Anda di halaman 1dari 10

1

MODUL PEMBELAJARAN KELAS XII


PERTEMUAN PERTAMA (SEMESTER GENAP)
ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI & SPESIFIKASI TEKNIS – BAGIAN 1

I. Kompetensi Dasar
3.5 Memahami Spesifikasi Teknis Pekerjaan
3.6 Memahami Spesifikasi Bahan-Bahan Pekerjaan Konstruksi Gedung, Jalan, dan
Jembatan
4.5 Menyajikan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
4.6 Menyajikan Spesifikasi Bahan-Bahan Pekerjaan Konstruksi Gedung, Jalan, dan
Jembatan

II. Tujuan Pembelajaran
- Memberikan informasi terkait spesifikasi teknis suatu pekerjaan;
- Memberikan informasi terkait spesifikasi bahan-bahan dalam pekerjaan
konstruksi gedung, jalan, dan jembatan.

III. Materi Pembelajaran
1. Estimasi Biaya Konstruksi
a. Pengertian Estimasi Biaya Konstruksi
Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau
memperkirakan suatu nilai melalui analisis perhitungan dan berlandaskan pada
pengalaman. Estimasi biaya adalah perhitungan kebutuhan biaya yang diperlukan
untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan persyaratan
atau kontrak (Norma Puspita, 2009) dalam melakukan Estimasi biaya diperlukan
pengetahuan dan ketrampilan teknis estimator, seperti membaca gambar,
melakukan estimasi (perhitungan), personal judgement berdasarkan pengalaman
estimator. Estimasi biaya dalam sebuah proyek konstruksi diperlukan untuk:
- Mendukung keputusan yang baik;
- Menjadwalkan pekerjaan;
- Menentukan berapa lama proyek perlu dilakukan dan berapa biayanya;
- Menentukan apakah proyek layak dikerjakan;
- Mengembangkan kebutuhan arus kas;
- Menentukan seberapa baik kemajuan proyek;

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI & SPESIFIKASI TEKNIS (BAGIAN 1) | Kelas 12


2
- Menyusun anggaran dan menetapkan baseline proyek.
Dalam proses konstruksi, estimasi meliputi banyak hal yang mencakup
bermacam maksud kepentingan bagi berbagai strata manajemen dalam organisasi.
Pemilik, menggunakannya sebagai alat bantu untuk menentukan biaya investasi
modal yang harus ditanam. Konsultan, menggunakannya sebagai alat bantu untuk
menetapkan kelayakan rancangan.
Secara umum estimasi dapat dibagi dalam 4 (empat) jenis estimasi, yaitu:
- Estimasi Kasar Untuk Pemilik
Estimasi ini dibutuhkan oleh pemilik untuk memutuskan akan melaksanakan
ide membangun proyek atau tidak. Biasanya dalam hal ini, pemilik dibantu
dengan studi kelayakan.
- Estimasi Pendahuluan oleh Konsultan Perencana
Estimasi ini dilakukan setelah desain selesai dibuat oleh konsultan perencana.
Estimasi ini lebih teliti daripada estimasi yang sebelumnya, sebab sudah ada
gambar dan RKS yang lengkap.
- Estimasi Detail oleh Kontraktor
Estimasi ini dibuat oleh kontraktor setelah melihat desain konsultan
perencana (bestek dan gambar bestek), estimasi dibuat lebih terperinci dan
teliti karena sudah memperhitungkan segala kemungkinan (melihat medan,
mempertimbangkan metoda pelaksanaan, mempunyai stok bahan-bahan
tertentu).
- Biaya Sesungguhnya setelah Proyek Selesai
Bagi pemilik sebetulnya fixed price yang tercantum dalam kontrak adalah yang
terakhir, kecuali dalam pelaksanaan terjadi pekerjaan tambah dan kurang.
Bagi kontraktor nilai tersebut adalah penerimaan yang fixed, sedangkan
pengeluaran yang sesungguhnya (real cost) yaitu segala yang dikeluarkan
untuk menyelesaikan proyek tersebut. Besarnya real cost tersebut hanya
diketahui oleh kontraktor sendiri.

b. Lingkup Estimasi Biaya Konstruksi
Estimasi biaya konstruksi biasanya meliputi analisis perhitungan terhadap
lima unsur utamanya, yaitu:

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI & SPESIFIKASI TEKNIS (BAGIAN 1) | Kelas 12


3
- Biaya Material
Analisis meliputi perhitungan seluruh kebutuhan volume dan biaya material
yang digunakan untuk setiap komponen bangunan,baik material pokok
maupun penunjang.
- Biaya Tenaga Kerja
Estimasi komponen tenaga kerja merupakan aspek paling sulit dari
keseluruhan analisis biaya konstruksi. Banyak sekali faktor berpengaruh yang
harus diperhitungkan antara lain kondisi tempat kerja,ketrampilan, lama
waktu kerja, kepadatan penduduk, persaingan, produktivitas dan indeks biaya
hidup setempat.
- Biaya Peralatan
Estimasi biaya peralatan termasuk pembelian atau sewa, mobilisasi,
memasang, membongkar dan pengoperasian selama konstruksi ber-langsung.
Karena menyangkut pembiayaan mahal, maka untuk memilih sesuatu
peralatan harus dilihat kebutuhan sebenarnya berdasarkan kemampuannya,
kapasitas, cara operasi dan spesifikasi teknis lainnya.
- Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung dibagi dua golongan yaitu biaya umum (overhead) dan
biaya proyek. Yang dikelompokkan sebagai biaya umum meliputi: gaji personil
tetap kantor pusat dan la- pangan, sewa kantor, telepon dll. Sedangkan yang
dikelompokkan sebagai biaya proyek,- pengeluarannya dapat dibebankan
pada proyek tetapi tidak dimasukkanpada biaya material, upah kerja atau
peralatan.
- Keuntungan Perusahaan
Nilai keuntungan perusahaan pada umumnya dinyatakan sebagai persentase
dari seluruh jumlah pembiayaan. Nilainya dapat berkisar antara 8 % – 12 %.

c. Dampak Sistem Estimasi Biaya Konstruksi yang Buruk pada Proyek
Kualitas estimasi berkaitan erat dengan keakuratan estimasi. Kualitas estimasi
dapat dilihat dari kelengkapan data, informasi, teknik dan metode estimasi yang
digunakan, kecakapan, dan pengendalian estimator, serta tujuan. Tahap awal
dalam prosedur estimasi adalah mengetahui persyaratan kualitas yang diminta.
Oleh karena itu, gambar proyek dan data lainnya yang berkaitan harus dipelajari
lebih dalam. Hal-hal yang disebutkan diatas dapat membantu proses penyusunan

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI & SPESIFIKASI TEKNIS (BAGIAN 1) | Kelas 12


4
estimasi biaya dengan tingkat kepastian yang tinggi. Berikut ini adalah beberapa
dampak dari estimasi yang buruk:
- Terjadi Cost Overrun (Pembengkakan Biaya) terhadap nilai estimasi awal;
- Terjadi hasil yang tidak konsisten;
- Estimasi biaya yang dihasilkan kurang detail;
- Dokumentasi yang buruk atau lemah;
- Tidak dapat diandalkan untuk alokasi dana;
- Tidak dapat diandalkan untuk mengontrol biaya pada saat pelaksanaan
proyek.
Hal yang menyebabkan buruknya suatu estimasi biaya konstruksi adalah
sebagai berikut:
- Estimator yang kurang qualified;
- Estimator yang belum terbiasa dengan objek bangunan;
- Data yang kurang lengkap dan metode yang buruk.
Peran seorang estimator dalam menyusun estimasi biaya merupakan kunci
dari suatu pekerjaan atau proyek yang mengendalikan biaya. Berikut ini adalah
hal-hal yang harus dikuasai oleh seorang estimator, antara lain:
- Dapat membaca dan memperkirakan suatu rencana;
- Mengetahui pengetahuan matematika untuk menghitung volume;
- Mengetahui pengetahuan matematika untuk biaya material;
- Dapat memvisualisasikan suatu gambar kerja serta dapat memberikan
masalah;
- Mempunyai pengalaman kerja pada bidang konstruksi sehingga dapat
menggambarkan proyek yang sesungguhnya;
- Mengetahui tentang kinerja tenaga kerja dan operasionalnya;
- Mengetahui pengetahuan tenaga harga-harga yang berkaitan dengan proyek.

d. Solusi Mengatasi Buruknya Estimasi Biaya
Setiap permasalahan yang terjadi pasti ada penanganan untuk
memperbaikinya, seperti halnya pengelolaan sistem estimasi yang kurang baik
akan berdampak buruk pada sebuah proyek, selain itu buruknya pengelolaan
estimasi yang kurang baik akan berakibat pada keadaan cost overrun, untuk
mengatasi hal tersebut, perlu adanya solusi- solusi yang harus dilakukan untuk

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI & SPESIFIKASI TEKNIS (BAGIAN 1) | Kelas 12


5
memperbaikinya. Solusi-solusi tersebut merupakan sebuah kiat agar kita bisa
melakukan estimasi biaya konstruksi yang baik.Solusi- solusi tersebut antara lain:
- Identifikasi Secara Jelas Terhadap Tugas
Seorang estimator harus mengetahui tentang aturan dasar, asumsi, dan
karakteristik teknik dari sebuah data proyek. Estimator harus memahami
batasan dan kondisi yang ada untuk menyiapkan suatu dokumen estimasi
yang baik.
- Partisipasi dalam Menyiapkan Estimasi
Perlu melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam proyek tersebut
untuk memahami misi dan kebutuhan dari proyek. Data sebaiknya diverifikasi
untuk keakuratan, kelengkapan dan keandalannya.
- Ketersediaan Data yang Valid
Perlu mengetahui sumber yang dibutuhkan dalam mengestimasi, baik itu data
historikal yang memiliki kemiripan dengan proyek yang baru, maupun yang
memiliki hubungan.
- Standarisasi dalam Struktur Estimasi
Sebuah standard WBS (Work Breakdown Structure) harus digunakan dalam
penyusunan estimasi. WBS membantu agar dalam suatu proses estimasi tidak
terdapat item yang terlupakan dan juga membantu untuk membuat
perbandingan dengan beberapa proyek. Tentunya hal ini disesuaikan dengan
jenis tau tipe proyek yang akan dikerjakan.
- Ketentuan-Ketentuan dalam Mengatasi Ketidakpastian
Sebuah ketidakpastian harus dapat diidentifikasi dan harus diperhitungkan
dalam membuat estimasi biaya.
- Pemahaman Tentang Inflasi (Penurunan)
Estimator harus memastikan perubahan ekonomi seperti inflasi yang akan
berpengaruh terhadap life cyle estimasi biaya.
- Pemahaman Tentang Biaya
Pemahaman tentang biaya-biaya yang tidak termasuk dalam estimasi bila
terdapat biaya yang tidak dimasukkan harus dapat dijelaskan dalam kondisi
estimasi serta diberikan alasan yang rasional.
- Mereview Estimasi oleh Pihak Lain Secara Independen
Dengan mereview estimasi secara independen dapat memberikan rasa
percaya terhadap hasil estimasi. Pihak independen akan memverifikasi,

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI & SPESIFIKASI TEKNIS (BAGIAN 1) | Kelas 12


6
modifikasi, dan mengkoreksi sebuah estimasi untuk memastikan bahwa
estimasi tersebut realistik, lengkap dan konsisten.

2. Spesifikasi Teknis
a. Pengertian Spesifikasi Teknis
Ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi
kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu (ISO 9000).
Spesifikasi berfungsi sebagai media komunikasi dan perbandingan. Spesifikasi
dibuat oleh pembeli maka spesifikasi memberikan informasi kepada penyedia apa
yang dibutuhkan pengguna (komunikasi), sedangkan spesifikasi yang ditawarkan
oleh penyedia jasa yang menyediakan deskripsi atribut produk yang ditawarkan
(perbandingan).

b. Pertimbangan dalam Penyusunan Spesifikasi
Dalam mempertimbangkan dalam penyusunan spesifikasi suatu proyek perlu
dilakukan identifikasi untuk kebutuhan suatu organisasi yang meliputi sebagai
berikut:
- Teknis (mutu, barang/jasa);
- Jumlah, lokasi, waktu;
- Tingkat pelayanan dari penyedia barang/jasa.
Garis besar dalam mempertimbangkan penyusunan suatu spesifikasi suatu
proyek meliputi lingkup:
- Kebutuhan (Need), dalam menentukan kebutuhan dalam menyusun suatu
spesifikasi konstruksi perlu merancang suatu 4W+1H dimana ini sebagai
dasar dalam menyusun kebutuhan.
- Persyaratan (requirements), adapun dalam menyusun suatu spesifikasi
diperlukan suatu persyaratan. Hal tersebut perlu diadakan suatu penentuan
persyaratan yang secara umum dapat disusun dengan memperhatikan:
o Fungsi dan kinerja yang dibutuhkan;
o Jumlah barang/jasa yang diperlukan;
o Batasan ukuran dan desain yang esensial;
o Standar internal atau eksternal dalam lingkup nasional, regional, atau
internasional yang relevan;
o Rincian dari model yang ada saat ini yang sesuai (bila ada);

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI & SPESIFIKASI TEKNIS (BAGIAN 1) | Kelas 12


7
o Batasan waktu, kapan diperlukannya barang/jasa;
o Kondisi Kesehatan dan keselamatan.
- Dokumen spesifikasi, suatu dokumen spesifikasi diperlukan deskripsi
elemen dalam menyusun kunci spesifikasi adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Informasi dalam Spesifikasi


c. Mendeskripsikan Spesifikasi
- Sumber informasi
Sumber informasi dalam pembuatan suatu spesifikasi teknis adalah sebagai
berikut:
o Pengguna akhir, terkait fungsi dan kinerja yang dibutuhkan dari
barang/jasa yang akan diadakan;
o Standar dan informasi pengujian, dari tenaga ahli, komunitas professional
atau peneliti;
o Komunitas ahli pengadaan;
o Industri barang/jasa;
o Instansi pemerintah.
- Spesifikasi Barang/Jasa
Spesifikasi barang/jasa dapat disusun dengan memperhatikan sebagai
berikut:
o Mutu barang/jasa, meliputi sebagai berikut:

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI & SPESIFIKASI TEKNIS (BAGIAN 1) | Kelas 12


8
§ Tingkat mutu untuk barang. Misalkan, diterjemahkan ke dalam
fungsi, keandalan, kompatibilitas, dan sebagainya.
§ Tingkat mutu untuk jasa konsultansi. Misalkan, diterjemahkan ke
dalam kualifikasi tenaga ahli, pengalaman pada bidang/sub bidang
tertentu, dan lain-lain.
§ Untuk jasa konstruksi, termasuk dalam mutu untuk metode
pelaksanaan konstruksi.
o Jumlah dan waktu;
Jumlah dan waktu yang dimaksud ini meliputi:
§ Jumlah barang;
§ Kapan diserahkan dan lokasi barang tersebut;
§ Dalam hal jasa, dapat diartikan ruang lingkup, waktu penyerahan, dan
lokasi penyerahan.
o Tingkat pelayanan;
Yang dimaksud dengan tingkat pelayanan disini adalah sebagai berikut:
§ Kecepatan respon terhadap keluhan pengguna jasa. Misalkan, keluhan
pelanggan akan ditangani paling lambat 2 x 24 jam setelahnya.
§ Hal yang sama berlaku pula untuk pelayanan purna jual, ruang
lingkup dan tingkat kedalaman pelayanan purna jual perlu ditetapkan
dengan rinci.

d. Spesifikasi Bahan-Bahan Pekerjaan Konstruksi
- Agregat
Agregat yang dapat digunakan untuk campuran aspal belum tentu dapat
digunakan untuk beton, karena kebersihan agregat untuk beton semen
dituntut lebih tinggi dan pasir alam yang digunakan umumnya haruslah pasir
kasar (di lapangan disebut pasir cor, bukan pasir plesteran atau pasir urug).
Secara umum jenis agregat digolongkan sebagai berikut:
o Pasir
Pasir adalah material berbutir yang dihasilkan oleh pelapukan alami
batuan atau pemecahan batuan pasir-batu. Kehalusan pasir untuk beton
dinyatakan dalam “Fineness Modulus“ (FM), merupakan jumlah persen
tertahan ayakan berikut : 11⁄2“; 3⁄4“; 3⁄8“; No.4; No.8; No.16; No.30;
No.50 dan No.100, dibagi dengan 100. Pasir kasar akan mempunyai FM

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI & SPESIFIKASI TEKNIS (BAGIAN 1) | Kelas 12


9
yang besar dan sebaliknya. Terdapat beberapa jenis pasir yang dapat
digunakan untuk beton semen.
o Kerikil
Kerikil diperoleh dari pelapukan alami batuan, berukuran lebih besar dari
pasir yang dianggap tertahan No.4 atau 1⁄4“.
o Batu Pecah
Batu pecah dihasilkan dari pemecahan mekanik dari berbagai jenis batuan
atau berangkal. Contoh : batu kapur, granite, batuan singkapan, quartzite,
dsb.
- Semen Portland
Terdapat 8 jenis Semen Portland berikut ini :
o Tipe I : jika sifat-sifat khusus yang disebutkan tipe lainnya tidak
diperlukan.
o Tipe IA : sama dengan tipe I, jika air entraining diperlukan.
o Tipe II : jika ketahanan sedang terhadap sulfat dan hidrasi panas
diperlukan.
o Tipe IIA : sama seperti tipe II, jika air entraining diperlukan.
o Tipe III : jika kekuatan yang tinggi diperlukan
o Tipe IIIA : sama seperti tipe III, jika air entraining diperlukan.
o Tipe IV : jika hidrasi panas rendah diperlukan
o Tipe V : jika ketahanan tinggi terhadap sulfat diperlukan
Umumnya tipe I banyak dijumpai di pasaran, sedangkan tipe lainnya dapat
diperoleh hanya dengan pemesanan terlebih dahulu. Sedangkan Semen Putih
(warna putih) dan Semen Adukan (lebih rendah dari tipe I) tidak dibahas di
sini.
- Baja Tulangan
Baja tulangan terdiri dari:
o Ulir (deform) dengan kode D untuk tegangan tariknya, contoh : D32
o Polos (plain) dengan kode U untuk tegangan tariknya, contoh : U24
Tegangan tarik yang digunakan untuk kode mutu baja diatas adalah
tegangan leleh. Terdapat kode mutu baja lain seperti BJ40, sdb.
- Baja Struktur
Syarat-syarat baja struktur sangat tergantung jenis dan proses
pembuatannya:

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI & SPESIFIKASI TEKNIS (BAGIAN 1) | Kelas 12


10
Tabel 2
Syarat Baja Struktur


- Bahan Tambahan (Additive)
Terdapat beberapa macam bahan additive untuk beton, antara lain:
o Retarder : bahan untuk memperlambat setting time.
Bahan ini digunakan jika jarak antara pusat pencampuran beton (batch
plant) dan lokasi pengecoran cukup jauh sehingga dikhawatirkan setting
timenya terlampaui.
o Accelerator : bahan untuk mempercepat kenaikan kekuatan.
Bahan ini digunakan jika kenaikan kekuatan beton ingin dipercepat
sehingga penyangga (scalfoding) dapat segera dilepas.
o Plasticizer : bahan untuk memperbaiki kelecakan (workability).
Bahan ini digunakan untuk menghemat pemakaian Semen Portland.
Secara umum, kelecakan dapat ditingkatkan bilamana kadar air
ditambahkan, tetapi penambahan air ini akan menurunkan kekuatan
beton sehingga kadar Semen Portland harus juga ditambahkan dan
sebagainya.

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI & SPESIFIKASI TEKNIS (BAGIAN 1) | Kelas 12

Anda mungkin juga menyukai