Disadur dari :
STEAM PLANT OPERATION by Thomas F Lammers
BAB II
STOKER BOILER
2.1. BOILER
Seperti yang didefinisikan oleh desain boiler modern saat ini, pengaturan tata letak
boiler mencakup water-cooled walls, casing, insulation, lagging, dan konstruksi baja yang
membentuk bagian luar boiler dan pelindung furnace yang berfungsi mengamankan flue
gas suhu tinggi yang dihasilkan dari proses pembakaran.
Boiler tipe Fire Tube disangga oleh hasil pembentukan susunan bata atau digantung
secara independen pada balok baja overhead. Gambar 2.5 menunjukkan desain yang lebih
tua dari horizontal-return tubular boiler yang disangga oleh konstruksi batu bata. Perhatikan
bahwa boiler bertumpu pada rol sehingga dapat mengembang secara independen pada
konstruksinya. Suspensi overhead dianggap yang terbaik karena mengurangi beban
tambahan dari batu bata, menjaga boiler pada level yang tepat, dan memungkinkan
dilakukan perbaikan pada brickwork tanpa mengganggu boiler. Gambar 2.7 menunjukkan
sistem penyangga four-pass fire-tube package boiler modern. Perhatikan bagaimana desain
boiler dimana semua proses pembakaran terjadi di dalam boiler.
Untuk Water-tube boilers mendapatkan sistem penyangga baik pada bagian bawah atau
penyangga pada atasnya. Pada sebuah two-drum bottom-supported boiler, bagian bawah
drum dan bagian tube nya dipegang oleh baja struktural yang kuat. Steam Drum dan bagian
tube nya bebas untuk mengembang ke atas. Untuk top-supported boilers, steam drum dan
bagian tube nya dipegang pada tempatnya oleh struktus baja. Drum dan tabung bagian
bawah bebas mengembang ke bawah tanpa mengganggu konstruksi dan peralatan
pembakaran seperti stoker. Seal diperlukan untuk memungkinkan adanya pergerakan ini
dan pada saat yang sama mencegah kebocoran udara ke dalam furnace.
Setidaknya 50 persen dari pembakaran batubara lunak (mis., Batubara yang memiliki
material volatile yang tinggi) terdiri dari pembakaran gas yang didistilasi dari batubara, dan
itu terjadi di ruang di atas hamparan bahan bakar. Oleh karena itu, pada stoker-fired boiler,
ruang furnace bagian atas grates harus cukup besar untuk memastikan pembakaran yang
sempurna sebelum gas mencapai permukaan yang panas. Gas-gas yang mudah terbakar
naik dari hamparan bahan bakar terdiri dari hidrokarbon dan karbon monoksida. Udara
harus dibierikan pada bagian atas hamparan bahan bakar untuk membakar gas-gas ini, dan
ini disebut secondary air. Jika flue gas mencapai permukaan yang panas sebelum
pembakaran selesai, akan menyebabkan terjadinya proses pendinginan. Hasilnya adalah
terjadinya pembakaran yang tidak sempurna, yang menyebabkan asap, jelaga, efisiensi 1
yang buruk, dan biaya bahan bakar yang lebih tinggi. Perlengkapan boiler ini harus
memberikan tidak hanya volume furnace yang tepat tetapi juga dinding bridge walls,
baffles, arches, dll., Untuk mengarahkan aliran gas dengan layak sehubungan dengan
permukaan pemanas.
Bridge wall terletak di belakang grates dari stoker-fired boiler. Itu menjaga hamparan
bahan bakar pada tempatnya diatas grates dan membelokkan gas terhadap permukaan
pemanas.
Baffles mengarahkan aliran gas dan memastikan kontak maksimum dengan permukaan
pemanas.
Arches pada kenyataannya adalah atap di atas bagian furnace. Mereka terbuat dari
bahan tahan api atau dinding berpendingin air dan digunakan untuk mengarahkan gas
buang dan untuk melindungi bagian-bagian boiler dari panas radiasi langsung dari furnace.
Dalam tata letak boiler flush-front-type HRT, front tube sheet duduk bersandar dari
depan casing boiler (Gbr. 2.5). Gas meninggalkan tabung dan mengalir melalui ruang ini
ke belakang dan stack. Lengkungan kecil diperlukan di bagian depan furnace untuk
merapatkan ruang ini dan mencegah furnace gas membuat jalur pendek boiler dan mengalir
langsung dari furnace ke stack.
Boiler tipe horizontal-return tubular lainnya (Gbr. 2.6), yang dikenal sebagai extended-
front type, mengatur tube sheets depannya sejajar dengan bagian depan peralatan boiler.
Setengah bagian bawah shells memanjang melampaui tube sheet dan membentuk bagian
dari pembalik arah atau saluran udara panas. Bagian dari shells yang memanjang melewati
tube sheet ini memiliki gas panas di satu sisi tetapi tidak ada air di sisi lainnya dan disebut
dry sheet.
Dalam beberapa desain yang lebih tua, ruang pembakaran tertutup di dalam boiler dan
tidak diperlukan pengaturan. Ruang pembakaran dikelilingi oleh dua lembar pelat boiler,
disatukan dengan menggunakan baut penahan, yang memiliki alur baut atau dilas pada
setiap ujungnya pada dua lembar dari fire box yang diberi jarak untuk tujuan mendukung
permukaan datar terhadap tekanan internal. Ruang antara pelat diisi dengan air dan
merupakan bagian dari boiler. Gambar 2.3 dan 2.4 menunjukkan boiler uap vertikal dengan
fire box tertutup di dalam boiler. Fitur mandiri ini membuat unit semiportable.
Pada desain awal, boiler dipasang sangat dekat dengan grates, dan ruang pembakaran
terbatas. Hasilnya adalah pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan asap dan
efisiensi yang buruk. Karena semakin banyak yang dipelajari tentang pembakaran bahan
bakar, furnace dibuat lebih besar dengan mengatur boiler lebih tinggi di atas grates. Furnace 2
hand fired dengan ruang pembakaran yang besar akan membakar berbagai jenis batubara
dan beroperasi pada kisaran kapasitas yang lebih luas dengan efisiensi yang lebih tinggi
daripada yang memiliki ruang pembakaran kecil.
Stokers berkapasitas besar beroperasi dengan laju pembakaran dan pelepasan panas
yang tinggi. Operasi berkapasitas tinggi ini memerlukan furnace yang memiliki volume
besar untuk memastikan pembakaran yang sempurna sebelum gas mencapai permukaan
pemanas konveksi dan untuk mencegah terbentuknya timbunan abu yang berlebihan pada
tube boiler bagian bawah. Karena tingginya tingkat pembakaran pada desain saat ini,
dinding furnace berpendingin air/water-cooled furnace walls lebih diperlukan daripada
furnace dengan konstruksi dinding tahan api/refractory furnace wall, yang menghasilkan
perpindahan panas yang efektif dan unit dengan kapasitas lebih tinggi.
Arches dipasang di furnace untuk melindungi bagian-bagian boiler dari panas radiasi
langsung dari furnace dan untuk menangkis aliran gas di jalur yang diinginkan.
Lengkungan pengapian menyediakan permukaan untuk membelokkan panas furnace untuk
menyalakan batu bara yang masuk dan bahan bakar padat lainnya seperti refuse-derived
fuel/RDF ( Bahan bakar yang berasal dari sampah ). Desain furnace canggih telah
mengurangi persyaratan untuk lengkungan. Namun, beberapa spreader stokers dan chain-
grate stokers menggunakan lengkungan pengapian sehubungan dengan over-fire air jets
untuk membantu membakar batubara dan untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.
Lengkungan ini biasanya dibangun dari boiler tubes dengan penutup tahan api di sisi
furnace. Permukaan refraktori memungkinkan suhu permukaan tinggi yang diinginkan
tercapai saat menyalakan batu bara, sementara konstruksi berpendingin air menghasilkan
perawatan yang rendah.
Pada furnace hand fire furnace dan yang dilengkapi dengan underfeed atau chain-
grate stokers, sebagian besar batubara dibakar di atas furnace terbuka. Namun, proporsinya
tergantung pada persentase volatile dalam batubara. Ketika batubara dimasukkan ke dalam
furnace suhu tinggi, volatile dipisahkan untuk membentuk gas yang mengandung
hidrokarbon yang harus dibakar dalam suspensi. Batubara yang mengandung persentase
zat volatile yang rendah terbakar di furnace terbuka. Oleh karena itu volume furnace bisa
kurang dari ketika batubara volatil tinggi digunakan, tetapi area perapian yang lebih besar
harus disediakan. Ketika bahan bakar dibakar dalam suspensi, volume furnace harus lebih
besar daripada ketika sebagian bahan bakar dibakar di atas furnace terbuka. Batu bara
bubuk, minyak, dan gas adalah contoh bahan bakar yang dibakar dalam suspensi. Spreader
stoker menggunakan kombinasi suspensi dan pembakaran di atas grate. Partikel batu bara 3
halus dan volatile tinggi meningkatkan persentase dibakar dalam suspensi, sementara
partikel besar dan volatile rendah mengurangi jumlah bahan bakar yang terbakar dalam
suspensi dan karenanya meningkatkan jumlah yang harus dibakar di grates.
Furnace dapat dirancang untuk mempertahankan abu di bawah atau di atas suhu fusi
abu. Ketika abu di bawah suhu fusi, ia dihilangkan dalam bentuk kering atau butiran. Ketika
batubara abu-fusi rendah dibakar, sulit untuk mempertahankan suhu furnace yang cukup
rendah untuk menghilangkan abu dalam kondisi butiran. Furnace Cyclone coal fired dan
beberapa pulverized-coal-fired dioperasikan pada suhu yang cukup tinggi untuk menjaga
abu dalam keadaan cair sampai keluar dari furnace. Unit-unit ini disebut sebagai furnace
slag-tapped tipe intermittent atau continous tergantung pada prosedur yang digunakan
dalam menghilangkan abu fluida dari furnace. Karena proses ini memungkinkan suhu
furnace tinggi, udara berlebih dapat dikurangi dan efisiensinya meningkat.
Laju pembakaran yang tinggi, pembakaran suspensi, volume furnace besar, dan
pelepasan abu keadaan cair adalah semua faktor yang meningkatkan tingkat kepelikan
melakukan servis pada lapisan furnace. Lapisan tahan api dipengaruhi oleh suhu tinggi dan
aksi kimiawi abu. Oleh karena itu, dinding dan lengkungan dibangun dari tabung
berpendingin air yang membentuk bagian dari boiler. Sebagian besar dari panas yang
diperlukan untuk menghasilkan uap diserap dalam tabung-tabung ini, sehingga mengurangi
jumlah permukaan pemanas yang dibutuhkan di tepian konveksi boiler.
4
5
6
2.1.1. HAND FIRING
Hand firing digunakan pada boiler kapasitas kecil mengingat tingkat rilis
panas yang rendah. Disini, grates melayani keperluan ganda yaitu sebagai alas
dimana bahan bakar diletakan dan sebagai tempat pemberian udara primary.
Meskipun disain orisinalnya grate tersebut terdiri dari alas yang stasionair,
grates yang dapat bergoyang atau bergerak akan dikenalkan kemudian.
Bergejolaknya hamparan bahan bakar oleh grates membantu hamparan bahan
bakar menjadi rata dan mencegah terjadinya lubang. Masa kini, metoda
pembakaran dengan tangan telah digantikan sepenuhnya dengan alat mekanis
seperti Stoker dan Pulverizers.
2.1.2. STOKERS
Stokers diletakan dalam furnace dan dirancang untuk mengumpan bahan
bakar padat ke atas grate dimana bahan bakar terbakar ketika udara primary
diberikan, serta dengan udara over fire juga diberikan untuk meningkatkan
proses pembakaran. Stokers juga dirancang untuk menyingkirkan sisa abu
pembakaran yang masih tertinggal setelah pembakaran. Mereka digunakan pada
boiler besar, memberikan tingkat heat release yang tinggi dan dipakai untuk
menangani bahan bakar padat yang bervariasi seperti, batubara, kayu, kulit
kayu, ampas tebu, gabah padi dan sampah perkotaan
Stokers pada dasarnya terdiri dari :
a. Sistem pengumpan bahan bakar ( Coal/Solid Fuel Feeder )
b. Sebuah Grate stasionair atau dapat bergerak sebagai alas untuk
mendukung bahan bakar dan pemberian udara pembakaran.
c. Sebuah sistem udara over fire untuk membuat sempurna proses
pembakaran dan untuk menurunkan polusi seperti Nox.
d. Sebuah Sistem pembuangan abu sisa pembakaran
Secara umum ada dua tipe sistem stoker :
a. Underfeed Stokers : Dimana bahan bakar dan udara di suplai dari
bagian bawah grate
b. Overfeed Stokers : Dimana bahan bakar di suplai dari atas grate dan
udara diberikan dari bagian bawah.
Overfeed Stokers selanjutnya diklasifikasikan kepada dua tipe : 7
a. Mas Fed Stokers ( Stoker dengan pengumpan bertumpuk ) : Dimana
bahan bakar diberikan secara terus menerus pada satu sisi grate, lalu
bergerak secara horizontal sepanjang grate saat bahan bakar tersebut
terbakar, dengan abu sisa pembakaran akan dibuang pada ujung sisi
lain dari grate. Disini udara pembakaran diberikan dari bagian
bawah grate dan bergerak keatas melalui hamparan bahan bakar
yang terbakar.
b. Spreader Stokers : Dimana bahan bakar disebarkan secara merata
diatas grate saat dilemparkan kedalam ruang bakar. Disini udara
pembakaran juga diberikan dari bagian bawah grate. Bahan bakar
halus terbakar ketika melayang saat bergerak jatuh melawan udara
yang naik keatas. Bahan bakar yang lebih berat akan terbakar diatas
grate dan abu sisa pembakaran akan dibuang diujung sisi lain grate.
Spreder Stokers adalah yang paling banyak dipakai untuk saat ini
dan memiliki kemampuan menangani variasi bahan bakar padat
yang lebih luas.
Di pasar saat ini, sebagai akibat dari biaya tinggi dan kesulitan dalam
memenuhi persyaratan lingkungan, ada sedikit permintaan untuk unit unit
underfeed dan small overfeed coal-fired stoker. Permintaan uap dari boiler ukuran
ini sekarang sudah dapat dipenuhi dengan package boilers yang membakar
minyak dan gas alam. Namun, ada unit stoker tipe ini yang terus beroperasi dan
memenuhi persyaratan operasi mereka.
Laju pembakaran pada stoker tergantung pada jenis bahan bakar, dan laju ini
bervariasi berdasarkan sistem stoker yang digunakan. Kapasitas uap yang
dihasilkan dari boiler tergantung pada stoker heat release. Tabel 5.1 mencantumkan
heat release tipikal dan perkiraan kapasitas uap untuk berbagai jenis stoker.
9
Gambar 5.1 Eksterior depan dari stoker underfeed retort tunggal. (Detroit Stoker
Company, subsidiary of United Industrial Corp.)
Gambar 5.2. Tampak samping dari stoker underfeed retort tunggal. (Detroit Stoker
Company, subsidiary of United Industrial Corp.)
13
Gambar 5.5. Potongan melintang stoker multi-retort dengan
dumping grates. (Detroit Stoker Company, subsidiary of United
Industrial Corp.)
18
Gambar 5.6 Kontur hamparan bahan bakar pada multiple retort
underfeed stoker. (Detroit Stoker Company, subsidiary of United
Industrial Corp.)
19
Perawatan stoker dapat dibagi menjadi tiga kelas: (1) coal feeders,
speed reducers, dan driving mechanism; (2) bagian internal, termasuk
tuyères dan grates; dan (3) retort serta struktur pendukung lainnya.
Operasi yang memuaskan dan operasi yang panjang tanpa perawatan
terhadap driving dan mekanisme coal feeder eksternal dari stoker
tergantung pada pelumasan yang benar dan eliminasi benda asing dari
batubara. Jika driving mekanisme gagal di start, periksa stoker dengan
seksama untuk menentukan apakah material asing tersangkut dalam ram
atau screw. Jangan biarkan penyaringan batubara dan kotoran
menumpuk ke titik di mana mereka menghambat operasi. Perbaikan
pada bagian eksternal ini dapat dilakukan tanpa menunggu furnace
menjadi dingin.
Tuyères dan grate harus diganti sesekali. Frekuensi penggantian
tergantung pada bahan bakar yang digunakan, jenis service, dan
perawatan yang digunakan dalam operasi stoker. Batubara dengan abu
suhu-fusi rendah menghasilkan klinker yang melekat pada grate,
membatasi aliran udara, dan menyebabkan material coran pada stoker
menjadi terlalu panas. Ketika kadar abu pada batubara rendah, tidak
ada perlindungan yang memadai pada grate, dan pemeliharaan akan
menjadi tinggi. Bahkan ketika batu bara yang cocok digunakan,
material coran pada stoker dapat menjadi terlalu panas jika hamparan
bahan bakar dibiarkan menjadi sangat tipis sehingga bagian-bagian
dari grates terbuka. Coran ini mudah diganti, tetapi membutuhkan
shutdown peralatan yang cukup lama untuk memungkinkan furnace
mendingin secukupnya agar teknisi dapat masuk dan melakukan
perawatan.
Kecuali jika stoker tidak dioperasikan dengan benar, penggantian
retort dan bagian struktural tidak diperlukan untuk jangka waktu yang
lama. Penggantian suku cadang ini mahal dan membutuhkan
pemadaman yang lama.
20
2.1.2.2. OVERFEED STOKERS
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, terdapat dua tipe overfeed
stokers, MASS FEED STOKER dan SPREADER STOKER.
A. MASS-FEED STOKER:
Ada dua tipe mass feed stokers yang dipergunakan untuk pembakaran
batubara :
a. The moving-grate stokers, baik chain grate atau traveling grate
b. The water-cooled vibrating-grate stoker
Karakteristik dari stokers tipe ini dimana batubara diumpan oleh gaya
gravitasi dari bahan bakar itu sendiri keatas adjustable grate yang mengontrol
ketinggian hamparan bahan bakar. Metode pembakarannya melibatkan
hamparan batubara yang bergerak sepanjang grate dengan udara diberikan dari
bagian bawah grate. Ketika batubara masuk kedalam furnace, batubara
dipanaskan oleh radiasi dari furnace, dimana volatiles akan keluar dan
menghasilkan pemantikan. Batubara terbakar saat bergerak sepanjang ruang
bakar. Tebal hamparan batubara akan turun hingga semua batubara terbakar
dan abu yang relatif dingin dibuang ke ash hopper.
a. Chain-grate stoker
Memakai endless chain ( rantai tidak berujung ) yang dibuat
membentuk suport untuk menyangga hamparan batubara dan melewati
penggerak dan kembali melalui bend sprockets. Traveling-grate stoker
juga menggunakan endless chain namun berbeda dengan yang
dibawanya berupa small grate bars ( grate bar kecil ) yang akan
menyangga hamparan batubara dan menghasilkan kontrol yang lebih
terhadap abu halus yang terdapat pada grate (Gambar. 5.7).
Dalam kasus lain, Rantai bergerak melewati dua sprockets, satu
didepan dan satu lagi dibelakang furnace. Sprockets ini sama
panjangnya dengan lebar furnace. Sproket bagian depan dihubungkan
dengan mekanisme penggerak variable speed. Pembukaan udara pada
grate tergantung kepada batubara yang akan dibakar dan bervariasi
21
diantara 20 hingga 40 persen dari total area. Kapasitas uap dari unit ini
sekitar 80,000 lb/h.
Batubara diumpan dari hopper yang berada didepan stoker. Ketebalan
dari batubara diatas grate di atur dengan hand-adjusted gate (see
Gambar. 5.7). Kecepatan dari grate bervariasi sesuai dengan batubara
yang diumpankan ke furnace. Kontrol sistem pembakaran secara
automatic mengatur kecepatan grate untuk menjaga tekanan uap.
Pembakaran terus terjadi ketika grate bergerak sepanjang furnace. Abu
sisa pembakaran masih mengandung sedikit material yang dapat
terbakar akan dibawa keujung belakang stoker dan terkumpul di ashpit.
Udara masuk ke furnace melalui bagian terbuka dari grate dan melalui
over-fire jets. Over-fire air jets masuk ke furnace melalui bagian
arch/busur depan atau wall bagian depan diatas arch. Panas yang
intensif pada bagian depan stoker menghasilkan distilasi gas dari
hamparan batubara. Kombinasi over-fire air dan udara yang melewati
hamparan batubara menghasilkan turbulensi yang dibutuhkan untuk
kecepatan pembakaran.
Pada beberapa rancangan, over-fire air jets terletak di wall bagian
belakang hal ini bertujuan untuk menghasilkan aliran lawan dari aliran
gas di furnace, untuk meningkatkan turbulensi dan lebih lanjut
menyempurnakan efisiensi dari pembakaran.
22
Keseluruhan dari grate tertutup oleh casing yang sesuai untuk
mencegah infiltrasi udara pada poin yang tidak diinginkan dan
menaikan pembakaran. Kebocoran udara sepanjang sisi grate yang
bergerak di kurangi dengan menggunakan adjustable ledge plates.
Beberapa kesulitan ditemui pada kebocoran udara yang berlebihan
pada lokasi pembuangan abu sisa pembakaran di ashpit. Kebocoran ini
dikurangi atau diminimalisir dampaknya dengan menggunakan damper
untuk seal off ashpit, dengan menggunakan clearence yang kecil antara
stoker dengan bagian pengatur, dan dengan arch bagian belakang yang
memaksa udara lewat hamparan batubara, bercampur dengan gas yang
mudah terbakar, dan dimanfaatkan pada proses pembakaran.
Apabila clearence antara bagian belakang furnance dan stoker
diturunkan untuk mengendalikan kebocoran udara, abu yang panas
menjadi kontak dengan wall. Sebelum munculnya water-cooled
furnaces, abu sisa pembakaran menempel pada tepian refractory
furnace dan membentuk clinkers. Kondisi ini dapat dicegah dengan
menggunakan water-cooled furnace.
Chain dan traveling-grate stokers semula dioperasikan dengan natural
draft. Namun, dalam rangka untuk meningkatkan kapasitas, kemudian
dirancang dengan memanfaatkan forced draft. Untuk mencapai hal ini,
seluruh stoker ini tertutup. Udara pembakaran dari forced-draft
dimasukan dari bagian sisi dari stoker antara bagian atas dan bagian
bawah. Kemudian dialirkan pada bagian atas grate dan hamparan
batubara. Stoker dibagi dalam beberapa zona, dari depan ke belakang.
Damper yang diopeasikan secara Manual atau Power ( Motorize )
digunakan untuk mengatur aliran udara di setiap zona untuk
mengkompensasi tidak beraturannya tebal batubara.
b. Vibrating-grate stoker (Gambar. 5.8)
Beroperasi mirip dengan stoker chain grate atau traveling grate, kecuali
cara mengumpan batubara dan cara hamparan batubara bergerak
dicapai dengan vibration. Grates nya terdiri dari cast-iron blocks
terpasang pada water-cooled tubes. Tube-tube ini sama spasi antara
Header yang terhubung dengan boiler sebagai bagian dari boiler
circulation system. Tube penghubung atara header ini dan boiler 23
circulating system memiliki lengkungan pipa yang panjang untuk
fleksibilitas yang diperlukan bila grate bergetar. Pergerakan dari grate
sangat pendek dan tidak ada ketegangan terjadi pada sistem ini.
Ruangan dibawah Stoker dibagi menjadi kompartemen dengan
menggunakan flexible plates. Suplai duct individual dengan damper
memungkinkan pengaturan distribusi udara yang menuju hamparan
batubara. Grate diaktifkan dengan menggunakan vibration generator
dengan disain khusus yang digerakan motor kecepatan konstan. Ini
pada dasarnya terdiri dari dua pemberat yang tidak balans yang diputar
dengan posisi berlawanan agar dihasilkan getaran yang diinginkan.
Kapasitas uap dari Vibrating grate sekitar 125,000 lb/h.
Ketebalan batubara yang diumpan ke grate diatur dengan meng adjust
gate pada hopper. Namun, tingkat pengumpanan batubara di kontrol
secara outomatis dengan mem variasikan siklus off dan on mekanisme
dari vibrating. Getaran dan kemiringan dari grate menyebabkan
hamparan batubara begerak diruang bakar menuju ashpit.
Kepadatan yang dihasilkan oleh kondisi bergetarnya hamparan
batubara dan seragamnya distribusi udara. Keadaan ini memungkinkan
untuk menggunakan batubara dengan range yang lebih lebar.
Penggunaan water cooling menurunkan hingga minimum kebutuhan
abu sebagai pengaman grate dan memungkinkan penggunaan air
preheater untun sistem combustion, yang dapat mengimprove efisiensi
pembakaran. Water cooling pada grate membuat stoke ini lebih
adaptable bila bahan bakar alternatif seperti natural gas atau bahan
bakar minyak digunakan, sebab pengaman grate khusus tidak
diperlukan lagi, yang berbeda pada bed yang normal dimana abu
ditinggalkan untuk pembakaran batubara.
24
Gambar 5.8 Vibrating-grate stoker.
Chain dan traveling grate stoker dapat membakar bervariasi bahan bakar
padat, termasuk gambut, batubara muda, bituminous, anthracite/batu bara
keras dengan nilai kalor tinggi, dan coke breeze atau fine coke yang pada
umumnya berukuran kurang dari ¾ inch. Stoker ini kadang kala menggunakan
furnace arches, yang tidak diperlihatkan paga Gambar. 5.7. Lungkungan
bagian depan dan belakang ini meng improve sistem pembakaran dengan
meradiasi ulang panas ke hamparan batubara. Vibrating grate stoker sesuai
untuk batubara volatile bituminous yang menengah dan tinggi dan untuk
batubara volatile bituminous yang rendah serta batu bara lignites pada tingkat
pembakaran yang lebih rendah. Batubara coke memerlukan agitasi dan
karenanya tidak sesuia dipergunakan pada stoker jenis ini.
Batubara yang paling sesuai dipergunakan pada stoker chian grate dan
traveling grate memiliki ash softening minimum temperature 2100°F, moisture
antara 0 – 20 persen, ash content 6 – 20 persen, maksimum swelling index 5
dan size range antara 1 inch dengan tidak lebih dari 60 persen yang ukurannya
lebih kecil dari ¼ inch
Sementara untuk operasi stoker water-cooled vibrating-grate, terbaik
menggunakan batubara dengan moisture content of 0 to 10 persen, ash content
of 5 to 10 persen, temperatur ash softening lebih kecil dari 2300°F, dan coal
size range of 1 or 3 4 in by 0 with not more than 40 percent less than 1 4 in.
25
Tingkat pembakaran dari stoker chain grate dan traveling grate adalah
425,000 hingga 500,000 Btu setiap square foot dari area grate setiap jam
(Btu/ft2/h) tergantung dari kandungan ash dan kandungan moisture dari
batubara. Bila dibandingkan dengan stoker water-cooled vibrating-grate yang
memiliki heat release sekitar 400,000 Btu/ft2/h.
Untuk memulai penyalaan pada stoker chain grate, pengumpanan harus di
set dan stoker di start. Grate harus tertutup dengan 3 hingga 4 inch batubara
untuk dua pertiga dari panjang stoker dan penyalaan dimulai dengan
membakar kayu yang ada di atas batubara. Bila natural gas atau fuel oil burner
adalah bagian dari boiler design, peralatan ini akan digunakan. Stoker tidak
boleh di restart hingga batubara secara keseluruhan sudah dinyalakan dan
ignition arch panas. Kemudian stoker harus dioperasikan pada kecepatan yang
terendah hingga furnace menjadi panas.
Ada dua cara untuk mengatur rate dari suplai batubara pada stoker chain
grate : dengan mengontrol ketebalan batubara diatas grate dan dengan
mengadjust rate dari pergerakan dari grate. Ketebalan batubara diatas grate
dijaga diantara 4 dan 6 inch dengan mengatue gate (Gambar. 5.7). Kecepatan
rata rata operasi dari chain atau traveling grate adalah 3 hingga 5 inch/menit.
Variasi dari kapasitas dapat diperoleh dengan melakukan perubahan salah satu
atau kedua sistem pengumpanan pengumpanan batubara diatas.
Damper yang ada di stoker disediakan agar opertor dapat mengendalikan
supli udara ke zona zona yang bervariasi. Pengaturan suplai udara ini
memungkinkan operator mengontrol tingkat combustion disetiap zona dan
dengan demikian dapat menurunkan unburned carbon yang terbawa hingga
ashpit. Bila operasi yang memuaskan tidak tercapai dengan pengaturan
damper-damper ini, langkah selanjutnya adalah dengan mengatur ketebalan
hamparan batubara, pada akhirnya, satu yang dapat dilakukan percobaan
dengan cara mencampur beberapa jenis batubara, dimana dapat ditambahkan
air pada batubara tertentu yang tidak memiliki cukup moisture content agar
diperoleh combustion layak pada stokers. Unburned carbon yang sangat
berlebihan dalam abu sisa pembakaran tidak hanya dalam bentuk kerugian
batubara tetapi juga dalam pembakaran tautan stoker grate. Bahkan, sisa
batubara terus terbakar di ashpit, dan dengan low fusion ash coal, dapat
menyebabkan munculnya clinkering dari abu yang sulit dibersihkan. 26
Perbaikan dalam pengoperasian dapat dicapai dengan tempering (
menambahkan air ) apabila batubara yang disuplai adalah batubara kering,
berisi partikel halus dengan persentase tinggi, atau memiliki kecederungan
sebagai coke. Sekali coke terbentuk diatas grate, aliran udara menjadi
terhambat, akan menjadi sulit menyempurnakan pembakaran dan mencegah
sejumlah kelebihan coke terbawa hingga ujung grate sampai dengan ashpit.
Hasil yang terbaik akan dapat dicapai bila moister content pada batubara
sekitar 8 hingga 10 persen. Air sebaiknya ditambahkan 10 hingga 24 jam
sebelum batubara dibakar. Penambahan air pada Hopper Stoker menghasilkan
kelembaban permukaanyang berlebihan.
Jumlah perkiraan batubara yang dikonsumsi oleh chain atau traveling grate
dapat dikalkulasi bila kecepatan grate dan ketebalan batubara diatas grate
diketahui. Kecepatan grate dapat ditentukan dengan cara menghitung waktu
menggunakan jam atau counter putaran pada mekanisme penggerak. Apabila
counter putaran dipakai, sebuah faktor harus dipakai untuk menkonversi
pembacaan dari kecepatan grate. Faktor ini dapat ditentukan dengan
membandingkan putaran mekanisme penggerak dengan kecepatan grate. Hal
inidapat dilakukan bila unit dalam keadaan out of service dan pada temperatur
ruang. Untuk mengkonversi dari volume ke berat, asumsikan batubara
bituminous adalah 48 lb,/ft3, anthracite adalah 60 lb/ft3, dan coke breeze
adalah 40 lb/ft3
Contoh : Chain grate soker dengan lebar 8 feet membakar batubara
bituminous. Kecepatan grate 4 inch/menit dan ketebalan batubara 6 inch.
Berapa ton komsumsi batubara setiap jam …. ?
Jawaban :
8 x 4 12 x 6 12 = 43
width stoker, ft rate of feed, ft/min depth of coal, ft coal burned, ft3/min
43 x 60 x 48 ÷ 2000 = 1.92
coal burned, ft3/min min/h depth of coal, ft coal burned, ft3/min coal burned, ton/h
27
Hot Banking pada boiler yang membakar bahan bakar padat diatas grate
didifinisikan sebagai pembakaran bahan bakar hanya pada tingkat igintion
saja. Untuk Bank sebuah nyala api diatas chain atau traveling grate stoker,
tutup udara suplai dibawah stoker dengan waktu yang singkat. Biarkan api
bertambah kecil sebelum menutup udara suplai untuk mencegah terjadinya
kerusakan akibat overheating. Isi hopper dan tutup suplai batubara. Apabila
furnace secara relatif dingin, naikkan gate dan masukkan semua batubara dari
hopper kedalam furnace. Dalam rangka menjaga kemungkina terjadinya
overheating, jangan membiarkan batubara kontak dengan gate. Berikan sedikit
udara dibawah stoker pada akhir suplai batubara. Buka damper stack
secukupnya untuk menjaga sedikit aliran pada furnace atau start IDF. Saat
batubara terbakar dan api bergerak dari belakang ke depan furnace, jumlah
udara masuk juga harus diatur dengan mengatur damper di zona. Sebelum api
mencapai gate, lakukan prosedur pengisian hopper dan lakukan pengisian
batubara. Dalam memulai kembali Bank, sebaiknya sesering mungkin
menggunakan bar untuk memecah batubara yang menjadi lelehan keras dekat
gate. Pengumpanan batubara tidak boleh dimulai hingga udara di hembuskan
melewati grate untuk perioda waktu 3 atau 5 menit dalam rangka menaikan
tempeatur furnace. Prosedur operasi bervariasi disesuaikan dengan
pengalaman. Operator disarankan berkonsultasi dengan Designer dari
peralatan untuk mendapatkan rekomendasi prosedur yang baik dan ini bagian
dari Plant Operation and Maintenance Manual.
Rantai harus cukup kencang untuk menjaganya agar tetap terikat pada
sproket. Rantai ini dapat di adjust dengan dengan mengatur take up screw
yang dapat menggerakan sproket. Plate plate antara sidewall dan grate harus di
adjust untuk mencegah kebocoran udara yang berlebihan. Clearence antara
plate dan grate di adjust sekitar 1/8 inch. Pembakaran yang berlebihan pada
ujung link menunjukan bahwa material yang mudah terbakar masih ada di sisi
ujung bagian abu dari stoker. Link yang terbakar atau rusak harus segera
diganti pada kesempatan pertama.
28
B. SPREADER STOKER :
Instalasi spreader stoker terdiri variable feeding device, mekanisme untuk
melempar batubara atau bahan bakar padat lainnya ( spreader ) ke dalam
furnace, dan grate dengan dilengkapi bagian terbuka sebagai akses udara.
Pengumpan batubara ( coal feeder ) dan mekanisme pembagi batu bara (
spreader ) terletak di bagian depan wall diatas grate. Sebagian dari material
volatile dan partikel partikel halus dari batubara akan terbakar di suspensi (
kondisi masih melayang ), dan yang lainnya akan jatuh ke atas grate, dimana
proses pembakaran masih berlanjut. Sebagai hasil dari adanya tekanan oleh
Forced Draft Fan, Primary air masuk kedalam furnace melalui bagian terbuka
dari grate. Porsi dari sebagian udara ini digunakan untuk membakar lapisan
batubara diatas grate, dan sisanya masuk ke furnace, dimana dipakai untuk
pembakaran material volatile dan partikel halus batubara yang melayang. Over
fire fan ( secondary air fan ) menyuplai udara tambahan melalui jet di furnace
wall. Ini untuk menambahkan udara suplai utuk pembakaran pada suspensi
dan membuat turbulensi. Spreader stoker modern adalah boiler yang paling
serba guna dan banyak dipakai hingga saat ini. Spreader stoker dapat
digunakan dengan boiler yang didesign untuk range kapasitas uap dari 75,000
hingga 700,00 lb/h. Respon stoker cukup cepat terhadap perubahan kebutuhan
uap, memilki kapabilitas turndown yang baik ( contohnya : dapat beroperasi
efisien pada bagian beban ), dan dapat memakai variasi bahan bakar yang
lebar. Umumnya tidak dipakai untuk bahan bakar volatile yang rendah seperti
anthracite.
Meskipun saat meng order ukuran batubara sudah di tentukan, namun pada
saat menerima, ukuran aktual yang datang biasanya bervariasi dari ukuran
yang kasar hingga ukuran yang halus. Dalam rangka mendapatkan operasi
yang efisien dan pembakaran yang baik, campuran dari batubara kasar dab
batubara halus harus didistribusikan kedalam hopper stoker. Apabila dapat
dilakukan dengan benar, maka hamparan batubara yang seragam, sisa material
yang masih mudah terbakar rendah, kapasitas boiler yang tinggi dan biaya
pemeliharaan yang rendah akan dapat dicapai. Salah satu sarana untuk
mencapai distribusi yang merata adalah dengan distributor kerucut, seperti
yang terlihat pada Gambar. 5.9. Distributor seperti yang terlihat digambar 29
telah terbukti efektif pada design stoker yang baru dan dalam mengganti
peralatan yang orisinil.
Pada mekanikal spreder stoker konvensioanl, alat untuk mengumpan dan
menyebarkan batubara disusun untuk mensuplai batubara kedalam furnace
dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Pengumpan mengirimkan
batubara ke rotor yamg berputar dengan blade yang menonjol. Blade blade
yang berputar ini melempar batubara kedalam furnance. Sistem spreader ini di
design untuk mendistribusikan batubara secara merata diseluruh permukaan
grate. Distribusi ini dapat dicapai dengan bentuk dari blade yang melempar
batubara. Berrvariasinya kinerja dari spreader, disebabkan oleh berubahnya
ukuran batubara, moisture content, dan lain lain, dapat dikoreksi dengan cara
adjustment bagian luar dari mekanisme.
35
Gambar 5.12 Four-unit spreader stoker with power-operated dumping
grates. (Detroit Stoker Company, subsidiary of United Industrial Corp.)
Abu yang dibuang dari furnace dengan metode ini sebagai pembuangan
abu bottom yang kontinyu memilki unburned combustible content sekitar 4
hingga 8 persen. Ini kontras dengan spreader stoker, dengan carbon reinjection
system, yang mampu menurunkan jumlah kerugian material yang dapat
dibakar dan oleh karena nya dapat meng improve efisiensi pembakaran 2
hingga 4 persen.
Dengan spreader stoker, batubara yang terbakar di suspensi datang dari
dua sumber, batubara halus dari pengumpan batubara ke furnace dan carbon
yang kembali dari ash reinjection system dari boiler, economizer, air heater
dan dust collector hopper. Jumlah batubara yang terbakar di suspension
tergantung dari persentase dari volatiles, moisture dan batu bara halus di
batubara dan kapasitas dimana boiler dipoerasikan. 36
Banyak dari abu yang dihasilkan oleh pembakaran di suspensi terbawa
combustion gas kedalam jalur konveksi boiler. Abu ini mengandung 40 hingga
60 persen material combustibles dan karena itu mewakili kehilangan panas
yang cukup besar. Abu di kolek di boiler economizer, air heater, mechanical
dust collector dan baghouse atau precipitators hopper. Abu yang mengandung
material combustible tinggi terkumpul di boiler hopper dan dengan kandungan
yang rendah di baghouse atau precipitators hopper. Partikel yang halus
dibuang oleh baghouse atauprecipitators harus dibuang ke ash removal system.
Baghouse atau precipitators disediakan untuk menurunkan emisi partikulate
dari gas yang keluar dari stack cukup untuk memenuhi standard kebersihan
udara.
Ketika batasan emisi partikulate dari gas boiler yang keluar di stack harus
diturnkan sesuai hukum yang berlaku, usaha dilakukan untuk memenuhi
ketatnya persyaratan dengan menurunkan jumlah ash recycled ke furnace.
Lebih banyak lagi dari abu yang dikolek pada berbagai hopper di buang ke ash
disposal system. Prosedur ini mengorbankan efisiensi dalam rangka memenuhi
standard emisi dari ijin operasi.
Usaha lain untuk mengurangi recycling dan untuk menurunkan emisi stack
adalah abu yang banyak mengandung carbon akibat gravitasi dikembalikan ke
traveling grate. Abu dari variasi sumber koleksi di kumpulkan di hopper
dengan memperluas dibagian belakang dari furnace dan diijinkan untuk
mengalir oleh sifat gravitasi, dalam beberapa aliran, ke atas traveling grate.
Sekarang baghouse atau precipitators dipakai sebagai pembersih final dari
flue gas menuju stack. Abu dari beberapa hopper mungkin dibuang ke ash
disposal system atau dikembalikan ke furnace untuk dibakar kembali dan
pemulihan sebagian dari kandungan panas yang terdapat pada partikel yang
mudah terbakar. Hal ini dapat menaikan efisiensi dari boiler. Kelebihan dan
kekurangan dari pembakaran kembali ini harus dipertimbangkan dalam rangka
untyuk menetukan rasio dari abu yang dikembalikan kedalam furnace dan
apakah abu akan dibuang ke ash conveying system.
Reinjection secara teori akan menaikkan efisiensi boiler, tetapi resirkulasi
yang berlebihan dari abu akan menghasilkan masalah pada operasi. Kuantiti
yang besar dari abu yang ditangani reinjection system dapat menyebabkan
akselerasi keausan akibat erosi dan diperlukan penggantian spare parts. 37
Porsi inert dari reinjection ash menghambat pembakaran didalam furnace
dan akan menghasilkan formasi clinker pada stoker grate dan slagging pada
waterwall tube ruang bakar. Dalam mendesign boiler untuk velocity flue gas
yang tinggi pada laluan di tube, konsentrasi yang tinggi dari partikel abu yang
abrasive dapat menyebabkan erosi pada tube boiler. Namun demikian, dampak
dari reinjection harus dipertimbangkan dengan serius karena dapat
mengimprove efisiensi boiler dan menurunkan biaya bahan bakar. Sebagai
contoh, dengan reinjection 50 persen dari fly ash, efisiensi dapat diimprove
lebih dari 2 persen, yang menyebabkan penghematan biaya bahan bakar yang
sangat signifikan.
Pembakaran suspensi memerlukan suplai udara langsung ke furnace.
Udara ini disuplai oleh over fire air fan dan memasuki furnace melalui port
pada wall. Over fire air fan perform tiga fungsi, menyediakan udara
combustion, membuat turbulensi didalam furnance dan reinjection abu dari
collection hopper.
Sekitar 35 persen dari total udara dipakai sebagai over fire air, dengan sisa
65 persen sebagai udara dibawah grate. Over fire air di injeksikan melalui
beberapa nozzle kecil yang disusun dibagian depan dan belakang wall, sering
kali dipasang pada elevasi yang berbeda dan udara melalui nozzle membuat
penetrasi yang tinggi serta berampur dengan bahan bakar. Dengan udara
combustion terpisah anatar under grate dan over fire, pembakaran spreader
stoker menyediakan bentuk pembakaran bertahap yang efektif mengendalikan
Nox.
Combustion control yang sederhana untuk spreader stoker terdiri dari
elemen pengindera tekanan uap keluaran yang mengaktifkan pengendalian
tingkat pengumpanan batubara dan merubah aliran uadar dari forced draft fan.
Perubahan pengumpanan batubara tercapai dengan mengatur panjang stroke
dari feed plate ( lihat Gambar. 5.10 ). Jumlah udara suplai dibawah grate
biasanya diatur oleh damper atau inlet vanes pada Fan, meskipun kadang
kadang dapat kecepatan dari fan yang dirubah rubah. Damper induced draft
fan atau kecepatan fan divariasikan untuk mem pertahankan tekanan furnace
draft pada 0.05 hingga 0.10 kolom air. Rekomendasi perbaikan dalam sebuah
control terdiri dari saran dengan mana pasokan udara forced draft fan
disesuaikan ulang untuk menjaga rasio pasti aliran udara ke bahan bakar 38
terlepas seberapa tebal hamparan bahan bakar. Perbaikan lain adalah
pengendalian dari tingkat pembuangan abu dari grate dan tekanan over fire.
Adjustment dapat dibuat untuk memvariasikan batubara diatas grate. Pada
stoker yang memakai alat stationary dumping grate, manipulasi dari feeder
dan udara suplai, juga dumping dari grate, dibuat selama perioda pembersihan.
Pertimbangan harus diberikan terhadap ukuran pada saat memilih batubara
yang akan dipakai pada spreader stoker. Pertikel yang lebih besar lebih mudah
dilemparkan kebagian belakang furnace dibandingkan dengan partikel yang
lebih kecil. Untuk mendapatkan ketebalan yang seragam dario batubara diatas
grate, batubara harus memiliki ukuran tertinggi 1¼ dari ¾ inch dengan tidak
lebih dari 40 persen mampu melewati saring mesh ¼ inch. Semakin banyak
batubara halus, akan semakin banyak pembakaran suspension dan persentasi
abu dan material combustible yang tebawa oleh gas dari furnace menjadi lebih
tinggi. Operasi terbaik dari batubara sebagai bahan bakar utama pembakaran
harus mengandung paling tidak 18 persen volatile, 5 hingga 10 persen abu (
hingga 15 persen untuk traveling grate ), heating value minimum 12,000
Btu/lb, dan temperatur ash softening 2000°F pada traveling grate tetapi sedikit
lebih tinggi pada bottom ash disposal system. Dengan design khusus, range
yang lebih lebar dapat dibakar pada stoker jenis ini.
Karena efek dari ukuran yang didistribusikan pada furnace, sangat penting
melakukan pemisahan batubara yang kasar dan partikel yang halus dari
batubara dapat dicegah. Coal conveyor dan bunker yang melayani boiler
spreader stoker harus di susun sedemikiaan rupa untuk menurunkan proses
pemisahan menjadi minimum. Pemisahan ukuran batubara menjadi masalah
pada stoker tipe manapun, tetapi spreader stoker lebih toleran karena rate dari
feeder batubara dapat di atur dan lebih banyaknya batubara halus yang
terbalkar di suspensi. Distribusi batubara yang terlihat pada Gambar. 5.9 juga
dapat meminimize pemisahan ukuran batubara.
Spreader stoker akan membakar batubara dengan range yang lebih lebar
dari batubara lignite hingga bituminous. Batubara dengan kandungan volatile
lebih rendah dari 18 persen pada umumnya tidak cocok. Kesulitan dalam
pembentukan clinker dapat diurunkan, bahkan pada batubara yang memiliki
tendensi terbetuknya clinker, dengan sistem kerja alamiah dari spreader.
Batubara disuplaikan ke atas hamparan batubara, dan abu secara alamiah 39
bergerak ke bawah, dimana merekan didinginkan dibawah temperatur
leburnya oleh karena adanya kontak dengan udara yang datang. Kecenderang
terjadinya kokas batubara dapat diturunkan sebelum mencapai grate oleh
terbebasnya gas volatile yang terbakar pada suspensi. Pemanfaatan batubara
berkadungan abu tinggi akan menurunkan efisiensi dan akan menaikan
pekerjaan operator, karena terlalu banyaknya abu yang harus ditangani.
Perioda pembersihan menjadi lebih sering bila kandungan abu pada batubara
yang dibakar tinggi. Secara umum, spreader stoker akan membakar batubara
yang bagus lebih efisien bila dibandingkan dengan stoker tipe yang lain dan
sebagai tambahannya akan sukses membakar batubara yang kurang bagus
tetapi pada turunnya efisiensi.
Secara prinsip spreader stoker dapat sukses diaplikasikan untuk membakar
material tipe sampah. Kedua macam material bahan bakar batubara dan
sampah dapat dibakar di furnace pada saat yang bersamaan. Namun, secara
pengalaman menunjukan bahwa beberapa material sampah, seperti RDF
(Refuse-derived fuel) dari municipal solid wase (MSW), tidak dapat terbakar
dengan baik jika dikombinasikan dengan batubara.
Sebuah system yang membakar dua bahan bakar ini melakukan tujuan
ganda berupa pembuangan material sampah dan pada saat yang bersamaan
menurunkan konsumsi bahan bakar yang mahal. Sebagai tambahan, bahan
bakar sampah sering memiliki kandungan sulfur yang rendah, dan digunakan
untuk menurunkan kandungan sulfur dioxide pada flue gas.
Gambar 5.14 menunjukan feeder refuse atau wase (sampah) yang
terpasang pada furnace diatas coal feeder yang konvensioanl. Susunan seperti
ini disediakan untuk penggunaan material dari sampah dan batubara dengan
proporsi yang bervariasi. Hal ini menghasilkan pemanfaat terbaik dari material
limbah dan pada saat yang sama dapat mensuplai variasi kebutuhan uap.
40
Gambar 5.14 Conventional coal-burning spreader stoker dengan semburan
distribusi sampah yang disapu udara.
(Detroit Stoker Company, subsidiary of United Industrial Corp.)
Hampir segala macam sampah yang mudah terbakar dapat dipakai asalkan
digiling hingga 4 inch ukuran teratasnya. Srbagian daftar limbah ( sampah )
yang sesuai untuk dipakai sebagai bahan bakar termasuk municipal solid wase
MSW ( limbah padat perkotaan ) sebagai refuse derived fuel RFD ( bahan
bakar yang dihasilkan dari bervariasi limbah ), kulit kayu, ampas tebu,
potongan (chip) kayu, kayu serutan, serbuk gergaji kayu dan ampas kopi.
Boiler dapat di design untuk kombinasi bahan bakar atau untuk pembakaran
khusu bahan limbah seperti RDF. Moisture content dari material limbah ini
mungkin setinggi 50 persen, dan udara combustion nya haru dipanaskan
hingga 550°F atau hingga batas yang direkomdasikan padai grate barnya.
Pembakaran bahan bakar dari biomassa dan limbah pada stoker tidak
hanya menurunkan biaya operasi, karena rendahnya biaya bahan bakar, tetapi
juga terjadinya penurunan hingga minimize tempat pembuangan limbah yang
dibutuhkan untuk material limbah dan biaya terkait proses pembuangan
limbah. Sistem ini membakar berbagai macam bahan bakar untuk
menghasilkan energy listrik dengan biaya yang murah atau uap untuk dipakai
untuk proses aplikasi lain dengan biaya yang murah.
41
Bahan bakar ini termasuk :
- Bahan bakar yang dihasilkan dari bervariasi limbah ( Refuse-
derived fuel/RDF ) yang didapatkan dari limbah padat perkotaan (
municipal solid waste/MSW )
- Chip dari ban mobil bekas
- Kulit pohon, limbah kayu, dan serbuk gergaji kayu
- Limbah agricultural seperti ampas tebu (dari pabrik gula) dan
limbah bubuk kopi
- Kotoran ayam
- Sekam bunga matahari dari prokuksi biji bijian
Gambar 5.15 menunjukan air-swept distributor spouts ( distribusi sapuan
udara pancar ) yang digunakan untuk mendistribusikan sampah ke atas
permukaan stoker grate. Sistem distribusi bahan bakar memasukkan bahan
bakar ke furnace menggunakan selimut udara tekanan tinggi menyapu
semburan kelantai grate dan penyebaran bahan bakar secara merata pada grate
dari sisi ke sisi dan dari depan ke belakang. Jumlah dan ukuran sangat
dibutuhkan distributor untuk memastikan seragamnya penyebaran bahan bakar
yang didasarkan juga pada lebar serta panjang grate serta kapasitas dari boiler.
Gambar 5.15 Semburan distribusi sampah yang disapu udara untuk bahan
bakar biomass and sampah. (Detroit Stoker Company, subsidiary of United
Industrial Corp.)
42
Apabaila bahan bakar sampah/limbah ini diukur dengan benar dan
diumpankan secara kontinyu ke stoker distribution spout ( stoker dengan
distribusi menggunakan sembuarn ), hal ini akan didistribusikan secara merata
kedalam furnace oleh sumber aliran udara yang divariasikan melalui
semburan. Udara suplai memiliki rotating damper yang me siklus tekanan
udara dan volume udara yang mengumpan bahan bakar ke furnace untuk
memastikan bahan bakar diatas grate terdistribusi dengan benar
49
2.2. STACKS - CEROBONG
Diperlukan aliran udara dan gas pembakaran yang memadai untuk pembakaran bahan
bakar fosil yang lengkap dan efektif. Istilah draft didefinisikan sebagai perbedaan antara
tekanan atmosfer dan tekanan statis gas buang di furnace, sambungan konveksi, cerobong
asap, atau stack. Kehilangan draft adalah pengurangan tekanan statis dari gas buang yang
disebabkan oleh gesekan dan kehilangan tekanan lainnya, yang tidak dapat dipulihkan,
karena gas buang mengalir melalui sistem boiler.
Aliran gas melalui boiler dapat dicapai dengan membuat draft dengan empat metode:
(1) natural draft/draft alami, (2) forced draft/draft paksa, (3) induced draft/draft yang
diinduksi, dan (4) balanced draft/draft yang seimbang. Ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Natural draft. Aliran udara dan gas buang yang dibutuhkan melalui boiler
dapat diperoleh hanya dengan stack bila losses pada sistem draft rendah dan
stack tinggi. Pada unit modern saat ini, ini bukan metode yang umum,
karena draft mekanis diperlukan pada sistem boiler.
2. Forced draft. Beroperasi dengan udara dan gas buang dipertahankan di
atas tekanan atmosfer. Forced draft fan (FDF) di saluran masuk sistem
boiler memberikan tekanan untuk memaksa udara dan gas buang melalui
sistem. Setiap bukaan pada pengaturan boiler seperti pintu dan penetrasi
memungkinkan udara atau gas buang dilepaskan kecuali jika bukaan
tersebut diberi tekanan dan dengan demikian udara dipaksa masuk ke
dalam bukaan, sehingga mencegah pelepasan apa pun. Boiler yang
dirancang dengan kipas FD sendiri didefinisikan sebagai sistem
bertekanan.
3. Induced draft. Beroperasi dengan tekanan statis udara dan gas buang di
bawah tekanan atmosfer. Setiap lubang pada pengaturan boiler
memungkinkan udara masuk ke unit. Induced-draft fan (IDF) terletak di
dekat outlet sistem boiler sebelum stack dan menarik udara dan gas buang
melalui sistem. Menggunakan ID fan saja tidak umum pada desain boiler
modern.
4. Balanced draft. Beroperasi dengan Forced draft fan (FDF) di inlet dan
Induced draft fan (IDF) di dekat outlet sebelum stack. Tekanan statis 50
berada di atas atmosfer di outlet kipas FD dan menurun ke tekanan
atmosfer di beberapa titik dalam sistem, biasanya di furnace yang lebih
rendah. Tekanan statis di bawah atmosfer dan berkurang secara bertahap
ketika gas buang mengalir dari titik keseimbangan ke kipas ID. Pengaturan
ini mencegah kebocoran gas buang dari unit dan merupakan sistem yang
dominan digunakan dalam unit modern selain dari desain paket boiler, di
mana forced draft, atau sistem bertekanan, digunakan.
Efek stack adalah perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perbedaan ketinggian antara
dua lokasi yang membawa gas panas. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kepadatan antara
udara dan gas yang dipanaskan.
Stack memiliki beberapa tujuan. Dalam boiler natural draft, itu menghasilkan
rancangan yang diperlukan agar menghasilkan aliran udara ke furnace dan melepaskan
produk-produk pembakaran ke atmosfer. Di semua aplikasi, ini memberikan produk
pembakaran ke altitude yang tinggi. Seperti disebutkan di atas, baik stack saja atau
kombinasi stack dan forced-draft (FD) dan / atau induced-draft (ID) kipas harus
menghasilkan perbedaan tekanan yang diperlukan untuk menghasilkan aliran. Draft dan
kipas alami harus memperhitungkan hambatan udara dan kehilangan draft melalui sistem
boiler. Gas-gas di dalam stack berada pada suhu yang lebih tinggi daripada udara di
sekitarnya. Berat kolom gas panas di stack kurang dari satu kolom udara pada suhu luar.
Intensitas draft yang dihasilkan oleh stack tergantung pada ketinggian dan perbedaan antara
udara luar dan suhu gas dalam.
Rumus berikut dapat digunakan untuk menghitung rancangan statis, atau teoritis, yang
dihasilkan oleh stack:
dimana :
D = draft at base of stack (inches of water)
H = height (ft) of stack above point where draft measurement is taken
P = atmospheric pressure, psia (can be taken as 14.7 up to ele-
vation of 1500 ft above sea level)
T = outside temperature (absolute °F)
T = gas temperature in stack (absolute °F)
51
Contoh : Tinggi stack 175 ft , dan exit-gas temperature is 610°F. Temperatur 80°F, dan
pembangkit berlokasi pada elevasi 550 ft. Berapa tekanan atau aliran udara, secara teori
akan dihasilkan dalam satuan inchi kolom air ?
Solusi
Ini menunjukan secara statis, atau teoritis aliran udara; dalam kenyataannya, ketika gas
mengalir, itu akan berkurang, karena gesekan. Jumlah reduksi akan tergantung pada ukuran
stack, pada jumlah gas, dan, sampai batas tertentu, pada bahan yang digunakan dalam
konstruksi stack. Draf aktual yang tersedia adalah sekitar 80 persen dari draft statis yang
dihitung.
Sedangkan ketinggian stack menentukan jumlah draft yang akan dihasilkan, luas
penampang membatasi volume gas yang dapat dibuang dengan sukses. Jumlah gas yang
harus dikeluarkan stack bergantung pada jumlah bahan bakar yang terbakar dan jumlah
udara yang digunakan untuk pembakaran. Kebocoran udara dalam pengaturan boiler, flues,
dll., menipiskan gas stack, menambah volume, menurunkan suhu, dan dengan demikian
menurunkan efektifitas draft.
Seringkali menjadi perlu untuk mempelajari kinerja instalasi stack yang ada. Muncul
pertanyaan apakah stack memiliki kapasitas yang cukup untuk boiler yang ada. Apakah
akan memadai jika boiler yang ada dibangun kembali untuk beroperasi pada kapasitas yang
lebih tinggi? Bisakah lebih banyak boiler ditambahkan tanpa membuat stack lain? Dalam
hal ini, pembacaan aliran udara/gas dan temperature gas harus diambil di dasar stack saat
boiler beroperasi pada kapasitas penuh. Hasil-hasil ini harus dibandingkan dengan draft
yang diharapkan yang dihitung dari ketinggian stack, suhu gas, dan suhu udara luar. Jika
hasilnya menunjukkan draft yang dibaca kurang dari 80 persen dari nilai yang dihitung, hal
ini menunjukan bahwa terjadi kelebihan beban pada stack.
52
Penyesuaian stack damper merupakan indikasi bagus dari draft yang tersedia. Haruskah
damper terbuka lebar ketika boiler beroperasi dengan beban penuh? Stack mungkin
menjadi kelebihan beban yang sangat parah sehingga tidak mungkin mempertahankan draft
di dalam furnace saat beroperasi pada output maksimum.
Terkadang kesulitan berkembang, dan sebuah plant yang sebelumnya memiliki
rancangan yang cukup menemukan bahwa furnace mengembangkan tekanan sebelum
boiler mencapai kapasitas maksimum. Kondisi ini, meskipun masalah rancangan, mungkin
disebabkan bukan oleh stack yang rusak, tetapi oleh salah satu atau kombinasi dari kondisi
berikut:
1. Penghentian lintasan boiler, sauran flue gas, dll., Dengan soot blower, slag,
atau fly ash, yang mengakibatkan draft losses yang tidak normal.
2. Baffles rusak atau bergeser sehingga menghambat aliran gas.
3. Penggunaan excess air yang berlebih dari yang sebelumnya digunakan.
4. Beroperasi pada kapasitas yang lebih tinggi daripada yang ditunjukkan
karena flow-meter perlu dilakukan kalibrasi.
5. Damper perlu dikalbrasi ulang, terlihat pada proses pembukaan tidak
terbuka lebar meskipun lengan luar menunjukkan bahwa itu terbuka lebar.
6. Air infiltrasi melalui kebocoran di instalasi boiler.
Ada batasan untuk aplikasi stack natural-draft. Desain unit modern adalah ke arah
tingkat perpindahan panas yang tinggi, yang menghasilkan peningkatan kehilangan aliran
udara. Biaya bahan bakar yang tinggi memerlukan pemasangan peralatan heat recovery,
seperti economizers dan air heater untuk mengurangi kehilangan panas dengan
menurunkan suhu gas keluar. Batas yang dikenakan pada emisi fly ash dan gas asam oleh
persyaratan polusi udara dan izin operasi mengharuskan pemasangan peralatan pembersih
gas buang. Peralatan ini meningkatkan kehilangan draft, dan ketika dikombinasikan dengan
penurunan suhu gas, diperlukan stack yang sangat tinggi. Kondisi ini menuntut stack yang
sangat tinggi sehingga tidak praktis secara fisik atau ekonomis, dan oleh karena itu,
peralatan rancangan mekanik harus digunakan.
Stack digunakan sehubungan dengan unit furnace balance draft dan furnace bertekanan.
Kipas digunakan untuk menghasilkan draft yang diperlukan untuk mengatasi penurunan
tekanan (hambatan udara dan kehilangan draft) yang dikembangkan dalam peralatan
pembakaran, boiler, sistem heat recovery seperti economizers dan air heater, peralatan
53
pembersih gas buang, cerobong asap dan saluran, dan stack. Produk pembakaran
dikeluarkan pada elevasi tinggi untuk menyebarkan gas pembakaran.
Stack menyebarkan gas pembakaran. Dengan meningkatkan ketinggian stack, ini
meningkatkan area dispersi. Di lembah, misalnya, peningkatan ketinggian stack mungkin
diperlukan untuk dispersi yang tepat. Namun, ada area di mana ketinggian stack terbatas,
dan dalam kasus ini, diameter lubang keluar stack harus dikurangi untuk membentuk
venturi dan dengan demikian meningkatkan kecepatan buangan gas buang untuk mencapai
dispersi ketinggian yang diperlukan. Ini meningkatkan hambatan aliran (kehilangan aliran)
yang harus diperhitungkan dalam desain kipas, dan biaya daya tambahan serta biaya operasi
dikeluarkan.
Stacks are subject to the erosive action of particulates and the cor- rosive action from
acid flue gases such as SO2. The stack design should incorporate materials that minimize
the effect of erosion and corrosion. These materials can be steel alloys, special brick,
refractory lining, or a combination of these features.
Stack adalah subjek pada aksi erosif dari partikulat dan aksi korosif dari gas asam flue
gas seperti SO2. Desain stack harus memasukkan bahan yang meminimalkan efek erosi
dan korosi. Bahan-bahan ini dapat berupa paduan baja, bata khusus, lapisan tahan api, atau
kombinasi fitur-fitur ini.
Forced draft fan (FDF) menangani udara dingin (suhu sekitar), udara bersih dan
menyediakan sumber energi paling ekonomis untuk menghasilkan aliran melalui boiler dan
sistem tambahan mereka. Induced drfat fan (IDF) menangani gas buang panas dan dengan
demikian volume gas buang yang lebih besar. Karena suhu yang lebih tinggi ini dan volume
gas yang lebih besar, mereka membutuhkan daya listrik yang lebih tinggi dan juga memiliki
kemungkinan erosi yang lebih tinggi dari abu terbang yang terkandung dalam gas buang.
Dengan kipas ID yang terletak setelah pengumpul partikel, seperti endapan atau kantung,
potensi erosi ini diminimalkan.
Selain aplikasi forced draft dan induced draft, kipas digunakan untuk memasok udara
over-fire ke furnace dan dalam kasus unit pulverized-coal digunakan untuk mengirimkan
batu bara ke furnace. Kipas ini umumnya disebut kipas udara over-fire dan primary air fan
untuk pulverized-coal.
Sebagian besar fans terdiri dari rigid wheel yang dirancang untuk berputar dengan
kecepatan konstan di fix housing. Karakteristik keluaran masing-masing kipas ditentukan
oleh lebar, kedalaman, kelengkungan, dan tinggi blades; oleh kecepatan dan diameter roda;
dan dengan bentuk housing. Kurva karakteristik yang berbeda menentukan kesesuaian
setiap kipas untuk aplikasi tertentu.
Pabrikan memberi fans berbagai kurva karakteristik. Kurva ini adalah plot tekanan
statis (dalam inci kolom air) terhadap output (dalam kaki kubik per menit, cfm). Selain itu,
persyaratan daya dan efisiensi kipas diplot terhadap output. Kurva karakteristik khas
ditunjukkan pada Gambar 5.46. Perhatikan bahwa saat output dari kipas berubah, tenaga
kuda yang diperlukan untuk menggerakkannya juga berubah, demikian pula efisiensinya.
Kipas sentrifugal banyak digunakan untuk menangani udara pembakaran dan gas
buang. Tekanan dikembangkan oleh rotasi bilah rotor di dalam casing. Ada tiga jenis utama
bilah kipas: radial, melengkung ke depan, dan melengkung ke belakang. Jenis utama ini
dimodifikasi untuk memenuhi kondisi tertentu.
Karakteristik umum dari jenis kipas ini adalah :
1. Radial blades tidak menghasilkan aliran udara yang halus, dan, oleh
karena itu, partikel apa pun dalam aliran gas buang dibelokkan jauh dari
permukaan pisau. Jenis kipas ini memberikan ketahanan maksimum 55
terhadap abrasi. Namun, efisiensi kipas radial-blade rendah pada sekitar 70
persen, tetapi kipas tersebut digunakan di tempat hadirnya partikel berat,
seperti resirkulasi gas buang dan udara primer panas.
56
Tekanan yang dikembangkan oleh kipas diukur dalam inci kolom air dibandingkan
dengan pound per inci persegi. Misalnya, forced draft fan yang memasok udara sekunder
ke boiler pulverized-coal-fired memberikan udara ini sekitar 30 innci kolom air, yang setara
dengan sekitar 1 psia.
Sebuah kipas straight-radial-blade ditunjukkan pada Gambar 5.47, dan kurva
karakteristik untuk kipas dengan jenis blading ini ditunjukkan pada Gambar 5.46. Kipas ini
dipilih untuk menghasilkan 10.000 ft3 / mnt udara dengan tekanan air 13 inci. Efisiensi
adalah 69 persen, dan tenaga kuda poros 29,60. ) Persyaratannya adalah 10.000 ft3 / mnt
(cfm) pada tekanan 13 inci kolom air, tetapi pertimbangan harus diberikan pada kinerja fan
ini dalam kondisi yang bervariasi. Jika damper benar-benar tertutup (zero flow), tekanan
akan meningkat menjadi 17,5 inci kolom air. Jika, di sisi lain, resistansi dalam sistem
berkurang (jika damper bypass dibuka) untuk memungkinkan aliran 13.000 ft3 / menit pada
tekanan 6,7 dalam air, kipas akan membutuhkan 35 hp. Selain itu, tenaga kuda dari kipas
dalam instalasi yang diberikan dipengaruhi oleh suhu dan tekanan udara atau gas, dan
karena kipas adalah perangkat volume, volume dan persyaratan tenaga kuda yang
dihasilkan bervariasi dengan suhu dan tekanan. Di bawah suhu operasi normal, induced
draft fan mungkin tidak membebani lebih pada motor penggeraknya dengan damper pada
posisi terbuka penuh. Namun, jika kipas yang sama ini digunakan untuk menangani udara
pada suhu kamar untuk memberikan ventilasi selama perawatan, motor mungkin kelebihan
beban. Persyaratan tenaga kuda dari kipas bilah radial ini meningkat dalam rasio garis yang
hampir lurus dengan volume udara yang dikirim. Ini berlaku untuk operasi kecepatan
konstan. Ketika kecepatan kipas berubah, kapasitas berubah secara langsung sesuai
kecepatan, tekanan bervariasi sesuai kuadrat kecepatan, dan tenaga kuda bervariasi sesuai
dengan kubus kecepatan. )
dimana :
Q = quantity of air in actual cubic feet per minute (ACFM)1
H = total pressure (inches of water)
E = efficiency of the fan (%/100)
59
Dalam menentukan ukuran kipas, pada lazimnya adalah untuk menentukan persyaratan
uji kepala statis, suhu, dan kapasitas kipas melebihi yang dihitung untuk memungkinkan
setiap penyimpangan dari kondisi ideal dan untuk memberikan margin cadangan yang
memuaskan dalam desain.
Desain kipas harus menyediakan tidak hanya kapasitas yang cukup untuk mendapatkan
kapasitas maksimum tetapi juga peraturan ketika unit dioperasikan pada kapasitas parsial.
Ada tiga cara utama untuk mengontrol keluaran kipas: dengan menggunakan damper,
dengan variasi kecepatan, dan dengan menggunakan baling-baling saluran masuk.
Kontrol damper terdiri dari pengoperasian kipas dengan kecepatan konstan dan
menghilangkan tekanan berlebih melalui penghalang variabel (damper) dalam aliran gas
atau udara. Ini memberikan instalasi murah tetapi boros daya pengoperasian. Untuk
mengurangi kerugian ini, motor dua kecepatan kadang-kadang digunakan sehubungan
dengan damper.
Baling-baling masuk variabel menyediakan metode untuk mengendalikan kipas yang
kurang boros daya daripada damper dan lebih murah daripada drive berkecepatan variabel.
Metode kontrol ini telah diterapkan secara luas pada forced- draft fans, tetapi fly ash
menimbulkan kesulitan saat digunakan sehubungan dengan induced-draft fans. Namun,
saat ini unit membutuhkan peralatan kontrol partikulat, dan, oleh karena itu, karena ID fan
terletak di hilir dari peralatan tersebut, sejumlah besar partikulat dikeluarkan dari gas. Jadi
fans ID juga menggunakan kontrol inlet-baling-baling.
Output dari fan dapat bervariasi dengan mengubah kecepatan untuk memenuhi
persyaratan draft, tetapi drive dengan kecepatan variabel meningkatkan biaya instalasi.
Kecepatan variabel dapat diperoleh dengan drive motor kecepatan konstan dengan
menggunakan kopling magnetik atau hidrolik. Motor berjalan dengan kecepatan konstan,
dan kopling dikontrol untuk memvariasikan kecepatan kipas. Kecepatan kipas yang
digerakkan uap-turbin bervariasi dengan mengatur aliran uap ke turbin. Sudah biasa
menggunakan damper selain perangkat berkecepatan variabel ini.
Output kipas selalu diatur oleh kontrol pembakaran. Kontrol pembakaran harus
kompatibel dengan jenis kontrol kipas yang dipilih. Misalnya, kipas berkecepatan variabel
dan pengaturan damper membutuhkan kontrol pembakaran yang lebih kompleks daripada
hanya menggunakan damper.
Untuk desain plant yang sering beroperasi pada beban yang berbeda, penggunaan kipas
adjustable-pitch axial menjadi umum karena kipas tersebut dapat memberikan efisiensi 60
tinggi pada beban yang berbeda ini, sehingga memberikan biaya operasi yang lebih rendah.
Adjustable-pitch axial terdiri dari hub berdiameter besar yang dipasang pada rakitan
bantalan. Di pinggiran hub ada sejumlah poros blade tempat bilah kipas dipasang. Ujung
bagian dalam poros blade membawa engkol pendek dan sepatu pemandu yang terletak di
antara dua cincin pengatur. Silinder hidrolik, dipasang secara aksial pada rakitan bantalan,
menggerakkan cincin pemandu ke depan dan ke belakang untuk mengubah pitch kipas.
Pitch dapat dikontrol oleh sinyal pneumatik standar, yang mengendalikan posisi
hidrolik cincin pemandu. Pitch blade bervariasi secara terus-menerus selama operasi boiler
untuk mengakomodasi perubahan beban boiler serta kondisi gangguan boiler.
Dalam mendesain kipas, perlu mempertimbangkan tidak hanya karakteristik yang benar
tetapi juga fitur mekanis. Kipas mengalami kondisi yang merugikan, seperti panas, debu,
dan bahan abrasif yang dibawa oleh udara atau gas.
Bantalan adalah bagian terpenting dari kipas. Kipas dirancang dengan berbagai
bantalan, tergantung pada penggunaannya. Bantalan yang dilumasi dengan sleeve ring dan
bantalan yang dilumasi dengan oli dan pelumas grease digunakan. Bantalan anti-friction
yang dikemas dengan minyak yang disegel membutuhkan sedikit perhatian dan
direkomendasikan untuk tempat-tempat terpencil di mana pelumasan berkala tidak
mungkin dilakukan. Untuk operasi kecepatan tinggi, minyak pelumas diinginkan. Bantalan
anti-friction dapat mengalami kegagalan yang cepat dan tuntas ketika terjadi masalah tetapi
dapat diganti dengan mudah dan cepat.
Sleeve-ring oiled bearings, shown in Fig, 5.49, are used extensively in fans. Figure
5.49a shows a sleeve bearing with water cooling. This type of bearing would be used in an
induced-draft fan. The heat in the flue gases is conducted to the bearing by the shaft and
must be carried away by the cooling water to prevent overheating. Figure 5.49b shows a
fixed-sleeve bearing provided with a thrust collar and setscrews for attaching to the shaft
and thus restricting the axial movement of the shaft. Oil should be drained from the bearings
at regular intervals and the sediment flushed out. After they have been cleaned, the bearings
must be filled with a light grade of oil. When in operation, the oil level and operation of the
oil ring must be checked regularly.
Bantalan yang diminyaki dengan sleeve ring, ditunjukkan pada Gambar, 5.49,
digunakan secara luas pada kipas. Gambar 5.49a menunjukkan bantalan sleeve dengan
pendingin air. Jenis bantalan ini akan digunakan pada induced draft fan. Panas dalam gas
buang merambat ke bantalan melalui poros dan harus terbawa keluar dari minyak pelumas
oleh air pendingin untuk mencegah panas berlebih. Gambar 5.49b menunjukkan bantalan 61
sleeve-tetap yang dilengkapi dengan thrust collar dan setscrew untuk melekatkan nya pada
poros dan dengan demikian membatasi gerakan aksial poros. Minyak harus dikeringkan
dari bantalan secara berkala dan endapan harus dibersihkan. Setelah dibersihkan, bantalan
harus diisi dengan minyak grade ringan. Ketika beroperasi, level oli dan operasi ring oli
harus diperiksa secara teratur.
Seperti halnya semua mesin yang berputar, alignment dan keseimbangan harus benar.
Kipas harus aligned dengan motor atau turbin. Pertimbangan harus diberikan pada
ekspansi. Kopling fleksibel tidak boleh selalu menjadi dasar untuk mengkompensasi
misalignment. Bahkan kondisi yang sedikit tidak seimbang akan menghasilkan getaran
yang merusak bantalan dan seluruh unit. Keausan kadang-kadang akan menyebabkan kipas
keluar dari keseimbangan.
62
Erosi bilah kipas dan casing oleh abu terbang dan partikel abrasif lainnya di udara dan
gas dapat menyebabkan pemeliharaan yang serius dan mahal. Namun, peralatan pengumpul
partikel telah secara signifikan mengurangi tingkat erosi yang telah dialami oleh fans.
Namun, kipas resirkulasi gas buang dan kipas reinjeksi fly-ash harus dirancang untuk
meminimalkan dampak erosi fly-ash. Untuk menahan aksi erosi fly ash, wear plate
dipasang pada bilah kipas dan di area lain dari kipas di mana erosi diperkirakan terjadi.
Wear plate ini umumnya dipasang sebagai las overlay pada bahan dasar bilah kipas.
Inspeksi berkala dari kipas sangat penting sehingga penggantian atau perbaikan dapat
dilakukan sebelum aus mengalami penambahan di luar bagian yang dapat diperbarui.
Polusi suara telah menjadi perhatian penting bagi operator pembangkit listrik karena
undang-undang setempat telah menetapkan tingkat kebisingan maksimum yang tidak dapat
dilampaui. Sumber kebisingan kipas terutama melibatkan hal-hal berikut :
1. Frekuensi kelulusan blade. Sumber kebisingan yang paling umum yang
disebabkan oleh denyutan tekanan saat bilah melewati benda stasioner
seperti lembar cutoff kipas sentrifugal atau baling-baling pelurus pada
kipas aksial. Desain kipas harus berupaya meminimalkan area kebisingan
ini.
2. Kebisingan turbulent. Disebabkan oleh vortisitas yang memisahkan diri
dari ujung tepi bilah kipas. Desain blade dapat dibuat untuk menghaluskan
aliran udara dengan turbulensi minimum, seperti blade air foil berongga,
sehingga menghasilkan lebih sedikit noise.
3. Getaran mekanis. Paling sering disebabkan oleh roda kipas yang tidak
seimbang. Ketidak sejajaran pada kopling serta fondasi yang tidak
memadai juga dapat menyebabkan getaran.
Memperbaiki masalah jelas merupakan cara terbaik untuk mengurangi kebisingan;
namun, kebisingan yang tidak terhindarkan dapat dikurangi dengan isolasi dan dengan
rumah kipas.
Silencers dapat digunakan pada sistem kipas jika koreksi kebisingan tidak dapat
dilakukan dengan cara lain. Namun, Silencers menghasilkan penurunan tekanan dalam
sistem, yang menghasilkan peningkatan konsumsi daya. Namun demikian, untuk
mengurangi kebisingan ke tingkat yang dapat diterima, inlet silencers sering digunakan
pada forced draft fan, dan outlet silencers sering digunakan pada fans exhausting ke
atmosfer.
63
Sumber utama getaran kipas adalah ketidakseimbangan roda kipas. Kipas yang
seimbang di pabrikan dapat menjadi tidak seimbang akibat akumulasi endapan pada bilah
kipas atau erosi material kipas. Sebagai bagian dari program pemeliharaan preventif, fans
harus diperiksa secara berkala.
Energi yang berasal dari ekspanding air jet atau steam jet dapat digunakan dalam
memproduksi angin. Perangkat untuk mencapai hal ini terdiri dari steam jet atau air jet
bertekanan tinggi ke dalam pipa yang lebih besar. Efek aspirasi yang dihasilkan
menyebabkan naiknya jumlah gas yang dapat dikirimkan.
Jets jarang digunakan sebagai sarana utama untuk memproduksi draft dalam praktek.
Namun, mereka telah digunakan selama bertahun-tahun untuk memberikan udara over-fire,
menciptakan turbulensi, dan dengan demikian meningkatkan pembakaran yang lebih
lengkap.
Rahasia pembakaran tanpa asap adalah dengan membakar hidrokarbon sebelum mereka
membentuk partikel jelaga. Untuk tujuan ini, jet harus memasok udara over-fire yang
dibutuhkan, mendistribusikannya secara menguntungkan, dan pada saat yang sama
menciptakan turbulensi yang diperlukan. Sebagai hasil dari penelitian dan pengalaman
operasi, dimungkinkan untuk merancang dan berhasil mengaplikasikan jet ke instalasi
furnace tertentu.
Sementara jet udara over-fire bukan merupakan solusi untuk semua kesalahan desain
dan operasi, mereka mampu melakukan fungsi yang sangat penting dalam operasi boiler.
Instalasi awal sering kali membuat pergeseran aransemen, dan hasilnya mengecewakan.
Pertimbangan harus diberikan baik untuk kuantitas udara yang akan dipasok dan seberapa
jauh akan dibawa ke furnace. Jet harus ditempatkan dan ditempatkan sedemikian rupa
sehingga efeknya akan tumpang tindih untuk mencegah jalur gas yang tidak terbakar
keluar. Udara harus dimasukkan dekat dengan hamparan bahan bakar untuk mencegah
pembentukan asap, karena asap sangat sulit terbakar, setelah terbentuk. Namun, jet tidak
boleh terlalu dekat dengan hamparan bahan bakar yang menyebabkan gangguan pada
massa bahan bakar yang terbakar. Kehati hatian juga harus dilakukan untuk memastikan
bahwa jet tidak menimpa batu bata atau tabung waterwall.
64
Perilaku jet harus dimodifikasi untuk memenuhi kondisi tertentu. Dalam beberapa
kasus, jumlah aktual udara yang ada dalam furnace mungkin cukup, dan hanya turbulensi
yang perlu disediakan. Ini panggilan untuk pemasangan semburan uap tanpa tabung udara.
Dalam hal ini jet uap harus ditempatkan di dekat dinding furnace bagian dalam untuk
mendapatkan penetrasi maksimum. Udara biasanya disuplai oleh kipas udara over-fire
tekanan tinggi. Persyaratan udara over-fire dan sistem udara over-fire didasarkan pada
pengalaman yang diperoleh oleh operator pembangkit listrik dan oleh perancang peralatan
boiler dan pembakaran.
1. Bagaimana tabung air/water tube boiler disangga ? Jelaskan secara singkat setiap
metode.
2. Bagian mana dari sebuah boiler yang penting untuk menghasilkan pembakaran
yang sempurna ?
3. Jelaskan tujuan lengkungan/ Arches furnace dan baffle yang terletak di dalam
boiler.
4. Mengapa tungku berpendingin air/ water cooled furnaces merupakan desain
yang disukai pada boiler modern dibandingkan dengan tungku berlapis tahan
api/ refractory furnace wall ?
5. Apa tujuan dari stoker, dan apa saja fitur utamanya?
6. Jelaskan jenis-jenis sistem stoker. Berikan contoh jenis bahan bakar yang
dirancang untuk ditangani oleh stoker. Stoker tipe apa yang paling umum
digunakan saat ini?
7. Apa yang dimaksud dengan volume tungku/furnace volume ? Dengan
permukaan stoker grate ? Mengapa ini penting untuk desain boiler ?
8. Apa tujuan dari udara over-fire?
9. Apa yang dimaksud dengan pelepasan panas/ heat release tipikal dari stoker
underfeed dibandingkan dengan stoker spreader? Apa pentingnya batas ini?
10. Jelaskan operasi underfeed stoker.
11. Apa saja batasan dari underfeed stoker ?
12. Bagaimana pembakaran di start pada underfeed stoker ?
13. Apa karakteristik batu bara umum yang digunakan pada underfeed stoker ? 65
14. Apa arti hot banking dari boiler, dan bagaimana boiler dengan stoker underfeed
melakukan hot banking ?
15. Jelaskan jenis-jenis mass-feed stokers yang digunakan untuk pembakaran batu
bara, dan jelaskan operasinya.
16. Tetapkan karakteristik batubara untuk digunakan pada traveling-grate stoker dan
pada vibrating stoker berpendingin air.
17. Bagaimana pembakaran di start pada chain-grate stoker ?
18. Apa yang dimaksud dengan tempering pada batubara, dan kapan itu dilakukan
dalam operasi stokers ?
19. Jelaskan operasi spreader stoker. Apa kelebihannya, dan apa perbedaan utama
dari desain underfeed-stoker ?
20. Apa keuntungan yang diperoleh dengan penginjeksian kembali sebagian fly ash
ke dalam furnace ? Apa potensi masalah yang bisa terjadi?
21. Untuk operasi spreader-stoker, kira-kira berapa persen dari total kebutuhan udara
adalah udara over-fire dan udara di bawah grate ? Selain meningkatkan
pembakaran, emisi boiler apa yang juga ditingkatkan ?
22. Karakteristik batubara apa yang cocok untuk digunakan pada spreader-stoker ?
23. Jelaskan bagaimana operasi spreader-stoker harus disesuaikan untuk
mendapatkan distribusi bahan bakar yang sesuai pada grates. Dalam kondisi apa
sajakah perubahan penyesuaian ini menjadi perlu ?
24. Selain batu bara, bahan lain apa yang cocok untuk dibakar di boiler berbahan
spreader-stoker ?
25. Jelaskan operasi dari air swept distributor spout dan pengaruhnya terhadap
variasi beban.
26. Dibandingkan dengan spreader stoker dengan traveling grate, keuntungan apa
yang dimiliki oleh spreader stoker dengan hidrogate?
27. Jelaskan prosedur start up spreader stoker.
28. Apa itu draft dan rugi rugi draft ? Dalam boiler, bagaimana draft dibuat ?
29. Stack setinggi 150 feet, dan suhu gas keluar adalah 550 ° F. Suhu luar adalah 45
° F. Draft apa yang dapat diharapkan di dasar stack ketika pembangkit
beroperasi pada kapasitas yang dirancang ?
30. Salah satu tujuan stack adalah untuk menyebarkan gas buang. Jika ketinggian
stack dibatasi karena alasan tertentu, misalnya: Izin, bagaimana flue gas dibuang
66
dengan benar, dan bagaimana setiap tambahan rugi rugi draft perlu
diperhitungkan ?
31. Jelaskan forced draft fan (FDF) dan induced draft fan (IDF). Bagaimana fan ini
menjadi bagian dari furnace bertekanan dan desain boiler balance draft ?
32. Apa itu kurva karakteristik untuk fan, dan bagaimana itu digunakan?
33. Apa tiga cara mengontrol output dari fan?
34. Apa sumber utama kebisingan kipas, dan apa yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah kebisingan?
35. Jelaskan bagaiman cara jet udara over-fire dapat meningkatkan pembakaran.…
67