PERSYARATAN TEKNIS
INTERKONEKSI SISTEM FOTOVOLTAIK (PV)
PADA
JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN D5.005-1: 2015
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0190.P/DIR/2016
PERSYARATAN TEKNIS
INTERKONEKSI SISTEM FOTOVOLTAIK (PV)
PADA
JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
PERSYARATAN TEKNIS
INTERKONEKSI SISTEM FOTOVOLTAIK (PV)
PADA
JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH
Disusun oleh:
Diterbitkan oleh :
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang Standardisasi
Keputusan Kepala PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0103.K/LIT.03/KAPUSLITBANG/2015
Daftar Isi
i
SPLN D5.005-1: 2015
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Gambar 1. Contoh lay-out pengoperasian sistem fotovoltaik (PV) ke JTR PLN ..................... 5
Daftar Lampiran
ii
SPLN D5.005-1: 2015
Prakata
Standar ini untuk memastikan bahwa sistem Fotovoltaik (PV), secara teknis memiliki
kualitas, keandalan sistem yang terpadu dan memenuhi persyaratan standar serta mampu
disambungkan ke jaringan distribusi milik PLN pada sisi tegangan rendah.
Standar ini juga sebagai pedoman teknis dalam melakukan interkoneksi sambungan PV ke
jaringan PLN yang diperuntukkan untuk menjamin keamanan terhadap petugas lapangan,
peralatan dan instalasi jaringan serta kualitas daya listrik tersebut.
Dengan diterbitkannya standar ini maka semua penyambungan sistem Fotovoltaik (PV) ke
jaringan tegangan rendah harus berpedoman pada standar SPLN D5.005-1, Persyaratan
teknis interkoneksi sistem fotovoltaik (PV) pada jaringan distribusi tegangan rendah.
Standar ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan komisioning/ pemeriksaan
atau inspeksi ulang dan pemeliharaan fotovoltaik (PV) setelah terhubung ke jaringan
distribusi milik PT PLN (Persero).
iii
SPLN D5.005-1: 2015
Persyaratan Teknis
Interkoneksi Sistem Fotovoltaik (PV)
pada
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah
1 Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan penyambungan pada sistem fotovoltaik (PV) milik
pelanggan ke jaringan tegangan rendah dengan kapasitas sampai dengan 30 kWp.
Standar ini berlaku untuk instalasi PV milik pelanggan PLN jenis tanpa baterai storage yang
dipasang di atas atap (Rooftop) atau bangunan tersendiri dan dioperasikan secara paralel
dengan pasokan listrik pelanggan dari jaringan distribusi tegangan rendah (JTR) PLN.
Tingkat penetrasi instantaneous total kapasitas terpasang pembangkitan terdistribusi yang
terhubung ke transformator distribusi yang bersangkutan ≤ 20 % dari kapasitas transformator
distribusi.
2 Tujuan
3 Acuan Normatif
Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, maka ketentuan mengikuti standar
berikut. Dalam hal terjadi revisi pada standar tersebut maka ketentuan mengikuti edisi
terakhirnya.
a. SPLN D5.005: 2012, Panduan umum sistem pembangkit listrik tenaga surya;
b. SPLN D6.001: 2012, Persyaratan minimum uji komisioning dan inspeksi Pembangkit
Listrik Tenaga Surya – PLTS;
c. SPLN D3.022-2: 2012, Inverter untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
persyaratan umum dan metode uji;
d. SPLN T6.001: 2013, Tegangan tegangan standar;
e. SPLN D5.004-1: 2012, Power quality (Regulasi harmonisa, flicker dan
ketidakseimbangan tegangan);
f. SNI IEC 60904: 2014, Gawai Fotovoltaik – Bagian 1: Pengukuran karakteristik arus-
tegangan fotovoltaik;
g. SNI IEC 62446:2016. Judul, : Sistem fotovoltaik terhubung ke jaringan listrik -
Persyaratan minimum untuk sistem dokumentasi, uji komisioning dan inspeksi;
h. SNI IEC 60364: 2009 (all parts), Low-voltage electrical installations;
i. SNI IEC 60364-6: 2009, Instalasi Listrik Tenganan rendah – Bagian t 6: Verifikasi;
j. SNI IEC 60364-7-712:2012. Judul, : Instalasi listrik gedung – Bagian 7-712: Persyaratan
untuk instalasi atau lokasi khusus – Sistem suplai daya fotovoltaik surya;
k. IEC 61850-7-420, Communication networks and systems for power utility automation –
Part 7-420: Basic communication structure – Distributed energy resources logical nodes;
1
SPLN D5.005-1: 2015
l. IEC 62116: 2008, Test procedure of islanding prevention measures for untility
interconnected photovoltaic inverters;
m. IEC 61727: 2004, Photovoltaic (PV) systems-characteristics of the utility interface;
n. IEEE std 1547- 2003, Standard for interconnecting distributed resources with electric
power systems;
o. IEEE Std 929: 2000, Recommended practice for utility interface photovoltaics systems.
4.1 Interkoneksi
Koneksi listrik sistem fotovoltaik (PV) dengan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) PLN secara
paralel.
Operasi simultan pada pembangkit listrik PV dengan daya dikirim atau diterima dari Jaringan
Tegangan Rendah (JTR) PLN.
4.3 Sistem PV
Suatu sistem pembangkit listrik yang terdiri dari beberapa array/larik PV dengan satu kopel
bersama, inverter dan peralatan lainnya milik pelanggan.
4.4 Inverter
Unit peralatan elektronik yang mengubah daya listrik searah menjadi daya listrik bolak-balik
yang tersambung ke jaringan PLN. Disebut pula sebagai Static Power Converter (SPC) atau
Power Conditioning Unit (PCU) yaitu suatu peralatan konversi daya yang dilengkapi dengan
kontrol, pengaman dan penapisan yang menghubungkan sumber energi listrik dengan
jaringan utility (PLN).
4.5 Islanding
Suatu kondisi dimana sebagian dari jaringan distribusi mengenerjais sendiri oleh satu atau
lebih fasilitas pembangkit fotovoltaik (PV) melalui titik interkoneksi Point of Common
Coupling (PCC), sedangkan sebagian JTR PLN secara elektrik terisolasi.
4.6 Anti-islanding
Kemampuan sistem PV untuk tidak beroperasi dan memutus hubungan (unintended island)
terhadap jaringan tegangan rendah milik PLN pada saat tidak ada tegangan dari sisi PLN.
2
SPLN D5.005-1: 2015
Perbandingan antara daya aktif dan daya semu total yang dapat dilayani oleh sistem
fotovoltaik. Faktor ini menunjukkan kemampuan pembebanan daya aktif dan daya reaktif dari
fotovoltaik (PV).
Impresi ketidak-stabilan pada sensasi visual yang terlihat melalui cahaya lampu dan timbul
karena variasi perubahan tegangan dengan amplitudo di bawah 10 % dari nilai nominal
tegangan sistem.
Titik dimana sebuah sistem tenaga listrik lokal tersambung ke area sistem tenaga listrik.
CATATAN: Dalam standar ini area sistem tenaga listrik adalah jaringan listrik tegangan rendah milik
PLN dan sistem listrik lokal adalah sistem PV.
Deviasi gelombang sinusoidal 50 Hz pada gelombang tegangan atau arus yang disebabkan
oleh komponen harmonik.
Rasio nilai RMS komponen harmonik orde tertentu terhadap nilai RMS komponen
fundamental.
Ihd
Rasio penjumlahan nilai RMS seluruh komponen harmonik hingga orde tertentu terhadap
nilai RMS komponen fundamental.
Waktu pelepasan instalasi pelanggan (PV) dari area JTR, merupakan waktu kerja relai
ditambah waktu kerja pemutus instalasi pelanggan PV.
4.14 Linesman
3
SPLN D5.005-1: 2015
Tingkat mutu pelayanan yang dijanjikan dan dideklarasikan unit PLN kepada pelanggan.
Kegiatan pengujian yang dilakukan terhadap peralatan individu, terpisah dari sistem, untuk
membuktikan dan menjamin bahwa peralatan individu tersebut dapat berfungsi sesuai
desain dan standar yang berlaku.
Pengujian yang diterapkan untuk peralatan-peralatan utama PV seperti uji jenis modul PV,
uji karakteristik inverter, dan uji karakteristik baterai yang dilakukan di laboratorium PLN
Puslitbang atau laboratorium Independen.
4.19 Inspeksi
Pemeriksaan dilakukan secara visual terhadap produk, proses, jasa, atau instalasi, atau
masing-masing desainnya serta penentuan kesesuaiannya dengan persyaratan spesifik atau
persyaratan umum berbasis pembuktian secara profesional.
4
SPLN D5.005-1: 2015
5
SPLN D5.005-1: 2015
Sinkronisasi dan paralel instalasi pelanggan PV dan area JTR dilakukan oleh inverter secara
otomatis dengan mekanisme paralel sebagai berikut:
a. Mendeteksi tegangan area JTR;
b. Mengatur tegangan keluaran, sehingga parameter perbedaan tegangan, perbedaan
frekuensi dan perbedaan sudut fase tidak melebihi batasan pada Tabel 1;
c. Paralel dengan pasokan listrik pelanggan dari jaringan distribusi tegangan rendah (JTR)
PLN;
d. Setelah paralel, fluktuasi tegangan pada PCC tidak boleh melebihi 5 % dari tegangan
PCC yang dijanjikan dalam Tingkat Mutu Pelayanan (TMP).
Setelah sistem PV terinterkoneksi ke area JTR, apabila terjadi keadaan tidak normal maka
sistem PV harus mampu mendeteksi dan merespon sesuai ketentuan berikut:
1. Instalasi pelanggan PV harus terlepas secara otomatis dari area JTR apabila daya dari
JTR terputus baik akibat gangguan maupun adanya pemadaman terencana untuk
pekerjaan konstruksi, pemeliharaan atau kegiatan lain. Pelepasan otomatis dilakukan
oleh inverter dan atau meter ekspor-impor;
2. Pendeteksian keadaan tidak normal pada saat tegangan dan frekuensi sistem berbeda
diluar dari nilai dalam Tabel 2 dan Tabel 3, maka koneksi ke area JTR harus dilepas
secara otomatis dalam waktu tertentu;
3. Ketentuan pelepasan (clearing time) karena penyimpangan tegangan dan
penyimpangan frekuensi sesuai Tabel 2 dan Tabel 3.
4. Setelah area JTR normal kembali maka meter transaksi harus dapat mendeteksi dan
dapat menutup/menghubungkan kembali antara area JTR dengan sisi instalasi
pelanggan (PV) dengan cara memberikan perintah ke sakelar utama (PHB) di PCC atau
oleh meter sendiri. Persyaratan waktu menutup kembali tidak kurang dari 300 detik.
Parameter interkoneksi (setelah paralel) sistem fotovoltaik milik pelanggan ke JTR adalah:
a. Tegangan;
b. Frekuensi;
c. Harmonik;
d. Faktor daya (pf);
e. Kelip tegangan (flicker); dan
f. Injeksi arus searah (dc).
6
SPLN D5.005-1: 2015
a. Tegangan
Pada saat tegangan sistem jauh dari nilai nominal koneksi ke area JTR harus dilepas secara
otomatis dalam hitungan waktu tertentu. Waktu pelepasan (clearing time) selengkapnya
sesuai batasan Tabel 2.
b. Frekuensi
Adanya kendala operasi yang menyebabkan terjadinya perubahan frekuensi terhadap nilai
nominalnya pada JTR harus mampu ditanggapi oleh instalasi pelanggan (PV) dengan cara
melepaskan sistem PV dari JTR. Waktu pelepasan sesuai Tabel 3.
c. Harmonik
Ambang batas distorsi harmonik arus dan tegangan yang dibangkitkan PV ke area JTR baik
harmonik total maupun masing-masing orde yang diizinkan harus sesuai dengan Tabel 4
berikut.
d. Faktor daya
7
SPLN D5.005-1: 2015
Sistem PV tidak boleh mengakibatkan gangguan kelip pada pelanggan lain yang tersambung
ke area JTR.
Persyaratan kelip tegangan sesuai butir 8.2 SPLN D5.004-1: 2012.
Injeksi arus searah sistem PV tidak boleh melebihi 0,5 % dari nominal kemampuan hantar
arus saluran masuk pelayanan (SMP) atau kapasitas sistem PV, dipilih mana yang lebih
kecil.
Inverter harus dilengkapi dengan pelindung panas lebih, secara otomatis inverter harus
shutdown.
b. Proteksi surja
Unit inverter harus dilengkapi dengan proteksi untuk disipasi surja (surge dissipation atau
arrester) yang mampu memotong tegangan lebih akibat sambaran/induksi petir.
Peralatan proteksi arus lebih dapat menggunakan MCB, MCCB sesuai kapasitas PV dan
harus mudah diakses dari luar. MCB, MCCB dan perlengkapannya harus memiliki tegangan
dan arus pengenal yang sama atau lebih dari jaringan yang terhubung dengannya.
Pemutus tenaga yang berada pada masukan atau keluaran harus dapat membuka semua
penghantar yang tidak terhubung ke bumi. Pemutus tenaga dengan tipe multipole, harus
memiliki fasilitas common trip.
Proteksi arus lebih dipasang pada kawat fase keluaran inverter yang ketentuannya
memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Nilai arus pengenal MCB, MCCB atau fuse dari proteksi tersebut tidak melebihi nilai
arus pengenal pembatas pada panel APP PLN;
2. Apabila inverter diparalel, maka proteksi arus lebih cukup satu saja, pada titik setelah
penggabungan keluaran inverter.
Inverter atau charge controller dengan masukan langsung dari larik (array) PV yang
dibumikan, harus memiliki fasilitas GFDI yang mampu mendeteksi gangguan dan
memutuskan hubungan larik PV dengan inverter.
8
SPLN D5.005-1: 2015
Untuk kapasitas di atas 10 kWp sistem PV harus dilengkapi dengan fungsi proteksi yang
dirancang untuk mendeteksi :
1. Fungsi proteksi PV harus mampu memberikan respon yang memadai pada kondisi yang
merugikan, sehingga tidak akan berdampak buruk pada Sistem JTR;
2. Sistem proteksi PV harus terkoordinasi dengan sistem proteksi JTR, meliputi rentang
operasional frekuensi, tegangan dan lain-lain.
Untuk pengajuan interkoneksi sistem PV, pelanggan telah memiliki bukti kelengkapan
administrasi dan uji fungsi sistem PV.
Uji fungsi dilakukan terhadap peralatan utama PV secara individual dan secara sistem atau
kesatuan, meliputi:
a. Meter;
b. Inverter;
c. PHB (sakelar utama);
d. Pembumian;
e. Instalasi PV;
f. Peralatan proteksi;
g. Meter PV (milik pelanggan);
h. Sinkronisasi (paralel);
i. Anti islanding dan islanding operation;
j. Pemeriksaan dan pemantauan parameter interkoneksi.
9
SPLN D5.005-1: 2015
Instruction
Manual masing- Kelengkapan/
Dari pabrikan
masing peralatan ketersediaan
(inverter dan PV)
Pengujian PV
Uji Individual
Pengujian inverter Dari pabrikan atau
karakteristik
Pengujian baterai (jika lembaga uji
peralatan utama
ada)
10
SPLN D5.005-1: 2015
Monitoring: V, I, kWh
11
Pengelola Standardisasi :