PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
paving block. Limbah B3 akan dijadikan pengganti agregat halus dan kasar
limbah molesieve, sand blast dan clay mempunyai karakteristik seperti pasir.
Ceramic ball akan menjadi pengganti agregat kasar atau kerikil. Agregat
beton. Variasi akan dilakukan pada kadar limbah dan semen untuk setiap
agregat sebesar 1:3, 1:4 dan 1:5. Campuran beton dicetak dalam cetakan
balok berukuran 8x8x6 cm. Benda uji diamati selama 1 bulan dengan objek
pengamatan adalah kuat tekan, kadar toksisitas lindi dan durabilitas benda
uji. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kekuatan benda uji akan
meningkatnya kadar beberapa jenis limbah. Benda uji dengan versi 13V5
mempunyai kuat tekan mencapai 117,2 kg/cm2. Benda uji dengan versi 14V6
B. Rumusan Masalah
Bagaimana limbah ceramic ball, molesieve, spent clay dan sand blast
C. Tujuan
spent clay dan sand blast memungkinkan untuk digunakan kembali setelah
D. Manfaat penilitian
1. Bagi Perusahaan
ball, molesieve, spent clay dan sand blast agar hasil olahan dapat
solidifikasi limbah ceramic ball, molesieve, spent clay dan sand blast
pemanfaatan limbah ceramic ball, molesieve, spent clay dan sand blast.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau
Limbah ceramic ball, molesieve, sand blast dan spent clay merupakan
C. Proses Solidifikasi.
bahaya yang paling tinggi bila berbentuk gas dan paling rendah bila
D. Kerangka berfikir
uji hasil solidifikasi. Analisis karakteristik limbah meliputi parameter fisik dan
kimia. Hal ini dilakukan untuk menentukan karakteristik limbah serta melihat
produk hasil solidifikasi meliputi parameter fisik dan kimia. Hal ini bertujuan
untuk menguji keamanan serta ketahanan benda uji sesuai dengan baku
dan oksida logam serta kualitas lindi. Kandungan logam berat pada limbah
diuji berdasarkan Kep-04/Bapedal/09/1995 terhadap 14 jenis logam.
Kandungan oksida logam diukur dengan tujuan untuk menilai potensi limbah
METODE PENELITIAN
1. Tempat Pelaksanaan
2. Waktu Pelaksanaan
05 April 2019.
B. Jenis Penelitian
adalah studi literatur. Dalam penelitian ini digunakan 2 jenis data yaitu data
sekunder dan data primer. Data sekunder didapat dari data-data hasil
Data primer yang didapat pada penelitian ini merupakan hasil analisis
1. Data sekunder didapat dari data-data hasil penelitian dan analisis dari
2. Data primer yang didapat pada penelitian ini merupakan hasil analisis
dari limbah B3 yaitu ceramic ball, molesieve, spent clay dan pasir ex. sand
parameter kimia pada limbah meliputi logam berat, oksida logam dan pH.
Limbah pasir ex. sand blast dan molesieve memiliki kadar kadmium
(Cd) yang lebih tinggi dari kolom B yaitu sebesar 9,96 mg/kg dan 10,51 mg/kg.
Limbah pasir ex. sand blast juga memiliki kadar Zn yang melebihi kadar
maksimum kolom A yaitu 7572,61 mg/kg. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
lahan urug, maka limbah pasir ex. sand blast harus ditimbun pada lahan urug
kategori 1, molesieve pada lahan urug kategori 2 sedangkan clay dan ceramic
ball dapat ditimbun pada lahan urug kategori 3.
logam SiO2, Al2O3 dan Fe2O3 karena mengandung unsur silikat dan aluminat
dan karbonat inorganik di dalam tanah atau sedimen ada suhu 350-440oC
Fe2O3 pada keempat limbah lebih besar dari 70%. Mengacu pada ASTM C-
618 nilai kandungan ketiga senyawa oksida logam dari semua limbah
yang ditetapkan oleh ASTM yaitu 6% Berat Kering. Kandungan karbon yang
keempat limbah berada pada nilai baku mutu. Kandungan logam berat Pb
dalam senyawa ekstraksi TCLP pasir ex. sand blast berada diatas baku mutu,
yaitu pada angka 6,312 mg/L. Dari pengukuran ini dapat dikatakan bahwa
lindi yang terbentuk dari keempat limbah masih di dalam batas aman.
proses analisis untuk membagi sampel agregat ke dalam fraksi dengan ukuran
partikel yang sama dengan tujuan untuuk menentukan gradasi dan distribusi
yang tertahan pada saringan seri standar dibagi 100. Secara umum hasil
kumulatif yang ditetapkan oleh ASTM C33-90 untuk agregat halus pada
molesieve, clay dan sand blast berturut-turut adalah 9,55, 6,74, 5,81 dan
4,44.
ball tidak masuk ke dalam rentang batas yang ditentukan sebagai agregat
halus. Meski demikian dengan menggunakan peraturan yang ada pada ASTM
ceramic ball memenuhi syarat sebagai agregat kasar. Dengan hasil analisis
campuran solidifikasi.
jenis maka akan didapat perkiraan berat produk solidifikasi yang dihasilkan.
Hasil analisis specific gravity dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.
Pelaksanaan solidifikasi
agregat yaitu 1:3, 1:4 dan 1:5. Pada setiap variasi akan dilihat limbah apa saja
dari suatu campuran beton. Angka FAS yang didapat dengan menggunakan
Flow Test pada setiap perbandingan binder : agregat umumnya sama, oleh
dalam Widiasih, 2010). Pada Tabel 6, terlihat bahwa rasio FAS berkisar antara
0,9 - 1,28, hal ini dapat dikarenakan tingginya kadar karbon di dalam limbah
seperti yang ditunjukkan pada nilai LOI dan tingginya nilai absorpsi pada clay
dan molesieve.
Pengujian produk solidifikasi awal yaitu uji kuat tekan. Uji kuat tekan
menjadi sangat penting sebab uji kuat tekan menjadi awal penentuan
solidifikasi sebagai paving block mempunyai baku mutu kuat tekan yang
pengukuran uji kuat tekan pada benda uji selama 28 hari. Pengamatan
selama 28 hari didasarkan pada proses hidrasi semen yang terjadi pada
sempurna pada umur 28 hari atau 1 bulan. Notasi N/A (Not Available)
menyatakan variasi yang hancur pada saat cetakan dibuka. Produk solidifikasi
dengan kode 15V3 dan 15V4 tidak mempunyai ikatan yang cukup kuat
sehingga benda uji hancur ketika dikeluarkan dari cetakan. Dari hasil
pengukuran uji kuat tekan yang tertera pada Tabel 7, maka grafik
berlangsung.
Baik dari tabel maupun grafik dapat diketahui bahwa kekuatan beton
13-VY dan 15-VZ, maka semakin tinggi pula kuat tekan beton. Apabila
nilai kuat tekan produk solidifikasi meningkat cukup signifikan. Variasi yang
mempunyai kuat tekan yang lebih besar. Hal ini dimungkinkan karena sifat
ceramic ball yang sangat keras dan kuat dapat memberikan kekuatan
dalam beton. Pada versi 13-VY terlihat bahwa secara umum dapat dilihat
kuat tekan yang lebih baik. Hal ini memperlihat bahwa tidak hanya limbah
pasir ex. sand blast yang memberikan kontribusi yang besar terhadap kuat
tekan. Pada versi 15-VZ, terlihat bahwa semakin kecil kandungan binder dan
15V3 dan 15V4, air harus ditambahkan lebih untuk menjaga agar campuran
tetap berbentuk pasta. Hal ini dikarenakan limbah clay memiliki nilai
persentase absorpsi air yang cukup tinggi sehingga dapat mengganggu proses
hidrasi yang terjadi. Air yang mengisi ruang antara di dalam pasta akan
diserap oleh clay sehingga kekuatan beton akan menjadi lemah, selain itu
panas hidrasi semen akan menguapkan sebagian besar air yang tersisa
campuran, apabila hasil uji kuat tekan dibandingkan dengan baku mutu pada
13V5 dan 14V6. Rincian untuk kedua variasi dapat dilihat pada Tabel 8
berikut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melalui analisa fisik dan kimia pada limbah dapat dikatakan bahwa
limbah ceramic ball, molesieve, spent clay dan sand blast memungkinkan
ball dapat dijadikan pengganti agregat kasar dan ketiga limbah lainnya
versi produk hasil solidifikasi yang telah diuji kuat tekan dan memenuhi
standar SNI 03-0691-1996 untuk dijadikan paving block dengan nilai kuat
tekan 13V5 sebesar 117,19 kg/cm2 (mutu D) dan 14V6 sebesar 129,69
keempat uji tersebut maka dapat dikatakan campuran tersebut layak dan
.
B. Saran
produk baru yang bernilai ekonomi yang besar dan lebih ramah
lingkungan
DAFTAR PUSTAKA