004-1: 2012
Lampiran Surat Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. xxx.K/DIR/2012
POWER QUALITY
(REGULASI HARMONISA, FLICKER DAN
KETIDAKSEIMBANGAN TEGANGAN)
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN D5.004-1: 2012
Lampiran Surat Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. xxx.K/DIR/2012
POWER QUALITY
(REGULASI HARMONISA, FLICKER DAN
KETIDAKSEIMBANGAN TEGANGAN)
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
POWER QUALITY
(REGULASI HARMONISA, FLICKER DAN
KETIDAKSEIMBANGAN TEGANGAN)
Disusun oleh:
Diterbitkan oleh:
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Sk Dir
Sk Dir
Susunan Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi
Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero): No. 277.K/DIR/2012
Daftar Isi
Daftar Gambar
Gambar 1 Harmonisa Pada Tegangan dan Arus Terukur Pada Instalasi Peleburan
Logam ................................................................................................................. 5
Gambar 2 Pengukuran pada Titik Transaksi Pelanggan ..................................................... 8
Gambar 3 Prosedur Evaluasi Harmonisa Pada Titik Sambung Pelanggan ....................... 11
Gambar 4 Kurva Flicker Pada Fluktuasi Perubahan Tegangan ........................................ 16
Gambar 5 Gelombang RMS Fluktuasi Tegangan (Flicker) ................................................ 16
Gambar 6 Contoh hasil pengukuran Flicker (dalam % Plt) ................................................ 17
ii
SPLN D5.004-1: 2012
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
iii
SPLN D5.004-1: 2012
iv
SPLN D5.004-1: 2012
Prakata
Oleh karena itu, level distorsi harmonisa arus dan tegangan harus dibatasi dan dikendalikan
dengan cara menjaga level emisi harmonisa arus pada peralatan listrik non-linier serta
membatasi penyebaran pengaruh harmonisa ke seluruh sistem tenaga listrik.
Dalam pemenuhan kualitas listrik PLN berkewajiban untuk menjaga kualitas tegangan pada
sistem tenaga listrik yang memenuhi kriteria yang dipersyaratkan pada standar ini. PLN telah
melakukan kajian mengenai kondisi kualitas listrik pada titik sambung pelanggan maupun
pada jaringan PLN.
Untuk menjaga kualitas listrik sesuai yang dipersyaratkan maka diperlukan penerapan standar
Power Quality (Regulasi Harmonisa, Flicker dan Ketidakseimbangan) ini.
v
SPLN D5.004-1: 2012
Power Quality
(Regulasi Harmonisa, Flicker dan Ketidakseimbangan Tegangan)
1 Ruang Lingkup
Standar ini disusun untuk menetapkan batasan maksimum level distorsi harmonisa yang
diperbolehkan di titik sambung pelanggan pada jaringan tegangan rendah (TR), tegangan
menengah (TM) dan tegangan tinggi (TT), termasuk prosedur pengukuran, langkah
evaluasi/penilaian dan mitigasi distorsi harmonisa pada titik sambung pelanggan.
Standar ini juga menetapkan batasan maksimum: ketidakseimbangan tegangan dan fluktuasi
tegangan yang dinyatakan dalam depresi tegangan hubung singkat (DTHS) pada titik
sambung pelanggan, serta Kelip Tegangan (Flicker), termasuk prosedur pengukuran dan
langkah evaluasi/penilaian, serta langkah mitigasi pada titik sambung pelanggan.
2 Tujuan
Sebagai pedoman umum dalam penetapan syarat dan kondisi kelistrikan yang harus dipenuhi
pada perjanjian jual beli tenaga listrik, dalam mengatur nilai batasan distorsi harmonisa, flicker
dan ketidakseimbangan tegangan, melakukan pengukuran pada titik sambung pelanggan dan
melakukan langkah-langkah mitigasinya.
3 Acuan Normatif
1
SPLN D5.004-1: 2012
4.1 Harmonisa
Gelombang sinusoidal tegangan atau arus yang besar frekuensinya merupakan kelipatan
bulat dari frekuensi dasar. Harmonisa timbul disebabkan oleh beban non-linier yang terhubung
pada sistem tenaga listrik.
Batas nilai maksimum harmonisa yang diperbolehkan terjadi pada suatu titik sambung
pelanggan atau titik sambung peralatan pada sistem tenaga listrik.
Deviasi gelombang sinusoidal 50 Hz pada gelombang tegangan atau arus yang disebabkan
oleh komponen harmonisa.
Rasio nilai RMS komponen harmonisa orde tertentu terhadap nilai RMS komponen
fundamental.
Ihd
Rasio penjumlahan nilai RMS seluruh komponen harmonisa hingga orde tertentu terhadap
nilai RMS komponen fundamental.
Rasio penjumlahan nilai RMS seluruh komponen harmonisa tegangan hingga orde tertentu
terhadap nilai RMS komponen tegangan fundamental.
2
SPLN D5.004-1: 2012
x 100%
Rasio penjumlahan nilai RMS seluruh komponen harmonisa arus hingga orde tertentu
terhadap nilai RMS komponen arus fundamental.
Rasio jumlah akar kuadrat nilai RMS komponen harmonisa arus hingga orde tertentu terhadap
nilai RMS arus beban maksimum.
4.9 Hertz
Satuan dari frekuensi yang dinyatakan dalam putaran (cycle) per detik.
4.10 Pelanggan
Suatu individu, badan, perusahaan, atau institusi pemerintah yang mendapatkan pelayanan
sambungan tenaga listrik.
Beban atau peralatan listrik yang menghasilkan arus yang tidak sinusoidal ketika disuplai oleh
tegangan yang sinusoidal.
Instrumen ukur arus bolak balik yang digunakan untuk mengukur besarnya energi listrik
dengan cara penggabungan antara daya dan besaran-besaran listrik lainnya terhadap waktu.
3
SPLN D5.004-1: 2012
4.13 Titik Sambung Pelanggan atau Titik Transaksi (Point of Common Coupling)
Titik terdekat dimana instalasi milik pelanggan disambungkan kepada terminal dan meter
transaksi milik utilitas atau PLN.
Besar rasio antara daya aktif (kW) dan daya total (kVA).
Dimana P1: daya aktif fundamental, dan S1: daya semu fundamental
Faktor yang memperhitungkan kontribusi distorsi harmonisa dari sebuah tipe peralatan.
Peralatan berupa rangkaian listrik yang terdiri dari induktor dan kapasitor yang secara khusus
disetel untuk mengeliminasi harmonisa arus tertentu.
Impresi ketidak-stabilan pada sensasi visual yang terlihat melalui cahaya lampu dan timbul
karena variasi perubahan tegangan dengan amplitudo di bawah 10% dari nilai nominal
tegangan sistem.
Perbandingan antara MVA hubung singkat tanur terhadap MVA hubung singkat titik sambung
bersama.
4
SPLN D5.004-1: 2012
Rasio dari komponen tegangan urutan negatif atau nol dengan komponen tegangan urutan
positif. Ketidakseimbangan tegangan dihitung dengan perbandingan antara tegangan urutan
negatif ( ) terhadap tegangan urutan positif ( ) yang diukur pada titik sambung pelanggan.
5 Regulasi Harmonisa
Harmonisa timbul akibat adanya beban non-linier yang tersambung pada sistem tenaga listrik.
Beban non-linier seperti komputer, programmable logic control (PLC), variable speed drive
(VSD), pulse width modulation (PWM), peralatan tanur induksi (induction furnace), tanur busur
listrik (arc furnace), konverter, ballast elektronik untuk lampu neon, las listrik, dll menimbulkan
arus harmonisa pada jaringan distribusi listrik yang menyebabkan distorsi harmonisa tegangan
pada jaringan tenaga listrik. Distorsi harmonisa ini mengakibatkan terganggunya operasi
peralatan antara lain: komputer, transformator, motor-motor, kabel listrik, peralatan kontrol
elektronik yang terhubung pada jaringan yang sama.
Harmonisa arus dapat menyebabkan penurunan faktor daya (PF - true power factor) meski
faktor daya fundamental-nya (cos phi) tetap baik. Pada perhitungan faktor daya, akan lebih
tepat menggunakan rumusan PF (true power factor) karena sudah mengakomodir pengaruh
harmonisa.
Karena itu level harmonisa arus di titik sambung pelanggan harus dijaga agar tidak melebihi
batasan tertentu sehingga level harmonisa tegangan diseluruh sistem tenaga listrik masih
memenuhi persyaratan.
Gambar 1 Harmonisa Pada Tegangan dan Arus Terukur Pada Instalasi Peleburan Logam
5
SPLN D5.004-1: 2012
PLN berkewajiban untuk menjaga kualitas tegangan pada sistem tenaga listrik dalam batas
seperti tercantum pada tabel 1 dan kondisi pelanggan dapat memenuhi batasan distorsi
harmonisa arus seperti tercantum pada tabel 2.
Batasan distorsi harmonisa tegangan untuk tingkat tegangan sistem yang berbeda ditunjukkan
pada tabel 1 dibawah ini.
Distorsi Harmonisa
Tegangan Pada Titik Distorsi Harmonisa
Tegangan Total THDVn
Sambung (Vn) Tegangan Individu (%)
(%)
Vn 66 kV 3.0 5.0
66 kV < Vn 150 kV 1.5 2.5
Vn > 150 kV 1.0 1.5
CATATAN: Tabel diatas berlaku untuk tegangan sesuai SPLN No. 1 Tahun 1995, Tegangan-Tegangan
Standar
Distorsi Harmonisa Tegangan Total atau THDVn dihitung berdasarkan rumusan sebagai
berikut:
Pelanggan harus menjaga distorsi harmonisa arus pada titik sambung pelanggan di bawah
batas yang ditentukan dalam Tabel 2 sesuai pedoman IEEE Standard 519-1992
Recommended Practices and Requirements for Harmonic Control in Electrical Power
Systems.
6
SPLN D5.004-1: 2012
Vn 66kV
Distorsi Harmonisa Arus Maksimum dalam Persen IL
Ihs/IL Orde Harmonisa Individu h Harmonisa Ganjil Total
Demand
h < 11 11h<17 17h<23 23h<35 35h Distortion
< 20 4.0% 2.0% 1.5% 0.6% 0.3% 5.0%
20 50 7.0% 3.5% 2.5% 1.0% 0.5% 8.0%
50 100 10.0% 4.5% 4.0% 1.5% 0.7% 12.0%
100 1000 12.0% 5.5% 5.0% 2.0% 1.0% 15.0%
>1000 15.0% 7.0% 6.0% 2.5% 1.4% 20.0%
66 kV Vn 150 kV
CATATAN 1: Tegangan yang termasuk pada tabel diatas merujuk pada SPLN No. 1 Tahun 1995,
Tegangan-Tegangan Standar.
CATATAN 2: hal-hal yang menjadi perhatian antara lain,
1. Harmonisa genap dibatasi 25% dari Harmonisa ganjil diatasnya;
2. Distorsi arus searah (Direct Current DC) tidak diperbolehkan;
3. Aplikasi semua peralatan pembangkit listrik dibatasi oleh nilai-nilai distorsi arus diatas terlepas dari
rasio hubung singkat ISC / IL;
4. Isc adalah Arus hubung singkat maksimum di titik sambung pelanggan;
5. IL adalah Arus beban maksimum (dihitung berdasarkan daya kontrak);
6. TDD adalah Total Demand Distortion, distorsi harmonisa arus (%) dari arus beban maksimum
(diukur selama 15 menit).
7
SPLN D5.004-1: 2012
Nilai arus hubung singkat (Isc) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Dimana kVATF adalah daya terpasang kVA, Zpu per unit impedansi trafo pada daya terpasang
dan kV adalah tegangan nominal.
Batasan nilai harmonisa sebagaimana pada tabel 1 dan tabel 2 diatas ditujukan untuk evaluasi
level distorsi harmonisa pada titik sambung pelanggan (titik transaksi pelanggan).
Pengukuran Harmonisa pada titik sambung pelanggan tersebut dapat dilihat pada gambar 1.
Pengukuran Harmonisa Tegangan dan Arus dilakukan sesuai IEC 61000-4-7 Harmonics dan
Inter-Harmonics Measurement.
Pada sistem tegangan rendah pengukuran harmonisa tegangan dilakukan secara langsung.
Pada tegangan yang lebih tinggi, yaitu pada tegangan menengah (medium voltage MV) atau
tegangan tinggi (high voltage HV) pengukuran harmonisa dilakukan secara tidak langsung
dengan menggunakan trafo tegangan (PT).
Pada pelaksanaan pengukuran harmonisa tegangan ini diperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
8
SPLN D5.004-1: 2012
Pada pelaksanaan pengukuran Harmonisa arus ini perlu diperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Besaran pengukuran harmonisa arus adalah: distorsi harmonisa arus Individu (IHDi)
dan distorsi harmonisa arus demand total (Total Demand Distortion TDD);
2. Pengukuran dilakukan dengan mengukur besaran ampere absolut untuk arus
fundamental dan besaran setiap komponen harmonisa arus;
3. Pada pengukuran ini perlu diperhatikan juga tentang karakteristik trafo arus (CT).
Karakteristik respons frekuensi dari trafo arus harus dievaluasi untuk setiap
pengukuran yang dilakukan. Peralatan trafo arus (CT) yang digunakan memiliki
atenuasi kurang dari 3dB dengan bandwidth sampai dengan 3150 Hz. Kelas trafo
arus (CT) yang digunakan mengacu pada SPLN No. D3.014-1 Tahun 2009.
1. Dilaksanakan selama periode minimum 7 (tujuh) hari pada kondisi instalasi beban
listrik beroperasi dengan beban dan siklus normal;
2. Minimum 95% dari data pengukuran harus memenuhi batasan yang dipersyaratkan
pada tabel 1 dan tabel 2 diatas.
Peralatan pengukuran harmonisa digunakan untuk mengukur besar harmonisa individu dan
distorsi harmonisa total (total harmonic distortion) sampai orde harmonisa ke 63.
Pengukuran harmonisa dilakukan dengan menggunakan meter energi transaksi yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
9
SPLN D5.004-1: 2012
Dalam hal tertentu dan atas kesepakatan antara pihak PLN dan pihak Pelanggan, untuk
pengukuran harmonisa dapat juga menggunakan jenis peralatan sebagai berikut:
Kedua jenis peralatan pengukuran harmonisa diatas juga wajib memiliki kemampuan
pengukuran harmonisa sesuai butir 6.3.1 ayat 2 diatas.
10
SPLN D5.004-1: 2012
Persyaratan evaluasi dari dua tahapan tersebut dijelaskan secara rinci seperti di bawah ini.
Pada tahap 1 ini, harmonisa dari pelanggan dengan jumlah beban penghasil harmonisa yang
kecil dapat langsung diterima tanpa harus dilakukan evaluasi secara rinci mengenai
karakteristik beban pembangkit harmonik.
Untuk penilaian tahap 1 ini dilakukan dengan menghitung jumlah beban yang menyebabkan
harmonisa (weighted disturbing load) yang disebut SDW (jumlah beban yang menyebabkan
harmonisa dalam fasilitas pelanggan).
11
SPLN D5.004-1: 2012
Dimana :
SDi adalah Daya individu dari beban yang menyebabkan harmonisa
Wi adalah faktor dari beban yang menyebabkan harmonisa
Kelulusan dari prosedur evaluasi tahap 1 adalah dengan membandingkan antara besar beban
yang menyebabkan harmonisa dan besar daya kapasitas hubung singkat di titik sambung
pelanggan dengan nilai sebagai berikut:
Langkah penilaian (assesment) Harmonisa dengan melakukan prosedur tahap 1 ini secara
prinsip dapat dilakukan untuk pelanggan listrik eksisting dan untuk pelanggan baru (calon
pelanggan).
Tabel 3 Nilai faktor bobot untuk beberapa tipe beban penghasil Harmonisa
Pada beban
parsial terjadi
Semi Konverter harmonisa 2.5
ke-2, ke-3
dan ke-4
Konverter 6-pulsa,
Capasitive Smoothing, 80 % 2.0
Tanpa induktansi seri
Konverter 6-pulsa,
Capasitive Smoothing,
40 % 1.0
Dengan induktansi seri
> 3% atau DC drive
Konverter 6-pulsa,
dengan kapasitas
28 % 0.8
induktor besar untuk
Current Smoothing
12
SPLN D5.004-1: 2012
Bervariasi
Voltage Regulator (AC) tergantung 0.7
sudut firing
Evaluasi tahap 2 dilakukan apabila kondisi evaluasi tahap 1 tidak terpenuhi. Untuk pelanggan
eksisting, pelaksanaan evaluasi/assesment tahap 2 dilakukan dengan melakukan pengukuran
harmonisa individu untuk tegangan dan arus, distorsi harmonisa demand total (TDD) dan
distorsi harmonisa tegangan total (THDV) pada titik sambung pelanggan. Hasil pengukuran
tersebut kemudian dibandingkan dengan batasan harmonisa tegangan dan arus yang
tercantum pada tabel 1 dan tabel 2 diatas.
Apabila hasil pengukuran Harmonisa tidak memenuhi batasan harmonisa maka pelanggan
wajib memasang peralatan kompensator harmonisa untuk mengurangi distorsi harmonisa
sampai dibawah batasan yang dipersyaratkan.
Untuk pelanggan baru (calon pelanggan), analisa kesesuaian batasan harmonisa dilakukan
dengan menggunakan perhitungan atau simulasi yang dapat mengevaluasi sesuai Standar
IEEE 519 - 1992. Hasil keluaran yang diperlukan dari simulasi tersebut adalah nilai IHDV, IHDI,
THDV, dan TDD dimana hasil keluaran tersebut dibandingkan kesesuaiannya dengan batasan
sesuai tabel 1 dan tabel 2.
Apabila hasil simulasi tidak memenuhi batasan harmonisa maka calon pelanggan listrik wajib
menyiapkan langkah-langkah untuk perbaikan distorsi harmonisa sehingga mencapai batasan
harmonisa yang diperbolehkan.
Bila level harmonisa pada titik sambung pelanggan melebihi batasan harmonisa sesuai tabel 1
dan tabel 2, maka pelanggan wajib melakukan langkah-langkah mitigasi level harmonisa
sehingga dapat memenuhi ketentuan batasan tersebut dalam semua kondisi pembebanan.
Pelanggan harus bertanggung jawab untuk menjaga level harmonisa arus di bawah batas
yang ditentukan dalam tabel 2 pada titik sambung atau titik transaksi.
13
SPLN D5.004-1: 2012
PLN atau pihak Utilitas berkewajiban untuk menjaga kualitas tegangan pada sistem tenaga
listrik yang memenuhi level standar yang dipersyaratkan selama emisi distorsi harmonisa arus
di titik sambung pelanggan memenuhi batasan yang dipersyaratkan.
Mitigasi harmonisa arus pada suatu sistem tenaga listrik pelanggan dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
Drop tegangan akibat beban industri yang berfluktuasi biasa disebut kelip tegangan atau
flicker. Drop tegangan di atas dinyatakan dengan Depresi Tegangan Hubung Singkat (DTHS)
dengan batasan seperti tercantum pada tabel 4 dibawah ini:
14
SPLN D5.004-1: 2012
150kV 2.5
66 kV 2.75
20kV 3.0
DTHS untuk sebuah tanur busur (arc furnace) dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
Dimana :
Sf = MVA hubung singkat tanur busur = (MVA tanur busur/Xf)
Xf = Reaktansi tanur busur dalam keadaan operasi beban maksimum, dihitung dari titik
sambung.
Sj = MVA hubung singkat jaringan pada titik sambung pada kondisi pembangkitan
minimum.
Drop tegangan pada sistem tenaga listrik dapat terjadi akibat beban industri yang dapat
menimbulkan fluktuasi tegangan, di antaranya adalah tanur busur listrik (arc furnace), beban
peleburan logam (smelter), las listrik (arc welders) dan beban sejenis lainnya.
Flicker adalah Impresi ketidak-stabilan pada sensasi visual yang diakibatkan oleh stimulasi
cahaya yang luminensinya atau distribusi spektrumnya berubah terhadap waktu akibat
fluktuasi tegangan oleh beban peralatan listrik seperti tanur busur listrik (arc furnace),
pengasutan motor dan siklus on/off dari beban listrik besar.
Terkait dengan kriteria kualitas tegangan, Flicker dapat diukur dengan menggunakan level Pst
(short term: besaran diukur setiap 10 menit) dan Plt (long term besaran diukur setiap 2
jam).
15
SPLN D5.004-1: 2012
Contoh bentuk gelombang flicker dapat terlihat seperti pada gambar 5 dibawah ini:
16
SPLN D5.004-1: 2012
Tabel 5 Level Kompatibilitas untuk Flicker pada Sistem TR dan Level Tahap Perencanaan untuk
Flicker pada Sistem TM dan TT
Level
Level Tahap Perencanaan
Kompatibilitas
TR TM TT
Keterangan:
Pst = Pengukuran persepsi waktu singkat dari flicker untuk interval 10 menit
Plt = Pengukuran persepsi waktu panjang dari flicker untuk interval 2 jam
Batasan Flicker seperti tabel 5 diatas harus memenuhi dalam 95% rentang waktu pengukuran.
Periode pengukuran flicker tersebut dilakukan selama 1 (satu) minggu.
Sebagai contoh misalnya penyedia listrik menjamin Plt = 0,7%, maka hasil pengukuran variasi
tegangan setiap 10 menit selama seminggu, 95% nya harus masuk dalam range.
Contoh hasil pengukuran secara umum diperlihatkan pada gambar 6. Terlihat bahwa antara
tanggal 30/06/2010 pk 16.00 sampai tanggal 1/07/2010 pk 14.00 terjadi Plt > 2,5% serta
antara tanggal 1/07/2010 pk 16.00 sampai tanggal 2/7/2010 pk 12.00 terjadi Plt > 3,1%.
17
SPLN D5.004-1: 2012
1. Memisahkan trafo tenaga instalasi yang menjadi sumber fluktuasi terhadap pelanggan-
pelanggan lain;
2. Memasang kompensator.
CATATAN: Untuk penilaian terhadap batasan Flicker dilaksanakan menurut standar IEC 61000-3-7.
Ketidakseimbangan tegangan disebabkan oleh beban antar fasa yang tidak seimbang. Baik
akibat perbedaan beban antar fasa atau sifat beban dalam satu proses produksi yang
membebani setiap fasa pada waktu yang berbeda. Ketidakseimbangan tegangan
menyebabkan timbulnya tegangan urutan negatif dan tegangan urutan nol.
Dimana:
KT = Ketidakseimbangan Tegangan
= Tegangan Urutan Negatif
= Tegangan Urutan Positif
18
SPLN D5.004-1: 2012
Trafo
Penghantar
Contoh Perhitungan:
DenganMVABase10MVAdanBaseTegangan70kV
19
SPLN D5.004-1: 2012
2
Zpu=0.04x10/(20)
Penghantar
=0,001pu
Z=0,015459+0,014+
Impedansi total Z = Z sumber + Ztrafo + Z penghantar
0,001=0,030459pu
MVAsc pada titik MVAsc = 10 / 0,030459
sambung pelayanan
= 328,30039MVA
[3]
Arus Hubung Singkat
pada titik sambung (70x ) = 2,70777 kA
pelayanan
20
SPLN D5.004-1: 2012
CONTOH I: Calon pelanggan terhubung pada GI ABC sisi 70 kV, Data arus hubung singkat 3
fasa pada GI ABC: 5,337 kA dan daya hubung singkat 651 MVA. dengan beban pada tabel:
Komponen (MVA)
DC Motor digerakkan
10 1 10
oleh DC Drive
Mesin Induksi
digerakkan dengan 3 2 6
inverter
Instalasi penerangan
dengan lampu 0,1 0,5 0,05
fluoresen
Komputer Ruang
Kendali dan 0,1 2,5 0,25
Perkantoran
Sistem Pendingin
dengan penggerak 0,5 2 1
Inverter
17, 3
17,3 / 651
= 0,026575
= 2,6575 %
CONTOH II: Calon pelanggan stasiun konverter KRL terhubung pada GI ABC sisi 20 kV
melalui Trafo. Data arus hubung singkat 3 fasa pada titik sambung pelanggan 2,69 KA dan
MVAsc sebesar 329 MVA dengan beban pada tabel:
(MVA)
Konverter penyearah 6
Pulsa dengan induktor 2 0,8 1,6
perata arus
Konverter penyearah
2 0,5 1
12 pulsa
21
SPLN D5.004-1: 2012
Instalasi penerangan
dengan lampu 0,05 0,5 0,025
fluoresen
Komputer Ruang
Kendali dan 0,02 2,5 0,5
Perkantoran
Sistem Pendingin
dengan penggerak 0,02 2 0,04
Inverter
3,165
CONTOH III: Calon pelanggan gedung perkantoran hubung pada GI ABC sisi 20 kV melalui
Trafo, Data arus hubung singkat 3 fasa pada titik sambung pelanggan 2,69 KA dan MVAsc
sebesar 329 MVA dengan beban pada tabel:
(MVA)
Sistem Pendingin
dengan penggerak 0,05 2 0,1
Inverter
Instalasi penerangan
dengan lampu 0,01 0,5 0,005
fluorescent
Komputer Ruang
0,02 2,5 0,05
Perkantoran
Lift dengan motor
0,02 2 0,04
penggerak inverter
0,195
0,195 / 329
= 0,00059
= 0,0593 %
22
SPLN D5.004-1: 2012
Data Pelanggan tanur: Kapasitas Trafo 15 MVA, Impedansi 10% dengan tahanan arc tanur:
0,05 . 20 kV/0,38 kV. Terhubung pada gardu induk (GI) dengan daya hubung singkat pada
titik sambung pelanggan 328 MVA.
MVAsc = 15 /3,483
Impedansi total Z = Ztrafo + Z tanur
= 4,307 MVA
DTHS = 4,307 / 328
DTHS
= 0,013 = 1,3 %
DTHS untuk pelanggan tersebut sebesar 1,3% hingga masih memenuhi syarat DTHS untuk
pelanggan di titik 20 kV sebesar 3 %.
23
PPeennggeelloollaa SSttaannddaarrddiissaassii ::
PPTT PPLLN N ((PPeerrsseerroo)) PPuussaatt PPeenneelliittiiaann ddaann PPeennggeem mbbaannggaann KKeetteennaaggaalliissttrriikkaann
JJll.. D
Duurreennttiiggaa,, JJaakkaarrttaa 1122776600,, TTeellpp.. 002211--77997733777744,, FFaaxx.. 002211--77999911776622,,
www ww w..ppllnn--lliittbbaanngg..ccoo..iidd
Pengelola Standardisasi :
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id
PPeennggeelloollaa SSttaannddaarrddiissaassii ::
PPTT PPLLN N (Persero) Pusat PPeenneelliittiiaann ddaann PPeennggeem
( P e rs e ro ) P u s a t mbbaannggaann KKeetteennaaggaalliissttrriikkaann
JJll.. D
Duurreennttiiggaa,, JJaakkaarrttaa 1122776600,, TTeellpp.. 002211--77997733777744,, FFaaxx.. 002211--77999911776622,,
www ww w..ppllnn--lliittbbaanngg..ccoo..iidd