Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan teknloogi akan terus berjalan dan akan selalu mengalami
percepatan. Kemajuan tersebut akan melibatkan seluruh aspek kehidupan,
termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan manusia. Salah satu bentuk
dari kemajuan teknologi adalah kemajuan dalam bidang industri yang akan
melibatkan banyak tenaga ahli, khususnya dalam bidang teknik. Teknik
terdiri dari beberapa bidang, termasuk di dalamnya adalah teknik kimia.
Teknik kimia merupakan salah satu bidang teknologi yang mempunyai
peranan yang sangat besar, terutama berkaitan dengan rekayasa dan
opsional suatu industri. Tenaga ahli di bidang ini sangat dibutuhkan dalam
mendukung pembangunan di bidang industri di Indonesia.
Sebagai seorang teknik kimia, perlu dibekali pengetahuan hard skill
dan juga kemampuan beretika sebagai soft skill. Banyak yang
mengesampingkan salah satu dari kemampuan, tapi tidak dianjurkan.
Berlatar belakang dari alas an apapun, jika mengesampinkan kemampuan
tersebut, maka akan mengurangi kesempatan untuk menjadi lebih baik.
Profesi adalah suatu hal tabg harus dibarengi dengan keahlian dan
etika. Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari
masyarakat, bilamana dalam diri elit profesional tersebut ada kesadaran
kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin
memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang dikenal sebagai sebuah
profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah
pekerjaan penarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai
dengan nilai-nilai idealism dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak

1
adanya respect maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para
elit profesional.
Oleh karena itu, sebagai seorang yang berkecimpung dalam dunia
pekerjaan diperlukan adanya pendidikan etika sebagai profesional engineer
agar dapat memiliki kesadaran diri untuk menggunakan dan
memanfaatkannya secara positif.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui dan memahami etika dan etika profesi.
2. Mengetahui dan memahami profesi dan profesi insinyur.
3. Mengetahui dan memahami kode etik profesi teknik kimia.
4. Mengetahui dan memahami kasus pelanggaran dan solusinya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Etika dan Etika Profesi


1. Etika
Pengertian etika (ethymology) berasal dari Bahasa Yunani yaitu
ethos yang berarti watak, kesusilaan, atau adat kebiasaan (custom).
Etika adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang
menunjukkan istilah dari Bahasa Latin, yaitu mos dan dalam bentuk
jamaknya yaitu mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara
hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan)
dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Adapun etika dari segi istilah yang dikemukakan para ahli
dengan pandangan berbeda-beda sesuai sudut pandangnya,
diantaranya :
a. Drs. O. P. Simorangkir
Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
b. Drs. Sidi Gajalba
Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan
manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.
c. Drs. H. Burhanuddin Salam
Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam
hidupnya.

3
2. Etika Profesi
Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk
memberikan pelayan profesional terhadap masyarakat dengan penuh
ketertiban dan keahlian sebagai pelayan dalam rangka melaksanakan
tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
Kode etik profesi adalah adalah sistem norma, nilai, dan aturan
profesional tertulis yan secara tegas menyatakan apa yang benar dan
baik, serta apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.
Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah,
perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik yaitu agar profesional memberikan jasa sebaik-
baiknya kepada konsumen. Dengan adanya kode etik, akan
melindungi perbuatan yang tidak profesional.

B. Profesi dan Profesi Insinyur


1. Profesi
Istilah profesi tidak hanya untuk bidang-bidang pekerjaa,
seperti kedokteran, guru, militer, dan semacamnya, tetapi meluas
hingga mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis,
dan sebagainya. Ciri-ciri profesi diantaranya yaitu :
 Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan
keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman bertahun-tahun.
 Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini
biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada
kode etik profesi.
 Mengabdi pada kepentingan masyarakat, yang dimana setiap
pelaksana profesi harus melakukan kepentingan pribadi di
bawah kepentingan masyarakat.

4
 Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi
akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana
nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,
kelangsungan hidup, dan sebagainya, maka untuk menjalankan
suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin.
 Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
2. Profesi Insinyur
Sebagai seorang insinyur untuk membantu pelaksana sebagai
seorang yang profesional di bidang keteknikan agar tidak dapat
merusak etika profesi, diperlukan sarana untuk mengatur profesi
sebagai seorang profesional di bidangnya berupa kode etik profesi.
Ada 3 hal pokok yang merupakan fungsi kode etik profesi tersebut,
yaitu :
 Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota
profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.
 Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi
masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
 Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar
organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan
profesi.
Di Indonesia, dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode
etik sebagai seorang insinyur yang disebut kode etik Insinyur
Indonesia “Catur Karsa dan Sapta Dharma Insinyur Indonesia”. Dalam
kode etik Insinyur Indonesia, terdapat prinsip-prinsip dasar, yaitu :
a. Catur Karsa
 Mengutamakan keluhuran budi.
 Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk
kepentingan kesejahteraan umat manusia.

5
 Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan
masyarakat, sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
 Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan
keahlian profesional keinsinyuran.
b. Sapta Dharma
 Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan
keelamatan, kesehatan, dan kesejahteraan
masyarakat.
 Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan
kompetensinya.
 Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat
yang dapat dipertanggung jawabkan.
 Insinyur Indonesia senantiasa menghindari
terjadinya pertentangan kepentingan dalam
tanggung jawab tugasnya.
 Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi
profesi berdasarkan kemampuan masing-masing.
 Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh
kehormatan, integritas, dan martabat profesi.
 Insinyur Indonesia senanyiasa mengembangkan
kemampuan profesinya.
Accereditation Board for Engineering and Technology (ABET)
sendiri secara spesifik memberikan persyaratan akreditasi yang
menyatakan bahwa setiap seorang teknik (engineering) harus
mengerti betul karakteristik etika profesi keinsinyuran dan
penerapannya. Dengan pernyataan ini, ABET menghendaki setiap
mahasiswa teknik harus betul-betul memahami etika profesi, kode
etik profesi, dan permasalahannya yang timbul di seputar profesi
yang mereka tekuni.

6
Insinyur adalah sebuah profesi yang penting dalam pelaksaan
pembangunan industri nasional, karena banyak berhubungan dengan
aktivitas perancangan maupun rekayasa yang ditunjukkan semata
demi kemanfaatan bagi manusia. Dengan mengacu pada pengertian
dan pemahaman mengenai profesi, sikap profesional dan paham
profesionalisme, maka Nampak jelas bahwa ruang lingkup
keinsinyuran per definisi bisa disejajarkan dengan profesi-profesi lain,
seperti doker, pengacara, psikolog, dan semacamnya. Seringkali pula
dijumpai di dalam proses penerapan kepakaran dan keahliannya,
seorang insinyur (tanpa terkecuali insinyur teknik industi) akan
terlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang harus dilaksanakan
dengan prinip-prinsip komersial dan mengarah untuk memperoleh
keuntungan. Namun demikian, sebagai sebuah profesi yang memiliki
idealisme dan tanggung jawab besar bagi kemaslahatan manusia,
maka di dalam penerapan kepakaran dan keahlian insinyur tersevut,
haruslah tetap mengindahkan norma, budaya, adat, moral, dan etika
yang berlaku.

C. Insinyur Teknik Kimia


1. Tugas Insinyur Teknik Kimia di Industri
a. Penelitian Proses
Penelitian proses adalah penelitian awal, skala bangku
(banch scale) yang dilakukan di laboratorium yang bertujuan
untuk meneliti kelayakan suatu proses baru dari segi tekbis dan
ekonomis, pengumpulan data-data yang diperlukan untuk
membuat pabrik skala pilot dan untuk pembuatan simulasi
proses dengan computer. Jadi, penelitian proses adalah satu
langkah lebih maju dari penelitian eksplorasi dasar yang

7
biasanya dilakukan oleh ahli kimia murni. Tahap dari studi ini
adalah :
 Penelitian proses.
 Rekayasa proses awal.
 Evaluasi proses awal
b. Pengembangan Proses
Program pengembangan proses yang baik seharusnya
sudah bisa memberikan kepastian baik dari segi teknis
operasional maupun ekonomis, karena dengan pengembangan
proses ini, akan didapatkan data-data kondisi operasi yang
lengkap serta kebutuhan jenis dan ukuran peralatan-peralatan
pembantu dan peralatan control lainnya.
c. Rekayasa Proses
Untuk memastikan ongkos produksi yang diperlukan
apabila hasil pengembangan proses diterapkan pada skala
pabrik, maka perlu adanya rekayasa proses, dimana
perhitungan yang diperoleh dari pengembangan proses
diulang, neraca massa dan enegi serta ukuran alat dihitung lagi
untuk kapasitas pabrik yang diinginkan (scale up), kemudian
evaluasi ekonomi dilakukan lagi, tetapi dengan menggunakan
data yang berlaku.
d. Analisa Ekonomi
Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mencari
keuntungan, karena itu faktor ekonomi memegang peranan
penting. Seorang insinyur teknik kimia di industri proses harus
berpikir dengan orientasi ekonomi, bagaimana cara agar
perusahaan memperoleh keuntungan tanpa meninggalkan
kode etik.

8
e. Rekayasa Proyek dan Konstruksi
Setelah diputuskan untuk disetujui, suatu rancangan
pabrik perlu dipelajari oleh para insinyur, termasuk insinyur
teknik kimia yang bekerja di bidang rekayasa proses dan
konstruksi. Insinyur tersebut harus meneliti setiap bagian
rancangan.
f. Operasi Pabrik
Pabrik selesao dibuat dan siap dijalankan, tetapi perlu
dikaji tentang operasi.
2. Kode Etik Insinyur Teknik Kimia
Anggota dari American Institute of Chemical Engineers (AIChe),
harus menjunjung tinggi integritas, kehormatan, dan martabat dari
profesi insinyur dengan berlaku jujur, netral, dan melayani dengan
baik, selalu berjuang untuk meningkatkan kompetensi dan prestis
dari profesi insinyur, dan menggunakan pengetahuan dan
keahliannya untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Untuk
mencapai tujuan ini, anggota harus :
 Mementingkan keamanan, kesehatan, dan kesejahteraan dari
public dan melindungi lingkungan sebagai bentuk dari tanggung
jawab profesional.
 Secara formal, menasehati pelanggan (mempertimbangkan
penyingkapan yang lebih jauh lagi) jika mereka merasa bahwa
konsekuensi dari tanggung jawab mereka akan mempengaruhi
kesehatan atau keamanan masa kini dan juga mendatang dari
kolega mereka atau publik.
 Menerima tanggung jawab dari tindakan mereka, mencari dan
memperhatikan tinjauan kritis kerja mereka, dan menawarkan
kritik objektif dari kerja sesama profesional.

9
 Mempublikasi pandangan atau memberikan informasi dengan
objektif dan jujur.
 Berperilaku dalam lingkup profesional untuk tiap pelanggan
sebagai agen setia dan menghindari konflik kepentingan serta
tidak pernah melanggar kode kerahasiaan.
 Memperlakukan semua kolega dengan sama rata dan hormat,
serta menyadari konstribusi dan kemampuan unik mereka.
 Melakukan pelayanan profesional hanya pada daerah
kompetensi mereka.
 Membangun reputasi profesional sebagai hasil dari pelayanan
mereka.
 Melanjutkan perkembangan profesional sepanjang karir
mereka dan menyediakan peluang untuk perkembangan
profesional mereka yang di bawah pengawasannya.
 Tidak pernah mentoleransi penganiayaan.
 Memperlakukan diri mereka sendiri secara adil, bermartabat,
dan hormat.

D. Kasus Pelanggaran Kode Etik Keteknikan dan Solusinya


Salah satu kasus pelanggaran kode etik profesi adalah pada kasus di
Maputo, Mozambik yang dilakukan oleh Mozal, salah satu perusahaan
aluminium smelter terbersar di dunia, yang merupakan anak perusahaan
dari BHP Billiton. Sejak 17 November 2010 sampai dengan minimum 29
Maret 2011, pabrik ini akan melepaskan limbah gas tanpa filter dengan
menggunakan cerobong setinggi 62 meter. Hal ini harus dilakukan karena
perusahaan harus merenovasi sistem FTC (Fume Treatment Centre) yang
berfungsi sebagai filter polutan, kondisinya sudah terkorosi dan rentan
rubuh. Proses renovasi diperkirakan memakan waktu 6 bulan. Salah satu
kandungan utama dalam limbah gas yang tidak difilter adalah gas HF

10
(hidrogen florida) yang dapat menyebabkan iritasi parah pada kulit, mata
dan saluran pernapasan dan juga dapat meningkatkan resiko kanker paru-
paru. Pelepasan ini telah mendapatkan izin dari Departemen/Kementrian
Lingkungan Mozambik dengan alasan untuk menghindari bencana
lingkungan dan kemanusiaan akibat rubuhnya pabrik. Pengawasan dari
Mozal menyatakan bahwa bahkan tanpa filter pun konsentrasi polutan
jauh di bawah ambang batas dan penyelidikan dari perusahaan Swiss SGS,
perusahaan terbesar di dunia yang memiliki spesialisasi dalam inspeksi,
verifikasi dan sertifikasi, menyatakan bahwa konsentrasi polutan tetap
didalam ambang batas WHO dan Kementrian Lingkungan Hidup Mozambik,
tetapi pernah pada suatu kali pengukuran berada jauh di ambang batas.
Organisasi lingkungan hidup dan industri sekitar menyayangkan tidak
adanya transparasi yang jelas dari pihak perusahaan. Sebenarnya sudah
ada kasus serupa di Afrika Selatan pada salah satu pabrik sejenis yang
dimiliki oh BHP Biliton, perusahaan induk dari Mozal, dan prosedur
perbaikan hanya memakan waktu 72 jam dan ada peringatan terhadap
penduduk sekitar yang rentan terhadap polusi untuk tetap berada di
rumah. Pada kasus ini dapat dilihat bahwa perusahaan telah melanggar
kode etik yang pertama yaitu mementingkan keamanan, kesehatan dan
kesejahteraan dari publik dan melindungi lingkungan sebagai bentuk dari
tanggung jawab profesional. Walaupun emisi tidak melampaui ambang
batas, tetapi sebagian dari zat yang diemisikan (HF) merupakan zat
karsinogenik yang bahkan pada konsentrasi sekecil apapun dapat
meningkatkan resiko penduduk sekitar terkena kanker yang mematikan,
dan dalam hal inilah perusahaan telah melanggar kode etik dengan tidak
melakukan perawatan berkala/pencegahan atau tindakan penanggulangan
sebelum kondisi sistem FTC berada pada tingkat yang membahayakan
sehingga membuat publik menghadapi resiko kesehatan, dan lain-lain. Bila
ditinjau ulang kasus di atas, dapat dilihat bahwa pengoperasian tanpa filter

11
dapat terjadi karena ada izin dari pemerintah sekitar yang menganggap
bahwa resiko pencemaran sementara lebih dapat ditolerir dibandingkan
resiko bencana besar yang mungkin terjadi akibat rubuhnya pabrik.
Pertimbangan seperti ini dapat muncul sebagai akibat dari lemahnya
peraturan terkait perawatan sistem dan sistem pengolahan limbah yang
baik sebagai syarat operasi suatu pabrik.
Solusi yang tepat agar kasus seperti di atas tidak terulang adalah
adanya pengawasan yang ketat dari pemerintah terhadap kondisi sistem
pengolahan limbah suatu pabrik, maupun adanya syarat perawatan sistem
dan sistem pengolahan limbah yang memadai sebagai bagian dalam
kelayakan suatu operasi pabrik yang krusial dalam mendapatkan izin
operasi, sehingga pihak perusahaan tidak dapat menjadikan alasan
keadaan sistem yang sudah sangat kritis dan rawan rubuh sebagai alasan
untuk melakukan polusi.
Selain contoh yang diuraikan di atas, ada pula beberapa contoh kasus
lainnya seperti kasus kebocoran pengeboran Lapindo Brantas di Dusun
Balongnongo, Sidoarjo, yang menyebabkan tergenangnya kawasan
pemukiman, pertanian, dan perindustrian di 3 kecamatan. Kemudian, kasus
tumpahan minyak PLTGU Buleleng yang mencemari Pantai Levina, sehingga
ikan dan terumbu karang mati. Ada pula kasus penambangan Batu Bara di
Banjarmasin, yang mengakibatkan lubang-lubang besar menyerupai danau,
namun tidak dapat dijadikan tempat hidup oleh ikan karena kandungan
asamnya yang sangat tinggi.
Untuk itu, seorang engineer, baik itu engineer kimia, diperlukan
beberapa kemampuan berikut :
 Kemampuan untuk berperan dalam tim kerja multi disiplin.
 Kemampuan mengidentifikasi, memformulasi, dan memecahkan
masalah-masalah engineering.

12
 Kesadaran akan kebutuhan untuk memenuhi dalam proses belajar
sepanjang hayat.
 Kemampuajn berkomunikasi dengan baik.
 Pemahaman terhadap tanggung jawab dan etika profesional.
 Kemampuan merancang suatu sistem, komponen, proses, dan
metode untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Etika adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan
pelayan profesional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban
dan keahlian sebagai pelayan dalam rangka melaksanakan tugas
berupa kewajiban terhadap masyarakat.
2. Sebagai seorang insinyur untuk membantu pelaksana sebagai
seorang yang profesional di bidang keteknikan agar tidak dapat
merusak etika profesi Di Indonesia, dalam hal kode etik telah diatur
termasuk kode etik sebagai seorang insinyur yang disebut kode etik
Insinyur Indonesia “Catur Karsa dan Sapta Dharma Insinyur
Indonesia”.
3. Tugas insinyur teknik kimia di industry, yaitu :
a. Penelitian Proses
b. Pengembangan Proses
c. Rekayasa Proses
d. Analisa Ekonomi
e. Rekayasa Proyek dan Konstruksi
f. Operasi Pabrik
Anggota dari American Institute of Chemical Engineers (AIChe), harus
menjunjung tinggi integritas, kehormatan, dan martabat dari profesi
insinyur dengan berlaku jujur, netral, dan melayani dengan baik,

14
selalu berjuang untuk meningkatkan kompetensi dan prestis dari
profesi insinyur, dan menggunakan pengetahuan dan keahliannya
untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
4. Salah satu kasus pelanggaran kode etik profesi adalah pada kasus di
Maputo, Mozambik yang dilakukan oleh Mozal, salah satu
perusahaan aluminium smelter terbersar di dunia, yang merupakan
anak perusahaan dari BHP Billiton. Sejak 17 November 2010 sampai
dengan minimum 29 Maret 2011, pabrik ini akan melepaskan limbah
gas tanpa filter dengan menggunakan cerobong setinggi 62 meter.
Solusi yang tepat agar kasus seperti di atas tidak terulang adalah
adanya pengawasan yang ketat dari pemerintah terhadap kondisi
sistem pengolahan limbah suatu pabrik, maupun adanya syarat
perawatan sistem dan sistem pengolahan limbah yang memadai.

B. Saran
Adapun saran pada makalah ini yaitu perlunya peningkatan kualitas
dan kuantitas materi dari materi yang telah dijelaskan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Muhammad, dkk., 2016, Etika & Profesi Teknik Kimia, Lampung,
Universitas Lampung.

Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia, 2018, Kode Etik, bkk-pii.org,
diakses pada 12 Oktober 2018.

Sari, Devi Permata, dkk., 2015, Etika Profesi, Lampung, Universitas Lampung.

16

Anda mungkin juga menyukai