KOMISIONING
PUSAT LISTRIK TENAGA AIR
(PLTA)
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
SPLN K6.006-1: 2016
STANDAR Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) No.0059.P/DIR/2017
PT PLN (PERSERO)
KOMISIONING
PUSAT LISTRIK TENAGA AIR
(PLTA)
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
KOMISIONING
PUSAT LISTRIK TENAGA AIR
(PLTA)
Disusun oleh :
Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang Pembangkitan
Standardisasi
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0439.K/PUSLITBANG/2016
Daftar Isi
i
SPLN K6.006-1: 2016
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
ii
SPLN K6.006-1: 2016
Prakata
Standar Komisioning Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) ini merupakan revisi dan sebagai
pengganti dari SPLN yang berikut:
- SPLN 20A: 1978, Guide for commisioning, operation and maintenance of hydraulic
turbines;
- SPLN 20: 1980, Pedoman Penerapan Untuk Komisioning, Pengusahaan dan
Pemeliharaan Turbin Air;
- SPLN 90: 1990, Komisioning PLTA;
- SPLN 90-2-1: 1995, Komisioning PLTA Bagian 2-1: Pedoman Pengujian Prajalan
Turbin Air dan Peralatan Bantunya.
Standar ini dibuat sebagai pedoman umum bagi pengelola enjiniring desain, pengelola
proyek, pengelola/tim supervisi konstruksi, pengelola/tim supervisi komisioning, pelaksana
komisioning, pengelola operasi dan pemeliharaan pembangkit dalam melakukan
komisioning PLTA, yang dibagi menjadi dua serial antara lain:
1. SPLN K6.006-1: 2016, Komisioning Pusat LIstrik Tenaga Air (PLTA);
2. SPLN K6.006-2: 2017, Komisioning Pusat LIstrik Tenaga Minihidro (PLTM).
Selain merevisi redaksional dan format juga menambahkan klausal berikut:
a. Penetapan pelaksanaan komisioning yang meliputi hubungan kerja antar organisasi,
struktur komisioning dan alur tahapan komisioning;
b. Daftar mata uji serta ketentuan lainnya yang terdapat dalam pelaksanaan
komisioning.
Dengan ditetapkannya standar ini, maka SPLN 20A: 1978; SPLN 20: 1980; SPLN 90:
1990; SPLN 90-2-1: 1995 dinyatakan tidak berlaku.
iii
SPLN K6.006-1: 2016
1 Ruang Lingkup
Standar ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)
dengan kapasitas 5 MW per unit atau lebih, dan/atau diameter runner turbin air lebih
besar atau sama dengan 3 meter:
a. Milik PLN yang akan dibangun dan pembangkit lama yang melakukan rehabilitasi,
penggantian, dan modifikasi;
b. Non PLN yang bertransaksi dengan PLN yang dipersyaratkan dalam dokumen
kontrak.
2 Tujuan
Sebagai pedoman umum bagi pengelola enjiniring desain, pengelola proyek, pengelola/
tim supervisi konstruksi, pengelola/tim supervisi komisioning, pelaksana komisioning,
pengelola operasi dan pemeliharaan pembangkit dalam melakukan komisioning PLTA.
Standar ini juga digunakan sebagai rujukan dalam menyusun dokumen lelang dan atau
dokumen kontrak.
3 Acuan Normatif
1
SPLN K6.006-1: 2016
Kajian untuk memastikan bahwa PLTA yang akan dibangun layak secara geografis,
sosial, ekonomi, teknik dan dokumen lingkungan (AMDAL atau UPL/UKL atau SPPL).
CATATAN: Kebutuhan akan AMDAL atau UPL/UKL atau SPPL disesuaikan dengan peraturan
yang berlaku.
Proses dari studi potensi, pra studi kelayakan (Prefeasibility study) dan studi kelayakan
(Feasibility study), menyusun basic design serta menyiapkan dokumen lelang dan setelah
kontrak ditandatangani selanjutnya melakukan design review dan approval terhadap detail
design, gambar konstruksi, schematic diagram, P&ID, logic diagram, setting proteksi, dan
lain-lain yang diajukan pelaksana pekerjaan konstruksi berdasarkan peraturan, standar,
dan kontrak.
Suatu model turbin air yang berbeda dimensi, diameter, efisiensi, daya dengan skala
perbandingan yang berbeda, dengan putaran spesifik (ns) yang sama.
Kegiatan inspeksi dan verifikasi berdasarkan peraturan, standar, kontrak, serta dokumen
desain enjiniring yang telah mendapatkan approval (No Exception Noted) yang dilakukan
2
SPLN K6.006-1: 2016
oleh Tim Supervisi Konstruksi pada tahap pemasangan terhadap kebenaran pemasangan
dan konstruksi serta kelengkapan peralatan yang selanjutnya menerbitkan Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi (BAPPK) sebagai dasar dimulainya komisioning yang
berlaku.
Berita acara penyelesaian pekerjaan konstruksi dari Tim Supervisi Konstruksi yang
menyatakan bahwa lingkup peralatan telah terpasang berdasarkan desain enjiniring yang
telah disetujui (misalkan sesuai desain, peraturan, standar) dan siap untuk pelaksanaan
komisioning.
4.7 Komisioning
Pengelola yang mendapat penugasan dari Pengelola Proyek yang bertanggung jawab
terhadap supervisi pelaksanaan komisioning.
3
SPLN K6.006-1: 2016
4.11 Inspeksi
4.12 Pengujian
Segala kegiatan mengukur dan menilai unjuk kerja suatu peralatan individu, sistem, dan
unit untuk membuktikan kesesuaian terhadap desain, peraturan, standar, dan persyaratan
kontrak yang berlaku.
Dokumen tertulis yang berisi serangkaian kegiatan yang meliputi ruang lingkup pengujian,
peralatan pengujian, metode pengujian, lembar formulir rekaman hasil uji, standar yang
digunakan, dan kriteria hasil uji.
Kegiatan pengujian yang dilakukan terhadap peralatan individu, terpisah dari sistem,
untuk membuktikan dan menjamin bahwa peralatan individu tersebut dapat berfungsi
sesuai desain dan standar yang berlaku.
Kegiatan pengujian terhadap sistem untuk membuktikan bahwa seluruh peralatan individu
yang tergabung di dalam sistem secara terpadu dapat berfungsi sesuai desain dan
standar yang berlaku.
Kegiatan pengujian terhadap unit untuk membuktikan bahwa seluruh peralatan individu
dan sistem yang tergabung dalam satu unit PLTA secara terpadu dapat berfungsi sesuai
desain dan standar yang berlaku.
4
SPLN K6.006-1: 2016
persyaratan dan siap untuk melakukan sinkronisasi pertama kali dengan jaringan sistem
tenaga listrik, dan selanjutnya melakukan pengujian pembebanan.
Pengujian terhadap unit PLTA yang dilakukan dalam keadaan berbeban untuk
mengetahui dan membuktikan semua parameter operasi berfungsi secara normal sesuai
desain.
Pengujian terhadap unit PLTA dengan cara melepaskan beban seketika (Load Rejection
Test) dari jaringan pada beban tertentu sampai dengan kondisi House Load dan atau Full
Speed No Load (FSNL) untuk menguji dan membuktikan kemampuan dan pengaturan
sistem kontrol mekanik dan listrik. Pengujian dapat dilakukan pada beban secara
bertahap hingga beban 100 % (full load).
CATATAN: House load yang dimaksud di dalam definisi di atas adalah kondisi saat kejadian lepas
beban, dimana unit pembangkit mampu beroperasi dan membangkitkan daya untuk melayani
beban pemakaian sendiri, sedangkan beban ke jaringan dilepas. Untuk pemenuhan kontrak maka
house load diperiksa sampai kondisi parameter mekanik dan elektrik unit normal operasi dan
peralatan utama serta peralatan pembantu tidak ada yang trip dengan waktu yang ditentukan.
Pengujian terhadap unit PLTA dengan cara membebani dalam waktu tertentu secara
terus menerus (Reliability Run Test), termasuk beban nominal dan beban sesuai
kebutuhan jaringan.
Rangkaian kegiatan untuk mengetahui dan membuktikan unjuk kerja pembangkit dengan
cara mengukur dan menghitung kapasitas keluaran daya generator, efisiensi, daya
pemakaian sendiri, serta membandingkan terhadap persyaratan yang digaransikan pada
dokumen kontrak.
Pengukuran untuk mengetahui dan membuktikan bahwa kegiatan unit PLTA tidak
menimbulkan dampak lingkungan serta memenuhi peraturan, standar, dan persyaratan
garansi kontrak.
Keluaran daya maksimum dari pembangkit listrik yang mampu dihasilkan secara terus
menerus dalam kondisi normal.
5
SPLN K6.006-1: 2016
Kontraktor dapat memulai proses komisioning sesuai dengan dokumen kontrak dan
prosedur komisioning yang telah disetujui tanpa catatan.
Pemberian tegangan dan daya dari jaringan luar terhadap instalasi GI/Pembangkit.
Kondisi start up yang tidak ada tegangan dari luar dan pemberian tegangan pada suatu
jaringan sampai dengan titik sinkron pada sisi GI/Pembangkit.
Kajian untuk memastikan bahwa PLTA yang akan dibangun layak secara geografis,
sosial, ekonomi, teknik dan dokumen lingkungan (AMDAL atau UPL/UKL atau SPPL).
CATATAN: Kebutuhan akan AMDAL atau UPL/UKL atau SPPL disesuaikan dengan peraturan
yang berlaku.
5.2 Enjiniring
Enjiniring merupakan perencanaan secara teknis peralatan dan instalasi PLTA meliputi
basic design, model test, spesifikasi teknik, gambar konstruksi, skematik diagram, Piping
& Instrument Diagram (P&ID), logic diagram, dan protection relay setting calculation note.
Salah satu referensi yang digunakan adalah hasil studi kelayakan sebagai contoh
hidrologi, topografi, geologi/ geoteknik.
Seluruh ketentuan dalam perencanaan dicantumkan dalam dokumen kontrak dan
lampirannya yang akan digunakan sebagai acuan dalam desain rinci, konstruksi dan
komisioning.
5.3 Konstruksi
Tahapan pelaksanaan pemasangan peralatan PLTA yang dimulai dari tanggal Mulai
Konstruksi (effective date) hingga dimulai pelaksanaan komisioning.
5.4 Komisioning
7
SPLN K6.006-1: 2016
SINKRONISASI
PEMBERIAN
TEGANGAN*)
STUDI (BACK FEEDING)
KELAYAKAN ENJINIRING KONSTRUKSI LAPORAN TEKNIK
SELESAI TURBINE KOMISIONING SERAH TERIMA
RUNNING
TEST
UJI UJI UJI UJI UJI UJI
PEMBEBANAN LINE LEPAS KEANDALAN UNJUK DAMPAK
MULAI CHARGING BEBAN KERJA LINGKUNGAN
KONSTRUKSI **)
A B MASA GARANSI
C
UJI D E
MASA
INDIVIDU UJI SISTEM UJI UNIT
KONSTRUKSI /
PEMASANGAN
MASA KOMISIONING
KETERANGAN:
A : Persiapan Komisioning (lihat butir 7.5.1)
B : Pemeriksaan Pendahuluan (lihat butir 7.5.2)
C : Uji Individu (lihat butir 7.5.3 dan Lampiran 4 Tabel 1)
D : Uji Sistem (lihat butir 7.5.4 dan Lampiran 4 Tabel 1)
E : Uji Unit (lihat butir 7.5.8 dan Lampiran 4 Tabel 2)
*)
Pemberian tegangan (lihat butir 7.5.5)
**)
Jika disyaratkan dalam kontrak
8
SPLN K6.006-1: 2016
6 Manajemen Komisioning
6.1 Umum
Untuk menjamin pelaksanaan komisioning berjalan lancar dan efektif maka diperlukan
pengaturan manajemen komisioning, meliputi struktur organisasi, tugas dan tanggung
jawab komisioning serta keterkaitan hubungan kerja antar pihak pengelola dalam
pelaksanaan komisioning.
Hubungan kerja antar pihak pengelola yang terkait dalam pelaksanaan komisioning
mencakup antara lain: PLN Kantor Pusat, Pengelola Komisioning, Pengelola Proyek,
Pengelola Enjiniring, Pengelola Konstruksi, Pengelola Operasi dan Sistem
(Jaringan/Distribusi dan Pembangkit), dan Konsultan.
Hubungan kerja antar pihak pengelola dalam pelaksanaan komisioning digambarkan
pada organogram dibawah ini.
UNIT PELAKSANA
KONSTRUKSI KETUA TIM SUPERVISI KETUA TIM
UNIT PENGELOLA KETUA TIM KONSULTAN KONSTRUKSI ENJINIRING
OPERASI DAN SISTEM SUPERVISI (BILA DIPERLUKAN)
KOMISIONING
PELAKSANA
KOMISIONING
Garis Komunikasi
Garis Komando
Garis Kerjasama
9
SPLN K6.006-1: 2016
Tugas dan tanggung jawab Ketua dan Wakil Tim Supervisi Komisioning meliputi:
a. Melaksanakan supervisi komisioning dengan berpedoman pada peraturan,
persyaratan kontrak, standar, prosedur komisioning yang telah disetujui;
b. Mengevaluasi dan menyetujui usulan program komisioning;
c. Menyetujui (approval) prosedur uji komisioning;
d. Mengkoordinasikan tim pelaksana komisioning dan tim supervisi komisioning sesuai
basic communication;
e. Melaksanakan supervisi komisioning dengan mematuhi kaidah K2 dan K3;
f. Mengkoordinasikan pelaksanaan uji pembebanan dengan pengelola jaringan
berdasarkan rencana uji pembebanan;
g. Mengevaluasi hasil komisioning;
h. Menyiapkan kelengkapan persyaratan yang diperlukan dalam penerbitan
rekomendasi laik bertegangan dan laik sinkron;
i. Mengevaluasi dan menyampaikan laporan teknik komisioning;
j. Menyampaikan rekomendasi laporan kelaikan operasi dan kelengkapan persyaratan
untuk penerbitan Sertifikat Laik Operasi.
10
SPLN K6.006-1: 2016
a. Mengevaluasi peralatan dan instalasi yang telah selesai dipasang dan siap melakukan
supervisi komisioning, sesuai dengan dokumen BAPPK;
b. Melaksanakan supervisi komisioning dengan berpedoman pada prosedur komisioning
yang telah disetujui;
c. Dalam melaksanakan supervisi komisioning, seluruh personil tim supervisi komisioning
harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) serta menegakkan aturan Keselamatan
Ketenagalistrikan (K2) dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
d. Melakukan evaluasi hasil komisioning;
e. Menyiapkan hasil komisioning sesuai dengan bidangnya;
f. Menyiapkan Rekomendasi Laik Bertegangan (RLB) dan Rekomendasi Teknik Laik
Sinkron (RLS);
g. Membuat laporan teknik komisioning.
11
SPLN K6.006-1: 2016
7 Pelaksanaan Komisioning
7.1 Program
7.2 Jadwal
Jadwal komisioning dibuat oleh pelaksana komisioning yang telah dikaji oleh tim supervisi
komisioning dan pengelola proyek.
Prosedur komisioning dibuat oleh pelaksana komisioning yang diajukan kepada tim supervisi
komisioning minimal 4 (empat) bulan sebelum pelaksanaan komisioning dimulai serta dikaji
dan disetujui oleh tim komisioning.
Prosedur komisioning meliputi:
a. Tujuan komisioning;
b. Ruang lingkup;
c. Acuan;
d. Alat yang digunakan;
e. Prosedur K2/K3;
f. Persyaratan kondisi teknis yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan pengujian;
g. Metode uji;
h. Kriteria penerimaan;
i. Gambar Skematik diagram, P&ID, dan data pendukung yang terkait;
j. Formulir lembar rekaman hasil inspeksi/hasil uji.
12
SPLN K6.006-1: 2016
BAPPK merupakan pernyataaan bahwa lingkup peralatan telah terpasang sesuai desain
enjiniring yang telah disetujui berdasarkan peraturan, standar, kontrak, dan siap untuk
pelaksanaan komisioning.
BAPPK diterbitkan oleh Tim Supervisi Konstruksi sebagai persyaratan dalam
pelaksanaan komisioning, beserta lampiran antara lain: hasil pengujian konstruksi, hasil
uji kalibrasi, dll.
CATATAN : Bila terdapat perbedaan antara kontrak dengan desain yang disetujui, maka harus
dilengkapi dengan justifikasi dan persetujuan dari pengelola enjiniring.
13
SPLN K6.006-1: 2016
Pengujian individu merupakan pengujian karakteristik dan unjuk kerja peralatan secara
individu meliputi bidang mekanik, bidang listrik, bidang instrumen dan kontrol, serta
bidang lingkungan yang belum terhubung secara sistem.
14
SPLN K6.006-1: 2016
Pengujian terhadap unit untuk membuktikan bahwa seluruh peralatan individu dan sistem
yang tergabung dalam satu unit PLTA secara terpadu dapat berfungsi sesuai desain dan
standar yang berlaku.
Uji sinkronisasi (synchonization test) meliputi uji fungsi dan operasi sistem kontrol dan
pengaturan yang terpadu terhadap governor, eksitasi, Automatic Voltage Regulator (AVR)
dan relai sinkronisasi yang menunjang sistem PLTA untuk sinkron.
Untuk sinkron pertama kali dengan jaringan harus memenuhi ketentuan yang berlaku
sebagai berikut:
a. Setting relai PLTA yang berhubungan dengan sistem jaringan telah disetujui oleh
pengelola sistem jaringan;
b. Surat Rekomendasi Teknik Laik Sinkron (RLS) telah diterbitkan. Surat rekomendasi
ini adalah pernyataan bahwa unit PLTA tersebut telah memenuhi persyaratan dan
siap untuk melakukan sinkronisasi pertama kali dengan jaringan sistem tenaga listrik
dan selanjutnya melakukan pengujian pembebanan;
c. Sinkronisasi pertama kali dengan jaringan/distribusi sistem tenaga listrik sudah
disetujui oleh pengelola jaringan/distribusi.
Rangkaian kegiatan pengujian terhadap unit PLTA yang dilakukan dalam keadaan
berbeban untuk mengetahui karakteristik operasi pembebanan sesuai kontrak dan
standar yang berlaku.
15
SPLN K6.006-1: 2016
Pengujian yang dilakukan dalam rangka mengetahui kemampuan unit beroperasi sendiri
pada saat kondisi jaringan/distribusi tidak bertegangan (black out) dan mampu mengisi
tegangan (line charging) ke pembangkit atau Gardu Induk.
Pengujian unit PLTA dengan cara melepaskan beban seketika dari jaringan pada beban
tertentu untuk menguji kemampuan pengaturan sistem kontrol mekanik dan listrik.
Pengujian dilakukan pada beban secara bertahap 25 %, 50 %, 75 % dan 100 %.
Setelah beban dilepas, sistem PLTA harus dapat berbeban dengan beban pemakaian
sendiri (house load) dan atau beroperasi tanpa beban (full speed no load).
CATATAN 1: Dalam pelaksanaan uji lepas beban, apabila sistem tidak mampu untuk
menanggulangi kekurangan pasokan daya akibat uji lepas beban, maka uji lepas beban boleh tidak
dilakukan namun harus dilengkapi surat pernyataan dari unit pengelola jaringan (atau pengelola
distribusi) yang menyatakan sistem tidak mampu untuk uji lepas beban, dan dilengkapi dengan
pernyataan dari pabrikan/kontraktor bahwa unit pembangkit aman beroperasi jika terjadi lepas
beban.
CATATAN 2: Pada pengujian lepas beban sistem kontrol pada kondisi otomatis, dan sistem PLTA
tidak boleh trip.
Pengujian keandalan unit PLTA dilakukan dengan pembebanan selama 720 jam secara
terus menerus, termasuk didalamnya dengan beban nominal (rated load) selama 96 jam
secara terus menerus, selanjutnya pada beban sesuai dengan kebutuhan jaringan.
Bila terjadi gangguan eksternal, pengujian tidak mengalami pengulangan, namun jumlah
jam gangguan akan ditambahkan diakhir pengujian sehingga total waktu uji tetap 720 jam.
Jika setiap gangguan internal kurang dari 3 jam atau total waktu kumulatif gangguan
internal kurang dari 11 jam, maka tidak dilakukan pengulangan, namun jumlah jam
gangguan internal akan ditambahkan pada akhir uji, sehingga total waktu uji tetap 360
jam.
Jika setiap gangguan internal lebih dari 3 jam atau total waktu kumulatif gangguan internal
lebih dari 11 jam, maka harus dilakukan pengujian ulang dari awal.
CATATAN 1: Untuk PLTA yang terhubung ke jaringan tegangan menengah 20 kV, Pengujian
keandalan dilakukan dengan syarat yang sama kecuali jumlah waktu uji dari 360 jam menjadi 180
jam.
16
SPLN K6.006-1: 2016
CATATAN 2: Sistem jaringan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan beban nominal (rated
load) 96 jam secara terus-menerus perlu dilengkapi surat pernyataan dari pengelola jaringan.
Bila terdapat hal-hal yang belum diatur dalam kontrak atau terdapat klausul dalam kontrak
yang saling bertentangan atau tidak sesuai dengan peraturan atau persyaratan standar
maka klausul tersebut harus diselesaikan dalam bentuk kesepakatan sebelum Uji Unjuk
Kerja dilaksanakan dengan memperhatikan aspek legal dan lainnya.
Hal-hal yang harus disepakati bersama sekurang-kurangnya meliputi:
a. Angka garansi;
b. Prosedur uji unjuk kerja;
c. Kondisi peralatan yang diuji;
d. Kalibrasi peralatan uji;
e. Koordinasi pelaksanaan pengujian;
f. Evaluasi hasil uji;
g. Kriteria hasil uji.
Semua pihak harus sepakat dan mempunyai pengertian yang sama mengenai angka
garansi, syarat-syarat, dan kondisi untuk mencapainya, serta hal-hal yang dapat
mengakibatkan batalnya angka garansi tersebut.
Semua pihak harus sepakat bahwa prosedur uji unjuk kerja yang diajukan oleh pelaksana
komisioning setelah dikaji dan disetujui oleh tim supervisi komisioning yang meliputi:
a. Tujuan dan ruang lingkup dari setiap pengujian, metode uji, metode evaluasi dan
metode pengoperasian peralatan, serta sampai berapa kali pengujian boleh
dilakukan, terutama yang menyangkut angka garansi sehingga dapat ditentukan:
apakah pengujian tersebut berhasil atau harus dikenakan denda (penalty);
b. Metode pengukuran, titik pengukuran, dan ketelitian alat ukurnya.
Dalam hal adanya lebih dari satu cara/alat yang digunakan untuk memperoleh data,
maka sebelum pengujian, harus ditentukan dan disetujui kriteria yang akan
digunakan untuk memilih atau menggabungkan data yang diperoleh secara tertulis;
17
SPLN K6.006-1: 2016
c. Saat pengambilan data dimulai, mengenai kriteria penyimpangan, data yang diijinkan
(contingency reading) serta mengenai selang waktu dan lamanya pelaksanaan
pengujian.
a. Semua pihak harus sepakat bahwa peralatan yang akan diuji telah siap untuk
dilakukan pengujian, perlengkapan instrumentasi dan proteksi yang terpasang telah
cukup untuk dapat melaksanakan pengoperasian dengan aman dan andal, baik bagi
petugas maupun untuk peralatan itu sendiri;
b. Semua pihak harus sepakat, mengenai semua penyetelan yang boleh dan tidak
boleh dilakukan sebelum, selama dan sesudah pengujlan.
Semua pihak harus sepakat bahwa sebelum pelaksanaan uji unjuk kerja semua peralatan
uji dan peralatan ukur harus telah dikalibrasi.
Semua pihak harus sepakat, rnengenai metoda dan pelaksanaan kalibrasi alat-alat
ukur/instrumentasi yang akan digunakan untuk pengujian, serta mengenai pihak yang
berwenang mengeluarkan sertifikat kalibrasi.
a. Semua pihak harus sepakat, mengenai pembagian tanggung jawab dari pihak-pihak
yang terlibat dalam pengujian, serta mengenai jumlah dan penempatan personel
pengujian;
b. Semua pihak harus sepakat, mengenai penunjukan pihak luar (bila ada), yang diminta
untuk membantu pelaksanaan uji unjuk kerja;
c. Dalam hal kegiatan pemasangan dan pelepasan alat ukur dan alat uji, maka harus
dicapai kesepakatan, mengenai tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam
kegiatan tersebut.
a Semua pihak harus sepakat, mengenai cara penyelesaian yang akan ditempuh apabila
terjadi perbedaan pendapat mengenai ketelitian pengamatan, kondisi, dan metode
pengoperasian, serta hasil akhir setiap pengujian;
b Semua pihak harus sepakat, mengenai rumus yang akan digunakan untuk menghitung
faktor kesalahan (probable error) untuk mengevaluasi data, serta kemungkinan
kesalahan maksimum yang dapat ditoleransi, tanpa harus mengulangi pengujian.
Kesepakatan ini sedapat mungkin mencakup jumlah desimal yang digunakan dalam
perhitungan serta kriteria pembulatan desimal;
c Semua pihak harus sepakat, mengenai hal-hal yang dapat membatalkan pengujian;
d Dalam hal kegiatan pemeriksaan, perlu dicapai kesepakatan mengenai: sejauh mana
hasil pemeriksaan bersama dapat mengijinkan pelaksana komisioning untuk dapat
melaksanakan pekerjaan tahap berikutnya.
18
SPLN K6.006-1: 2016
Semua pihak harus sepakat, mengenai kriteria uji yang diterapkan sehingga dapat
menghindari perbedaan pendapat mengenai hasil uji, hasil kesepakatan dicatat dan
disetujui oleh semua pihak.
Pengujian untuk membuktikan bahwa kegiatan unit tidak menimbulkan dampak lingkungan
dan memenuhi baku mutu sesuai peraturan yang berlaku.
Pengujian meliputi antara lain:
a. Pengujian tingkat kebisingan;
b. Pengujian kualitas air;
c. Pengujian limbah cair (jika ada).
7.6 Pelaporan
Laporan teknik komisioning meliputi hasil kegiatan komisioning dan evaluasi data/hasil
pengamatan atau pengukuran selama pengujian individual, sistem, unit, dan uji unjuk
kerja dengan format laporan pada Lampiran 3.
19
SPLN K6.006-1: 2016
20
SPLN K6.006-1: 2016
System : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Name of equipment :....................
KKS No. : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Technical data :....................
2. Construction Remarks :
3. Statement:
The construction supervision team do hereby certify that construction of the above mentioned
equipment or system has been completed and the commissioning supervision team is allowed be
conducted the relevant tests.
Name : . . . . . . . . . . . . . .. Name : . . . . . . . . . . . . . ..
Signature : . . . . . . . . . . . . . .. Signature : . . . . . . . . . . . . . ..
Date : . . . . . . . . . . . . . . . Date : . . . . . . . . . . . . . .
Acknowledgement
Name : . . . . . . . . . . . . . ..
Signature : . . . . . . . . . . . . . ..
Date : . . . . . . . . . . . . . . .
21
SPLN K6.006-1: 2016
JUDUL
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum
Uraian yang berisikan antara lain mengenai dasar pelaksanaan komisioning,
pemilik instalasi tenaga listrik, lokasi instalasi, dan informasi lain yang bersifat
umum.
Uraian yang berisikan lingkup pekerjaan, peralatan, dan instalasi yang dilakukan
komisioning
Uraian yang berisikan data teknis dan spesifikasi teknik peralatan utama PLTA. Bila
uraian data teknis panjang dapat dimasukan sebagai lampiran
Uraian yang berisikan tempat pelaksanaan, waktu pelaksanaan, pelaksana yang terdiri
dari ; pelaksana pengujian/komisioning, pelaksana supervisi komisioning dan pelaksana
konsultan/pengawas proyek
22
SPLN K6.006-1: 2016
Uraian yang berisikan hasil komisioning terhadap uji individu, uji sistem, uji unit,
perhitungan uji unjuk kerja, temuan-temuan selama periode komisioning, rekomendasi
teknik dan informasi lain yang terkait
Uraian yang berisikan kesimpulan uji individu, uji system, uji unit, perhitungan uji unjuk
kerja, jastifikasi hasil komisioning, rekomendasi dan saran
LAMPIRAN
1. Data teknis dan spesifikasi teknik
2. Diagram garis tunggal (Single Line Diagram)
3. Ikhtisar hasil komisioning
4. Sertifikat dan Rekomendasi teknik yang diterbit lembaga inspeksi teknik yang terkait
5. Dokumen Model Test
23
SPLN K6.006-1: 2016
24
SPLN K6.006-1: 2016
25
SPLN K6.006-1: 2016
26
SPLN K6.006-1: 2016
IEC 61064 ;
ISA 75.25.01 2000
10 Load Ramp and Load Swing SPLN K6.001: 2014
11 Generator Temperature Rise SPLN K6.001: 2014
12 Black Start & Line Charging IEC 60545:1976
Load Rejection (House Load, Full Speed
13
No Load)
14 Automatic Generation Control (AGC)
15 Load Frequency Control (LFC) ASME PTC 20
16 Power System Stabilizer (PSS) ASME PTC 20
Reliability Run (360 hours include 96 SPLN 90 Tahun 1990 (Komisioning
17
hours nominal load) PLTA)
Performance IEC 60041;
Generator Grosss and Net Power Output IEC 60034;
18
Hidaulik Turbine effisiensi IEC 60041;
Auxiliary Power Consumption IEC 62006:2010
Environmental Measurement
KEPMEN LH 48 TAHUN 1996;
Noise Level Measurement
19 SPLN 46-3 1982;
Water quality
PP 82 Tahun 2001
Limbah cair (jika ada)
28
Pengelola Standardisasi: