Anda di halaman 1dari 31

Fenomena letusan gunung berapi, gunung Merapi yang terletak di antara Yogyakarta, Magelang, Klaten dan Boyolali, yang

mengeluarkan muntahan asap bergumpalgumpal. Oleh penduduk setempat, fenomena tersebut dikenal dengan istilah wedhus gembel. Gunung yang masih aktif dapat meletus kapan saja. Sebelum meletus, biasanya didahului dengan tanda-tanda alam seperti gempa kecil, kondisi kawah yang lebih aktif dari biasanya, banyak dihasilkan asap dari kawah tersebut dan gejala alam lainnya. Pada saat meletus sebuah gunung dapat

Bab yang akan dipelajari:


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Berbabagi jenis gelombang mekanik Periode gelombang Deskripsi matematika gelombang Kecepatan gelombang transversal Energi gerak Superposisi dan interferensi gelombang Gelombang berdiri pada tali Modus normal tali

Tujuan Pembelajaran:
1. Menerangkan konsep dan berbagai jenis gelombang mekanik dan menggunakan hubungan antara kecepatan, frekuensi dan panjang gelombang pada gelombang periodic Menginterpretasi dan menggunakan ekspresi matematika gelombang sinusoidal Menghitung kecepatan gelombang tali atau dawai Menghitung kecepatan gelombang mekanik dalam mentransfer energi Memprediksi secara fisika jika gelombang mekanik dapat mengalami interferensi Menjelaskan sifat-sifat gelombang berdiri pada dawai Menganalisis gelombang berdiri pada dawai Menerangkan bagaimana alat music petik menghasilkan suara dengan frekuensi tertentu

melontarkan material-material yang dikandung dalam jumlah yang sangat besar. Kekuatan letusan terkadang menyebabkan gempa di daerah sekitarnya. Gempa berasal dari aktivitas di dalam gunung (hasil ledakan dan lain sebagainya) yang dirambatkan sepanjang tanah dan
4. 5. 2. 3.

menyebabkan rekahan pada tanah. Gempa merupakan salah satu fenomena gelombang yang secara intensif dipelajari para ilmuwan bidang geofisika. Pada bab ini kita akan mempelajari tentang dasar-dasar gelombang.

6. 7. 8.

Rosari Saleh dan Sutarto

Rosari Saleh dan Sutarto

Bab 15 Gelombang Mekanik | 243

Pada 26 Desember 2004, kita dikejutkan oleh berita bahwa telah terjadi tsunami yang melalap habis hampir seluruh wilayah Indonesia bagian timur, Nangroe Aceh Darussalam. Gelombang laut meluap dan menghantam daratan hingga radius ratusan kilometer. Inilah salah satu bencana paling mengerikan yang pernah terjadi sepanjang sejarah Indonesia. Setelah beberapa hari kemudian, setelah air surut, yang tersisa hanya puingpuing bercampur lumpur. Tsunami tersebut dipicu oleh munculnya pergeseran lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Pergeseran ini menyebabkan munculnya getaran seismik yang merambat sepanjang lempeng tektonik sehingga menyebabkan ketidakstabilan di beberapa tekstur di permukaan bumi. Karena pergeseran lempeng tektonik tersebut berada di bawah permukaan laut maka akibatnya adalah air laut meluap dan menimbulkan tsunami. Dua tahun kemudian, 27 Mei 2006, gempa bumi mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Ratusan rumah dan bangunan fisik rata dengan tanah. Gempa Yogyakarta ini juga diakibatkan oleh adanya pergeseran lempeng tektonik yang memicu getaran seismik sehingga menyebabkan ketidakstabilan struktur permukaan bumi. Gempa bumi dan tsunami merupakan contoh fenomena gelombang yang dihasilkan dari sebuah sumber yang bergetar dengan kekuatan sangat dahsyat. Femonena gelombang seperti dua contoh yang telah disebutkan di atas merupakan sebagian kecil dari jenis-jenis gelombang yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari, setiap saat bahkan hampir tanpa jeda, kita selalu bersinggungan dengan gelombang. Ketika kita berbicara, kita mengeluarkan suara dalam bentuk gelombang bunyi. Demikian juga saat kita mendengar, gendang telinga kita menangkap sinyal-sinyal suara dan mengkonversinya menjadi bunyi-bunyian yang dapat kita dengar dan kita pahami. Gelombang muncul dalam berbagai bentuk dan merambat di berbagai media yang berbeda-beda misalnya gelombang bunyi merambat melalui udara, gelombang tali merambat pada tali atau senar, gelombang seismik merambat pada tanah dan gelombang air yang merambat pada air. Namun ada juga jenis gelombang yang dapat merambat tanpa harus melalui suatu medium tertentu seperti gelombang cahaya, sinyal handphone dan gelombang mikro. Setiap gelombang memiliki karakteristik masing-masing yang unik. Pemahaman mengenai karakteristik gelombang tersebut telah membawa pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat sekarang ini. Jika pada zaman kerajaan dulu seseorang membutuhkan kurir untuk menyampaikan berita atau pengumuman, sekarang untuk melakukan hal tersebut tidak lagi membutuhkan kurir karena peran kurir telah digantikan oleh hand phone, televisi dan radio. Beberapa puluh tahun yang lalu, seorang ibu yang sedang hamil harap-harap cemas ingin mengetahui apakah anaknya perempuan atau laki-laki namun sekarang, dengan teknologi Ultrasonography (USG), RosariSalehdanSutarto

Gambar 15.1 Puing-puing reruntuhan candi Prambanan akibat gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada 27 Mei 2006. Sebagian bangunan candi harus direhabilitasi agar candi dapat tetap berdiri tegak. Gempa bumi berkekuatan 5,8 skala Richter tersebut tidak hanya meluluh lantakkan bangunan-bangunan fisik tetapi juga menelan korban jiwa yang tidak sedikit. Pergeseran lempeng tektonik menghasilkan getaran seismik yang menjalar sepanjang jalur gempa menyebabkan ketidakstabilan struktur tanah di atasnya.

244 | Bab 15 Gelombang Mekanik

seseorang dapat mengetahui jenis kelamin bayi yang masih berada dalam kandungan seorang ibu. Anda tentu pernah mendengar istilah radar yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengetahui keberadaan benda asing (misalnya pesawat atau kapal selam) dengan cara mendeteksi gelombang elektromagnetik atau gelombang suara yang dihasilkan benda asing tersebut. Alat tersebut, yang biasa digunakan sebagai pengintai, juga memanfaatkan sifat gelombang. Ternyata bukan hanya manusia yang memanfaatkan konsep gelombang untuk mempermudah kehidupannya, beberapa jenis hewan juga memanfaatkan sifat gelombang sebagai penunjuk jalan. Misalnya kelelawar yang selalu aktif di malam hari. Kelelawar dapat terbang dengan leluasa di tengah malam yang gelap gulita bukan semata-mata karena indera penglihatannya yang memiliki ketajaman berlebih namun kelelawar memanfaatkan pantulan gelombang suara yang dilepaskannya. Kelelawar akan terbang menghindar ke arah yang berbeda jika mendeteksi pantulan suara yang berada pada jarak dekat karena pantulan tersebut menandakan bahwa ada penghalang di depannya, entah itu pohon, tembok atau tiang listrik. 15 1 Gelombang Salah satu tujuan ilmu pengetahuan adalah mencoba memahami suatu fenomena alam yang terjadi kemudian mensintesis konsep dasar yang menggeneralisir berbagai fenomena alam tersebut untuk selanjutnya menerapkan konsep itu dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan tersebut dapat berupa pembentukan dan adaptasi perilaku manusia terhadap alam atau berupa dihasilkannya suatu alat yang memudahkan pekerjaan manusia. Kita telah membicarakan beberapa contoh kasus yang terjadi secara alamiah yang mencirikan fenomena gelombang di dalamnya. Juga, telah kita singgung secara sekilas bahwa ternyata gelombang yang memiliki karakteristik yang berbeda memiliki penerapan yang berbeda pula. Namun secara prinsip, gelombanggelombang tersebut memiliki kesamaan-kesamaan ciri antara satu dengan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya mari kita mulai diskusi kita dengan menentukan definisi gelombang dari contoh sederhana berikut ini. Ketika Anda menjatuhkan batu pada permukaan air yang tenang maka Anda akan melihat pola-pola seperti tampak pada Gambar 15.2. Polapola semacam itu merupakan salah satu bentuk gelombang. Sebuah tali yang diikat pada salah satu ujungnya, kemudian ujung yang lain dihentakkan maka tali tersebut akan membentuk pola-pola seperti tampak pada Gambar 15.3. Pola-pola tersebut juga merupakan salah satu bentuk gelombang. Pola-pola gelombang pada Gambar 15.2 dan Gambar 15.3 sangat mudah untuk kita amati. Ada juga jenis gelombang yang pola-pola gelombangnya tidak mudah kita amati, misalnya senar gitar yang dipetik. Senar gitar tersebut juga RosariSalehdanSutarto

Bab 15 Gelombang Mekanik | 245

membentuk pola-pola gelombang namun karena pola yang terbentuk sangat kecil pola tersebut sulit diamati dengan mata telanjang. Perhatikan Gambar 15.2, terlihat bahwa semakin jauh jarak dari tempat batu dijatuhkan maka gelombang yang terbentuk semakin lama semakin kecil. Jika terdapat selembar daun atau benda yang mengapung di sekitar gelombang tersebut maka kita akan melihat benda tersebut akan bergerak naik turun seiring dengan menjalarnya gelombang air. Benda yang bergerak naik turun ini membuktikan bahwa air, sebagai medium rambatan gelombang, tidak ikut berpindah sebagaimana gelombang yang merambat pada air tersebut.
Gambar 15.2 Batu yang dijatuhkan pada permukaan air menghasilkan gelombang yang berbentuk lingkaran yang menjalar dari tempat dimana batu dijatuhkan menuju ke segala arah.

Pada kasus gelombang yang merambat pada air, kita telah melihat bahwa gelombang tersebut dihasilkan dari batu yang dijatuhkan pada permukaan air. Batu tersebut memicu terjadinya getaran pada air yang kemudian dijalarkan dalam bentuk gerak naik turunnya permukaan air sehingga terbentuklah gelombang air. Getaran tersebut berupa gerakan naik turun permukaan air yang dapat kita lihat secara langsung pada gerak benda yang ada di sekitar gelombang itu muncul. Pada Bab 13, kita telah belajar tentang gerak harmonik sederhana dimana agar suatu pegas dapat melakukan gerak harmonik maka pegas tersebut harus diberi gangguan berupa gaya tarik atau gaya tekan. Demikian juga pada bandul sederhana. Bandul dapat berayun secara periodik jika bandul tersebut diberi gangguan yaitu dengan cara menyimpangkan bandul dari titik setimbangnya kemudian melepaskan bandul tersebut. Jika kita perhatikan dengan seksama, pola gelombang yang terjadi pada air, Gambar 15.2, hampir sama dengan pola getaran yang terjadi pada pegas. Pada pegas kita memperoleh pola getaran naik turun yang setelah kita ilustrasikan secara grafis, kita memperoleh grafik sinusoidal untuk pola-pola tersebut. Gelombang yang terjadi pada air, dan juga tali, menunjukkan pola yang sama yaitu pola sinusoidal. Perbedannya adalah gangguan yang diberikan pada pegas hanya menyebabkan pegas bergerak naik turun sedangkan gangguan pada air menyebabkan pola gelombang yang menjalar dari satu titik ke titik lainnya. Namun pola yang dijalarkan itu sama dan berulang yaitu naik turunnya permukaan air, perhatikan Gambar 15.4. Kita dapat mengasumsikan, batu yang dijatuhkan di atas permukaan air sebagai bentuk gangguan yang menyebabkan munculnya gelombang pada air, seperti halnya gangguan pada pegas atau bandul sederhana yang menyebabkan keduanya melakukan gerakan harmonik sederhana. Sekarang perhatikan gelombang yang terbentuk pada tali seperti tampak pada Gambar 15.4.

RosariSalehdanSutarto

246 | Bab 15 Gelombang Mekanik

Gambar 15.3 (a) Pola getaran yang terjadi pada pegas yang bergerak harmonik sederhana, (b) Pola gelombang yang terjadi pada air. Terlihat bahwa pola gelombang yang terjadi pada air mirip dengan pola getaran pegas yang diplot pada kertas.

Tali yang mula-mula berada dalam keadaan diam diberi gangguan berupa hentakan pada salah satu ujungnya. Hentakan ini menyebabkan tali membentuk pola gelombang. Jika diperhatikan dengan seksama, gelombang yang merambat pada tali tersebut tidak menyebabkan tali berpindah tempat dari kedudukannya. Yang terlihat adalah pola gerak naik turun yang merambat dari ujung ke ujung. Seperti halnya yang terjadi pada gelombang air, jika Anda menempatkan sebuah daun di permukaan air kemudian Anda menjatuhkan batu pada permukaan air tersebut maka Anda akan melihat bahwa daun tersebut bergerak naik turun seiring dengan gerakan naik turun air tetapi daun tersebut tidak berpindah tempat. Gelombang yang merambat pada tali, gelombang tali, tidak akan ada jika tidak ada tali. Demikian juga dengan gelombang air, agar dapat menghasilkan gelombang air maka kita memerlukan kehadiran air sebagai media dimana gelombang tersebut dapat merambat. Hal ini berarti gelombang membutuhkan kehadiran suatu medium agar dapat meng-ada. Gelombang semacam ini disebut sebagai gelombang mekanik. Secara umum kita dapat menarik kesimpulan bahwa gelombang, sebenarnya, adalah getaran yang merambat dimana getaran tersebut dihasilkan dari gangguan terhadap medium tertentu. Gangguan tersebut tidak lain adalah suatu bentuk energi yang ditransfer dari sumber pengganggu ke medium. Dengan demikian, dari sudut pandang yang berbeda, gelombang adalah gangguan yang merambat dimana gangguan tersebut adalah energi. Namun demikian, terdapat bentuk gelombang yang tidak membutuhkan kehadiran medium agar dapat meng-ada yaitu gelombang elektromagnetik. Pembahasan mengenai bab tersebut akan diketengahkan pada bab selanjutnya. RosariSalehdanSutarto

Bab 15 Gelombang Mekanik | 247

Berdasarkan medium rambatannya, gelombang mekanik dapat digolongkan menjadi tiga yaitu gelombang mekanik yang merambat melalui medium gas, cair dan padat. Suara termasuk dalam gelombang mekanik yang merambat melalui medium gas. Suara merupakan bentuk rambatan energi yang dirambatkan melalui mekanisme tumbukan antar partikel udara ke segala arah. Gelombang laut termasuk dalam jenis gelombang mekanik yang merambat melalui medium cair sedangkan gempa bumi termasuk ke dalam gelombang mekanik yang merambat melalui medium padat. Gelombang juga dapat dikarakterisasi berdasarkan bagaimana cara gelombang tersebut merambat. Perhatikanlah Gambar 15.5.

Gambar 15.4 Tali yang diikat pada salah satu ujungnya, kemudian ujung yang lain digetarkan maka pada tali akan terbentuk pola gelombang seperti tampak pada gambar di samping. Pola gelombang tersebut mirip dengan plot grafik pola getaran pegas dimana pola tersebut menunjukkan karakteristik grafik sinusoidal.

(a)

(b) Gambar 15.5 Dua buah slinki identik digetarkan dengan cara yang berbeda. Slinki pertama digetarkan dengan cara memberikan hentakan pada arah vertikal sehingga terbentuk pola gelombang seperti tampak pada (a). Slinki kedua digetarkan dengan cara memberikan tekanan dalam arah mendatar (horisontal) sehingga terbentuk pola gelombang seperti tampak pada (b).

Mari kita lihat secara lebih dekat pola gelombang pada Gambar 15.5a. Hentakan yang diberikan pada slinki adalah pada arah vertikal, sementara itu rambatan gelombang yang terjadi adalah pada horisontal. Pergerakan tiap segmen slinki pada arah vertikal yaitu naik dan turun, seperti tampak pada ilustrasi berikut ini.
arah pergerakan segmen tali arah rambat gelombang tali

arah rambat gelombang tali arah pergerakan segmen tali

RosariSalehdanSutarto

248 | Bab 15 Gelombang Mekanik

Tali tidak pernah mengalami perpindahan pada arah horisontal atau searah dengan arah rambat gelombang. Arah perpindahan, atau arah getaran naik turun, selalu tegak lurus dengan arah rambatan gelombang. Jenis gelombang semacam ini disebut gelombang transversal. Gelombang yang terjadi pada slinki dan tali merupakan jenis gangguan yang merambat dari satu titik ke titik yang lain. Perambatan gangguan yang membentuk pola semacam itu disebut juga gelombang berjalan. Lain halnya dengan pola gelombang yang terjadi pada Gambar 15.5b. Terlihat bahwa dengan memberikan tekanan pada arah horisontal, pada slinki terbentuk pola rapatan dan regangan. Gangguan yang diberikan merambat sepanjang slinki pada arah horisontal sedangkan pergerakan segmen slinki merambat pada arah yang sama pula. Perhatikan gambar berikut ini:
regangan

rapatan arah rambatan gelombang

Pergerakan segmen slinki membentuk pola raptan dan regangan yang terjadi secara periodik. Regangan dan rapatan identik dengan simpangan gelombang. Regangan dan rapatan timbul karena adanya gangguan yang diberikan pada slinki. Gangguan tersebut memicu getaran pada tiap segmen slinki yang arahnya sejajar dengan arah rambatan gangguan. Pola gelombang pada slinki ini memang berbeda dengan pola gelombang yang telah kita bahas sebelumnya dimana setiap gelombang selalu identik dengan adanya gerak naik dan turun. Namun demikian, jika pola regangan dan rapatan yang terjadi pada slinki ini kita plot pada grafik maka kita akan memperoleh pola sebagai berikut: Dalam konsep yang lebih general, gelombang regangan dan rapat juga disebut gelombang densitas atau gelombang tekanan. Gelombang yang terdiri dari regangan dan rapatan bisa muncul dalam medium padat, cair dan gas. Jika diperhatikan segmen rapatan memiliki densitas yang lebih besar dibanding dengan segmen regangan. Perubahan densitas terjadi karena medium dikenai tekanan oleh sumber gangguan. Disebut gelombang densitas karena variasi densitas membentuk pola yang selalu berubah secara periodik. RosariSalehdanSutarto

Gambar 15.6 (a) menunjukkan gelombang yang terbentuk pada slinki sedangkan gambar (b) menunjukkan plot grafik pola regangan dan rapatan gelombang slinki. Plot grafik menunjukkan pola sinusoidal dimana pola tersebut menjadi ciri khas gelombang sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya.

Bab 15 Gelombang Mekanik | 249

Gelombang yang memiliki arah getar searah dengan arah rambatannya disebut gelombang longitudinal. Suara termasuk gelombang longitudinal dimana rapatan dan regangan dihasilkan karena tumbukan antar partikel-partikel udara.

15 2 Cepat rambat gelombang Gelombang mekanik merupakan rambatan energi yang termanifestasi dalam gejala medium yang membentuk gerakan naik turun atau regangan dan rapatan. Cepat rambat dari energi tersebut bergantung pada beberapa faktor dan yang paling fundamental adalah jenis medium yang dilaluinya. Namun demikian, kita dapat membuat formulasi umum yang dapat digunakan untuk mengetahui cepat rambat gelombang yang merambat pada sembarang medium. Cepat rambat gelombang, untuk sistem gelombang tali dan sejenisnya, ada dua macam yaitu: Kecepatan gerak naik turun tali atau pergerakan segmen tali Kecepatan rambat gelombang pada tali
arah pergerakan segmen tali arah rambat gelombang tali

Kecepatan gerak naik turun tali bergantung pada seberapa besar tegangan tali tersebut, disamping massa dan panjang tali. Sedangkan arah rambat gelombang tali berhubungan dengan frekuensi dan panjang gelombang tali. Berikut ini akan kita bahas tentang kecepatan gerak naik turun tali atau gerak fisik tali: Perhatikan ilustrasi pada Gambar 15.7. Kita dapat membayangkan rambatan gelombang pada tali seperti halnya ketika kita berlari. Bayangkanlah Anda berlari mengikuti jejak pulsa gelombang dimana kecepatan Anda sama dengan kecepatan pulsa gelombang tersebut, gambar (a). Dari sudut pandang Anda, maka pulsa gelombang tersebut diam relatif terhadap Anda, gambar (b). Pada gambar (b), pulsa gelombang diam relatif terhadap Anda sedangkan tali seolah-olah bergerak ke belakang dengan kecepatan v. jika diperhatikan dengan seksama, bentuk puncak pulsa gelombang membentuk lingkaran, lihat gambar (c). Kita asumsikan pulsa gelombang membentuk lingkaran dengan jarijari r. Dengan mengambil satu segmen tali sepanjang l dan membuat RosariSalehdanSutarto

250 | Bab 15 Gelombang Mekanik

deskripsi matematik untuk bagian tali tersebut maka kita peroleh diagram seperti tampak pada gambar (d). Massa segmen tali l dapat kita tuliskan dalam variabel r dan sudut sebagai berikut:
pulsa gelombang

(a)
pulsa gelombang

m = l l = 2r = 2r

(151)

(b)

Pada keadaan seperti tampak pada gambar (d), tali dapat terangkat ke atas karena ada gaya yang bekerja pada tali tersebut. Tali menghasilkan tegangan tali yang memaksa segmen tali tersebut bergerak ke bawah membentuk lembah gelombang. Tali pada gambar (d), total gaya yang bekerja berarah ke bawah yang besarnya:

(c)

T = 2Tsin
Gaya pada arah horisontal sa;ing menghilangkan satu sama lain. Inilah yang menyebabkan segmen tali tidak bergerak pada arah rambatan gelombang. Gaya total yang bekerja pada segmen tali selalu mengarah vertikal. Jika kita asumsikan segmen tali sepanjang l sebagai partikel titik yang bergerak melingkar dengan kelajuan linier v maka pada segmen tersebut bekerja gaya sentripetal sebesar Fs. Gaya sentripetal menghasilkan percepatan yang berarah ke pusat lingkaran. Sebelumnya telah kita definisikan gaya tegang tali yang berarah ke pusat lingkaran. Gaya ini sebanding dengan gaya sentripetal yang bekerja pada segmen tali tersebut sehingga: (d )

Fs = T
mv 2 = 2Tsin r mv 2 T= 2r sin

Gambar 15.7 Pulsa gelombang yang merambat pada tali serta diagram gaya yang bekerja pada tali

(152)

Untuk nilai sudut yang sangat kecil maka kita dapat membuat asumsi lanjutan yaitu nilai sin . Dengan mensubstitusikan persamaan (151) ke persamaan (152) maka kita peroleh:

T=

2 rv 2 2 r T

= v 2 v 2 = v= T

(153)

RosariSalehdanSutarto

Bab 15 Gelombang Mekanik | 251

Dimana T adalah tegangan yang bekerja pada tali sedangkan adalah massa per satuan panjang yang diukur dalam satuan kg/m. 15 3 Persamaan Gelombang Transversal Persamaan adalah suatu fungsi yang mengandung variabel-variabel fisis yang terdapat pada suatu sistem. Perilaku suatu sistem dapat diprediksi jika kita mengetahui persamaan yang menjelaskan keadaan sistem tersebut. Pada sub bab ini kita akan membahas persamaan gelombang yang merambat pada tali atau sistem yang sejenis dengan itu. Perhatikan Gambar 15.8. Segmen tali sepanjang l dikenai tegangan tali sebesar T pada koordinat x dan (x + x). Perhatikan bahwa sistem pada Gambar 15.8 mengandung dua koordinat spasial yaitu x dan z. Tegangan tali bekerja pada koordinat spasial y. Kita dapat menerapkan hukum II Newton untuk menganalisis sistem tersebut. Perpindahan segmen tali ditandai oleh koordinat z sehingga percepatan yang dialami oleh segmen tali tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

a=

2 z ( x, t ) t 2

(154)

Gambar 15.8 Segmen tali yang diberi tegangan. Perpindahan segmen tali pada arah vertikal ditandai dengan sumbu z sedangkan arah rambatnya ditandai dengan sumbu x.

Tegangan tali yang bekerja pada segmen l adalah selisih antara tegangan tali pada (x + x) dan x. Dengan mengasumsikan panjang l RosariSalehdanSutarto

252 | Bab 15 Gelombang Mekanik

sangat kecil maka nilai juga sangat kecil sehingga, seperti biasa, nilai dari sin dapat kita dekati dengan tan dimana tan

z (x, t ) . x

Gaya yang bekerja pada segmen tali l terdiri dari dua komponen yaitu komponen horisontal dan vertikal. Gaya yang bekerja pada komponen horisontal antara lain:

Fx = T cos ( x + x ) T cos ( x ) = T [cos ( x + x ) cos ( x )] d cos = Tx dx d = Tx sin dx


Dalam hal ini nilai (dan juga sin ) sangat kecil sehingga komponen gaya pada arah horisontal ini juga sangat kecil dibanding dengan komponen gaya pada arah vertikal. Dengan demikian kita dapat menarik kesimpulan bahwa gerak segmen tali l didominasi oleh gerakan pada arah vertikal. Komponen gaya pada arah vertikal adalah komponen gaya yang menyebabkan percepatan a pada segmen tali l, dengan demikian dapat dinyatakan sebagai berikut:

F = Tsin (x + x ) Tsin (x )

= T [sin (x + x ) sin (x )]

z ( x, t ) d sin F = Tx sin tan = x dx d z ( x, t ) = Tx dx x = Tx 2 z ( x, t ) x


2

(155)

Massa per satuan panjang segmen tali l adalah l. Namun karena sudut sangat kecil maka kita dapat melakukan pendekatan nilai l x. Dengan menggunakan persamaan II Newton dan menggabungkan persamaan (4) dan (5) kita peroleh:

RosariSalehdanSutarto

Bab 15 Gelombang Mekanik | 253

F = ma Tx 2 z ( x, t ) x 2 2 z ( x, t ) x 2 2 z ( x, t ) x 2
Dimensi dari dimensi dari

= x = =

2 z ( x, t ) t 2 t 2 t 2

2 z ( x, t )
T v2

1 v2

1 2 z ( x, t )

= [ML-1] [M-1 L-1 T2] = [L-2T2] yang tiada lain adalah

1 v
2

. Dengan demikian besaran

menyatakan

kecepatan rambatan gelombang pada tali. Kita telah mendapatkan persamaan gelombang secara umum yaitu:

2 z ( x, t ) x 2

1 2 z ( x, t ) v2 t 2

(156)

Persamaan (156) berlaku untuk semua jenis gelombang satu dimensi dimana perpindahan segmen tali pada arah vertikal adalah kecil diukur relatif terhadap titik kesetimbangan. Solusi persamaan (156) dapat kita tentukan dengan mudah. Dari persamaan (156) terlihat bahwa solusi dari persamaan tersebut haruslah mengandung dua variabel peubah yaitu x dan t. Misal kita memiliki sembarang fungsi z1 = f (vt x) dan z2 = f (vt + x) maka solusi dari kedua fungsi tersebut merupakan solusi lengkap dari persamaan (156). Fungsi f (vt x) merupakan fungsi yang menyatakan kedudukan titik pada segmen tali yang bergerak dengan kelajuan v pada saat t dimana titik tersebut bergerak ke arah sumbu (+). Dengan sedikit utakatik aljabar, fungsi f (vt x) dapat kita uraikan, berdasarkan persamaan (156), menjadi:

2 z1 dx 2
2

= f " = f (vt x ) = f " = v 2 f (vt x )

z1 dt
2

( )

(157)

Dengan menyusun persamaan (157) dalam formasi yang sama dengan persamaan (156) kita peroleh hasil sebagai berikut:

RosariSalehdanSutarto

254 | Bab 15 Gelombang Mekanik

2 z1 dx 2

1 2 z1 v 2 dt 2

(158)

Dengan cara yang sama maka persamaan f (vt + x) juga akan menghasilkan solusi yang sama dengan persamaan (158). z1 merupakan fungsi yang mengandung informasi perpindahan tiap segmen tali pada arah vertikal. Perpindahan pada arah vertikal ini, seperti yang telah dijelaskan pada Bab 13, dapat dianalogikan sebagai simpangan gelombang. Perilaku gelombang yang memiliki pola gerak naik turun secara periodik ini mengingatkan pada fungsi sinusoidal. Solusi eksak dari persamaan f (vt x) dapat diprediksikan sebagai fungsi yang bersifat sinusoidal. Jika kita menuliskan solusi eksak untuk persamaan f (vt x) sebagai berikut:

z (x, t ) = A sin (vt x )

(159)

Perhatikan bahwa fungsi f (vt x) memiliki dimensi panjang, [L]. Seperti kita ketahui bahwa fungsi sinus atau cosinus hanya mengenali angka yang bersatuan radian atau derajat. Gangguan merambat sepanjang tali dengan kelajuan v. Seandainya gangguan tersebut kita asumsikan berwujud titik maka titik tersebut akan menempuh lintasan naik turun sepanjang tali. Perhatikan ilustrasi berikut ini, jika titik n berangkat dari titik kesetimbangan maka ketika titik n tersebut kembali lagi pada titik kesetimbangn maka titik tersebut dikatakan telah menempuh satu panjang gelombang. Satu panjang gelombang terdiri dari sebuah bukit dan lembah gelombang. Satu panjang gelombang berhubungan dengan total sudut yang ditempuh oleh titik tersebut. Karena telah kembali ke posisi setimbangnya maka titik tersebut telah menempuh sudut 2. Komponen besaran (vt x) pada persamaan f (vt x) menunjukkan panjang gelombang yang telah ditempuh oleh titik gangguan. Dengan demikian kita dapat memformulasikan kesebandingan antara sudut tempuh dan panjang gelombang sebagai:

(vt x ) 2 2 (vt x )
Karena nilai variabel pada sinus persamaan (159) harus diisi dengan sudut maka nilai dari:

RosariSalehdanSutarto

Bab 15 Gelombang Mekanik | 255

(vt x ) = = (vt x ) = 2

(vt x )

2 = adalah bilangan gelombang, k

(vt x )

Persamaan (159) menjadi:


2 z (x, t ) = A sin (vt x ) 2 2 2 2 = A sin vt x vt = t dan x = kx (1510) = A sin (t kx ) Dengan menggunakan sekelumit aljabar, persamaan (1510) dapat kita uraikan berdasarkan logika pada persamaan (156) untuk mendapatkan relasi berikut ini: v = f (1511)

dimana v adalah cepat rambat gelombang, diukur dalam satuan m/s. dan f masing-masing menyatakan panjang gelombang dan frekuensi. Persamaan (1510) merupakan representasi dari persamaan gelombang berjalan.
15 4 Karakteristik Gelombang Berjalan

Dalam bentuk yang lebih general, dengan menambahkan sudut fase , persamaan (1510) dapat kita nyatakan sebagai berikut; z (x, t ) = A sin (t kx + ) (1512)

Berdasarkan relasi pada persamaan (1511), periode gelombang memiliki bentuk persamaan:
v Dengan cara yang sama kita peroleh relasi antara bilangan k, frekuensi sudut , dan v sebagai berikut: k= T=

RosariSalehdanSutarto

256 | Bab 15 Gelombang Mekanik

sudut fase amplitudo

panjang gelombang, Gambar 15.9 Gelombang berjalan memiliki besaran-besaran frekuensi, amplitudo, panjang gelombang, sudut fase dan kecepatan rambat. Seperti tampak pada gambar di atas, amplitudo merupakan simpangan maksimum gelombang, sudut fase menyatakan sudut mula-mula dimana gelombang mulai terjadi dan panjang gelombang merupakan ukuran panjang yang dibentuk oleh satu bukit dan satu lembah.

15 5 Energi dan Daya Gelombang

Seperti yang telah kita definisikan di muka bahwa gelombang adalah salah satu mekanisme transfer energi. Pada gelombang, mekanisme transfer energi ini cukup unik karena tidak dibarengi dengan perpindahan massa dari medium yang menjadi perantaranya. Perhatikan sebuah gelombang berjalan yang merambat pada tali bermassa m, dengan panjang l dan tegangan T. Satu segmen pada tali ditunjukkan oleh gambar berikut ini: Perhatikan Gamabr 15.10, pada pembahasan sebelumnya telah kita buktikan bahwa komponen tegangan tali pada arah mendatar adalah sedemikian kecil dibanding komponen gaya vertikal sehingga kontribusi tegangan tali pada arah horisontal dapat kita abaikan. Dengan demikian, segmen tali pada titik x mendapat percepatan ke bawah oleh tegangan tali T sin . Untuk sudut yang sangat kecil kita dapat menyatakan tegangan tali T menjadi:

T sin T tan z T tan = T x Pada Gambar 15.10 terlihat bahwa gaya bekerja ke bawah. Dengan menggunakan konvensi tanda koordinat ke bawah negatif maka vektor gaya yang dihasilkan oleh tegangan tali tersebut adalah negatif. Laju transfer energi, daya, pada gelombang dinyatakan oleh persamaa:

Gambar 15.10 Satu bagian tali pada titik x bekerja tegangan tali yang mebentuk sudut terhadap sumbu x. Tegangan tali T bekerja pada tali dalam arah vertikal dan horisontal.

P = F v transversal
RosariSalehdanSutarto

Bab 15 Gelombang Mekanik | 257

Perhatikan bahwa komponen kecepatan yang berpengaruh adalah komponen kecepatan gelombang bukan kecepatan rambat gelombang. Hal ini menjadi logis karena pada titik x gaya tegang tali mempercepat segmen tali searah dengan arah kerja gaya tersebut. Percepatan menghasilkan kecepatan dimana arah kecepatan tersebut juga searah dengan arah percepatan yang menyebabkannya. Dengan demikian, karena gaya dan kecepatan memiliki arah yang sama maka komponen vektor gaya dan kecepatan dapat kita nyatakan kembali menjadi:
z z P = T vtransversal vtransversal = x t z z P = T x t

(1513)

Dengan menggunakan persamaan gelombang z (x, t ) = A sin (t kx + ) maka diperoleh persamaan daya sebagai berikut:
P = TkA 2 cos 2 (t kx + ) T = v k = v 2 A 2 cos 2 (t kx + )

Dengan mudah kita bisa menentukan daya rata-rata yaitu:

P =

1 v 2 A 2 2

(1514)

Ketika tali digetarkan sebenarnya tali tersebut berinteraksi dengan partikel-partikel udara di sekitarnya. Interaksi tersebut berupa gesekan dimana, sesuai dengan sifatnya, gesekan tersebut menyebabkan sebagian energi yang dibawa tali hilang. Selain, komponen gaya yang bekerja pada tali, sebenarnya, bukan hanya gaya tegang tali yang berasal dari gangguan yang diberikan melainkan juga gaya gravitasi. Seperti kita ketahui bahwa benda bermassa yang berinteraksi dengan benda bermassa lainnya akan menghasilkan gaya tarik yaitu gravitasi. Tali adalah benda bermassa sehingga gaya gravitasi bumi bekerja pada tali tersebut. Sepanjang yang telah kita bahas hingga bab ini, kita telah mengasumsikan bahwa interaksi yang bersifat eksternal tersebut diabaikan. Kita menganggap sistem gelombang yang merambat pada tali adalah ideal. Tidak ada energi yang hilang oleh gesekan. Tidak ada interaksi gravitasi. Dengan demikian, baik daya dan energi merupakan kuantitas yang dihasilkan oleh variabel intrinsik yang dikandung oleh tali tersebut. Daya merupakan laju transfer energi tiap satu satuan waktu. Jika energi kita simbolkan dengan E maka E = Pt dimana t menyatakan waktu tempuh gelombang.
RosariSalehdanSutarto

258 | Bab 15 Gelombang Mekanik

E = Pt = v 2 A 2 cos 2 (t kx + )t vt = l

(1515)

l adalah panjang gelombang yang telah bergerak oleh energi sebesar E. Panjang gelombang l dan energi E berhubungan satu sama lain. Rasio E/l menyatakan energi persatuan panjang yaitu energi yang telah ditransfer melalui tali sepanjang l. Dengan mendefinisikan energi per satuan panjang sebagai u maka kita dapat menuliskan persamaan u sebagai berikut: u= = E l

2 A 2 l cos 2 (t kx + )
l
2 2 2

= A cos (t kx + ) Pada persamaan (1514) dan (1515), kita lihat bahwa daya dan energi memiliki bergantung secara kuadratik terhadap amplitudo dan frekuensi. Hal ini berarti semakin besar amplitudo gelombang maka semakin besar energi dan daya yang dibawanya.

15 6 Persamaan Gelombang Longitudinal

Kita telah menurunkan persamaan gelombang untuk gelombang yang merambat pada tali, gelombang transversal, sebagai berikut:
2 z ( x, t ) 1 2 z ( x, t ) = 2 x 2 v t 2

Persamaan tersebut berlaku umum untuk semua jenis gelombang baik transversal maupun longitudinal. Pada sub bab ini kita akan mempelajari persamaan gelombang yang menjelaskan perilaku gelombang longitudinal. Seperti yang telah kita ketahui bahwa perbedaan utama antara gelombang transversal dan longitudinal adalah pada arah getar segmen medium yang dilalui gelombang tersebut. kita ambil satu contoh gelombang suara. Gelombang suara adalah jenis gelombang longitudinal. Perhatikanlah sebuah sistem gas yang memiliki volume V0 dan tekanan P0. Jika udara tersebut dikenai sebuah gangguan dari luar maka baik volume dan tekanannya akan berubah: P = P0 p V = V0 v

RosariSalehdanSutarto

Bab 15 Gelombang Mekanik | 259

Satu variabel intrinsik udara yang juga penting untuk diperhatikan adalah massa jenis. Massa jenis bergantung pada massa dan volume udara tersebut. Jika udara tersebut berada dalam sebuah sistem tertutup maka kita bisa mengasumsikan massa total udara adalah tetap sepanjang waktu. Karena volume udara berubah akibat kompresi ataupun pengembangan maka massa jenis udara berubah: = 0 k Gelombang suara dapat kita lihat sebagai gelombang yang diakibatkan karena adanya variasi tekanan pada udara. Gaya yang bekerja pada luas penampang tertentu tidak lain adalah tekanan. Selisih tekanan pada x dan (x + x) dapat kita nyatakan sebagai berikut:

Gambar 15.11 di samping menunjukkan skema gaya yang mengenai luas penampang A sepanjang x. Gaya yang diberikan menyebabkan peregangan ukuran kolom udara yang berakibat memperbesar volume udara.

F = F (x + x ) F (x ) = Ap = A[ p(x + x ) p(x )] p = A x x
Turunan parsial yang bekerja pada tekanan p adalah sebagai antisipasi jika fungsi tekanan tersebut bergantung bukan hanya pada koordinat spasial tetapi juga waktu. Dengan menerapkan persamaan II Newton pada suku di ruas kiri maka kita peroleh:

2 z ( x, t ) p = A x 2 t x m = Ax m

Ax

2 z (x, t ) p = t 2 x

2 z ( x, t ) p = A x 2 t x (1516)

Pada Gambar 15.11 tekanan yang bekerja pada kolom udara menyebabkan kontraksi panjang x. Kontraksi ini, yaitu x, merupakan selisih ukuran panjang akhir dan panjang mula-mula kolom udara, z (x + x) z (x). Jika rasio z (x + x) z (x) dan x kita nyatakan sebagai e maka: e= z (x + x ) z (x ) z = x x

Ingat kembali konsep elastisitas pada bab sebelumnya, tekanan dihubungkan dengan edan modulus Young melalui persamaan: RosariSalehdanSutarto

260 | Bab 15 Gelombang Mekanik

p = eY =Y z x

(1517)

Dengan mensubstitusikan persamaan (1517) ke persamaan (1516) kita peroleh:


Y Y 2 z ( x, t ) z = x x t 2

2 z ( x, t ) 2 z ( x, t ) = x 2 t 2 2 z ( x, t ) 2 z ( x, t ) 1 = = 2 2 x 2 Y t Y v

(1518)

Akhirnya kita telah sampai pada persamaan yang cukup familiar dengan kita yaitu persamaan gelombang. Dari persamaan (1518), kita dapat langsung mengetahui cepat rambat gelombang suara. Cepat rambat gelombang tersebut bergantung pada massa jenis udara dan modulus Young. Secara eksplisit kita dapat menuliskan persamaan cepat rambat gelombang suara sebagai berikut:

v=

(1519)

Persamaan (1519) adalah persamaan umum untuk cepat rambat gelombang longitudinal pada suatu medium tertentu. Dengan menggunakan analisis dimensi, variabel Y dan dapat kita interpretasikan lebih lanjut. Kecepatan v memiliki dimensi [LT-1], modulus Young Y memiliki dimensi [ML-1T-2] sedangkan massa jenis memiliki dimensi [ML-3]. Tentu kita masih ingat dengan konsep Hooke mengenai gerak harmonik sederhana dimana ketika suatu sistem diberi gangguan dari luar maka sistem tersebut akan menghasilkan gaya pemulih yang memicu terjadinya gerak harmonik. Arah perpindahan selalu berlawanan dengan arah kerja gaya pemulih. Pada rambatan gelombang longitudinal, arah getaran searah dengan arah gaya atau gangguan yang bekerja pada suatu medium. Artinya arah simpangan pada medium selalu searah dengan arah kerja gangguan yang mengenainya. Pada kasus gelombang suara, udara mengalami pemampatan dan peregangan. Peristiwa tersebut dapat kita analogikan dengan konsep Hooke dimana pemampatan dan peregangan pada udara tersebut dihasilkan sebagai reaksi atas gangguan yang mengenainya. Reaksi tersebut dapat dipandang sebagai bentuk lain dari gaya pemulih yang
RosariSalehdanSutarto

Bab 15 Gelombang Mekanik | 261

dihasilkan udara. Dengan analisis dimensi kita akan lihat bahwa asumsi tersebut adalah koheren. v= Y

[ [

ML-1T -2 2 ML-1 = -3 ML MLT -2 2 F 2 ML-1 = -1 ML

] ]

Terlihat bahwa cepat rambat gelomabng longitudinal bergantung pada factor gaya F yang terepresentasi dalam modulus Young, atau secara umum modulus zat, dan juga densitas massa atau massa per satuan panjang. Persamaan ini mirip dengan persamaan cepat rambat gelombang pada tali. Secara umum, cepat rambat gelombang memang bergantung pada factor gaya pemulih dan densitas massa suatu medium. Hanya saja, kadang, untuk jenis gelombang yang berbeda yang merambat pada medium yang berbeda pula memiliki ekspresi matematik yang juga lain. Kita dapat menerapkan konsep tersebut untuk mengetahui kecepatan rambat gelomabng di berbagai jenis medium. Misalnya, kita ingin mengetahui cepat rambat gelombang suara di udara. v faktor gaya pemulih faktor densitas massa F cepat rambat gelombang sebanding dengan akar kuadrat factor gaya pemulih dibagi dengan factor densitas massa zat. Dengan menyatakan gaya F = p0A dan densitas massa dengan m/l serta dengan sedikit aljabar kita peroleh persamaan umum untuk cepat rambat gelombang suara pada medium udara yang sebanding dengan tekanan yang bekerja pada udara tersebut dibagi dengan massa jenisnya.

p0 A ml

p0 mV p0

Solusi eksak dari rumus di samping adalah sebagai berikut:

v=

p0

(1520)

yang mana menyatakan konstanta yang bernilai 1,4. Mengapa persamaan v harus dinyatakan dalam variabel tekanan p0 adalah karena karakteristik udara yaitu jika terdapat gaya yang mengenainya maka gaya tersebut akan mengenai luas permukaan yang bersinggungan. Efek dari gaya tersebut akan dialirkan dalam bentuk tekanan yang menjalar dari ujung ke ujung.

RosariSalehdanSutarto

262 | Bab 15 Gelombang Mekanik

15 7 Gelombang Berdiri

Pada sub bab sebelumnya kita telah membahas gelombang yang menjalar pada tali dimana kita hanya memperhatikan bagaimana gelombang tersebut menjalar. Kita belum memasukkan syarat batas pada persamaan-persamaan yang telah kita turunkan. Pada sub bab berikut ini kita akan mendiskusikan tentang gelombang berdiri. Perhatikan Gambar 15.12, pada gitar, senar gitar dapat kita anggap sebagai tali yang terikat di kedua ujungnya. Ketika Anda memetik sebuah senar maka Anda akan melihat senar tersebut bergetar. Petikan yang Anda berikan itu merupakan bentuk gangguan terhadap senar. Gangguan tersebut dijalarkan sepanjang senar dan oleh karena itulah senar bergetar. Getaran ini merambat sepanjang senar dan menghasilkan gelombang. Gelombang merambat dari ujung yang satu ke ujung yang lain. Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan. Gelombang yang merambat dan membentur ujung senar maka gelombang tersebut akan dipantulkan dalam arah yang berlawanan. Karena gelombang yang menjalar pada senar terus ada maka gelombang yang dipantulkan setelah membentur salah satu ujung senar akan bertemu dengan gelombang yang lain, dalam satu senar! Jadi dalam satu senar ada dua gelombang! Apa yang terjadi? Tentu saja kedua gelombang tersebut akan bergabung membentuk sebuah gelombang baru. Gelombang semacam itulah yang disebut sebagai gelombang berdiri. Senar pada gitar dapat kita modelkan seperti gambar di bawah ini. Pada gambar (a), setelah digetarkan senar membentuk gelombang. Senar membentuk bukit dan lembah gelombang. Disaat membentuk bukit gelombang, tegangan tali mempercepat senar ke bawah sehingga senar bertransisi membentuk lembah gelombang. Pada saat berada pada posisi lembah, gaya tegang tali mengarah ke atas dan mempercepat tali ke atas dan terbentuklah bukit gelombang. Demikian seterusnya, seperti tampak pada gambar (b) hingga (c). Setelah gelombang membentur batas sebelah kanan, terlihat bahwa pantulan gelombang memiliki beda fase relatif terhadap gelombang datang. Pantulan gelombang ini akan bergabung dengan gelombang asalnya. Dua gelombang yang bergabung membentuk satu gelombang tunggal dikatakan gelombang mengalami superposisi. Superposisi gelombang harmonik disebut interferensi. Jika dua segmen gelombang yang bertemu membentuk pola menggelembung yang biasa disebut dengan perut gelombang atau antinode (A). Pola lain yang terbentuk adalah pola gelombang yang disebut simpul, node (N). Gambar (c) dan (d), menunjukkan pola gelombang berdiri dengan jumlah perut dan simpul yang lebih banyak. Pola gelombang semacam itu dapat dihasilkan jika frekuensi
RosariSalehdanSutarto

Gambar 15.12 Gitar adalah salah satu jenis alat musik yang akan menghasilkan bunyi jika senar gitar dipetik. Senar gitar menghasilkan getaran yang merambat sepanjang senar tersebut. Pada saat yang bersamaan senar yang bergetar ini menyebabkan perubahan tekanan udara di sekitarnya dan perubahan ini dijalarkan dalam bentuk gelombang bunyi di udara. Tabung pada gitar berfungsi untuk memperkuat bunyi yang dihasilkan oleh senar.

Gambar 15.13 Pola gelombang berdiri yang terbentuk pada senar gitar.

Bab 15 Gelombang Mekanik | 263

getarnya sesuai. Frekuensi getar yang menghasilkan pola gleombang perut simpul ini disebut dengan frekuensi resonansi. Jika diperhatikan dengan seksama, frekuensi nada pada gambar (b), f1, terbentuk panjang gelombang. Hal itu berarti panjang gelombang berhubungan dengan panjang tali L oleh frekuensi f1 melalui persamaan:

1 L= 2

perut

simpul

Gambar 15.14 Pola interferensi yang terbentuk pada senar adalah tampak seperti gambar di samping. Gambar (a), menunjukkan senar dalam keadaan belum dipetik. Gambar (b) menunjukkan ketika senar dipetik. Timbul sebuah pola gelombang interferensi.

Pada gambar (c), untuk frekuensi f2 terbentuk satu panjang gelombang dan pada gambar (d) untuk frekuensi f3 terbentuk 1 panjang gelombang. Frekuensi f1, f2 dan f3 merupakan frekuensi yang biasa disebut sebagai frekuensi tingkat ke n. Jadi, f1 merupakan frekuensi tingkat pertama, f2 menyatakan frekuensi tingkat kedua dan seterusnya. Dengan demikian kita bisa membuat formulasi matematis yang lebih eksplisit yang merangkum hubungan antara frekuensi, panjang gelombang dan panjang tali sebagai berikut: 1 L = nn n = 1, 2, 3, ... 2 Bagaimana menentukan frekuensi gelombang yang terjadi? Tentu saja sangat mudah, Anda masih ingat dengan persamaan yang menghubungkan antara besaran kecepatan, panjang gelombang dan

RosariSalehdanSutarto

264 | Bab 15 Gelombang Mekanik

frekuensi bukan? v = f, dimana v menyatakan kecepatan gelombang sedangkan f menyatakan frekuensi gelombang. v v fn = 2L n v v = n = f1 (1520) 2L 2L n = 1, 2, 3, ... = nf1

( )

Frekuensi f1 atau frekuensi nada dasar ini bisa kita tentukan dengan persamaan berikut:
f = = v v= 2L 1 2L F F

Gambar 15.15 Tiga gambar paling atas menunjukkan detik-detik terakhir runtuhnya jembatan Tacoma Narrows.

Yang mana F menyatakan tegangan tali sedangkan adalah massa per satuan panjang. Persamaan (20) yang menyatakan frekuensi gelombang berdiri disebut juga frekuensi alami. Sebuah tali yang menghasilkan gelombang berdiri dapat menghasilkan frekuensi alami lebih dari satu. Berdasarkan persamaan (20), frekuensi alami yang dapat dibangkitkan dari sebuah tali yang membentuk gelombang berdiri adalah dari 1 hingga n. Perhatikan bahwa n merupakan bilangan bulat positif dan dengan demikian pada tali tersebut dapat menghasilkan deret frekuensi alami. Deret frekuensi alami ini disebut dengan deret harmonik. Setiap pola getaran yang dihasilkan dari frekuensi alami disebut modus getaran. Musik adalah salah satu bidang yang paling sering bersinggungan dengan konsep gelombang berdiri ini. Dalam istilah-istilah yang digunakan dalam bidang music kita sering mendengar istilah nada atas pertama, nada atas kedua dan seterusnya. Yang dimaksud dengan nada atas pertama adalah frekuensi harmonik kedua dan seterusnya. Di alam, gelombang berdiri dapat muncul dalam berbagai wujud. Salah satu kasus yang cukup parah adalah runtuhnya jembatan gantung Tacoma Narrows pada 07 November 1940, empat bulan setelah jembatan tersebut diresmikan untuk lalu lintas umum. Berikut ini adalah gambar dokumentasinya: Jembatan gantung raksasa ini ternyata tidak mampu menahan gelombang berdiri yang dipicu karena adanya angin turbulen. Gelombang berdiri yang muncul pada jembatan membuat kosntruksi jembatan tersebut luluh lantak, lihat dua gambar di bawah. Gambar ketiga di bawah menunjukkan bahwa bangunan dari jembatan tersebut sangatlah besar. Seseorang yang berdiri di sekitar jembatan itu terlihat sangat kecil, menandakan bahwa jembatan tersebut memang benarbenar besar. RosariSalehdanSutarto

Bab 15 Gelombang Mekanik | 265

Gelombang berdiri juga dapat dihasilkan dari tali yang salah satu ujungnya bebas. Pada pembahasan sebelumnya, focus diskusi kita adalah adalah pada senar gitar dimana kedua ujung senar tersebut terikat. Pola gelombang berdiri yang dihasilkan dari tali yang salah satu ujungnya bebas terlihat seperti gambar berikut ini: Perhatikan Gambar 15.16 gambar paling atas menunjukkan pola gelombang yang terjadi saat frekuensi getaran adalah frekuensi harmonik pertama dimana terbentuk satu perut dan simpul. Pada frekuensi harmonik ketiga, terbentuk dua perut dan dua simpul dan seterusnya. Perhatikan bahwa pada modus dasar getaran, panjang tali L sama dengan panjang gelombang. Pada modus berikutnya L = panjang gelombang dan seterusnya. Secara umum, persamaan untuk pola gelombang berdiri dimana salah satu ujung tali bebas adalah:
Gambar 15.16 Pola gelombang berdiri yang terbentuk pada tali dimana salah satu ujung tali tersebut tidak terikat. Bandingkan dengan pola gelombang berdiri yang terbentuk pada tali yang kedua ujungnya terikat. Pada tali yang salah satu ujungnya bebas, terlihat bahwa pada ujung tersebut terbentuk perut sedangkan pada tali yang kedua ujungnya terikat pada setiap ujung tali tersebut selalu terbentuk simpul.

, n = 1, 3, 5, ... 4 Dengan analogi yang sama pada persamaan (1520), kita peroleh frekuensi alami gelombang adalah: fn = n v v = f1 4L 4L = nf1 n = 1, 3, 5, ...

L=n

Jika deret harmonik pada gelombang berdiri pada tali yang kedua ujungnya terikat adalah memenuhi rasio 1 : 2 : 3 dan seterurnya maka deret harmonik pada gelombang berdiri tali yang salah satu ujungnya bebas memenuhi rasio 1 : 3 : 5 dan seterusnya. Kita telah mendiskusikan tentang gejala dan perilaku gelombang berdiri dari sudut pandang hal-hal yang bisa diamati. Sepertinya kurang lengkap jika kita tidak menambahkan satu sudut pandang deskripsi lagi yaitu deskripsi matematik dari gelombang berdiri tersebut. Sebelumnya kita telah menyebut istilah-istilah seperti superposisi, gelombang datang dan gelombang pantul. Bagaimana keterkaitan antar istilah-istilah tersebut secara matematik? Persamaan umum gelombang yang merambat pada tali adalah: z (x, t ) = A sin (t kx + ) Pada gelombang berdiri, tali yang sama menghasilkan dua gelombang dalam arah yang berlawanan. Arah rambat gelombang berhubungan dengan tanda (+) dan (-) pada suku kx. Persamaan gelombang yang merambat pada arah (+) dinyatakan dengan persamaan:
RosariSalehdanSutarto

266 | Bab 15 Gelombang Mekanik

z1 (x, t ) = A sin (t kx + ) Sedangkan untuk gelombang yang merambat pada arah sebaliknya dirumuskan dengan:

z 2 (x, t ) = A sin (t + kx + )
Kedua gelombang tersebut mengalai interferensi dan menghasilkan satu gelombang tunggal. Secara matematis, fungsi gelombang yang baru merupakan penjumlahan dari dua fungsi gelombang z1 dan z2 sehingga:
zT (x, t ) = z1 (x, t ) + z 2 (x, t )

= A sin (t kx + ) + A sin (t + kx + ) = 2 A cos kx sin t

(1521)

Persamaan (1521) adalah persamaan gelombang berdiri. Persamaan tersebut mengandung variabel x dan t. Suku sin t adalah suku yang membentuk pola sinusoidal gelombang. Suku cos kx merupakan koefisien amplitudo gelombang pada jarak x dari titik nol. Terlihat bahwa amplitudo gelombang tidaklah konstan melainkan fungsi dari cos kx. Amplitudo maksimum diperoleh saat nilai dari cos kx adalah satu. Jika kita definisikan amplitudo adalah A = 2A cos kx maka persamaan (1521) dapat dituliskan kembali dalam bentuk: z (x, t) = A sin t (1522)

Superposisi gelombang yang baru saja kita bahas adalah kasus khusus dari superposisi gelombang secara umum. Superposisi gelombang dapat terjadi bukan hanya jika ada pantulan gelombang. Superposisi dapat terjadi apabila dua gelombang atau lebih bertemu dan membentuk satu gelombang baru. Secara umum, superposisi gelombang dapat dinyatakan sebagai berikut:

z (x, t ) = An sin ( n t + n ) cos(k n x )


n

(1523)

Dengan An menyatakan amplitudo gelombang ken, kn dan n masingmasing adalah bilangan dan frekuensi sudut gelombang ken. Pada kenyataannya, superposisi gelombang dapat terbentuk dari gelombang yang mempunyai amplitudo, frekuensi dan bilangan gelombang berbeda-beda. Gelombang berdiri yang terbentuk oleh tali yang kedua ujungnya terikat memiliki karakteristik superposisi gelombang yang berbeda jika dibandingkan dengan superposisi gelombang yang terbentuk oleh tali yang salah satu ujungnya tidak terikat. Dalam bahasa matematik, yang membedakan keduanya adalah keadaan pada ujung-ujung senar
RosariSalehdanSutarto

Bab 15 Gelombang Mekanik | 267

tersebut. keadaan itu sering disebut sebagai syarat batas. Syarat batas pada titik x = 0 dan t = 0 dengan sendirinya terpenuhi karena nilai dari sin (t) = 0 yang menyebabkan amplitudo pada titik tersebut juga nol. Syarat batas pada ujung lainnya, misalnya L, bergantung pada keadaan ujung tersebut apakah terikat atau bebas. Jika ujung L terikat maka nilai dari cos (kx) untuk x = L haruslah bernilai nol. Namun jika ujung L tidak terikat, gelombang yang terbentuk akan selalu berada pada amplitudo maksimumnya sehingga syarat batas pada kondisi tersebut harus memenuhi cos (kL) = 1.

RosariSalehdanSutarto

Lampiran Referensi Gambar Bab15GelombangMekanik GambarCoverBab15GelombangMekanik Sumber:http://www.flickr.com/photos/spampd/167507336

Gambar

Sumber

Gambar 15.1 Puingpuing reruntuhan candi Prambanan akibat gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada 27 Mei 2006. Sebagianbangunancandiharusdirehabilitasiagar candi dapat tetap berdiri tegak. Gempa bumi berkekuatan 5,8 skala Richter tersebut tidak http://cache.daylife.com/imageserve hanya meluluh lantakkan bangunanbangunan fisik tetapi juga menelan korban jiwa yang tidak sedikit. Pergeseran lempeng tektonik menghasilkan getaran seismik yang menjalar sepanjang jalur gempa menyebabkan ketidakstabilanstrukturtanahdiatasnya. Gambar 15.2 Batu yang dijatuhkan pada permukaan air menghasilkan gelombang yang http://www.abe.ufl.edu berbentuk lingkaran yang menjalar dari tempat dimanabatudijatuhkanmenujukesegalaarah. Gambar 15.3 (a) Pola getaran yang terjadi pada pegas yang bergerak harmonik sederhana, (b) Pola gelombang yang terjadi pada air. Terlihat bahwa pola gelombang yang terjadi pada air miripdenganpolagetaranpegasyangdiplotpada kertas. Gambar 15.4 Tali yang diikat pada salah satu ujungnya, kemudian ujung yang lain digetarkan maka pada tali akan terbentuk pola gelombang seperti tampak pada gambar di samping. Pola gelombang tersebut mirip dengan plot grafik pola getaran pegas dimana pola tersebut menunjukkankarakteristikgrafiksinusoidal. Gambar15.5Duabuahslinkiidentikdigetarkan dengancarayangberbeda.Slinkipertama digetarkandengancaramemberikanhentakan padaarahvertikalsehinggaterbentukpola

http://www.abe.ufl.edu Serway,R.AandFaughn,J.S.,1999. CollegePhysics,7thEdition,USA: HarcourtBraceCollegePublisher.Page: 436.

Serway,R.AandFaughn,J.S.,1999. CollegePhysics,7thEdition,USA: HarcourtBraceCollegePublisher.Page: 444.

Serway,R.AandFaughn,J.S.,1999. CollegePhysics,7thEdition,USA: HarcourtBraceCollegePublisher.Page:

gelombangsepertitampakpada(a).Slinkikedua digetarkandengancaramemberikantekanan dalamarahmendatar(horisontal)sehingga terbentukpolagelombangsepertitampakpada (b). Gambar 15.6 (a) menunjukkan gelombang yang terbentuk pada slinki sedangkan gambar (b) menunjukkan plot grafik pola regangan dan rapatan gelombang slinki. Plot grafik menunjukkan pola sinusoidal dimana pola tersebut menjadi ciri khas gelombang sebagaimanayangtelahkitabahassebelumnya.

443.

Serway,R.AandFaughn,J.S.,1999. CollegePhysics,7thEdition,USA: HarcourtBraceCollegePublisher.Page: 443.

Gambar 15.7 Pulsa gelombang yang merambat Huggins,E.R.2000.Physics2000.Moose pada tali serta diagram gaya yang bekerja pada MountainDigitalPress.Etna,New tali Hampshire03750.Page:155 Gambar 15.8 Segmen tali yang diberi tegangan. Perpindahan segmen tali pada arah vertikal ditandai dengan sumbu z sedangkan arah rambatnyaditandaidengansumbux. Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor ScientistsandEngineerswithModern Physics,3rdEdition.NewJersey:Prentice Hall,Inc.Page:401.

Gambar 15.9 Gelombang berjalan memiliki besaranbesaran frekuensi, amplitudo, panjang gelombang, sudut fase dan kecepatan rambat. Seperti tampak pada gambar di atas, amplitudo merupakan simpangan maksimum gelombang, DokumentasiPenulis sudut fase menyatakan sudut mulamula dimana gelombang mulai terjadi dan panjang gelombang merupakan ukuran panjang yang dibentuk oleh satubukitdansatulembah. Gambar15.10Satubagiantalipadatitikxbekerja tegangantaliyangmebentuksudutterhadap sumbux.TegangantaliTbekerjapadatalidalam arahvertikaldanhorisontal. Gambar 15.11 di samping menunjukkan skema gaya yang mengenai luas penampang A sepanjangx. Gaya yang diberikan menyebabkan peregangan ukuran kolom udara yang berakibatmemperbesarvolumeudara. Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor ScientistsandEngineerswithModern Physics,3rdEdition.NewJersey:Prentice Hall,Inc.Page:412.

Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor ScientistsandEngineerswithModern Physics,3rdEdition.NewJersey:Prentice Hall,Inc.Page:408.

Gambar 15.12 Gitar adalah salah satu jenis alat musik yang akan menghasilkan bunyi jika senar gitar dipetik. Senar gitar menghasilkan getaran yang merambat sepanjang senar tersebut. Pada saat yang bersamaan senar yang bergetar ini DokumentasiPenulis menyebabkan perubahan tekanan udara di sekitarnya dan perubahan ini dijalarkan dalam bentuk gelombang bunyi di udara. Tabung pada gitar berfungsi untuk memperkuat bunyi yang dihasilkanolehsenar. Gambar15.13Polagelombangberdiriyang terbentukpadasenargitar. Halliday,R.,Walker.2006.Fundamental ofPhysics,7thEdition.JohnWilleyand Sons,Inc.Page:552.

Gambar15.14Polainterferensiyangterbentuk padasenaradalahtampaksepertigambardi Halliday,R.,Walker.2006.Fundamental samping.Gambar(a),menunjukkansenardalam ofPhysics,7thEdition.JohnWilleyand keadaanbelumdipetik.Gambar(b)menunjukkan Sons,Inc.Page:554. ketikasenardipetik.Timbulsebuahpola gelombanginterferensi. Gambar15.15Tigagambarpalingatas menunjukkandetikdetikterakhirruntuhnya jembatanTacomaNarrows. Tipler,P.A.andMosca,G.PhysicsFor ScientistandEngineers:Extended Version,5thEdition.W.H.Freeman& Company.Page:490.

Gambar15.16Polagelombangberdiriyang terbentukpadatalidimanasalahsatuujungtali tersebuttidakterikat.Bandingkandenganpola gelombangberdiriyangterbentukpadataliyang keduaujungnyaterikat.Padataliyangsalahsatu ujungnyabebas,terlihatbahwapadaujung tersebutterbentukperutsedangkanpadatali yangkeduaujungnyaterikatpadasetiapujung talitersebutselaluterbentuksimpul.

Tipler,P.A.andMosca,G.PhysicsFor ScientistandEngineers:Extended Version,5thEdition.W.H.Freeman& Company.Page:492.

Daftar Pustaka Serway, R.A and Faughn, J.S., 1999. College Physics, 7th Edition, USA: Harcourt Brace College Publisher. Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 11, 1st Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson. Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 12, 1st Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson. Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics, 3rd Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Huggins, E.R. 2000. Physics 2000. Moose Mountain Digital Press. Etna, New Hampshire 03750. Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics For Scientist and Engineers: Extended Version, 5th Edition. W.H. Freeman & Company. Young, Freedman. 2008. Sears and Zemankys University Physics with Modern Physics, 12th Edition. Pearson Education Inc. Crowell, B. 2005. Vibrations and Waves. Free Download at: http://www.lightandmatter.com. Crowell, B. 2005. Newtonian Physics. Free Download at: http://www.lightandmatter.com. Crowell, B. 2005. Conservations Law. Free Download at: http://www.lightandmatter.com. Halliday, R., Walker. 2006. Fundamental of Physics, 7th Edition. John-Willey and Sons, Inc. Pain, H.J. 2005. The Physics of Vibrations and Waves, 6th Edition. John Wiley & Sons Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex PO19 8SQ, England. Mason, G.W., Griffen, D.T., Merril, J.J., and Thorne, J.M. 1997. Physical Science Concept, 2nd Edition. Published by Grant W. Mason. Brigham Young University Press. Cassidy, D., Holton, G., and Rutherford, J. 2002. Understanding Physics, Springer-Verlag New York, Inc. Serway, R.A. and Jewet, J. 2003. Physics for Scientist and Engineers, 6th Edition. United State of America: Brooks/Cole Publisher Co.

Anda mungkin juga menyukai