Anda di halaman 1dari 25

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengukuran Waktu Kerja

Pengukuran waktu kerja adalah usaha untuk menentukan lama

waktu kerja yang dibutuhkan oleh operator dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja normal dalam

lingkungan kerja yang terbaik. Pengukuran kerja dapat diartikan sebagai

teknik untuk menyeimbangkan kegiatan manusia yang dilakukan, dengan

unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu kerja dibagi menjadi 2

yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung dan pengukuran waktu

kerja secara tak langsung. Pengukuran waktu kerja secara langsung

adalah sebuah kegiatan pengamatan dimana data yang diperoleh secara

langsung dari suatu tempat yang diamati. Pengukuran waktu kerja secara

tidak langsung adalah sebuah kegiatan pengamatan dengan tidak

melakukan perhitungan secara langsung dan tidak mengamati secara

langsung ditempat kerja tersebut melainkan hanya membaca tabel waktu

yang ada dan mengerti jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen

gerakan.

2.1.1 Pengukuran Waktu Kerja Langsung

Pengukuran waktu kerja secara langsung dilakukan secara

langsung yaitu tempat dimana pekerja yang diukur dijalankan.

6
7

Pengukuran waktu kerja ini menggunakan teknik perhitungan fisik waktu

actual yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan dengan

menggunakan jam atau alat hitung lainnya. Hasil perhitungan langsung

tadi dimodifikasi dengan memperhatikan kecepatan operator yang

melakukan pekerjaan dan ditambah dengan kelonggaran untuk

mengetahui seberapa cepat seorang pekerja melakukan pekerjaannya.

Cara melakukan pengukuran waktu kerja langsung adalah menggunakan

jam henti (Stopwatch) dan sampling kerja (Work Sampling).

2.1.2 Pengukuran Waktu Kerja Tidak Langsung

Pengukuran waktu kerja tidak langsung melakukan perhitungan

waktu kerja tanpa si Pengamat harus ditempat kerja yang akan diukur.

Disini pengukuran dilakukan dengan melihat data-data atau tabel-tabel

waktu yang sudah ada atau ketentuan-ketentuan yang ada sehingga

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang akan diulangi sudah dapat

diketahui waktu yang pantas untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Pada pengukuran kerja secara tidak langsung mempunyai beberapa

keuntungan dibandingkan dengan pengukuran secara langsung terutama

dari segi kecepatan dan biaya yang dikeluarkan. Cara melakukan

pengukuran kerja tidak langsung adalah menggunakan aktivitas data

waktu baku (Standard Data) dan waktu gerakan (Predetermined Time

System).
8

2.2 Waktu Siklus

Waktu siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua

pertemuan berturut-turut, asumsikan konstan untuk semua pertemuan.

Dapat dikatakan waktu siklus merupakan hasil pengamatan secara

langsung yang tertera pada stopwatch.

Waktu siklus dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

ΣΧ i
W s=
Ν

Dimana :

Ws = Waktu Siklus

∑Xi = Jumlah Waktu siklus

N = Jumlah Pengamatan yang dilakukan

Untuk mengetahui apakah jumlah pengamatan yang dilakukan

sudah memenuhi syarat (mencukupi) atau masih kurang dapat ditentukan

dengan rumus

[ ]
2

20 Ν (ΣΧ 2i )−( ΣΧ i )2
ΣΧi
N’ =

Rumus ini adalah untuk ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 90%.

2.3 Waktu Normal

Waktu normal merupakan waktu kerja yang telah

mempertimbangkanfaktor penyesuaian yaitu waktu siklus rata-rata


9

dikalikan faktor penyesuaian. Didalam praktek pengukuran kerja maka

metode penerapan rating performance kerja operator adalah didasarkan

pada satu factor tunggal yaitu operator speed, spce atau tempo. Sistem ini

dikenal dengan “Performance Rating/ Speed Rating“. Rating factor ini

umumnya dinyatakan dalam bentuk persentase (%) atau angka decimal

dimana performance kerja normal akan sama dengan 100% atau 1,00 .

Rating factor pada umumnya diaplikasikan untuk menormalkan waktu

kerja yang diperoleh dari pengukuran kerja akibat tempo atau kecepatan

kerja operator yang berubah-ubah, untuk hal ini Waktu Normal dapat

diperoleh dengan rumus berikut:

WN= WS x P

Dimana:

WN = Waktu Normal

WS = Waktu Siklus

P = Performance Rating( % )

Nilai waktu yang diperoleh disini masih belum bisa kita tetapkan

sebagai waktu baku untuk penyelesaian suatu operasi kerja, karena disini

factor-faktor yang berkaitan dengan kelonggaran (Allowance) agar

operator bekerja sebaik-baiknya belum dikaitkan.

2.4 Waktu Baku

Waktu baku adalah waktu sebenarnya digunakan operator untuk

memproduksi satu unit dari data jenis produk. Waktu standar untuk setiap
10

part harus dinyatakan termasuk toleransi untuk istirahat untuk mengatasi

kelelahan atau untuk factor-faktor yang tidak dapat dihindarkan. Namun

jangka waktu penggunaannya waktu standar ada batasnya.

Rumus waktu baku/waktu standar untuk metode stopwatch adalah

sebagai berikut:

WB = WN (1+Allowance)

Dimana :

WB = Waktu Baku

WN = Waktu Normal

Allowance = Kelonggaran

2.5 Rating Faktor/Performance Rating

Rating factor atau performance rating merupakan aktifitas untuk

menilai dan mengevaluasi kecepatan operator untuk menyelesaikan

produknya. Tujuan dari rating factor/performance rating adalah untuk

menormalkan waktu kerja yang disebabkan oleh ketidakwajaran.

Tabel 2.1 Rating Faktor/Performance Rating menurut Westinghouse.

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian


Skil Super skill A1 +0.15
A2 +0.13
Excellent B1 +0.11
B2 +0.08
Good C1 +0.06
C2 +0.03
Average D 0.00
Fair E1 -0.05
E2 -0.10
Poor F1 -0.16
F2 -0.22
11

Effort Excessive A1 +0.13


A2 +0.12
Excellent B1 +0.10
B2 +0.08
Good C1 +0.05
C2 +0.02
Average D 0.00
Fair E1 -0.04
E2 -0.08
Poor F1 -0.12
F2 -0.17
Conditions Ideal A +0.06
Excellent B +0.04
Good C +0.02
Average D 0.00
Fair E -0.03
Poor F -0.04
Consistency Perfect A +0.04
Excellent B +0.03
Good C +0.01
Average D 0.00
Fair E -0.02
Poor F -0.04

2.6 Kelonggaran/Allowance

Kelonggaran/Allowance merupakan waktu yang diberikan untuk

hal-hal tertentu seperti kebutuhan pribadi untuk menghilangkan rasa

fatique dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Hal ini

merupakan hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja. Karenanya

sesuai pengukuran dan setelah mendapatkan waktu normal perlu

ditambahkan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi, kelonggaran untuk

menghilangkan rasa fatique, kelonggaran untuk hambatan yang tak

terhindarkan.
12

Tabel 2.2 Besarnya allowance berdasarkan faktor-faktor yang

berpengaruh.

FAKTOR KELONGGARAN (%)

TANPA
1.TENAGA YANG
BEBAN PRIA
DIKELUARKAN
WANITA

a.Dapat diabaikan -bekerja dimeja,duduk 0.0- 0,0-6,0 0,0-6,0


b. Sangat ringan -bekerja dimeja berdiri 2.25kg 6,0-7,5 6,0-7,5
c. Ringan -menyekop, ringan 2.25- 7,5- 7,5-
d. Sedang - Mencangkul 9.00 12,0 16,0
e. Berat -Mengayun palu yang 9.00- 12,0- 16,0-
f. Sangat berat berat 18.00 18,0 30,0
g. Luar biasa berat -Memanggul beban 19.0-
-Memanggul karung 27.0
berat 27.0-
50.0

2.SIKAP KERJA

a. Duduk -Bekerja duduk, ringan 0.0 – 1.0


b. Berdiri diatas -Badan tegak, ditumpu 1.0 – 2.5
dua dua kaki
kaki -Satu kaki mengerjakan 2.5 – 4.0
c. Berdiri diatas alat
satu Kontrol 2.5 – 4.0
kaki -Pada bagian sisi,
d, Berbaring belakang atau depan 4.0 – 10.0
badan
e. Membungkuk -Badan dibungkukkan
bertumpu pada dua kaki

3. GERAKAN
KERJA

a. Normal -Ayunan bebas dari 0


b. Agak terbatas bahu 0–5
c. Sulit -Ayunan terbatas dari 0–5
palu
d. Pada anggota -Membawa beban berat 5 – 10
badan erbatas dengan satu tangan
13

-Bekerja dengan tangan 10 – 15


e. Seluruh anggota diatas kepala
badan terbatas -Bekerja dilorong
pertambangan yang
sempit

4. KELELAHAN PENCAHAYAAN
MATA BAIK BURUK

a.Pandangan yang -Membawa alat ukur


0.0-6.0 0.0-6.0
terputus-putus
b. Pandangan -Pekerjaan-pekerjaan
yang teliti 6.0-7.5 6.0-7.5
yang hampir
terus- menerus
c. Pandangan -Memeriksa cacat-cacat
7.5-12.0
terus menerus pada kain 7.5-16.0
dengan fokus
berubah-ubah -Pemeriksaan yang 19.030.0
d. Pandangan sangat teliti 1.6-7.5
terus menerus
dengan fokus
tetap

KELEMBABAN,
5. KEADAAN TEMPERATUR (° C ) NORMAL,
TEMPERATUR BERLEBIHAN
TEMPAT KERJA

a. Beku dibawah 0 diatas 10 diatas 12


b. Rendah 0-13 10-5 12-5
c. Sedang 13-22 5-0 8-0
d. Normal 22-28 0-5 0-8
e. Tinggi 28-38 5-40 8-100
f. Sangat tinggi diatas 38 diatas 40 diatas 100
14

6.KEADAAN
ATMOFER

a. Baik 0
- Ruang yang
berventilasi
b. Cukup baik,udara segar. 0-5
- Ventilasi kurang baik
c. Kurang baik ada bau-bauan. 5-10
- Adanya debu
beracun atau tidak
d. Buruk beracun tapi banyak 10-20
- Adanya bau-bauan
berbahanya harus
menggunakan alat
pernapasan

2.7 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan

Dalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja yang lebih

efesien maka perlu mempertimbangkan prinsip prinsip ekonomi gerakan.

Prinsip ekonomi gerakan ini dapat digunakan untuk menganalisa gerakan-

gerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah stasiun kerja dan bisa

juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh

dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya. Berikut beberapa prinsip

ekonomi gerakan :

Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan

badan/anggota tubuh manusia:


15

1. Manusia memiliki kondisi fisik dan struktur tubuh yang memberi

keterbatasan dalam melaksanakan gerakan kerja.

2. Bila mungkin kedua tangan (yang sama-sama dibutuhkan untuk

melakukan seperti halnya dalam proses perakitan) harus memulai

dan menyelesaikan gerakannya dalam waktu yang bersamaan.

3. Kedua tangan jangan menganggur pada waktu yang bersamaan

kecuali sewaktu istirahat.

4. Gerakan tangan harus simetris dan berlawanan arah.

5. Untuk menyelesaikan pekerjaan, maka hanya bagian-bagian tubuh

yang memang diperlukan sajalah yang bekerja agar tidak terjadi

penghamburan tenaga dan kelelahan yang tidak perlu.

6. Hindari gerakan patah-patah karena akan cepat menimbulkan

kelelahan.

7. Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga gerak mata

terbatas pada bidang yang menyenangkan tanpa perlu sering

mengubah fokus

8. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja

berlangsung:

a. Tempat-tempat tertentu yang tak sering dipindah-pindah harus

disediakan untuk semua alat dan bahan sehingga dapat

menimbulkan kebiasaan tetap (gerak rutin).


16

b. Letakkan bahan dan peralatan pada jarak yang dapat dengan

mudah dan nyaman dicapai pekerja sehingga mengurangi

usaha mencari-cari.

c. Tata letak bahan dan peralatan kerja diatur sedemikian rupa

sehingga memungkinkan urut-urutan gerakan yang terbaik.

d. Tinggi tempat kerja (mesin, meja kerja, dan lain-lain) harus

sesuai dengan ukuran tubuh manusia sehingga pekerja dapat

melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan nyaman. Dalam

hal ini, prinsip-prinsip anthropometri mutlak harus diterapkan

pada saat merancang fasilitas kerja tersebut.

e. Kondisi ruangan pekerja, seperti penerangan, temperatur,

kebersihan, ventilasi udara, dan lain-lain yang berkaitan dengan

persyaratan ergonomis, harus diperhatikan juga sehingga dapat

diperoleh area kerja yang lebih baik.

Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan

kerja yang dipergunakan:

a. Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan tubuh (manual) apabila

hal tersebut dapat dilaksanakan dengan peralatan kerja.

b. Usahakan menggunakan peralatan kerja yang dapat

melaksanakan berbagai macam pekerjaan sekaligus, baik yang

sejenis maupun yang berlainan.


17

c. Siapkan dan letakkan semua peralatan kerja pada posisi tepat

dan cepat untuk memudahkan pemakaian atau pengambilan

pada saat diperlukan tanpa harus bersusah payah mencari-cari.

Desain peralatan juga dibuat sedemikian rupa agar memberi

kenyamanan genggaman tangan saat digunakan.

d. Jika tiap jari melakukan gerakan tertentu – seperti pekerjaan

mengetik misalnya – maka beban untuk masing-masing jari

tersebut harus dibagi seimbang sesuai energi dan kekuatan

yang dimiliki oleh masing-masing jari.

2.7.1 Gerakan Fundamental (Therblig’s)

Perancangan kerja manual didasarkan pada prinsip pengetahuan

gerakan dan ekonomi gerakan yang diperkenalkan oleh Frank. B Gilbert.

Ada 17 gerakan dasar dalam perancangan kerja yang disebut Therblig’s.


18

Gambar 2.1 Gerakan Therblig’s.

2.8 Peta-Peta Kerja

Peta-peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan

jelas untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus yang bisa

mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki

suatu metode kerja. Fungsi peta kerja adalah untuk menganalisa suatu

pekerjaan sehingga dapat mempermudah dalam perencanaan perbaikan

kerja. Contoh informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki

metode kerja terutama dalam suatu proses produksi, yaitu jumlah benda

kerja yang harus dibuat, waktu operasi mesin, kapasitas mesin, bahan-

bahan khusus yang harus disediakan, alat-alat khusus yang harus


19

disediakan, dan sebagainya. Lewat peta kerja ini dapat dilihat semua

langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai

masuk kepabrik (berbentuk bahan baku), kemudian menggambarkan

semua langkah yang dialami, seperti transportasi, operasi mesin,

pemeriksaan dan perakitan sampai akhirnya menjadi produk jadi.

Menurut catatan sejarah, peta-peta kerja yang ada sekarang ini

dikembangkan oleh Gilberth. Pada saat sekarang ini, untuk membuat

suatu peta kerja, Gilberth mengusulkan 40 buah lambang yang bisa

dipakai, kemudian pada tahun berikutnya jumlah lambang-lambang

tersebut disederhanakan, sehingga hanya tinggal 5 macam, yaitu:

Tabel 2.3 Simbol yang dipergunakan dalam pembuatan peta proses

No. Simbol ASME Nama Kegiatan Definisi Kegiatan

Kegiatan operasi terjadi bilamana sebuah

obyek (benda kerja/bahan baku) mengalami

1 OPERASI perubahan bentuk baik secara fisik maupun

kimiawi, perakitan dengan obyek lainnya

atau diurai-urai, dan lain-lain.

Kegiatan inspeksi terjadi jika sebuah objek

2 INSPEKSI mengalami pengujian ataupun pengecekan

ditinjau dari segi kuantitas maupun kualitas.

Kegiatan transportasi terjadi jika suatu

3 TRANSPORTASI objek dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi

lain.
20

Kegiatan menunggu terjadi jika material,

MENUNGGU benda kerja, operator atau fasilitas kerja


4
(DELAY) dalam keadaan berhenti atau tidak

mengalami kegiatan apapun.

Proses penyimpanan terjadi jika objek


MENYIMPAN
5 disimpan dalam jangka waktu yang cukup
(STORAGE)
lama.

Aktivitas ganda untuk menunjukkan

AKTIVITAS kegiatan yang secara bersama dilakukan


6
GANDA oleh operator pada stasiun kerja yang sama

pula.

2.9 Macam-Macam Peta Kerja

Pada dasarnya peta-peta kerja yang ada sekarang bisa dibagi

dalam dua kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu:

1. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja

keseluruhan.

2. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja

setempat.

Dalam hal ini tentunya kita harus bisa membedakan antara

kegiatan kerja keseluruhan dan kegiatan kerja setempat. Suatu kegiatan

disebut kegiatan kerja setempat, apabila kegiatan tersebut terjadi dalam


21

suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas

dalam jumlah yang terbatas.

Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan,

apabila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas

yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan. Hubungan

antara kedua macam kegiatan kegiatan diatas akan terlihat bila untuk

menyelesaikan suatu produk diperlukan beberapa stasiun kerja, dimana

satu sama lainnya saling berhubungan. Masing-masing peta kerja yang

akan dibahas berikut ini semuanya termasuk dalam kedua kelompok

diatas, antara lain :

a. Yang termasuk kelompok kegiatan kerja keseluruhan :

1. Peta Proses Operasi

2. Peta Aliran Proses

3. Peta Proses Kelompok Kerja

4. Diagram Aliran

5. Assembly Chart

b. Yang termasuk kelompok kegiatan kerja setempat :

1. Peta Pekerja dan Mesin

2. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

2.9.1 Peta Proses Operasi

Peta proses operasi merupakan suatu diagram yang

menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku


22

mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan. Sejak dari awal sampai

produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat informasi-

informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti: waktu yang

dihabiskan, material yang digunakan dan tempat atau alat atau mesin

yang dipakai.

1. Kegunaan peta proses operasi

Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melaui

peta proses operasi, kita bisa memperoleh banyak manfaat

diantaranya:

- Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.

- Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku.

- Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.

- Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang

dipakai.

- Sebagai alat untuk latihan kerja dll.

2. Prinsip-prinsip pembuatan peta proses operasi

Untuk bisa menggambarkan Peta Proses Operasi dengan baik,

ada beberapa prinsip yang perlu diikuti sebagai berikut :

- Pertama-tama pada baris paling atas dinyatakan kepalanya

“Peta Proses Operasi” yang diikuti oleh identifikasi lain seperti


23

nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan cara lama

atau cara sekarang, nomor peta dan nomor gambar.

- Material yang akan diproses diletakan diatas garis horizontal,

yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam

proses.

- Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertical, yang

menunjukan terjadinya perubahan proses.

3. Analisa suatu peta proses operasi

Ada empat hal yang perlu diperhatikan agar diperoleh suatu

proses kerja yang baik melaui analisa peta proses operasi yaitu:

analisa terhadap bahan-bahan, operasi, pemeriksaan, dan terhadap

waktu penyelesaian suatu proses. Keempat hal tersebut diatas,

dapat diuraikan sebagai berikut:

- Bahan-bahan

Kita harus mempertimbangkan semua alternatif dari bahan

yang digunakan , proses penyelesaian dan toleransi

sedemikian rupa sehingga sesuai dengan fungsi reabilitas,

pelayanan dan waktunya.

- Operasi

Juga dalam hal ini harus dipertimbangkan mengenai semua

aternatif yang mungkin untuk proses pegolahan, pembuatan,


24

pengerjaan dengan mesin atau metode perakitannya, beserta

alat-alat dan perlengkapan yang digunakan.

- Pemeriksaan

Dalam hal ini kita harus mempunyai standar kualitas.

Suatu objek dikatakan memenuhi syarat kualitasnya jika

setelah dibandingkan dengan standar ternyata lebih baik

atau minimal sama.

- Waktu

Untuk memepersingkat waktu penyelesaian, kita harus

mempertimbangkan semua aternatif mengenai metoda,

peralatan dan tentunya penggunaan perlengkapan-

perlengkapan khusus

2.9.2 Peta Aliran Proses

Peta aliran proses adalah suatu diagram yang menunjukkan

urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan

penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung,

serta didalamnya memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk

analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan. Walau

biasanya dinyatakan dalam jam dan jarak perpindahan biasanya

dinyatakan dalam meter, walaupun hal ini tidak terlampau mengikat.


25

1. Perbedaan peta proses operasi dan peta aliran proses

Dari sedikit uraian diatas kiranya dapat diambil kesimpulan

bahwa terdapat dua hal utama yang membedakan antara peta

proses operasi dengan peta aliran proses, yaitu:

- Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas

dasarnya, termasuk transportasi, menunggu dan menyimpan.

Sedangkan pada peta proses operasi, terbatas pada operasi

dan pemeriksaan saja.

- Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang

diproses secara lebih lengkap dibanding peta proses operasi,

dan memungkinkan untuk digunakan di setiap proses atau

procedure.

2. Macam-macam peta aliran proses

Peta aliran proses pada umumnya terbagi dalam dua tipe,

yaitu:

- Peta aliran proses tipe bahan

- Peta aliran proses tipe orang

Peta aliran proses tipe bahan, ialah suatu peta yang

menggambarkan kejadian yang dialami bahan (bisa merupakan

salah satu bagian dari produk jadi) dalam suatu proses atau

prosedur operasi.

Peta aliran proses tipe orang pada dasarnya bisa dibagi

menjadi dua bagian, yaitu:


26

- Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja

seorang operator.

- Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja

sekelompok manusia, sering disebut peta proses kelompok

kerja yang akan diuraikan lebih lengkap dalam sub-bab

berikutnya.

Pada umumnya peta aliran proses tipe orang adalah suatu peta

yang menggambarkan suatu proses dalam bentuk aktivitas-aktivitas

manusianya.

2.9.3 Peta Proses Kelompok Kerja

Proses Kelompok Kerja merupakan hasil perkembangan dari

suatu Peta Aliran Proses. Peta Proses Kelompok Kerja merupakan

kumpulan dari beberapa Peta Aliran Proses dimana tiap Peta Aliran

Proses tersebut menunjukqn astu seri kerja dari seorang operator.

Peta proses kelompok kerja digunakan untuk menunjukkan

beberapa aktivitas dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam suatu

proses atau prosedur kerja, dimana satu aktivitas dengan aktivitas lainnya

saling bergantungan, artinya suatu hasil kerja secara kelompok dapat

berhasil, jika setiap aktivitas dari anggota kelompok - kelompok tersebut

berlangsung dengan lancar karena adanya ketergantungan tiap aktivitas

ini, maka dalam peta proses kelompok kerja biasanya banyak dijumpai

lambang-lambang keterlambatan, yang menunjukkan bahwa suatu


27

aktivitas sedang menunggu aktivitas lainnya. Sehingga jelas bahwa peta

proses kelompok kerja dapat digunakan untuk meningkatkan waktu efektif

dari mesin dan pekerja.

Kegunaan peta proses kelompok kerja :

1. Bisa mengurangi ongkos produksi atau proses

2. Bisa mempercepat waktu penyelesaian produksi atau proses

2.9.4 Diagram Aliran

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa diagram aliran merupakan

gambaran menurut skala dari susunan lantai dan gedung, yang

menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam Peta Aliran

Proses. Aktivitas yang berarti pergerakan suatu material atau orang dari

suatu tempat ketempat berikutnya, dinyatakan oleh garis aliran dalam

diagram tersebut. Arah aliran digambarkan oleh anak panah kecil pada

garis aliran tersebut.

Secara lebih lengkap, kegunaan suatu diagram alir dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Lebih memperjelas peta aliran proses, apalagi jika arah aliran

merupakan faktor yang penting. Dengan adanya informasi tambahan

mengenai arah aliran dari material atau orang selama aktifitasnya,

maka kita akan mendapatkan informasi dengan lengkap.

2. Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja. Diagram alir

dapat menunjukkan dimana tempat-tempat penyimpanan, stasiun


28

pemeriksaan dan tempat-tempat kerja dilaksanakan dan juga

diagram ini dapat menunjukan bagaimana arah gerakan berangkat

kembalinya suatu material atau seorang pekerja.

Diagram aliran berfungsi melengkapi peta aliran proses. Ini berarti

penganalisaan suatu proses kerja akan lebih sempurna apabila kita

mengetahui dimana tempat mesin, tempat kerja, daerah kerja dan kemana

saja arah gerakan dari bahan, perlengkapan atau orang selama proses

tersebut berlangsung. Keadaan panrik atau bengkel atau proses lain yang

akan ditujukkan dalam diagram aliran akan lebih jelas apabila

digambarkan menurut skala. Sehingga dengan demikian kita bisa

memperkirakan dimana kira-kira akan terjadi kemacetan aliran, dan lebih

jauh lagi akan mempermudah perancangan tata letak tempat kerja

2.9.5 Peta Pekerja dan Mesin

Peta pekerja dan mesin dapat dikatakan merupakan grafik yang

menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur

dari kombinasi antara pekerja dan mesin. Dengan demikian peta ini

merupakan alat yang baik digunakan untuk mengurangi waktu

menganggur.

Kegunaan peta pekerja dan mesin :

Informasi paling penting yang diperoleh melalui peta pekerja dan

mesin adalah hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu

operasi mesin yang ditanganinya. Dengan informasi ini, maka kita


29

mempunyai data yang baik untuk melakukan penyelidikan, penganalisaan,

dan perbaikan suatu pusat kerja sedemikian rupa sehingga efektivitas

penggunaan pekerja dan mesin bisa ditingkatkan dan tentunya

keseimbangan kerja antara pekerja dan mesin bisa diperbaiki.

Peningkatan efektivitas penggunaan dan perbaikan

keseimbangan kerja tersebut dapat dilakukan , misalnya dengan cara :

a. Merubah tata letak tempat kerja

b. Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja

c. Merancang kembali mesin dan peralatan

d. Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya, menambah

mesin bagi seorang pekerja

2.9.6 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan merupakan suatu alat dari

studi gerakan untuk menentukan gerakan - gerakan yang efisien, yaitu

gerakan - gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan.

Peta ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja

dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan,

juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada

tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan pekerjaan.

Melalui peta ini kita bisa melihat semua operasi secara cukup

lengkap, yang berarti mempermudah perbaikan operasi tersebut. Peta ini


30

sangat praktis untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual dimana tiap

siklus dari pekerja terjadi dengan cepat dan terus berulang, sedangkan

keadaan lain, peta ini kurang praktis untuk dipakai sebagai alat analisa.

Inilah sebabnya dengan menggunakan peta ini kita bisa melihat dengan

jelas pola-pola gerakan yang tidak efisien dan bisa melihat adanya

pelanggaran terhadap prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang terjadi pada

saat pekerja manual tersebut berlangsung.

Kegunaan peta tangan kiri dan tangan kanan :

a. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi

kelelahan.

b. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien

dan tidak produktif sehingga tentunya akan mempersingkat waktu

kerja.

c. Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja.

Anda mungkin juga menyukai