga Pinjaman Usaha Skala Besar. Download
tanggal 26 Februari pukul 14.00 WITA.

(BI) Bank Indonesia. 2010. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Syariah (PPUK). Usaha
Pengolahan Tapioka. Direktorat Kredit, BPR dan UMKM.

(BPS) Biro Pusat Statistik. 2018. Inflasi Sulawesi Selatan tahun 2017. Download tanggal 26
Februari pukul 14.00 WITA.

Giatman M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT. Rajagrafindo
Persada.

Gray C, Simanjuntak P, Sabur LK, Maspaitella PFL, Varley RCG. 2007. Pengantar Evaluasi
Proyek, Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia.

Husnan S, Muhammad S. 2008. Studi Kelayakan Proyek, Edisi Keempat. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN.

Kuswadi. 2007. Analisis Keekonomian Proyek. Yogyakarta : Penerbit Andi.s

Anda mungkin juga menyukai