Anda di halaman 1dari 18

Nama : Muhammad Ridwan Kamal Adisandy

Kelas / Prodi : 1B / D4 TMPP


NIM : 1841230109

ALAT BANTU MESIN BUBUT

Senter Putar dan Senter Mati


Digunakan untuk membantu menyangga ujung sebuah benda kerja yang berbentuk shaft atau
as atau poros. Dengan tujuan agar ketika dibubut, benda tersebut tidak goyang, bengkok,
bergetar atau pun lepas. Tentunya sebelumnya ujung dari as tersebut diberi lubang untuk
tempat senter.

Senter Pipa
Digunakan dengan maksud yang sama dengan penggunaan senter putar namun senter pipa
dikhususkan untuk pipa atau as yang memiliki lubang yang tidak bisa disokong dengan senter
putar biasa.

Drill Chuck
Kalu yang ini pasti semua sudah pada tahu. Ya,ini adalah pencekam mata bor dan yang di
gambar di bawah adalah yang kapasitasnya bisa mencekam dai diameter 1,5-13mm. Biasanya
ada juga yang 1-10mm dan yang bisa mencekam dai diameter 3-16mm.
Collet Chuck
Chuck model ini digunakan untuk mencekam mata bor dalam suatu diameter tertentu saja. Dia
hanya punya setelan mengendur dan mengencangkan untuk satu ukuran tertentu saja. Karena
itu,proses pergantian benda yang memiliki ukuran sama di catok imi menjadi lebih cepat.
Biasanya dalam satu set terdiri dari beberapa collet seperti gambar berikut.

Adaptor Atau Sarung


Tangkai senter,mata bor dan tangkai chuck bor memiliki beberapa tingkat ukuran. Agar kita
bisa menggunakan semuanya di kepala lepas mesin bubut kita, maka kita perlu menggunakan
adaptor. Misalnya,jika kita hendak memasang mata bor 32mm langsung di kepala lepas mesin
bubut kecil tidak akan muat,maka kita perlu sarung pengurang diameternya seperti gambar
berikut. Begitupun sebaliknya,jika kekecilan maka kita pakai sarung penambah.

Penyagga Tetap (Steady Rest)


Digunakan untuk membantu memegang benda yang panjang yang akan mendapat pengerjaan
dibagian ujungnya. Dipasang pada bed mesin dengan dikunci mur baut. Bagian yang
memegang benda kerja dibuat dengan bronze atau kuningan sehimgga tidak banyak merusak
benda kerja. Namun begitu harus teatap dilumasi selama pemakaian
Penyangga Berjalan (Follow Rest)
Digunakan untuk membantu memegang benda kerja dengan diameter relatif kecil dan relatif
panjang. Dipasang pada eretan melintang/cross slide sehingga ikut bergerak sepanjang bed
mesin. Sama halnya dengan penyangga tetap,ini pun harus dilumasi selama pemakaian.

Chuck (cekam)
Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja. Jenisnya ada yang
berahang tiga sepusat (Self centering Chuck), dan ada juga yang berahang tiga dan empat tidak
sepusat (Independenc Chuck). Cekam rahang tiga sepusat, digunakan untuk benda-benda
silindris, dimana gerakan rahang bersama-sama pada saat dikencangkan atau dibuka.
Sedangkan gerakan untuk rahang tiga dan empat tidak sepusat, setiap rahang dapat bergerak
sendiri tanpa diikuti oleh rahang yang lain, maka jenis ini biasanya untuk mencekam benda-
benda yang tidak silindris atau digunakan pada saat pembubutan eksentrik
Plat Pembawa
Plat pembawa ini berbentuk bulat pipih digunakan untuk memutar pembawa sehingga benda
kerja yang terpasang padanya akan ikut berputar dengan poros mesin, permukaannya ada
yang beralur dan ada yang berlubang.

Tapper Attachment
Alat ini digunakan untuk membubut tirus. Selain menggunakan alat ini membubut tirus juga
dapat dilakukan dengan cara menggeser kedudukan kepala lepas ataupun eretan atas.
Lathe Dog
Alat bantu ini diperlukan apabila melakukan pembubutan dengan mengguakan 2 buah senter.
Alat tersebut berfungsi sebagai alat bantu untuk memutar benda kerja

Kunci Chuck
Kunci ini digunakan untuk mengatur pencekaman pada saat menggunakan cekam (chuck).
Biasanya sudah sepaket dengan cekamnya. Karena Setiap cekam memiliki ukuran yang
berbeda-beda.

Mata Bor (Twist Drill)

Mata bor adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk membuat
lubang pada benda pejal. Dalam membuat diameter lubang bor dapat disesuaikan dengan
kebutuhan, yaitu tergantung dari diameter mata bor yangdigunakan.

a. Macam-macam mata bor berdasarkan tangkai


Pengelompokan mata bor berdasarkan tangkai, dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu,
pertama: mata bor tangkai lurus yang pengikatanya menggunakan cekam bor/ drill chuck, dan
kedua: mata bor tangkai tirus yang pengikatanya dimasukan pada lubang tirus kepala lepas.
Apabila pada saat digunakan ukuran tangkai tirusnya lebih kecil dari pada lubang tirus kepala
lepas, dapat ditambah dengan menggunakan sarung pengurang. Selain itu perlu diketahui
bahwa, untuk mata bor tangkai tirus pada umumnya menggunakan standar tirus morse/ morse
taper (MT) yaitu mulai dari MT 1 ÷ 6.
Gambar 1. Mata bor tangkai lurus

Gambar 2. Mata bor tangkai tirus

Pada saat penggunaan mata bor tangkai tirus yang memiliki ukuran tangkai lebih kecil dari
pada lubang tirus pada kepala lepas, maka harus menggunakan alat tambahan yang
disebut sarung pengurang (drill sleeve).

Gambar 3. Sarung pengurang mata bor

Gambar 4. Pengikat mata bor

b. Macam-macam mata bor berdasarkan spiral


Apabila dilihat spiralnya mata bor terbagi menjadi tiga yaitu, pertama: mata bor spiral
normal/ normal spiral drill digunakan untuk mengebor baja lunak, kedua: mata bor spiral
panjang/ slow spiral drill digunakan untuk mengebor baja keras dan ketiga: mata bor spiral
pendek/ quick spiral drill digunakan untuk mengebor baja liat.
Gambar 5. Mata bor spiral normal

Gambar 6. Mata bor spiral panjang

Gambar 7. Mata bor spiral pendek

c. Bagian-bagian mata bor


Bagian-bagian mata bor dilihat dari bodinya dapat dilihat pada, dan bagian-bagian mata
bor dilihat dari mata sayat dan sudut bebasnya.

Gambar 8. Bagian-bagian bodi mata bor

Gambar 9. Bagian-bagian sayat mata bor

Rimer

Rimer mesin adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk
memperhalus dan memperbesar lubang dengan toleransi dan suaian khusus sesuai tuntutan
pekerjaan, yang prosesnya benda kerja sebelumnyadibuat lubang terlebih dahulu. Pembuatan
lubang sebelum dirimer, untuk diameter sampai dengan 10 mm dianjurkan diameternya dibuat
lebih kecil dari diameter nominal rimer yaitu antara 0,15÷0,25 mm dan untuk lubang diameter
10 mm keatas, dianjurkan diameternya dibuat lebih kecil dari diameter nominal rimer yaitu
antara 0,25 ÷ 0,60 mm. Tujuan dilakukan pengurangan diamerter sebelum dirimer adalah, agar
hasilnya lebih maksimal dan beban pada rimer tidak terlalu berat sehingga memilki umur lebih
panjang.

Gambar 10. Bagian-bagian rimer

Apabila dilihat dari fungsinya rimer mesin terbagi menjadi tiga yaitu, rimer mesin
untuk lubang pin, rimer untuk luang lurus dan rimer untuk lubang tirus.

a. Rimer mesin untuk lubang pin


Rimer mesin untuk lubang pin apabila dilihat dari bentuk mata sayatnya terbagi menjadi
tiga yaitu, rimer pin tirus mata sayat lurus/ straight taper pin rimer, rimer pin tirus mata sayat
spiral/ spiral taper pin rimer, dan rimer pin tirus mata sayat helik (helical taper pin rimer).
Rimer jenis ini berfungsi untuk membuat lubang pin tirus, yang memilki ketirusan standar.

Gambar 11. Rimer pin tirus mata sayat lurus

Gambar 12. Rimer pin tirus mata sayat spiral

Gambar 13. Rimer pin tiru mata sayat helik


b. Rimer mesin untuk lubang lurus
Rimer mesin untuk lubang lurus apabila dilihat dari tangkainya terbagi menjadi dua yaitu,
rimer lurus tangkai lurus dan rimer lurus tangkai tirus. Rimer jenis ini berfungsi untuk
membuat lubang lurus yang memilki toleransi dan suaian khusus.

Gambar 14. Rimer lurus tangkai lurus

Gambar15. Rimer lurus tangkai tirus

c. Rimer mesin untuk lubang tirus


Rimer mesin untuk lubang tirus apabila dilihat dari fungsinya terbagi menjadi dua yaitu,
rimer tirus untuk pengasaran dan rimer tirus untuk finising. Rimer jenis ini berfungsi untuk
membuat lubang tirus standar, misalnya tirus standar morse (taper morse -MT) yaitu mulai dari
MT 1 s.d 6.

Gambar 16. Rimer tirus pengasaran

Gambar 17. Rimer tirus finising

Untuk mendaptkan hasil lubang sesuai toleransi dan suaian yang diinginkan, garis
sumbu rimer harus benar-benar sepusat dengan garis sumbu lubang yang akan dirimer.
Untuk merimer lubang lurus yang tembus, sebaiknya kedalamannya dilebihkan kurang lebih
1/3 dari mata sayatnya, hal ini dilakukan agar lubang benar-benar lurus.
Untuk merimer lubang tirus, disarankan lubang yang akan dirimer sebelumnya dibuat
bertingkat terlebih dahulu dengan tujuan agar rimer tidak menerima beban yang berat. Selain
itu agar mendapatkan hasil yang maksimal dan rimer yang digunakan awet, pada saat merimer
harus menggunakan putaran mesin yang sesuai dan selalu menggunakan air pendingin atau
oli.

Gambar 18. Posisi perimeran lubang lurus

Bor Senter (Centre drill)


Bor senter adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk membuat
lubang senter pada ujung permukaan benda kerja. Jenis bor senter ada tiga yaitu: bor senter
standar (standar centre driil), bor senter dua mata sayat (safety type centre drill) dan bor senter
mata sayat radius (radiusform centre drill).

a. Bor senter standar (Standard centre drill):


Bor senter standar memiliki sudut mata sayat pengarah sebesar 60º, sehingga hasil
lubang senter yang dibuat memilki sudut yang sama dengan sudut mata sayatnya. Bor senter
jenis ini memiliki dua ukuran, yaitu bor senter standar panjang normal dan bor senter ekstra
panjang

Gambar 19. Bor Senter Standar Normal

Gambar 20. Bor Senter Standar Ekstra Pendek dan Ekstra Panjang

b. Bor senter mata sayat bertingkat


Bor senter mata sayat bertingkat fungsinya sama dengan senter bor standar yaitu untuk
membuat lubang senter bor yang memilki sudut pengarah senter 60º. Perbedaannya adalah
apabila pada saat membuat lubang senter bor diperlukan hasil lubang senternya bertingkat
setelah bidang tirusnya, maka dapat digunakan senter bor jenis ini.

Gambar 21. Bor senter mata sayat bertingkat


(safety type centre drill)

c. Bor Senter bentuk radius/ Radius form centre drill


Bor senter bor bentuk radius (Radius form centre drill) memilki mata sayat berbentuk
radius. Sehingga sehingga hasil lubang senter yang dibuat memilki profil yang sama dengan
sudut mata sayatnya yaitu berbentuk radius. Kelebihan lubang senter bor bentuk radius ini
adalah, apabila membubut diantara dua senter yang diperlukan pergeseran kepala lepas realtif
besar, bidang lubang senter maupun senter tetap/senter putar lebih aman karena bidang
singgung pada lubang senter relative lebih kecil bila dibandingkan dengan lubang senter bor
bentuk standar. Hasil pembuatan lubang senter bor bentuk radius.

Gambar 22. Bor senter radius

Penggunaan senter bor pada proses pembubutan harus pasang atau diikat dengan
cekam bor (drill chuck) yang dipasang pada kepala lepas. Pemasangan senter drill dan
hasilnya pada proses pembubutan.

Gambar 23. Penggunaan senter bor

Tabel 1 Standar ukuran diamter bodi dan diameter ujung bor senter (mm)

Jenis senter bor yang sering digunakan di industri maupun lingkungan pendidikan
sekolah maupun pelatihan-pelatihan atau kursus adalah senter bor standar

4. Kontersing (Countersink)
Kontersing (Countersink) adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang
berfungsi untuk membuat champer pada ujung lubang agar tidak tajam atau untuk membuat
champer pada ujung lubang untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus.
Sesuai kebutuhan pekerjaan dilapangan apabila dilihat dari tangkainya terbagi menjadi
dua yaitu, kontersing tangkai lurusdan kontersing tangkai tirus dan apabila dilihat dari sisi
jumlah mata sayatnya kontersink terbagi menjadi eman jenis yaitu, jumlah mata sayat satu,
mata sayat dua, mata sayat tiga, mata sayat empat, mata sayat lima dan mata sayat enam.
Sedangkan apabila dilihat dari sudut mata sayatnya, kontersing terbagi menjadi enam jenis juga
yaitu, kontersing sudut mata sayat 60º, 82º, 90º, 100º dan 120º.
Apabila dilihat dari tangkainya, kontersing dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
kontersing tangkai lurus dan kontersing tangkai tirus:

a. Kontersing tangkai lurus


Kontersingtangkai lurus, pada saat digunakan untuk proses pembubutan penggikatanya
dipasang pada cekam bor/drill chuck sebagaimana pengikatan pada proses pengeboran dengan
bor tangkai lurus.

Gambar 24. Kontersing tangkai lurus

b. Kontersing tangkai tirus


Kontersingtangkai tirus, pada saat digunakan untuk proses pembubutan penggikatanya
dipasang pada lubang sleave kepala lepas sebagaimana pengikatan pada proses pengeboran
dengan bor tangkai tirus.
Apabila tirus tangkangkainya terlalu kecil dapat ditambah dengan sarung pengurang.
Sebagaimana mata bor tangkai tirus, kontersing tangkai tirus pada umumnya menggunakan
standar tirus morse/ morse taper (MT) yaitu mulai dari MT 1 ÷ 6.

Gambar 25. Kontersing tangkai tirus

Apabila dilihat dari jumlah mata sayatnya, kontersing dapat dibagi menjadi enam jenis
yaitu: kontersing matasayat satu, kontersing mata sayat dua, kontersing mata sayat tiga,
kontersing mata sayat empat, kontersing mata sayat lima, dan kontersing mata sayat enam.

a. Kontersing mata sayat satu


Kontersingmata sayat satu, memiliki jumlah mata sayat satu yang berfungsi untuk
menchamper ujung lubangpada benda kerja agar tidak tajam atau sebagai pengarah/
menchamper ujung lubang untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus dan radius. Hasil
pembubutan champer dengan kontersingmata sayat satu sudut 100º.

Gambar 26. Kontersing mata sayat satu


Gambar 27. Hasil penyayatan dengan kontersing mata sayat satu

b. Kontersing mata sayat dua


Kontersingmata sayat dua, memiliki jumlah mata sayat dua yang berfungsi sama dengan
kontersing mata satu yaitu untuk menchamper ujung lubang agar tidak tajam/ sebagai pengarah
atau menchamper ujung lubang untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus yang besar
sudutnya tergantung dari sudut kontersing yang digunakan. Kelebihan kontersink mata sayat
dua dibandingkan dengan kontersink mata satu adalah beban pada mata sayat lebih ringan
sehingga lebih tahan lama, karena beban pada mata sayatnya terbagi dua. Hasil
pembubutan champer dengan kontersingmata sayat dua sudut 90º.

Gambar 28. Konterisng mata sayat dua

Gambar 29. Hasil sayatan dengan kontersing mata sayat dua

c. Kontersing mata sayat tiga


Kontersing mata sayat tiga, memiliki jumlah mata sayat tiga yang berfungsi sama dengan
kontersing mata satu untuk menchamper ujung lubang agar tidak tajam/ sebagai pengarah atau
menchamper ujung lubang untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus yang besar
sudutnya tergantung dari sudut kontersing yang digunakan. Kelebihan kontersink mata sayat
tiga dibandingkan dengan kontersink mata dua adalah beban pada mata sayat lebih ringan
sehingga lebih tahan lama, karena beban pada mata sayatnya terbagi tiga.
Gambar 30. Kontersing mata sayat tiga

d. Kontersing mata sayat empat


Kontersingmata sayat empat, memiliki jumlah mata sayat empat yang berfungsi sama
dengan kontersing mata satu untuk menchamper ujung lubang agar tidak tajam/sebagai
pengarah atau menchamper ujung lubang untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus
yang besar sudutnya tergantung dari sudut kontersing yang digunakan. Kelebihan kontersink
mata sayat empat dibandingkan dengan kontersink mata tiga adalah beban pada mata sayat
lebih ringan sehingga lebih tahan lama, karena beban pada mata sayatnya terbagi empat.

Gambar 31. Kontersing mata sayat empat

e. Kontersing mata sayat lima


Kontersing mata sayat lima, memiliki jumlah mata sayat lima yang berfungsi sama dengan
kontersing mata satu untuk menchamper ujung lubang agar tidak tajam/ sebagai pengarah atau
menchamper ujung lubang untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus yang besar
sudutnya tergantung dari sudut kontersing yang digunakan. Kelebihan kontersink mata sayat
lima dibandingkan dengan kontersink mata empat adalah beban pada mata sayat lebih ringan
sehingga lebih tahan lama, karena beban pada mata sayatnya terbagi lima.

Gambar 32. Kontersing mata sayat lima

f. Kontersing mata sayat enam


Kontersing mata sayat enam, memiliki jumlah mata sayat enam yang berfungsi sama dengan
kontersing mata satu untuk menchamper ujung lubang agar tidak tajam/ sebagai pengarah atau
menchamper ujung lubang untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus yang besar
sudutnya tergantung dari sudut kontersing yang digunakan. Kelebihan kontersink mata sayat
enam dibandingkan dengan kontersink mata lima adalah beban pada mata sayat lebih ringan
sehingga lebih tahan lama, karena beban pada mata sayatnya terbagi enam.
Gambar 33. Kontersing mata sayat enam

Dari keseluruhan jenis kontersink tersebut diatas, dilapangan yang sering digunakan adalah
kontersing yang memilki mata sayat tiga dan empat dan sudut mata sayatnya 60º atau 90º.
Kontersink bertangkai lurus, pada saat digunakan penggikatanya dipasang pada cekam bor
(drill chuck) sebagaimana pada proses pengeboran dengan mata bor tangkai lurus, dan yang
bertangkai tirus pengikatannya dipasang pada lubang tirus kepala lepas sebagaimana pada
proses pengeboran menggunakan mata bor tangkai tirus. Selain itu perlu diketahui bahwa,
kontersink tangkai tirus pada umumnya menggunakan standar tirus morse/ morse tapper (MT)
yaitu mulai dari MT 1 ÷ 6 sebagaimana mata bor tangkai tirus.

Konterbor (Counterbor)

Konterbor (counterbor) adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk
membuat lubang bertingkat. Hasil lubang bertingkat berfungsi sebagai dudukan kepala baut L.
Jenis alat ini apabila dilihat dari tangkainya terbagi menjadi dua yaitu konterbor tangkai lurus
dan konterbor tangkai tirus.

Gambar 34. Konterbor tangkai lurus


Gambar 35. Konterbor tangkai tirus

Apabila dilihat dari sisi ujung mata sayatnya, alat ini juga terbagi menjadi dua yaitu,
konterbor dengan pengarah dan konterbor tanpa
pengarah. Hasil pembuatan lubang konterbor pada mesin bubut.

Gambar 36. Konterbor pengarah

Gambar 37. Konterbor tanpa pengarah

Gambar 38. Hasil penyayatan dengan konterbor pada mesin bubut

Kartel (Knurling)

Kartel (knurling) adalah suatu alat pada mesin bubut yang berfungsi untuk membuat alur-
alur melingkar lurus atau silang pada bidang permukaan benda kerja bagian luar atau dalam.
Tujuan pengkartelan bagian luar adalah agar permukaan bidanng tidak licin pada saat
dipegang, contohnya terdapat pada batang penarik, tangkai palu besi dan pemutar yang
dipegang dengan tangan. Untuk pengkartelan bagian dalam tujuannya adalah untuk keperluan
khusus, misalnya memperkecil lubang bearing yang sudah longgar.
Bentuk/ profil hasil pengkartelan ada tiga jenis yaitu: belah ketupat/ intan, menyudut/silang
dan lurus. Hasil pengkartelan tergantung dari bentuk gigi pisau kartel yang digunakan.

Gambar 39. Pola/bentuk hasil pengkartelan


Gambar 40. Macam-macam bentuk gigi pisau kartel

Pada saat digunakan gigi pisau kartel dipasang pada pemegangnya(holder). Untuk
pengkartelan bentuk lurus, hanya diperlukan sebuah gigi pisau kartel bentuk lurus yang
dipasang pada dudukannya dengan posisi tetap/ rigid. Pada pengkartelan bentuk menyudut dan
ketupat/ intan, diperlukan sepasang gigi pisau kartel bentuk menyudut/ silang yang dipasang
pada dudukannya. Pemegang gigi kartel menyudut/ silang dan, ada yang satu dudukan dan ada
yang tiga dudukan.

Gambar 41. Pemegang gigi pisau kartel lurus dengan posisi tetap(rigid)

Gambar 42. Pemegang gigi pisau kartel lurus dengan posisi tetap(rigid)

Konstruksi atau bentuk pemegang/ holder gigi pisau kartel dibuat sesuai profil bidang
yang akan dikartel, sehingga dapat dipilih sesuai kebutuhan. Macam macam bentuk
pemegang gigi pisau kartel buatan dari salah satu pabrikan.
Gambar 43. Macam-macam pemegang gigi pisau kartel

Anda mungkin juga menyukai