S3.001
.001-1: 2008
2008
Lampiran Surat Keputusan Direksi
Master Station :
Spesifikasi Teknis Fungsi SCADA
PT PLN (PERSERO)
JALAN TRUNOJOYO BLOK M-I/135 KEBAYORAN BARU
Disusun oleh:
Kelompok Kerja
Master Station: Spesifikasi Teknis Fungsi SCADA
dengan Surat Keputusan General Manager
PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
No.005.K/LITBANG/2006
Diterbitkan oleh:
PT PLN (PERSERO)
Jalan Trunojoyo Blok M-I /135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
SPLN S3.001-1: 2008
i
SPLN S3.001-1: 2008
ii
SPLN S3.001-1: 2008
DAFTAR ISI
2. Tujuan .................................................................................................................................1
3. Acuan normatif...................................................................................................................1
iii
SPLN S3.001-1: 2008
5. Persyaratan umum............................................................................................................ 4
5.1 Kapasitas master station..................................................................................................... 4
5.2 Kinerja master station ......................................................................................................... 4
5.3 Response time SCADA....................................................................................................... 6
5.4 Prioritas Informasi SCADA.................................................................................................. 6
5.5 Operating system ................................................................................................................ 6
5.6 Akuisisi frekuensi ................................................................................................................ 6
5.7 Sinkronisasi waktu .............................................................................................................. 6
5.8 Simbol dan warna ............................................................................................................... 7
iv
SPLN S3.001-1: 2008
v
SPLN S3.001-1: 2008
vi
SPLN S3.001-1: 2008
DAFTAR TABEL
vii
SPLN S3.001-1: 2008
Prakata
Standar SCADA ini merupakan uraian lebih lanjut dari SPLN S3.001 tentang Peralatan
SCADA Sistem Tenaga Listrik.
Standar ini mencakup definisi, spesifikasi teknis perangkat keras, dan spesifikasi teknis
perangkat lunak yang digunakan dalam master station fungsi SCADA, Energy
Management System (EMS), Distribution Management System (DMS), dan Dispatcher
Training Simulator (DTS).
Standar ini dapat menjadi acuan dalam setiap perencanaan, pembangunan, operasi dan
pemeliharaan sistem SCADA di PT PLN (Persero) secara nasional.
viii
SPLN S3.001-1: 2008
1. Ruang lingkup
Standar ini dimaksudkan untuk menetapkan standar spesifikasi teknis master station
fungsi SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) di setiap unit PLN.
Standar ini, berlaku untuk sistem SCADA:
a. National Control Center, disingkat NCC;
b. Inter Regional Control Center, disingkat IRCC;
c. Regional Control Center, disingkat RCC;
d. Inter Distribution Control Center, disingkat IDCC;
e. Distribution Control Center, disingkat DCC.
2. Tujuan
Standar ini ditujukan untuk memberikan pedoman yang terarah dan seragam dalam
penerapan standar spesifikasi teknis master station fungsi SCADA yang mengutamakan
mutu, keandalan dan ekonomi. Standar ini merupakan acuan dalam pembangunan sistem
SCADA baru, pengembangan sistem SCADA yang telah ada, dan penggantian sistem
SCADA.
3. Acuan normatif
Dokumen normatif berikut berisi persyaratan-persyaratan yang menjadi referensi dalam
pembuatan standar SCADA: Spesifikasi Teknis Master Station Fungsi SCADA. Pada saat
publikasi, edisi yang ditunjukan adalah valid. Semua dokumen normatif dimungkinkan
untuk dilakukan revisi sehingga pihak-pihak yang menggunakan standar ini diharapkan
untuk mencari kemungkinan menggunakan edisi terbaru dokumen normatif yang
bersangkutan.
a. SNI 04-7021.4 tentang Peralatan dan Sistem Telekontrol, Bagian 4: Persyaratan
Performansi
1
SPLN S3.001-1: 2008
4.1 Alarm
Perubahan kondisi dari peralatan atau sistem yang telah terdeteksi sebelumnya karena
fungsi yang tidak dilakukan oleh operator/dispatcher, atau kegagalan peralatan untuk
merespon secara benar. Indikasi alarm berupa audible atau visual, atau keduanya.
4.2 Aplikasi
Fungsi-fungsi yang mencakup kebutuhan khusus dari proses dimana sistem telekontrol
atau SCADA diterapkan.
Saklar yang menghubungkan dan memutuskan sirkit tenaga listrik yang bertegangan
dalam kondisi operasi normal dan mampu memutuskan arus beban dan arus hubung
singkat.
Pusat kendali pengoperasian sistem tenaga listrik dimana master station ditempatkan.
4.5 Dispatcher
2
SPLN S5.001: 2007
4.10 Interface
Batasan atau titik umum untuk dua atau lebih sistem atau entitas berseberangan dalam
informasi atau tempat dimana energi mengalir.
Pusat kendali yang terhubung dengan beberapa inter regional control center.
4.14 Protokol
Sekumpulan semantik dan aturan cara penulisan (sintaksis) yang menentukan cara unit
fungsional dalam berkomunikasi. [ISO/IEC 2382-9]
Stasiun yang dipantau, atau diperintah dan dipantau oleh master station, yang terdiri dari
gateway, IED, local HMI, RTU, dan meter energi.
3
SPLN S3.001-1: 2008
4.19 Server
Sistem yang mengawasi dan mengendalikan peralatan proses yang tersebar secara
geografis. [ IEC 870-1-3 ]
4.21 Switch
4.22 Telesignal
Pengawasan status dari peralatan operasional dalam jarak tertentu dengan menggunakan
teknik telekomunikasi seperti kondisi alarm, posisi switch atau posisi katup. [IEV 371-01-
04]
4.23 Telemetering
Transmisi nilai variabel yang diukur dengan menggunakan teknik telekomunikasi. [IEV
371-01-03]
5. Persyaratan umum
Persyaratan peralatan yang terpasang di master station mengacu pada SPLN S3.001
(Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir 6.1.
Kapasitas master station mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga
Listrik) butir 6.1.1.
Kinerja dan waktu tanggap dari master station diuji dan diukur dengan tiga kondisi sistem
master station yang berbeda dengan rincian pada tabel 1.
4
SPLN S5.001: 2007
Level Kondisi
master
station
Normal Tinggi Darurat
Transmisi 1 5 alarm / menit 50 alarm / menit 500 alarm / menit
min 4 window per min 6 window per min 8 window per
monitor monitor monitor
2 10 alarm / menit 100 alarm / menit 1000 alarm/menit
min 4 window per min 6 window per min 8 window per
monitor monitor monitor
3 20 alarm / menit 200 alarm / menit 2000 alarm/menit
min 8 window per min 12 window min 16 window
monitor per monitor per monitor
4 50 alarm / menit 500 alarm / menit 5000 alarm/menit
min 8 window per min 12 window min 16 window
monitor per monitor per monitor
5 100 alarm / menit 1000 alarm / menit 10000
min 8 window per min 12 window alarm/menit
monitor per monitor min 16 window
per monitor
Distribusi 1 5 alarm / menit 50 alarm / menit 500 alarm / menit
min 4 window per min 6 window per min 8 window per
monitor monitor monitor
2 20 alarm / menit 200 alarm / menit 2000 alarm/menit
min 8 window per min 12 window min 16 window
monitor per monitor per monitor
3 100 alarm / menit 1000 alarm / menit 10000
min 8 window per min 12 window alarm/menit
monitor per monitor min 16 window
per monitor
Kinerja master station dapat diukur dengan menguji dalam kondisi darurat, sebagaimana
tercantum dalam Tabel 1, dimana tidak boleh melebihi 50% kapasitas RAM, tidak boleh
melebihi 50% kemampuan CPU, dan tidak boleh melebihi 40% kapasitas LAN dari
masing-masing peralatan yang terpasang.
Ruang harddisk yang digunakan tidak boleh melebihi 50% dari masing-masing kapasitas
harddisk yang terpasang.
Kinerja untuk waktu restart, response, dan ketersediaan peralatan master station dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 – Restart, response dan ketersediaan master station
Uraian Spesifikasi
Restart sistem master station paling lambat 15 menit.
Waktu yang diperlukan untuk melakukan
restart sistem master station dari mati total
ke posisi normal (peralatan siap digunakan
oleh dispatcher)
Response time failover maksimal 10 detik.
Response time failover dari server main ke
server backup pada saat terjadi gangguan
Distributed process Apabila salah satu perangkat keras atau
perangkat lunak mengalami gangguan,
5
SPLN S3.001-1: 2008
Response time SCADA mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga
Listrik) butir 6.1.3.
Urutan prioritas informasi SCADA mulai dari tingkatan yang tertinggi sampai dengan
tingkatan yang terendah mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga
Listrik) butir 6.1.4.
Operating system mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik)
butir 6.1.5.
Akuisisi frekuensi mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik)
butir 6.1.6.
Sinkronisasi waktu mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga
Listrik) butir 6.1.7.
Untuk data yang diterima dari remote station sebagai data real time, time tag yang orisinil
digunakan sebagai waktu absolut. Seluruh data yang diterima tanpa time tag akan diberi
time tag sesuai waktu data yang diterima oleh sub sistem komunikasi. Prosedur ini
menjamin kesamaan time tag untuk seluruh proses dalam sistem. Seluruh data dikelola
dengan resolusi 1 ms.
Sub sistem komunikasi menerima interval reguler dari waktu absolut secara terpusat dari
GPS yang terpasang pada master station melalui LAN. Sub sistem komunikasi mengatur
secara independent waktu absolut. Jika GPS tidak dapat menerima sinyal dari satelit,
sinkronisasi waktu harus tetap dapat dilakukan.
6
SPLN S5.001: 2007
Simbol dan warna mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga
Listrik) butir 6.1.8 dan SPLN S5.001 (Teleinformasi Data Untuk Operasi Jaringan Tenaga
Listrik) lampiran F.
6. Perangkat keras
Perangkat keras di Master Station mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA
Sistem Tenaga Listrik) butir 6.2.
6.1 Server
Server mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir
6.2.1. Komputer yang digunakan, termasuk offline database server, adalah kelas server.
6.2 Workstation
Workstation mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir
6.2.2. Komputer yang digunakan adalah kelas workstation.
Mouse dan keyboard yang digunakan harus compatible dengan merk dan tipe komputer
yang digunakan.
6.3 Monitor
Monitor mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir
6.2.3.
6.4 Printer
Printer mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir
6.2.4. Printer yang digunakan adalah jenis Laser Jet atau Desk Jet disesuaikan dengan
kebutuhan. Direkomendasikan untuk menggunakan printer yang dapat diakses melalui
Internet Protocol (IP) dan port USB.
Static display mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik)
butir 6.2.5.
GPS mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir 6.2.6.
Sistem clock GPS digunakan dengan waktu 40 nanosecond. Karakteristik utama
dari sistem pewaktuan ini harus memenuhi tabel 3.
7
SPLN S3.001-1: 2008
Tampilan pada layar tayang mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem
Tenaga Listrik) butir 6.2.7. Resolusi layar tayang 1400 x 1050 pixel.
6.8 Switch
Switch mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir
6.2.8. Switch yang digunakan harus mampu mendukung LAN dengan media fiber optic
maupun copper dengan kecepatan minimal 100 Mbps.
6.9 Router
Router mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir
6.2.9. Router yang digunakan harus dilengkapi dengan firewall.
LAN mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir 6.2.10.
Sistem arsitektur LAN master station harus memiliki konfigurasi redundant, sehingga
apabila server atau sub sistem terganggu mempunyai kemampuan hot standby untuk
menjamin sistem tetap berfungsi normal dan tidak ada data yang hilang. Kabel LAN yang
digunakan yaitu jenis fiber optic atau copper disesuaikan dengan kebutuhan.
6.11 Storage
Storage mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir
6.2.11.
7. Perangkat lunak
Perangkat lunak yang dipergunakan mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA
Sistem Tenaga Listrik) butir 6.3.
8
SPLN S5.001: 2007
Fungsi SCADA yang harus disediakan mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA
Sistem Tenaga Listrik) butir 6.3.1.
Database SCADA mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga
Listrik) butir 6.3.1.1.
7.1.2 Event
Event mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir
6.3.1.2.
9
SPLN S3.001-1: 2008
7.1.3 Alarm
Alarm mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir
6.3.1.3.
Jenis data mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir
6.3.1.4.
Disturbance chronology data collection mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA
Sistem Tenaga Listrik) butir 6.3.1.5.
Pengumpulan data gangguan berfungsi untuk menganalisa kondisi sebelum dan sesudah
gangguan di dalam sistem tenaga listrik. Analisa ini menyimpan tiga kategori data yang
berbeda sebagai berikut :
a. Snapshot data.
Snapshot data memungkinkan dispatcher untuk mengkonstruksi ulang status dari
sistem tenaga listrik pada waktu yang diinginkan. Setiap snapshot berisi salinan
lengkap dari data realtime termasuk waktu dan tanggal kejadian. Setiap salinan
menunjukkan data input yang cukup untuk aplikasi jaringan pada mode study. Pada
interval yang telah didefinisikan setelah pemicuan, snapshot berikutnya direkam dan
disimpan di dalam pengumpulan data gangguan.
b. Trend data.
Trend data gangguan dapat divisualisasikan pada tampilan trend.
c. Perubahan status.
Master station dapat menyimpan semua perubahan status peralatan switching pada
database historikal data. Untuk status analisa gangguan, perubahan dapat diperoleh
kembali sesuai urutan dalam mode study dan ditampilkan dengan single line diagram.
Apabila terjadi pemicuan gangguan, nomor terdefinisi dari kejadian sebelum dan sesudah
gangguan disimpan secara permanen.
Pengumpulan data gangguan diaktifkan secara otomatis setiap terjadi pemicu gangguan
yang telah didefinisikan. Pemicuan ini dapat berupa ekspresi logika Boolean atau hasil
perhitungan dari parameter sistem yang melebihi batas.
Contoh pemicu gangguan adalah :
a. Deviasi frekuensi melebihi batas.
b. Circuit breaker trip.
c. Kombinasi kejadian gangguan yang diperoleh secara kalkulasi.
Periode waktu gangguan sistem tenaga listrik dibagi menjadi 3 interval waktu :
10
SPLN S5.001: 2007
Alarm limit pengukuran mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga
Listrik) butir 6.3.1.6.
SMS mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir
6.3.1.7.
Menu dan fitur HMI mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga
Listrik) butir 6.3.2. Spesifikasi HMI mengacu pada tabel 4.
Prinsip umum terpenting untuk penyediaan tampilan HMI yang efektif adalah :
a. Rancangan bersifat user friendly
b. Rancangan yang konsisten
c. Penyederhanaan navigasi
d. Penggunaan simbol sesuai dengan SPLN S5.001
e. Penggunaan warna sesuai dengan SPLN S5.001
f. Mengurangi jumlah klik pada mouse
g. Mengurangi pengetikan oleh pengguna
Menu dan tampilan yang digunakan dalam HMI harus jelas bagi pengguna, panduan
tersebut harus memenuhi kriteria berikut :
a. Istilah yang sama untuk menu
b. Operasi yang sama pada window
c. Interaksi antar window harus sama
d. Penggunaan yang sama untuk bentuk huruf dan warna grafis
11
SPLN S3.001-1: 2008
Uraian Spesifikasi
Response time panning dan zooming
- Permintaan pengguna untuk melompat 1 detik. Proses zooming tidak boleh diikuti
ke faktor perbesaran yang berbeda flicker pada gambar.
- Berpindah ke window yang lain 1 detik.
Kecepatan update tampilan trending 1 detik.
Response time alarm dan event pada
tampilan
- Menampilkan alarm dan event 1 detik setelah kejadian.
- Acknowledge alarm 1 detik.
Kecepatan update indikator pada layar
tayang
Perubahan status atau pengukuran 1 detik.
ditampilkan pada layar tayang
Response time pencetakan
Respon oleh printer pada saat pencetakan 1 detik.
hardcopy dan laporan yang diminta oleh
pengguna
Manajemen window
- Jumlah window dalam satu layar HMI 16 window.
- Cara menampilkan window Cascade atau tile
Fasilitas HMI yang disediakan - Direktori tampilan, dengan cara navigasi
berupa: memilih menu tampilan yang
tersedia dan atau mengetikkan nama
tampilan yang diinginkan
- Menu bar
- Menu pull down
- Menu pop up
- Push button
- Menu kontrol, berkaitan dengan
pengontrolan elemen tampilan seperti
simbol circuit breaker
- Window pop up
- Hyperlink
- Paging
- Pemanggilan kembali tampilan
sebelumnya
- Rubber band
Interaksi pengguna - Panning, dengan scroll bar, cursor
driven panning, dan window navigation
- Zooming
- Layer
- Decluttering, mengidentifikasi sebuah
grup layer yang dapat dilihat untuk nilai
zoom tertentu
- Hardcopy
- Elemen highlighting
- Panduan pengguna
- Interlock
12
SPLN S5.001: 2007
Uraian Spesifikasi
Masukan data - Pemasukan nilai batas oleh dispatcher
- Pemasukan data oleh enjiner
- Telemetering in service
- Acknowledge alarm, inhibit alarm
- Penempatan dan penghilangan tag
Jenis tampilan - Tampilan direktori menu
- Tampilan overview sistem transmisi /
distribusi
- Tampilan grafis daftar gardu
- Tampilan menu daftar gardu
- Tampilan single line diagram
- Tampilan tabular gardu, menampilkan
nilai real time dan status pada satu
tabel
- Tampilan rangkuman alarm
- Tampilan rangkuman kejadian
- Rangkuman manual entry
- Rangkuman inhibit alarm
- Daftar tag
- Rangkuman alarm gardu
- Tampilan peta pembangkitan (jika
diperlukan)
- Tampilan peta tegangan
- Tampilan kontrol trending
- Tampilan status konfigurasi master
station
- Tampilan informasi peralatan
komunikasi
- Tampilan inter control center protocol
- Tampilan help
Setiap window memiliki border atau frame window di sekitar batas luar. Frame window
mempunyai komponen berikut ini :
a. Judul atau nama tampilan.
Digunakan untuk mengidentifikasi tampilan dalam window
b. Tombol maximize.
Digunakan untuk menambah ukuran window yang meliputi keseluruhan layar
c. Tombol minimize.
Digunakan untuk mengubah ukuran window menjadi sebuah icon, gambar grafis
menggambarkan window dengan label identifikasi, dimana teksnya sama dengan
yang tertera pada judul area window.
d. Resize border.
Metode untuk mengubah ukuran awal window.
e. Tombol menu window.
Digunakan untuk menampilkan tindakan kontrol yang didukung oleh window.
13
SPLN S3.001-1: 2008
Satu window pada HMI harus menjadi window aktif, yang digunakan untuk interaksi
pengguna dengan komputer. Window lainnya tetap harus dapat ditampilkan dan
diperbaharui. Window lainnya dapat diaktifkan menggunakan mouse disekitar border
window yang diinginkan. Border window yang diaktifkan harus berubah warna sebagai
tanda window yang sedang aktif. Window yang sedang aktif dapat ditampilkan di atas dan
atau di bawah window lain.
Area kerja adalah bagian window yang digunakan untuk menampilkan informasi program
aplikasi atau informasi tampilan khusus (contohnya single line diagram gardu).
Pengguna dapat berpindah dari satu monitor ke monitor yang lain dengan menggerakkan
mouse. Pointer dapat berpindah ke monitor yang berbeda segera setelah pointer
mencapai tepi monitor, tanpa adanya tindakan (action) pengguna untuk menandai monitor
yang aktif. Pengguna dapat mengatur akselerasi, kecepatan kursor, dan kecepatan
double click. Definisi tombol pada keyboard dan mouse dapat ditentukan oleh pengguna
untuk keperluan tertentu.
Dalam spesifikasi, istilah “pengguna” diartikan sebagai satu atau lebih tipe pengguna,
yang mencakup :
a. Administrator : personel yang bertugas untuk mengatur keseluruhan fungsi di
master station
b. Dispatcher : personel operasi sistem yang merupakan pengguna utama
SCADA
c. Trainer & trainee : instruktur dan siswa DTS
d. Supervisor : personel operasi sistem yang bertanggung jawab terhadap
manajemen operasi SCADA
e. Enjiner : personel yang bertanggung jawab terhadap aktivitas pendukung
operasi, pengembangan dan pemeliharaan fungsi SCADA dan
telekomunikasi, database, tampilan, dan laporan.
f. Guest : personel yang hanya dapat melihat tampilan SCADA.
Hak akses dari setiap pengguna mengacu pada SPLN S3.001 butir 6.3.3.1.
7.2.6.1 Password
Pengguna harus melakukan log on dengan memasukkan user ID dan password. Setiap
password harus divalidasi terhadap informasi mengenai pengguna tersebut yang berada
dalam database. Operasi log on yang sukses harus mengijinkan pengguna untuk
mengakses.
14
SPLN S5.001: 2007
Metode yang aman untuk menentukan otoritas yang diberikan, merubah password dan
identitas pengguna harus disediakan. Password sistem harus disimpan dalam encrypted
form. Password harus memenuhi kriteria yang sama dengan kriteria yang digunakan oleh
sistem operasi, seperti panjang kata dan tidak menggunakan kata atau nama yang sama.
Harus ada fasilitas bagi pengguna untuk mengubah password mereka sendiri. Password
berlaku untuk semua aplikasi sistem dan server yang terkait.
Untuk membatasi tindakan pengguna ke fungsi-fungsi khusus, hak akses harus diberikan
ke setiap identitas pengguna.
Beberapa pengguna dapat mempunyai hak akses yang sama. Jika pengguna tidak
memiliki hak untuk mengakses suatu aplikasi, tampilan aplikasi tersebut tidak dapat
muncul.
7.2.7 Trending
15
SPLN S3.001-1: 2008
Tabular trending menampilkan daftar nilai sesuai urutan waktu dalam bentuk tabel. Hasil
tabular trending dapat disimpan dalam bentuk file. Tabular trend dapat ditampilkan dan
atau dicetak.
7.2.8 Alarm
Semua alarm ditampilkan kepada pengguna secara konsisten. Alarm mencakup hal-hal
berikut :
a. Batas nilai analog input atau kalkulasi terlampaui.
b. Nilai kembali normal setelah melampaui batas analog input atau kalkulasi.
c. Perubahan status peralatan sistem tenaga listrik.
d. Hasil program aplikasi EMS/DMS.
e. Gangguan link komunikasi data.
f. Gangguan perangkat keras atau perangkat lunak SCADA, EMS/DMS dan atau DTS.
g. Gagal remote control.
Apabila master station tidak menerima balasan sinyal indikasi dari perintah remote
control, maka harus ditampilkan pesan gagal remote control.
h. Remote station faulty/failure.
Apabila master station tidak menerima balasan sinyal inisialisasi dari remote station,
maka harus dihasilkan alarm remote station faulty/failure.
Inhibiting alarm untuk suatu nilai atau peralatan, termasuk remote station atau sumber
data lain, harus menyebabkan semua proses alarm terhadap nilai atau peralatan tersebut
ditunda. Apabila suatu nilai atau peralatan di-inhibit, scanning pada nilai atau peralatan
tersebut harus tetap berlanjut, dan database harus tetap diperbaharui.
16
SPLN S5.001: 2007
Pengguna dapat mengubah batas alarm dari suatu nilai. Bila pengguna memilih sebuah
item untuk mengubah batas alarmnya, sebuah menu harus muncul dan menunjukkan
batas alarm yang sedang digunakan dan ditampilkan field data untuk memasukkan nilai
batas yang baru. Nilai batas yang baru tersebut harus melalui pemeriksaan error
masukan data dan direkam sebagai event. Pesan event tersebut harus mencantumkan
batas yang lama dan batas yang baru.
Pesan alarm (alarm message) adalah sebaris teks yang menjelaskan alarm yang terjadi
dan waktu kejadiannya (tanggal, bulan, tahun, jam, menit, detik, milidetik). Jika alarm
berhubungan dengan nilai data, pesan harus berisi informasi yang rinci (waktu kejadian,
nama GI, nama point, nilai point, nama batas yang terlampaui, nilai batas yang
terlampaui). Nilai pada saat terjadi alarm dan nilai yang melampaui batas tersebut harus
ditampilkan. Untuk alarm peralatan, pesan harus berisi informasi yang dijelaskan secara
detil (waktu kejadian, nama GI, nama point, uraian kejadian, status). Pesan alarm harus
berupa teks bahasa Inggris yang tidak disingkat dan mudah dimengerti serta tidak
membutuhkan penggunaan dokumen referensi untuk interpretasi.
Rekaman pesan alarm harus disimpan dalam historikal data sesuai urutan kronologis.
Rekaman pesan alarm tersebut harus dapat difilter, diurutkan, ditampilkan, dan dicetak.
17
SPLN S3.001-1: 2008
Alarm ditampilkan di layar dan dalam bentuk suara (audible alarm annunciation). Setiap
jenis alarm dapat ditentukan oleh pengguna menghasilkan suara atau tidak.
Nada suara untuk alarm harus dapat dibedakan berdasarkan jenis dan kelas alarm. Alarm
suara harus berhenti bila alarm telah di-acknowledge.
7.2.9 Event
Event harus dicatat dalam format pesan kejadian (event message). Format pesan
kejadian harus sama dengan format pesan alarm. Format pesan yang sama digunakan
untuk menampilkan dan mencetak kejadian. Pesan kejadian ditampilkan pada summary
kejadian (event summary).
Pesan kejadian harus direkam dalam historikal data sesuai urutan kronologis. Rekaman
tersebut dapat difilter, diurutkan, ditampilkan, dan dicetak.
Tampilan harus menyediakan menu untuk melihat konfigurasi master station dan
mengendalikan status konfigurasi peralatan di master station, sehingga pengguna dapat
melakukan :
a. Failover, switching, dan monitoring setiap server dan peralatan, termasuk
workstation, remote station, LAN, data link.
b. Pengaturan fungsi monitoring penggunaan peralatan dan pemakaian server.
c. Pemilihan jalur komunikasi alternatif.
18
SPLN S5.001: 2007
Informasi apapun yang tampil pada 2 atau lebih layar harus sama. Semua tampilan harus
diupdate secara simultan jika ada perubahan pada isinya.
Warna-warna yang digunakan untuk menampilkan elemen jaringan harus sesuai dengan
SPLN S5.001 tentang Teleinformasi Data untuk Operasi Jaringan Tenaga Listrik.
Gambar SLD mengacu pada SPLN S5.001 (Teleinformasi Data Untuk Operasi Jaringan
Tenaga Listrik).
Topology colouring mengacu pada SPLN S5.001 (Teleinformasi Data Untuk Operasi
Jaringan Tenaga Listrik).
Pewarnaan jaringan diaktifkan secara otomatis setelah perubahan status, misalnya CB
open / close.
Geographical information map mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem
Tenaga Listrik) butir 6.3.2.3.
Sub sistem komunikasi berfungsi untuk mengelola komunikasi data antara master station
dengan remote station dan antar control center. Sub sistem komunikasi ini harus
memenuhi konfigurasi komunikasi sesuai standar IEC 60870-5 dan IEC 60870-6 (ICCP).
Disediakan redundancy antara sub sistem komunikasi sampai dengan interfacing jalur
komunikasi.
Sub sistem komunikasi mampu melakukan pengujian dan memiliki fasilitas fungsi
diagnosa. Pada server sub sistem komunikasi dapat dilakukan pengujian secara lokal.
Fungsi pengujian dan diagnosa yang tersedia antara lain :
a. Fungsi tampilan, perubahan, dan logging
19
SPLN S3.001-1: 2008
Untuk data yang diterima dari remote station sebagai data real time, time tag yang orisinil
digunakan sebagai waktu absolut. Seluruh data yang diterima tanpa time tag akan diberi
time tag sesuai waktu data yang diterima oleh sub sistem komunikasi. Prosedur ini
menjamin kesamaan time tag untuk seluruh proses dalam sistem. Jika ada event yang
dikirimkan sebagai data real time tanpa time tag (transmisi ganda), maka sub sistem
komunikasi akan memberikan time tag hanya untuk keperluan logging. Seluruh data
dikelola dengan resolusi 1 ms.
Sub sistem komunikasi menerima interval reguler dari waktu absolut secara terpusat dari
GPS yang terpasang pada master station melalui LAN. Sub sistem komunikasi mengatur
secara independent waktu absolut. Jika GPS tidak dapat menerima sinyal dari satelit,
sinkronisasi waktu harus tetap dapat dilakukan.
Khusus untuk komunikasi serial di master station tersedia port splitter dan modem yang
dilengkapi dengan lampu indikator TX dan RX.
User ID dan password mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga
Listrik) butir 6.3.3.1.
Server authorization mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga
Listrik) butir 6.3.3.2.
Data historikal dipergunakan untuk menyimpan data proses (real time), menyimpan data
yang diisikan secara manual, mengelola dan merekonstruksi data jika diperlukan. Data
historikal mempunyai fungsi dan kriteria sebagai berikut :
20
SPLN S5.001: 2007
Offline database beserta aplikasi kinerja menggunakan offline database mengacu pada
SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir 6.3.9.
Offline database merupakan duplikasi dari database yang terdapat pada server historikal,
yang bertujuan untuk menyimpan alarm, event, dan nilai telemetering yang berasal dari
data historikal sehingga dapat diakses oleh pengguna tanpa mengganggu kinerja master
station real time. Offline database menggunakan standar ODBC (Open Database
Connectivity), RDBMS (Relational Database Management System) dan bahasa SQL.
Untuk menunjang operasi dan analisa sistem tenaga, disediakan fasilitas untuk
21
SPLN S3.001-1: 2008
melakukan query terhadap offline database dan pengguna dapat menyimpan data hasil
query menjadi file yang mudah dibaca dengan format lain, misalnya format comma
separated value (csv). Offline database juga dilengkapi dengan perangkat lunak antivirus
dan firewall untuk menjamin kehandalannya.
7.7.1 Firewall
Firewall mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik) butir
6.3.10.1.
Access control mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik)
butir 6.3.10.2.
Perangkat lunak RCC dan IRCC mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem
Tenaga Listrik) butir 6.3.11.1.
Perangkat lunak DCC dan IDCC mengacu pada SPLN S3.001 (Peralatan SCADA Sistem
Tenaga Listrik) butir 6.3.11.2.
22
SPLN S5.001: 2007
23
SPLN S3.001-1: 2008
Pengelola Standardisasi:
24