Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 5 Etika Profesi

Nama Anggota :

1. Fahrul Huzain Hidayat (185061100111010)

2. Mochammad Fitron Muttaqin (185061100111022)

3. Diva Prilliyuan (185061100111034)

4. Shafira Azzahra (185061101111010)

5. Amadea Putri Wijaya (185061101111022)

KODE ETIK DALAM TEKNIK KIMIA

Etika profesi sangatlah penting di dunia kerja sebagai sarana mengontrol hubungan
sosial dalam profesi. Oleh karena itu pengetahu tentang Etika Profesi ini hadir dalam rangka
menjawab kebutuhan sosial ketika terjun dalam dunia kerja.

Salah satu bentuk dari kemajuan teknologi adalah kemajuan dalam bidang industri yang
akan melibatkan banyak tenaga ahli khususnya dalam bidang Teknik. Teknik Kimia merupakan
salah satu bidang teknologi yang mempunyai peranan yang sangat besar, terutama berkaitan
dengan rekayasa dan operasional suatu Industri. Tenaga ahli di bidang ini sangat dibutuhkan
dalam mendukung pembangunan di bidang industri di Indonesia. Sebagai calon Sarjana Teknik
Kimia tentu pengetahuan sebagai hard skill dan juga kemampuan beretika sebagai soft skill
sangat diperlukan. Banyak yang mengesampingkan salah satu dari kemampuan tersebut, tapi itu
tidak dianjurkan.

1. Etika

A. Pengertian Etika

Kata etik (atau etika) berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti karakter,
watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, etika diartikan
sebagai ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan
ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.
Dari definisi etika diatas, dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan dengan
empat hal sebagai berikut :

a) Dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang


dilakukan oleh manusia.
b) Dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil
pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula universal. Ia
terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Selain itu,
etika juga memanfaatkan berbagai ilmu yang membahas perilaku manusia seperti
ilmu antropologi, psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya.
c) Dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap
sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut
akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian
etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan
oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.
d) Dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan
tuntutan zaman

B. Jenis Etika

Ada dua macam etika yang harus dipahami dalam menentukan baik dan buruknya
prilaku manusia:

a. Etika Deskriptif,

yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku
manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

b. Etika Normatif,

yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan
kerangka tindakan yang akan diputuskan.

C. Penilaian Etika

Tolak ukur untuk pengukuran nilai etika dengan mempertimbangkan beberapa poin
berikut :

i. Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik atau jahat,
susila atau tidak susila.
ii. Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah
mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya
dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi suatu
budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih berupa
angan-angan, cita-cita, niat hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan nyata.
iii. Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan di nilai pada 3 (tiga)
tingkat :
 Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih berupa
rencana dalam hati, niat.
 Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti.
 Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau buruk.

2. Profesi

A. Pengertian Profesi dan Profesional

Dengan beragamnya bidang profesi, timbul kebingungan mengenai pengertian


profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini
timbul karena banyak orang yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam
pengertian profesi. Berikut pengertian profesi dan profesional menurut DE GEORGE :

a) PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk


menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
b) PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna
waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang
tinggi.

B. Ciri-ciri Profesi

Di dalam profesi sendiri terdapat beberapa ciri khas di dalamnya. Ciri khas atau
sifat tersebut melekat di dalam profesi. Berikut ini adalah ciri ciri profesi yang
dimaksud :

a. Adanya Pengetahuan Khusus

Ciri ciri profesi yang pertama adalah terdapat pengetahuan khusus.


Umumnya, keahlian dan keterampilan ini dimiliki lantaran proses pendidikan,
pelatihan atau suatu pengalaman yang sudah dijalani selama bertahun-tahun.
Sehingga, bisa dipastikan bahwa seseorang dikatakan memiliki profesi apabila
ia memiliki pengetahuan khusus.

b. Ada Standar dan Kaidah Moral yang Tinggi

Selanjutnya, profesi memiliki ciri berupa adanya kaidah dan standar


moral yang tinggi. Umumnya, masing-masing perilaku di dalam profesi
mendasarkan aktivitas dan perbuatannya kepada kode etik profesi.

c. Mengabdi terhadap kepentingan masyarakat

Ciri yang selanjutnya dari profesi adalah terdapat unsur mengabdi


kepada kepentingan masyarakat. Maksudnya adalah, masing-masing pelaksana
dari profesi harus meletakkan kepentingan pribadinya dan mengutamakan
kepentingan yang terdapat di masyarakat.

d. Terdapat izin untuk menjalankan profesi

Selain itu, profesi juga memiliki ciri ada izin khusus untuk menjalankan
sebuah profesi tertentu. Disadari atau tidak, setiap profesi akan bersinggungan
dengan kepentingan yang ada di masyarakat. Sehingga, berbagai nilai
kemanusiaan seperti keselamatan, kelangsungan hidup, keamanan dan
sebagainya yang menuntut sebuah profesi memperoleh izin khusus.

e. Dijalankan oleh kaum profesional

Ciri selanjutnya dari suatu profesi adalah dijalankan oleh anggota yang
merupakan kaum profesional. Setiap profesi memang harus dilakukan secara
profesional. Tidak bisa semena-mena dan harus mengikuti tugas serta aturan
yang berlaku. Maka, yang bisa menjalani sebuah profesi dengan baik adalah
para kaum profesional.

C. Tugas Sarjana Teknik Kimia pada Industri Teknik Kimia

Mayoritas sarjana Teknik Kimia akan bekerja pada Industri Pemrosesan. Tugas
seorang insinyur/sarjana Teknik Kimia yang bergerak dibidang ini antara lain :

 Penelitian Proses
 Pengembangan Proses
 Rekayasa Proses
 Analisa Ekonomi
 Rekayasa Proyek dan Konstruksi
 Operasional Pabrik

Namun demikian, sebetulnya masih ada tugas lain yang membutuhkan pemikiran
mendalam, kadang-kadang perhitungan rumit yaitu selalu berusaha agar pabrik yang
ditanganinya berjalan mulus dan efisien, mungkin dengan cara menambah peralatan
atau mengubah kondisi-kondisi operasi ataupun mengefisienkan anak buahnya. Dengan
selalu berupaya agar lebih baik dan efisien justru pengalaman akan bertambah,
sehingga bisa dimanfaatkan untuk menangani perancangan pabrik baru yang sejenis,
yang pasti lebih efisien dibandingkan pada masa lalu yang telah dia ketahui kelemahan-
kelemahannya, sehingga bisa diperbaiki ketika mengalami kendala.

Anda mungkin juga menyukai