3. Sarana Evakuasi
rencana evakuasi.
titik berkumpul.
lift kebakaran.
b. Bahan dinding
Bahan dinding terdiri atas bahan untuk dinding pengisi atau partisi,
dengan ketentuan sebagai berikut:
i. Bahan dinding pengisi : batu bata, beton ringan, bata tela,
batako, papan kayu, kaca dengan rangka kayu atau
aluminium, panel GRC dan/atau aluminium.
ii. Bahan dinding partisi : papan kayu, kayu lapis, kaca, calsium
board, particle board, dan/atau gypsum board dengan rangka
kayu kelas kuat II atau rangka lainnya, yang dicat tembok atau
bahan finishing lainnya, sesuai dengan fungsi ruang dan
klasifikasi bangunannya.
iii. Adukan/perekat yang digunakan harus memenuhi persyaratan
teknis dan sesuai jenis bahan dinding yang digunakan.
iv. Untuk bangunan sekolah tingkat dasar, sekolah tingkat
lanjutan atau menengah, rumah negara, dan bangunan
gedung lainnya yang telah ada komponen pracetaknya, bahan
dindingnya dapat menggunakan bahan pracetak yang telah
ada.
c. Bahan langit-langit
1. Struktur
2. Struktur Pondasi
3. Struktur lantai
4. Struktur Kolom
a. Struktur kolom kayu
5. Struktur Atap
a. Umum
7. Basemen
Utilitas yang berada di dalam dan di luar bangunan gedung negara harus
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan standar.
Spesifikasi teknis utilitas bangunan gedung negara meliputi ketentuan-
ketentuan:
1. Air minum
i. air limbah non kakus (grey water) merupakan semua air kotor
yang berasal dari dapur, kamar mandi, tempat wudhu dan
tempat cuci.
iii. air limbah non kakus (grey water) yang telah di daur ulang
dapat dimanfaatkan kembali menjadi air sekunder seperti
penggelontoran (flushing), penyiraman tanaman, irigasi lahan,
dan penambahan air dingin (makeup water cooling tower).
iv. sisa air limbah non kakus (grey water) yang tidak
dimanfaatkan kembali dan dibuang ke saluran pembuangan
kota harus memenuhi standar baku mutu sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan terkait baku mutu air limbah
domestik.
3. Pengelolaan sampah
a. Pada dasarnya air hujan harus ditahan lebih lama di dalam tanah
sebelum dialirkan ke saluran umum kota, untuk keperluan
penyediaan dan pelestarian air tanah.
instalasi gas medis, seperti gas oksigen (O2), gas dinitro oksida
(N2O), gas carbon dioksida (CO2) dan udara tekan medis.
TABEL 1
PROSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI SEDERHANA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
18.11 15.03 12.39 10.23 9.28 7.81 6.83 4.88 3.29 2.08
PERENCANAAN KONSTRUKSI
1 18.11 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 1.80
(dalam %)
15.03 12.39 10.23 9.28 7.81 6.83 4.88 3.29 2.08 1.80
10.59 9.15 7.72 6.47 5.41 4.49 4.03 3.63 2.48 1.59
PENGAWASAN KONSTRUKSI
2 10.59 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 1.49
(dalam %)
9.15 7.72 6.47 5.41 4.49 4.03 3.63 2.48 1.59 1.49
14.00 10.00 6.75 4.20 2.85 1.90 1.20 0.80 0.54 0.36
PENGELOLAAN KEGIATAN
3 14.00 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 0.25
(dalam %)
10.00 6.75 4.20 2.85 1.90 1.20 0.80 0.54 0.36 0.25
-123-
TABEL 2
PROSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI TIDAK SEDERHANA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
19.80 16.61 13.97 11.81 10.83 9.33 8.28 6.04 4.02 2.55
PERENCANAAN KONSTRUKSI
1 19.80 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 2.32
(dalam %)
16.61 13.97 11.81 10.83 9.33 8.28 6.04 4.02 2.55 2.32
28.57 24.43 20.69 17.73 14.97 10.47 7.34 4.89 3.25 2.03
MANAJEMEN KONSTRUKSI
2 28.57 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 1.36
(dalam %) atau
24.43 20.69 17.73 14.97 10.47 7.34 4.89 3.25 2.03 1.36
21.08 18.20 15.37 12.88 10.76 7.62 5.13 3.50 2.39 1.50
PENGAWASAN KONSTRUKSI
3 21.08 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 1.10
(dalam %)
18.20 15.37 12.88 10.76 7.62 5.13 3.50 2.39 1.50 1.10
16.00 11.25 7.75 5.10 3.36 2.24 1.42 0.95 0.64 0.40
PENGELOLAAN KEGIATAN
4 16.00 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 0.28
(dalam %)
11.25 7.75 5.10 3.36 2.24 1.42 0.95 0.64 0.40 0.28
TABEL 3
PROSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI KHUSUS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
21.45 18.04 15.16 12.87 11.90 10.35 9.32 6.90 4.60 2.96
PERENCANAAN KONSTRUKSI
1 21.45 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 2.75
(dalam %)
18.04 15.16 12.87 11.90 10.35 9.32 6.90 4.60 2.96 2.75
15.74 13.23 11.29 9.64 8.71 7.56 6.82 4.60 3.14 2.90
MANAJEMEN KONSTRUKSI
2 15.74 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 2.73
(dalam %)
13.23 11.29 9.64 8.71 7.56 6.82 4.60 3.14 2.90 2.73
16.00 11.25 7.75 5.10 3.35 2.22 1.42 0.95 0.64 0.41
PENGELOLAAN KEGIATAN
3 16.00 sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd 0.28
(dalam %)
11.25 7.75 5.10 3.35 2.22 1.42 0.95 0.64 0.41 0.28
-196-
LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 22/PRT/M/2018
TENTANG
PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
k. Membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerja
unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan pada
waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan, membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau
kelompok kerja unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat
pengadaan dalam melaksanakan evaluasi penawaran, menyusun kembali
dokumen pelelangan, dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila
terjadi lelang ulang.
b. bangunan dengan luas total di atas 5.000 m2 (lima ribu meter persegi).
c. bangunan khusus.
a. gambar arsitektur.
b. gambar struktur.
d. gambar lansekap.
g. pelaksana lapangan.
25 % (dua puluh lima per seratus) dari H untuk tambahan biaya jasa
pelaksanaan konstruksi dan pelaksana VE.
persyaratan dan bersedia dari daerah lain sesuai ketentuan. Apabila tidak
terdapat penyedia jasa pengawasan konstruksi seperti tersebut di atas, maka
fungsi tersebut dilakukan oleh instansi teknis setempat yang bertanggung
jawab terhadap pembinaan bangunan gedung, dengan biaya maksimal
sebesar 60% (enam puluh per seratus) x biaya pengawasan konstruksi yang
dilaksanakan dalam rangka swakelola.
f. pengawas lapangan.
ii. bangunan dengan luas total di atas 5.000 m2 (lima ribu meter
persegi); dan/atau
iii. bangunan khusus; dan/atau
iv. yang melibatkan lebih dari satu penyedia jasa perencanaan maupun
pelaksana konstruksi; dan/atau
v. yang dilaksanakan lebih dari satu tahun anggaran (multiyears
project).
a. Tahap Persiapan:
i. membantu pengelola kegiatan melaksanakan pengadaan penyedia
jasa perencanaan konstruksi, termasuk menyusun Kerangka Acuan
Kerja (KAK), memberi saran waktu dan strategi pengadaan, serta
bantuan evaluasi proses pengadaan.
ii. membantu Pengelola Kegiatan dalam mempersiapkan dan menyusun
program pelaksanaan seleksi penyedia jasa perencanaan konstruksi.
iii. membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok
kerja unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat
pengadaan dalam penyebarluasan pengumuman seleksi penyedia
jasa perencanaan konstruksi, baik melalui papan pengumuman,
media cetak, maupun media elektronik.
iv. membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok
kerja unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat
pengadaan melakukan prakualifikasi calon peserta seleksi penyedia
jasa perencanaan konstruksi.
b. Tahap Perencanaan:
i. mengevaluasi program pelaksanaan kegiatan perencanaan yang
dibuat oleh penyedia jasa perencanaan konstruksi, yang meliputi
program penyediaan dan penggunaan sumber daya, strategi dan
pentahapan penyusunan dokumen lelang.
ii. memberikan konsultansi kegiatan perencanaan, yang meliputi
penelitian dan pemeriksaan hasil perencanaan dari sudut efisiensi
sumber daya dan biaya, serta kemungkinan keterlaksanaan
konstruksi.
iii. mengendalikan program perencanaan, melalui kegiatan evaluasi
program terhadap hasil perencanaan, perubahan-perubahan
lingkungan, penyimpangan teknis dan administrasi atas persoalan
yang timbul, serta pengusulan koreksi program.
iv. melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat pada tahap
perencanaan.
v. menyusun laporan bulanan kegiatan konsultansi manajemen
konstruksi tahap perencanaan, merumuskan evaluasi status dan
koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
vi. meneliti kelengkapan dokumen perencanaan.
vii. membuat laporan reviu desain pada setiap tahapan penyusunan
rencana teknis sebagai acuan persetujuan pengguna jasa.
viii. meneliti dokumen pelelangan, menyusun program pelaksanaan
pelelangan bersama penyedia jasa perencanaan konstruksi, dan ikut
memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, serta
membantu kegiatan unit layanan pengadaan barang dan jasa atau
kelompok kerja unit layanan pengadaan barang dan jasa atau
pejabat pengadaan.
ix. menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan
pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan perencanaan.
c. Tahap Pelelangan
i. membantu pengelola kegiatan dalam mempersiapkan dan menyusun
program pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi fisik.
ii. membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok
kerja unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan
dalam penyebarluasan pengumuman pelelangan, baik melalui papan
pengumuman, media cetak, maupun media elektronik.
iii. membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok
kerja unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat
pengadaan melakukan prakualifikasi calon peserta pelelangan
(apabila pelelangan dilakukan melalui prakualifikasi).
iv. membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat
penjelasan pekerjaan.
v. membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok
kerja unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat
pengadaan dalam menyusun harga perhitungan sendiri (HPS) atau
owner’s estimate (OE) pekerjaan konstruksi fisik.
vi. membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap
penawaran yang masuk.
vii. membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan
pelaksanaan konstruksi fisik.
viii. menyusun laporan kegiatan pelelangan.
d. Tahap Pelaksanaan
i. mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun oleh
penyedia jasa pelaksanaan konstruksi, yang meliputi program-
program pencapaian sasaran fisik, penyediaan dan penggunaan
sumber daya berupa: tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan,
bahan bangunan, informasi, dana, program Quality Assurance atau
Quality Control, dan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
ii. mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi
program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya,
pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik (kualitas dan
kuantitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan,
pengen-dalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan
keselamatan kerja.
A. PENGELOLA TEKNIS
Teknik Lingkungan;
Planologi; atau
Manajemen.
b. Kualifikasi, yaitu:
C. SANKSI
1. Pengelola teknis dalam melaksanakan tugasnya mendapatkan sanksi
bilamana:
a. Melanggar kode etik dan tata tertib Pengelola Teknis.
b. Melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Menyalahgunakan tugas dan fungsinya sebagai Pengelola Teknis.
D. PENYELESAIAN PENGADUAN
1. Proses penyelesaian pengaduan:
a. Pengaduan dapat dilakukan oleh K/L atau OPD, penyedia jasa,
masyarakat, dan/atau Pengelola Teknis.
b. Pengaduan ditujukan kepada Direktur Bina Penataan Bangunan atau
Kepala OPD atau Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan gedung negara.
c. Pengaduan diselesaikan melalui proses mediasi berdasarkan konfirmasi
pihak-pihak terkait, pengumpulan data di lapangan, klarifikasi, dan
investigasi lapangan.
d. Penyelesaian pengaduan dilaporkan kepada K/L atau OPD dan Direktur
Bina Penataan Bangunan atau Kepala OPD atau Instansi Teknis Provinsi
yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara dengan
tembusan kepada tim pengarah.
e. Pemberlakuan sanksi bagi Pengelola Teknis.
E. PERMASALAHAN HUKUM
F. PELAPORAN
1. Proses pelaporan pengelola teknis:
a. Pengelola Teknis membuat laporan monitoring (F0) setiap bulannya dan
dilaporkan kepada Koordinator Pengelola Teknis.
b. Format laporan monitoring (F0) sebagaimana tercantum pada form 4.