37
38
39
sebaliknya. Sebagai contoh dibawah ini hubungan antara tekanan dan temperatur pendidihan (boiling temperature).
40
3,500 138,9
Nucleate Boiling
Yaitu proses pendidihan normal dalam boiler (HRSG). Temperatur Air dinaikkan mencapai titik didih. Gelembung-gelembung uap secara individu terbentuk saat air berhubungan dengan permukaan logam pipa yang panas. Ketika gelembung ini terbentuk, dan meninggalkan permukaan logam pipa, air dingin berikutnya akan membasahi pipa (karena adanya sirkulasi), dengan demikian temperatur pipa selalu berada dalam batas yang diizinkan.
Film Boiling
Adalah kondisi pendidihan yang tidak normal, disebabkan oleh aliran air (sirkulasi air) tidak cukup (lambat). Gelembung uap terbentuk ketika air menyentuh permukaan logam pipa. Gelembung uap berkumpul dan membentuk film uap dan menyelimutinya. Karena permukaan dalam tube tidak didinginkan oleh air, maka temperatur logam tube akan naik. Tube dapat menjadi rusak (overheating, pecah). Istilah yang digunakan untuk kejadian ini adalah DNB (Departure from Nucleate Boiling)
Kalor Sensibel
41
Sebagaimana disebutkan diatas pemberian panas pada air (zat cair) akan menyebabkan temperatur zat tersebut naik. Panas yang diterima air sehingga temperaturnya naik sampai titik didihnya disebut panas sensibel atau enthalpi didih dan diberi simbol hf dalam tabel uap. Apabila tekanannya naik, maka temperatur didih juga naik dan panas sensibelnya juga bertambah.
Kalor Laten
Pemberian panas pada air yang telah mendidih tidak akan menaikkan temperatur air tersebut, tetapi akan mengakibatkan air berubah menjadi uap jenuh. Atau dikatakan air berubah fase (wujud) menjadi uap jenuh. Panas yang diberikan untuk merubah air menjadi uap disebut panas penguapan atau panas latent atau enthalpi penguapan dan diberi simbol hfg didalam notasi tabel uap.
Kalor Total
Jumlah panas yang diberikan untuk merubah air menjadi uap jenuh, yaitu panas sensibel dan panas laten disebut panas total atau enthalpi total uap jenuh dan diberi simbol hg. Jadi hg = hf + hfg
42
43
Contoh : Dari tabel di bawah ditunjukkan bahwa dengan tekanan 500 kPa, temperatur jenuhnya 151,8 o C dan mempunyai enthalpy 2748,1 kJ/kg. Jika superheater menaikkan temperaturnya sampai 500 oC, maka uap akan berubah menjadi uap panas lanjut sehingga enthalpy uap naik menjadi : 3484,5 kJ/kg
Enthalpi adalah energi panas yang dikandung dalam suatu zat. Enthalpi juga disebut panas dalam (heat content). Di dalam menghitung panas dalam uap selain entalpi, juga digunakan entropi. Entropi berhubungan dengan proses ekspansi adiabatis dalam mesin. Perubahan entropi bernilai positif ketika panas diserap oleh gas, dan bernilai negatif (berkurang) ketika panas dibuang.
44
3.4.
Sistem tata letak HRSG mempunyai banyak variasi baik jenis maupun jumlahnya. Ditinjau dari sistem sirkulasi airnya HRSG dibedakan menjadi : HRSG sirkulasi alam HRSG sirkulasi paksa. Bila ditinjau dari tekanan kerjanya, HRSG dapat dibedakan menjadi : HRSG dengan satu tekanan (single pressure) HRSG dengan dua tekanan (dual pressure) HRSG dengan tekanan bertingkat (multi pressure) Sedangkan bila ditinjau dari sumber panasnya, HRSG dapat dikelompokkan menjadi : HRSG tanpa bantuan pembakaran (nonfire) HRSG dengan bantuan pembakaran (auxiliary/supplementary burner)
45
Uap yang terbentuk bersama-sama dengan air masuk kembali ke dalam drum. Didalam drum uap dipisahkan dari air, dan uap selanjutnya mengalir ke superheater atau langsung ke turbin, sedangkan air bercampur kembali dengan air yang ada didalam drum.
Gambar 3.6, Prinsip Sirkulasi Paksa (Forced Circulation) Umumnya pompa sirkulasi mempunyai laju sirkulasi sekitar 1,7. Artinya jumlah air yang disirkulasikan 1,7 kali kapasitas penguapan. Beberapa keuntungan dari sistem sirkulasi paksa Waktu start (pemanasan) lebih cepat Mempunyai respon yang lebih baik dalam mempertahankan aliran air ke pipa-pipa pemanas pada saat start maupun beban penuh. Mencegah kemungkinan terjadinya stagnasi pada sisi penguapan
47
48
49
50
51
52