Anda di halaman 1dari 11

TUGAS BESAR

PERANCANGAN SISTEM KERJA

Perbaikan Sistem Kerja pada Pemasangan Handle Pintu

DOSEN PENGAMPU :

Anwardi, S.T., M.T.

OLEH :

AZIZAH MUHANA (11850224794)

KELAS 5 D

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM


RIAU

2020
BAB I
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

1.1 Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukan berupa alat dan bahan yang digunakan
dalam proses pemasangan handle pada pintu. Adapun pengumpulan data tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut :

1.1.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pemasangan handle pada
pintu dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.1 Alat dan Bahan
Alat dan
NO Unit Gambar
Bahan
1 Handle 1
Pintu

2 Meteran 1

3 Pena 1

4 Mesin bor 1

5 obeng 1

(Sumber : Pengumpulan Data Sistem Perancangan Kerja, 2020)

1.2 Pengolahan Data


Pengolahan data yang dilakukan pada pembahasan ini adalah perhitungan
waktu baku proses pemasangan handle pada pintu melalui metode MOST dan
MTM. Adapun pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1.2.1 Perhitungan Waktu Baku Metode MOST


Perhitungan waktu baku proses perakitan produk metode MOST dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1.2 Metode MOST
Total Waktu
Deskripsi Elemen Urutan
NO Indeks F Indeks TMU TMU
Kerja Kegiatan
TMU (Detik)
1. Ambil Meteran A1B1G2A2 60 1 (1+1+2+2)(10) = 60 2.16
2 Ambil Pena A1B1G2A2 60 1 (1+1+2+2)(10) = 60 2.16
Ukur dan tandai
3 jarak posisi handle A1M1X1A1 40 1 (1+1+1+1)(10) = 40 1.44
pada pintu
Letakan Pena dan
4 A1B1G2P5 90 1 (1+1+2+5)(10) = 90 3.24
meteran
5 Ambil mesin bor A1B1G2A2 60 1 (1+1+2+2)(10) = 60 2.16
Bor dititik yang
6 A1M2X1A2 60 1 (1+2+1+2)(10) = 60 2.16
sudah diukur
7 Letakan mesin bor A1B1G2P5 90 1 (1+1+2+5)(10) = 90 3.24
8 Ambil handle pintu A1B1G1A2 50 1 (1+1+1+2)(10) = 50 1.8
9 Ambil baut A1B1G2A2 60 1 (1+1+2+2)(10) = 60 2.16
Pasang baut dan
handle pintu pada A1B6G1P1 90 (1+6+1+1)(10) = 90 3.24
lubang di pintu
Ambil obeng A1B1G2A2 60 (1+1+2+2)(10) = 60 2.16
Kencangkan baut
menggunakan A1B6G1P1 90 (1+6+1+1)(10) = 90 3.24
obeng
Letakan obeng A1B1G2P5 90 (1+1+2+5)(10) = 90 3.24
Total 32,4
(Sumber : Pengumpulan Data Sistem Perancangan Kerja, 2020)
Perhitungan kelonggaran waktu baku
Waktu normal (TMU) = 280
Waktu Normal (detik) = 280 x
0.036
= 10.08 detik
Kelonggaran yang diberikan
Personal Allowence : 0%
Tenaga yang dikeluarkan = dapat diabaikan : 1%
Gerakan kerja = Agak terbatas : 4%
Kelelahan mata = pandangan terus menerus dengan fokus yang
berubah-ubah : 10%
Keadaan temperatur tempat kerja = normal : 5%
Keadaan atmosfer = cukup : 1.5%

Keadaan lingkungan = Siklus kerja berulang-ulang antara


5-10 detik : 1%
Jumlah : 23%

Jadi, waktu baku = Wn x 100


100 - %allowance
= 10.08 x 100
100 - 23
= 13.09 detik

1.1.2 Perhitungan Waktu Baku Metode MTM


Perhitungan waktu baku proses perakitan produk metode MTM dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1.2 Metode MTM

Tangan Kiri L TMU TMU Max TMU L Tangan Kanan

R12A 9.6 9.6 R12A


Ambil bagian atas Ambil badan pena
M1A 2.5 12.9 12.9 M12A
pena di meja di meja
G1A 2.0 2.0 G1A

Pasang dan putar T900 5.4 5.4 2.0 G1A Memegang badan
bagian atas pena pena
pada badan pena
(Sumber : Pengumpulan Data Sistem Perancangan Kerja, 2020)
Tabel 1.2 Metode MTM (lanjutan)
TMU
Tangan Kiri L TMU TMU L Tangan Kanan
Max
9.6 R12A
Memegang rakitan 12.9 Ambil tinta pena
G1A 2.0 12.9 M12A
pena di meja
2.0 G1A
Memegang rakitan Masukkan tinta
G1A 2.0 5.6 5.6 P1SE
pena pada badan pena
9.6 R12A
Ambil bagian
Memegang rakitan 12.9
G1A 2.0 12.9 M12A bawah pena di
pena
2.0 meja
G1A
Pasang dan putar
Memegang rakitan bagian bawah
G1A 2.0 5.4 5.4 T90 0
pena pena pada badan
pena
9.6 R12A
Memegang rakitan 12.9 Ambil tutup pena
G1A 2.0 12.9 M12A
pena di meja
2.0 G1A
Memegang rakitan
G1A 2.0 3.4 3.4 AF Tutup pena
pena
Total 71.4 Total
(Sumber : Pengumpulan Data Sistem Perancangan Kerja, 2020)
Perhitungan kelonggaran waktu baku
Waktu normal (TMU) = 71.4
Waktu Normal (detik) = 71.4 x
0.036
= 2.6 detik
Kelonggaran yang diberikan
Personal Allowence : 0%
Tenaga yang dikeluarkan = dapat diabaikan : 1%
Gerakan kerja = Agak terbatas : 4%
Kelelahan mata = pandangan terus menerus dengan fokus yang
berubah-ubah : 10%
Keadaan temperatur tempat kerja = normal : 5%
Keadaan atmosfer = cukup : 1.5%
Keadaan lingkungan = Siklus kerja berulang-ulang antara
5-10 detik : 1%
Jumlah : 23%

Jadi, waktu baku = Wn x 100


100 - %allowance
= 2.6 x 100
100 - 23
= 3.37 detik

1.2.3 Perbaikan Sistem Kerja


Perbaikan sistem kerja digunakan untuk menciptakan sistem kerja yang
lebih baik, meningkatkan produktivitas, serta mengurangi lelah saat bekerja.
Adapun perbaikan yang dapat dilakukan pada sistem kerja proses perakitan pena
adalah sebagai berikut :
1. Posisi Pekerja

Tempat posisi Alat

Tempat posisi Pekerja

Gambar 1.1 Posisi Pekerja


(Sumber : Pengumpulan Data Sistem Perancangan Kerja, 2020)

Pada gambar 1.1 bisa dilihat posisinya terlalu jauh ke kanan dari pekerja ke
bahan. Posisi ini dapat menyebabkan pengurangan banyak waktu dan sakit
punggung dan resiko kerja lain. Sebaiknya membereskan semua barang-
barang yang tidak dipakai pada proses perakitan dan mendekatkan alat dan
bahan.

2. Lingkungan Kerja
Berdasarkan gambar 1.1 di atas meja penuh dengan barang lain seperti laptop,
keyboard, mouse, dan remote AC dimana mengganggu pekerja dalam
melakukan perakitan. Sebaiknya barang yang tidak dipakai disingkirkan.

3. Tata Letak Alat dan Bahan

Tempat posisi Alat

Gambar 1.2 Posisi Alat dan bahan


(Sumber : Pengumpulan Data Sistem Perancangan Kerja, 2020)

Pada gambar 1.2 posisi peletakkan alat tidak memudahkan pekerja dalam
merakit, dan banyak barang yang tidak diperlukan pada proses perakitan.
Seharusnya barang- yang tidak dipakai dalam proses perakitan dihilangkan
dan dikosongkan agar pekerja lebih leluasa dalam bekerja.
BAB II
ANALISA DAN INTEPRETASI DATA

Analisa dan interpretasi data untuk menganalisis sebab akibat yang terjadi
dalam pengolahan data. Adapun analisa dan interpretasi data pada proses
perakitan pena adalah sebagai berikut :

2.1 Analisa Waktu Baku Metode MOST


Perhitungan waktu baku dapat dilihat sebagai berikut :
Perhitungan kelonggaran waktu baku
Waktu normal (TMU) = 280
Waktu Normal (detik) = 280 x
0.036
= 10.08 detik
Kelonggaran yang diberikan
Personal Allowence : 0%
Tenaga yang dikeluarkan = dapat diabaikan : 1%
Gerakan kerja = Agak terbatas : 4%
Kelelahan mata = pandangan terus menerus dengan fokus yang
berubah-ubah : 10%
Keadaan temperatur tempat kerja = normal : 5%
Keadaan atmosfer = cukup : 1.5%

Keadaan lingkungan = Siklus kerja berulang-ulang antara


5-10 detik : 1%
Jumlah : 23%

Jadi, waktu baku = Wn x 100


100 - %allowance
= 10.08 x 100
100 - 23
= 13.09 detik

Waktu normal diperoleh dari elemen-elemen kerja pada tabel MOST. Didapatkan
hasil hitung waktu baku yaitu selama 13.09 detik. waktu normal didapat setelah
pertimbangan kelonggar waktu pekerja.

2.2 Analisa Waktu Baku Metode MTM


Perhitungan waktu baku dapat dilihat sebagai berikut :
Perhitungan kelonggaran waktu baku
Waktu normal (TMU) = 71.4
Waktu Normal (detik) = 71.4 x
0.036
= 2.6 detik
Kelonggaran yang diberikan
Personal Allowence : 0%
Tenaga yang dikeluarkan = dapat diabaikan : 1%
Gerakan kerja = Agak terbatas : 4%
Kelelahan mata = pandangan terus menerus dengan fokus yang
berubah-ubah : 10%
Keadaan temperatur tempat kerja = normal : 5%
Keadaan atmosfer = cukup : 1.5%

Keadaan lingkungan = Siklus kerja berulang-ulang antara


5-10 detik : 1%
Jumlah : 23%

Jadi, waktu baku = Wn x 100


100 - %allowance
= 2.6 x 100
100 - 23
= 3.37 detik
Waktu normal diperoleh dari elemen-elemen kerja pada tabel MTM. Didapatkan
hasil hitung waktu baku yaitu selama 3.37 detik. waktu normal didapat setelah
pertimbangan kelonggar waktu pekerja.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Waktu baku yang diperoleh menggunakan metode MOST adalah 13.09 detik.
2. Waktu baku yang diperoleh menggunakan metode MTM adalah 3.37 detik
3. Terdapat beberapa perbaikan sistem kerja diantaranya :
a. Posisi kerja. Sebaiknya pekerja bekerja membersihkan meja
sebelum memnentukan posisi bekerja.
b. Lingkungan kerja. Sebaiknya sampah-sampah atau barang
yang tidak terpakai disingkirkan.
c. Tata letak alat dan bahan. Perlunya tata letak bahan yang baik
sebelum melakukan pekerjaan.

3.2 Saran
Terjadi perbadaan hasil perhitungan waktu baku menggunakan metode
MOST dan MTM. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan standard waktu dari
gerakan-gerakan pada metode MOST dan MTM. Perbedaan juga terjadi karena
proses perakitan pena ini cenderung menggunakan gerakan yang berulang-ulang,
oleh karena itu metode perhitungan waktu baku yang sebaiknya digunakan adalah
pengukuran waktu kerja secara langsung atau metode Stopwatch Time Study
(STS).
https://www.youtube.com/watch?v=0boLZnAakr4

Anda mungkin juga menyukai