Anda di halaman 1dari 68

STOKER BOILER

Disadur dari :
STEAM PLANT OPERATION by Thomas F Lammers
BAB II
STOKER BOILER

2.1. BOILER
Seperti yang didefinisikan oleh desain boiler modern saat ini, pengaturan tata letak
boiler mencakup water-cooled walls, casing, insulation, lagging, dan konstruksi baja yang
membentuk bagian luar boiler dan pelindung furnace yang berfungsi mengamankan flue
gas suhu tinggi yang dihasilkan dari proses pembakaran.
Boiler tipe Fire Tube disangga oleh hasil pembentukan susunan bata atau digantung
secara independen pada balok baja overhead. Gambar 2.5 menunjukkan desain yang lebih
tua dari horizontal-return tubular boiler yang disangga oleh konstruksi batu bata. Perhatikan
bahwa boiler bertumpu pada rol sehingga dapat mengembang secara independen pada
konstruksinya. Suspensi overhead dianggap yang terbaik karena mengurangi beban
tambahan dari batu bata, menjaga boiler pada level yang tepat, dan memungkinkan
dilakukan perbaikan pada brickwork tanpa mengganggu boiler. Gambar 2.7 menunjukkan
sistem penyangga four-pass fire-tube package boiler modern. Perhatikan bagaimana desain
boiler dimana semua proses pembakaran terjadi di dalam boiler.
Untuk Water-tube boilers mendapatkan sistem penyangga baik pada bagian bawah atau
penyangga pada atasnya. Pada sebuah two-drum bottom-supported boiler, bagian bawah
drum dan bagian tube nya dipegang oleh baja struktural yang kuat. Steam Drum dan bagian
tube nya bebas untuk mengembang ke atas. Untuk top-supported boilers, steam drum dan
bagian tube nya dipegang pada tempatnya oleh struktus baja. Drum dan tabung bagian
bawah bebas mengembang ke bawah tanpa mengganggu konstruksi dan peralatan
pembakaran seperti stoker. Seal diperlukan untuk memungkinkan adanya pergerakan ini
dan pada saat yang sama mencegah kebocoran udara ke dalam furnace.
Setidaknya 50 persen dari pembakaran batubara lunak (mis., Batubara yang memiliki
material volatile yang tinggi) terdiri dari pembakaran gas yang didistilasi dari batubara, dan
itu terjadi di ruang di atas hamparan bahan bakar. Oleh karena itu, pada stoker-fired boiler,
ruang furnace bagian atas grates harus cukup besar untuk memastikan pembakaran yang
sempurna sebelum gas mencapai permukaan yang panas. Gas-gas yang mudah terbakar
naik dari hamparan bahan bakar terdiri dari hidrokarbon dan karbon monoksida. Udara
harus dibierikan pada bagian atas hamparan bahan bakar untuk membakar gas-gas ini, dan
ini disebut secondary air. Jika flue gas mencapai permukaan yang panas sebelum
pembakaran selesai, akan menyebabkan terjadinya proses pendinginan. Hasilnya adalah
terjadinya pembakaran yang tidak sempurna, yang menyebabkan asap, jelaga, efisiensi 1
yang buruk, dan biaya bahan bakar yang lebih tinggi. Perlengkapan boiler ini harus
memberikan tidak hanya volume furnace yang tepat tetapi juga dinding bridge walls,
baffles, arches, dll., Untuk mengarahkan aliran gas dengan layak sehubungan dengan
permukaan pemanas.
Bridge wall terletak di belakang grates dari stoker-fired boiler. Itu menjaga hamparan
bahan bakar pada tempatnya diatas grates dan membelokkan gas terhadap permukaan
pemanas.
Baffles mengarahkan aliran gas dan memastikan kontak maksimum dengan permukaan
pemanas.
Arches pada kenyataannya adalah atap di atas bagian furnace. Mereka terbuat dari
bahan tahan api atau dinding berpendingin air dan digunakan untuk mengarahkan gas
buang dan untuk melindungi bagian-bagian boiler dari panas radiasi langsung dari furnace.
Dalam tata letak boiler flush-front-type HRT, front tube sheet duduk bersandar dari
depan casing boiler (Gbr. 2.5). Gas meninggalkan tabung dan mengalir melalui ruang ini
ke belakang dan stack. Lengkungan kecil diperlukan di bagian depan furnace untuk
merapatkan ruang ini dan mencegah furnace gas membuat jalur pendek boiler dan mengalir
langsung dari furnace ke stack.
Boiler tipe horizontal-return tubular lainnya (Gbr. 2.6), yang dikenal sebagai extended-
front type, mengatur tube sheets depannya sejajar dengan bagian depan peralatan boiler.
Setengah bagian bawah shells memanjang melampaui tube sheet dan membentuk bagian
dari pembalik arah atau saluran udara panas. Bagian dari shells yang memanjang melewati
tube sheet ini memiliki gas panas di satu sisi tetapi tidak ada air di sisi lainnya dan disebut
dry sheet.
Dalam beberapa desain yang lebih tua, ruang pembakaran tertutup di dalam boiler dan
tidak diperlukan pengaturan. Ruang pembakaran dikelilingi oleh dua lembar pelat boiler,
disatukan dengan menggunakan baut penahan, yang memiliki alur baut atau dilas pada
setiap ujungnya pada dua lembar dari fire box yang diberi jarak untuk tujuan mendukung
permukaan datar terhadap tekanan internal. Ruang antara pelat diisi dengan air dan
merupakan bagian dari boiler. Gambar 2.3 dan 2.4 menunjukkan boiler uap vertikal dengan
fire box tertutup di dalam boiler. Fitur mandiri ini membuat unit semiportable.
Pada desain awal, boiler dipasang sangat dekat dengan grates, dan ruang pembakaran
terbatas. Hasilnya adalah pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan asap dan
efisiensi yang buruk. Karena semakin banyak yang dipelajari tentang pembakaran bahan
bakar, furnace dibuat lebih besar dengan mengatur boiler lebih tinggi di atas grates. Furnace 2
hand fired dengan ruang pembakaran yang besar akan membakar berbagai jenis batubara
dan beroperasi pada kisaran kapasitas yang lebih luas dengan efisiensi yang lebih tinggi
daripada yang memiliki ruang pembakaran kecil.
Stokers berkapasitas besar beroperasi dengan laju pembakaran dan pelepasan panas
yang tinggi. Operasi berkapasitas tinggi ini memerlukan furnace yang memiliki volume
besar untuk memastikan pembakaran yang sempurna sebelum gas mencapai permukaan
pemanas konveksi dan untuk mencegah terbentuknya timbunan abu yang berlebihan pada
tube boiler bagian bawah. Karena tingginya tingkat pembakaran pada desain saat ini,
dinding furnace berpendingin air/water-cooled furnace walls lebih diperlukan daripada
furnace dengan konstruksi dinding tahan api/refractory furnace wall, yang menghasilkan
perpindahan panas yang efektif dan unit dengan kapasitas lebih tinggi.
Arches dipasang di furnace untuk melindungi bagian-bagian boiler dari panas radiasi
langsung dari furnace dan untuk menangkis aliran gas di jalur yang diinginkan.
Lengkungan pengapian menyediakan permukaan untuk membelokkan panas furnace untuk
menyalakan batu bara yang masuk dan bahan bakar padat lainnya seperti refuse-derived
fuel/RDF ( Bahan bakar yang berasal dari sampah ). Desain furnace canggih telah
mengurangi persyaratan untuk lengkungan. Namun, beberapa spreader stokers dan chain-
grate stokers menggunakan lengkungan pengapian sehubungan dengan over-fire air jets
untuk membantu membakar batubara dan untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.
Lengkungan ini biasanya dibangun dari boiler tubes dengan penutup tahan api di sisi
furnace. Permukaan refraktori memungkinkan suhu permukaan tinggi yang diinginkan
tercapai saat menyalakan batu bara, sementara konstruksi berpendingin air menghasilkan
perawatan yang rendah.
Pada furnace hand fire furnace dan yang dilengkapi dengan underfeed atau chain-
grate stokers, sebagian besar batubara dibakar di atas furnace terbuka. Namun, proporsinya
tergantung pada persentase volatile dalam batubara. Ketika batubara dimasukkan ke dalam
furnace suhu tinggi, volatile dipisahkan untuk membentuk gas yang mengandung
hidrokarbon yang harus dibakar dalam suspensi. Batubara yang mengandung persentase
zat volatile yang rendah terbakar di furnace terbuka. Oleh karena itu volume furnace bisa
kurang dari ketika batubara volatil tinggi digunakan, tetapi area perapian yang lebih besar
harus disediakan. Ketika bahan bakar dibakar dalam suspensi, volume furnace harus lebih
besar daripada ketika sebagian bahan bakar dibakar di atas furnace terbuka. Batu bara
bubuk, minyak, dan gas adalah contoh bahan bakar yang dibakar dalam suspensi. Spreader
stoker menggunakan kombinasi suspensi dan pembakaran di atas grate. Partikel batu bara 3
halus dan volatile tinggi meningkatkan persentase dibakar dalam suspensi, sementara
partikel besar dan volatile rendah mengurangi jumlah bahan bakar yang terbakar dalam
suspensi dan karenanya meningkatkan jumlah yang harus dibakar di grates.
Furnace dapat dirancang untuk mempertahankan abu di bawah atau di atas suhu fusi
abu. Ketika abu di bawah suhu fusi, ia dihilangkan dalam bentuk kering atau butiran. Ketika
batubara abu-fusi rendah dibakar, sulit untuk mempertahankan suhu furnace yang cukup
rendah untuk menghilangkan abu dalam kondisi butiran. Furnace Cyclone coal fired dan
beberapa pulverized-coal-fired dioperasikan pada suhu yang cukup tinggi untuk menjaga
abu dalam keadaan cair sampai keluar dari furnace. Unit-unit ini disebut sebagai furnace
slag-tapped tipe intermittent atau continous tergantung pada prosedur yang digunakan
dalam menghilangkan abu fluida dari furnace. Karena proses ini memungkinkan suhu
furnace tinggi, udara berlebih dapat dikurangi dan efisiensinya meningkat.
Laju pembakaran yang tinggi, pembakaran suspensi, volume furnace besar, dan
pelepasan abu keadaan cair adalah semua faktor yang meningkatkan tingkat kepelikan
melakukan servis pada lapisan furnace. Lapisan tahan api dipengaruhi oleh suhu tinggi dan
aksi kimiawi abu. Oleh karena itu, dinding dan lengkungan dibangun dari tabung
berpendingin air yang membentuk bagian dari boiler. Sebagian besar dari panas yang
diperlukan untuk menghasilkan uap diserap dalam tabung-tabung ini, sehingga mengurangi
jumlah permukaan pemanas yang dibutuhkan di tepian konveksi boiler.

4
5
6
2.1.1. HAND FIRING
Hand firing digunakan pada boiler kapasitas kecil mengingat tingkat rilis
panas yang rendah. Disini, grates melayani keperluan ganda yaitu sebagai alas
dimana bahan bakar diletakan dan sebagai tempat pemberian udara primary.
Meskipun disain orisinalnya grate tersebut terdiri dari alas yang stasionair,
grates yang dapat bergoyang atau bergerak akan dikenalkan kemudian.
Bergejolaknya hamparan bahan bakar oleh grates membantu hamparan bahan
bakar menjadi rata dan mencegah terjadinya lubang. Masa kini, metoda
pembakaran dengan tangan telah digantikan sepenuhnya dengan alat mekanis
seperti Stoker dan Pulverizers.

2.1.2. STOKERS
Stokers diletakan dalam furnace dan dirancang untuk mengumpan bahan
bakar padat ke atas grate dimana bahan bakar terbakar ketika udara primary
diberikan, serta dengan udara over fire juga diberikan untuk meningkatkan
proses pembakaran. Stokers juga dirancang untuk menyingkirkan sisa abu
pembakaran yang masih tertinggal setelah pembakaran. Mereka digunakan pada
boiler besar, memberikan tingkat heat release yang tinggi dan dipakai untuk
menangani bahan bakar padat yang bervariasi seperti, batubara, kayu, kulit
kayu, ampas tebu, gabah padi dan sampah perkotaan
Stokers pada dasarnya terdiri dari :
a. Sistem pengumpan bahan bakar ( Coal/Solid Fuel Feeder )
b. Sebuah Grate stasionair atau dapat bergerak sebagai alas untuk
mendukung bahan bakar dan pemberian udara pembakaran.
c. Sebuah sistem udara over fire untuk membuat sempurna proses
pembakaran dan untuk menurunkan polusi seperti Nox.
d. Sebuah Sistem pembuangan abu sisa pembakaran
Secara umum ada dua tipe sistem stoker :
a. Underfeed Stokers : Dimana bahan bakar dan udara di suplai dari
bagian bawah grate
b. Overfeed Stokers : Dimana bahan bakar di suplai dari atas grate dan
udara diberikan dari bagian bawah.
Overfeed Stokers selanjutnya diklasifikasikan kepada dua tipe : 7
a. Mas Fed Stokers ( Stoker dengan pengumpan bertumpuk ) : Dimana
bahan bakar diberikan secara terus menerus pada satu sisi grate, lalu
bergerak secara horizontal sepanjang grate saat bahan bakar tersebut
terbakar, dengan abu sisa pembakaran akan dibuang pada ujung sisi
lain dari grate. Disini udara pembakaran diberikan dari bagian
bawah grate dan bergerak keatas melalui hamparan bahan bakar
yang terbakar.
b. Spreader Stokers : Dimana bahan bakar disebarkan secara merata
diatas grate saat dilemparkan kedalam ruang bakar. Disini udara
pembakaran juga diberikan dari bagian bawah grate. Bahan bakar
halus terbakar ketika melayang saat bergerak jatuh melawan udara
yang naik keatas. Bahan bakar yang lebih berat akan terbakar diatas
grate dan abu sisa pembakaran akan dibuang diujung sisi lain grate.
Spreder Stokers adalah yang paling banyak dipakai untuk saat ini
dan memiliki kemampuan menangani variasi bahan bakar padat
yang lebih luas.
Di pasar saat ini, sebagai akibat dari biaya tinggi dan kesulitan dalam
memenuhi persyaratan lingkungan, ada sedikit permintaan untuk unit unit
underfeed dan small overfeed coal-fired stoker. Permintaan uap dari boiler ukuran
ini sekarang sudah dapat dipenuhi dengan package boilers yang membakar
minyak dan gas alam. Namun, ada unit stoker tipe ini yang terus beroperasi dan
memenuhi persyaratan operasi mereka.
Laju pembakaran pada stoker tergantung pada jenis bahan bakar, dan laju ini
bervariasi berdasarkan sistem stoker yang digunakan. Kapasitas uap yang
dihasilkan dari boiler tergantung pada stoker heat release. Tabel 5.1 mencantumkan
heat release tipikal dan perkiraan kapasitas uap untuk berbagai jenis stoker.

2.1.2.1. UNDERFEED STOKERS


Sesuai dengan namanya, underfeed stokers memaksa naik batu bara
dibawah hamparan bahan bakar yang terbakar. Boiler kecil (sekitar 30.000 lb
uap per jam) disuplai dengan satu stocker retort atau, dalam beberapa kasus,
dua stocker retort kembar. Boiler yang lebih besar (hingga 500.000 lb uap per
jam) dilengkapi dengan multi-retort stocker. Pada underfeed stokers ukuran
kecil saat ini memiliki pasar terbatas sebagai instalasi baru. 8
Eksterior depan dari stoker underfeed retort tunggal ditunjukkan pada
Gambar 5.1. Motor menggerakkan gigi reduksi, yang pada gilirannya
mengoperasikan ram utama atau feed, ram sekunder atau pelat pendorong, dan
gerakan grate. Dua silinder horizontal yang terletak di sisi depan stoker
digerakkan oleh uap atau udara tekan untuk mengoperasikan dumping grates.
Pintu-pintu di atas dump-grate cylinders digunakan untuk mengamati
hamparan bahan bakar. Pintu-pintu di bawah silinder ini adalah untuk
menghilangkan abu setelah dibuang ke ashpits.
Gambar 5.2 menunjukkan pandangan penampang memanjang dari stoker
ini dengan berbagai komponen eksternal dan internal. Gambar 5.3 adalah
penampang stoker yang menunjukkan retort, grates, dumping grates, dan
ashpits. Ilustrasi ini juga menunjukkan bagaimana grate digerakkan ke atas
dan ke bawah untuk memecah formasi kokas dan meningkatkan distribusi
udara melalui lapisan bahan bakar yang terbakar.

9
Gambar 5.1 Eksterior depan dari stoker underfeed retort tunggal. (Detroit Stoker
Company, subsidiary of United Industrial Corp.)

Gambar 5.2. Tampak samping dari stoker underfeed retort tunggal. (Detroit Stoker
Company, subsidiary of United Industrial Corp.)

Gambar 5.3. Potongan melintang dari single-retort underfeed stoker. (Detroit


Stoker Company, subsidiary of United Industrial Corp.) 10
Feed Ram memaksa batubara dari hopper ke retort. Selama operasi
normal, retort berisi batu bara yang terus didorong ke atas air-admitting
grates, yang disebut tuyères. Panas yang diserap dari hamparan bahan
bakar di atas dan aksi udara yang diterima melalui grate menyebabkan
gas yang mudah menguap didistilasi dan dibakar saat mereka melewati
hamparan bahan bakar. Bahan bakar yang terbakar perlahan-lahan
bergerak dari retort ke sisi furnace di atas grate. Saat bahan bakar
bergerak menuruni grate, nyala api menjadi lebih pendek, karena gas
volatil telah dikonsumsi dan hanya tersisa kokas. Sebagian kokas
menemukan jalannya ke dump grates, dan damper disediakan untuk
menerima udara primer di bawah grates untuk melanjutkan pembakaran
sebelum abunya dibuang. Kontrol pembakaran secara otomatis
mengatur laju pasokan batubara. Lengan penggerak ram kedua dapat
disesuaikan sehingga gerakan dapat bervariasi untuk mendapatkan
kondisi hamparan bahan bakar yang optimal.
Udara underfeed stoker dipasok dengan forced draft untuk menjaga
aliran udara yang cukup melalui hamparan bahan bakar. Tekanan udara
di wind box di bawah stoker bervariasi untuk memenuhi kondisi beban
dan hamparan bahan bakar. Sarana juga disediakan untuk
memvariasikan tekanan udara di bawah bagian stoker yang berbeda
untuk memperbaiki kondisi hamparan bahan bakar yang tidak teratur.
Ketika terlalu banyak kokas dibawa ke dumping grates, lebih banyak
udara disuplai ke bagian grate stoker. Penggunaan forced draft
menyebabkan pembakaran yang cepat, dan ketika batubara yang mudah
menguap digunakan, menjadi perlu untuk memberikan udara over-fire
yang menghasilkan turbulensi tinggi dan membakar gas volatil yang
dihasilkan dengan lebih sedikit asap. Gambar 5.2 menunjukkan
bagaimana udara dari wind box diterima di atas hamparan bahan bakar
sebagai udara sekunder. Peningkatan lebih lanjut dalam pembakaran dan
pengurangan asap diperoleh dengan menggunakan uap atau jet udara
bertekanan tinggi untuk udara over-fire, seperti yang dijelaskan dalam
Sec. 5.11.
11
Semua single-retort stokers menampilkan prinsip-prinsip yang
dijelaskan di atas, tetapi ada banyak variasi detail untuk memenuhi
persyaratan tertentu. Feed Ram mungkin dapat digerakkan langsung
oleh uap atau piston hidrolik. Screw dapat digunakan sebagai ganti ram
bolak-balik ( reciprocating ram ) untuk mengumpankan batubara ke
retort. Grates stasioner dapat digunakan sebagai pengganti grates
bergerak yang ditunjukkan pada Gambar 5.3. Ketika grate stasioner
digunakan, aksi batubara saat didorong keluar dari retort digunakan
untuk mendapatkan pergerakan di atas grates dan untuk pemeliharaan
hamparan bahan bakar yang benar. Grate di sisi stoker mungkin tidak
bergerak, sehingga perlu untuk menghilangkan abu dari furnace
daripada membuangnya ke dalam ashpit.
Single retort stoker memberikan cara yang memuaskan untuk
membakar batubara untuk menghasilkan uap, asalkan prinsip-prinsip
operasi tertentu diamati. Dianjurkan untuk memiliki hamparan bahan
bakar yang tebal pada stoker untuk melindungi pintu dan tuyères dari
panas furnace dan untuk mencegah pembentukan lubang di mana udara
bisa lewat tanpa bersentuhan dengan bahan bakar. Selain itu, sejumlah
besar bahan bakar pada grate merupakan keuntungan ketika ada
peningkatan permintaan akan uap. Pertama, tekanan uap akan turun, dan
pengontrol, merasakan penurunan, akan meningkatkan aliran udara ke
stoker. Peningkatan udara akan menyebabkan batubara pada stoker
terbakar lebih cepat, menghasilkan panas tambahan yang dibutuhkan.
Kebalikannya ketika ada penurunan permintaan uap maka tekanan akan
meningkat. Batubara dengan abu lebur rendah harus dihindari karena
kecenderungannya untuk membentuk klinker. Tuyères sangat
bergantung pada penutup abu untuk melindunginya dari panas furnace,
dan batubara abu rendah mungkin tidak memberikan perlindungan yang
memadai, yang mengakibatkan pemadaman tidak terencana dan
pemeliharaan yang berlebihan.
Stokers multi-retort pada dasarnya memiliki prinsip operasi yang
sama dengan stoker retort tunggal dan kembar. Mereka digunakan di
bawah boiler besar untuk mendapatkan tingkat pembakaran yang tinggi.
Sejumlah bagian retort dan tuyère yang cukup disusun berdampingan 12
untuk membuat lebar stoker yang diperlukan (Gambar. 5.4). Setiap
retort disuplai dengan batubara melalui ram (Gambar 5.5). Stoker ini
doyong/miring dari ram ke ujung abu. Mereka juga dilengkapi dengan
ram sekunder, yang, bersama dengan efek gravitasi yang dihasilkan oleh
kemiringan dari stoker, menyebabkan bahan bakar bergerak ke arah
belakang ke pembuangan abu. Laju perpindahan bahan bakar dan
karenanya bentuk hamparan bahan bakar dapat diatur dengan
menyesuaikan panjang stroke dari ram sekunder. Beberapa stoker
menghasilkan agitasi pada hamparan bahan bakar dengan memberikan
gerakan ke seluruh bagian tuyère. Setelah bahan bakar meninggalkan
retort dan tuyères, bahan bakar melewati sebagian stoker yang dikenal
sebagai bagian extension grates atau bagian overfeed (lihat Gambar 5.4).
Pada saat ini, gas volatil telah dikonsumsi, dan hanya sebagian dari
karbon yang tersisa untuk dibakar.

Gambar 5.4 Stoker multi-retort menunjukkan ash dumping plates


yang dioperasikan dengan uap dan mekanisme distribusi batubara dan
udara. (Detroit Stoker Company, subsidiary of United Industrial Corp.)

13
Gambar 5.5. Potongan melintang stoker multi-retort dengan
dumping grates. (Detroit Stoker Company, subsidiary of United
Industrial Corp.)

Stoker besar ini memiliki perangkat mekanis untuk mengeluarkan


abu dari furnace. Dumping grates menerima abu yang berasal dari
extension grates. Ketika jumlah yang cukup telah terkumpul, grates
diturunkan dan abu dibuang ke ashpit. Dumping grates ini, bahkan
ketika dioperasikan dengan hati-hati, seringkali memungkinkan
sejumlah besar karbon yang tidak terbakar dibuang bersama abu.
Kondisi furnace terganggu selama periode pembuangan, dan efisiensi
diturunkan. Tempat pembuangan yang dioperasikan dengan power telah
digunakan untuk mempersingkat masa pembuangan (Gambar. 5.5).
Material yang mudah terbakar dalam abu yang dikeluarkan dari
underfeed stoker oleh dumping grates akan bervariasi dari 20 hingga 40
persen. Karena kehilangan karbon yang tidak terbakar yang tinggi ini,
dan dengan demikian efisiensi boiler menjadi rendah dan biaya bahan
bakar yang menjadi lebih tinggi, stocker underfeed ini telah digantikan
oleh stocker spreader dan vibrating-grate stokers.
Rotary ash discharge digunakan untuk mengatur laju abu yang
dikeluarkan dari multi-retort underfeed stocker. Stokers yang
menggunakan jenis pelepasan abu ini disebut penggiling klinker.
Mereka terdiri dari dua rol dengan lugs yang menonjol dipasang di
tempat dumping grates. Rol ini dioperasikan pada kecepatan variabel
untuk mengeluarkan abu secara terus-menerus dan dengan demikian
14
mempertahankan tinggi yang konstan di stoker ashpit. Abu itu dibuang
tanpa kehilangan kapasitas atau gangguan dalam kondisi operasi boiler.
Material mudah terbakar dalam abu dari penggiling klinker ini
bervariasi dari 5 hingga 15 persen, masih tinggi, tetapi merupakan
peningkatan pada dump grate.
Multiple-retort stokers umumnya digerakkan oleh motor. Ketentuan
dibuat untuk memvariasikan kecepatan stoker baik dengan mengubah
kecepatan unit mengemudi atau dengan menggunakan perangkat
kecepatan variabel antara unit mengemudi dan stoker. Kontrol otomatis
memvariasikan kecepatan stoker untuk memasok batubara seperti yang
diperlukan untuk memenuhi permintaan uap.
Penyimpangan di dasar bahan bakar diperbaiki dengan mengontrol
distribusi udara di bawah stoker. Wind box dibagi menjadi beberapa
bagian, dan pasokan udara ke setiap bagian dikontrol damper yang
dioperasikan oleh tangan atau dengan power. Pengaturan ini
memungkinkan operator untuk mengoreksi tempat-tempat tipis atau
tebal di hamparan bahan bakar dengan mengurangi atau meningkatkan
tekanan wind box di tempat yang diperlukan.
Pengaturan stoker underfeed relatif sederhana karena tidak
diperlukan lengkungan khusus. Pencampuran bahan bakar dan gas yang
mudah terbakar dengan udara dicapai melalui pasokan udara bertekanan
tinggi dan dengan penambahan udara over-fire. Karena tidak ada
lengkungan, stoker langsung berada di bawah boiler, dan sejumlah besar
panas ditransmisikan oleh radiasi.
Dengan batasan tertentu untuk jenis batubara yang digunakan, stoker
yang kurang umpan sangat cocok untuk operasi terus-menerus pada
kapasitas terukurnya. Mereka secara khusus disesuaikan dengan
pembakaran batubara dengan volatilitas tinggi, yang dapat dibakar
secara ekonomi dengan prinsip pemberian pakan yang rendah. Telah
ditemukan oleh pengalaman operasi bahwa penggunaan udara berlebih
meningkatkan efisiensi pembakaran. Lapisan bahan bakar mencapai
suhu yang sangat tinggi, di mana abu terbuka saat dipindahkan ke
permukaan. Oleh karena itu, klinker terbentuk ketika batubara yang
memiliki abu suhu-fusi rendah dibakar pada penyala ini. Clinkers 15
mematikan bukaan udara di tuyères dan mengganggu pergerakan bahan
bakar pada stoker. Ini menghasilkan peningkatan tenaga kerja yang
beroperasi, ekonomi yang berkurang, dan pemeliharaan yang tinggi.
Secara umum, penyala ini akan membakar batubara kokas dengan
sukses; namun, mereka yang memberikan agitasi lapisan bahan bakar
paling cocok untuk jenis batubara ini.
Sebelum stoker dioperasikan, itu harus dilumasi sesuai dengan
instruksi plant. Roda gigi reduksi berjalan dalam lubrikan, dan rumah
roda gigi harus diisi ke tingkat yang diperlukan dengan tingkat pelumas
yang ditentukan. Level oli harus diperiksa setiap hari dan pelumas
berubah sesuai jadwal. Bantalan poros engkol dan bagian yang bergerak
lambat lainnya dilumasi oleh gemuk sedang yang diaplikasikan dengan
pistol gemuk bertekanan tinggi. Bantalan ini harus mendapat perhatian
harian.
Ketika menyiapkan stoker untuk di operasikan, operasikan
mekanismenya dan lakukan pemeriksaan secara seksama untuk
memastikan bahwa kondisinya baik. Masukkan batubara ke furnace dan
sebarkan secara manual hingga ketebalan 3 di atas tuyères. Tempatkan
limbah berminyak, serutan, dan kayu di atas lapisan batubara. Kemudian
nyalakan induced draft fan untuk memberikan ventilasi pengaturan dan
furnace, dengan itu dapat menghilangkan kemungkinan ledakan yang
mungkin timbul dari keberadaan gas yang mudah terbakar. Pada tahap
ini pintu wind box dapat dibuka dan api menyala. Draf tersebut
kemudian diatur untuk menjaga agar api tetap menyala.
Ketika batu bara terbakar bebas, pintu wind box ditutup, forced draft
fan di start, dan pasokan udara diatur untuk mempertahankan laju
pembakaran yang diinginkan. Untuk tingkat di mana unit dapat dibawa
"on line" tergantung pada desain boiler. Selama periode ini, batubara
yang cukup harus dimasukkan ke dalam stoker untuk menggantikan
yang sedang dibakar dan untuk membentuk hamparan bahan bakar.
Stokers underfeed beroperasi dengan tekanan furnace pada atau
hanya sedikit di bawah tekanan atmosfer; kondisi ini disebut sebagai
draft yang seimbang/Balance Draft. Prosedur ini mencegah kebocoran
udara yang berlebihan ke pengaturan dan tidak menyebabkan penetrasi 16
panas yang berlebihan ke pengaturan furnace. Draf seimbang
dipertahankan dengan memanfaatkan tekanan wind box, seperti yang
diciptakan oleh forced draft fan, untuk menghasilkan aliran udara
melalui lapisan bahan bakar. Demikian pula, induced draft fan
digunakan untuk menghilangkan gas dari furnace dengan mengatasi
resistensi dari boiler, economizer, dll. Sebenarnya, angin dalam furnace
harus dipertahankan antara 0,05 dan 0,10 inch kolom air selama periode
operasi dan hot banking, yaitu periode yang hanya mempertahankan
ignition saja. Tekanan wind box bervariasi dari 1 hingga 7 inch kolom
air tergantung pada desain stoker, bahan bakar, dan kapasitas. Peralatan
kontrol akan mempertahankan kondisi rancangan yang diinginkan
secara otomatis. Sebagai tindakan keselamatan, furnace draft harus
ditingkatkan saat mengoperasikan sootblower atau membuang abu.
Analisis berikut pada prinsip dasar pembakaran akan berfungsi
sebagai panduan untuk pemilihan batubara untuk digunakan pada
underfeed stokers : moisture content 0 hingga 10 persen, volatile matter
30 hingga 40 persen, ash content 5 hingga 10 persen, heating value
minimum 12,500 Btu/lb, ash softening temperature minimum 2500°F ,
top size 1 inch dari 1 4 inch dengan tidak lebih dari 20 persen kurang
dari 1 4 inch. Free-swelling index untuk batubara yang akan digunakan
pada stationary-grate stokers harus dibatasi hingga maksimum 5. Untuk
digunakan pada moving-grate and multiple retort stokers, Free-swelling
index hingga maksimum 7. Ketika analisis batubara yang tersedia
diketahui, stoker ini dapat dirancang dan dipilih untuk membakar
batubara yang lebih luas dengan beberapa peningkatan dalam biaya awal
dan penurunan efisiensi.
Batubara kasar cenderung terpisah dalam peralatan conveyor
batubara, menyebabkan pengumpanan dan pembakaran yang tidak
merata. Batubara basah dapat menyumbat saluran dan membatasi
pengumpanan ke stoker. Stokers disediakan dengan shear pin yang
mencegah kerusakan serius pada mekanisme sebagai akibat dari bahan
asing di batubara, tetapi putusnya shear pin dan pembuangan material
asing penyebab gangguan dapat menyebabkan interupsi pada layanan;
akibatnya, setiap upaya harus dilakukan untuk menjaga pasokan 17
batubara dengan ukuran yang benar dan bebas dari material asing.
Jangan sekali-kali membiarkan hopper batu bara kosong atau saluran
suplai menyumbat saat stoker beroperasi, karena ini akan menyebabkan
batu bara terbakar di retort dan tuyere menjadi terlalu panas.
Saat mengoperasikan stoker underfeed, aliran udara harus
disesuaikan secara proporsional dengan umpan batubara dan suplai
diatur ke berbagai bagian dari grates untuk mempertahankan kontur
yang benar dari hamparan bahan bakar (Gambar. 5.6). Misalnya, udara
yang tidak cukup ke bagian tuyère atau terlalu jauh dari ram sekunder
akan menyebabkan bahan bakar melewati tuyère sebelum dibakar. Ini
akan menghasilkan sejumlah besar karbon yang tidak terbakar mencapai
gerbang pembuangan, di mana aktivitas pembakaran harus dipercepat
untuk mencegah jumlah karbon yang tidak terbakar terbuang bersama
dengan abu. Perjalanan dari rams sekunder harus diatur dengan cara
melakukan pengamatan pada hamparan bahan bakar dan analisis gas
buang sampai diperoleh hasil yang memuaskan. Ketebalan dari
hamparan bahan bakar yang berjarak 3 feet dari dinding depan harus 16
hingga 24 inci. Kedalaman yang benar tergantung pada sejumlah faktor,
termasuk kecenderungan kokas batubara dan jumlah partikel kasar dan
halus yang dikandungnya. Operator harus memperhitungkan fakta
bahwa saat memasuki furnace, arang kokas cenderung membengkak dan
menghasilkan lapisan bahan bakar yang dalam. Jika kompensasi tidak
dilakukan untuk kecenderungan ini, lapisan bahan bakar akan menjadi
terlalu berat, dan jumlah kokas yang berlebihan akan dibuang bersama
abu. Perancang stoker harus memiliki pengalaman di berbagai jenis
batubara dengan operasi di banyak power plant. Oleh karena itu,
operator harus mendapatkan pedoman pengoperasian dari perancang
dan melakukan penyesuaian atas prosedur operasi seperti yang
dipersyaratkan oleh kondisi yang spesifik.

18
Gambar 5.6 Kontur hamparan bahan bakar pada multiple retort
underfeed stoker. (Detroit Stoker Company, subsidiary of United
Industrial Corp.)

Terlepas dari apakah grate stasioner, dumping grate, atau penggiling


klinker digunakan untuk menghilangkan abu dari furnace, operator
harus melakukan pengamatan atau penelitian dalam proses pembakaran
sebelum membuang abu. Pembakaran yang tidak memadai akan
menyebabkan kandungan karbon yang tinggi di dalam abu; di sisi lain,
pemberian suplai udara yang sembarangan akan menghasilkan
persentase udara berlebih yang tinggi (karbon dioksida rendah) dan
akibatnya losses pada stack menjadi tinggi. Ruang udara di bawah stoker
harus diperiksa setiap hari dan akumulasi penyaringan dihilangkan
sebelum menjadi berlebihan dan mengganggu bagian kerja stoker atau
membentuk bahaya kebakaran.
Hot banking pada boiler adalah istilah yang mendefinisikan operasi
boiler pada tingkat pembakaran yang hanya cukup untuk
mempertahankan tekanan operasi normal pada kapasitas aliran uap sama
dengan nol. Untuk pembakaran hot banking pada under feed stoker,
kipas dihentikan, tetapi damper untuk stack tidak sepenuhnya tertutup.
Ada bahaya bahwa batu bara akan menempel di retort dan menghalangi
pergerakan rams. Jika pembakaran dilakukan pada hot banking untuk
selama beberapa jam, stoker harus dijalankan satu revolusi pada periode
waktu tertentu secara berkala selama periode hot banking.

19
Perawatan stoker dapat dibagi menjadi tiga kelas: (1) coal feeders,
speed reducers, dan driving mechanism; (2) bagian internal, termasuk
tuyères dan grates; dan (3) retort serta struktur pendukung lainnya.
Operasi yang memuaskan dan operasi yang panjang tanpa perawatan
terhadap driving dan mekanisme coal feeder eksternal dari stoker
tergantung pada pelumasan yang benar dan eliminasi benda asing dari
batubara. Jika driving mekanisme gagal di start, periksa stoker dengan
seksama untuk menentukan apakah material asing tersangkut dalam ram
atau screw. Jangan biarkan penyaringan batubara dan kotoran
menumpuk ke titik di mana mereka menghambat operasi. Perbaikan
pada bagian eksternal ini dapat dilakukan tanpa menunggu furnace
menjadi dingin.
Tuyères dan grate harus diganti sesekali. Frekuensi penggantian
tergantung pada bahan bakar yang digunakan, jenis service, dan
perawatan yang digunakan dalam operasi stoker. Batubara dengan abu
suhu-fusi rendah menghasilkan klinker yang melekat pada grate,
membatasi aliran udara, dan menyebabkan material coran pada stoker
menjadi terlalu panas. Ketika kadar abu pada batubara rendah, tidak
ada perlindungan yang memadai pada grate, dan pemeliharaan akan
menjadi tinggi. Bahkan ketika batu bara yang cocok digunakan,
material coran pada stoker dapat menjadi terlalu panas jika hamparan
bahan bakar dibiarkan menjadi sangat tipis sehingga bagian-bagian
dari grates terbuka. Coran ini mudah diganti, tetapi membutuhkan
shutdown peralatan yang cukup lama untuk memungkinkan furnace
mendingin secukupnya agar teknisi dapat masuk dan melakukan
perawatan.
Kecuali jika stoker tidak dioperasikan dengan benar, penggantian
retort dan bagian struktural tidak diperlukan untuk jangka waktu yang
lama. Penggantian suku cadang ini mahal dan membutuhkan
pemadaman yang lama.

20
2.1.2.2. OVERFEED STOKERS
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, terdapat dua tipe overfeed
stokers, MASS FEED STOKER dan SPREADER STOKER.

A. MASS-FEED STOKER:
Ada dua tipe mass feed stokers yang dipergunakan untuk pembakaran
batubara :
a. The moving-grate stokers, baik chain grate atau traveling grate
b. The water-cooled vibrating-grate stoker

Karakteristik dari stokers tipe ini dimana batubara diumpan oleh gaya
gravitasi dari bahan bakar itu sendiri keatas adjustable grate yang mengontrol
ketinggian hamparan bahan bakar. Metode pembakarannya melibatkan
hamparan batubara yang bergerak sepanjang grate dengan udara diberikan dari
bagian bawah grate. Ketika batubara masuk kedalam furnace, batubara
dipanaskan oleh radiasi dari furnace, dimana volatiles akan keluar dan
menghasilkan pemantikan. Batubara terbakar saat bergerak sepanjang ruang
bakar. Tebal hamparan batubara akan turun hingga semua batubara terbakar
dan abu yang relatif dingin dibuang ke ash hopper.
a. Chain-grate stoker
Memakai endless chain ( rantai tidak berujung ) yang dibuat
membentuk suport untuk menyangga hamparan batubara dan melewati
penggerak dan kembali melalui bend sprockets. Traveling-grate stoker
juga menggunakan endless chain namun berbeda dengan yang
dibawanya berupa small grate bars ( grate bar kecil ) yang akan
menyangga hamparan batubara dan menghasilkan kontrol yang lebih
terhadap abu halus yang terdapat pada grate (Gambar. 5.7).
Dalam kasus lain, Rantai bergerak melewati dua sprockets, satu
didepan dan satu lagi dibelakang furnace. Sprockets ini sama
panjangnya dengan lebar furnace. Sproket bagian depan dihubungkan
dengan mekanisme penggerak variable speed. Pembukaan udara pada
grate tergantung kepada batubara yang akan dibakar dan bervariasi
21
diantara 20 hingga 40 persen dari total area. Kapasitas uap dari unit ini
sekitar 80,000 lb/h.
Batubara diumpan dari hopper yang berada didepan stoker. Ketebalan
dari batubara diatas grate di atur dengan hand-adjusted gate (see
Gambar. 5.7). Kecepatan dari grate bervariasi sesuai dengan batubara
yang diumpankan ke furnace. Kontrol sistem pembakaran secara
automatic mengatur kecepatan grate untuk menjaga tekanan uap.
Pembakaran terus terjadi ketika grate bergerak sepanjang furnace. Abu
sisa pembakaran masih mengandung sedikit material yang dapat
terbakar akan dibawa keujung belakang stoker dan terkumpul di ashpit.
Udara masuk ke furnace melalui bagian terbuka dari grate dan melalui
over-fire jets. Over-fire air jets masuk ke furnace melalui bagian
arch/busur depan atau wall bagian depan diatas arch. Panas yang
intensif pada bagian depan stoker menghasilkan distilasi gas dari
hamparan batubara. Kombinasi over-fire air dan udara yang melewati
hamparan batubara menghasilkan turbulensi yang dibutuhkan untuk
kecepatan pembakaran.
Pada beberapa rancangan, over-fire air jets terletak di wall bagian
belakang hal ini bertujuan untuk menghasilkan aliran lawan dari aliran
gas di furnace, untuk meningkatkan turbulensi dan lebih lanjut
menyempurnakan efisiensi dari pembakaran.

Gambar 5.7 Traveling-grate stoker

22
Keseluruhan dari grate tertutup oleh casing yang sesuai untuk
mencegah infiltrasi udara pada poin yang tidak diinginkan dan
menaikan pembakaran. Kebocoran udara sepanjang sisi grate yang
bergerak di kurangi dengan menggunakan adjustable ledge plates.
Beberapa kesulitan ditemui pada kebocoran udara yang berlebihan
pada lokasi pembuangan abu sisa pembakaran di ashpit. Kebocoran ini
dikurangi atau diminimalisir dampaknya dengan menggunakan damper
untuk seal off ashpit, dengan menggunakan clearence yang kecil antara
stoker dengan bagian pengatur, dan dengan arch bagian belakang yang
memaksa udara lewat hamparan batubara, bercampur dengan gas yang
mudah terbakar, dan dimanfaatkan pada proses pembakaran.
Apabila clearence antara bagian belakang furnance dan stoker
diturunkan untuk mengendalikan kebocoran udara, abu yang panas
menjadi kontak dengan wall. Sebelum munculnya water-cooled
furnaces, abu sisa pembakaran menempel pada tepian refractory
furnace dan membentuk clinkers. Kondisi ini dapat dicegah dengan
menggunakan water-cooled furnace.
Chain dan traveling-grate stokers semula dioperasikan dengan natural
draft. Namun, dalam rangka untuk meningkatkan kapasitas, kemudian
dirancang dengan memanfaatkan forced draft. Untuk mencapai hal ini,
seluruh stoker ini tertutup. Udara pembakaran dari forced-draft
dimasukan dari bagian sisi dari stoker antara bagian atas dan bagian
bawah. Kemudian dialirkan pada bagian atas grate dan hamparan
batubara. Stoker dibagi dalam beberapa zona, dari depan ke belakang.
Damper yang diopeasikan secara Manual atau Power ( Motorize )
digunakan untuk mengatur aliran udara di setiap zona untuk
mengkompensasi tidak beraturannya tebal batubara.
b. Vibrating-grate stoker (Gambar. 5.8)
Beroperasi mirip dengan stoker chain grate atau traveling grate, kecuali
cara mengumpan batubara dan cara hamparan batubara bergerak
dicapai dengan vibration. Grates nya terdiri dari cast-iron blocks
terpasang pada water-cooled tubes. Tube-tube ini sama spasi antara
Header yang terhubung dengan boiler sebagai bagian dari boiler
circulation system. Tube penghubung atara header ini dan boiler 23
circulating system memiliki lengkungan pipa yang panjang untuk
fleksibilitas yang diperlukan bila grate bergetar. Pergerakan dari grate
sangat pendek dan tidak ada ketegangan terjadi pada sistem ini.
Ruangan dibawah Stoker dibagi menjadi kompartemen dengan
menggunakan flexible plates. Suplai duct individual dengan damper
memungkinkan pengaturan distribusi udara yang menuju hamparan
batubara. Grate diaktifkan dengan menggunakan vibration generator
dengan disain khusus yang digerakan motor kecepatan konstan. Ini
pada dasarnya terdiri dari dua pemberat yang tidak balans yang diputar
dengan posisi berlawanan agar dihasilkan getaran yang diinginkan.
Kapasitas uap dari Vibrating grate sekitar 125,000 lb/h.
Ketebalan batubara yang diumpan ke grate diatur dengan meng adjust
gate pada hopper. Namun, tingkat pengumpanan batubara di kontrol
secara outomatis dengan mem variasikan siklus off dan on mekanisme
dari vibrating. Getaran dan kemiringan dari grate menyebabkan
hamparan batubara begerak diruang bakar menuju ashpit.
Kepadatan yang dihasilkan oleh kondisi bergetarnya hamparan
batubara dan seragamnya distribusi udara. Keadaan ini memungkinkan
untuk menggunakan batubara dengan range yang lebih lebar.
Penggunaan water cooling menurunkan hingga minimum kebutuhan
abu sebagai pengaman grate dan memungkinkan penggunaan air
preheater untun sistem combustion, yang dapat mengimprove efisiensi
pembakaran. Water cooling pada grate membuat stoke ini lebih
adaptable bila bahan bakar alternatif seperti natural gas atau bahan
bakar minyak digunakan, sebab pengaman grate khusus tidak
diperlukan lagi, yang berbeda pada bed yang normal dimana abu
ditinggalkan untuk pembakaran batubara.

24
Gambar 5.8 Vibrating-grate stoker.

Chain dan traveling grate stoker dapat membakar bervariasi bahan bakar
padat, termasuk gambut, batubara muda, bituminous, anthracite/batu bara
keras dengan nilai kalor tinggi, dan coke breeze atau fine coke yang pada
umumnya berukuran kurang dari ¾ inch. Stoker ini kadang kala menggunakan
furnace arches, yang tidak diperlihatkan paga Gambar. 5.7. Lungkungan
bagian depan dan belakang ini meng improve sistem pembakaran dengan
meradiasi ulang panas ke hamparan batubara. Vibrating grate stoker sesuai
untuk batubara volatile bituminous yang menengah dan tinggi dan untuk
batubara volatile bituminous yang rendah serta batu bara lignites pada tingkat
pembakaran yang lebih rendah. Batubara coke memerlukan agitasi dan
karenanya tidak sesuia dipergunakan pada stoker jenis ini.
Batubara yang paling sesuai dipergunakan pada stoker chian grate dan
traveling grate memiliki ash softening minimum temperature 2100°F, moisture
antara 0 – 20 persen, ash content 6 – 20 persen, maksimum swelling index 5
dan size range antara 1 inch dengan tidak lebih dari 60 persen yang ukurannya
lebih kecil dari ¼ inch
Sementara untuk operasi stoker water-cooled vibrating-grate, terbaik
menggunakan batubara dengan moisture content of 0 to 10 persen, ash content
of 5 to 10 persen, temperatur ash softening lebih kecil dari 2300°F, dan coal
size range of 1 or 3 4 in by 0 with not more than 40 percent less than 1 4 in.

25
Tingkat pembakaran dari stoker chain grate dan traveling grate adalah
425,000 hingga 500,000 Btu setiap square foot dari area grate setiap jam
(Btu/ft2/h) tergantung dari kandungan ash dan kandungan moisture dari
batubara. Bila dibandingkan dengan stoker water-cooled vibrating-grate yang
memiliki heat release sekitar 400,000 Btu/ft2/h.
Untuk memulai penyalaan pada stoker chain grate, pengumpanan harus di
set dan stoker di start. Grate harus tertutup dengan 3 hingga 4 inch batubara
untuk dua pertiga dari panjang stoker dan penyalaan dimulai dengan
membakar kayu yang ada di atas batubara. Bila natural gas atau fuel oil burner
adalah bagian dari boiler design, peralatan ini akan digunakan. Stoker tidak
boleh di restart hingga batubara secara keseluruhan sudah dinyalakan dan
ignition arch panas. Kemudian stoker harus dioperasikan pada kecepatan yang
terendah hingga furnace menjadi panas.
Ada dua cara untuk mengatur rate dari suplai batubara pada stoker chain
grate : dengan mengontrol ketebalan batubara diatas grate dan dengan
mengadjust rate dari pergerakan dari grate. Ketebalan batubara diatas grate
dijaga diantara 4 dan 6 inch dengan mengatue gate (Gambar. 5.7). Kecepatan
rata rata operasi dari chain atau traveling grate adalah 3 hingga 5 inch/menit.
Variasi dari kapasitas dapat diperoleh dengan melakukan perubahan salah satu
atau kedua sistem pengumpanan pengumpanan batubara diatas.
Damper yang ada di stoker disediakan agar opertor dapat mengendalikan
supli udara ke zona zona yang bervariasi. Pengaturan suplai udara ini
memungkinkan operator mengontrol tingkat combustion disetiap zona dan
dengan demikian dapat menurunkan unburned carbon yang terbawa hingga
ashpit. Bila operasi yang memuaskan tidak tercapai dengan pengaturan
damper-damper ini, langkah selanjutnya adalah dengan mengatur ketebalan
hamparan batubara, pada akhirnya, satu yang dapat dilakukan percobaan
dengan cara mencampur beberapa jenis batubara, dimana dapat ditambahkan
air pada batubara tertentu yang tidak memiliki cukup moisture content agar
diperoleh combustion layak pada stokers. Unburned carbon yang sangat
berlebihan dalam abu sisa pembakaran tidak hanya dalam bentuk kerugian
batubara tetapi juga dalam pembakaran tautan stoker grate. Bahkan, sisa
batubara terus terbakar di ashpit, dan dengan low fusion ash coal, dapat
menyebabkan munculnya clinkering dari abu yang sulit dibersihkan. 26
Perbaikan dalam pengoperasian dapat dicapai dengan tempering (
menambahkan air ) apabila batubara yang disuplai adalah batubara kering,
berisi partikel halus dengan persentase tinggi, atau memiliki kecederungan
sebagai coke. Sekali coke terbentuk diatas grate, aliran udara menjadi
terhambat, akan menjadi sulit menyempurnakan pembakaran dan mencegah
sejumlah kelebihan coke terbawa hingga ujung grate sampai dengan ashpit.
Hasil yang terbaik akan dapat dicapai bila moister content pada batubara
sekitar 8 hingga 10 persen. Air sebaiknya ditambahkan 10 hingga 24 jam
sebelum batubara dibakar. Penambahan air pada Hopper Stoker menghasilkan
kelembaban permukaanyang berlebihan.
Jumlah perkiraan batubara yang dikonsumsi oleh chain atau traveling grate
dapat dikalkulasi bila kecepatan grate dan ketebalan batubara diatas grate
diketahui. Kecepatan grate dapat ditentukan dengan cara menghitung waktu
menggunakan jam atau counter putaran pada mekanisme penggerak. Apabila
counter putaran dipakai, sebuah faktor harus dipakai untuk menkonversi
pembacaan dari kecepatan grate. Faktor ini dapat ditentukan dengan
membandingkan putaran mekanisme penggerak dengan kecepatan grate. Hal
inidapat dilakukan bila unit dalam keadaan out of service dan pada temperatur
ruang. Untuk mengkonversi dari volume ke berat, asumsikan batubara
bituminous adalah 48 lb,/ft3, anthracite adalah 60 lb/ft3, dan coke breeze
adalah 40 lb/ft3
Contoh : Chain grate soker dengan lebar 8 feet membakar batubara
bituminous. Kecepatan grate 4 inch/menit dan ketebalan batubara 6 inch.
Berapa ton komsumsi batubara setiap jam …. ?

Jawaban :
8 x 4 12 x 6 12 = 43
width stoker, ft rate of feed, ft/min depth of coal, ft coal burned, ft3/min
43 x 60 x 48 ÷ 2000 = 1.92
coal burned, ft3/min min/h depth of coal, ft coal burned, ft3/min coal burned, ton/h

27
Hot Banking pada boiler yang membakar bahan bakar padat diatas grate
didifinisikan sebagai pembakaran bahan bakar hanya pada tingkat igintion
saja. Untuk Bank sebuah nyala api diatas chain atau traveling grate stoker,
tutup udara suplai dibawah stoker dengan waktu yang singkat. Biarkan api
bertambah kecil sebelum menutup udara suplai untuk mencegah terjadinya
kerusakan akibat overheating. Isi hopper dan tutup suplai batubara. Apabila
furnace secara relatif dingin, naikkan gate dan masukkan semua batubara dari
hopper kedalam furnace. Dalam rangka menjaga kemungkina terjadinya
overheating, jangan membiarkan batubara kontak dengan gate. Berikan sedikit
udara dibawah stoker pada akhir suplai batubara. Buka damper stack
secukupnya untuk menjaga sedikit aliran pada furnace atau start IDF. Saat
batubara terbakar dan api bergerak dari belakang ke depan furnace, jumlah
udara masuk juga harus diatur dengan mengatur damper di zona. Sebelum api
mencapai gate, lakukan prosedur pengisian hopper dan lakukan pengisian
batubara. Dalam memulai kembali Bank, sebaiknya sesering mungkin
menggunakan bar untuk memecah batubara yang menjadi lelehan keras dekat
gate. Pengumpanan batubara tidak boleh dimulai hingga udara di hembuskan
melewati grate untuk perioda waktu 3 atau 5 menit dalam rangka menaikan
tempeatur furnace. Prosedur operasi bervariasi disesuaikan dengan
pengalaman. Operator disarankan berkonsultasi dengan Designer dari
peralatan untuk mendapatkan rekomendasi prosedur yang baik dan ini bagian
dari Plant Operation and Maintenance Manual.
Rantai harus cukup kencang untuk menjaganya agar tetap terikat pada
sproket. Rantai ini dapat di adjust dengan dengan mengatur take up screw
yang dapat menggerakan sproket. Plate plate antara sidewall dan grate harus di
adjust untuk mencegah kebocoran udara yang berlebihan. Clearence antara
plate dan grate di adjust sekitar 1/8 inch. Pembakaran yang berlebihan pada
ujung link menunjukan bahwa material yang mudah terbakar masih ada di sisi
ujung bagian abu dari stoker. Link yang terbakar atau rusak harus segera
diganti pada kesempatan pertama.

28
B. SPREADER STOKER :
Instalasi spreader stoker terdiri variable feeding device, mekanisme untuk
melempar batubara atau bahan bakar padat lainnya ( spreader ) ke dalam
furnace, dan grate dengan dilengkapi bagian terbuka sebagai akses udara.
Pengumpan batubara ( coal feeder ) dan mekanisme pembagi batu bara (
spreader ) terletak di bagian depan wall diatas grate. Sebagian dari material
volatile dan partikel partikel halus dari batubara akan terbakar di suspensi (
kondisi masih melayang ), dan yang lainnya akan jatuh ke atas grate, dimana
proses pembakaran masih berlanjut. Sebagai hasil dari adanya tekanan oleh
Forced Draft Fan, Primary air masuk kedalam furnace melalui bagian terbuka
dari grate. Porsi dari sebagian udara ini digunakan untuk membakar lapisan
batubara diatas grate, dan sisanya masuk ke furnace, dimana dipakai untuk
pembakaran material volatile dan partikel halus batubara yang melayang. Over
fire fan ( secondary air fan ) menyuplai udara tambahan melalui jet di furnace
wall. Ini untuk menambahkan udara suplai utuk pembakaran pada suspensi
dan membuat turbulensi. Spreader stoker modern adalah boiler yang paling
serba guna dan banyak dipakai hingga saat ini. Spreader stoker dapat
digunakan dengan boiler yang didesign untuk range kapasitas uap dari 75,000
hingga 700,00 lb/h. Respon stoker cukup cepat terhadap perubahan kebutuhan
uap, memilki kapabilitas turndown yang baik ( contohnya : dapat beroperasi
efisien pada bagian beban ), dan dapat memakai variasi bahan bakar yang
lebar. Umumnya tidak dipakai untuk bahan bakar volatile yang rendah seperti
anthracite.
Meskipun saat meng order ukuran batubara sudah di tentukan, namun pada
saat menerima, ukuran aktual yang datang biasanya bervariasi dari ukuran
yang kasar hingga ukuran yang halus. Dalam rangka mendapatkan operasi
yang efisien dan pembakaran yang baik, campuran dari batubara kasar dab
batubara halus harus didistribusikan kedalam hopper stoker. Apabila dapat
dilakukan dengan benar, maka hamparan batubara yang seragam, sisa material
yang masih mudah terbakar rendah, kapasitas boiler yang tinggi dan biaya
pemeliharaan yang rendah akan dapat dicapai. Salah satu sarana untuk
mencapai distribusi yang merata adalah dengan distributor kerucut, seperti
yang terlihat pada Gambar. 5.9. Distributor seperti yang terlihat digambar 29
telah terbukti efektif pada design stoker yang baru dan dalam mengganti
peralatan yang orisinil.
Pada mekanikal spreder stoker konvensioanl, alat untuk mengumpan dan
menyebarkan batubara disusun untuk mensuplai batubara kedalam furnace
dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Pengumpan mengirimkan
batubara ke rotor yamg berputar dengan blade yang menonjol. Blade blade
yang berputar ini melempar batubara kedalam furnance. Sistem spreader ini di
design untuk mendistribusikan batubara secara merata diseluruh permukaan
grate. Distribusi ini dapat dicapai dengan bentuk dari blade yang melempar
batubara. Berrvariasinya kinerja dari spreader, disebabkan oleh berubahnya
ukuran batubara, moisture content, dan lain lain, dapat dikoreksi dengan cara
adjustment bagian luar dari mekanisme.

Gambar 5.9 Distributor batubara kerucut nonsegregasi di depan inlet


stoker. (Stock Equipment Company.)

Pembakaran pada suspensi dapat menyebabkan porsi dari partikel unburn


carbon akan terbawa keluar dari furnace bersama flue gas. Sebagian dari
partikel ini terkumpul di hopper dibawah bagian konveksi setelah loos
dibagian boiler. Namun, sebagian bertahan pada boiler flue gas yang keluar
dan harus dapat ditangkap pada bagian dust collector.
30
Selama partikel partikel ini berisi carbon, efisiensi dari steam generator
dapat ditingkatkan dengan mengembalikan partikel partikel ini ke furnace agar
pembakaran menjadi sempurna.
Beberapat port injeksi ditempatkan selebar boiler dan tersedia campuran
yang seragam dari unburn carbon untuk dimasukan kembali kedalam furnace
untuk menyempurnakan proses pembakaran. Namun, dalam hal ini tidak
diinginkan untuk reinjection sejumlah besar abu sisa pembakaran karena dapat
menyebabkan erosi didalam boiler. Ini menjadi minimize karena mekanikal
dari dust collector efektif menankap partikel besar yang mayoritas masih
mengandung unburned carbon pada bagian carry over. Reinjection unburned
carbon dapat meningkatkan efisiensi boiler berbahan bakar batubara sekitar 2
hingga 4 persen. Dalam rangka memenuhi persyaratan emisi pertikel yang
diijinkan oleh peraturan pemerintah, design pada sitem dilengkapi dengan
electrostatic precipitator ( ESP ) atau sebuah baghouse sebelum flue gas
dialirkanke stack.
Spreader stoker dapat menangani berbagai jenis bahan bakar dan dapat
dapat dipakai pada ukuran boiler yang berbeda. Berbagai jenis batubara dapat
dibakar pada spreader stoker, tetapi variasi nya harus mempertimbangkan bila
unit nya spesifik. Tidak disarankan dan tidak ekonomis menyediakan stoker
yang akan mampu membakar hampir semua batubara sementara dilokasi
tersedia batubara yang spesifik. Selain batubara, spreader stoker juga dipakai
untuk mebakar kulit pohon, potongan kayu dan segala jenis hasil ikutan yang
dapat dipakai sebagai bahan bakar.
Apabila membakar batubara, spreader stoker digunakan untuk boiler
tekanan tinggi dan rendah, dari ukuran boiler terkecil hingga boiler yang
memiliki kapasitas membuat uap sekitar 400,000 lb uap per jam. Pada
kapasitas terendah, biaya instalasi dari spreader stoker lebih rendah dari boiler
pulverized coal. Namun. Diantara 300,000 hingga 400,000 lb uap perjam,
biayanya cenderung mendekati sama dan pada kapasitas yang lebih tinggi
pembangkit dengn pulverized coal biayanya lebih murah. Karena relatif
persentase terbesar terbakar pada suspensi, boiler spreader stoker akan lebih
responsif terhadap perbuahan tingkat penbakaran. Kualifikasi ini
menyebabkan spreder stoker dipergunakan pada sistem yang memiliki
perubahan atau fluaktuasi pembebanan. Karena stoker ini memiliki dicharge 31
fly ash pada flue gas, maka hal ini menjadi subjek kritik sebagai penyebab
polusi, namun dengan dust collector yang efisien dan peralatan lain untuk
mengatur polusi maka spreader stoker dapat memenuhi persyaratan polusi
udara yang ketat.
Pada instalasi spreader stoker ukuran kecil biayanya sangat komparative
karena kebutuhan untuk ashpits, fly ash reinjection, dan peralatan fly ash
collection yang diperlukan sudah terpenuhi untuk pengoperasian yang efisien
dan memuaskan. Kesulitan juga ditemui pada saat merancang unit yang akan
operasi memuaskan bila kebutuhan uap lebih rendah dari seperlima dari
kapasitas design ( contoh : Unit memiliki turn down ratio lebih kecil dari 5 ).
Turn down ratio ditentukan dengan membagi kapasitas design dengan operasi
output minimum yang memuaskan.
Feeder pada spreader stoker berfungsi untuk mevariasikan suplai batubara
ke furnace dan untuk meratakan distribusi batubara diatas grate. Mekanisme
yang mendorong batubara ke furnace termasuk injeksi uap dan udara sebagai
rotor mekanis. Pada sistem feeder dan distribusi dapat dilihat pada Gambar.
5.10, disana ada sebuah reciprocating feed plate pada bagian bawah hopper.
Panjang kayuhan dari plate ini menentukan seberapa banyak batubara akan
disuplai ke furnace. Regulator pembakaran secara outomatis memvariasikan
panjang kayuhan dari feed plate ini.

Gambar 5.10 Coal feeder spreader stoker jenis reciprocating dan


mekanisme rotary distribution. (Detroit Stoker Company, subsidiary of United
Industrial Corp.)
32
Batubara meninggalkan hopper, jatuh dari ujung dari spill plate ke jalan
yang ada di rotor blade, dimana terjadi pendistribusian batubara ke atas grate.
Distribusi diatur dengan cara pengaturan dari spilling plate dan dengan
kecepatan dari rotor. Pengaturan maju dan mundurnya spillling plate merubah
titik dimana batubara kontak dengan rotor blade. Menggerakan spilling plate
mundur dari sisi furnace membuat batubara jatuh pada rotor blade lebih awal.
Blade memberikan lebih banyak energi kepada batubara dan batubara
terlempar lebih jauh kedalam furnace. Dengan cara seperti ini, menaikkan
kecepatan dari rotor memberikan lebih banyak tekanan pada batubara,
melempar batubara lebih jauh kedalam furnace.
Kemampuan spreader stoker untuk menggunakan batubara yang memiliki
moisture content tinggi dibatasi oleh kinerja dari mekanisme feeder dan
distribusi. Moisture content maksimum sebesar 25 persen dipertimbangkan
sebagai batasan batubara pada umumnya. Gambar 5.11 adalah feeder type
drum yang menggunakan wiper assembly untuk mencegah terjadinya
recycling batubara basah. Apabila ada keputusan untuk merubah, apakah
ukuran atau moister content dari batubara, mekanisme feeder harus di adjust
untuk menjaga tetap seragamnya hamparan batubara diatas grate. Udara
masuk ke furnace baik diatas atau dibawah feeder untuk menjaga feeder tetap
dingin dan menyediakan udara untuk pembakaran. Penambahan lainnya selain
mendapat pendinginan dari udara, rotor bearing juga didinginkan dengan air
pendingin.
Spreader stoker feeder dibagi menjadi dua kelas :
Overthow, bila batubara kontak dengan bagian atas dari rotor blade
assembly ( lihat Gambars. 5.10 dan 5.11 ) dan underthrow, bila batubara
kontak dengan bagian bawah blade.
Tipe grate yang paling sederhana adalah yang tidak dapat bergerak dan
seperti yang biasa dipergunakan untuk hand firing. Feeder secara automatic
menumpuk batubara diatas grate dan udara untuk pembakaran masuk ke
furnace melalui lubang yang ada pada grate. Paling tidak digunakan dua feeder
dan sebelum hamparan abu sisa pembakaran menjadi sangat tebal sehingga
sangat mengganggu aliran udara, salah satu feeder dilakukan out off service.
Batubara diatas dibiarkan terbakar hingga habis dan abu sisa pembakaran
dibersihkan melalui furnace door. Kemudian feeder dapat di start dan setelah 33
sistem pembakaran telah terbentuk dan stabil, maka grate yang lain dapat
dibersikan dengan pola yang sama seperti dijelaskan sebelumnya.
Dumping grate ( Gambar. 5.12 ) menyediakan sarana untuk membalikkan
setiap bagian dari grate dan dengan demikian abu sisa pembakaran dibuang ke
pit. Membalikkan grate dapat dilakukan baik dengan operasi tangan manusia
atau dengan silinder bertenaga uap atau udara
Prosedur untuk out off service salah satu feeder cukup lama untuk
menghilangkan abu, akan sama lamanya dengan stationary grate tersebut
digunakan, namun waktu yang diperlukan untuk operasi dan jumlah tenaga
kerja yang terlibat dapat diturunkan. Pembuangan abu dari furnace dengan
cara berselang seling ini memiliki kerugian sebagai berikut : Tenaga kerja
yang cukup sangat diperlukan; diperlukan skil untuk mencegah tekanan uap
menjadi turun; efisiensi akan turun karena udara ekses yang tinggi terjadi saat
periode pembersihan; dan akan cenderung terjadi pembuangan material yang
masih bisa terbakar bersama dengan abu, menghasilkan banyak asap dan lebih
banyak fly ash saat dilakukan pembersihan grate. Kerugian dari dumping
grates telah menyebabkan secara umu tidak digunakan. Traveling- and
vibrating-grate stokers saat ini adalah design yang paling umum dipakai.
Traveling-grate spreader stoker yang terpasang di water-cooled furnace
terlihat pada Gambar. 5.13. Batubara jatuh pada grate dan pembakaran
komplet saat grate bergerak perlahan melalui furnace. Abu tetap dan jatuh
kedalam pit bila grate telah melewati sprocket. Stoker bergerak dari bagian
belakang unit ke bagian depan dan oleh karenanya, ashpit berada dibagian
depan stoker ( dibawah feeder ). Ashpit berada di basement untuk memberikan
penyimpanan yang memadai untuk produksi abu selama 8 jam shift atau untuk
pembuangan abu secara terus menerus dengan menggunakan ash handling
system. Tingkat kecepatan pergerakan grate dibuat bervariasi untuk membuat
ketebalan tertentu dari abu yang akan dibuang di ujung.
Pembuangan abu pada vibrating-grate stokers mirip dengan yang
digunakan pada spreader stoker. Grate dipasang pada framework yang dapat
diputar, sebuah motor akan menggetarkan grate dan abu akan bergerak
sepanjang grate ke arah ashpit. Motor yang menghasilkan getaran akan
berjalan sesuai interval waktu tertentu. Siklus Off dan On bervariasi untuk
34
memperoleh ketebalan abu yang diinginkan pada ujung pembuangan dari
grate.
Metode lain untuk memperoleh pembuangan abu yang terus menerus
terdiri dari overlapping grate seperti sirap di atap rumah. Bar dari grate
bergerak secara mekanis maju dan mundur, bergantian menaikan dan
menurunkan dalam jumlah dari overlap. Gerakan ini menyebabkan abu
berpindah dari satu grate ke greate yang lain dan perlahan bergerak menuju
ashpit. Tingkat kecepatan pembuangan abu bervariasi dengan merubah jumlah
grate bar yang berjalan.

Gambar 5.11 Vari-Flex coal feeder. Coal Feeder Spreader-stoker jenis


drum dan mekanisme rotary distribution (Riley Power, Inc., a Babcock Power,
Inc., company)

35
Gambar 5.12 Four-unit spreader stoker with power-operated dumping
grates. (Detroit Stoker Company, subsidiary of United Industrial Corp.)

Gambar 5.13 Traveling-grate continuous-ash-discharge spreader stoker.


(Detroit Stoker Company, subsidiary of United Industrial Corp.)

Abu yang dibuang dari furnace dengan metode ini sebagai pembuangan
abu bottom yang kontinyu memilki unburned combustible content sekitar 4
hingga 8 persen. Ini kontras dengan spreader stoker, dengan carbon reinjection
system, yang mampu menurunkan jumlah kerugian material yang dapat
dibakar dan oleh karena nya dapat meng improve efisiensi pembakaran 2
hingga 4 persen.
Dengan spreader stoker, batubara yang terbakar di suspensi datang dari
dua sumber, batubara halus dari pengumpan batubara ke furnace dan carbon
yang kembali dari ash reinjection system dari boiler, economizer, air heater
dan dust collector hopper. Jumlah batubara yang terbakar di suspension
tergantung dari persentase dari volatiles, moisture dan batu bara halus di
batubara dan kapasitas dimana boiler dipoerasikan. 36
Banyak dari abu yang dihasilkan oleh pembakaran di suspensi terbawa
combustion gas kedalam jalur konveksi boiler. Abu ini mengandung 40 hingga
60 persen material combustibles dan karena itu mewakili kehilangan panas
yang cukup besar. Abu di kolek di boiler economizer, air heater, mechanical
dust collector dan baghouse atau precipitators hopper. Abu yang mengandung
material combustible tinggi terkumpul di boiler hopper dan dengan kandungan
yang rendah di baghouse atau precipitators hopper. Partikel yang halus
dibuang oleh baghouse atauprecipitators harus dibuang ke ash removal system.
Baghouse atau precipitators disediakan untuk menurunkan emisi partikulate
dari gas yang keluar dari stack cukup untuk memenuhi standard kebersihan
udara.
Ketika batasan emisi partikulate dari gas boiler yang keluar di stack harus
diturnkan sesuai hukum yang berlaku, usaha dilakukan untuk memenuhi
ketatnya persyaratan dengan menurunkan jumlah ash recycled ke furnace.
Lebih banyak lagi dari abu yang dikolek pada berbagai hopper di buang ke ash
disposal system. Prosedur ini mengorbankan efisiensi dalam rangka memenuhi
standard emisi dari ijin operasi.
Usaha lain untuk mengurangi recycling dan untuk menurunkan emisi stack
adalah abu yang banyak mengandung carbon akibat gravitasi dikembalikan ke
traveling grate. Abu dari variasi sumber koleksi di kumpulkan di hopper
dengan memperluas dibagian belakang dari furnace dan diijinkan untuk
mengalir oleh sifat gravitasi, dalam beberapa aliran, ke atas traveling grate.
Sekarang baghouse atau precipitators dipakai sebagai pembersih final dari
flue gas menuju stack. Abu dari beberapa hopper mungkin dibuang ke ash
disposal system atau dikembalikan ke furnace untuk dibakar kembali dan
pemulihan sebagian dari kandungan panas yang terdapat pada partikel yang
mudah terbakar. Hal ini dapat menaikan efisiensi dari boiler. Kelebihan dan
kekurangan dari pembakaran kembali ini harus dipertimbangkan dalam rangka
untyuk menetukan rasio dari abu yang dikembalikan kedalam furnace dan
apakah abu akan dibuang ke ash conveying system.
Reinjection secara teori akan menaikkan efisiensi boiler, tetapi resirkulasi
yang berlebihan dari abu akan menghasilkan masalah pada operasi. Kuantiti
yang besar dari abu yang ditangani reinjection system dapat menyebabkan
akselerasi keausan akibat erosi dan diperlukan penggantian spare parts. 37
Porsi inert dari reinjection ash menghambat pembakaran didalam furnace
dan akan menghasilkan formasi clinker pada stoker grate dan slagging pada
waterwall tube ruang bakar. Dalam mendesign boiler untuk velocity flue gas
yang tinggi pada laluan di tube, konsentrasi yang tinggi dari partikel abu yang
abrasive dapat menyebabkan erosi pada tube boiler. Namun demikian, dampak
dari reinjection harus dipertimbangkan dengan serius karena dapat
mengimprove efisiensi boiler dan menurunkan biaya bahan bakar. Sebagai
contoh, dengan reinjection 50 persen dari fly ash, efisiensi dapat diimprove
lebih dari 2 persen, yang menyebabkan penghematan biaya bahan bakar yang
sangat signifikan.
Pembakaran suspensi memerlukan suplai udara langsung ke furnace.
Udara ini disuplai oleh over fire air fan dan memasuki furnace melalui port
pada wall. Over fire air fan perform tiga fungsi, menyediakan udara
combustion, membuat turbulensi didalam furnance dan reinjection abu dari
collection hopper.
Sekitar 35 persen dari total udara dipakai sebagai over fire air, dengan sisa
65 persen sebagai udara dibawah grate. Over fire air di injeksikan melalui
beberapa nozzle kecil yang disusun dibagian depan dan belakang wall, sering
kali dipasang pada elevasi yang berbeda dan udara melalui nozzle membuat
penetrasi yang tinggi serta berampur dengan bahan bakar. Dengan udara
combustion terpisah anatar under grate dan over fire, pembakaran spreader
stoker menyediakan bentuk pembakaran bertahap yang efektif mengendalikan
Nox.
Combustion control yang sederhana untuk spreader stoker terdiri dari
elemen pengindera tekanan uap keluaran yang mengaktifkan pengendalian
tingkat pengumpanan batubara dan merubah aliran uadar dari forced draft fan.
Perubahan pengumpanan batubara tercapai dengan mengatur panjang stroke
dari feed plate ( lihat Gambar. 5.10 ). Jumlah udara suplai dibawah grate
biasanya diatur oleh damper atau inlet vanes pada Fan, meskipun kadang
kadang dapat kecepatan dari fan yang dirubah rubah. Damper induced draft
fan atau kecepatan fan divariasikan untuk mem pertahankan tekanan furnace
draft pada 0.05 hingga 0.10 kolom air. Rekomendasi perbaikan dalam sebuah
control terdiri dari saran dengan mana pasokan udara forced draft fan
disesuaikan ulang untuk menjaga rasio pasti aliran udara ke bahan bakar 38
terlepas seberapa tebal hamparan bahan bakar. Perbaikan lain adalah
pengendalian dari tingkat pembuangan abu dari grate dan tekanan over fire.
Adjustment dapat dibuat untuk memvariasikan batubara diatas grate. Pada
stoker yang memakai alat stationary dumping grate, manipulasi dari feeder
dan udara suplai, juga dumping dari grate, dibuat selama perioda pembersihan.
Pertimbangan harus diberikan terhadap ukuran pada saat memilih batubara
yang akan dipakai pada spreader stoker. Pertikel yang lebih besar lebih mudah
dilemparkan kebagian belakang furnace dibandingkan dengan partikel yang
lebih kecil. Untuk mendapatkan ketebalan yang seragam dario batubara diatas
grate, batubara harus memiliki ukuran tertinggi 1¼ dari ¾ inch dengan tidak
lebih dari 40 persen mampu melewati saring mesh ¼ inch. Semakin banyak
batubara halus, akan semakin banyak pembakaran suspension dan persentasi
abu dan material combustible yang tebawa oleh gas dari furnace menjadi lebih
tinggi. Operasi terbaik dari batubara sebagai bahan bakar utama pembakaran
harus mengandung paling tidak 18 persen volatile, 5 hingga 10 persen abu (
hingga 15 persen untuk traveling grate ), heating value minimum 12,000
Btu/lb, dan temperatur ash softening 2000°F pada traveling grate tetapi sedikit
lebih tinggi pada bottom ash disposal system. Dengan design khusus, range
yang lebih lebar dapat dibakar pada stoker jenis ini.
Karena efek dari ukuran yang didistribusikan pada furnace, sangat penting
melakukan pemisahan batubara yang kasar dan partikel yang halus dari
batubara dapat dicegah. Coal conveyor dan bunker yang melayani boiler
spreader stoker harus di susun sedemikiaan rupa untuk menurunkan proses
pemisahan menjadi minimum. Pemisahan ukuran batubara menjadi masalah
pada stoker tipe manapun, tetapi spreader stoker lebih toleran karena rate dari
feeder batubara dapat di atur dan lebih banyaknya batubara halus yang
terbalkar di suspensi. Distribusi batubara yang terlihat pada Gambar. 5.9 juga
dapat meminimize pemisahan ukuran batubara.
Spreader stoker akan membakar batubara dengan range yang lebih lebar
dari batubara lignite hingga bituminous. Batubara dengan kandungan volatile
lebih rendah dari 18 persen pada umumnya tidak cocok. Kesulitan dalam
pembentukan clinker dapat diurunkan, bahkan pada batubara yang memiliki
tendensi terbetuknya clinker, dengan sistem kerja alamiah dari spreader.
Batubara disuplaikan ke atas hamparan batubara, dan abu secara alamiah 39
bergerak ke bawah, dimana merekan didinginkan dibawah temperatur
leburnya oleh karena adanya kontak dengan udara yang datang. Kecenderang
terjadinya kokas batubara dapat diturunkan sebelum mencapai grate oleh
terbebasnya gas volatile yang terbakar pada suspensi. Pemanfaatan batubara
berkadungan abu tinggi akan menurunkan efisiensi dan akan menaikan
pekerjaan operator, karena terlalu banyaknya abu yang harus ditangani.
Perioda pembersihan menjadi lebih sering bila kandungan abu pada batubara
yang dibakar tinggi. Secara umum, spreader stoker akan membakar batubara
yang bagus lebih efisien bila dibandingkan dengan stoker tipe yang lain dan
sebagai tambahannya akan sukses membakar batubara yang kurang bagus
tetapi pada turunnya efisiensi.
Secara prinsip spreader stoker dapat sukses diaplikasikan untuk membakar
material tipe sampah. Kedua macam material bahan bakar batubara dan
sampah dapat dibakar di furnace pada saat yang bersamaan. Namun, secara
pengalaman menunjukan bahwa beberapa material sampah, seperti RDF
(Refuse-derived fuel) dari municipal solid wase (MSW), tidak dapat terbakar
dengan baik jika dikombinasikan dengan batubara.
Sebuah system yang membakar dua bahan bakar ini melakukan tujuan
ganda berupa pembuangan material sampah dan pada saat yang bersamaan
menurunkan konsumsi bahan bakar yang mahal. Sebagai tambahan, bahan
bakar sampah sering memiliki kandungan sulfur yang rendah, dan digunakan
untuk menurunkan kandungan sulfur dioxide pada flue gas.
Gambar 5.14 menunjukan feeder refuse atau wase (sampah) yang
terpasang pada furnace diatas coal feeder yang konvensioanl. Susunan seperti
ini disediakan untuk penggunaan material dari sampah dan batubara dengan
proporsi yang bervariasi. Hal ini menghasilkan pemanfaat terbaik dari material
limbah dan pada saat yang sama dapat mensuplai variasi kebutuhan uap.

40
Gambar 5.14 Conventional coal-burning spreader stoker dengan semburan
distribusi sampah yang disapu udara.
(Detroit Stoker Company, subsidiary of United Industrial Corp.)

Hampir segala macam sampah yang mudah terbakar dapat dipakai asalkan
digiling hingga 4 inch ukuran teratasnya. Srbagian daftar limbah ( sampah )
yang sesuai untuk dipakai sebagai bahan bakar termasuk municipal solid wase
MSW ( limbah padat perkotaan ) sebagai refuse derived fuel RFD ( bahan
bakar yang dihasilkan dari bervariasi limbah ), kulit kayu, ampas tebu,
potongan (chip) kayu, kayu serutan, serbuk gergaji kayu dan ampas kopi.
Boiler dapat di design untuk kombinasi bahan bakar atau untuk pembakaran
khusu bahan limbah seperti RDF. Moisture content dari material limbah ini
mungkin setinggi 50 persen, dan udara combustion nya haru dipanaskan
hingga 550°F atau hingga batas yang direkomdasikan padai grate barnya.
Pembakaran bahan bakar dari biomassa dan limbah pada stoker tidak
hanya menurunkan biaya operasi, karena rendahnya biaya bahan bakar, tetapi
juga terjadinya penurunan hingga minimize tempat pembuangan limbah yang
dibutuhkan untuk material limbah dan biaya terkait proses pembuangan
limbah. Sistem ini membakar berbagai macam bahan bakar untuk
menghasilkan energy listrik dengan biaya yang murah atau uap untuk dipakai
untuk proses aplikasi lain dengan biaya yang murah.
41
Bahan bakar ini termasuk :
- Bahan bakar yang dihasilkan dari bervariasi limbah ( Refuse-
derived fuel/RDF ) yang didapatkan dari limbah padat perkotaan (
municipal solid waste/MSW )
- Chip dari ban mobil bekas
- Kulit pohon, limbah kayu, dan serbuk gergaji kayu
- Limbah agricultural seperti ampas tebu (dari pabrik gula) dan
limbah bubuk kopi
- Kotoran ayam
- Sekam bunga matahari dari prokuksi biji bijian
Gambar 5.15 menunjukan air-swept distributor spouts ( distribusi sapuan
udara pancar ) yang digunakan untuk mendistribusikan sampah ke atas
permukaan stoker grate. Sistem distribusi bahan bakar memasukkan bahan
bakar ke furnace menggunakan selimut udara tekanan tinggi menyapu
semburan kelantai grate dan penyebaran bahan bakar secara merata pada grate
dari sisi ke sisi dan dari depan ke belakang. Jumlah dan ukuran sangat
dibutuhkan distributor untuk memastikan seragamnya penyebaran bahan bakar
yang didasarkan juga pada lebar serta panjang grate serta kapasitas dari boiler.

Gambar 5.15 Semburan distribusi sampah yang disapu udara untuk bahan
bakar biomass and sampah. (Detroit Stoker Company, subsidiary of United
Industrial Corp.)
42
Apabaila bahan bakar sampah/limbah ini diukur dengan benar dan
diumpankan secara kontinyu ke stoker distribution spout ( stoker dengan
distribusi menggunakan sembuarn ), hal ini akan didistribusikan secara merata
kedalam furnace oleh sumber aliran udara yang divariasikan melalui
semburan. Udara suplai memiliki rotating damper yang me siklus tekanan
udara dan volume udara yang mengumpan bahan bakar ke furnace untuk
memastikan bahan bakar diatas grate terdistribusi dengan benar

Gambar 5.16 Hydrograte stoker beroperasi dengan suhu udara pembakaran


yang lebih tinggi dari normal karena grate dengan pendingin air yang
membolehkannya untuk membakar bahan bakar biomass dengan kandungan
moisture tinggi tanpa merusak grate. (Detroit Stoker Company, subsidiary of
United Industrial Corp.)
43
Partikel partikel halus bahan bakar memasuki furnace akan terbakar
dengan cepat di suspensi. Partikel yang lebih berat dan kasar dari bahan bakar
disebarkan secara merata diatas grate, membentuk hamparan bahan bakar
dengan lapisan tipis, yang cepat terbakar
Kombinasi pembakaran dari suspensi dan lapisan bahan bakar tipis
membuat stoker dan boiler memilki respon yanng tinggi terhadap perubahan
beban.
Spreader stoker adalah teknologi yang paling banyak digunakan untuk
membakar bahan bakar jenis ini dan hydrograte stoker yang terlihat pada
Gambar. 5.16 adalah yang umum dipakai.
hydrograte stoker mengkombinasikan teknologi spreader stoker yang
canggih dengan automatic ash discharge dan water cooled grate. Alat ini dapat
menangani berbagai bahan bakar dengan moisture content tinggi dan abu yang
rendah pada rentang beban yang luas.
Karena stoker ini berpendingin air, penyalaan apinya berdasarkan pada
kondisi pembakaran bukan pembatasan suhu udara pendingin pada design
grate tanpa air pendingin. Ini memeungkinkan untuk mempertahankan suhu
udara pembakaran untuk pembakaran bahan bakar dari biomass atau limbah
dengan kandungan moisture yang tinggi tanpa merusak grate. Hydrograte juga
ideal untuk membakar bahan bakar limbah dengan kandungan abu rendah
karena tidak memerlukan penutup abu untuk melindungi grate. Stoker ini juga
meminimalkan kebutuhan aliran udara dibawah grate. Ini memastikan
penggunaan udara over fire yang paling efektif yang mengoptimalkan kontrol
emisi dan efisiensi pembakaran. Semakin tingggi persentase udara over fire
juga menghasilkan pengendalian emisi Nox.
Pelepasan abu secara otamatis dihasilkan dari getaran grate yang
menggerakkan hamparan bahan bakar ke depan melalui furnace untuk
pembuangan abu di bagian depan boiler.
Karena bagian yang begerak sangat minimum dalam desain hydrograte
stoke, downtime dan biaya perawatan berkurang secara signifikan. Selain itu,
karena grate berpendingin air, maka penggatian grate dapat diminimalkan.
Sebelum mengoperasikan spreader stoker, harus dilakukan pemeriksaan
dengan hati hati untuk melihat bahwa kondisi nya benar benar baik. Tindakan
pencegahan ini dapat mencegah pemadaman paksa ketika unit sangat 44
dibutuhkan. Level oli dalam case gear reduksi harus diperiksa, dan bearing
bearing pada semua bagian yang bergerak harus diberi grease dan diberi oli.
Aliran dari air pendingin yang melalui bearing bearing , damper damper harus
di adjust dan mekanisme kontrol otomatis harus diperiksa, dan fan fan harus
harus ditest secara operasi. Stoker harus bisa di Start dan di operasikan tanpa
ada bagian yang saling melekat dan saling mengikat. Controller dari aliran
udara over fire harus di set dan di adjust untuk mempertahankan 0.1 inch
kolom air tekanan aliran udara di furnace.
Ketika stoker ditemukan dalam kondisi memuaskan, pengumpan
dioperasikan sampai sekitar ½ inch layer lapisan batubara tertimbun di grates.
Batubara ditutupi dengan pasokan kayu bakar dan kertas yang berlimpah.
(Banyak unit dirancang dengan gas alam tambahan atau pembakar minyak
yang digunakan saat startup.). Fan fan dioperasikan dan damper di adjust
untuk membuat draft di furnace. Api menyala dan udara serta draft diatur
untuk menghasilkan nyala api yang terang dan tanpa asap. Kemudian stoker
(jika dari tipe moving grate) di start, dan batubara diumpankan secara perlahan
untuk mempertahankan pengapian. Unit dilanjutkan on-line dengan kenaikan
beban secara perlahan untuk menghindari perubahan suhu yang cepat. Kipas
over-fire di start untuk menghindari asap dan menjaga agar sistem
penginjeksian abu tidak terlalu panas. Jika asap menjadi berlebihan selama
periode startup ini, umpan batubara harus dikurangi dan udara over-fire
disesuaikan. Instruksi startup khusus untuk unit harus diikuti untuk
mempercepat stoker, meningkatkan umpan bahan bakar, dan menyesuaikan
aliran udara dan draft. Bahkan ketika Spreader stoker dilengkapi dengan
kontrol di mana umpan bahan bakar dan pasokan udara diatur secara otomatis
untuk memenuhi permintaan uap, ada banyak detail yang harus diperhatikan
operator untuk mendapatkan operasi yang baik. Mekanisme spreader harus
disesuaikan untuk mendistribusikan batu bara secara merata di atas grate.
Penyimpangan pada hamparan bahan bakar yang disebabkan oleh pemisahan
batubara, batubara basah, pembentukan klinker, dll., harus diperbaiki. Lapisan
hamparan bahan bakar harus dijaga pada ketebalan yang cukup untuk
mempertahankan pembakaran selama 2 hingga 3 menit dengan umpan bahan
bakar di off. Ketebalan lapisan bahan bakar dapat diubah dengan
menyesuaikan rasio bahan bakar dengan udara. Peningkatan tekanan udara di 45
bawah grates dengan umpan bahan bakar yang sama akan mengurangi
ketebalan hamparan bahan bakar ; penurunan tekanan udara akan membuat
ketebalan lapisan bahan bakar meningkat. Penerapan udara over-fire harus
diatur untuk memperoleh jumlah kelebihan udara terendah (karbon dioksida
tertinggi) tanpa membuat suhu merusak lapisan furnace, klinker di hamparan
bahan bakar , dan asap yang berlebihan. Jet udara over-fire harus diatur untuk
memasok udara tambahan juga untuk membakar bahan bakar dalam suspensi
serta untuk meningkatkan turbulensi dan akibatnya untuk meningkatkan
pembakaran. Draft furnace harus dipertahankan di antara 0,05 dan 0,10 inch
kolom air untuk mencegah panas berlebih dari lapisan furnace, mekanisme
coal feeding, dan pintu furnce. Aliran air pendingin-bantalan harus
disesuaikan untuk menjaga suhu saluran keluar tidak melebihi 150 ° F atau
suhu yang direkomendasikan pabrik.
Abu dibuang dari spreader stoker dilengkapi dengan grate stasioner
dengan menggunakan cangkul tangan. Abu harus dihilangkan ketika kira-kira
ketebalan 3 inch di grates. Pembersihan harus dilakukan secepat mungkin
untuk meminimalkan gangguan pada operasi boiler. Stokers-grate stasioner ini
harus memiliki setidaknya dua bagian dengan feeder terpisah dan distributor
batubara dan wind box yang terbagi dua sehingga setiap bagian dapat
dibersihkan secara terpisah. Ini memberi operator kesempatan untuk
membakar karbon sebelum mengeluarkan abu dan memungkinkan untuk
mempertahankan tekanan uap selama pembersihan. Operasi pembersihan
dilakukan dengan pertama-tama menghentikan umpan batubara ke unit yang
akan dibersihkan. Ketika bahan bakar pada gerbang telah dibakar, tutup
damper ke unit dengan tangan. Jika hamparan bahan bakar memiliki ketebalan
yang benar, grate akan siap dibersihkan dalam 2 hingga 3 menit. Setelah bahan
bakar habis dikonsumsi, cepat cangkul abu dari gerbang dan menghapus
klinker yang terbentuk di sisi furnace atau bridge wall. Segera start feeder, dan
sebarkan lapisan tipis batubara di grates. Setelah batu bara dinyalakan,
perlahan-lahan buka damper forced draft dengan tangan. Setelah api benar-
benar terbentuk dan tekanan uap telah dipulihkan, bersihkan unit perapian
lainnya dengan cara yang sama.
Penghapusan abu dari dumping grate yang dioperasikan dengan tangan
atau yang dioperasikan power mirip dengan prosedur dengan stasionary grate, 46
kecuali alat ini memerlukan lebih sedikit tenaga kerja yang terlibat dan operasi
dapat dilakukan lebih cepat. Setelah api terbakar hingga habis dan forced draft
telah ditutup, operasikan dumping grate. Beberapa operator membuka dan
menutup pintu beberapa kali untuk memastikan semuanya bersih. Pastikan
bahwa grate sudah kembali ke posisi semula dan benar benar rata sebelum
menambahkan batubara untuk membangun kembali api. Ketika stoker terdiri
dari lebih dari dua unit, disarankan untuk membersihkan unit secara
bergantian. Setelah membersihkan satu unit, biarkan tekanan uap pulih
sebelum membuang bagian grates berikutnya.
Ketika traveling grates tersedia, abu secara terus menerus dikeluarkan dari
furnace ke dalam ashpit. Ketika ukuran dan operasi yang tepat, abu yang
dikeluarkan dari spreader stoker dengan traveling grate relatif dingin dan
bebas klinker. Abu yang dibuang dalam hopper dapat dibuang dengan ash
handling sytem konvensional, umumnya tanpa penggiling klinker. Batu bara
dilemparkan ke bagian belakang furnace, dan kecepatan traveling grate
disesuaikan untuk memberikan waktu yang cukup untuk pembakaran menjadi
komplit sebelum abu dibuang di bagian depan. Ketika grates disesuaikan
dengan benar, prosesnya kontinu, dan tidak ada gangguan pada operasi boiler.
Furnace dan ash hopper harus dikosongkan cukup sering untuk mencegah
akumulasi abu mengganggu operasi. Abu yang berlebihan di dalam ashpit
furnace akan menghalangi udara dan menyebabkan grate menjadi terlalu
panas. Ketika terlalu banyak material terakumulasi dalam hopper abu,
efektivitasnya berkurang. Ketika disediakan sarana untuk mengembalikan abu
dari hopper ke furnace, pemeriksaan harus sering dilakukan untuk memastikan
bahwa nozzle tidak tersumbat. Jika transfer nozzle ini berhenti beroperasi, abu
akan menumpuk di hopper.
Pada saat tidak ada permintaan uap, biasanya disarankan untuk
membiarkan api padam dan kemudian nyalakan kembali ketika ada kebutuhan
untuk uap. Namun, untuk periode yang singkat dan untuk mengantisipasi
meningkatnya permintaan akan uap, mungkin disarankan untuk menggunakan
bank panas ( hot banking ). Selama periode hot banking, kehati hatian harus
dilakukan untuk mencegah kerusakan pada grate dan rotor coal distribution.
Spreader stoker, dilengkapi dengan stasioner grate atau dumping grates,
harus disiapkan untuk hot banking dengan membiarkan lapisan abu 47
menumpuk di grates. Pasokan udara ke grates berkurang, dan pengumpan serta
kecepatan rotor disesuaikan untuk menyimpan lapisan batubara di ujung depan
grates. Coal feed dan forced draft fan dihentikan, tetapi rotor terus beroperasi
untuk mencegah panas berlebih. Draft kecil pada furnace (sekitar 0,1 inch
kolom air) dipertahankan selama periode hot banking dengan memanipulasi
damper. Feeder dioperasikan pada interval waktu untuk mengembalikan bahan
bakar pada grate, dan draft diatur untuk mengontrol laju pembakaran untuk
mencegah kebakaran terhenti dan tekanan uap menurun di bawah level yang
diperlukan untuk persyaratan antisipasi siaga. Operator pada spreader stoker
yang kecil kadang-kadang lebih suka menggunkan hand firing ketika hot
banking. Ketika siap untuk mengembalikan boiler untuk in servis, bahan bakar
yang tersisa didistribusikan di atas grate, dan kemudian fan dijalankan untuk
membakar batu bara dengan cepat saat diumpankan ke furnace. Kontrol
disediakan untuk mengaplikasikan batu bara secara otomatis ke grate dalam
jumlah yang cukup untuk menjaga agar api tidak padam dan mempertahankan
tekanan uap yang diperlukan untuk mengembalikan boiler uap ke servis
dengan cepat.
Untuk hot banking sebuah traveling grate spreader stoker, grate
dihentikan, dan umpan batubara menurun perlahan sampai keluaran uap
hampir nol dan hamparan bahan bakar tampak hampir hitam. Kedua damper
forced draft fan dan induced draft fan harus ditutup dan furnace draft
berkurang hingga hampir nol. Hamparan bahan bakar harus dibiarkan gelap
dan menjadi timbunan bara api. Kemudian batubara diumpankan ke bagian
depan grate. Batubara ini akan menutupi bara api dari batubara. Menunggu
sampai hamparan bahan bakar telah cukup dingin sebelum memasukkan
batubara mengurangi kecenderungan untuk timbulnya asap dan meningkatkan
interval waktu di antara pemberian batubara. Forced draft fan harus
dihentikan, dan sedikit draft furnace harus dipertahankan baik dengan
mengoperasikan induced draft fan atau dengan memanipulasi damper.
Aliran air pendingin-bantalan coal feeder harus diperiksa beberapa kali
selama setiap shift. Bantalan harus dilumasi setiap hari dengan pelumas padat
yang tidak akan menipis saat dipanaskan hingga 500 ° F. Damper dan kontrol
aksesori dan peralatan ash dumping harus diperiksa bilamana stoker tidak
operasi. Pemeliharaan grate, furnace lining, dan permukaan water cooled 48
membutuhkan pemadaman boiler, tetapi beberapa perbaikan dapat dilakukan
pada mekanisme feeding-and-spreader ketika unit sedang beroperasi.
Perhatian yang hati-hati terhadap perincian berikut ini mengurangi
pemeliharaan: Cegah suhu furnace yang berlebihan dengan menghindari
kelebihan muatan unit dan dengan memasok udara yang cukup ke furnace;
memelihara draft di furnace setiap saat; dan ikuti prosedur yang ditetapkan
saat membuang abu, meniup, meniup jelaga ( soot blowing ), pengapian hot
banking, menempatkan unit in service, dan out of service. Sistem ash-return
harus diperiksa untuk kemungkinan penghentian yang dihasilkan dari slaging
di furnace atau dari potongan slag yang besar bersarang di saluran masuk
nozzle abu. Dalam setiap situasi, instruksi pengoperasian yang
direkomendasikan dari pemasok peralatan harus diikuti dengan hati-hati.
Stoker firing dari batu bara sering dianggap sebagai teknologi yang usang,
mengingat standar emisi yang harus dipenuhi. Banyak pembangkit listrik telah
dikonversi menjadi pembakaran gas alam menggunakan paket boiler atau
turbin gas dengan siklus kogenerasi. Namun, karena volatilitas harga gas
bumi, serta ketersediaan sumber energi ini, banyak dari fasilitas ini yang
beralih ke batubara, atau setidaknya mempertimbangkan perubahan, dan
mempertahankan kemampuan stoker firing mereka. Oleh karena itu, meskipun
pembangkit listrik bertenaga stoker telah berkurang jumlahnya, teknologi ini
tetap menjadi pilihan yang layak di Amerika Serikat dan di seluruh dunia
untuk pembakaran batu bara dan bahan bakar padat lainnya.

49
2.2. STACKS - CEROBONG

Diperlukan aliran udara dan gas pembakaran yang memadai untuk pembakaran bahan
bakar fosil yang lengkap dan efektif. Istilah draft didefinisikan sebagai perbedaan antara
tekanan atmosfer dan tekanan statis gas buang di furnace, sambungan konveksi, cerobong
asap, atau stack. Kehilangan draft adalah pengurangan tekanan statis dari gas buang yang
disebabkan oleh gesekan dan kehilangan tekanan lainnya, yang tidak dapat dipulihkan,
karena gas buang mengalir melalui sistem boiler.
Aliran gas melalui boiler dapat dicapai dengan membuat draft dengan empat metode:
(1) natural draft/draft alami, (2) forced draft/draft paksa, (3) induced draft/draft yang
diinduksi, dan (4) balanced draft/draft yang seimbang. Ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Natural draft. Aliran udara dan gas buang yang dibutuhkan melalui boiler
dapat diperoleh hanya dengan stack bila losses pada sistem draft rendah dan
stack tinggi. Pada unit modern saat ini, ini bukan metode yang umum,
karena draft mekanis diperlukan pada sistem boiler.
2. Forced draft. Beroperasi dengan udara dan gas buang dipertahankan di
atas tekanan atmosfer. Forced draft fan (FDF) di saluran masuk sistem
boiler memberikan tekanan untuk memaksa udara dan gas buang melalui
sistem. Setiap bukaan pada pengaturan boiler seperti pintu dan penetrasi
memungkinkan udara atau gas buang dilepaskan kecuali jika bukaan
tersebut diberi tekanan dan dengan demikian udara dipaksa masuk ke
dalam bukaan, sehingga mencegah pelepasan apa pun. Boiler yang
dirancang dengan kipas FD sendiri didefinisikan sebagai sistem
bertekanan.
3. Induced draft. Beroperasi dengan tekanan statis udara dan gas buang di
bawah tekanan atmosfer. Setiap lubang pada pengaturan boiler
memungkinkan udara masuk ke unit. Induced-draft fan (IDF) terletak di
dekat outlet sistem boiler sebelum stack dan menarik udara dan gas buang
melalui sistem. Menggunakan ID fan saja tidak umum pada desain boiler
modern.
4. Balanced draft. Beroperasi dengan Forced draft fan (FDF) di inlet dan
Induced draft fan (IDF) di dekat outlet sebelum stack. Tekanan statis 50
berada di atas atmosfer di outlet kipas FD dan menurun ke tekanan
atmosfer di beberapa titik dalam sistem, biasanya di furnace yang lebih
rendah. Tekanan statis di bawah atmosfer dan berkurang secara bertahap
ketika gas buang mengalir dari titik keseimbangan ke kipas ID. Pengaturan
ini mencegah kebocoran gas buang dari unit dan merupakan sistem yang
dominan digunakan dalam unit modern selain dari desain paket boiler, di
mana forced draft, atau sistem bertekanan, digunakan.
Efek stack adalah perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perbedaan ketinggian antara
dua lokasi yang membawa gas panas. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kepadatan antara
udara dan gas yang dipanaskan.
Stack memiliki beberapa tujuan. Dalam boiler natural draft, itu menghasilkan
rancangan yang diperlukan agar menghasilkan aliran udara ke furnace dan melepaskan
produk-produk pembakaran ke atmosfer. Di semua aplikasi, ini memberikan produk
pembakaran ke altitude yang tinggi. Seperti disebutkan di atas, baik stack saja atau
kombinasi stack dan forced-draft (FD) dan / atau induced-draft (ID) kipas harus
menghasilkan perbedaan tekanan yang diperlukan untuk menghasilkan aliran. Draft dan
kipas alami harus memperhitungkan hambatan udara dan kehilangan draft melalui sistem
boiler. Gas-gas di dalam stack berada pada suhu yang lebih tinggi daripada udara di
sekitarnya. Berat kolom gas panas di stack kurang dari satu kolom udara pada suhu luar.
Intensitas draft yang dihasilkan oleh stack tergantung pada ketinggian dan perbedaan antara
udara luar dan suhu gas dalam.
Rumus berikut dapat digunakan untuk menghitung rancangan statis, atau teoritis, yang
dihasilkan oleh stack:

dimana :
D = draft at base of stack (inches of water)
H = height (ft) of stack above point where draft measurement is taken
P = atmospheric pressure, psia (can be taken as 14.7 up to ele-
vation of 1500 ft above sea level)
T = outside temperature (absolute °F)
T = gas temperature in stack (absolute °F)

51
Contoh : Tinggi stack 175 ft , dan exit-gas temperature is 610°F. Temperatur 80°F, dan
pembangkit berlokasi pada elevasi 550 ft. Berapa tekanan atau aliran udara, secara teori
akan dihasilkan dalam satuan inchi kolom air ?
Solusi

Masukan harga pada rumus:

Ini menunjukan secara statis, atau teoritis aliran udara; dalam kenyataannya, ketika gas
mengalir, itu akan berkurang, karena gesekan. Jumlah reduksi akan tergantung pada ukuran
stack, pada jumlah gas, dan, sampai batas tertentu, pada bahan yang digunakan dalam
konstruksi stack. Draf aktual yang tersedia adalah sekitar 80 persen dari draft statis yang
dihitung.
Sedangkan ketinggian stack menentukan jumlah draft yang akan dihasilkan, luas
penampang membatasi volume gas yang dapat dibuang dengan sukses. Jumlah gas yang
harus dikeluarkan stack bergantung pada jumlah bahan bakar yang terbakar dan jumlah
udara yang digunakan untuk pembakaran. Kebocoran udara dalam pengaturan boiler, flues,
dll., menipiskan gas stack, menambah volume, menurunkan suhu, dan dengan demikian
menurunkan efektifitas draft.
Seringkali menjadi perlu untuk mempelajari kinerja instalasi stack yang ada. Muncul
pertanyaan apakah stack memiliki kapasitas yang cukup untuk boiler yang ada. Apakah
akan memadai jika boiler yang ada dibangun kembali untuk beroperasi pada kapasitas yang
lebih tinggi? Bisakah lebih banyak boiler ditambahkan tanpa membuat stack lain? Dalam
hal ini, pembacaan aliran udara/gas dan temperature gas harus diambil di dasar stack saat
boiler beroperasi pada kapasitas penuh. Hasil-hasil ini harus dibandingkan dengan draft
yang diharapkan yang dihitung dari ketinggian stack, suhu gas, dan suhu udara luar. Jika
hasilnya menunjukkan draft yang dibaca kurang dari 80 persen dari nilai yang dihitung, hal
ini menunjukan bahwa terjadi kelebihan beban pada stack.

52
Penyesuaian stack damper merupakan indikasi bagus dari draft yang tersedia. Haruskah
damper terbuka lebar ketika boiler beroperasi dengan beban penuh? Stack mungkin
menjadi kelebihan beban yang sangat parah sehingga tidak mungkin mempertahankan draft
di dalam furnace saat beroperasi pada output maksimum.
Terkadang kesulitan berkembang, dan sebuah plant yang sebelumnya memiliki
rancangan yang cukup menemukan bahwa furnace mengembangkan tekanan sebelum
boiler mencapai kapasitas maksimum. Kondisi ini, meskipun masalah rancangan, mungkin
disebabkan bukan oleh stack yang rusak, tetapi oleh salah satu atau kombinasi dari kondisi
berikut:
1. Penghentian lintasan boiler, sauran flue gas, dll., Dengan soot blower, slag,
atau fly ash, yang mengakibatkan draft losses yang tidak normal.
2. Baffles rusak atau bergeser sehingga menghambat aliran gas.
3. Penggunaan excess air yang berlebih dari yang sebelumnya digunakan.
4. Beroperasi pada kapasitas yang lebih tinggi daripada yang ditunjukkan
karena flow-meter perlu dilakukan kalibrasi.
5. Damper perlu dikalbrasi ulang, terlihat pada proses pembukaan tidak
terbuka lebar meskipun lengan luar menunjukkan bahwa itu terbuka lebar.
6. Air infiltrasi melalui kebocoran di instalasi boiler.

Ada batasan untuk aplikasi stack natural-draft. Desain unit modern adalah ke arah
tingkat perpindahan panas yang tinggi, yang menghasilkan peningkatan kehilangan aliran
udara. Biaya bahan bakar yang tinggi memerlukan pemasangan peralatan heat recovery,
seperti economizers dan air heater untuk mengurangi kehilangan panas dengan
menurunkan suhu gas keluar. Batas yang dikenakan pada emisi fly ash dan gas asam oleh
persyaratan polusi udara dan izin operasi mengharuskan pemasangan peralatan pembersih
gas buang. Peralatan ini meningkatkan kehilangan draft, dan ketika dikombinasikan dengan
penurunan suhu gas, diperlukan stack yang sangat tinggi. Kondisi ini menuntut stack yang
sangat tinggi sehingga tidak praktis secara fisik atau ekonomis, dan oleh karena itu,
peralatan rancangan mekanik harus digunakan.
Stack digunakan sehubungan dengan unit furnace balance draft dan furnace bertekanan.
Kipas digunakan untuk menghasilkan draft yang diperlukan untuk mengatasi penurunan
tekanan (hambatan udara dan kehilangan draft) yang dikembangkan dalam peralatan
pembakaran, boiler, sistem heat recovery seperti economizers dan air heater, peralatan
53
pembersih gas buang, cerobong asap dan saluran, dan stack. Produk pembakaran
dikeluarkan pada elevasi tinggi untuk menyebarkan gas pembakaran.
Stack menyebarkan gas pembakaran. Dengan meningkatkan ketinggian stack, ini
meningkatkan area dispersi. Di lembah, misalnya, peningkatan ketinggian stack mungkin
diperlukan untuk dispersi yang tepat. Namun, ada area di mana ketinggian stack terbatas,
dan dalam kasus ini, diameter lubang keluar stack harus dikurangi untuk membentuk
venturi dan dengan demikian meningkatkan kecepatan buangan gas buang untuk mencapai
dispersi ketinggian yang diperlukan. Ini meningkatkan hambatan aliran (kehilangan aliran)
yang harus diperhitungkan dalam desain kipas, dan biaya daya tambahan serta biaya operasi
dikeluarkan.
Stacks are subject to the erosive action of particulates and the cor- rosive action from
acid flue gases such as SO2. The stack design should incorporate materials that minimize
the effect of erosion and corrosion. These materials can be steel alloys, special brick,
refractory lining, or a combination of these features.
Stack adalah subjek pada aksi erosif dari partikulat dan aksi korosif dari gas asam flue
gas seperti SO2. Desain stack harus memasukkan bahan yang meminimalkan efek erosi
dan korosi. Bahan-bahan ini dapat berupa paduan baja, bata khusus, lapisan tahan api, atau
kombinasi fitur-fitur ini.

2.3. MEKANISME ALIRAN UDARA BOILER : FANS

Pada dasarnya ada tiga metode menerapkan kipas ke unit boiler :


1. Balanced draft. Forced draft fan menyalurkan udara ke furnace dan
induced draft fan atau stack menghasilkan draft untuk menghilangkan gas
dari unit. Furnace dipertahankan pada 0,05-0,10 inchi kolom air
(pengukur) di bawah tekanan atmosfer.
2. Induced draft. Kipas atau stack digunakan untuk menghasilkan angin yang
cukup untuk menyebabkan udara mengalir ke furnace dan produk-produk
kombinasi dibuang ke atmosfir. Furnace dipertahankan pada tekanan yang
cukup di bawah atmosfer untuk menginduksi aliran udara pembakaran.
Jenis sistem ini tidak digunakan pada desain modern.
3. Pressurized furnaces. Forced draft fan digunakan untuk mengirimkan
udara ke furnace dan menyebabkan produk pembakaran mengalir melalui
unit dan keluar dari stack. Furnace dipertahankan pada tekanan yang 54
cukup di atas atmosfer untuk melepaskan produk pembakaran. Kipas FD
harus dirancang untuk menangani hambatan udara dan kehilangan daya
melalui boiler.

Forced draft fan (FDF) menangani udara dingin (suhu sekitar), udara bersih dan
menyediakan sumber energi paling ekonomis untuk menghasilkan aliran melalui boiler dan
sistem tambahan mereka. Induced drfat fan (IDF) menangani gas buang panas dan dengan
demikian volume gas buang yang lebih besar. Karena suhu yang lebih tinggi ini dan volume
gas yang lebih besar, mereka membutuhkan daya listrik yang lebih tinggi dan juga memiliki
kemungkinan erosi yang lebih tinggi dari abu terbang yang terkandung dalam gas buang.
Dengan kipas ID yang terletak setelah pengumpul partikel, seperti endapan atau kantung,
potensi erosi ini diminimalkan.
Selain aplikasi forced draft dan induced draft, kipas digunakan untuk memasok udara
over-fire ke furnace dan dalam kasus unit pulverized-coal digunakan untuk mengirimkan
batu bara ke furnace. Kipas ini umumnya disebut kipas udara over-fire dan primary air fan
untuk pulverized-coal.
Sebagian besar fans terdiri dari rigid wheel yang dirancang untuk berputar dengan
kecepatan konstan di fix housing. Karakteristik keluaran masing-masing kipas ditentukan
oleh lebar, kedalaman, kelengkungan, dan tinggi blades; oleh kecepatan dan diameter roda;
dan dengan bentuk housing. Kurva karakteristik yang berbeda menentukan kesesuaian
setiap kipas untuk aplikasi tertentu.
Pabrikan memberi fans berbagai kurva karakteristik. Kurva ini adalah plot tekanan
statis (dalam inci kolom air) terhadap output (dalam kaki kubik per menit, cfm). Selain itu,
persyaratan daya dan efisiensi kipas diplot terhadap output. Kurva karakteristik khas
ditunjukkan pada Gambar 5.46. Perhatikan bahwa saat output dari kipas berubah, tenaga
kuda yang diperlukan untuk menggerakkannya juga berubah, demikian pula efisiensinya.
Kipas sentrifugal banyak digunakan untuk menangani udara pembakaran dan gas
buang. Tekanan dikembangkan oleh rotasi bilah rotor di dalam casing. Ada tiga jenis utama
bilah kipas: radial, melengkung ke depan, dan melengkung ke belakang. Jenis utama ini
dimodifikasi untuk memenuhi kondisi tertentu.
Karakteristik umum dari jenis kipas ini adalah :
1. Radial blades tidak menghasilkan aliran udara yang halus, dan, oleh
karena itu, partikel apa pun dalam aliran gas buang dibelokkan jauh dari
permukaan pisau. Jenis kipas ini memberikan ketahanan maksimum 55
terhadap abrasi. Namun, efisiensi kipas radial-blade rendah pada sekitar 70
persen, tetapi kipas tersebut digunakan di tempat hadirnya partikel berat,
seperti resirkulasi gas buang dan udara primer panas.

Figure 5.46 Characteristic curve for fan with radial blades.

2. Forward-curved blades dapat dengan mudah mengumpulkan endapan dari


gas buang kotor atau aliran udara dan karenanya hanya dapat digunakan
untuk menangani udara bersih. Jenis blade ini jarang ditemukan di
pembangkit listrik, tetapi mereka digunakan secara luas dalam aplikasi
peralatan penanganan udara kecil.
3. Backward-curved blades menghasilkan aliran udara atau gas buang yang
halus dan oleh karena itu digunakan di mana partikel-partikel ditempatkan
dalam aliran udara atau gas buang. Variasi dari tipe blade ini yang biasa
digunakan adalah blade ujung radial, kadang-kadang disebut backward-
inclined, forward- curved blade. Kipas ini sangat ideal untuk menangani
aliran gas buang dengan muatan debu sedang dan oleh karena itu sering
digunakan sebagai Induced draft fan.

56
Tekanan yang dikembangkan oleh kipas diukur dalam inci kolom air dibandingkan
dengan pound per inci persegi. Misalnya, forced draft fan yang memasok udara sekunder
ke boiler pulverized-coal-fired memberikan udara ini sekitar 30 innci kolom air, yang setara
dengan sekitar 1 psia.
Sebuah kipas straight-radial-blade ditunjukkan pada Gambar 5.47, dan kurva
karakteristik untuk kipas dengan jenis blading ini ditunjukkan pada Gambar 5.46. Kipas ini
dipilih untuk menghasilkan 10.000 ft3 / mnt udara dengan tekanan air 13 inci. Efisiensi
adalah 69 persen, dan tenaga kuda poros 29,60. ) Persyaratannya adalah 10.000 ft3 / mnt
(cfm) pada tekanan 13 inci kolom air, tetapi pertimbangan harus diberikan pada kinerja fan
ini dalam kondisi yang bervariasi. Jika damper benar-benar tertutup (zero flow), tekanan
akan meningkat menjadi 17,5 inci kolom air. Jika, di sisi lain, resistansi dalam sistem
berkurang (jika damper bypass dibuka) untuk memungkinkan aliran 13.000 ft3 / menit pada
tekanan 6,7 dalam air, kipas akan membutuhkan 35 hp. Selain itu, tenaga kuda dari kipas
dalam instalasi yang diberikan dipengaruhi oleh suhu dan tekanan udara atau gas, dan
karena kipas adalah perangkat volume, volume dan persyaratan tenaga kuda yang
dihasilkan bervariasi dengan suhu dan tekanan. Di bawah suhu operasi normal, induced
draft fan mungkin tidak membebani lebih pada motor penggeraknya dengan damper pada
posisi terbuka penuh. Namun, jika kipas yang sama ini digunakan untuk menangani udara
pada suhu kamar untuk memberikan ventilasi selama perawatan, motor mungkin kelebihan
beban. Persyaratan tenaga kuda dari kipas bilah radial ini meningkat dalam rasio garis yang
hampir lurus dengan volume udara yang dikirim. Ini berlaku untuk operasi kecepatan
konstan. Ketika kecepatan kipas berubah, kapasitas berubah secara langsung sesuai
kecepatan, tekanan bervariasi sesuai kuadrat kecepatan, dan tenaga kuda bervariasi sesuai
dengan kubus kecepatan. )

Figure 5.47 Straight-radial- blade fan wheel. 57


Kipas radial-blade berjalan lebih lambat dari pada kipas backward-inclined, dan karena
desainnya, partikel apa pun dalam aliran gas dibelokkan menjauh dari permukaan bilah,
yang memberikan ketahanan signifikan terhadap getaran. Ini membuatnya ideal untuk
aplikasi induced draft fan. Namun, efisiensi kipas ini rendah (sekitar 70 persen), dan dengan
meningkatnya biaya energi, kipas angin ini praktis dihilangkan dari pertimbangan untuk
aplikasi ID fan. Mereka masih memiliki beberapa kegunaan, bagaimanapun, di mana aliran
gas memiliki muatan partikulat yang tinggi seperti untuk resirkulasi gas buang dan kipas
angin primer yang ada di outlet pulverized, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.22.
Kipas backward-curved blade, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.48, adalah
desain yang memiliki daya tahan rendah terhadap erosi dari partikel dalam aliran gas atau
udara. Ini juga memiliki efisiensi yang relatif tinggi (sekitar 80 persen), yang mengurangi
biaya energi. Jenis desain blade ini meminimalkan kerusakan kipas dan perawatan serta
pemadaman yang dihasilkan dan digunakan dalam aplikasi di mana gas kotor, partikel abu,
panas, dan tekanan tinggi semuanya dapat menyebabkan kerusakan kipas.
Centrifugal fans operate by forcing the air to rotate in the fan hous- ing. The resulting
centrifugal force, which acts on the rotating air mass, develops the pressure that moves the
airstream. The centrifu- gal fan design is used for both FD and ID fans.
Kipas sentrifugal beroperasi dengan memaksa udara berputar di fan housing. Gaya
sentrifugal yang dihasilkan, yang bekerja pada massa udara yang berputar,
mengembangkan tekanan yang menggerakkan aliran udara. Desain kipas sentrifugal
digunakan untuk fans FD dan ID.

Figure 5.48 Centrifugal fan with backward-curved inclined blades and


inlet-vane con- trol. (TLT-Babcock, Inc.)
58
Pada boiler balanced draft di mana kipas FD dan ID digunakan, kipas FD mendorong
udara melalui sistem pasokan udara pembakaran ke dalam furnace. Tekanan pelepasan
kipas FD harus cukup tinggi untuk menyamai total hambatan udara dari air ducts, wind
boxes, air heater, burners, dan peralatan pembakaran lainnya seperti stokers, ditemukan
pada stoker-fired boilers, dan peralatan fluidized bed, ditemukan pada boiler bubbling atau
circulating fluidized bed. Jadi furnace adalah titik di mana ada balanced draft, atau tekanan
nol. Output volume kipas FD harus sama dengan kebutuhan udara pembakaran ditambah
kebocoran udara seperti yang ditemukan pada air heater.
Kipas ID harus menangani volume gas buang yang dihasilkan dari pembakaran
ditambah kebocoran ke sistem. Kipas ini harus dirancang untuk menangani draft loss yang
dihasilkan dari gas buang yang mengalir melalui boiler, sistem heat recovery seperti
economizer dan air heater, sistem kontrol polusi udara, dan cerobong asap. Kipas ID
memiliki persyaratan dasar yang sama dengan kipas FD kecuali bahwa kipas itu menangani
gas suhu lebih tinggi yang mungkin mengandung abu terbang, yang erosif.
Kipas sentrifugal pada dasarnya adalah kipas output konstan, dan oleh karena itu, aliran
output harus di throttle oleh inlet vanes atau outlet damper. Kipas pada Gambar 5.48
beroperasi dengan kecepatan konstan, dan baling-baling saluran masuk yang dapat diatur
mengontrol output. Desain ini prespins gas buang, yang berarti lebih sedikit kerja untuk
kipas dan dengan demikian kebutuhan daya yang lebih rendah. Inlet vanes juga
memperhitungkan stabilitas kontrol yang ditingkatkan pada seluruh rentang operasi.
Daya diperlukan untuk mengoperasikan kipas, dan biaya daya ini dibebankan ke
operasi pembangkit. Upaya harus dilakukan baik dalam desain dan pengoperasian
pembangkit untuk mengurangi biaya daya untuk mengoperasikan kipas. Tenaga kuda poros
kipas adalah fungsi dari kuantitas udara atau gas, tekanan diferensial total (tekanan statis
plus kecepatan), dan efisiensi kipas.

dimana :
Q = quantity of air in actual cubic feet per minute (ACFM)1
H = total pressure (inches of water)
E = efficiency of the fan (%/100)

59
Dalam menentukan ukuran kipas, pada lazimnya adalah untuk menentukan persyaratan
uji kepala statis, suhu, dan kapasitas kipas melebihi yang dihitung untuk memungkinkan
setiap penyimpangan dari kondisi ideal dan untuk memberikan margin cadangan yang
memuaskan dalam desain.
Desain kipas harus menyediakan tidak hanya kapasitas yang cukup untuk mendapatkan
kapasitas maksimum tetapi juga peraturan ketika unit dioperasikan pada kapasitas parsial.
Ada tiga cara utama untuk mengontrol keluaran kipas: dengan menggunakan damper,
dengan variasi kecepatan, dan dengan menggunakan baling-baling saluran masuk.
Kontrol damper terdiri dari pengoperasian kipas dengan kecepatan konstan dan
menghilangkan tekanan berlebih melalui penghalang variabel (damper) dalam aliran gas
atau udara. Ini memberikan instalasi murah tetapi boros daya pengoperasian. Untuk
mengurangi kerugian ini, motor dua kecepatan kadang-kadang digunakan sehubungan
dengan damper.
Baling-baling masuk variabel menyediakan metode untuk mengendalikan kipas yang
kurang boros daya daripada damper dan lebih murah daripada drive berkecepatan variabel.
Metode kontrol ini telah diterapkan secara luas pada forced- draft fans, tetapi fly ash
menimbulkan kesulitan saat digunakan sehubungan dengan induced-draft fans. Namun,
saat ini unit membutuhkan peralatan kontrol partikulat, dan, oleh karena itu, karena ID fan
terletak di hilir dari peralatan tersebut, sejumlah besar partikulat dikeluarkan dari gas. Jadi
fans ID juga menggunakan kontrol inlet-baling-baling.
Output dari fan dapat bervariasi dengan mengubah kecepatan untuk memenuhi
persyaratan draft, tetapi drive dengan kecepatan variabel meningkatkan biaya instalasi.
Kecepatan variabel dapat diperoleh dengan drive motor kecepatan konstan dengan
menggunakan kopling magnetik atau hidrolik. Motor berjalan dengan kecepatan konstan,
dan kopling dikontrol untuk memvariasikan kecepatan kipas. Kecepatan kipas yang
digerakkan uap-turbin bervariasi dengan mengatur aliran uap ke turbin. Sudah biasa
menggunakan damper selain perangkat berkecepatan variabel ini.
Output kipas selalu diatur oleh kontrol pembakaran. Kontrol pembakaran harus
kompatibel dengan jenis kontrol kipas yang dipilih. Misalnya, kipas berkecepatan variabel
dan pengaturan damper membutuhkan kontrol pembakaran yang lebih kompleks daripada
hanya menggunakan damper.
Untuk desain plant yang sering beroperasi pada beban yang berbeda, penggunaan kipas
adjustable-pitch axial menjadi umum karena kipas tersebut dapat memberikan efisiensi 60
tinggi pada beban yang berbeda ini, sehingga memberikan biaya operasi yang lebih rendah.
Adjustable-pitch axial terdiri dari hub berdiameter besar yang dipasang pada rakitan
bantalan. Di pinggiran hub ada sejumlah poros blade tempat bilah kipas dipasang. Ujung
bagian dalam poros blade membawa engkol pendek dan sepatu pemandu yang terletak di
antara dua cincin pengatur. Silinder hidrolik, dipasang secara aksial pada rakitan bantalan,
menggerakkan cincin pemandu ke depan dan ke belakang untuk mengubah pitch kipas.
Pitch dapat dikontrol oleh sinyal pneumatik standar, yang mengendalikan posisi
hidrolik cincin pemandu. Pitch blade bervariasi secara terus-menerus selama operasi boiler
untuk mengakomodasi perubahan beban boiler serta kondisi gangguan boiler.
Dalam mendesain kipas, perlu mempertimbangkan tidak hanya karakteristik yang benar
tetapi juga fitur mekanis. Kipas mengalami kondisi yang merugikan, seperti panas, debu,
dan bahan abrasif yang dibawa oleh udara atau gas.
Bantalan adalah bagian terpenting dari kipas. Kipas dirancang dengan berbagai
bantalan, tergantung pada penggunaannya. Bantalan yang dilumasi dengan sleeve ring dan
bantalan yang dilumasi dengan oli dan pelumas grease digunakan. Bantalan anti-friction
yang dikemas dengan minyak yang disegel membutuhkan sedikit perhatian dan
direkomendasikan untuk tempat-tempat terpencil di mana pelumasan berkala tidak
mungkin dilakukan. Untuk operasi kecepatan tinggi, minyak pelumas diinginkan. Bantalan
anti-friction dapat mengalami kegagalan yang cepat dan tuntas ketika terjadi masalah tetapi
dapat diganti dengan mudah dan cepat.
Sleeve-ring oiled bearings, shown in Fig, 5.49, are used extensively in fans. Figure
5.49a shows a sleeve bearing with water cooling. This type of bearing would be used in an
induced-draft fan. The heat in the flue gases is conducted to the bearing by the shaft and
must be carried away by the cooling water to prevent overheating. Figure 5.49b shows a
fixed-sleeve bearing provided with a thrust collar and setscrews for attaching to the shaft
and thus restricting the axial movement of the shaft. Oil should be drained from the bearings
at regular intervals and the sediment flushed out. After they have been cleaned, the bearings
must be filled with a light grade of oil. When in operation, the oil level and operation of the
oil ring must be checked regularly.
Bantalan yang diminyaki dengan sleeve ring, ditunjukkan pada Gambar, 5.49,
digunakan secara luas pada kipas. Gambar 5.49a menunjukkan bantalan sleeve dengan
pendingin air. Jenis bantalan ini akan digunakan pada induced draft fan. Panas dalam gas
buang merambat ke bantalan melalui poros dan harus terbawa keluar dari minyak pelumas
oleh air pendingin untuk mencegah panas berlebih. Gambar 5.49b menunjukkan bantalan 61
sleeve-tetap yang dilengkapi dengan thrust collar dan setscrew untuk melekatkan nya pada
poros dan dengan demikian membatasi gerakan aksial poros. Minyak harus dikeringkan
dari bantalan secara berkala dan endapan harus dibersihkan. Setelah dibersihkan, bantalan
harus diisi dengan minyak grade ringan. Ketika beroperasi, level oli dan operasi ring oli
harus diperiksa secara teratur.

Figure 5.49 (a) Self-aligning water-cooled sleeve bearing. (b) Ring-


lubricated sleeve bearing with thrust collar. (American Standard, Inc.)

Seperti halnya semua mesin yang berputar, alignment dan keseimbangan harus benar.
Kipas harus aligned dengan motor atau turbin. Pertimbangan harus diberikan pada
ekspansi. Kopling fleksibel tidak boleh selalu menjadi dasar untuk mengkompensasi
misalignment. Bahkan kondisi yang sedikit tidak seimbang akan menghasilkan getaran
yang merusak bantalan dan seluruh unit. Keausan kadang-kadang akan menyebabkan kipas
keluar dari keseimbangan.

62
Erosi bilah kipas dan casing oleh abu terbang dan partikel abrasif lainnya di udara dan
gas dapat menyebabkan pemeliharaan yang serius dan mahal. Namun, peralatan pengumpul
partikel telah secara signifikan mengurangi tingkat erosi yang telah dialami oleh fans.
Namun, kipas resirkulasi gas buang dan kipas reinjeksi fly-ash harus dirancang untuk
meminimalkan dampak erosi fly-ash. Untuk menahan aksi erosi fly ash, wear plate
dipasang pada bilah kipas dan di area lain dari kipas di mana erosi diperkirakan terjadi.
Wear plate ini umumnya dipasang sebagai las overlay pada bahan dasar bilah kipas.
Inspeksi berkala dari kipas sangat penting sehingga penggantian atau perbaikan dapat
dilakukan sebelum aus mengalami penambahan di luar bagian yang dapat diperbarui.
Polusi suara telah menjadi perhatian penting bagi operator pembangkit listrik karena
undang-undang setempat telah menetapkan tingkat kebisingan maksimum yang tidak dapat
dilampaui. Sumber kebisingan kipas terutama melibatkan hal-hal berikut :
1. Frekuensi kelulusan blade. Sumber kebisingan yang paling umum yang
disebabkan oleh denyutan tekanan saat bilah melewati benda stasioner
seperti lembar cutoff kipas sentrifugal atau baling-baling pelurus pada
kipas aksial. Desain kipas harus berupaya meminimalkan area kebisingan
ini.
2. Kebisingan turbulent. Disebabkan oleh vortisitas yang memisahkan diri
dari ujung tepi bilah kipas. Desain blade dapat dibuat untuk menghaluskan
aliran udara dengan turbulensi minimum, seperti blade air foil berongga,
sehingga menghasilkan lebih sedikit noise.
3. Getaran mekanis. Paling sering disebabkan oleh roda kipas yang tidak
seimbang. Ketidak sejajaran pada kopling serta fondasi yang tidak
memadai juga dapat menyebabkan getaran.
Memperbaiki masalah jelas merupakan cara terbaik untuk mengurangi kebisingan;
namun, kebisingan yang tidak terhindarkan dapat dikurangi dengan isolasi dan dengan
rumah kipas.
Silencers dapat digunakan pada sistem kipas jika koreksi kebisingan tidak dapat
dilakukan dengan cara lain. Namun, Silencers menghasilkan penurunan tekanan dalam
sistem, yang menghasilkan peningkatan konsumsi daya. Namun demikian, untuk
mengurangi kebisingan ke tingkat yang dapat diterima, inlet silencers sering digunakan
pada forced draft fan, dan outlet silencers sering digunakan pada fans exhausting ke
atmosfer.
63
Sumber utama getaran kipas adalah ketidakseimbangan roda kipas. Kipas yang
seimbang di pabrikan dapat menjadi tidak seimbang akibat akumulasi endapan pada bilah
kipas atau erosi material kipas. Sebagai bagian dari program pemeliharaan preventif, fans
harus diperiksa secara berkala.

2.4. STEAM JET DAN AIR JET

Energi yang berasal dari ekspanding air jet atau steam jet dapat digunakan dalam
memproduksi angin. Perangkat untuk mencapai hal ini terdiri dari steam jet atau air jet
bertekanan tinggi ke dalam pipa yang lebih besar. Efek aspirasi yang dihasilkan
menyebabkan naiknya jumlah gas yang dapat dikirimkan.
Jets jarang digunakan sebagai sarana utama untuk memproduksi draft dalam praktek.
Namun, mereka telah digunakan selama bertahun-tahun untuk memberikan udara over-fire,
menciptakan turbulensi, dan dengan demikian meningkatkan pembakaran yang lebih
lengkap.
Rahasia pembakaran tanpa asap adalah dengan membakar hidrokarbon sebelum mereka
membentuk partikel jelaga. Untuk tujuan ini, jet harus memasok udara over-fire yang
dibutuhkan, mendistribusikannya secara menguntungkan, dan pada saat yang sama
menciptakan turbulensi yang diperlukan. Sebagai hasil dari penelitian dan pengalaman
operasi, dimungkinkan untuk merancang dan berhasil mengaplikasikan jet ke instalasi
furnace tertentu.
Sementara jet udara over-fire bukan merupakan solusi untuk semua kesalahan desain
dan operasi, mereka mampu melakukan fungsi yang sangat penting dalam operasi boiler.
Instalasi awal sering kali membuat pergeseran aransemen, dan hasilnya mengecewakan.
Pertimbangan harus diberikan baik untuk kuantitas udara yang akan dipasok dan seberapa
jauh akan dibawa ke furnace. Jet harus ditempatkan dan ditempatkan sedemikian rupa
sehingga efeknya akan tumpang tindih untuk mencegah jalur gas yang tidak terbakar
keluar. Udara harus dimasukkan dekat dengan hamparan bahan bakar untuk mencegah
pembentukan asap, karena asap sangat sulit terbakar, setelah terbentuk. Namun, jet tidak
boleh terlalu dekat dengan hamparan bahan bakar yang menyebabkan gangguan pada
massa bahan bakar yang terbakar. Kehati hatian juga harus dilakukan untuk memastikan
bahwa jet tidak menimpa batu bata atau tabung waterwall.

64
Perilaku jet harus dimodifikasi untuk memenuhi kondisi tertentu. Dalam beberapa
kasus, jumlah aktual udara yang ada dalam furnace mungkin cukup, dan hanya turbulensi
yang perlu disediakan. Ini panggilan untuk pemasangan semburan uap tanpa tabung udara.
Dalam hal ini jet uap harus ditempatkan di dekat dinding furnace bagian dalam untuk
mendapatkan penetrasi maksimum. Udara biasanya disuplai oleh kipas udara over-fire
tekanan tinggi. Persyaratan udara over-fire dan sistem udara over-fire didasarkan pada
pengalaman yang diperoleh oleh operator pembangkit listrik dan oleh perancang peralatan
boiler dan pembakaran.

2.5. TUGAS DAN PERTANYAAN :

1. Bagaimana tabung air/water tube boiler disangga ? Jelaskan secara singkat setiap
metode.
2. Bagian mana dari sebuah boiler yang penting untuk menghasilkan pembakaran
yang sempurna ?
3. Jelaskan tujuan lengkungan/ Arches furnace dan baffle yang terletak di dalam
boiler.
4. Mengapa tungku berpendingin air/ water cooled furnaces merupakan desain
yang disukai pada boiler modern dibandingkan dengan tungku berlapis tahan
api/ refractory furnace wall ?
5. Apa tujuan dari stoker, dan apa saja fitur utamanya?
6. Jelaskan jenis-jenis sistem stoker. Berikan contoh jenis bahan bakar yang
dirancang untuk ditangani oleh stoker. Stoker tipe apa yang paling umum
digunakan saat ini?
7. Apa yang dimaksud dengan volume tungku/furnace volume ? Dengan
permukaan stoker grate ? Mengapa ini penting untuk desain boiler ?
8. Apa tujuan dari udara over-fire?
9. Apa yang dimaksud dengan pelepasan panas/ heat release tipikal dari stoker
underfeed dibandingkan dengan stoker spreader? Apa pentingnya batas ini?
10. Jelaskan operasi underfeed stoker.
11. Apa saja batasan dari underfeed stoker ?
12. Bagaimana pembakaran di start pada underfeed stoker ?
13. Apa karakteristik batu bara umum yang digunakan pada underfeed stoker ? 65
14. Apa arti hot banking dari boiler, dan bagaimana boiler dengan stoker underfeed
melakukan hot banking ?
15. Jelaskan jenis-jenis mass-feed stokers yang digunakan untuk pembakaran batu
bara, dan jelaskan operasinya.
16. Tetapkan karakteristik batubara untuk digunakan pada traveling-grate stoker dan
pada vibrating stoker berpendingin air.
17. Bagaimana pembakaran di start pada chain-grate stoker ?
18. Apa yang dimaksud dengan tempering pada batubara, dan kapan itu dilakukan
dalam operasi stokers ?
19. Jelaskan operasi spreader stoker. Apa kelebihannya, dan apa perbedaan utama
dari desain underfeed-stoker ?
20. Apa keuntungan yang diperoleh dengan penginjeksian kembali sebagian fly ash
ke dalam furnace ? Apa potensi masalah yang bisa terjadi?
21. Untuk operasi spreader-stoker, kira-kira berapa persen dari total kebutuhan udara
adalah udara over-fire dan udara di bawah grate ? Selain meningkatkan
pembakaran, emisi boiler apa yang juga ditingkatkan ?
22. Karakteristik batubara apa yang cocok untuk digunakan pada spreader-stoker ?
23. Jelaskan bagaimana operasi spreader-stoker harus disesuaikan untuk
mendapatkan distribusi bahan bakar yang sesuai pada grates. Dalam kondisi apa
sajakah perubahan penyesuaian ini menjadi perlu ?
24. Selain batu bara, bahan lain apa yang cocok untuk dibakar di boiler berbahan
spreader-stoker ?
25. Jelaskan operasi dari air swept distributor spout dan pengaruhnya terhadap
variasi beban.
26. Dibandingkan dengan spreader stoker dengan traveling grate, keuntungan apa
yang dimiliki oleh spreader stoker dengan hidrogate?
27. Jelaskan prosedur start up spreader stoker.
28. Apa itu draft dan rugi rugi draft ? Dalam boiler, bagaimana draft dibuat ?
29. Stack setinggi 150 feet, dan suhu gas keluar adalah 550 ° F. Suhu luar adalah 45
° F. Draft apa yang dapat diharapkan di dasar stack ketika pembangkit
beroperasi pada kapasitas yang dirancang ?
30. Salah satu tujuan stack adalah untuk menyebarkan gas buang. Jika ketinggian
stack dibatasi karena alasan tertentu, misalnya: Izin, bagaimana flue gas dibuang
66
dengan benar, dan bagaimana setiap tambahan rugi rugi draft perlu
diperhitungkan ?
31. Jelaskan forced draft fan (FDF) dan induced draft fan (IDF). Bagaimana fan ini
menjadi bagian dari furnace bertekanan dan desain boiler balance draft ?
32. Apa itu kurva karakteristik untuk fan, dan bagaimana itu digunakan?
33. Apa tiga cara mengontrol output dari fan?
34. Apa sumber utama kebisingan kipas, dan apa yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah kebisingan?
35. Jelaskan bagaiman cara jet udara over-fire dapat meningkatkan pembakaran.…

67

Anda mungkin juga menyukai