Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA PERANCANGAN KERJA

Nama Tugas Praktikum : Praktikum Modul VII Stopwatch-Time Study II


Kelompok : VIII (Delapan)
Anggota : Like Gloria Pattikawa (202072004)
Kezia Miralda Peea (202072006)
Lasria Hotnauli Sitompul (202072014)
Aldeva H. F. Mawuntu (202072024)
Vira F. I. Ririhena (202072028)
Achmad Sidik Salatin (202072036)
Noviyanti (202072040)
Tanggal Praktikum : 19 Mei 2022
Tanggal Asistensi :
Nama Asisten Kelompok : Riska
Salsa Harmia Masa
Tanda Tangan Asisten :
Dosen Mata kuliah : Ariviana. L. Kakerissa, ST., MT.
Aminah Soleman, ST., MT., IPM

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Mampu membedakan antara waktu rata-rata, waktu normal dan waktu baku
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
2. Mampu menghitung waktu baku dengan mengikutsertakan faktor
Performance Rating dan Allowance.

1.2 Landasan Teori


Setelah melakukan tiga langkah awal pengukuran dengan menggunakan
metode stopwatch-time study, tahap selanjutnya adalah menentukan faktor
penyesuaian dan kelonggaran untuk menetapkan waktu standar yang dibutuhkan
seorang operator dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan.
1. Penentuan Faktor Penyesuaian
Selama pengukuran berlangsung,pengukuran harus dilakukan berdasarkan
kenormalan kerja yang ditunjukan oleh operator. Namun seringkali dalam
pengukuran timbul ketidakwajaran yang dikarenakan oleh operator bekerja dalam
tempo atau kecepatam yang tidak sebagaimana mestinya. Hal ini tidak diinginkan
karena, waktu baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan cara
kerja yang wajar.
Aktivitas untuk menilai atau mengevaluasi kecepatan kerja operator ini
dikenal dengan rating performance atau faktor penyesuain yang penilainnya lebih
cenderung bersifat subjektif. Dengan melakukan rating ini diharapkan waktu kerja
yang diukur dapat dinormalkan kembali, yaitu dengan cara mengalikan waktu
pengamatan rata-rata dengan faktor penyesuaian atau rating ”p”.
Ada beberapa sistem untuk memberikan rating dalam pengukuran kerja.
Salah satunya adalah westing house system’s Rating, yang lebih lengkap
dibandingkan dengan sistem yang dikemukakan oleh Bedaux. Di sini, selain
kecakapan (skill) dan usaha (effort) sebagai faktor yang mempengaruhi performa
pekerja. Westing House juga menambahkan kondisi kerja (condition) dan
konsistensi pekerja (consistency). Untuk itu, westing house telah berhasil
membuat suatu performance rating yang berisikan nilai-nilai angka berdasarkan
tingkatan yang ada untuk masing-masing faktor tersebut.

Consistency
+ 0.04....................................................... A Perfect
+ 0.03....................................................... B Excellent
+ 0.01....................................................... C Good
0.00....................................................... D Average
- 0.02....................................................... E Fair
- 0.04....................................................... F Poor
Tabel 1.2.1 Faktor Consistency

Effort

+ 0.15..................................................... A1 Superskill
+ 0.13..................................................... A2 Superskill
+ 0.11..................................................... B1 Excellent
+ 0.08..................................................... B2 Excellent
+ 0.06..................................................... C1 Good
+ 0.03..................................................... C2 Good
0.00....................................................... D Average
- 0.05...................................................... E1 Fair
- 0.10...................................................... E2 Fair
- 0.16...................................................... F1 Poor
- 0.22...................................................... F2 Poor
Tabel 1.2.2 Faktor Effort

Condition
+ 0.06..................................................... A Ideal
+ 0.04..................................................... B Excellent
+ 0.02..................................................... C Good
0.00..................................................... D Average
- 0.03..................................................... E Fair
- 0.07..................................................... F Poor
Tabel 1.2.3 Faktor Condition
Skill
+ 0.15..................................................... A1 Superskill
+ 0.13..................................................... A2 Superskill
+ 0.11..................................................... B1Excellent
+ 0.08..................................................... B2 Excellent
+ 0.06..................................................... C1 Good
+ 0.03..................................................... C2 Good
0.00..................................................... D Average
- 0.05...................................................... E1 Fair
- 0.10...................................................... E2 Fair
- 0.16...................................................... F1 Poor
- 0.22...................................................... F2 Poor
Tabel .1.2.4 Faktor Skill

Contoh penetapan performance rating operator.


Consistency B (Excellent) : +0.03
Effort C2 (Good) : +0.03
Condition F (Poor) : -0.07
Skill D (Average) : 0.00
p = -0.01
Poperator = Pnormal + P
= 1 + (-0.01) = 0.99

2. Penetapan Waktu Normal.


Dapat dilakukan dengan dengan menerapkan rumus,
W n = W s x Poperator
Dimana:
Wn : waktu normal
Ws : waktu siklus
P : performance rating operator
3. Penetapatan Kelonggaran.
Pada Prakteknya, akan terlihat bahwa tidaklah mungkin diharapkan seorang
operator bekerja secara terus menerus sepanjang hari tanpa adanya interupsi sama
sekali. Operator akan menghentikan kerja dan membutuhkan waktu khusus untuk
keperluan yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Personal Allowance.
b. Fatique Allowance.
c. Delay Allowance.

Waktu kelonggaran didapat dari penjumlahan ketiga waktu diatas dalam


presentase.

4. Penetapan Waktu Standar/Waktu Baku.


Waktu baku tersebut dapat diperoleh dengan mengaplikasikan rumus seperti
di bawah ini:
W b = W n + (W n x % allowance)

Atau,

100 %
Wb = Wn x
100 %−% allowance

Di samping itu, sebelum memasuki tahap penetapan waktu normal, data-data


hasil pengamatan dan pengukuran perlu juga diuji kenormalan, keseragaman dan
kecukupannya.

1. Pengujian Kenormalan
Pengujian kenormalan dibutuhkan untuk mengetahui apakah data-data yang
berhasil dikumpulkan berdistribusi normal ataukah tidak. Pengujian ini biasanya
dilakukan dengan menggunakan software minitab. Berikut adalah langkah-
langkah pengujiannya.
a. Aktifkan program minitab.
b. Tempatkan kursor pada baris Session.
c. Klik editor->Enable Commands.
Gambar 1.2.1 Enable Commands Pada Software Minitab
d. Masukkan data waktu pada Worksheet.

Gambar 1.2.2 Tampilan Worksheet


e. Klik Stat ->Basic Statistic ->Normality Test.

Gambar 1.2.3 Tampilan Normality Test


f. Masukkan variabel yang akan diuji kenormalannya pada kolom Variable.
g. Pilih jenis Test Kolmogorov-Smirnov.
h. Masukkan judul pada kolom Title (jika diinginkan).
i. Klik OK.

Gambar 1.2.4 Tampilan Normality Test


j. Lihat nilai P-Value.

Uji normal elemen kerja 1


Normal
99
Mean 7,067
StDev 0,5681
95 N 20
KS 0,135
90
P-Value >0,150
80
70
Percent

60
50
40
30
20

10

1
6,0 6,5 7,0 7,5 8,0 8,5
EK 1

Gambar 1.2.5 Tampilan Tabel Uji Kenormalan

k. Lakukan pengujian hipotesis sebagai berikut.

HO : data normal
H1 : data tidak normal
Tolak HO jika P-Value <α (Terima HO jika P-Value >α )
1. Analisislah hasil yang didapat. Apakah data yang berhasil dikumpulkan
berdistribusi normal ataukah tidak.
2. Pengujian Keseragaman
Pengujian keseragaman ditujukkan untuk mengetahui variasi atau perbedaan
pada data waktu kerja yang berhasil dikumpulkan. Pada dasarnya, pengujian
keseragaman dilakukan dengan menggunakan rumus dibawah ini.
BK = x ± (k x SD)

Dimana,

BK = batas normal
x = mean
k = konstanta yang tergantung dari tingkat kepercayaan
SD = standar deviasi

Namun, pengujian keseragaman juga dapat dilakukan dengan menggunakan


bantuan software minitab. Dengan menggunakan data hasil pengamatan
sebelumnya, lakukan pengujian keseragaman dengan mengikuti langkah-langkah
berikut ini.

a. Klik Stat ->Control Chart ->Variable Chart for Subgroup ->Xbar.

Gambar 1.2.6 Tampilan Pada Worksheet


b. Masukkan data variabel yang hendak dibuat Control Chartnya pada kolom
Single coloumn.
c. Masukkan banyaknya ukuran sampel dalam 1 kali pengambilan sampel dalam
kolom Subgroup size (contoh memakai subgroup size = 2).
Gambar 1.2.7 Tampilan Xbar Chart
d. Klik S-limits dan pilih limit yang sesuai dengan tingkat kepercayaan yang
dipakai. Kemudian klik OK (contoh memakai tingkat kepercayaan 95%).

Gambar 1.2.8 Tampilan Xbar Chart - Options


e. Klik Estimate dan pilih R-bar jika ukuran data yang dipakai ≤ 10 atau S-bar
jika ukuran data > 10. Kemudian klik OK (contoh memakai Rbar).
Gambar 1.2.9 Tampilan Xbar - Options
f. Klik OK pada window Xbar Chart.
g. Lakukanlah analisis terhadap control chart yang dihasilkan. Jika terdapat plot
data yang keluar dari batas kontrol maka, sub grup yang memuat data tersebut
harus dibuang untuk menyeragamkan data pengukuran.
h. Jika ada sub grup yang dibuang maka, lakukan pengamatan ulang untuk
mengganti data-data waktu yang dibuang tersebut.
i. Setelah itu, lakukan pengujian keseragaman kembali.

3. Pengujian Kecukupan.
Pengujian kecukupan dilakukan untuk menentukan banyaknya jumlah
pengukuran yang diperlukan. Pengujian kecukupan dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus di bawah ini,
'
N =¿ ¿ ¿

Dimana,

N’ = jumlah data yang harus diambil.


N = jumlah data yang diambil.
K = konstanta yang tergantung dari tingkat kepercayaan (pada umumnya,
99%,K≈ 3; 95%,k≈ 2; 90%, k≈ 1)
s = tingkat ketelitian
∑x 2
= jumlah kuadrat waktu

∑x = jumlah waktu
(∑ x )2 = jumlah waktu dikuadratkan
Jika jumlah data yang diambil ≤ 30 maka, rumus yang dipakai adalah:

( )

SDXt
N’ =
aX x

Dimana,

N’ = jumlah data yang harus diambil


SD = standar deviasi
t = nilai distribusi-t
a = standar error
x = mean
Setalah menghitung jumlah data yang harus diambil, lakukanlah analisa
apakah data yang berhasil dikumpulkan mencukupi jumlah yang seharusnya
ataukah tidak dengan mengikuti langkah-langkah dibawah ini.

a. Bandingkanlah nilai N dan N’.


b. Jika nilai N > N’ itu artinya bahwa data yang diambil sekarang sudah
mencukupi.
c. Jika nilai N < N’ itu artinya bahwa jumlah data yang diambil belum
mencukupi yang seharusnya. Untuk itu, diperlukan pengambilan data
tambahan sebanyak (N’- N).
d. Jika data yang seharusnya diambil terlalu banyak sementara waktu penelitian
yang dibutuhkan sangat singkat maka, ubahlah tingkat ketelitian yang sesuai
dengan jumlah data yang dimiliki saat ini.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat tujuh langkah- langkah
yang harus dilewati untuk menghitung waktu standar dengan menggunakan
metode stopwatch-time study. Selain itu, data-data yang berhasil dikumpulkan
juga harus melewati tiga pengujian sebelum diolah menjadi data waktu normal
dan data waktu standar. Gambar 6.1 memberikan gambaran langkah-langkah
perhitungan waktu standar dengan menggunakan metode stopwatch-time study.

1.3 Praktikum
1. Peralatan
a. Diskripsi kinerja.
b. Data waktu baku.
c. Software minitab.
2. Prosedur kerja
a. Berdasarkan pengamatan, diskripsi kinerja, jawaban-jawaban tugas
pada modul sebelumnya (Modul III), tentukanlah nilali performance
rating dan allowance operator.
b. Tinjau kembali data waktu baku yang berhasil dikumpulkan pada
praktikum modul sebelumnya (Modul III).
c. Lakukanlah pengujian kenormalan, keseragaman dan kecukupan data
secara manual/dengan menggunakan software minitab.
d. Hitunglah waktu standar/baku per elemen kerja.
e. Hitunglah waktu standar/baku keseluruhan yang dibutuhkan oleh
seorang operator untuk merakit sebuah objek rakitan.

BAB II
PENGUMPULAN DATA
2.1 Data Waktu Kerja
Berikut adalah hasil hitung menggunakan stopwatch yaitu tabel data waktu
kerja, sebagai berikut:
Tabel 2.1.1 Tabel Data Waktu Kerja
Elemen-Elemen Kerja
NO
EK1 EK2 EK3 EK4 EK5 EK6 EK7

1 2,41 2,31 4,02 0,41 1,24 0,03 0,03


2 2,12 2,37 4,12 0,26 1,56 0,03 0,03
3 2,35 2,42 4,42 0,35 1,54 0,02 0,02
4 2,24 2,33 4,22 0,30 1,49 0,03 0,04
5 2,08 2,30 4,53 0,25 1,45 0,03 0,02
6 2,35 2,20 4,44 0,35 1,30 0,07 0,04
7 2,20 2,39 4,47 0,29 1,33 0,05 0,02
8 2,39 2,04 4,52 0,39 1,29 0,03 0,04
9 2,15 2,27 5,01 0,28 1,10 0,05 0,03
10 2,30 2,18 4,49 0,30 2,00 0,05 0,03
11 2,39 2,15 4,33 0,39 2,15 0,03 0,02
12 2,35 2,40 4,29 0,35 1,33 0,04 0,04
13 2,34 2,25 5,02 0,34 1,42 0,04 0,03
14 2,29 2,08 4,55 0,30 1,39 0,05 0,04
15 2,32 1,59 4,58 0,32 1,20 0,03 0,03
16 2,37 2,05 4,20 0,37 1,14 0,02 0,03
17 2,06 2,10 4,42 0,27 1,06 0,05 0,04
18 2,02 2,00 4,25 0,28 2,02 0,04 0,03
19 2,00 2,36 4,09 0,35 2,00 0,04 0,03
20 2,52 2,41 4,56 0,30 1,59 0,04 0,04
jumlah 45,25 44,20 88,53 6,45 29,60 0,77 0,63
mean 2,26 2,21 4,43 0,32 1,48 0,04 0,03
STDev 0,1462 0,1993 0,2616 0,0464 0,3246 0,0122 0,0075

2.2 Diskripsi Kinerja Operator


Berikut adalah deskripsi kinerja operator yang telah dibuat berdasarkan hasil
pengamatan dari tiap-tiap pengamat, sebagai berikut:
a. Pada elemen kerja pertama (EK1) operator memasang mesin pada kotak
mesin, dimana tangan kanan memegang kotak mesin dan tangan kiri
memegang komponen-komponen dari elemen yang ada pada kotak mesin.
Operator bekerja di dalam ruangan terang, konsistensi operator pada
komponen Jam alarm baik (good). Effort atau usaha yang dilakukan
operator baik (good) dalam merakit. Kondisi kerja operator sangat baik
(excellent) meskipun dengan kondisi dalam ruangan sedikit berisik yang
membuat konsentrasi dari operator sedikit terganggu. Kemampuan dan
keterampilan dari operator saat merangkai jam alarm sangat baik
(excellent) dalam merakit.
b. Pada elemen kerja kedua (EK2) operator memasang papan jam. Dimana
tangan kanan memegang papan jam dan tangan kiri memasang komponen-
komponen pada papan jam. Operator bekerja di dalam ruangan terang,
dengan konsistensi operator baik (good), usaha yang dilakukan operator
sangat baik (excellent) dalam merakit. Kondisi kerja operator tidak begitu
baik/biasa (average) meskipun dengan kondisi dalam ruangan sedikit
berisik yang membuat konsentrasi dari operator sedikit terganggu.
Kemampuan dan keterampilan dari operator saat merangkai jam alarm
baik (good) dalam merakit.
c. Pada elemen kerja ketiga (EK3) operator memasang bingkai jam. Dimana
tangan kanan memegang bingkai jam dan tangan kiri memasang
komponen-komponen pada bingkai jam. Operator bekerja dengan cahaya
ruangan yang masih stabil, dengan konsistensi operator sedang/biasa
(average), usaha yang dilakukan operator sedang/biasa (average) dalam
merakit. Kondisi kerja operator baik (good) meskipun dengan kondisi
dalam ruangan sedikit berisik yang membuat konsentrasi dari operator
sedikit terganggu. Kemampuan dan keterampilan dari operator saat
merangkai jam alarm baik (good) dalam merakit.
d. Pada elemen kerja keempat (EK4) operator memasang dinamo pada papan
jam. Dimana tangan kanan memegang papan jam dan tangan kiri
memasang dinamo. Operator bekerja dengan cahaya ruangan yang masih
stabil, dengan konsistensi operator sedang/biasa (average), usaha yang
dilakukan operator baik (good) dalam merakit. Kondisi kerja operator baik
(good) meskipun dengan kondisi dalam ruangan yang masih terus sedikit
berisik membuat konsentrasi dari operator sedikit terganggu. Kemampuan
dan keterampilan dari operator saat merangkai dinamo pada papan jam
baik (good) dalam merakit.
e. Pada elemen kerja kelima (EK5) operator memasang penutup papan jam.
Dengan tangan kanan memegang penutup papan jam dan tangan kiri
memegang mur-mur untuk menutup. Operator bekerja dengan cahaya
ruangan yang masih stabil, dengan konsistensi operator baik (good), usaha
yang dilakukan operator baik (good) dalam merakit. Kondisi kerja operator
baik (good) meskipun dengan kondisi dalam ruangan yang masih tetap
berisik. Kemampuan dan keterampilan dari operator saat memesang
penutup papan jam sangat baik (excellent).
f. Pada elemen kerja keenam (EK6) operator memasang baterai. Dimana
tangan kanan operator memegang jam alarm dan tangan kiri operator
memasang baterai. Operator terus bekerja dengan cahaya ruangan yang
masih stabil atau masih terang, dengan konsistensi operator baik (good),
usaha yang dilakukan operator masih sangat baik (excellent). Kondisi kerja
operator juga masih baik (good) meskipun dengan kondisi dalam ruangan
yang masih tetap berisik. Kemampuan dan keterampilan dari operator saat
memesang baterai baik (good).
g. Pada elemen kerja ketujuh (EK7) operator memasang penutup baterai.
Dengan tangan kanan memegang jam alarm dan tangan kiri memasang
penutup baterai pada jam alarm. Operator bekerja dengan cahaya ruangan
yang masih tetap stabil, dengan konsistensi yang baik (good), operator
bekerja dengan usaha yang sudah mulai sedang atau cukup baik (average).
Kondisi kerja juga masih tetap baik (good), dan keterampilan operator saat
memasang penutup baterai ini baik (good).

BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1. Performance Rating
Berikut merupakan hasil hitung untuk performance rating:
1. EK 1
Consistency C (Good) : +0,01
Effort C2 (Good) : +0,03
Condition B (Excellent) : +0,04
Skill B2 (Excellent) : +0,08
P = 0,16
poperato = pnormal + p
= 1 + (0,16)

= 1,16

2. EK 2
Consistency C (Good) : +0,01
Effort B2 (Excellent) : +0,08
Condition D (Average) : +0,00
Skill C2 (Good) : +0,03
P = 0,12
poperato = pnormal + p
= 1 + (0,12)

= 1,12

3. EK 3
Consistency D (average) : +0,00
Effort D (Average) : +0,00
Condition C (Good) : +0,02
Skill C2 (Good) : +0,03
P = 0,05
poperato = pnormal + p
= 1 + (0,05)
= 1,05

4. EK 4
Consistency D (Average) : +0,00
Effort C2 (Good) : +0,03
Condition C (Good) : +0,02
Skill B2 (Excellent) : +0,08
P = 0,13
poperato = pnormal + p
= 1 + (0,13)

= 1,13

5. EK 5
Consistency C (Good) : +0,01
Effort C1 (Good) : +0,06
Condition C (Good) : +0,02
Skill B1 (Excellent) : +0,11
P = 0,20
poperato = pnormal + p
= 1 + (0,20)

= 1,20

6. EK 6
Consistency C (Good) : +0,01
Effort B1 (Excellent) : +0,11
Condition C (Good) : +0,02
Skill C1 (Good) : +0,06
P = 0,20
poperato = pnormal + p
= 1 + (0,20)
= 1,20

7. EK 7
Consistency C (Good) : +0,01
Effort D (Average) : +0,00
Condition C (Good) : +0,02
Skill C1 (Good) : +0,06
P = 0,09
poperato = pnormal + p
= 1 + (0,09)
= 1,09

3.2. Allowance Operator


Berikut merupakan hasil perhitungan untuk allowance operator:
1. EK 1
Tenaga yang di keluarkan (Dapat diabaikan) = 3,0
Sikap kerja (Duduk) = 0,5
Gerakan kerja (Normal) = 0
Kelelahan mata (Pandangan terputus-terputus) = 3,0
Keadaan temperatur (Tinggi, lembab diatas 10) = 2,5
Atmosfer (Cukup) = 2,5
Keadaan lingkungan (Siklus kerja berulang-ulang) = 0,5
Hambatan tak terhindarkan = 3,0
Jumlah = 15%
Allowance = 15% = 0,15

2. EK 2
Tenaga yang di keluarkan (Dapat diabaikan) = 3,0
Sikap kerja (Duduk) = 0,5
Gerakan kerja (Normal) = 0
Kelelahan mata (Pandangan terputus-terputus) = 3,0
Keadaan temperatur (Tinggi, lembab diatas 10) = 2,5
Atmosfer (Cukup) = 2,5
Keadaan lingkungan (Siklus kerja berulang-ulang) = 0,5
Hambatan tak terhindarkan = 3,0
Jumlah = 15%
Allowance = 15% = 0,15

3. EK 3
Tenaga yang di keluarkan (Dapat diabaikan) = 3,0
Sikap kerja (Duduk) = 0,5
Gerakan kerja (Normal) = 0
Kelelahan mata (Pandangan terputus-terputus) = 3,0
Keadaan temperatur (Tinggi, lembab diatas 10) = 2,5
Atmosfer (Cukup) = 2,5
Keadaan lingkungan (Siklus kerja berulang-ulang) = 0,5
Hambatan tak terhindarkan = 3,0
Jumlah = 15%
Allowance = 15% = 0,15

4. EK 4
Tenaga yang di keluarkan (Dapat diabaikan) = 3,0
Sikap kerja (Duduk) = 0,5
Gerakan kerja (Normal) = 0
Kelelahan mata (Pandangan terputus-terputus) = 3,0
Keadaan temperatur (Tinggi, lembab diatas 10) = 2,5
Atmosfer (Cukup) = 2,5
Keadaan lingkungan (Siklus kerja berulang-ulang) = 0,5
Hambatan tak terhindarkan = 3,0
Jumlah = 15%
Allowance = 15% = 0,15

5. EK 5
Tenaga yang di keluarkan (Dapat diabaikan) = 3,0
Sikap kerja (Duduk) = 0,5
Gerakan kerja (Normal) = 0
Kelelahan mata (Pandangan terputus-terputus) = 3,0
Keadaan temperatur (Tinggi, lembab diatas 10) = 2,5
Atmosfer (Cukup) = 2,5
Keadaan lingkungan (Siklus kerja berulang-ulang) = 0,5
Hambatan tak terhindarkan = 3,0
Jumlah = 15%
Allowance = 15% = 0,15

6. EK 6
Tenaga yang di keluarkan (Dapat diabaikan) = 3,0
Sikap kerja (Duduk) = 0,5
Gerakan kerja (Normal) = 0
Kelelahan mata (Pandangan terputus-terputus) = 3,0
Keadaan temperatur (Tinggi, lembab diatas 10) = 2,5
Atmosfer (Cukup) = 2,5
Keadaan lingkungan (Siklus kerja berulang-ulang) = 0,5
Hambatan tak terhindarkan = 3,0
Jumlah = 15%
Allowance = 15% = 0,15

7. EK 7
Tenaga yang di keluarkan (Dapat diabaikan) = 3,0
Sikap kerja (Duduk) = 0,5
Gerakan kerja (Normal) = 0
Kelelahan mata (Pandangan terputus-terputus) = 3,0
Keadaan temperatur (Tinggi, lembab diatas 10) = 2,5
Atmosfer (Cukup) = 2,5
Keadaan lingkungan (Siklus kerja berulang-ulang) = 0,5
Hambatan tak terhindarkan = 3,0
Jumlah = 15%
Allowance = 15% = 0,15

3.3 Perhitungan Waktu Normal


Berikut merupakan hasil perhitungan normal:
1. EK 1
W n = W s x Poperator Dik: W s = 1,58
Poperator = 1,16
W n = 1,58 x 1,16 = 1,8328

2. EK 2
W n = W s x Poperator Dik: W s = 1,67
Poperator = 1,12
W n = 1,67 x 1,12 = 1,8704

3. EK 3
W n = W s x Poperator Dik: W s = 4,68
Poperator = 1,05
W n = 4,68 x 1,05 = 4,914

4. EK 4
W n = W s x Poperator Dik: W s = 0,32
Poperator = 1,13
W n = 0,32 x 1,13 = 0,3616
5. EK 5
W n = W s x Poperator Dik: W s = 1,47
Poperator = 1,20
W n = 1,47 x 1,20 = 1,764

6. EK 6
W n = W s x Poperator Dik: W s = 0,03
Poperator = 1,20
W n = 0,03 x 1,20 = 0,036

7. EK 7
W n = W s x Poperator Dik: W s = 0,03
Poperator = 1,09
W n = 0,03 x 1,09 = 0,0327

3.4. Perhitungan Waktu Standar/Baku


Berikut merupakan hasil perhitungan waktu standar/baku:
1. EK 1
W b = W n + (W n x % Allowance) Dik: W n = 1,8328
I (% Allowance) = 15% = 0,5
W b = 1,8328 + (1,8328 x 0,5)
W b = 1,8328 + 0,27492
W b = 2,10772 = 2,10
2. EK 2
W b = W n + (W n x % Allowance) Dik: W n = 1,8704
I (% Allowance) = 15% = 0,5
W b = 1,8704 + (1,8704 x 0,5)
W b = 1,8704 + 0,28056
W b = 2,15096 = 2,15
3. EK 3
W b = W n + (W n x % Allowance) Dik: W n = 4,914
I (% Allowance) = 15% = 0,5
W b = 4,914 + (4,914 x 0,5)
W b = 4,914 + 0,7371
W b = 5,6511 = 5,65
4. EK 4
W b = W n + (W n x % Allowance) Dik: W n = 0,3616
I (% Allowance) = 15% = 0,5
W b = 0,3616 + (0,3616 x 0,5)
W b = 0,3616 + 0,05424
W b = 0,41584 = 0,41
5. EK 5
W b = W n + (W n x % Allowance) Dik: W n = 1,764
I (% Allowance) = 15% = 0,5
W b = 1,764 + (1,764 x 0,5)
W b = 1,764 + 0,2646
W b = 2,0286 = 2,02
6. EK 6
W b = W n + (W n x % Allowance) Dik: W n = 0,036
I (% Allowance) = 15% = 0,5
W b = 0,036 + (0,036 x 0,5)
W b = 0,036 + 0,0054
W b = 0,0414 = 0,04
7. EK 7
W b = W n + (W n x % Allowance) Dik: W n = 0,0327
I (% Allowance) = 15% = 0,5
W b = 0,0327 + (0,0327 x 0,5)
W b = 0,0327 + 0,004905
W b = 0,037605 = 0,03
3.5. Pengujian Kenormalan

Tabel 3.5.1 Tabel Pengukuran Waktu

NO EK1 EK2 EK3 EK4 EK5 EK6 EK7

1 2,41 2,31 4,02 0,41 1,24 0,03 0,03


2 2,12 2,37 4,12 0,26 1,56 0,03 0,03
3 2,35 2,42 4,42 0,35 1,54 0,02 0,02
4 2,24 2,33 4,22 0,30 1,49 0,03 0,04
5 2,08 2,30 4,53 0,25 1,45 0,03 0,02
6 2,35 2,20 4,44 0,35 1,30 0,07 0,04
7 2,20 2,39 4,47 0,29 1,33 0,05 0,02
8 2,39 2,04 4,52 0,39 1,29 0,03 0,04
9 2,15 2,27 5,01 0,28 1,10 0,05 0,03
10 2,30 2,18 4,49 0,30 2,00 0,05 0,03
11 2,39 2,15 4,33 0,39 2,15 0,03 0,02
12 2,35 2,40 4,29 0,35 1,33 0,04 0,04
13 2,34 2,25 5,02 0,34 1,42 0,04 0,03
14 2,29 2,08 4,55 0,30 1,39 0,05 0,04
15 2,32 1,59 4,58 0,32 1,20 0,03 0,03
16 2,37 2,05 4,20 0,37 1,14 0,02 0,03
17 2,06 2,10 4,42 0,27 1,06 0,05 0,04
18 2,02 2,00 4,25 0,28 2,02 0,04 0,03
19 2,00 2,36 4,09 0,35 2,00 0,04 0,03
20 2,52 2,41 4,56 0,30 1,59 0,04 0,04

Gambar 3.5.1 Minitab Uji Kenormalan Elemen Kerja 1


Gambar 3.5.2 Minitab Uji Kenormalan Elemen Kerja 2

Gambar 3.5.3 Minitab Uji Kenormalan Elemen Kerja 3


Gambar 3.5.4 Minitab Uji Kenormalan Elemen Kerja 4

Gambar 3.5.5 Minitab Uji Kenormalan Elemen Kerja 5


Gambar 3.5.6 Minitab Uji Kenormalan Elemen Kerja 6

Gambar 3.5.7 Minitab Uji Kenormalan Elemen Kerja 7


3.6. Pengujian Keseragaman

Tabel 3.6.1 Tabel Pengukuran Waktu

NO EK1 EK2 EK3 EK4 EK5 EK6 EK7

1 2,41 2,31 4,02 0,41 1,24 0,03 0,03


2 2,12 2,37 4,12 0,26 1,56 0,03 0,03
3 2,35 2,42 4,42 0,35 1,54 0,02 0,02
4 2,24 2,33 4,22 0,30 1,49 0,03 0,04
5 2,08 2,30 4,53 0,25 1,45 0,03 0,02
6 2,35 2,20 4,44 0,35 1,30 0,07 0,04
7 2,20 2,39 4,47 0,29 1,33 0,05 0,02
8 2,39 2,04 4,52 0,39 1,29 0,03 0,04
9 2,15 2,27 5,01 0,28 1,10 0,05 0,03
10 2,30 2,18 4,49 0,30 2,00 0,05 0,03
11 2,39 2,15 4,33 0,39 2,15 0,03 0,02
12 2,35 2,40 4,29 0,35 1,33 0,04 0,04
13 2,34 2,25 5,02 0,34 1,42 0,04 0,03
14 2,29 2,08 4,55 0,30 1,39 0,05 0,04
15 2,32 1,59 4,58 0,32 1,20 0,03 0,03
16 2,37 2,05 4,20 0,37 1,14 0,02 0,03
17 2,06 2,10 4,42 0,27 1,06 0,05 0,04
18 2,02 2,00 4,25 0,28 2,02 0,04 0,03
19 2,00 2,36 4,09 0,35 2,00 0,04 0,03
20 2,52 2,41 4,56 0,30 1,59 0,04 0,04

Gambar 3.6.1 Minitab Uji Keseragaman Elemen Kerja 1


Gambar 3.6.2 Minitab Uji Keseragaman Elemen Kerja 2

Gambar 3.6.3 Minitab Uji Keseragaman Elemen Kerja 3


Gambar 3.6.4 Minitab Uji Keseragaman Elemen Kerja 4

Gambar 3.6.5 Minitab Uji Keseragaman Elemen Kerja 5


Gambar 3.6.6 Minitab Uji Keseragaman Elemen Kerja 6

Gambar 3.6.7 Minitab Uji Keseragaman Elemen Kerja 7


3.7. Tabel Perbandingan Waktu Standar
Berikut adalah tabel perbandingan waktu standar yang diperoleh dengan
menggunakan Method Time Measurement dan Stopwatch Time Study:

Tabel 3.7.1 Perbandingan Waktu Standar

Perbandingan Waktu Standar


Nama Produk : Jam Alarm
Operator: A. S. Salatin
Nama Kelompok : 8 (Delapan)
Perbandingan Waktu Standar
No Elemen Kerja Stopwatch
MTM 2 (menit)
(menit)
1 EK 1 0,045 2,1
2 EK 2 0,021 2,15
3 EK 3 0,053 5,65
4 EK 4 0,028 0,41
5 EK 5 0,015 2,02
6 EK 6 0,015 0,04
7 EK 7 0,015 0,03
Jumlah 0,192 12,4
BAB IV
ANALISIS PENGOLAHAN DATA

Dalam praktikum kali ini, praktikan diminta untuk mencari nilai performance
rating operator, Allowance operator, perhitungan waktu normal, perhitungan
waktu standar/waaktu baku, pengujian kenormalan, pengujian keseragaman dan
tabel perbandingan waktu standar.

4.1 Performance Rating Operator


Untuk mencari nilai dari performance rating operator, kami menggunakan
data waktu kerja dan deskripsi kinerja operator pada modul sebelumnya (Modul
VI), untuk mencari nilainya performance rating operator, rumus yang digunakan
yaitu.

poperator =p normal + p
Dimana p = performance dan pnormal = 1 (nilai mutlak). Perhitungan
dilakukan sebanyak sepuluh kali berdasarkan Elemen Kerja yang ada pada
Elemental Breakdown.
Pada EK 1 didapat hasil performance rating operatornya yaitu 1,16, pada EK
2 didapat hasil performance rating operatornya yaitu 1,12, pada EK 3 didapat
hasil performance rating operatornya yaitu 1,05, pada EK 4 didapat hasil
performance rating operatornya yaitu 1,13, pada EK 5 didapat hasil performance
rating operatornya yaitu 1,20, pada EK 6 didapat hasil performance rating
operatornya yaitu 1,20 dan pada EK 7 didapat hasil performance rating
operatornya yaitu 1,09.

4.2 Allowance Operator


Untuk mencari nilai dari Allowance operator, hasilnya didapat dari faktor-
faktor yang mempengaruhi kelonggaran. Dimana faktor-faktor tersebut antara lain
tenaga yang di keluarkan, sikap kerja, gerakan kerja, kelelahan mata, keadaan
temperatur, atmosfir dan keadaan lingkungan. Faktor-faktor tersebut dijumlahkan
dalam presentase, berdasarkan nilai-nilai yang sudah ada dan berpacu pada proses
kerja operator selama bekerja.
Pada EK 1 didapat hasil allowance-nya yaitu 15% atau 0,15, pada EK 2
didapat hasil allowance-nya yaitu 15% atau 0,15, pada EK 3 didapat hasil
allowance-nya yaitu 15% atau 0,15, pada EK 4 didapat hasil allowance-nya yaitu
15% atau 0,15, pada EK 5 didapat hasil allowance-nya yaitu 15% atau 0,15, pada
EK 6 didapat hasil allowance-nya yaitu 15% atau 0,15 dan pada EK 7 didapat
hasil allowance-nya yaitu 15% atau 0,15.

4.3 Waktu Normal


Untuk perhitungan waktu normal, digunakan rumus.
W n = W s × p operator
Dimana:
Wn = Waktu Normal
Ws = waktu siklus
poperator = performance operator
Untuk mencari nilai waktu siklus sendiri, didapat dari jumlah waktu per
elemen kerja dibagi dengan banyaknya percobaan yang dilakukan. Sedangkan
poperator didapat dari hasil penjumlahan nilai pnormal dan nilai performance.

Pada EK 1 didapat hasil waktu normalnya yaitu 1,8328, Pada EK 2 didapat


hasil waktu normalnya yaitu 1,8704, Pada EK 3 didapat hasil waktu normalnya
yaitu 4,914, Pada EK 4 didapat hasil waktu normalnya yaitu 0,3616. Pada EK 5
didapat hasil waktu normalnya yaitu 1,764, Pada EK 6 didapat hasil waktu
normalnya yaitu 0,036 dan Pada EK 7 didapat hasil waktu normalnya yaitu
0,0327.

4.4 Waktu Standar/Waktu Baku


Untuk perhitungan waktu standar/baku, kami menggunakan rumus berikut.
W b = W n + (W n x % allowance)
Dimana
Wb = waktu baku/waktu standar
Wn = waktu normal
%allowance = nilai presentase kelonggaran
Pada EK 1 didapat hasil waktu bakunya yaitu 2,10, Pada EK 2 didapat hasil
waktu bakunya yaitu 2,15, Pada EK 3 didapat hasil waktu bakunya yaitu 5,65,
Pada EK 4 didapat hasil waktu bakunya yaitu 0,41, Pada EK 5 didapat hasil waktu
bakunya yaitu 2,02, Pada EK 6 didapat hasil waktu bakunya yaitu 0,04 dan pada
EK 7 didapat hasil waktu bakunya yaitu 0,03.

4.5 Analisa Pengujian Kenormalan


Pada pengujian kenormalan, kami mengikuti cara yang dijelaskan pada
praktikum serta modul. Berdasarkan grafik kenormalan pada BAB III, hasil yang
didapatkan pada pengujian kenormalan EK 1 yaitu mean = 2,263, STDev=
0,1452, KS= 0,7108, P-value= 0,108, pada pengujian kenormalan EK 2 yaitu
mean = 2,21, STDev= 0,1993, KS= 0,146, P-value= >0,150, pada pengujian
kenormalan EK 3 yaitu mean = 4,426, STDev= 0,2616, KS= 0,179, P-value=
0,092, pada pengujian kenormalan EK 4 yaitu mean = 0,3225, STDev= 0,04644,
KS= 0,186, P-value= 0,070, pada pengujian kenormalan EK 5 yaitu mean = 1,48,
STDev= 0,3246, KS= 0,167, P-value= 0,146, pada pengujian kenormalan EK 6
yaitu mean = 0,0386, STDev= 0,01220, KS= 0,125, P-value= >0,150 dan pada
pengujian kenormalan EK 7 yaitu mean = 0,0314, STDev= 0,007535, KS= 0,173,
P-value= 0,115.

Berdasarkan hasil P-value dari semua Elemen Kerja (EK), dapat dikatakan
bahwa semuanya termasuk data normal karena menerima Ho. Sebagaimana
seperti yang dijelaskan pada modul, terima Ho jika P-value > α (0,05) dan tolak
Ho jika P-value < α (0,05).

4.6 Analisa Pengujian Keseragaman


Pada pengujian keseragaman, kami mengikuti cara yang dijelaskan pada
praktikum serta modul. Berdasarkan grafik keseragaman pada BAB III, EK 1
dapat dikatakan seragam karena tidak melebihi batas atas (UCL) dan tidak kurang
dari batas bawah (LCL), EK 2 dapat dikatakan seragam karena tidak melebihi
batas atas (UCL) dan tidak kurang dari batas bawah (LCL), EK 3 dapat dikatakan
seragam karena tidak melebihi batas atas (UCL) dan tidak kurang dari batas
bawah (LCL), EK 4 dapat dikatakan seragam karena tidak melebihi batas atas
(UCL) dan tidak kurang dari batas bawah (LCL), EK 5 dapat dikatakan seragam
karena tidak melebihi batas atas (UCL) dan tidak kurang dari batas bawah (LCL),
EK 6 dapat dikatakan seragam karena tidak melebihi batas atas (UCL) dan tidak
kurang dari batas bawah (LCL) dan EK 7 dapat dikatakan seragam karena tidak
melebihi batas atas (UCL) dan tidak kurang dari batas bawah (LCL).

4.7 Analisa Perbandingan Waktu Standar


Berdasarkan tabel perbandingan waktu standar pada BAB III, dapat terlihat
perbedaan waktu standar yang diperoleh dengan menggunakan method time
measurement dan stopwatch time study cukup jauh. Waktu standar untuk elemen
kerja 1 (EK 1) dihitung dengan menggunakan MTM diperoleh 0,045 menit
sedangkan dengan menggunakan stopwatch diperoleh 2,1 menit. Waktu standar
untuk elemen kerja 2 (EK 2) dihitung dengan menggunakan MTM diperoleh
0,021 menit sedangkan dengan menggunakan stopwatch diperoleh 2,15 menit.
Waktu standar untuk elemen kerja 3 (EK 3) dihitung dengan menggunakan MTM
diperoleh 0,053 menit sedangkan dengan menggunakan stopwatch diperoleh 5,65
menit. Waktu standar untuk elemen kerja 4 (EK 4) dihitung dengan menggunakan
MTM diperoleh 0,028 menit sedangkan dengan menggunakan stopwatch
diperoleh 0,41 menit. Waktu standar untuk elemen kerja 5 (EK 5), elemen kerja 6
(EK 6) dan elemen kerja 7 (EK 7) dihitung dengan menggunakan MTM diperoleh
0,015 menit sedangkan dengan menggunakan stopwatch diperoleh elemen kerja 5
(EK 5) adalah 2,02 menit, elemen kerja 6 (EK 6) adalah 0,04 menit dan elemen
kerja 7 (EK 7) adalah 0,03. Total waktu standar yang diperoleh dengan
menggunakan MTM 2 adalah sebesar 0,192 menit sedangkan yang diperoleh
dengan menggunakan stopwatch adalah sebesar 12,4 menit.
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum modul ini yaitu:


1. Kami mampu membedakan antara waktu rata-rata, waktu normal dan waktu
baku untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dimana waktu rata-rata didapat
dari penjumlahan waktu per percobaan dan banyaknya percobaan, sedangkan
waktu normal didapat dari “W n = W s × p operator ”, dimana W n = Waktu Normal,
W s = waktu siklus dan poperator = performance operator. Untuk waktu baku
sendiri kami mengikuti rumus W b = W n + (W n x % allowance)
Dimana W b adalah waktu baku/waktu standar, W n adalah waktu normal dan
%allowance adalah nilai presentase kelonggaran.
2. Kami sudah mampu menghitung waktu baku dengan faktor performance
rating dan allowance, adapun faktor-faktornya antara lain tenaga yang di
keluarkan, sikap kerja, gerakan kerja, kelelahan mata, keadaan temperatur,
atmosfir dan keadaan linkungan.
BAB VI
SARAN

Dalam melakukan praktikum ini, sebaiknya ketika operator melakukan


penguaraian benda kerja, semua anggota praktikan mengamati dengan baik setiap
prosesnya, agar tidak mengalami kesulitan saat merakit kembali menjadi benda
kerja yang utuh dan benda kerja tidak mengalami kerusakan. Serta lebih
memperhatikan apa yang diberitahukan dan dijelaskan oleh asisten, mulai dari
awal hingga akhir praktikum agar tidak terjadi kendala saat melakukan praktek.

Anda mungkin juga menyukai