jam henti, sampling kerja dan waktu jam henti melakukan pengukuran
yang sama, yaitu pengukuran secara langsung di tempat berjalanya pekerjaan.
Perbedaanya yaitu sampling kerja dengan cara jam henti adalah bahwa pada
sampling kerja, pengamat tidak terus menerus berada di tempat pekerjaan
melainkan hanya pada saat-saat pada waktu yang ditentukan secara acak sedangkan
pada pada jam henti pengamatan harus terus berada di tempat kerja. pembahasan
pada modul work sampling kita membahas mengenai produktivitas kerja pada
seorang kasir di Indomaret yang beralamatkan di Jalan Raya Cerme Lor. kegiatan
yang diamati adalah apakah kasir tersebut dalam keadaan bekerja atau dalam
keadaan menganggur, kali ini berguna untuk mengetahui prokdutivitas dan non-
produktivitas dari pekerja tersebut dilakukan pengamatan yang dilakukakan pada
satu pekerja dan dilakukan selama lima hari. Dalam 5 hari tersebut kami amati pada
tanggal 8, 10, 14, 17 dan 18 Desember 2017 pada jam 07.00 – 15.00. Dalam
pengamatan didapatkan total data pengamatan sebanyak 100 kali pengamatan
dimana angka produktif kasir tersebut 80 kali atau sebesar 80% dan non produktif
sebanyak 19 kali atau 20% dan dengan jumlah pengamatan yang sudah mencukupi.
Waktu baku yang dihasilkan dari pengamatan selam 5 hari didapatkan nilai 19.20
menit / orang.
Umur : 22 Tahun
Peralataan yang digunakan : Komputer, Mouse, Keyboard, Scan Barcode,
Produk
Mulai
PENGOLAHAN DATA
Analisis Data
Finish
LANDASAN TEORI
Sampling kerja atau sering disebut sebagai Work Sampling, Ratio Delay
Study atau Random Observation Methode adalah salah satu teknik untuk
mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktifitas kerja dari mesin, proses
atau pekerjaan atau operator. Pengukuran kerja dengan cara ini juga
diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung. Kerja pelaksanaan
kegiatan pengukuran harus dilakukan secara langsung ditempat kerja yang diteliti
(wignjosebroto, 1989).
Suatu sampel yang diambil secara random dari suatu grup populasi yang
besar akan cenderung memiliki pola distribusi yang sama seperti yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Apabila sampel yang dimiliki cukup besar, maka karakteristik
yang diiliki oleh sampel tersebut tidak akan auh berbeda dibandingkan dengan
karakteristik populasinya. (wignjosebroto, 1989).
Sampel dari work sampling berupa waktu pengamatan pada jam tertentu.
Jam pengamatan didapatkan dari bilangan random yang salah satunya bias
didapatkan dari Ms Excel.
Untuk mengolah data dalam sampling kerja, perlu dilakukan beberapa tahap seperti
dibawah ini:
Adapun untuk mencari hasil dari uji keseragaman data, dapat menggunakan
rumus dibawah ini:
produktif
Pn = jumlah pengamatan
3. Batas Kontrol
Lalu untuk menghitung batas kontrol atas dan batas kontrol bawah dapat
memakai rumus dibawah ini:
̅+(1− ̅̅̅
p p)
BKA = p̅ + 3√ N
̅+(1− ̅̅̅
p p)
BKB = p̅ - 3√ N
Dengan :
N = Total pengamatan
N’ = K2 (1-p)
S2p
Keterangan:
Dengan:
Secara garis besar metode sampling kerja ini dapat digunakan untuk
(Wignjosoebroto, 2008):
Superskill A +0,04
Excellent B +0,03
Konsistensi Good C +0,01
(Consistency) Average D 0,00
Fair E -0,02
Poor F -0,04
Rating Factor = 1 + WH
2. Waktu Baku
Untuk menghitung waktu baku pada work sampling dapat menggunakan rumus
pada persamaan di bawah ini :
100%
Waktu Baku (Standart Time) = Waktu Normal x 100%−% 𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
1. Bulpoint
2. Kertas tabel pengamatan
3. Camera
15
P1 = 20 𝑥 100% = 75%
16
P2 = 20 𝑥 100% = 80%
17
P3 = 20 𝑥 100% = 85%
15
P4 = 20 𝑥 100% = 75%
18
P5 = 20 𝑥 100% = 90%
3. Batas Kontrol
Batas kontrol terbagi menjadi Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol
Bawah (BKB). Berikut perhitungan BKA dan BKB :
0,81+(1−0,81)
BKA = 0,81 + 3√ 100
= 0.81 + 3 (0.1)
0,81+(1−0,81 )
BKB = 0.81 - 3√ 100
= 0,81 – 3(0.1)
N’ = 22 (1-0,81)
(0,1)2 (0,81)
N’ = 93.8 = 94
Dengan demikian maka data yang diperoleh dinyatakan cukup, dikarenakan hasil
dari data yang dihasilkan N’ < N (94 < 100)
3.2.4 Ratio Delay
a. Skill = + 0,06
b. Effort = + 0,05
c. Condition = + 0,04
d. Consistency = + 0,01
= + 0,15
Waktu untuk rating factor : 1 + WH
= 1 + 0.15
= 1.15
Wb = 19.20 menit
3.3 Analisa Data
Setelah didapat hasil dari pengumpulan dan pengolahan data di atas, maka
selanjutnya adalah analisa yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Dari uji kecukupan data yang telah dilakukan didapatkan bahwa data yang
dibutuhkan adalah 94data, sedangkan pada pengamatan yang dilakukan hanya 100
data yang diambil. Hal ini berarti data yang diambil pada saat pengamatan telah
mencukupi.
3. Ratio Delay
5. Waktu Baku
1. Skill = + 0,06
Nilai ini dipilih karena operator memiliki skill (kemampuan) yang baik.
2. Effort = + 0,05
Nilai ini dipilih karena operator memiliki usaha yang cukup baik dalam
menyelesaikan pekerjaanya.
3. Condition = + 0,04
Nilai ini dipilih karena operator berada dalam kondisi tempat kerja yang sangat
baik.
4. Consistency = + 0,01
Sedangkan untuk menghitung waktu standar atau waktu baku harus ditentukan
terlebih dahulu allowance-nya. Kelonggaran pada pekerja yang harus diberikan
adalah sebesar 16,5% dikarenakan perbadningan dengan keadaan serta erhitungan
kelonggaran sehingga didapatkan total allowance sebesar 16,5%.
BAB IV
3.1 Kesimpulan
Dari hasil produktivitas yang diperoleh dari pengamatan Kasir indomaret di
Jalan Raya Cerme sebesar 80% atau 0,80, sedangkan Idle selama pengamatan yaitu
sebesar 20% atau 0,20. Ratio Delay yang diperoleh dari pengamatan yaitu sebesar
32 jam dalam 5 hari kerja. Sedangkan waktu delay operator yaitu 8 jam untuk 40
jam kerja / 5 hari.
Dalam Perhitungan dihasilkan untuk uji keseragaman data yaitu sedangkan uji
kecukupan data yaitu untuk BKA 11.1% dan untuk BKB yaitu 5.1%.
Waktu baku yang dihasilkan dari pengamatan selam 5 hari didapatkan nilai
19.20 menit / orang.
3.2 Saran
Sebaiknya untuk peneliti selanjutnya bisa lebih konsisten dalam mengamati
dan lebih teliti dalam pengolahan data.
Serta untuk penentuan lokasi seharusnya mengambil tempat yang mudah
dijangkau oleh semua kelompok.