Anda di halaman 1dari 4

MESIN BORING Pengeboran (drilling) adalah suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor (twist drill) untuk

menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun non logam yang masih pejal atau material yang sudah berlubang. Proses menghasilkan lubang dapat pula dilakukan dengan cara yang lain yaitu dengan proses boring (memperbesar lubang). Perbedaan proses drilling dan boring: Tabel 5.1 Perbedaan Drilling dan Borring Perbedaan Alat potong Material awal Ukuran lubang Drilling Mata bor Bisa pejal Sama dengan ukuran mata bor Drill chuck Boring Pahat ISO 8/9 Harus sudah berlubang Lebih besar dan dapat diatur Sleeve Boring head

Alat pencekam

1. Prinsip dasar gerakan pengeboran Mesin bor mempunyai prinsip dasar gerakan yaitu gerakan berputar spindle utama (n) dan gerakan/laju pemakanan (f). a. Putaran mata bor ( n ) Gerakan putaran mata bor ini merupakan gerakan berputarnya spindle mesin bor. Gerakan ini sering disebut gerakan utama ( main motion ). Besarnya putaran spindel ini tergantung oleh material benda kerja, material mata bor dan diameter mata bor. Gerakan utama ini diukur dalam m/menit. b. Laju pemakanan ( f ) Laju pemakanan adalah gerakan turunnya mata bor menuju benda kerja tiap satuan waktu. Besarnya laju pemakanan ini mempengaruhi kualitas permukaan hasil lubang. Laju pemakanan diukur dalam mm/putaran.

Ukuran dari mesin bor ditentukan oleh beberapa hal, yaitu: a. b. c. d. Jarak dari tiang ke poros utama Besarnya mata bor yang dapat dipasang Panjang langkah poros utama Jarak dari permukaan meja ke spindel utama.

Bagian Mesin

A. Penjepit alat potong 1. Drill chuck Digunakan untuk mencekam alat potong yang tangkainya berbentuk lurus (straight shank) Ukuran bor yang bisa dicekam tertera pada rumahan chuck-nya, misal 1 13 mm; yang artinya chuck mampu mencekam bor maksimal diameter 13 mm. 2. Sleeve

Digunakan untuk mencekam alat potong yang tangkainya berbentuk tirus (taper shank) Ukuran ketirusan sesuai standar internasional yang disebut Morse Taper (MT).

B. Penjepit benda kerja 1. Hand vice / Tang grip 2. Machine vice 3.V block dan clamp 4.T bolt dan clamp 5. Jig

C. Alat Potong 1. Notch Centre Drill / NC drill

Digunakan sebagai takikan awal dalam proses pembuatan lubang. 2. Twist Drill

Merupakan alat potong yang digunakan pada proses pengeboran. 3. Countersink

Digunakan untuk chamfer lubang. 4. Reamer

Digunakan untuk membuat lubang dengan toleransi ISO. 5. Counter bore

Digunakan untuk membuat lubang bertingkat 6. Tap

Digunakan untuk pembuatan lubang ulir.

Twist Drill 1. 2. 3. 4. Bagian bagian mata bor : Tangkai : lurus, tirus Badan Alur / flute : berfungsi untuk alur pengeluaran chip. Mata potong Keuntungan menggunakan twist drill Mudah dijepit dan dilepas Diameter yang dihasilkan tetap Chip mudah keluar melalui alur bor Pengasahan mudah karena hanya bagian ujung yang diasah. Sudut sudut twist drill Sudut / sudut bebas = clearance angle Sudut / sudut baji = wedge angle Sudut / sudut garuk = rake angle Sudut / sudut puncak = point angle Bibir serong = chisel edge Bibir potong alur spiral Tipe twist drill Tipe N (normal): digunakan untuk mengerjakan material normal, misal St. 37, St. 60. Sudut spiral () berkisar antara (16 30) dengan sudut puncak 118. Untuk nikel, sudut puncaknya 140. Tipe H: digunakan untuk mengerjakan material yang cukup keras (material keras dan rapuh). Sudut spiral () berkisar antara ( 10 13 ) dengan sudut puncak 118. Untuk material cetakan plastik, batu, sudut puncaknya 80. Tipe W: digunakan untuk mengerjakan material yang lunak dan ulet, misalnya alumunium, tembaga, kuningan. Sudut spiral () berkisar antara ( 35 - 40 ) dengan sudut puncak tergantung dari materialnya. Untuk alumunium dan tembaga, = 140, seng = 118

Anda mungkin juga menyukai