Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

Tugas Rancang Pneumatik dan Hidrolik

Oleh:

1. Nadzif Abiddin (1641230007)


2. Shalehuddin Ilyas (1641230094)

PRODI D-IV TEKNIK MESIN PRODUKSI PERAWATAN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
1. Hidrolik untuk Truk Crane

A. Prinsip kerja
Truck crane merupakan jenis crane yang terpasang langsung pada truck dan dapat
memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lainnya, mengangkut dan memangkat beban hingga
puluhan ton sesuai dengan kapasitas pengangkatan crane. Truck crane terbagi 2 yaitu bagian atas
(upperstructure) dan bagian bawah (understructure)
Sistem pengangkatan dilakukan pada bagian upperstructure crane, dimana terpasang
attachment pengangkat dan pengangkut berupa lengan teleskopik ( telescopic boom ) yang terdiri dari
beberapa section sehingga dapat di ekspansikan sesuai kebutuhan dan batas panjang lengan saat proses
load lifting. Untuk mengangkat dan menurunkan lengan digerakkan dengan cylinder boom / elevating
cylinder sampai ketinggian tertentu. Untuk proses pengambilan dan pengangkatan barang digunakan
kait, pada tiap barang / benda akan diangkat diberikan sling (tali pengait) sehingga proses pengangkatan
dapat lebih efisien. Kemudian kait akan diangkat dengan tali baja yang terlilit pada winch drum /
katrol .

B. Spesifikasi alat
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui besar gaya reaksi yang bekerja pada telescopic boom
dengan variasi penambahan panjang lengan dari lengan 1(baseboom) hingga lengan 5 ( full extended),
beban pengangkatan 50 ton, sudut pengangkatan 70° dan daya pompa yang dibutuhkan elevating
cylinder untuk mengangkat telescopic boom akibat gaya reaksi dari pembebanan.
Dari hasil analisa gaya reaksi terbesar akibat pembebanan pada telescopic boom dengan sudut
pengangkatan 70° dan beban pengangkatan 50 ton terjadi pada kondisi lengan terbuka sepenuhnya 5
section (40,1m) yaitu gaya Ay = 4677647,65 N, Ax = 1707923,94 N di tumpuan A dan gaya By =
5348016,15 N, Bx = 1707923,94 N di tumpuan B.
Sedangkan untuk daya pompa yang dibutuhkan elevating cylinder pada kondisi tersebut adalah Np =
36,28 HP dengan tekanan hidrolik P = 4254587,19 kg/m2 , kecepatan angkat silinder V = 0,0311
m/detik, dan Oil flow rate Q = 3,917x10-3 m3 / detik
Pada Truck Crane telescopic boom terdiri dari 1 base boom dan 4 section yang dapat
memanjang (extend ) sesuai kebutuhan pekerjaan.dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Kapasitas pengangkatan maksimum: 50 ton
b. Panjang boom: 10.7m - 40.1m
c. Waktu ekpansi boom: (10.7m ~ 40.1m) dalam 180 detik.
Berdasarkan kegiatan observasi pada PT. Gaya Makmur Tractors dan panduan dari OMM (
Outbook Manual Maintenance ) , maka dimensi setiap section telescopic boom pada Truck Crane
XCMG QY50K dapat dilihat pada tabel berikut :

Section Panjang/ L (m) Lebar /bo Tinggi / ho Tebal/ t

(mm) (mm) (mm)

Lengan 1 ( Base boom ) 10,71 450 700 30

Lengan 2 7,35 400 650 30

Lengan 3 7,35 350 600 30

Lengan 4 7,35 300 550 30

Lengan 5 7,35 250 500 30


Selanjutnya ini merupakan gaya pada crane yang didapat melewati beberapa perhitungan
Beban Panjang Gaya Reaksi (N)
Sudut
No Kerja Angkat Lengan
(°) Ax Bx Ay By
(N) (m)

1 70 50000 10,71 276981,53 276981,53 758594,64 1428963,14

2 70 50000 18,05 634514,53 634514,53 1737802,96 2408171,40

3 70 50000 25,4 991640,93 991640,93 2715897,69 3386266,19

4 70 50000 32,75 1350598,36 1350598,36 3699007,23 4369375,73

5 70 50000 40,1 1707923,94 1707923,94 4677647,65 5348016,15


a. Menghitung diameter cylinder

keterangan :
a. A : luas alas hydraulic cylinder (mm2)
b. π : konstanta untuk mencari luas lingkaran
c. d : diameter lingkaran alas silinder (mm ), dimana diameter alas silinder adalah 40 cm

b. Menghitung kecepatan angkat silinder

Keterangan:
V : Kcepatan angkat hydraulic cylinder (cm/detik)
s : Panjang Langkah (cm), dimana panjang langkah / stroke adalah 273 cm
t : Waktu pengangkatan (detik)
c. Menghitung debit aliran oli
Q = V.A
= 0,0311 m/detik x 0,1257 m2
= 3,917x10-3 m3 / detik
Keterangan :
Q : kapasitas aliran oli (cm3/menit)
V : Kcepatan angkat hydraulic cylinder (cm/detik)
A : luas alas hydraulic cylinder (mm2)

d. Menghitung daya Pada pompa


1. Daya yang ditimbulkan saat trane mencapai puncak

Keterangan:
a. P :Tekanan hidrolik (kg/cm2)
b. F : Gaya hydraulic cylinder (N) (gaya saat crane mencapai puncak dengan
beberapa perhitungan)
c. A : Luas alas hydraulic cylinder (cm2)

2. Menghitung daya yang di perlukan pompa

Keterangan :
a. Np : Daya untuk menggerakkan pompa (HP)
b. P : Tekanan hydraulic (kg/cm2)
c. Q : kapasitas aliran oli (cm3/menit) 450 Angka konversi untuk PS

C. Diagram rangkaian hidrolik

Keterangan :
1. Tangki Hidrolis
2. Pompa hidrolis
3. Control valve
4. Relief valve
5. Aktuator
6. Saringan oli ( filter )
7. Pipa-pipa saluran hidrolis
2. Pneumatik untuk Alat Hot Embossing untuk Sandal

A. Prinsip kerja
Memberikan gaya penekanan pada sandal dengan suhu tertentu untuk memperoleh
motif sandal yang diinginkan, dengan menggunakan piston DAC. Setelah tombol ditekan maka
piston akan akan naik agar dapat memberikan settingan suhu dan lama penekanan yang kita
inginkan, setelah itu kita menekan tombol untuk menjalankan silinder tersebut dan setelah
piston menekan dengan suhu dan lama penekanan yang kita inginkan maka dengan otomatis
silinder akan terangkat.

B. Spesifikasi alat
Pada kasus ini kita menggunakan maksimal penekanan sebesar 7 bar / 7.105 pa. Untuk
mencari diameter silinder pneumatik minimal yang akan dibutuhkan, maka pada
perencanaan awal diambil tekanan kerja dari sistem sebesar 7 Kgf/cm2 dan gaya
pembentukan embossing sebesar 130 Kgf. Sedangkan untuk nilai µ diambil 0,85 (Tenaga
fluida pneumatik, 1991 : L78). Data ini kemudian dipakai dalam perencanaan silinder
pneumatik untuk pengembossan.

a. Perhitungan diameter minimal silinder


F = 130 Kgf
P = 7 Kgf/cm2
µ= 0,85

Dari perencanaan diatas didapat diameter minimal silinder pneumatik sebesar 52,7
mm. Maka untuk perencanaan ini dipilih silinder dengan diameter 80 mm dengan tipe
double acting cylinder karena diperlukan gerakan maju mundur.

b. Menghitung gaya dorongan sillinder

Dengan data yang telah diketahui :


D = 80 mm = 8 cm
d = 25 mm = 2,5 cm P = 7 Kgf/cm 2
µ = 0,85
Maka,

F1 = 298.928 Kgf
c. Gaya tarikan silinder

d. Konsumsi udara

1. Saat silinder bergerak maju

2. Saat silinder bergerak mundur

Maka;
e. Menghitung kecepatan silinder

f. Menghitung kapasitas udara

g. Menghitung tekanan kompresor yang di butuhkan

Dari data tekanan dan kapasitas silinder diatas maka kompresor yang dipilih adalah
tipe reciprocating compressor karena tipe ini sering digunakan pada sistem pneumatik dan
memiliki tekanan stabil. Selain itu kompresor jenis ini mempunyai tekanan yang rendah
sampai tinggi.
Perhitungan kapasitas kompresor : Tekanan operasi 7 bar = 7 kgf ⁄cm 2

Dari perhitungan diatas, diketahui kapasitas kompresor yang dibutuhkan


sebesar 100 Psi

C. Diagram notasi gerakan

Pada diagram diatas menunjukkan langkah urutan gerakan silinder actuator mesin
hot embossing. Ketika push button start ditekan silinder mundur dan menyentuh LS1 (Limit
Switch 1) sehingga timer aktif. Setelah timer sudah mencapai batas waktu yang telah
disetting maka piston akan bergerak maju dan menyentuh LS2 (Limit Switch 2)
D. Diagram rangkaian pneumatik

A : Silinder Pneumatik Double Acting


B : Limit Switch
C : One Way Flow Control Valve
D : Katub DCV 5/2 Single Solenoid
E : Katub DCV 3/2 Single Solenoid
F : Air Service Unit
G : Kompresor

Anda mungkin juga menyukai