Anda di halaman 1dari 19

PT PLN (PERSERO)

EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)

Nomor :0004. E/DlR/201 8

TENTANG

PETUNJUK PENYUSUNAN KAJIAN KELAYAKAN PROYEK

SARANA KETENAGALISTRIKAN DALAM RUPTL

Dalam rangka mendukung percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, serta


dengan adanya reorganisasi PLN sesuai Peraturan Direksi No. 0051.P/DlR/2018 Tanggal 6
Juni 20'18 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero) dimana terdapat penambahan
fungsi regional dan penambahan beberapa unit baru, maka dipandang perlu untuk merevisi
Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 005.E/D|R/2006 Tanggal 22 Februari 2006
tentang Petunjuk Penyusunan Kajian Kelayakan Proyek Sarana Ketenagalistrikan dalam
RUPTL,

Dalam rangka implementasi Good Corporate Governance (GCG), pada dasarnya rencana
pembangunan yang masuk dalam RUPTL perlu didukung oleh Kajian Kelayakan Proyek
(KKP). KKP dimaksudkan untuk mendukung implementasi proyek ketenagalistrikan
sebagaimana tertuang didalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN
(Persero). Petunjuk penyusunan KKP sarana ketenagalistrikan meliputi pembangunan
proyek baru/perluasan/penambahanlrepoweringluprating sarana pembangkit, transmisi dan
gardu induk, adalah sebagai berikut:

1. Kajian Kelayakan Proyek Sarana Ketenagalistrikan berisikan antara lain:


a. Ringkasan Eksekutif
b. Data Proyek
c. Latar Belakang dan Tujuan
d. Kondisi Sistem Ketenagalistrikan
e. Opsi/Alternatif Solusi
f. Kajian Kelayakan Operasi (KKO)
g. Kajian Kelayakan Finansial/Keekonomian (KKF)
h. Kesimpulan Kajian Kelayakan Proyek (KKP)
i. Lampiran (sesuai kebutuhan)
Format Kajian Kelayakan Proyek seperti pada Lampiran 3.
2. Sumber informasi dari data dan asumsi yang digunakan didalam KKP harus disebutkan
secara jelas.

\
3. Proses bisnis dan basic communicafion penyusunan KKP adalah seperti pada Lampiran I
dan Lampiran 2.
4. Penyusunan dan pengesahan KKP diatur sebagai berikut:
a. KKP disusun oleh Pejabat Perencanaan setingkat Manajer Menengah.
b. KKP disetujui oleh General Manager, dievaluasi oleh Executive Vice President (EVP)
Pengembangan Regional dan disahkan oleh Executive Vice President (EVP)
Perencanaan Sistem untuk proyek-proyek sebagai berikut.
- Pembangkit dengan kapasitas total > 10 MW.
- Perkuatan gardu induk dan transmisi terkait pembangkit.
- Gardu induk baru dan transmisi terkait.
- Gardu induk baru untuk Konsumen Tegangan Tinggi (KTT) dan transmisi terkait.
- Transmisi baru.
c. KKP disetujui oleh General Manager, disahkan oleh Executive Vice President (EYP)
Pengembangan Regional dan disampaikan kepada Executive Vice President (EVP)
Perencanaan Sistem untuk proyek-proyek sebagai berikut :

- Pembangkit dengan kapasitas total < 10 MW.


- Pembangkit sewa dan excess power untuk solusi jangka pendek.
- Pembangunan ekstensi trafo yang meliputi penambahan trafo dan uprating unluk
gardu induk.
- Pekerjaan rekonduktoring dan upraflrg transmisi.
- Pekerjaan rekonfigurasi gardu induk.
5. KKP yang telah disahkan selanjutnya dijadikan dasar untuk melakukan Kajian Analisis
Risiko.
6. Penyusunan dokumen KKP untuk mendukung implementasi percepatan pembangunan
infrastruktur ketenagalistrikan perlu dimonitor dan dievaluasi melalui pencapaian Key
Pe iorm ance I nd icator (KP l).

Edaran ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya.

Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal ...31..Juli. 2018

DIREKTUR PERENCANAAN KORPORAT

SYOFVI E EKMAN
Lampiran:1

Edaran Direksi PT.PLN (Persero)

Nomor : 0.00.4...-8../DtR/2018

Tanggal : .....3]....'.I.qIi. 2616

Proses Bisnis Penyusunan Kajian Kelayakan Proyek


PROSES AISNIS PENYUSUNAN KAJI.AI'I XELAYAKAN PROYEX IKKP)

E
EAr

o
t

SJKU

SJKU

l
l-
l
o

\
Lampiran r 2

Edaran Direksi PT.PLN (Persero)

Ho.o, 99.91-:I...../DrR/2018
ranssar : 3L {}11 zora

Basic Communication Penyusunan Kajian Kelayakan Proyek


xxo
(I.1!. rh:n!lJ,
Pembangkfi > loMw sena
D VSIS

Apabil. d.y. Eik ke TTlrET mki


harus r ibatk.n P2BlP3B/Ktlur

PerkuatanGl&TEnsmsi Supervi5 oleh OlVPn, 0ik.lompok.n


DVS9
d..gan K(P P.mb.ngk[ I.rkalr.

G Saru&rransmurlerkaI

E[slenron& uprat ng Trafo

GlB.ru XTT &tranrmiri tup.Niri oLh OlVPi. lrl dib.ntq


DIVS S

P2S/P1S/
DVSS

Catatan
Penyusun Kajian Kelayakan Proyek (KKP) bertanggung jawab untuk menyusun KKP termasuk data
proyek, latar belakang & tujuan, Kajian Kelayakan Finansial (KKF) serta kesimpulan.
Penyusun Kajian Kelayakan Operasi (KKO) bertanggung jawab menyusun kondisi sistem
ketenagalistrikan, opsi/alternatif solusi dan Kajian Kelayakan Operasi (KKO).

Basic Communication Penyusunan Kajian Kelayakan Proyek


(RASCT)

lnrvnxo
P€f,t .9k1> 10 irw enr I l

ci e4u e Ilrfrr T.rE,i I I s

Ekslsrm A U!€tng Traro I s

cr S

tl
Catatan: R = Responsible; A = Accountable: S= Support; C = Consulted; l= lnformed
i-

\
Lampiran : 3

Edaran Direksi PT.PLN (Persero)

Nomor : O004..E../DtR/2018
Tanggal : ...3.1...Ju1i... 2018

Kajian Kelayakan Proyek


Kajian Kelayakan Proyek Pembangkit ......
No. Ref.: xx.yylTahun. Bulan/No. Urut Setempat (lihat Lampiran 5)

A. Ringkasan Eksekutif

Berisi Ringkasan dokumen KKP, antara lain data proyek, latar belakang, tujuan,
opsi/alternatif solusi, kajian kelayakan operasi, kajian kelayakan finansial, kesimpulan dan
pengesahan (lihat Lampiran 4).

B. Data Proyek

Nama :

Lokasi :

Lingkup Proyek :

Prakiraan Biaya :

Sumber Dana :

Rencana Operasi :

C. Latar Belakang dan Tujuan


Bagian ini memuat gambaran kondisi kualitatif dan kuantitif saat ini, kendala-kendala yang
dihadapi serta tujuan yang ingin dicapai dengan implementasi proyek bersangkutan.

O. Kondisi Sistem Ketenagalistrikan


Bagian ini memuat kondisi sistem ketenagalistrikan saat ini, proyeksi kebutuhan listrik dan
beban puncak, serta rencana penambahan kapasitas pembangkit sebagai berikut:
1. Kondisi Sistem Saat ini :

1.'1 Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu (pembangkit, Trafo, Transmisi)


1.2 Tegangan Operasi
'l .3
Pembebanan Trafo
1.4 Capacity Factor (CF)

\
2. Pengembangan Sistem
2.1 Demand Forecast
2.2 Neraca Daya
2.3 Jadwal Pelaksanaan Proyek
E. Opsi/Alternatif Solusi
Bagian ini berisi penjelasan tentang opsi atau alternatif selain opsi proyek bersangkutan.
Opsi/alternatif ini dapat dikaji lebih lanjut kelayakan keekonomiannya sebagai pembanding
terhadap proyek yang sedang dikaji.

F. Kajian Kelayakan Operasi (KKO)

Kajian Kelayakan Operasi (KKO) terdiri dari

1 . Analisis Pengaruh Proyek pada Sistem Kelistrikan


1 .'1 Analisis Aliran Daya
Berisi penjelasan tentang tingkat mutu pelayanan sebelum dan sesudah proyek
masuk, analisis tegangan lebih dan kebutuhan compensator atau uprating
penghantar.
'1.2 Analisis Hubungan Singkat
Berisi penjelasan bila terjadi gangguan hubungan singkat dan dampaknya terhadap
kemampuan peralatan; apakah kapasitas hubungan singkat melebihi rating
peralatan pemutus eksisting dan sebagainya.

1.3 Analisis Stabilitas Sistem


Kajian stabilitas sistem diberikan untuk proyek besar dan transmisi backbone.

2. Kebutuhan Peralatan Lain (ika ada)


Bagian ini berisi penjelasan tentang peralatan lain yang dibutuhkan dan perlu dibangun
bersamaan dengan proyek bersangkutan.

3. Kesimpulan KKO

G. Kajian Kelayakan Finansial/Keekonomian (KKF)

Kajian Kelayakan Finansial (KKF) terdiri dari:

1. Asumsi yang digunakan (disesuaikan dengan kebutuhan analisis, lihat Lampiran 6)

2. Analisis Kelayakan Finansial/Keekonomian


Bagian ini memuat Analisis dengan menggunakan beberapa indikator. lndikator dasar
yang umum digunakan adalah:

t\
- Net Present Value (NPV); merupakan nilar manfaat bersih dari proyek yang
bersangkutan. Proyek dapat dilanjutkan jika indikator ini lebih besar dari nol (NPV >
0)

- Payback perlod; indikasinya tingkat pengembalian uang harus lebih cepat dari
jangka waktu yang ditargetkan atau umur proyek. Makin cepat pengembalian, makin
baik.

- B/C ratio; merupakan nilai untuk mengukur seberapa besar manfaat yang diperoleh
dibandingkan dengan biaya. B/C ratio harus lebih besar dari '1 (satu) agar proyek
dapat diteruskan.
- lnternal rate of return (lRR), tingkat pengembalian proyek Agar proyek dapat
diteruskan, nilai IRR hasus lebih besar dari Weighted Average Cost of Capital
(WACC) atau discount rate.

IRR dapat dikaji dari segi indikator saja (Finansial lnternal Rate of Retum) dengan
hanya memperhatikan nilai-nilai biaya internal proyek atau dapat mengikutsertakan
dampak proyek terhadap sosial, lingkungan dan sebagainya; nilai eksternal proyek.
Pengikutsertaaan nilai eksternal proyek berarti mengkaji IRR dari segi ekonomi
(Economic lntemal Rate of Return).

lndikator-indikator lain yang dapat digunakan dalam Analisis kelayakan finansial dapat
dilihat pada Lampiran 7. Penggunaan indikator ini dalam KKP proyek bersifat opsional,
dapat digunakan sesuai kebutuhan analisis.

Jika perhitungan kelayakan finansial dilakukan dengan membandingkan suatu proyek


dengan proyek lain, contoh; kelayakan pembangunan PLTU dibandingkan dengan
PLTGU, maka beberapa pendekatan untuk analisis kelayakan finansial sebagai berikut
dapat digunakan:
- Pendekatan Total Biaya: Alternatif dengan total present value dari seluruh biaya-
biaya yang terendah dinyatakan sebagai alternatif terbaik.
- Pendekatan Levelized Cost: Alternatif dengan levelized cost terendah dinyatakan
sebagai alternatif terbaik. Levelized cosl merupakan present value fotal cost dibagi
total energi yang diproduksi selama pembangkit beroperasi.
- Pendekatan IRR: Dalam perhitungan lRR, benefit dari proyek didapat dengan
memperhitungkan avoided cost. Avoided cost merupakan biaya yang dapat dihindari
dengan adanya pembangunan proyek bersangkutan, dibanding dengan alternatif
proyek pembanding lainnya. Dalam perhitungan lRR, avoided cost dijadikan
sebagai benefit proyek atau sebagai revenue.
3. AnalisisSensitivitas
Analisis ini dilakukan untuk melihat kepekaan dari analisis kelayakan atas beberapa
asumsi penting yang mungkin tidak seperti yang diperkirakan semula. Analisis
sensitivitas dilakukan dengan mengubah beberapa entitas (naik atau turun berjenjang
dari kondisi awal, misalnya: 100/0, 200/o, 30%), seperti biaya investasi, biaya bahan

\
bakar, tarif listrik dan sebagainya. Efek dari perubahan-perubahan entitas tersebut
kemudian dikaji kembali dengan menggunakan indikator-indikator finansial pada item 2
di atas. Analisis sensitivitas dapat digunakan untuk melihat seberapa signifikan
perubahan entitas dapat mempengaruhi kelayakan suatu proyek. Beberapa entitas yang
dapat digunakan dalam analisis sensitivitas dapat dilihat pada Lampiran 8.
4. Kesimpulan KKF

H. Kesimpulan Kajian Kelayakan Proyek (KKP)

l. Lampiran (sesuai kebutuhan)

'I . Peta Lokasi


2. Single Line Diagram
3. Hasil Analisis Aliran Daya
4. Hasil Analisis Hubungan Singkat
5. Hasil Analisis Stabilitas
6. Tabel-tabel
7. Sumber lnformasi/Referensi (contoh penulisan referensi di Lampiran 9)

\
Kajian Kelayakan Proyek
Kajian Kelayakan Proyek Gardu lnduUTransmisi ......
No. Ref.: xx. yylTahun. Bulan/No. Urut Setempat (lihat Lampiran 5)

A. Ringkasan Eksekutif
Berisi Ringkasan dokumen KKP, antara lain data proyek, latar belakang, tujuan,
opsi/alternatif solusi, kajian kelayakan operasr, kajian kelayakan finansial, kesimpulan dan
pengesahan (lihat Lampiran 4).

B. Data Proyek
Nama :

Lokasi :

Kapasitas :

Lingkup Proyek :

Perkiraan Biaya :

Sumber Dana :

Rencana Operasi :

C. Latar Belakang dan Tujuan


Bagian ini memuat kondisi kelistrikan area pelayanan pada calon lokasi Gl baru, gambaran
kondisi kualitatif dan kuantitif saat ini, kendala-kendala yang dihadapi serta tujuan yang ingin
dicapai dengan implementasi proyek bersangkutan.

D. Kondisi Sistem Ketenagalistrikan


Bagian ini memuat kondisi sistem ketenagalistrikan saat ini, proyeksi kebutuhan listrik dan
beban puncak, serta rencana penambahan kapasitas pembangkit sebagai berikut:

1. Kondisi Sistem Saat ini :

1 .1
Kapasitas Terpasang (Trafo, Transmisi)
1.2 Tegangan Operasi
1.3 Pembebanan Trafo
1.4 Pembebanan jaringan distribusi
2. Pengembangan Sistem
2.1 Demand Forecast
2.2 Capacity balance gardu induk

\
2.3 Jadwal Pelaksanaan Proyek
E. Opsi/Alternatif Solusi
Bagian ini berisi penjelasan tentang opsi atau alternatif selain opsi proyek bersangkutan
Opsi/alternatif ini dapat dikaji lebih lanjut kelayakan financial.

F. Kajian Kelayan Operasi (KKO)


Kajian Kelayakan Operasi (KKO) terdiri dari:
'1 . Analisis Pengaruh Proyek pada Sistem Kelistrikan
'1
.1 Analisis Aliran Daya
Berisi penjelasan tentang tingkat mutu pelayanan sebelum dan sesudah proyek
masuk, Analisis tegangan lebih atau tegangan turun dibawah standar dan
kebutuhan compensator.
''1.2 Analisis Hubungan Singkat
Berisi penjelasan tentang kemungkinan terjadinya hubungan singkat, kapasitas
hubungan singkat yang melebihi rating peralatan eksisting.

1 .3 Analisis Stabilitas Sistem


Kajian stabilitas sistem diberikan untuk proyek besar dan transmisi backbone

2. Kebutuhan Peralatan Lain (ika ada)


Bagian ini berisi penjelasan tentang peralatan lain yang dibutuhkan dan perlu dibangun
bersamaan dengan proyek bersangkutan.

3. Kesimpulan KKO

G. Kajian Kelayakan Finansial/Keekonomian (KKF)


Kajian Kelayakan Finansial (KKF) terdiri dari:
1. Asumsi yang digunakan (disesuaikan dengan kebutuhan analisis, lihat Lampiran 6)

2. Analisis Kelayakan Finansial


Bagian ini memuat perbandingan dari opsi/alternatif solusi yang dipilih
secara
perhitungan finansial/keekonomian. Opsi yang dipilih disesuaikan dengan kasus pada
proyek. Misalnya:

a. Jika proyek gardu induUtransmisi dibutuhkan untuk perbaikan susut dan kualitas
pelayanan, maka opsi dalam KKF dapat berupa :

i. Alternatif membangun JTM 20 kV dari gardu induk eksisting.


ii. Alternatif membangun gardu induk baru.
iii. Alternatif membangun PLTDiPLTMG untuk memperbaiki tegangan ujung jaringan.
b. Jika proyek gardu induUtransmisi dibutuhkan untuk mengurangi pemakaian BBM
(De-dlese/lsasr), maka opsi dalam KKF dapat berupa :

\
i. Alternatif membangun gardu induk baru
ii. Alternatif membangun PLTD/PLTMG

Beberapa pendekatan untuk Analisis kelayakan finansial sebagai berikut dapat


digunakan:
- Pendekatan Total Biaya.
Alternatif dengan presenl value total cost terendah dinyatakan sebagai Alternatif
terbaik.

Pendekatan Levelized Cost.


Alternatif dengan levelized cost terendah dinyatakan sebagai Alternatif terbaik.
Levelized cost merupakan present value total cost dibagi total energi yang diproduksi
selama pembangkit beroperasi.

Pendekatan lRR.
Dalam perhitungan lRR, benefit dari proyek didapat dengan memperhitungkan
avoided cost. Avoided cost merupakan biaya yang dapat dihindari dengan
penggunaan proyek bersangkutan, dibanding dengan Alternatif proyek pembanding.

3. AnalisisSensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah beberapa entitas (variabel). Efek dari
perubahan-perubahan entitas tersebut kemudian dikaji kembali dengan menggunakan
indikator-indikator finansial pada item 2 diatas. Analisis sensitivitas dapat digunakan
untuk melihat seberapa signifikan perubahan entitas dapat mempengaruhi kelayakan
suatu proyek. Beberapa entitas yang dapat digunakan dalam Analisis sensitivitas dapat
dilihat pada Lampiran 8.

4. Kesimpulan KKF

H. Kesimpulan Kajian Kelayakan Proyek (KKP)

l. Lampiran (sesuai kebutuhan)

1. Peta Lokasi
2. Single Line Diagram
3. Hasil Analisis Aliran Daya
4. Hasil Analisis Hubungan Singkat
5 Hasil Analisis Stabilitas
6. Tabel-tabel
7. Sumber lnformasi/Referensi (contoh penulisan referensi di Lampiran 9)

t
Lampiran : 4

Edaran Direksi PT.PLN (Persero)

Nomor 0O04...E..../DlR/2018
Tanggal : ...3.1...'IuU... 2018

Ringkasan Eksekutif
Kajian Kelayakan Proyek
No: xx,yyltahu n. bulan/nomor urut
1. Data Proyek:
a. Nama Proyek
b. Lokasi
c. Kapasitas
d. Lingkup Proyek
e. Perkiraan Biaya
f. Sumber Dana
g. Rencana COD

2. Latar Belakang:

3. Tujuan:
a. Tujuan 1
b. Tujuan 2
c. Tujuan 3
d. Tujuan 4

4. Opsi/Alternatif Solusi:
a. Alternatif 1
b. Alternatif 2
c. Alternatif 3

5. Kajian Kelayakan Operasi

I\remenuhi Tidak Memenuhi Dengan Catatan


Load Flow
Hubung Singkat
Stabilitas
Kesimpulan

\
6. Ka,ian Kelayakan Finansial

Memenuhi Tidak Memenuhi Dengan Catatan


Net Present Value (NPV)

lnternal Rate of Return (lRR)


Benefit Cost Ratio
Payback Period
Kesimpulan

7. Kesimpulan KKP

tr Layak
tr Tidak Layak
tr Layak dengan Catatan

8. Pengesahan KKP'

Tempat dan tanggal, Tempat dan tanggal,


Divisi Perencanaan Sistem/Pengembangan Regional PLN Unit
Disahkan Oleh Dievaluasi Oleh Disetujui Oleh Disusun Oleh

(Nama) (Nama) (Nama) (Nama)


Executive Vice President Executive Vice President General Manager Manajer Senior
Perencanaan Sistem Pengembangan Regional Perencanaan

'. KKP disusun oleh Pejabat Perencanaan setingkat Manajemen Menengah, dan selanjutnya disetujui. dievaluasi
dan disahkan oleh Pejabat setingkat Manajemen Atas.

\
Lampiran;5
Edaran Direksi PT.PLN (Persero)

Nomor 9.90.4.'.E....lotnrzore
Tanggat : .3-.|...Ju11...... 2916

Keterangan untuk No. Ref.: xx.yylTahun. Bulan/No. Urut Setempat


xx : Kode Unit
01 : PT PLN (Persero) Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam
02 : Pf PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
03 : PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat
04 : PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau
05 : PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu
06 : PT PLN (Persero) Wilayah Bangka Belitung
07 : PT PLN (Persero) Distribusi Lampung
08 : PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat
09 : PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
10 : PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
11 : PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo
12 . Pf PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat
13 : PT PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara
14 . PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat
15 : PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat
16 . PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur
17 . PT PLN (Persero) Distribusi Banten
18 : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya
19 :PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
20 . PI PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan Dl Yogyakarta
21 : Pf PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
22 : PT PLN (Persero) Distribusi Bali
23 : PT PLN (Persero) Pusat Pengatur Beban (P2B)
24 : PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban (P3B) Sumatera
25 . PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Barat
26 : PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah
27 : Pf PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali
28 : PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Kalimantan
29 . PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sulawesi
yy : Kode Bidang
01 :Pembangkit
02 :Transmisi
03 :Gardu lnduk
04 :SCADA
05 :Distribusi

t
1
Lampiran :6
Edaran Direksi PT.PLN (Persero)

Nomor :0.004...E.../DlR/2018

Tanggal : ..3.1...,J-u.h.... zor a

Asumsi-asumsi yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan analisis. Beberapa asumsi


yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

A. Asumsi Haeal3iaya

No.

1
I
Exchange rate
Item Keterangan

Besarnya nilai tukar mata uang asing yang digunakan


terhadap mata uang rupiah.
2 lnflation rate Digunakan untuk eskalasi harga dalam mata uang
rupiah atau mata uang asing.
- Domestic inflation
- Foreign lnflation

Debt to Equity Ratio Besarnya proporsi relatif dari pinjaman terhadap


ekuitas/modal sendiri (dana yang disediakan oleh
stockho/ders) .

4. lnterest rate Tingkat suku bunga yang diberikan untuk pinjaman lokal
dan luar negeri.
- Foreign Loan
- Local Loan
5 Discount rate Besarnya persentasi return yang diharapkan
perusahaan. Dapat dihitung dengan menggunakan
meloda Weighted Average Cost of Capital (WACC) atau
dengan menggunakan discount rate yang telah
ditetapkan perusahaan. Misalnya discount rate 12o/o.
6 Tarif listrik Tarif listrik dapat diasumsikan tetap atau meningkat dari
tahun ke tahun.

\
B. Asumsi Lainiain

No. Item Keterangan

1 Data berhubungan dengan Contoh asumsi data yang digunakan untuk pembangkit :
pembangkiUtransmisi/ Gross Capacity, Net Capacity, Capacity Factor, lifetime,
Gl/trafo con struction period, di sbu rse me nt dan sebagainya

2. F ulfillment of electricity Asumsi yang digunakan berhubungan dengan penentuan


demand tingkat pemenuhan demand. Contoh, produksi
pembangkit, susut, pemakaian sendiri dan sebagainya

Fuel Specification Spesifikasi bahan bakar yang digunakan, contoh Fuel


type, Fuel Price, Heat Content, Heat Rate, SFC dan
sebagainya.

4 Capital Cost Pengeluaran awal untuk pembelian mesin-mesin, tanah,


bangunan, peralatan, konstruksi dan sebagainya untuk
suatu proyek.
q O&M Cost Dapat diasumsikan dengan persentase (" ) dari
investment cost atau dari Rp/kWh.

\
Lampiran:7
Edaran Direksi PT.PLN (Persero)

Nomor : 00.0.4...E../DtR/2018

Tanggat : ..3.1...,Ju1+.... zor a

lndikator-indikator lain yang dapat digunakan dalam analisis kelayakan finansial adalah sebagai
berikut:

Nilai
No. lndikator Satuan Keterangan
Standar

1 lnvestment Cost Rp/USD Besarnya investasi awal dari proyek

2 Profitability lndex >1 Manfaat bersih yang didapat dari proyek


(Pl)lProfit dengan menggunakan ukuran nilai saat ini.
lnvestment Ratio
(PrR)
_ Present value of future cash fLow
I nitial inve stment r e quir e d.

a Return on Equity oh Besarnya tingkat pengembalian untuk


(RoE) pemegang saham. Menunjukkan seberapa
efisien proyek dapat mendatangkan
keuntungan dari setiap unit modal
pemegang saham.
Annual Net lncome
ROE = Shareholder Equtty

\
Lampiran : I
Edaran Direksi PT.PLN (Persero)

Nomor 0.00.4...E..../DlR/2018

Tanggal : .31...JuIi..... 2018

Entitas untuk
No. Keterangan
Analisis sensitivitas

1 lnvestment Cost Melihat pengaruh kenaikan atau penurunan biaya investasi.

2 Fuel Price Melihat pengaruh kenaikan atau penurunan biaya bahan bakar.

Tarif Listrik Melihat pengaruh kenaikan atau penurunan tarif listrik.

4 Inflasi Melihat pengaruh perubahan inflasi.

5 Eskalasi Melihat pengaruh perubahan eskalasi harga.

6 Exchange rate Melihat pengaruh kenaikan atau penurunan nilai tukar rupiah.

7 Capacity Factor Melihat pengaruh kenaikan atau penurunan CF.

\
Lampiran:9
Edaran Direksi PT.PLN (Persero)

Nomor : 0O0.4...8../DlR/2018

Tanggal : ..3.1...Ju1-i... 2o18

Contoh penulisan referensi

RUPTL 2016-2025, Rencana lJsaha Penyediaan Tenaga Listrik Tahun 2016 s.d 2025, PT PLN
(Persero), Jakarta, lndonesia.

Anda mungkin juga menyukai