TWIST DRILL
I. Pengertian
Twist drill adalah suatu alat potong yang bekerja dengan cara berputar pada sumbunya,
menghasilkan lubang silindris dan ukuran lubang yang dihasilkan sama dengan ukuran alat
tersebut.
Drilling Boring
Dari segi material alat potong yang digunakan tidak hanya High Speed Steel, tetapi juga sudah ada
yang terbuat dari hard metal / carbide. Bahkan jenis inserted tip untuk twist drill juga sudah ada.
Sebagai contoh adalah solid drill yang mampu membuat lubang tanpa awalan.Hal terpenting dalam
perawatan twist drill adalah pengasahan, apa bila ada kriteria dalam pengasahan yang tidak
terpenuhi akan mengakibatkan : ketidakakuratan lubang yang dihasilkan, kerusakan pada twist drill.
III. Fungsi
1. Body
Bagian dari twist drill yang mempunyai sisi potong primer maupun sekunder yang ditandai
2. Neck
Bagian twist drill yang membatasi antara shank dan body, dan berfungsi juga sebagai pembebas
diameter bor, karena diameternya lebih kecil dari ukuran twist drill tersebut.
3. Shank
Tangkai atau pemegang pada twist drill, ada dua jenis yaitu silindris dan konus. Jenis silindris
dipakai pada twist drill dengan diameter lebih kecil dari 13.5 sedangkan untuk yang lebih
besar menggunakan pemegang konus. Pada pemegang jenis konus ada bagian yang disebut tang,
bentuknya persegi pada ujung belakang berfungsi sebagai penahan torsi dan digunakan untuk
mengeluarkan bor dari sarungnya.
4. Heel
Salah satu tepi sisi dari alur spiral ( flute ) yang tidak berfungsi sebagai mata potong.
5. Land
Sisi potong sepanjang body posisinya mengikuti alur spiral, land merupakan sisi bebas dengan
sudut 0 pada mata potong sekunder berfungsi untuk mempertahankan ukuran nominal
diameter lubang yang dihasilkan.
6. Flute
Alur spiral pada body yang mempunyai fungsi :
- membentuk sudut gama pada mata potong primer dan sekunder.
- Jalan keluar bagi chip saat proses pengeboran.
- Jalan masuk cutting fluid agar sampai ke mata potong.
7. Lip
Sisi potong pada mata potong primer yang dibentuk oleh pepotongan antara face dan flank.
8. Face
Permukaan flute yang mendekati lip, dimana chip diarahkan saat proses pemotongan.
9. Flank
Sisi bebas pada mata potong primer, bentukanya seperti mantel atau selimut kerucut. Sisi inilah
yang setiapkali digerinda saat pengasahan twist drill.
10. Point
Mata potong primer pada twist drill, yang terdiri atas : lip, flank, face, dan chisel edges.
12. Web
Bagian inti dari twist drill yang tidak terkena alur spiral / flute. Ukuran web ini membatasi
chisel edge.
Alur spiral pada twist drill mempunyai fungsi utama semagai pembentuk sudut garuk ( ) pada
mata potong primer maupun sekunder. Sehingga besar kecilnya spiral ( kemiringan sisi spiral )
sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya sudut garuk ( ). Maka dibuat twist drill dengan
kemiringan berbeda yang nantinya akan disesuaikan dengan pengerjaan di mesin, terutama
kaitannya dengan material benda kerja. Secara prinsip masih sama dengan pahat bubut, semakin
keras material maka sudut garuknya semakin kecil, begitu juga sebaliknya. Pemilihan type ini
didasarkan pada material benda kerja dan masih disesuaikan dengan pengasahan sudut puncak
twist drill.
Ada tiga type twist drill menurut sudut spiralnya, yaitu
1. Type N
= 25 - 30
Twist drill jenis ini digunakan untuk pengerjaan pada material normal, dilihat dari segi kekerasan
dan keuletannya.
2. Type H
= 10 - 13
Twist drill jenis ini digunakan untuk pengerjaan pada material yang keras dan getas.
3. Type W
= 35 - 40
1. Center Drill ( CD )
pengeboran hanya sampai pada akhir konusnya, karena pada diameter besarnya tidak terdapat body
clearence sehingga ada kemungkinan akan terjepit oleh benda kerja.
Ada beberapa jenis yang lain selain tambahan radius yaitu, tambahan chamfer pada ujung d2 atau
ada drill untuk diameter minor ulir di depan d1. Ukuran untuk d1, d2, sudah distandarisasikan
dalam bentuk d1 x d2 contoh : 1.5 x 5, 2.5 x 8, 2 x 6, 3 x 8, 4 x 10, 5 x 12 dst. Untuk material
pembentuknya mayoritas dari HSS, ada yang dilapisi titanium, dan juga yang terbuat dari hard
metal / carbide.
Dalam pengasahannya NC dibuat lancip dengan sudut puncak 90 O agar penyayatan awalnya lebih
mudah tanpa mengalami pergeseran center. Secara fungsi alat ini dapat digantikan dengan jig yang
terdapat selongsong yang sesuai dengan ukuran twist drill yang dipakai. Untuk ukuran D tersedia
dari diameter 4, 6, 8, 10, 12, 16, 20, 25. Untuk material pembentuknya mayoritas dari HSS, ada
yang dilapisi titanium, dan juga yang terbuat dari hard metal / carbide.
sudut gamanya relatif kecil, selian itu juga chip yang dihasilkan tidak dapat keluar dengan
sendirinya.
4. Flat Drill
5. Aircraft Drill.
Air craft drill didesain untuk pengerjaan material yang lunak dengan kekuatan tarik yang tinggi,
seperti material pembuat pesawat dan peluru. Drill jenis ini dibuat tegar untuk pengerjaan yang
berat. Alur flutenya pendek tetapi mempunyai tangkai silindris yang panjang.
6. Shell Drill
bersifat kaku dan kuat, sehingga mampu menghasilkan lubang yang lurus. Shell drill hanya
digunakan untuk memperbesar lubang dan tidak mampu untuk membuat lubang dari material pejal,
karena pada bagian intinya tidak terdapat mata potong. Biasanya terdiri dari tiga atau empat sisi
potong, secara bentuk mirip dengan reamer.
7. Deep Drill
Deep drill merupakan jenis drill dengan mata potong tunggal, tetapi
pada mata potong tunggal tersebutmempunyai dua sisi potong yang
bersudut 120. Panjang dan sudut masing-masing harus tepat
sama agar lubang yang dihasilkan bisa sentris. Terdapat tiga buah
land yang akan menjaga driil tersebut tepat pada centernya. Dapat
digunakan untuk pengeboran dari material pejal atau berlubang.
Ukuran deep drill yang tesedia hanya diatas diameter 80, karena
dibawah ukuran ( 80 ) terlalu lentur dan tidak mampu mempertahankan kesentrisannya dengan
mata potong tunggal.
8. Hollow Drill
dikerjakan.
9. Counter Bor
Untuk memenuhi permintaan pengerjaan lubang pada benda kerja dan juga untuk mempercepat
proses pengerjaan maka sering dibuatkan twist drill yang sesuai dengan kontur yang diharapkan.
Misalkan ada lubang berstep yang dihubungkan dengan konus atau seperti bentukan pada counter
bor, maka twist drill dibentuk sesuai dengan gambar benda kerja yang akan dibuat.
Pada Twist drill yang diasah hanya bidang sudut bebas ( Flank ) pada kedua mata potong
primernya. Meskipun hanya satu bidang yang dikerjakan namun banyak tuntutan yang harus
terpenuhi, agar twist drill berfungsi dan menghasilkan lubang sesuai keinginan.
Ada beberapa kriteria yang harus terpenuhi dalam mengasah twist drill yaitu:
1. Sudut Puncak ( )
b. Type H
Paduan CuZn 40 , = 118.
Baja kekuatan tinggi > St 70 , = 140.
Plastik cetakan , batu , = 80.
c. Type W
Tuntutan kedua dalam pengasahan twist drill adalah sisi potong yang
sama panjang. Ukuran ini diambil dari ujung pembentuk diameter sampai
pada chisel edge. Perbedaan panjang pada sisi potong akan
mengakibatkan munculnya gaya radial pada saat pengeboran sehingga
memungkinkan adanya perubahan center lubang dan
ukuran yang dihasilkan. Paduan material pada twist drill memungkinkan
adanya kelenturan hal ini dimaksudkan untuk menghindari kepatahan pada twist drill. Posisi sisi
potong terhadap center memang miring maka memungkinkan sekali munculnya gaya radial
tersebut. Gaya radial yang muncul pada masing-masing sisi potong akan beresultan menjadi gaya
aksial apabila besar dan arahnya tidak sama.
3. Sudut Bebas ( )
manual ).
5. Kesebidangan
B. Cara Pengasahan.
Pengasahan twist drill ada 3 cara:
1. Manual
Pada cara manual, hanya dibutuhkan mesin gerinda jenis bangku misalnya Vitax. Kriteria
pengasahan dicapai dengan kemampuan operator tanpa alat bantu, sehingga memang dituntut
ketrampilan pengerjaan manual yang baik. Pengerjaan ini memakai batu gerinda type I atau form A,
dengan cara memanfaatkan kelengkungan diameter luarnya.
Pada pengasahan dengan mesin khusus pengasah twist drill dibantu dengan skala pembentuk sudut
puncak dan sudut bebasnya yang jelas bahwa kesebidangannya mudah dicapai dengan mesin ini.
Pengasahan jenis ini dengan memanfaatkan kelengkungan dari diameter dalam batu gerinda
( type V / form E ), yang berakibat adanya keterbatasnya ukuran twist drill yang dapat dikerjakan.
Perlu diingat bahwa posisi pengasahan untuk tiap diameter akan berbeda beda, karena memakai
refrensi sisi keliling twist drill bukan center twist drill. Kecenderungan untuk hangus lebih tinggi
karena bidang geseknya agak lebar. Sebagai contoh adalah mesin Demanders.
Semua kesalahan dalam pengasahan yang berkaitan dengan panjang sisi potong dan sudut
puncaknya dapat mengakibatkan kerusakan pada benda kerja dan kepatahan pada twist drill.
sudut bebasnya. Semakin besar chiesel edge yang dibentuk maka gaya pemakanan yang
dibutuhkan akan semakin besar karena sisi potong utama dan chisel edge bekerja pada garis
yang saling tegak lurus.
1. Standar
Untuk pengasahan jenis ini kita hanya membuat variasi pada sudut puncak ( ). Besarnya sudut
puncak disesuaikan dengan jenis / type dari twist drill dan material benda kerja. Adapun variasinya
sebagai berikut:
Type W, = 90
Type N, = 118
Type H, = 135
Kaitannya dengan jenis material secara prinsip adalah: semakin keras material benda kerja maka
sudut puncaknya dibuat semakin tumpul dan sebaliknya. Besarnya sudut puncak bukanlah harga
mutlak yang harus terpenuhi secara tepat. Dalam pengasahan ini yang terpenting adalah tercapainya
seluruh kriteria pengasahan twist drill. Tenaga yang diperlukan untuk pengeboran dengan twist drill
jenis ini cukup besar, karena bagian inti / webnya cukup lebar. Hal ini disebabkan karena geometri
sudut potong terutama sudut garuknya ( ) cukup besar.
Untuk memperkecil tenaga pengeboran, kita perlu mengurangi Chisel Edges atau bagian inti
( Web ) pada twist drill. Kesalahan dalam pengurangan web ini dapat menyebabkan kesentrisan dari
mata bor ini akan berkurang. Sehingga perlu diusahakan pengurangan web yang seimbang.
Pengasahan semacam ini hanya perlu dilakukan untuk proses pengeboran tanpa awalan, atau
sebagai predrill. Panjang web yang tersisa berkisar antara 0.06–0.1 D. Hanya twist drill yang
mempunyai inti yang kuat yang diperbolehkan untuk di modifikasi semacam ini, karena gaya yang
diterima oleh inti cukup besar. Modifikasi jenis ini kesentrisannya lebih baik dibandingkan dengan
pengasahan secara standard.
Selain penggerindaan web, dapat juga di lakukan penggerindaan pada sudut potong
utamanya yaitu sudut gamma ( ). Kedua hal ini dapat di lakukan bersamaan atau secara terpisah
tergantung dengan permintaan. Penggerindaan ini bertujuan untuk mengecilkan sudut gamma dari
kondisi normalnya untuk pengerjaan yang lebih berat akibat dari jenis material benda kerja yang
dikerjakan yang bersifat keras atau ulet ( seperti spring steel, Mn Steel , atau kuningan ) .Biasanya
sudut gamma ini diubah dari kondisi normal menjadi bersudut 0-5.Dengan modifikasi ini twist
drill menjadi lebih mampu untuk melakukan pengeboran yang berat, tidak tertarik oleh material
yang liat atau yang tipis. Adapun konsekwensi yang muncul adalah gaya pengeboran yang
diperlukan menjadi lebih besar, juga kesentrisannya akan berkurang karena gaya lebih tersebut.
Modifikasi jenis ini adalah membuat mata potong sekunder pada chiesel edges yang akan
memotong bersamaan, atau secara singkat dapat diartikan sebagai pembuatan sudut garuk ( ) pada
chiesel edges, juga ada efek yang lain yaitu terbentuknya 2 bidang bebas ( clearence ).
Keuntungan dari sistem ini adalah gaya pengeboran yang lebih kecil dan kesentrisannya baik.
Selain itu kemungkinan terjadi gesekan antara bidang bebas dan benda kerja menjadi kecil karena
ada pembesaran sudut bebas pada punggungnya. Perlu juga diperhatikan dalam pengasahannya
karena akan berpengaruh sangat besar terhadap kesentrisannya. Tipe ini cocok untuk proses drilling
dari material pejal ( tanpa predrill ) dan juga untuk material keras seperti St.90.
Twist drill jenis ini sudut puncaknya dibentuk dalam dua sudut yaitu 90, dan 118. Manfaat
dari cara ini adalah gaya potongnya menjadi lebih kecil karena ditumpu oleh 2 bidang ( arah
gayanya lain ), panas yang muncul dapat keluar dengan mudah, tool lifenya juga menjadi semakin
panjang. Model ini sangat cocok untuk material besi tuang karena strukturnya berupa butiran yang
cenderung menggesek twist drill.
6. Spotting Drill
Spotting Drill adalah modifikasi twist drill dengan membentuk center pada sumbunya dan
selebihnya dibuat rata. Tool ini bisa menghasilkan ujung lobang pengeboran yang rata dengan
kedalaman tertentu tanpa harus menggunakan guide seperti pada counterbor. Twist drill ini dipakai
tanpa pre drill. Kelebihannya adalah kesentrisannya sangat baik, tidak menghasilkan chip pada
lubang tembus, cocok untuk material logam non ferrus seperti: aluminium, kuningan, seng. Bor ini
tidak akan berfungsi dengan baik apabila sudah terdapat lubang awalnya atau melewati lubang yang
melintang, karena penyenterannya tidak akan berfungsi. Perlu diingat juga bahwa gaya
pemakananya cukup berat karena bidang sayatnya rata dan mengarah ke satu arah secara sejajar.
Gambar Detail Spiral Point Drill Gambar Detail Point Thinned Chisel Edge Drill