Anda di halaman 1dari 8

PUIL 2000 DENGAN PUIL 2011

BAB 1 PENDAHULUAN

 PUIL 2000
 Memuat hal-hal umum yang berhubungan dengan, aspek legal,
administratifnonteknisdanPUIL.
 Definisi mengacu pada : IEV, IEEE Dictionary, SA Wiring Rules , IECMED,
IEC MDE, Istilah resmi dan Kamus Bahasa Indonesia.
 PUIL 2011
 Sirkit yang disuplai pada voltase nominal sampai dengan 1000 V a.b. Atau
1500 V a.s. Untuk a.b., frekuensi yang diperhitungkan dalam standar ini
adalah 50 Hz dan 400 Hz. Penggunaan frekuensi lain untuk keperluan khusus
dimungkinkan.
 Sirkit, selain dari perkawatan internal aparatus, yang beroperasi pada voltase
melebihi 1000 V dan didapatkan dari instalasi yang mempunyai voltase tidak
melebihi 1000 V a.b., Misalnya lampu luah (discharge lighting), presipitator
elektrostatik (electrostatic Precipitator);
 Sistem perkawatan dan kabel yang tidak secara spesifik dicakup oleh standar
peranti;
 Semua instalasi pelanggan di luar bangunan;
 Perkawatan magun (fixed) untuk teknologi informasi dan komunikasi, sinyal,
kendali dan Serupa (tidak termasuk perkawatan internal aparatus);
 Perluasan atau perubahan instalasi dan juga bagian instalasi lama yang
dipengaruhi oleh Perluasan atau perubahan.

BAB 2 PERSYARATAN DASAR

 PUIL 2000
 Untuk menjamin keselamatan manusia, ternak dan keamanan harta benda
dari bahaya dan kerusahan yang timbul dari instalasi listrik seperti a.l : arus
kejut, suhu berlebihan
 Memuat 6 pasal a.l : proteksi untuk keselamatan, proteksi perlengkapan dan
instalasi listrik, perancangan, pemilikan dan perlengkapan listrik, pemasangan
dan verifikasi awal instalasi listrik, pemeliharaan.
 PUIL 2011
 Desain instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL dan peraturan lain
yang tersebut dalam 10.1.
 Desain instalasi listrik harus berdasarkan persyaratan dasar yang ditentukan
dalam 132 dan memperhitungkan serta memenuhi proteksi untuk keselamatan
yang ditentukan dalam Bagian 4-41 s/d 4-44.
 Sebelum mendesain suatu instalasi listrik harus dilakukan asesmen dan survai
lokasi.

BAB 3 PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN

 PUIL 2000
 Menentukan persyaratan terpenting untuk melindungi manusia, ternak dan harta
benda.
 Proteksi untuk keselamatan meliputi a.l : proteksi kejut listrik, proteksi efek
termal, proteksi arus lebih, proteksi tegangan lebih ( khusus akibat petir ), proteksi
tegangan kurang (akan dimasukan dalam suplemen PUIL), pemisahan dan
penyakelaran (belum dijelaskan).
 Ditetapkan pada seluruh atau sebagian instalansi / perlrngkapan.
 Harus diambil tindakan tambahan dengan penggabungan proteksi jika sistem
proteksi tidak memuaskan dalam kondisi tertentu.
 PUIL 2011
Persyaratan yang dinyatakan dalam 131.2 hingga 131.7 dimaksudkan untuk memastikan
keselamatan manusia dan ternak serta keamanan harta benda dari bahaya dan kerusakan
yang dapat timbul oleh penggunaan instalasi listrik secara wajar. Persyaratan untuk
memastikan keselamatan ternak dapat diterapkan pada lokasi yang dimaksudkan untuk
kandang ternak.
CATATAN Pada instalasi listrik bahaya berikut dapat timbul, yaitu:
 Arus kejut listrik;
 Suhu berlebihan yang mungkin mengakibatkan kebakaran, luka bakar atau efek
cedera lain;
 Penyulutan atmosfer ledak yang potensial;
 Voltase kurang, voltase lebih dan pengaruh electromagnetik yang mungkin
menyebabkan cedera atau kerusakan;
 Pemutusan suplai daya dan/atau pemutusan pelayanan keselamatan;
 Busur api listrik, yang mungkin menyebabkan efek menyilaukan, tekanan yang
berlebihan atau gas racun;
 Gerakan mekanis perlengkapan yang digerakkan listrik.
BAB 4 PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK

 PUIL 2000
 Memuat ketentuan yang berkaitan dengan perancangan instalansi listrik, baik
administraif-legal non teknis maupun ketentuan teknis.
 Tediri atas 13 Pasal a.l : persyaratan umum, susunan umum, kendali dan proteksi,
cara perhitungan kebutuhan maksimum di sirkit utama komsumen dan sirkit
cabang, jumlah titik beban daam tiap sirkit akhir,
 sirkit utama konsumen, susuna sirkit cabang dan sirkit akhir, penghantar netral
bersama, pengendali sirkit yang netralnya dibumikan langsung, pengamanan
sirkit yang netralnya dibumikan langsung, pengendalian dan pengamanan sirkit
yang netralnya dibumikan tidak langsung, perlenglkapan
pengendalian api dan asap kebakaran, perlengkapan evakuasi arurat dan lift,
saklar dan pemutus sirkit, lokasi dan pencapaian PHB.
 PUIL 2011
 Desain instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL dan peraturan lain yang
tersebut dalam 10.1.
 Desain instalasi listrik harus berdasarkan persyaratan dasar yang ditentukan
dalam 132 dan memperhitungkan serta memenuhi proteksi untuk keselamatan
yang ditentukan dalam Bagian 4-41 s/d 4-44.
 Sebelum mendesain suatu instalasi listrik harus dilakukan asesmen dan survai
lokasi.
BAB 5 PERLENGKAPAN LISTRIK

 PUIL 2000
 Harus dirancang memenuhi persyaratan standar, memenuhi kinerja, keselamatan
dan kesehatan serta dipasang sesuai dengan lingkungan.
 Dalam pemasangannya disyaratkan : mudah dalam pelayanan, pemeliharaan dan
pemeriksaan, diprotesi terhadap lingkungan a.l lembab, mudah terbakar,
pengaruh mekanis.
 Bagian perlengkapan listrik yang mengandung logam dan bertegangan diatas 50
V harus dibumikan pengaman tegangan sentuh.
 Bab 5 Terdiri atas 17 Pasal, yaitu :
 Ketentuan umum.
 Perlengkapan listrik.
 Armatur penerangan, fiting lampu, lampu dan roset.
 Tusuk kontak dan kotak kontak.
 Motor, sirkit dan control.
 Generator.
 Peranti radah.
 Transformator dan gardu transformator.
 Kapasitor.
 Resistor dan reactor.
 Piranti pemanas.
 Perlengkapan pemanas induksi dan dielektrik.
 Pemanfaat dengan penggerak elektro mekanik.
 Mesin las listrik.
 Mesin perkakas.
 Perlengkapan sinar X.
 Lamu busur
 PUIL 2011
 Setiap jenis perlengkapan listrik yang digunakan dalam instalasi listrik
harusbmemenuhi standar SNI/IEC dan/atau standar lain yang berlaku. Jika tidak
ada standar yang dapat diterapkan, maka jenis perlengkapan terkait harus dipilih
dengan kesepakatan khusus antara orang yang menentukan spesifikasi instalasi
dan instalatur.
Karakteristik
 Setiap jenis perlengkapan listrik yang dipilih harus mempunyai karakteristik
yangsesuai dengan nilai dan kondisi yang mendasari desain instalasi listrik (lihat
132), dan khususnya harus memenuhi persyaratan berikut.
Voltase
 Perlengkapan listrik harus mampu terhadap voltase kondisi tunak (steady-state)
maksimum (nilai efektif a.b.) yang mungkin diterapkan, dan voltase lebih yang
mungkin terjadi.
CATATAN Untuk perlengkapan tertentu, perlu diperhitungkan voltase terendah yang
mungkin terjadi.
Arus
 Semua perlengkapan listrik harus dipilih dengan memperhatikan arus kondisi
tunak maksimum (nilai efektif a.b.) yang terjadi pada pelayanan normal, dan
dengan mengingat pula arus yang mungkin terjadi pada kondisi abnormal dan
periode arus tersebut diperkirakan mengalir (misalnya waktu operasi gawai
proteksi, bila ada).
Frekuensi
 Jika frekuensi berpengaruh pada karakteristik perlengkapan listrik, frekuensi
pengenal dari perlengkapan itu harus sesuai dengan frekuensi yang mungkin
terjadi dalam sirkit itu.
Faktor beban
 Semua perlengkapan listrik yang dipilih berdasarkan karakteristik dayanya, harus
sesuai dengan tugas yang dibebankan kepada perlengkapan tersebut, dengan
memperhitungkan kondisi pelayanan desain, lihat IEV 691-10-02 (lihat 14 Istilah
dan definisi).
BAB 6 PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KENDALI (PHB) SERTA
KOMPONENNYA

 PUIL 2000
 Mengtur persyaratan yang meliputi pemasangan, sirkit, ruang pelayanan dan
pengandaan untuk semua perlengkapan yang termasuk katagori PHB, baik
tertutup, trbuka, pasangan dalam maupun pasangan luar.
 PHB adalah perlengkapan yang berfungsi untuk membagi tenaga listrik dan /
atau mengendalikan dan melindungii sirkit dan pemanfaat listrik, mencangkup
sakelar pemutus tenaga, papan hubung bagi tegangan rendah dan sejenisnya.
 Terdiri atas 6 Pasal a.l : ruang lingkup, ketentuan umum, perlengkapan hubung
bagi dan kendali tertutup, perlengkapan hubung bagi dan kendali terbuka, lemari
hubung bagi, kotak hubung bagi dan meja hubung bagi, kompenen yang
terpasang pada perlengkapan hubung bagi dan kendali.
 PUIL 2011
PHBK harus:
 Dipasang di lokasi yang cocok, yang kering dengan ventilasi yang cukup, kecuali
bila PHBK dilindungi terhadap lembab, dan
 Ditempatkan sedemikian hingga PHBK dan pencapaiannya tidak terhalang oleh
bagian atau isi gedung atau bagian lainnya dalam gedung.
BAB 7 PENGHANTAR DAN PEMASANGANNYA

 PUIL 2000
 Mengatur ketentuan mengenai penghantar, pembebanan penghantar dan
proteksinya, lengkapan penghantar dan penyambungan, penghubung dan
pemasangan penghantar.
 Terdiri atas 17 pasal yaitu : umum, identifikasi penghantar dengan warna,
pembebanan penghantar, pembebanan penghantar dalam keadaan khusus,
pengamanan arus lebih, pengamanan penghantar terhadap kerusakan karena suhu
yang sangat tinggi, pengamanan sirkit listrik, isolator, pipa instalasi dan
lengkapannya, jalur penghantar, syarat umum pemasangan penghatar,
sambungan dan hubungan, instalasi dalam bangunan, pemasangan penghantar
dalam pipa instalansi, penghantar seret dan penghantar kontak, pemasangan
kabel tanah, pemasangan penghantar udara, sekitar bangunan, pemasangan
penghantar khusus.
 PUIL 2011
 Pengerjaan yang baik oleh personel yang kompeten dan bahan yang tepat harus
digunakan pada pemasangan instalasi listrik. Perlengkapan listrik harus dipasang
sesuai dengan petunjuk yang disediakan oleh pabrikan perlengkapan.
 Pengawatan harus dilakukan sehingga bebas dari hubung pendek dan hubung
bumi.
 Perlengkapan listrik yang dipasang harus bermutu laik pasang dan/atau
memenuhi persyaratan standar.
 Perlengkapan listrik harus dirawat dengan baik untuk mencegah kemungkinan
menurunnya mutu perlengkapan listrik akibat proses tertentu dalam masa
penyimpanan, persiapan, pelaksanaan pekerjaan dan masa penggunaan.
BAB 8 KETENTUAN UNTUK BERBAGI RUANG DAN INSTALASI KHUSUS

 PUIL 2000
 Memuat berbagai ketentuan untuk lokasi maupun yang
instalasipenggunaanya mempunyai sifat khusus.
 Ruang khusus adalah ruang lembab, berebu, bahaya kebakaran dll.
 Instalasi khusus adlah instalasi dengan karakteristik tertentu sehingga
penyelenggaranya memerlukan ketentuan tersendiri misal instalasi derek,
instalasi lampu penerangan tangda dll.
 Terdiri atas 23 pasal, yaitu : ruang listrik, ruang dengan bahaya gas yang dapat
meledak, ruang lembab, ruang pendingin, ruang berdebu, ruang dengan gas dan
atau debu korosif, ruang radiasi, perusahaan kasar, pekerjaan dalam ketel, tangki
dan sejenisnya, pekerjaan pada galangan kapal, derek.
 PUIL 2011
 Desain instalasi listrik ialah berkas gambar desain dan uraian teknik, yang
digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi
listrik.
 Desain instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan
dipahami oleh para teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar
yang berlaku.
BAB 9 PENGUSAHAAN INSTALASI LISTRIK

 PUIL 2000
 Berisi ketentuan-ketentuan mengenai perencanaan, pembangunan,
pemasangan,pelayanan,pemeliharaan dan pengujian instalasi serta pengamanan.
 Setiap orang/badan perencana, pemasang, pemeriksa dan penguji instalasi listrik
harus mendapatkan izin kerja dari instalasi yang berwenang.
 Setiap instalasi listrik harus dilengkapi dengan rencana instalasi listrik yang
dibuat oleh perencana yang mendapatkan izin kerja dari instalasi yang
berwenang.
 Terdiri atas 13 pasal, yaitu: ruang lingkup, izin, pelaporan, proteksi pemasangan
instalasi listrik, pemasangan instalasi listrik, pengaturan instalasi listrik bangunan
bertingkat, pemasangan kabel tanah, pemasangan kabel penghantar udara
TR dan TM, keselamatan dalam pekerjaan, pelaanan instalansi listrik, hal yang
tidak dibenarkan dalam pelayanan, pemeliharaan, pemeliharaan ruang.
 Instalasi rumah dan gedung khusus, instalasi dalam gedung pertunjukan, pasar
dan tempat umum lainnya, instalasi rumah desa, instalasi sementara, instalasi
dalam pekerjaan pembangunan, instalasi generator dan penerangan darurat,
instalasi dalam kamar mandi, instalasi dalam kolam renang dan air mancur,
penerangan tanda dan bertuk, instalasi fasilitas kesehatan dan jenis ruang khusus.
 PUIL 2011
Jumlah dan jenis sirkit yang diperlukan untuk pencahayaan, pemanasan, daya, kendali,
sinyal, teknologi informasi dan telekomunikasi dan lain-lain harus ditentukan oleh:
lokasi titik kebutuhan listrik;
 Beban yang diperkirakan pada berbagai sirkit;
 Variasi harian dan tahunan kebutuhan listrik;
 Setiap kondisi khusus seperti harmonik;
 Persyaratan untuk kendali, sinyal, teknologi informasi dan telekomunikasi dan lain-
lain;
 Kebutuhan listrik akan datang yang diantisipasi, jika ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai