I. PENDAHULUAN
2. Biomassa
Biomassa merupakan sisa material sisa tanaman atau hewan, seperti limbah sisa pertanian,
kehutanan, dan perkebunan
biomassa juga memiliki volatile matter yang lebih tinggi sehingga biomassa lebih mudah
tersulut dan terbakar
3. Arang
Arang adalah residu non-volatile yang kaya akan karbon arang dapat diproduksi melalui
proses pirolisis
Perolehan arang dapat dimaksimalkan dengan kondisi slow pyrolysis, temperatur rendah,
laju kenaikan temperatur rendah, dan biasanya menggunakan reaktor jenis fixed bed
4. Pellet
4. Analisis proksimat
5. Analisis Ultimat
Komponen gas ini mencakup alkana (metana hingga butana), olefin (etilen hingga butilen)
b. Gasoline (bensin)
Bensin memiliki angka oktan tinggi dan terpisah dari campuran minyak bumi pada
temperatur 150°C. Unjuk kerja bahan bakar bensin dinyatakan dengan angka oktan (octane
number)
c. Kerosin
Kerosin banyak digunakan sebagai bahan bakar mesin jet pesawat terbang, motor bakar,
pelarut, dan lain-lain
Solar memiliki angka setana tinggi. Unjuk kerja bahan bakar bensin dinyatakan dengan
angka setana (cetane number)
i. Automotive Diesel Oil (ADO) digunakan untuk mesin diesel dengan putaran tinggi (> 1000
rpm)
ii. Industrial Diesel Oil (IDO) digunakan untuk mesin diesel dengan putaran rendah dan
sedang (300-1000 rpm)
2. Biodiesel
Biodiesel adalah senyawa metil ester dari minyak nabati. Biodiesel dibuat dengan reaksi
esterifikasi/transesterifikasi dari asam lemak dan alkohol (methanol, etanol, atau
propanol)
Biodiesel memiliki keunggulan dibandingkan dengan solar, yaitu emisi gas yang ramah
lingkungan, bebas sulfur dan angka setana yang lebih tinggi (46-70)
Tingginya angka setana pada biodiesel disebabkan karena panjangnya rantai
hidrokarbon yang terdapat pada ester (fatty acid alkyl ester)
3. Bioetanol
4. Metanol
Metanol merupakan salah satu bahan bakar cair sekunder yang sangat fleksibel, dibuat
dari biomassa atau batubara melalui berbagai proses
metanol juga dapat dimanfaatkan sebagai pendingin anti beku, pelarut, dan aditif bagi
industri etanol
Penggunaan metanol sebagai bahan bakar sangat diminati, dari segi emisi yang
dihasilkan berupa CO2 dan air
Nilai kalor tinggi BBM dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan empirik
3. Viskositas
Beberapa jenis BBM yang memiliki viskositas tinggi membutuhkan pemanasan sebelum
digunakan sebagai bahan bakar
Menyatakan temperatur bahan bakar cair mulai mengalir dalam kondisi pengujian.
Bahan bakar cair disimpan dalam tangki pada temperatur 3°C di atas titik tuang
Menyatakan temperatur terendah agar uap BBM tesulut, tetapi segera padam kembali.
Nilai titik nyala menyatakan tingkat bahaya api dari bahan bakar.
Titik nyala bahan bakar digunakan untuk pengendalian temperatur penyimapan bahan
bakar.
6. Angka oktan
Semakin tinggi angka oktan, semakin cocok bahan bakar dibakar di mesin Otto
7. Angka setana
Semakin tinggi angka setana, semakin cocok bahan bakar digunakan di motor diesel
Bahan bakar gas dapat berupa bahan bakar gas yang tersedia alami (gas alam) maupun
bahan bakar gas yang dibuat (gas produser, coke oven gas, biogas)
Gas Alam
Gas alam tersusun dari senyawa hidrokarbon, terutama metan, sedikit etana dan
sejenisnya sebagai ikutan
Dari sumbernya, gas alam juga mengandung CO2, H2S (atau senyawa belerang lainnya),
dan N2
LNG adalah gas alam yang dicairkan kemudian disimpan dalam tangki pada temperatur
sekitar -150°C dan tekanan 1 atm. LNG sebagian besar tersusun oleh metana, sedikit etana,
dan propane. Gas alam tersusun dari senyawa hidrokarbon, terutama metan, sedikit etana
dan sejenisnya sebagai ikutan. Dari sumbernya, gas alam juga mengandung CO2, H2S (atau
senyawa belerang lainnya), dan N2
CNG adalah gas alam dalam tekanan tinggi. Gas alam ditekan untuk memudahkan
penyimpanan dan transportasi.
CNG memiliki densitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan gas alam sehingga
membutuhkan ruang yang lebih kecil untuk penyimpanannya
LPG semula adalah gas ikutan minyak bumi mentah dengan kandungan utama berupa
propana (C3H8),
saat ini komponen penyusun LPG diekstrak dari gas bumi.
Kandungan propana mencapai 95%, sisanya butana, etana dan senyawa hidrokarbon
lainnya
5. Biogas
Biogas adalah gas yang berasal dari limbah organik. Biogas dibuat dengan fermentasi
anaerobik senyawa organik. Biogas mengandung campuran gas, terutama metana (CH4),
karbondioksida (CO2), nitrogen (N2), dan lain-lain
1. Komposisi
Komposisi bahan bakar gas akan menentukan nilai kalor bahan bakar dan karakteristik
pembakaran lainnya (kebutuhan udara, temperatur pembakaran, kecepatan api,
flammability limits, karakteristik api, dsb)
2. Densitas
Nilai kalor bahan bakar gas merupakan jumlah nilai kalor komponen penyusunnya
7. Flammability limits
Bahan bakar gas memiliki batasan konsentrasi dalam campurannya dengan udara agar
dapat terbakar
Konsentrasi bahan bakar gas terendah dinamai lower flammability limit dan konsentrasi
paling tinggi disebut upper flammability limit
Nilai flame speed umumnya menjadi salah satu parameter dalam menentukan konfigurasi
dan kapasitas burner
Jika flame speed lebih tinggi daripada kecepatan linier campuran gas-udara pada ujung
burner, api mungkin lepas dari ujung burner (blow-off)
Nilai flame speed umumnya menjadi salah satu parameter dalam menentukan konfigurasi
dan kapasitas burner
Jika flame speed lebih tinggi daripada kecepatan linier campuran gas-udara pada ujung
burner, api mungkin lepas dari ujung burner (blow-off)
disyaratkan secara spesifik oleh pengguna gas, misalnya konsentrasi dan ukuran
partikel debu, konsentrasi tar
BOILER
I. PENDAHULUAN
Boiler (generator kukus, ketel) merupakan rangkaian peralatan untuk mengubah energi kimia
dalam bahan bakar menjadi energi termal atau panas laten dalam kukus. Boiler terdiri dari
berbagai sub-peralatan yang dapat dikelompokkan ke dalam
III. Boiler
Boiler dengan bahan bakar gas dan cair memiliki ukuran paling kecil,
Bahan bakar padat memerlukan ukuran yang lebih besar untuk menangani sistem
pembakaran dan sisa pembakaran seperti abu
Keberadaan abu dapat menyebabkan slagging dan fouling
Slagging adalah lelehnya abu dan menutupi permukaan dinding boiler
Fouling adalah abu teruapkan dan kemudian terkondensasi pada dinding superheater dan
reheater
Hal ini akan mengganggu perpindahan panas di dalam boiler
Maka dari itu, dalam perancangan dan pengoperasian boiler, karakteristik abu seperti
komposisi dan titik leleh abu menjadi sangat penting
Berdasarkan pembuatan
1. Package Boiler dibuat sampai jadi di pabrik pembuatnya dan ditransportasikan secara
utuh kepada pengguna
2. Field Erected Boiler boiler dengan kapasitas besar biasanya difabrikasi di tempat
pengguna
Gambar 2 Firetube
Gambar 3 Watertube
Selain komponen utama tersebut, boiler industri juga dilengkapi dengan :
a. Superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur kukus yang keluar dari drum-kukus
(evaporator) menjadi kukus panas (superheated steam).
b. Economizer berfungsi untuk memanaskan air umpan sebelum masuk ke dalam boiler.
c. Steam reheater berfungsi untuk menaikkan temperatur kukus bekas dari turbin agar
derajat panasnya (degree of superheated) meningkat.
1. Stoker-fired boiler
Boiler yang bekerja dengan pengumpanan mekanik stoker ke tungku boiler. Boiler jenis ini
digunakan pada sebagian boiler biomassa.
2. Burner-fired boiler
Boiler jenis ini digunakan untuk bahan bakar cair dan gas.
Boiler yang bekerja menggunakan bahan bakar serbuk (powder). Boiler jenis ini banyak
digunakan untuk boiler serbuk batubara
Boiler yang memanfaatkan panas buang gas panas hasil reaksi atau keluaran turbin gas.
Persamaan :
( ) ( )
Keterangan :
Efisiensi boiler
( ) ( )
( )
a. DGL (dry gas losses) adalah panas sensible gas cerobong bebas air
b. ML (Moisture Losses) adalah panas yang hilang dalam uap air pada cerobong
c. MCAL (moisture in combustion air losses) adalah panas yang hilang pada uap air dari udara
pembakaran
d. ICL (incomplete combustion losses) adalah panas yang hilang akibat pembakaran yang tidak
sempurna
e. UCL (uncombusted carbon losses) adalah panas yang hilang akibat karbon dari bahan bakar
tidak terbakar
f. RUL (Radiation and Unaccounted-for losses) adalah panas yang hilang akibat panas yang
lolos dari dinding boiler
TURBIN
I. PENDAHULUAN
Turbin adalah salah satu jenis mesin panas yang mengubah panas menjadi kerja
Turbin gas industri menggunakan udara sebagai fluida kerja dan panasnya dimasukkan ke
dalam fluida kerja melalui pembakaran bahan bakar secara internal
Keunggulan :
1. Turbin gas membutuhkan pemeliharaan yang relatif ringan
2. Unit yang berdiri sendiri dengan sedikit peralatan pembantu dan membutuhkan sedikit
ruang
3. Efisiensi panas tinggi dan dapat dikembangkan ke arah pengoperasian ramah lingkungan
Kompresor Udara
Kompresor menyediakan udara sebagai fluida kerja sistem turbin gas, oksidan pembakaran
bahan bakar dan pendinginan permukaan logam turbin
Laju alir spesifik udara antara 0,0050 – 015 kg/kWh tergantung pada faktor beban, jenis
dan ukuran turbin gas
Daya yang digunakan untuk kompresi gas berkisar antara 40%-60% dari daya total yang
diproduksi turbin
Ruang Pembakaran
ruang pembakaran harus dapat melayani pembakaran sempurna dengan hilang tekan aliran
minimum
Berdasarkan posisinya terhadap poros turbin, ada dua jenis ruang pembakaran
2. Can type combustion chamber adalah satu ruang pembakaran berbentuk tabung kecil
yang dipasang menempel pada bagian utama turbin membentuk sudut tertentu
terhadap poros turbin
Turbin Ekspansi
Di dalam turbin, gas panas dari ruang pembakaran diekspansikan dan entalpinya diubah
menjadi kerja.
a. gas producer turbine: tugasnya terutama menghasilkan gas panas dengan semburan
kuat. Turbin ini menghasilkan sedikit kerja, yang hanya mengerakkan kompresor udara.
b. power turbine : mengekspansikan gas panas sejauh mungkin dan menghasilkan daya
keluar poros untuk mengerakkan beban
Efisiensi Turbin
Efisiensi internal kompresor dan efisiensi turbin internal dapat didefinisikan sebagai berikut :
Jenis ini biasanya digunakan untuk menggerakkan pembangkit listrik dengan kecepatan
tetap dan tepat
Turbin gas satu poros tidak cocok sebagai penggerak beban dengan kecepatan yang
bervariasi
Beban start-up motor untuk turbin gas multiporos lebih rendah daripada turbin satu poros
karena hanya poros kompresor gas yang berakselarasi hingga mencapai kecepatan putar
dengan efisiensi maksimum
1. Turbin tak-kondensasi
Kukus keluar masih berupa uap-panas (tekanan relatif tinggi)
Kukus keluar turbin akan digunakan untuk pemanasan, misalnya pamanas awal boiler atau
dipanaskan ulang atau untuk pemanas proses (co-generation dan non-straight steam and
power balancing)
Turbin jenis ini banyak digunakan di industri
2. Turbin Kondensasi
Uap keluar turbin adalah uap-jenuh atau/dan mengandung sedikit kondensat
Jenis ini banyak digunakan di pembangkit listrik komersial yang tidak memerlukan kukus
sebagai media pemanas
3. Turbin ekstraksi
Turbin jenis ini digunakan jika sebagian kukus dikeluarkan di tengah ekspansi untuk
dipergunakan pada proses memanaskan air pengisian.
Air merupakan bahan penunjang untuk kegiatan langsung maupun tidak langsung. Penggunaan air
untuk industri umumnya digunakan untuk :
1. sistem pembangkit kukus (boiler),
2. sistem pemroses (reaktan, pelarut),
3. sistem pendingin,
4. sistem pemadam kebakaran, dan
5. keperluan domestik (air untuk perkantoran maupun air minum)
g. Daya hantar listrik, menyatakan jumlah total ion-ion yang terkandung dalam air, semakin
banyak ion-ion maka konduktivitasnya akan semakin tinggi
i. Gas terlarut, berbagai gas dapat larut di dalam air, antara lain: CO2, O2, N2, NH3, H2S
V. Kesadahan Air
Air sadah adalah air yang mengandung mineral ion (kation) terlarut seperti besi, silika, kalsium,
magnesium. Senyawa-senyawa seperti senyawa kalsium dan magnesium dapat bereaksi dan
membentuk endapan (scale) di dalam boiler, penukar panas, dan peralatan proses lainnya.
Endapan akan menempel membentuk lapisan kerak yang tebal dan keras. Kerak ini
menyebabkan hambatan dalam proses perpindahan panas sehingga kinerjanya menjadi
menurun
Alkalinitas adalah ukuran dari kapasitas air untuk menetralkan asam. Alkalinitas air disebabkan
oleh adanya senyawa alkalis di dalam air. Alkalinitas dalam air ada tiga jenis, yaitu :
Proses korosi dapat menimbulkan kerusakan yang luas pada permukaan logam. Penyebab
utama timbulnya korosi adalah pH yang rendah, gas-gas yang terlarut di dalam air seperti O,
dan lain-lain, serta garam-garam terlarut dan padatan tersuspensi
c. Pembentukkan busa
a. Pengolahan eksternal,
dilakukan di luar titik penggunaan air yang ditujukan untuk mengurangi atau
menghilangkan zat-zat pengotor (impurities).
Jenis-jenis pengolahan eksternal: sedimentasi, filtrasi, pelunakan (softening), deionisasi
(demineralization), dan aerasi.
b. Pengolahan internal,
merupakan pengolahan air yang dilakukan pada titik penggunaan,
ditujukan untuk menyesuaikan (conditioning) air kepada kriteria kondisi sistem di mana
air tersebut akan digunakan.
6. Desalinasi
Desalinasi adalah proses pengurangan kandungan mineral (salinitas) air. Prinsip proses
desalinasi adalah evaporasi.
Jika larutan garam dipanaskan sampai titik didihnya, maka akan terbentuk uap yang
bebas garam dan larutan sisa penguapan yang lebih pekat
Uap yang terbentuk kemudian didinginkan sehingga diperoleh air bebas garam yang
siap pakai
7. Reverse Osmosis
Proses osmosis adalah proses di mana pelarut bergerak dari larutan yang
konsentrasinya rendah menuju larutan dengan konsentrasi tinggi melewati membran
semipermeabel
Zat terlarut tidak dapat melewati membran
Jika tekanan dibuat cukup tinggi, maka proses yang terjadi adalah sebaliknya, pelarut
bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah