003-1: 2007
Lampiran Surat Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO)
JALAN TRUNOJOYO BLOK M-I/135 KEBAYORAN BARU
Disusun oleh:
Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jalan Trunojoyo Blok M-I /135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
Susunan Kelompok Bidang Transmisi
Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero): No. 332. K/DIR/2008
Daftar Isi
i
SPLN T3.003 -1: 2007
Prakata
Peralatan Switchyard pada Gardu Induk Tanpa Operator 150kV Konvensional merupakan
SPLN baru dan sebagai lanjutan Standarisasi Pedoman Desain GI Bagian: A.
Pemilihan Peralatan Switchyard ini difokuskan pada peralatan primer Gardu Induk Tanpa
Operator (GITO) 150kV konvensional yang terdiri dari Transformator, Pemutus Tenaga, hal
ini selaras dengan perkembangan teknologi dan kebijakan PT PLN (Persero) bahwa
pembangunan Gardu Induk baru harus GITO.
Standar Peralatan Switchyard ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman dalam memilih
dan menentukan Peralatan Switchyard pasangan luar untuk GITO maupun GI dengan
kontrol manual di lingkungan PT PLN (Persero).
ii
Desain Gardu Induk 150 kV Konvensional
Bagian: B, ”Peralatan Switchyard”
PERALATAN PRIMER GITO 150 KV KONVENSIONAL
1 Ruang Lingkup
Peralatan Switchyard yang dibahas dalam pedoman ini adalah peralatan primer
pasangan luar yang terdiri dari : Transformator tenaga, PMT, PMS, Trafo Arus, Trafo
Tegangan, Lightning Arrester, dan Marshalling Kiosk, pada Gardu Induk Tanpa
Operator (GITO) 150 kV dengan sistem otomasi pasangan dalam.
Pedoman ini berlaku juga untuk GI dengan kontrol manual, tetapi tidak membahas
sistem proteksi dan kontrol, Sistem pemadam api otomatis dan SOP untuk GITO.
2 Tujuan
Sebagai pedoman bagi unit PT. PLN (Persero) untuk menentukan peralatan primer
Switchyard yang mudah diganti dengan peralatan sejenis, inter-operability dengan
sistem otomasi terpasang, tidak over design dan harus mempertimbangkan kebutuhan
pengembangan instalasi sampai dengan 10 tahun kedepan.
3 Acuan Normatif
- SPLN 67-1A : 1986 Kondisi spesifik Indonesia. Bagian Satu : A. Kondisi Alam.
- SPLN 67-1B : 1986 Kondisi spesifik Indonesia. Bagian Satu : B. Desain dan
Operasi Sistem.
- IEC 60044-1 Edition 1.2 (2003 – 02) Instrument transformers - Part 1 : Current
Transformers
- IEC 60099-5 Edition 1.1 (2000 - 03) Surge Arresters - Part 5 : Selection and
application recomendations.
Gardu Induk 150kV adalah suatu sistem perangkat hubung bagi Tegangan
Tinggi 150 kV yang berfungsi untuk menyalurkan dan mengendalikan daya
listrik dengan menggunakan peralatan antara lain : Bus-bar, Transformator
Tenaga, PMT, PMS, CT, PT , LA dan sarana pendukung lainnya termasuk
perangkat hubung bagi 20kV.
2
4.2. Gardu Induk 150 kV Tanpa Operator Konvensional
Yang dimaksud Gardu Induk 150 kV Tanpa Operator Konvensional dalam hal
ini adalah Gardu Induk 150 kV dengan konstruksi peralatan pasangan
luar/out-door (Air Insulated Switchgear) yang menggunakan kontrol otomat
Tanpa Operator dan bukan GIS (Gas Insulated Switchgear).
4.3. Switchyard
4.4. Busbar
Busbar atau rel adalah Penghantar yang berfungsi sebagai titik hubung
bersama antar bay di Gardu Induk 150 kV.
4.5. Cross-bar
Pemutus tenaga atau Circuit Breaker adalah peralatan listrik yang berfungsi
memutus dan menyambung arus listrik dalam keadaan berbeban maupun
gangguan.
Trafo arus adalah peralatan listrik yang berfungsi merubah arus besar disisi
primer menjadi arus kecil disisi sekunder untuk keperluan pengukuran
maupun proteksi.
SPLN T3.003 -1: 2007
Lightning Arrester atau Surge Arrester adalah peralatan listrik yang berfungsi
memotong tegangan surja petir maupun surja hubung.
Marshalling Kiosk adalah panel terminal kabel kontrol yang berfungsi sebagai
terminal penghubung kabel kontrol peralatan Gardu Induk 150 kV dari
Switchyard ke Gedung Kontrol.
Isolator adalah peralatan yang dapat menahan tegangan dengan bumi, yang
dapat dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu :
1. Disc Insulator (isolator piring)
2. Post Insulator (isolator tumpu)
3. Bushing Insulator (isolator bushing)
4.16. Selungkup
Selungkup (enclosure) adalah pelindung peralatan bantu listrik dan mekanik
dari hubungan langsung dengan lingkungan luar, yaitu : hujan, panas, debu,
binatang dan lain-lain.
4.17. Serandang
4
4.18. Pembumian
5 Kriteria Pemilihan
Kriteria pemilihan peralatan Switchyard secara umum harus memenuhi :
a. Tegangan pengenal peralatan sisi tegangan tinggi Un = 150 kV, dengan tegangan
sistem tertinggi untuk peralatan sebesar 170 kV.
c. Hasil studi analisa aliran daya dan analisa hubung singkat. Direkomendasikan Rated
Symmetrical Short Circuit Current di sisi 150 kV sebesar 40 kA per 1 detik dan di
incoming 20 kV sebesar 25 kA per 1 detik. (Dalam hal hasil studi analisa hubung
singkat diatas 40 kA atau kondisi khusus dapat dipilih peralatan yang mempunyai
kemampuan hubung singkat yang sesuai)
Kondisi Iklim
1. Khatulistiwa
Ekstrim : 20-400C
Normal : 25-350C
g. Instalasi yang dipasang harus tahan terhadap magnitude gempa tertinggi yang
pernah terukur di tempat berdasarkan data yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang.
h. Tinggi instalasi dari permukaan air laut kurang dari 1000 meter. Untuk Instalasi yang
ketinggian lokasinya dari permukaan air laut lebih tinggi dari 1000 meter, maka jarak
bebas (clearance distance) harus dikoreksi sesuai standard IEC.
i. Peralatan yang dipasang harus disesuaikan dengan jenis korosi setempat (korosi
asam kimiawi , korosi asam-sulfur, korosi uap garam dan lain-lain)
j. Jenis isolator (insulator) yang dipilih adalah keramik. Untuk kondisi tertentu dapat
menggunakan jenis composite. Untuk kedua jenis isolator tersebut harus sudah lulus
dan memiliki sertifikat uji jenis (type test) dan harus dilakukan uji contoh (sample test)
saat serah terima.
k. Insulator fittings (insulator string set) disyaratkan telah menjalani uji jenis dan lulus,
selain itu harus dilakukan untuk uji contoh saat serah terima.
l. Sistem keamanan dilengkapi dengan Close Circuit Television (CCTV) yang mempunyai
kualitas baik dan cocok dengan persyaratan untuk lingkungan tropis indonesia dan
tahan terhadap interferensi magnetis maupun interferensi switching tegangan tinggi
yang mungkin dapat mempengaruhi operasi peralatan tersebut.
- mempunyai unjuk kerja operasi yang baik dan harus mempunyai pengalaman
telah sukses beroperasi di negara tropis sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun
yang harus dibuktikan dengan keterangan end user sebagai jaminan kualitas.
6
n. Selungkup pasangan luar
- Bahan pelat terbuat dari Besi atau Stainless steel atau aluminium.
Besi dilapisi dengan Hot dip galvanised 0,61 kg/m2 sesuai ASTM
setara dengan ketebalan 100 mikro meter.
Besi dilapisi dengan cat dasar dan powder coating dengan ketebalan
100 mikron warna akhir light grey
- Lay-out dan space lahan untuk kebutuhan pengembangan instalasi masa yang
akan datang
5.1. Serandang
Busbar dan Cross-bar dipilih penghantar pilin AAAC (all alluminium alloy
conductor), TAL (Thermal Aluminium) dan HAL (Hard Aluminium).
5.3.1 Kapasitas trafo tenaga 150/20 kV: 10, 20, 30, 60 dan 100 MVA.
5.3.2 Sistem pendingin yang diterapkan adalah ONAN dan atau ONAF.
5.3.3 Bushing Trafo sisi 150 kV harus dilengkapi dengan fasilitas pengukuran
tangen delta dan indikator level minyak.
5.3.10 Untuk Trafo dengan kapasitas >= 30 MVA, dilengkapi dengan sensor
panas dan tekanan untuk mencegah terjadinya ledakan dan
kebakaran (Fire Blast Prevention).
5.4.1 Media isolasi dan pemadaman busur api dipilih gas Sulfur Hexa Floride
(SF6)
8
a. Bay penghantar SUTT dipilih PMT dengan penggerak 1 pole
operation. Hal ini dimaksudkan agar PMT tersebut dapat
dioperasikan untuk keperluan Single Pole Auto Reclose (SPAR)
5.4.5 Penempatan tripping coil dan closing coil didisain sedemikian rupa
sehingga mudah dipelihara.
5.4.7 PMT Seksi Busbar atau PMT Kopel harus mempunyai arus pengenal
minimal sama dengan arus pengenal Busbar, sedangkan PMT Bay
harus mempunyai arus pengenal minimal sama dengan arus pengenal
Bay.
5.4.9 Dilengkapi dengan sinyal catu daya hilang, MCB AC trip, MCB DC trip,
Local/Remote, pole discrepancy tripping dan kontak bantu (minimal 3
NO dan 3 NC). Khusus PMT Single Pole, jumlah kontak bantu di atas
berlaku untuk masing masing Pole.
5.5.3 Khusus untuk PMS Line dilengkapi dengan PMS tanah dan disyaratkan
menggunakan Interlock listrik dan mekanis. (Penggerak PMS tanah
adalah manual/tidak motorized)
5.5.4 PMS Seksi Busbar atau PMS Kopel harus mempunyai arus pengenal
minimal sama dengan arus pengenal Busbar sedangkan PMS Bay
SPLN T3.003 -1: 2007
5.5.5 Semua sinyal status disediakan pada terminal terpisah untuk informasi
Local Control dan SCADA, sekurang - kurangnya motor beban lebih,
motor over run, catu daya hilang, MCB trip, Local/Remote,
Electric/Manual, dan kontak bantu (minimal 3 NO dan 3 NC).
5.6.2 CT untuk SUTT/SKTT 150 kV, minimal jumlah belitan sekunder (core)
3 (tiga). Core 1 untuk pengaman utama, core 2 untuk pengaman
cadangan dan pengukuran sedangkan 1 core lainnya untuk pengaman
busbar (low impedance). Khusus yang menggunakan pengaman
busbar high impedance minimal jumlah belitan sekunder (core) 4
(empat). Core 1 untuk pengaman utama, core 2 untuk pengaman
cadangan dan pengukuran sedangkan 2 core lainnya untuk pengaman
busbar.
5.6.4 CT untuk transformator tenaga sisi 150 kV, minimal jumlah belitan
sekunder (core) 4 (empat). Core 1 untuk pengaman utama, core 2
untuk pengaman cadangan dan pengukuran sedangkan 2 core lainnya
untuk pengaman busbar.
10
5.6.7 CT fasa transformator tenaga sisi 150 kV menggunakan single core
dengan multi rasio, untuk transformator tenaga 10, 20, 30, 60,100
MVA, dengan arus pengenal primer 50-100-150-300-400 A dan arus
pengenal sekunder 5 A atau 1 A.
5.6.9 Untuk CT netral Transformator tenaga sisi 20 kV, minimal dua belitan
sekunder (kesatu untuk pengaman Stand by Earth Fault, kedua untuk
pengaman Restricted Earth Fault). Khusus untuk REF, arus pengenal
primer dan sekunder sama dengan CT fasa.
5.7.2 CVT Untuk Busbar 150 kV menggunakan single core dengan rasio
(150000/√3)/(100V/√3) kelas 0,2.
5.7.3 CVT Line 150 kV menggunakan primer single core dengan sekunder
dua core, rasio (150000/√3)/(100V/√3)-(100V/√3) kelas 3P dan 0,5.
5.7.4 CVT line 150 kV yang mensuplai Konsumen Tegangan Tinggi (KTT),
menggunakan dua core dengan kelas 3P dan 0,2.
5.7.6 Pilihan Konfigurasi CVT Busbar yaitu : 3 fasa dengan 3 CVT, atau 3
fasa dengan 1 CVT, atau tanpa CVT dengan membuat replika CVT
busbar dari CVT Line.
5.9.4. Kotak kontak untuk catu daya bantu AC 1 fasa 3 kawat 220V
30A, khusus bay Trafo ditambah kotak kontak AC 3 fasa 4
kawat 400V 50A (Sesuai standard IEC 60309).
12
5.9.8. Seluruh peralatan, dan terminal blok di beri papan nama yang
digravir dengan tulisan seragam dan tahan cuaca. Nomer
terminal di beri tanda nama yang hot print (cetak panas)
dengan tulisan seragam dan tahan cuaca. Seluruh pengawatan
di beri tanda dengan tulisan seragam dan tahan cuaca.
5.9.9. Dimensi panjang 80 cm, lebar 40 cm, tinggi 100 cm dan pintu
di kedua sisi dilengkapi dengan door stopper dan kawat
penyama tegangan (grounding).
5.11. Pembumian
5.11.2. Untuk peralatan LA, CVT, dan titik netral trafo masing-masing
pembumiannya dengan nilai resistans maksimum 1 Ω diukur
secara individu dan terpisah secara metalik (galvanically
sealed) dari jaring pembumian.
Pengelola Standardisasi:
14