PERALATAN SCADA
SISTEM TENAGA LISTRIK
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo BLOK M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN S3.001: 2021
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No. 0260.K/DIR/2021
PERALATAN SCADA
SISTEM TENAGA LISTRIK
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo BLOK M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
PERALATAN SCADA
SISTEM TENAGA LISTRIK
Disusun oleh:
Diterbitkan oleh :
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M- 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang Standardisasi SCADA
Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
No. 0164.K/DIR/2021
Daftar Isi
i
SPLN S3.001: 2021
ii
SPLN S3.001: 2021
iii
SPLN S3.001: 2021
Daftar Tabel
iv
SPLN S3.001: 2021
Daftar Gambar
v
SPLN S3.001: 2021
Prakata
Standar SCADA ini merupakan revisi dari SPLN Peralatan SCADA S3.001 Tahun 2008,
dalam rangka mengikuti perkembangan teknologi SCADA. Standar ini menjelaskan
mengenai pada master station, remote station, telekomunikasi, catu daya, protokol
komunikasi, dan peralatan pendukung.
Standar ini mencakup definisi, perangkat keras, perangkat lunak, hirarki dan konfigurasi
peralatan yang memiliki hubungan dengan sistem SCADA.
Standar ini dapat menjadi pedoman dalam setiap perencanaan, pembangunan, operasi dan
pemeliharaan sistem SCADA di PT PLN (PERSERO) secara nasionalperencanaan,
pembangunan, pengembangan, dan penggantian sistem SCADA di PT PLN (Persero)
secara nasional.
vi
SPLN S3.001: 2021
1 Ruang Lingkup
2 Tujuan
Standar ini ditujukan untuk memberikan pedoman yang terarah dan seragam dalam
penerapan standar peralatan SCADA sistem tenaga listrik yang mengutamakan mutu,
keandalan dan ekonomi. Standar ini merupakan acuan dalam pembangunan sistem
SCADA baru, pengembangan sistem SCADA yang telah ada, dan penggantian sistem
SCADA. Standar ini bukan merupakan spesifikasi teknis.
3 Acuan Normatif
Ketentuan yang digunakan dalam SPLN ini mengikuti standar dan referensi berikut, kecuali
ditetapkan secara khusus. Dalam hal terjadi revisi pada standar dan referensi tersebut,
maka ketentuannya mengikuti edisi terakhirnya.
1
SPLN S3.001: 2021
2
SPLN S3.001: 2021
Access control
Acknowledgement
Tindakan dispatcher menanggapi alarm yang diterima untuk menunjukkan bahwa informasi
telah diketahui.
Alarm
Perubahan kondisi dari peralatan atau sistem yang telah terdeteksi sebelumnya dari kondisi
normal operasinya [IEV ref 351-43-08]. Indikasi alarm berupa audible atau visual, atau
keduanya.
Aplikasi
Fungsi-fungsi yang mencakup kebutuhan khusus dari proses dimana sistem telekontrol
atau SCADA diterapkan.
Auxiliary Relay
Rele bantu yang berfungsi memisahkan tegangan kerja di remote station dengan tegangan
kerja di rangkaian proses seperti tegangan kerja circuit breaker, disconnecting switch,
rangkaian tap changer dan peralatan lain yang terpasang di gardu induk atau gardu
distribusi.
3
SPLN S3.001: 2021
Availability
Kemampuan suatu unit atau sistem untuk melakukan fungsi yang dibutuhkan setiap saat
ketika diperintahkan.
Buffer
Circuit Breaker
Saklar yang menghubungkan dan memutuskan sirkit tenaga listrik yang bertegangan dalam
kondisi operasi normal dan mampu memutuskan arus beban dan arus hubung singkat.
Prosesor yang berperan sebagai interface antara master station dengan remote station dan
berfungsi menyediakan media penyimpanan sementara (buffer) dan mengkomunikasikan
pertukaran data antara master station dan remote station.
Control Center
Pusat kendali pengoperasian sistem tenaga listrik dimana master station ditempatkan.
Disconnecting Switch
Saklar yang menghubungkan dan memutuskan sirkit tenaga listrik dalam keadaan
bertegangan namun tidak berbeban.
Dispatcher
Event
Perubahan diskrit yang terjadi pada kondisi sebuah sistem atau peralatan.
4
SPLN S3.001: 2021
Feeder Coloring
Gateway
Simpul rele (relay node) jaringan data dimana jalur transmisi dengan definisi protokol yang
berbeda dari semua tujuh layer protokol terinterkoneksi oleh konversi protokol.
Peralatan yang mengakuisisi data waktu dan posisi dengan presisi tinggi dari satelit.
Peralatan elektronik berbasis mikroprosesor yang memiliki fungsi tertentu untuk melakukan
telekontrol, telemetering, telesignal, proteksi, dan meter energi.
Interface
Batasan atau titik umum untuk dua atau lebih sistem atau entitas berseberangan dalam
informasi atau tempat dimana energi mengalir.
Interoperability
Kemampuan untuk pertukaran data yang diperlukan untuk operasi secara online, umumnya
dilakukan dengan hanya menggunakan standar data dan definisi objek yang umum,
protokol standar pada semua layer yang relevan.
5
SPLN S3.001: 2021
Wall Display
Peralatan dengan tampilan simbol dan kendali suatu jaringan atau kondisi komponen pada
jaringan.
LFC secara konsep sama halnya dengan AGC, yaitu pengaturan frekuensi pada sistem
tenaga listrik dengan cara mengatur governor agar dapat menyeimbangkan kecepatan
turbin dengan perubahan beban yang ada. Penggunaan istilah LFC di PLN mengacu pada
mesin pembangkit lama yang belum menggunakan set point daya (Pset). Perbedaan AGC
dan LFC dalam istilah yang sering digunakan di PLN adalah terkait sinyal set point yang
dikirimkan, pada LFC sinyal set point menggunakan set point daya (Pset) sedangkan pada
LFC menggunakan sinyal N-Level.
Jaringan komunikasi yang digunakan untuk interkoneksi peralatan yang terdistribusi dalam
suatu area lokal seperti misalnya sebuah gedung atau antar gedung dalam suatu tempat
yang khusus.
Local/Remote Switch
Bagian dari sistem kendali suatu stasiun yang membolehkan untuk memilih operasi lokal
atau remote.
Master Station
Media Telekomunikasi
Pusat kendali yang terhubung dengan beberapa inter regional control center.
Obsolete
6
SPLN S3.001: 2021
Power Meter
Peralatan Proses
Peralatan listrik seperti Circuit Breaker, Disconnecting Switch, Load Break Switch,
Recloser, Current Transformer dan Voltage Transformer.
Protokol
Sekumpulan semantik dan aturan cara penulisan (sintaksis) yang menentukan cara unit
fungsional dalam berkomunikasi. [ISO/IEC 2382-9].
Rangkaian Proses
Sirkit yang menghubungkan antara peralatan listrik seperti Circuit Breaker, Disconnecting
Switch, Load Break Switch, Recloser, Current Transformer dan Potential Transformer.
Real Time
Recloser
Saklar yang menghubungkan dan memutuskan jaringan distribusi tenaga listrik yang
bertegangan dalam kondisi operasi normal dan mampu memutuskan arus hubung singkat
serta dapat melakukan restorasi secara otomatis setelah terjadi gangguan sementara.
Remote Control
7
SPLN S3.001: 2021
Remote Station
Stasiun yang dipantau, atau diperintah dan dipantau oleh master station, yang terdiri dari
gateway, IED, Lokal HMI, RTU, dan meter energi.
Peralatan yang dipantau, atau diperintah dan dipantau oleh master station. [IEV 371-06-
04].
Response Time
Response time untuk telecontrol adalah selisih waktu dari mulai eksekusi di HMI sampai
dengan penerimaan data di HMI. Response time untuk telesignaling/telemetering adalah
selisih waktu dari pengiriman informasi peralatan yang di monitor oleh SCADA sampai
diterima di HMI.
Router
Peralatan yang berfungsi untuk meneruskan paket data dari suatu LAN ke LAN yang lain.
Server
Urutan kejadian pada suatu remote station yang diproses dan dikirim ke control center.
SLA adalah kontrak atau kesepakatan antara perusahaan dan penyedia layanannya yang
menyatakan secara rinci harapan dan kewajiban hubungan tersebut.
Sistem yang mengawasi dan mengendalikan peralatan proses yang tersebar secara
geografis. [IEC 60870-1-3].
8
SPLN S3.001: 2021
Supervisory Interface
Supervisory interface adalah antarmuka (interface) yang berisikan terminal kontak yang
merupakan masukan telesignal, telemetering, dan telekontrol dari proses.
Switch
Terminal yang berfungsi untuk menghubungkan antar komputer dan komputer ke peripheral
dalam satu LAN.
Telecontrol
Kendali peralatan operasional jarak jauh menggunakan transmisi informasi dengan teknik
telekomunikasi. [IEV 371-01-01].
Telesignal
Pengawasan status dari peralatan operasional dalam jarak tertentu dengan menggunakan
teknik telekomunikasi seperti kondisi alarm, posisi switch atau posisi katup. [IEV 371-01-
04].
Telemetering
Transmisi nilai variabel yang diukur dengan menggunakan teknik telekomunikasi. [IEV 371-
01-03].
Time Synchronization
Proses yang mengatur frekuensi clock untuk mencapai keserempakan dari dua fenomena
waktu yang berbeda. [IEV 704-13-17].
Time tag
Metode transmisi perubahan status dimana informasi yang ditransmisikan disertai dengan
data yang berisi waktu pencatatan ketika perubahan terjadi, menurut resolusi waktunya.
[IEV 371-05-02].
Voice Recorder
9
SPLN S3.001: 2021
Control center IRCC berwenang mengatur RCC, dan IDCC berwenang mengatur DCC.
Untuk daerah yang fungsi transmisi dan distribusi masih dalam satu organisasi maka satu
master station dapat digunakan untuk fungsi RCC dan DCC. Antar control center dapat
saling berkomunikasi, dimana RCC/DCC dapat berkomunikasi dengan RCC/DCC yang
10
SPLN S3.001: 2021
masih satu wewenang dengan IRCC/IDCC. Hirarki antara IRCC/IDCC dengan RCC/DCC
ditunjukan pada Gambar 1.
IRCC/IDCC
Detail penjelasan lingkup supervisi untuk tiap level konfigurasi master station berdasarkan
perhitungan kapasitas I/O dan kapasitas sistem tenaga listrik yang diaturnya serta
berdasarkan persyaratan tingkatan pembangunan sistem SCADA yang efektif mengacu
pada SPLN S6.001: 2008 Perencanaan dan Pembangunan Sistem SCADA dan
perubahannya.
Konfigurasi master station sebagaimana dijelaskan pada butir 5.2.1 dan butir 5.2.2 dapat
dikembangkan mengikuti perkembangan teknologi masa depan seperti pembangkit energi
baru terbarukan (EBT), distributed generation, dan disaster recovery control center.
Konfigurasi master station transmisi dibedakan menjadi 5 level yang dijelaskan sebagai
berikut.
11
SPLN S3.001: 2021
5.2.1.1 Level 1
01 02 03
04 05
SD
PROLIANT
8000
ESC
SD
DLT
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
07 10
08
09
SD
CONSOLE
06 11
LOOP
OK
BRI DSU
B1
B2
LP
S/T CPU
S3
Cisco 1720
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
Inter Center Link
( IEC 870-6 (ICCP) )
RTU
IEC 870-5-104
Ethernet
RTU
IEC 870-5-101, DNP 3.0
Serial
Keterangan Gambar 2:
5.2.1.2 Level 2
12
SPLN S3.001: 2021
01 02 03 04
05
SD
PROLIANT
8000
ESC
SD
DLT
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
12 14
08
SD
15
CONSOLE
LOOP
SD
OK
BRI DSU
B1
B2
LP
S/T CPU
S3
CONSOLE
OK
BRI DSU
B1
B2
LP
Cisco 1720 S/T CPU
S3
LCD 1 bh 13
WIC 0 OK FDX 100 LNK WIC 1 OK
AUX
Cisco 1720
10 06
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
RTU
IEC 870-5-101, DNP 3.0 PROLIANT
8000
ESC
SD
Serial
16 17
SD
DLT
RTU
IEC 870-5-104
Ethernet
Keterangan Gambar 3:
13
SPLN S3.001: 2021
5.2.1.3 Level 3
01 02 03 04 05 19
06
SD
PROLIANT
8000
ESC
SD
DLT
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
13 15
09
SD
CONSOLE
16
LOOP
SD
OK
BRI DSU
B1
B2
LP
S/T CPU
S3
14
CONSOLE
LCD 1 bh
WIC 0 OK FDX 100 LNK LOOP
AUX WIC 1 OK
OK
BRI DSU
B1
B2
LP
Cisco 1720 S/T CPU
S3
Cisco 1720
11 07
A B C D E F G H
SELECTED
RTU
ON-LINE
Serial
PROLIANT
8000
ESC
17 18
SD
DLT
RTU
IEC 870-5-104
Ethernet
Keterangan Gambar 4:
14
SPLN S3.001: 2021
5.2.1.4 Level 4
01 02 03 04 05 06 23 07 08 09
SD
SD SD
SD
SD SD SD
SD
SD
PROLIANT
8000
ESC
SD
PROLIANT
8000
SD
PROLIANT
8000
ESC
ESC
SD
SD
DLT
SD
DLT
DLT
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
18 10
15
11
SD
17
CONSOLE
LOOP
SD
OK
BRI DSU
B1
B2
LP
S/T CPU
S3
13
CONSOLE
16
OK
BRI DSU
B1
B2
LP
Cisco 1720 S/T CPU
S3
LCD 3 bh
WIC 0 OK FDX 100 LNK WIC 1 OK
AUX
Cisco 1720
13 12
Inter Center Link
14 ( IEC 870-6 (ICCP) )
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
12
A B C D E F G H
SELECTED
RTU
ON-LINE
PROLIANT
8000
ESC
Serial
SD
DLT
V24 point
to point
RTU
IEC 870-5-104 19 20 21 22
Ethernet
Keterangan Gambar 5:
15
SPLN S3.001: 2021
5.2.1.5 Level 5
01 02 03 04 05 06 07 08 25 09 10 12
SD
SD SD
SD
SD SD SD
SD
SD
PROLIANT
8000
ESC
SD
PROLIANT
8000
SD
PROLIANT
8000
ESC
ESC
SD
SD
DLT
SD
DLT
DLT
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
20 12
17
13
SD
19
CONSOLE
LOOP
15
SD
OK
BRI DSU
B1
B2
LP
S/T CPU
S3
CONSOLE
18
OK
BRI DSU
B1
B2
LP
LCD 3 bh
WIC 0 OK FDX 100 LNK WIC 1 OK
AUX
Cisco 1720
15 14
Inter Center Link
16 ( IEC 870-6 (ICCP) )
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
RTU
14
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
Serial
ESC
SD
DLT
V24 point
to point
RTU
IEC 870-5-104 21 22 23 24
Ethernet
Keterangan Gambar 6:
16
SPLN S3.001: 2021
Konfigurasi master station distribusi dibagi atas 3 level yang ditunjukan selanjutnya.
5.2.2.1 Level 1
17
SPLN S3.001: 2021
01 02 03
04 05
SD
PROLIANT
8000
ESC
SD
DLT
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
07
06 10
08
SD
CONSOLE
11
LOOP
OK
BRI DSU
B1
B2
LP
S/T CPU
S3
09
WIC 0 OK FDX 100 LNK WIC 1 OK
AUX
Cisco 1720
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
Keterangan Gambar 7:
5.2.2.2 Level 2
18
SPLN S3.001: 2021
01 02 03 04
05
SD
PROLIANT
8000
ESC
SD
DLT
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
14
12
08
SD
15
CONSOLE
LOOP
SD
OK
BRI DSU
B1
B2
LP
S/T CPU
S3
13
CONSOLE
LCD 1 bh
OK
BRI DSU
B1
B2
LP
Cisco 1720 S/T CPU
S3
Cisco 1720
06
10
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
RTU
IEC 870-5-101, DNP 3.0 PROLIANT
8000
ESC
SD
Serial
16 17
SD
DLT
RTU
IEC 870-5-104
Ethernet
Keterangan Gambar 8:
19
SPLN S3.001: 2021
5.2.2.3 Level 3
01 02 19 03 04 05 06 07 20
SD
PROLIANT
8000
ESC
SD
DLT
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
15 08
13
09
SD
16
CONSOLE
LOOP
11
SD
OK
BRI DSU
B1
B2
LP
S/T CPU
S3
CONSOLE
14
OK
BRI DSU
B1
B2
LP
Cisco 1720 S/T CPU
S3
LCD 3 bh WIC 0 OK
Cisco 1720
FDX 100 LNK
AUX WIC 1 OK
11
10
Inter Center Link
12 ( IEC 870-6 (ICCP) )
10
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE
RTU
IEC 870-5-101, DNP 3.0 PROLIANT
8000
SD
Serial
ESC
SD
DLT
RTU
IEC 870-5-104
Ethernet
17 18
Keterangan Gambar 9:
20
SPLN S3.001: 2021
6 Master Station
Peralatan yang terpasang di master station harus mempunyai syarat sebagai berikut:
Master station yang dibangun harus mempunyai kapasitas Input/Output (I/O) minimum
sebanyak 3 kali dari jumlah I/O yang terpasang.
Kinerja master station dapat diukur dengan menguji kapasitas maksimum sesuai spesifikasi
dimana peak-nya tidak boleh melebihi 50% dari RAM, tidak boleh melebihi 50% dari
kemampuan CPU, dan tidak boleh melebihi 40% dari kapasitas LAN.
Response time dibedakan untuk response time pada sistem transmisi dan response time
pada sistem distribusi. Response time pada sistem transmisi paling lambat dari
telesignaling 3 detik, telemetering 2 detik, remote control 2 detik (untuk PMT/CB) dan 6
detik (untuk lainnya) mulai dari eksekusi remote sampai dengan perubahan status di master
station, remote tap changer 20 detik, dan remote LFC/AGC 4 detik.
Response time pada sistem distribusi paling lambat dari telesignaling 6 detik, telemetering
10 detik, remote control 12 detik mulai dari eksekusi remote sampai dengan perubahan
status di master station.
21
SPLN S3.001: 2021
Urutan prioritas informasi SCADA mulai dari tingkatan yang tertinggi sampai dengan
tingkatan yang terendah adalah:
a. Telecontrolling;
b. Telesignalling;
c. Telemetering;
d. Pulse akumulator/tap position.
Operating system untuk server dan workstation menggunakan UNIX, Linux, atau Windows.
Untuk keputusan pemilihan agar mengambil referensi dari berbagai sumber dengan
memperhatikan faktor keamanan dan keandalan.
Untuk membantu dispatcher dalam memantau frekuensi dan menganalisa sistem saat
terjadi gangguan.
Untuk membangun analisa sistem tentang urutan waktu dari kejadian-kejadian di sistem
tenaga listrik bersama dengan tindakan-tindakan operasional yang dilakukan oleh
dispatcher, maka diperlukan sinkronisasi waktu diantara master station yang berkaitan kerja
atau antara master station dengan remote station, dengan mengacu pada waktu standar.
Pelaksanaan sinkronisasi waktu tersebut dilakukan dengan menggunakan sarana GPS
(Global Positioning System) per setiap 30 menit dan setiap ada gangguan komunikasi.
Simbol dan warna diperlukan untuk penyajian diagram sistem tenaga listrik pada Wall
Display di semua control center. Simbol dan warna untuk tiap jenis dan kondisi peralatan
bersifat informatif dan dipilih sedemikian rupa sehingga jenis dan kondisi peralatan tersebut
mudah dikenal oleh dispatcher control center. Simbol-simbol yang digunakan mengacu
pada SNI 04-7021.1.1-2004, dapat dilihat pada Gambar 10 sampai dengan Gambar 14.
22
SPLN S3.001: 2021
23
SPLN S3.001: 2021
a. Server (SCADA, EMS.DMS, DTS, data historikal, sub sistem komunikasi, dan offline
database);
b. Workstation;
c. Monitor;
d. Printer laser hitam putih dan printer berwarna;
e. Static display;
f. Global Position System (GPS);
g. Wall Display;
h. Switch;
i. Router;
j. Local Area Network;
k. Media Storage.
l. Firewall
m. Authentication Server
6.2.1 Server
a. Server SCADA, berfungsi sebagai pengolah dan penyimpan semua data informasi
yang diperoleh dari sub sistem komunikasi untuk dikirimkan kepada server yang lain
sesuai dengan kebutuhan.
b. Server Historikal, berfungsi sebagai penyimpan semua data dan informasi baik yang
dinamis maupun statis serta semua perubahan informasi yang didapat dari server
SCADA maupun server EMS/DMS.
c. Server EMS/DMS, berfungsi sebagai pengolah data dari server SCADA, server
historikal, dan data snapshot dikombinasikan dengan logikal data yang ada di server
EMS/DMS untuk menjalankan aplikasi kelistrikan baik secara real time maupun
study.
d. Server DTS, berfungsi untuk menjalankan aplikasi training baik berupa simulasi
maupun modelling sesuai dengan kebutuhan dispatcher .
e. Sub Sistem Komunikasi, adalah server yang berfungsi sebagai kontrol komunikasi
ke RTU/remote station dengan model polling serta sinkronisasi yang ditentukan
sesuai dengan kebutuhan.
24
SPLN S3.001: 2021
Ketersediaan kinerja server secara redundant minimal 99,95%. Perhitungan kinerja server
mengacu pada SPLN S7.001: 2008 Operasi dan Pemeliharaan Sistem SCADA dan
perubahannya.
6.2.2 Workstation
a. Workstation Dispatcher;
b. Workstation Enjiner;
c. Workstation DTS;
6.2.3 Monitor
Jumlah monitor untuk setiap workstation dispatcher minimal sebanyak dua buah dengan
ukuran minimal 20 inchi. Kedua monitor merupakan satu sistem yang dikendalikan dengan
satu keyboard dan satu mouse.
6.2.4 Printer
a. Printer laser hitam putih. Printer ini digunakan untuk mencetak laporan.
b. Printer laser berwarna. Printer ini digunakan untuk mencetak gambar.
25
SPLN S3.001: 2021
Static display terdiri dari satu buah komputer beserta satu sampai tiga LCD yang bertujuan
untuk menampilkan waktu dan atau besaran listrik dan atau Informasi Lain yang berkaitan
dengan pengaturan tenaga listrik.
GPS dipasang satu set redundant dan berfungsi menerima sinyal pewaktuan dari satelit
yang kemudian dijadikan sebagai acuan waktu.
Tampilan pada wall display memiliki fungsi yang sama dengan tampilan pada monitor
dispatcher (layar tayang).
6.2.8 Switch
Switch yang digunakan adalah tipe manageable switch layer 3. Seluruh port pada switch
harus dapat dikonfigurasi dan diposisikan disable ketika tidak digunakan.
6.2.9 Router
Router berfungsi sebagai komunikasi antar control center menggunakan protokol ICCP.
Seluruh port pada router harus dapat dikonfigurasi dan diposisikan disable ketika tidak
digunakan.
LAN berfungsi untuk menghubungkan peralatan di master station dan memiliki kecepatan
data 100 Mbps sampai dengan 1 Gbps.
26
SPLN S3.001: 2021
Storage berfungsi sebagai media penyimpan data, backup operating system, backup
program, dan backup database. Storage terdiri dari:
a. Eksternal storage;
b. Private Cloud;
c. Media penyimpan data lainnya dengan teknologi yang lebih baik dari pada eksternal
storage.
6.2.12 Firewall
Authentication server adalah server yang menggunakan protokol yang memenuhi standar
Cyber Security. Authentication Server ini berfungsi untuk melakukan autentikasi pengguna.
a. SCADA;
b. Human Machine Interface;
c. Manajemen pengguna dan server;
d. Data historikal;
e. EMS, DMS, Genertion Management System;
f. DTS;
g. Offline database;
h. Security jaringan.
27
SPLN S3.001: 2021
Database konfigurasi SCADA harus memiliki konsistensi data yang tinggi serta mudah
untuk diupdate dan divalidasi oleh enjiner. Poin yang sama pada database SCADA tidak
dapat diupdate oleh lebih dari satu orang enjiner pada saat bersamaan. Database SCADA
hanya dapat diupdate oleh enjiner yang memiliki hak akses dan hanya dapat dilakukan
pada workstation yang telah mendapat otorisasi. Proses ini tidak boleh mengganggu proses
operasi sistem SCADA.
Database SCADA juga dilengkapi dengan fasilitas export dan import database antar server
dalam satu master station. Hasil export menggunakan format data yang mudah diakses
oleh aplikasi-aplikasi office yang dijual dipasaran atau aplikasi open source office.
6.3.1.2 Event
Semua event remote station harus tetap dipertahankan di buffer peralatan. Data harus
terkirim ke control center dalam bentuk SOE. Event dibedakan berdasarkan jenis dan kelas
event. Penyimpanan data dalam buffer menggunakan metode FIFO.
a. Event operasi jaringan tenaga listrik (mengacu pada SPLN S5.001 dan
perubahannya tentang teleinformasi data untuk operasi jaringan tenaga listrik);
b. Event pemeliharaan jaringan tenaga listrik (mengacu pada SPLN S5.002 dan
perubahannya tentang teleinformasi data untuk pemeliharaan instalasi sistem tenaga
listrik);
c. Event peralatan master station;
d. Event SCADA, misal: RTU faulty, RTU out of service, link failover.
Proses pada operasi jaringan tenaga listrik yang menyebabkan terjadinya event adalah
sebagai berikut:
28
SPLN S3.001: 2021
Pengelompokan event ditampilkan dengan penandaan warna dan bunyi yang berbeda.
Penulisan event mengikuti ketentuan dalam SPLN S5.001 dan perubahannya tentang
tentang teleinformasi data untuk operasi jaringan tenaga listrik.
6.3.1.3 Alarm
a. Alarm operasi jaringan tenaga listrik (mengacu pada SPLN S5.001 dan
perubahannya tentang tentang teleinformasi data untuk operasi jaringan tenaga
listrik);
b. Alarm pemeliharaan jaringan tenaga listrik (mengacu pada SPLN S5.002 dan
perubahannya tentang teleinformasi data untuk pemeliharaan instalasi sistem
tenaga listrik);
c. Alarm peralatan master station;
d. Alarm SCADA, misal: RTU faulty, RTU out of service, link failover.
Berdasarkan tampilan dan suaranya, kelas masing-masing jenis alarm dibedakan menjadi:
Proses pada operasi jaringan tenaga listrik yang menyebabkan terjadinya alarm adalah
sebagai berikut:
a. Perubahan status telesignal single (TSS) dan telesignal double (TSD); yang sesuai
list pada teleinformasi data
b. Telemetering yang melewati ambang batas yang telah ditetapkan;
c. Kegagalan tindakan remote control;
d. Gangguan sistem pengolahan data di control center (yakni: subsistem komunikasi
data, server, dan workstation);
29
SPLN S3.001: 2021
Pengelompokan alarm ditampilkan dengan penandaan warna dan bunyi yang berbeda.
Penulisan alarm mengikuti ketentuan dalam SPLN S5.001 dan perubahannya tentang
tentang teleinformasi data untuk operasi jaringan tenaga listrik.
System Reconstruction adalah aplikasi pada master station yang bertujuan merekonstruksi
atau mensimulasikan kembali kondisi sistem pada waktu tertentu yang diinginkan
berdasarkan data kondisi sistem (pengukuran, dan status peralatan) yang tersimpan di
historical SCADA. Aplikasi ini dapat memutar kembali (playback) suatu kejadian di sistem
kelistrikan jika dibutuhkan untuk analisa lebih lanjut saat terjadi gangguan ataupun tidak.
Semua kejadian harus terekam dan tersimpan di historikal database agar dapat diputar
kembali.
Alarm limit pengukuran merupakan batas nilai pengukuran di sekitar nilai nominal. Alarm
limit pengukuran dibagi menjadi:
30
SPLN S3.001: 2021
Alarm limit pengukuran digunakan untuk memberikan peringatan kepada dispatcher jika
nilai pengukuran keluar dari batas yang ditentukan.
6.3.1.7 Messaging
Messaging berfungsi untuk mengirimkan informasi event atau alarm yang terjadi kepada
pejabat atau staf tertentu. Messaging dapat berupa pesan singkat seperti whatsapp,
telegram, dan lain lain.
a. Single Line Diagram (mengacu pada SPLN S5.001 tentang Teleinformasi data untuk
operasi jaringan tenaga listrik dan perubahannya);
b. Topologi jaringan tenaga listrik;
c. Daftar event;
d. Daftar alarm;
e. Daftar remote station;
f. Daftar LFC/AGC;
g. Daftar tagging;
h. Trending;
i. Konfigurasi peralatan SCADA terpasang;
j. Status link telekomunikasi;
k. Teleinformasi remote station;
l. Teleinformasi peralatan catu daya, air conditioner, temperatur dan kelembaban
ruangan.
a. Window;
b. User access, berupa fasilitas login dan logout;
c. Menu;
d. Hyperlink;
e. Paging;
f. Panning;
g. Zooming;
h. Decluttering;
31
SPLN S3.001: 2021
i. Trending;
j. User guide;
k. Tagging;
l. Acknowledge alarm;
m. Help.
SLD menampilkan gambar substation, jaringan transmisi, dan jaringan distribusi yang
dilengkapi dengan fungsi telesignal, telemetering, dan remote control. Gambar SLD
mengacu pada SPLN S5.001 dan perubahannya tentang Teleinformasi data untuk operasi
jaringan tenaga listrik.
Fungsi ini bertujuan untuk menampilkan kondisi jaringan sistem tenaga listrik dalam bentuk
pewarnaan sebagaimana diatur dalam SPLN S5.001 dan perubahannya tentang
Teleinformasi data untuk operasi jaringan tenaga listrik.
Fungsi ini bertujuan untuk menampilkan kondisi penyulang/outgoing pada sistem jaringan
distribusi dalam bentuk pewarnaan sebagaimana diatur dalam SPLN S5.001 dan
perubahannya tentang teleinformasi data untuk operasi jaringan tenaga listrik.
Manajemen pengguna dan server diperlukan untuk mengatur hak akses pengguna dan
authorisasinya.
Setiap pengguna master station memiliki satu user id dan password, yang akan
menentukan hak akses user bersangkutan terhadap aplikasi. Pengelompokkan hak akses
dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
32
SPLN S3.001: 2021
Hak Akses
Fungsi Administrator Dispatcher Trainer & Supervisor Enjiner Guest
Trainee
View only v v v v v v
Remote control v v v *) - - -
Tag / Flag v v v *) v v -
Manual update v v v *) v v -
Update database v - - - v -
dan gambar
Study mode v v v v v -
DTS v - v - - -
Archive v - - - v -
management
Limit value v v v *) v v -
EMS / DMS / GIS v v v *) v v -
LFC/AGC v v v *) - v -
Daftar gardu v v v *) v v -
Data historikal v - - - v -
Disturbance data v v v *) v v -
User v - - - - -
management
Data backup v - - - - -
*) bersifat simulasi
Setiap server memiliki authorization yang akan menentukan hak akses server yang
digunakan oleh pengguna. Authorization dapat berupa:
a. View only;
b. Enable/disable remote control;
c. Enable/disable tag / flag;
d. Enable/disable manual update;
e. Enable/disable update database;
f. Enable/disable study mode;
33
SPLN S3.001: 2021
g. Enable/disable DTS;
h. Enable/disable load shedding;
i. Enable/disable archive management;
j. Enable/disable limit value;
k. Enable/disable run EMS/DMS;
l. Enable/disable LFC/AGC;
m. Enable/disable station tabular (daftar GI);
n. Enable/disable data historikal;
o. Enable/disable disturbance data.
Data SCADA real time yang diterima oleh master station harus dapat direkam (archiving)
untuk kebutuhan data historikal. Data-data tersebut yaitu:
a. Alarm;
b. Event;
c. Nilai telemetering maksimum per 30 menit atau disesuaikan dengan kebutuhan;
d. Nilai telemetering minimum per 30 menit atau disesuaikan dengan kebutuhan;
e. Nilai telemetering rata-rata per 30 menit atau disesuaikan dengan kebutuhan;
f. Nilai telemetering instatenous per 30 menit atau disesuaikan dengan kebutuhan;
g. Nilai telemetering untuk kebutuhan trend data yang diterima dari remote station per
1 detik atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Data tersebut harus disimpan dalam server data historikal minimal selama tiga bulan. Lama
penyimpanan data diatur oleh enjiner.
Data yang tersimpan dalam server data historikal dapat dilihat oleh pengguna berdasarkan
filter tertentu. Filter dapat berupa waktu, nama substation, nama bay, nama alarm, dan
sebagainya.
34
SPLN S3.001: 2021
Data di server data historikal harus dapat ditransfer ke offline database server per periode
waktu tertentu yang dapat diatur untuk menjamin ketersediaan data di offline database
server. Data di offline database server harus sama dengan data di server data historikal.
Data di server data historikal harus dapat di-backup ke storage (media penyimpanan).
Backup data ke media penyimpanan dapat diatur pada periode tertentu secara otomatis
dan manual.
EMS merupakan aplikasi untuk melakukan manajemen energi operasi sistem tenaga listrik
yang terintegrasi dengan sistem SCADA.
Aplikasi EMS beroperasi secara real time dengan data snapshot dari server SCADA atau
sub sistem komunikasi untuk pengukuran dan status saat aplikasi dijalankan dan data
modelling serta data statis dapat diambil dari server historikal, EMS, dan SCADA.
DMS adalah aplikasi untuk melakukan manajemen distribusi tenaga listrik yang terintegrasi
dengan sistem SCADA.
Aplikasi DMS beroperasi secara real time dengan data snapshot dari server SCADA atau
sub sistem komunikasi untuk pengukuran dan status saat aplikasi dijalankan dan data
modelling serta data statis dapat diambil dari server historikal, DMS, dan SCADA.
35
SPLN S3.001: 2021
GIS adalah suatu aplikasi yang menginformasikan data sistem tenaga listrik secara
menyeluruh sesuai dengan data geografis.
DTS adalah fasilitas simulasi bagi dispatcher dan siswa sebagai sarana pelatihan dan
peningkatan kemampuan pengoperasian sistem baik yang menyerupai kondisi sebenarnya
maupun simulasi sesuai dengan tingkat kebutuhan. Data untuk DTS diperoleh dari data
historikal atau data state estimator. DTS harus memiliki database yang terpisah dengan
database real time. DTS juga dilengkapi dengan aplikasi simulator dan skenario.
Offline database merupakan database khusus yang berfungsi untuk menyimpan data
historikal pada server tersendiri. Dengan adanya offline database, data historikal dapat
disimpan minimal selama satu tahun. Pengambilan data offline database tidak boleh
mengganggu kinerja database SCADA.
Aplikasi kinerja diperlukan untuk kebutuhan analisis SCADA dan operasi jaringan tenaga
listrik, dengan memanfaatkan data yang ada di offline database server.
a. Kinerja master station (server, workstation, sub sistem komunikasi, LAN, printer,
router, GPS, dan sebagainya);
b. Kinerja remote station;
c. Kinerja link komunikasi;
d. Kinerja telesignal;
e. Kinerja remote control;
f. Kinerja telemetering;
g. Daftar telesignal invalid;
h. Daftar telemetering invalid;
i. Daftar telemetering tidak sesuai antara sisi kirim dengan sisi terima suatu penghantar
dan di penghantar yang paralel;
j. Laporan beban harian dan bulanan;
k. Logsheet;
l. Daftar tegangan busbar harian;
m. Daftar beban trafo distribusi;
n. Daftar penyulang padam;
36
SPLN S3.001: 2021
6.3.10.1 Firewall
6.3.10.2 Authentication
Network and Security Monitoring berfungsi untuk memonitor segala aktivitas yang terjadi
pada jaringan LAN master station. Aplikasi ini akan memberitahukan kepada pengguna
apabila terjadi isu keamanan yang membahayakan sistem master station.
Access control bertujuan untuk mengatur komunikasi data antar komputer berdasarkan
user id dan password pengguna.
Perangkat lunak berdasarkan konfigurasi master station dibedakan antara perangkat lunak
untuk fungsi transmisi (RCC dan IRCC) dengan perangkat lunak untuk fungsi distribusi
(DCC dan IDCC).
Perangkat lunak yang diaplikasikan pada RCC dan IRCC berdasarkan masing-masing level
master station (sesuai butir 5.2.1) mengacu pada Tabel 2.
37
SPLN S3.001: 2021
RCC IRCC
No Aplikasi
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 SCADA v v v v v v v v
2 EMS
a. Aplikasi Jaringan
- Network topology - - - v v v v v
- State estimation - - - v v v v v
- Bus scheduler - - - v v v v v
- Load flow - - - v v v v v
- Contingency analysis - - - v v v v v
- Short circuit calculation - - - - v - v v
- Optimal power flow - - - - v - v v
- Study case mode - - - v v v v v
b. Manajemen Energi
- LFC/AGC - - - - - - v v
- Reserve monitoring - - - - - - v v
3 Dispatcher Training Simulator - - - - - - - v
Perangkat lunak yang diaplikasikan pada DCC dan IDCC berdasarkan masing-masing level
master station (sesuai butir 5.2.2) mengacu pada Tabel 3.
DCC IDCC
No Aplikasi
1 2 3 1 2 3
1 SCADA v v v v
Topologi Pewarnaan v v v v
Topologi Jaringan v v v v
2 Aplikasi Pelengkap Pusat Kontrol
a. Load Flow - - v v
b. Short Circuit Calculation - - v v
c. Perhitungan Losses Jaringan - - v v
d. Perhitungan Lokasi Gangguan - v v v
38
SPLN S3.001: 2021
DCC IDCC
No Aplikasi
1 2 3 1 2 3
e. Perhitungan SAIDI SAIFI - - v v
f. Manajemen Operasi - v v v
(SOP, Statistik Operasi)
3 Demand Side Management - - v v
4 Customer Premium Services - - v v
5 Automatic Meter Reading - - v v
6 Dispatcher Training Simulator - - v v
Implementasi fungsi DMS dan DTS pada distribusi tergantung pada kesiapan infrastruktur
dan pemeliharaan data yang konsisten.
7 Remote Station
Hal – hal yang terkait ketentuan dan spesifikasi peralatan remote station mengacu pada
SPLN remote staion S3.005-1: 2021 dan S3.005-2: 2021.
7.1 Umum
7.1.1 Ketersediaan
Remote station dapat dikembangkan dengan menambah modul I/O, modul komunikasi,
dan IED.
7.2 Konfigurasi
Contoh konfigurasi remote station dalam penggunaan gateway, RTU, dan IED dapat dilihat
pada Gambar 15 berikut ini.
39
SPLN S3.001: 2021
CONTROL CENTER
GATEWAY/
RTU
Konfigurasi RTU dapat diupload dan didownload. Perubahan konfigurasi dapat dilakukan
secara online atau offline.
40
SPLN S3.001: 2021
Konfigurasi remote station di unit pembangkit, dimana terdapat sistem kontrol pembangkit
dan sistem kontrol SCADA yang terpisah satu sama lain, maka konfigurasinya mengacu
pada Gambar 17.
Control
Center
Gateway/ Gateway/
RTU RTU
Sistem DCS
Sistem SCADA GI
Pembangkit
7.3.1 Gateway
Gateway dapat berkomunikasi dengan RTU, IED, digital power meter, dan relay proteksi.
Gateway harus memiliki port komunikasi redundant. Gateway mampu berkomunikasi
secara bersamaan dengan minimal tiga control center secara bersamaan dengan protokol
yang berbeda dan dapat dihubungkan dengan lokal HMI di gardu induk sebagai pengganti
control panel.
RTU dapat mengakuisisi digital input, digital output, analog input, dan analog output. RTU
dapat berkomunikasi dengan IED. RTU harus memiliki port komunikasi redundant. RTU
mampu berkomunikasi secara bersamaan dengan minimal tiga control center dengan
protokol yang berbeda dan dapat dihubungkan dengan Lokal HMI di gardu induk sebagai
pengganti control panel.
41
SPLN S3.001: 2021
RTU harus dilengkapi dengan fasilitas dummy breaker yang berfungsi untuk melakukan
simulasi remote control.
IED berfungsi untuk melakukan remote control, telemetering, telesignal, proteksi, dan meter
energi dan dapat berkomunikasi dengan RTU atau Gateway menggunakan protokol sesuai
butir 11. Terkait pengambilan informasi data status peralatan (CB, DS dan ES) beserta
fungsi remote control, tidak diperbolehkan mempergunakan IED Proteksi (main protection
unit/MPU) dan atau backup protection unit/BPU). Serta juga untuk pengambilan data
pengukuran, tidak diperbolehkan diambil dari IED Proteksi (MPU dan atau BPU), kecuali
untuk pengambilan arus gangguan.
Digital meter yang dipasang di panel sebagai pengganti transducer konvensional dan
terhubung dengan remote station menampilkan:
a. Phase Amps
b. Phase volts
c. Line volts
d. Per phase PF
e. Per phase kW
f. Per phase kVAr
g. Per phase kVA
h. 3 Phase PF
i. 3 Phase kW
j. 3 Phase kVAr
k. 3 Phase kVA
l. Frequency
m. Amps puncak
n. Phase volts Puncak
o. Arus Netral
Protokol yang digunakan: IEC 60870-5-104, atau DNP3, atau Modbus, atau IEC 61850.
42
SPLN S3.001: 2021
Lokal HMI berfungsi sebagai pengganti control panel, terdiri dari satu buah komputer
dilengkapi dengan aplikasi HMI. Komunikasi antara Lokal HMI dengan gateway/RTU
menggunakan protokol standar melalui TCP/IP, yaitu IEC 60870-5-104, atau IEC 61850,
atau DNP 3.0 TCP/IP.
a. Layanan sentral;
b. Organisasi aliran data;
c. Sinkronisasi waktu dengan GPS lokal atau GPS di control center. Sinkronisasi waktu
diprioritaskan GPS Lokal ;
d. Sinkronisasi komunikasi serial atau field bus;
e. Resolusi realtime: 1 ms;
f. Fungsi gateway.
a. Analog Input;
43
SPLN S3.001: 2021
b. Analog Output;
c. Digital Input;
d. Digital Output.
Detil modul input/output dan IED I/O dapat dilihat pada SPLN Spesifikasi Remote station
Transmisi SPLN S3.005-1 dan perubahannya serta SPLN Spesifikasi Remote station
distribusi SPLN S3.005-2 dan perubahannya.
Time tag dihasilkan dari clock internal remote station dengan resolusi 1 ms.
44
SPLN S3.001: 2021
Clock internal remote station disinkronisasi oleh GPS lokal atau GPS master station.
Sinkronisasi waktu SOE diprioritaskan GPS Lokal. Sinkronisasi waktu dengan GPS lokal
atau GPS di control center menggunakan protokol SNTP dengan resolusi realtime: 1 ms
Perbedaan waktu antara remote station dengan master station bergantung pada
sinkronisasi antara control center dan remote station yang diukur mempergunakan fungsi
delay measurement pada protokol.
Data SOE harus dapat didownload dan disimpan oleh enjiner ke dalam konfigurator remote
station.
Demi menjaga keamanan cyber untuk peralatan remote station, maka peralatan remote
station perlu dilengkapi dengan perangkat (hardware dan software) yang mendukung cyber
security sama halnya dengan master station (butir 6.3.10) seperti firewall, authentication,
network and monitoring system, dan akses control dengan perbandingan disebutkan pada
Tabel 6.
45
SPLN S3.001: 2021
8 Telekomunikasi
Dalam pemenuhan layanan komunikasi yang diberikan oleh pihak eksternal. Pemberi
layanan tersebut harus memenuhi SLA yang disepakati bersama antara Penyedia layanan
dengan PLN Unit Induk atau PLN Pusat. Adapun standard service level atau tingkat
pelayanan diukur dengan kinerja terhadap layanan yang diberikan meliputi:
a. Availability
Availability merupakan perbandingan antara waktu online layanan komunikasi yang
disediakan terhadap total waktu kalender satu bulan. Formula yang digunakan untuk
menghitung availability adalah:
𝑇− 𝑇𝑜𝑓𝑓
𝐴𝑣 (𝑡) = 𝑇
𝑥 100% (1)
Av (t) : Availability layanan komunikasi yang disediakan dalam satu bulan (%)
T : Total waktu kalender dalam satu bulan (menit)
Toff : Jumlah waktu jasa layanan komunikasi offline atau tidak tersedia dalam kurun
waktu satu bulan.
b. Mean Time to Recovery (MTTR)
MTTR merupakan interval waktu dari saat diketahuinya gangguan pada peralatan
komunikasi sampai layanan komunikasi dapat berfungsi dan beroperasi kembali.
Besarnya tingkat pelayanan (penilaian SLA) tertuang dalam perjanjian/kontrak antara pihak
penyedia layanan komunikasi dengan PLN Unit Induk atau PLN Pusat. Bila pihak penyedia
layanan komunikasi tidak dapat/gagal memenuhi SLA tersebut maka akan dikenakan pinalti
yang disepakati di awal.
46
SPLN S3.001: 2021
Kecepatan komunikasi yang dipersyaratkan adalah minimal 1200 bps, sesuai dengan
rekomendasi IEC 60870-5-101 atau DNP 3.0 serial. Untuk protokol IEC 60870-5-104
direkomendasikan menggunakan kecepatan minimal 64 Kbps.
8.1.4.1 Point-to-Point
Konfigurasi point-to-point dapat dilihat pada Gambar 18. Konfigurasi ini merupakan tipe
paling sederhana yang menghubungkan master station dengan remote station. [IEV 371-
06-06].
Konfigurasi multiple point-to-point dapat dilihat pada Gambar 19. master station
dihubungkan ke banyak remote station melalui kanal komunikasi. Setiap remote station
dapat mengirimkan data ke master station dan sebaliknya secara bersamaan. [IEV 371-06-
07].
47
SPLN S3.001: 2021
Konfigurasi multipoint – star dapat dilihat pada Gambar 20. master station dihubungkan ke
lebih dari satu remote station dengan satu kanal komunikasi yang sama. Pada setiap saat,
hanya satu remote station yang diijinkan mengirimkan data ke master station. Peralatan
master station dapat mengirimkan data ke satu atau lebih remote station yang dipilih atau
secara bersamaan. Konfigurasi ini dapat menggunakan protokol yang sama atau berbeda.
[IEV 371-06-08].
Konfigurasi multipoint partyline dapat dilihat pada Gambar 21. master station dihubungkan
ke lebih dari satu remote station oleh kanal komunikasi yang sama. Batasan-batasan yang
terjadi pada saat pertukaran data antara master station dan remote station sama dengan
konfigurasi multipoint - star. Konfigurasi ini dapat menggunakan protokol yang sama,
contoh: multi drop RS485. [IEV 371-06-09].
48
SPLN S3.001: 2021
8.1.4.5 Loop
Konfigurasi loop dapat dilihat pada Gambar 22. Jalur komunikasi antara semua remote
station membentuk suatu loop. Metode ini bertujuan untuk memperbaiki keandalan dari jalur
komunikasi. Jika jalur terpotong pada beberapa lokasi, komunikasi yang utuh masih dapat
dipertahankan, karena setiap remote station dapat dijangkau dari dua sisi loop.
8.1.4.6 Gabungan
49
SPLN S3.001: 2021
Fasilitas komunikasi Voip, IP Phone, hotline, radio/radio trunking, telepon internal, dan
telepon publik harus disediakan dengan kualitas yang andal dengan urutan prioritas
penyediaan sesuai dengan kebutuhan masing masing control center.
Fasilitas komunikasi faksimil, intranet, dan internet harus disediakan dengan kualitas yang
andal. Guna menunjang pengaturan real time sistem tenaga listrik, sistem SCADA harus
dilengkapi dengan Unified Communication (UC) di remote station dan master station
beserta server monitoringnya yang berada di master station.
9 Interface SCADA
Supervisory interface atau SCADA Interface Cubicle (SIC) dipasang antara RTU dengan
rangkaian proses untuk memudahkan simulasi dan pemeliharaan.
50
SPLN S3.001: 2021
a. Terminal block;
b. Knife disconnect terminal;
c. Test disconnect terminal for measurement;
d. Local remote switch.
e. Auxiliary relay
10 Catu Daya
Sistem catu daya master station dan remote station dilengkapi dengan sistem monitoring
yang terintegrasi dengan aplikasi master station di control center dan aplikasi SOGI/HMI di
GI. Peralatan catu daya yang terpasang dilengkapi dengan protokol komunikasi standar
SCADA (minimal modbus).
Pada dasarnya catu daya sebuah control centre dilayani oleh sebuah sumber AC yang tidak
boleh terputus, untuk itu harus disediakan dua set UPS dan diesel genset. Konfigurasi catu
daya yang digunakan mengacu pada Gambar 24.
PLN GEN-SET
3Ø 3Ø
Rectifier-1 Rectifier-2
nc
bypass static static bypass
switch switch switch switch
B attery-1 B attery-2
Inverter-1 Inverter-2
3Ø 3Ø
nc
synchro
LOAD LOAD
51
SPLN S3.001: 2021
Peralatan catu daya untuk remote station harus ditempatkan secara terpisah dari peralatan
server, HMI, gateway dan peripheral lainnya. Untuk lokasi yang tidak memungkinkan
pemisahan catu daya terhadap peralatan tersebut (RTU, BCU, dan peralatan
pendukungnya), maka peralatan yang diletakan bersama dengan sistem catu daya tersebut
harus memiliki ketahanan suhu yang lebih tinggi (>600C).
Kebutuhan tegangan untuk sumber (source) catu daya untuk tiap titik lokasi harus mengacu
pada tabel berikut.
Besaran nominal toleransi dan sistem pentanahan untuk peralatan catu daya 48 VDC
mengacu pada SNI 04-7021.2.1-2004: 2004, dapat dilihat pada Tabel 8.
Floating/positif
grounding
48 VDC 220/380 VAC ± 10% 48 VDC ± 10%
(menyesuaikan
kondisi)*
GITET : 8 jam
GI : 8 jam
GH : 8 jam
52
SPLN S3.001: 2021
GT : 8 jam
Key point : 8 jam
10.3 Genset
Genset harus memiliki kapasitas minimal dua kali dari beban peralatan terpasang pada
keseluruhan gedung control Center dan sistem telekomunikasi. Genset mempunyai fasilitas
automatic Start up apabila pasokan listrik dari jala-jala PLN padam. Genset harus dapat
dibebani paling lambat tiga menit setelah pasokan listrik dari jala-jala PLN padam.
Kapasitas bahan bakar minimal untuk beroperasi selama 48 jam.
Genset harus dilakukan pengecekan dan pemeliharaan secara berkala dengan mengacu
kepada Kepdir Nomor 0520-2.K/DIR/2014 tentang himpunan buku pedoman pemeliharaan
peralatan primer gadu induk: 12 buku pedoman pemeliharaan sistem supply AC/DC.
ATS harus memiliki kapasitas minimal dua kali dari kapasitas beban total (gedung dan
master komputer). ATS berfungsi sebagai transfer switch dari suplai PLN ke Genset secara
otomatis pada saat suplai PLN hilang. Transfer time ATS disyaratkan kurang dari 5 menit.
UPS yang terpasang di master station dan remote station GI harus memiliki kapasitas
minimal dua kali dari kapasitas beban terpasang dengan menggunakan sistem Sinkron
redundant. Konfigurasinya mengacu pada Tabel 9 berikut.
1 Standar Industrial
Input supply AC
2 Tegangan 380 volt ( 10%) (3 phase), 220 volt ( 10%) (2
phase)
3 Frekuensi 50 Hz ( 10%)
Input supply bypass
4 Tegangan 380 volt ( 1%) (3 phase), 220 volt (2 phase)
53
SPLN S3.001: 2021
7 Frekuensi 50 Hz ( 10%)
Baterai
8 Kapasitas Energi 8 jam
Baterai
Kondisi lingkungan
9 Lingkungan -250 C sampai 450 C
penyimpanan
10 Daerah operasi 00 C sampai 350 C (400 C pada periode 8 jam)
11 Noise level 60 dBA
Protokol
12 Protokol komunikasi Modbus
untuk monitoring status
UPS
Backup time baterai untuk UPS adalah selama 8 jam pada beban penuh 100%. Baterai
harus dilengkapi dengan Battery Management System (BMS) yang support protokol
modbus.
11 Protokol Komunikasi
54
SPLN S3.001: 2021
Protokol antar control center menggunakan Inter Control Center Protocol (ICCP) / IEC
870-6 Tase 2.
Protokol RTU dengan lokal HMI mengacu pada SPLN spesifikasi remote station transmisi
SPLN S3.005-1 dan perubahannya serta SPLN spesifikasi remote station distribusi SPLN
S3.005-2 dan perubahannya.
12 Peralatan Pendukung
Voice recorder berfungsi untuk merekam semua pembicaraan dispatcher melalui semua
media komunikasi yang digunakan. Voice recorder harus dapat menyimpan data minimal
selama enam bulan. Setiap pembicaraan dilengkapi dengan time tag dan attribute kanal.
CCTV digunakan untuk memonitor lingkungan di luar dan di dalam gedung Control Center
dan gardu induk, dapat memonitor dalam intensitas cahaya rendah. Setiap rekaman
gambar dilengkapi dengan time tag. Hasil data rekaman CCTV harus dapat di-back up ke
media storage tertentu sebelum terhapus oleh sistem DVR/NVR untuk analisa lanjutan jika
diperlukan.
Over voltage dan lightning protection (arrester) digunakan untuk mengamankan peralatan
dari tegangan surja. Peralatan tersebut dipasang pada:
a. Input UPS;
b. Lemari panel ACDB;
c. Link data pada sub sistem komunikasi;
55
SPLN S3.001: 2021
d. PABX;
e. Radio data dan suara (voice).
Untuk mencegah terjadinya perbedaan tingkat tegangan (gradient voltage) pada instalasi
pentanahan saat terjadi induksi akibat sambaran petir, maka pentanahan instalasi peralatan
pada gedung control center disatukan dengan pentanahan gedung. Sistem pentanahan
pada gedung control center ini dapat dibagi menjadi beberapa zona pentanahan yang
masing-masing zona tersebut digabungkan antara satu dengan yang lain. Nilai impedansi
pentanahan tersebut harus diperoleh ≤1 (lebih kecil dari satu ohm).
12.4 Converter
Converter digunakan untuk mengubah mode komunikasi dari tipe komunikasi tertentu
menjadi tipe komunikasi yang lain, seperti:
Lokasi gedung control center harus bersifat rahasia. Gedung control center membutuhkan
ruangan yang nyaman dan memiliki luas yang memadai. Contoh denah gedung control
center dapat dilihat pada lampiran A (hanya menampilkan ruangan yang dibutuhkan untuk
mengakomodasi peralatan SCADA dan ruang dispatcher).
a. Ruang dispatcher;
b. Ruang komputer;
c. Ruang update database;
d. Ruang telekomunikasi;
e. Ruang Catu Daya;
f. Ruang Baterai;
g. Ruang Panel 20 kV / 220 V;
h. Ruang Genset;
i. Ruang Training;
j. Ruang Kerja;
k. Gudang;
l. Ruang Pemantauan Kondisi Darurat (optional);
56
SPLN S3.001: 2021
m. Ruang rapat;
n. Ruang DTS (optional);
o. Dapur;
p. Kamar mandi;
q. Tempat ibadah;
r. Loker;
s. Ruang istirahat;
t. Lobi;
u. Perpustakaan.
Semua ruangan di gedung control center harus ditata dengan baik, sehingga memudahkan
pelaksanaan semua instalasi pendukung master station. Di semua ruangan harus tersedia
sensor untuk mendeteksi kebakaran (fire alarm).
a. Pengatur suhu;
b. Access control ruangan;
c. Penerangan dengan tata letak pencahayaan yang baik;
d. Raise floor;
e. Lampu untuk kondisi darurat yang disuplai dari UPS;
f. Meja, berfungsi untuk menempatkan monitor, telepon, hotline, dan radio. Semua
workstation dan komputer harus ditempatkan pada ruang komputer (butir 12.5.2);
g. Kursi yang ergonomis.
Ruangan ini harus selalu berada dalam kondisi yang tertutup. Pengatur suhu (Air
Conditioner) ruangan bertipe down-flow dan suhu ruangan diatur berkisar 20o Celcius serta
kelembabannya harus bisa diatur antara 50 – 60%. Lantai harus menggunakan raise floor
dan di bawahnya harus dipasangi penyekat/isolasi yang bertujuan agar udara dingin tidak
terserap oleh lantai. Pada ruang komputer tersedia tray untuk instalasi kabel. Tata letak
peralatan diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pengembangan dan
pemeliharaan. Semua server, sub sistem komunikasi, workstation, GPS, switch, router,
modem, panel ACDB harus berada di ruang komputer dan semua peralatan tersebut
ditempatkan dalam lemari. Cahaya matahari yang masuk ke ruangan hendaknya seminimal
57
SPLN S3.001: 2021
mungkin untuk menjaga temperatur dan kelembaban ruangan. Di ruang komputer harus
tersedia penerangan untuk kondisi darurat yang disuplai dari UPS.
Ruangan ini merupakan ruang kerja yang digunakan untuk enjiner yang akan melakukan
update database atau perubahan setting administrator.
Ruangan ini harus selalu berada dalam kondisi yang tertutup. Suhu ruangan diatur berkisar
20o Celcius. Lantainya harus menggunakan raise floor. Di ruang telekomunikasi harus
tersedia penerangan untuk kondisi darurat yang disuplai dari UPS.
Ruang catu daya diletakkan di tempat yang agak jauh dari ruang dispatcher dan ruang
komputer. Ruangan ini digunakan untuk menempatkan UPS, ATS, dan rectifier. Ruang catu
daya ditempatkan berdekatan dengan ruang diesel (butir 12.5.8). Suhu ruangannya
berkisar 20o Celsius.
Ruang baterai ditempatkan bersebelahan dengan ruang catu daya (butir 12.5.5) dan
memiliki sistem ventilasi yang bagus serta dilengkapi dengan beberapa exhaust fan. Rak
baterai didesain sedemikian rupa agar mudah dalam melakukan pemeliharaan.
Lokasi ruang panel berdekatan dengan ruang genset (butir 12.5.8). Ruang ini berfungsi
untuk menempatkan trafo 20 kV/220 V, perangkat hubung bagi (kubikel) 20 kV, dan panel
220 V.
Ruang genset harus berada di luar gedung utama. Ruang genset harus bersih dan memiliki
ventilasi yang bagus serta peredaman kebisingan yang optimal.
58
SPLN S3.001: 2021
Ruang DTS dikondisikan menyerupai ruang dispatcher, berfungsi sebagai tempat pelatihan
dispatcher dalam bentuk simulasi operasi jaringan tenaga listrik.
12.6.1 Meja
Meja yang digunakan harus bersifat tahan gores, cukup untuk menempatkan monitor,
pesawat telepon, hotline, dan radio. Meja harus didesain agar dispatcher mudah untuk
beraktivitas.
12.6.2 Kursi
Kursi yang digunakan bersifat ergonomis dan nyaman untuk bekerja selama 24 jam sehari.
Lemari/rak dokumen berfungsi untuk menyimpan dokumen, kertas, dan alat tulis kantor
(ATK). Lemari/rak dokumen ditempatkan di belakang atau samping meja dispatcher.
59
SPLN S3.001: 2021
Lampiran A
A.1 Contoh denah gedung control center untuk SCADA transmisi level 1
atau SCADA distribusi level 1
60
SPLN S3.001: 2021
A.2 Contoh denah gedung control center untuk SCADA transmisi level 2
dan 3 atau SCADA distribusi level 2
Lantai Dasar
Lantai 1
61
SPLN S3.001: 2021
A.3 Contoh denah gedung control center untuk SCADA transmisi level 4
dan 5 atau SCADA distribusi level 3
Lantai Dasar
Lantai 1
62