Anda di halaman 1dari 24

Pertemuan ke 3

Penyesuaian (Rating Factor)


• Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tidak selamanya
bekerja dalam kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya tanpa
kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena terjadi kesulitan-
kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja.
• Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai seberapa jauh
ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya dengan melakukan
penyesuaian.
• Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata dengan
faktor penyesuaian (p).
• Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :
- Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya lebih besar
dari satu (p > 1).
- Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih kecil
dari satu (p< 1).
- Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p = 1).

Pengantar Teknik Industri


Metode-metode untuk menentukan penyesuaian

1. The Westing House System


Sistem ini dikembangkan oleh Westing House Electric
Corporation dengan mempertimbangkan empat factor antara
lain : ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi.

2. Synthetic Rating
Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating meng-
evaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan yang sudah
ditetapkan terlebih dahulu.

3. Speed Rating/Performance Rating


Sistem ini mengevaluasi performansi dengan
mempertimbangkan tingkat ketrampilan persatuan waktu saja.

Pengantar Teknik Industri


4. Objective Rating
Dikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode ini tdk
hanya menentukan kecepatan aktivitas, tetapi juga
mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan
adalah : jumlah anggota badan yang digunakan, pedal
kaki, penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan
tangan, penanganan dan bobot.

Kelonggaran (Allowance)
Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu
kerja operator, karena operator dalam melakukan
pekerjaannya sering tergangu pada hal-hal yang tidak
diinginkan namun bersifat alamiah, sehingga waktu
penyelesaian menjadi lebih panjang (lama).

Pengantar Teknik Industri


Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.


Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum
untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil,
bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue).
Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil
produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka
akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat
melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk
mengurangi kelelahan si pekerja dapat mengatur
kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga
lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk
mengilangkan rasa fatigue tersebut.
Pengantar Teknik Industri
3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak
dapat dihindari.
Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak
terhindarkan :
➢ Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas.
➢ Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti
mengganti alat potong (komponen) yang patah,
memasang kembali komponen yang lepas dll.
➢ Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus
dari gudang.
➢ Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dll.

Pengantar Teknik Industri


Waktu Baku (Waktu Standar)

Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, maka untuk


menghitung waktu baku dapat menggunakan formulasi sebagai
berikut :
100
WB = [ W siklus x RF ] x 100 − ALL

Waktu Normal

Keterangan :
WB = waktu baku
RF = Penyesuaian (Rating Faktor/Performance Rating)
All = Kelonggaran (Allowance)

Pengantar Teknik Industri


Contoh
Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus terdiri dari
empat elemen kegiatan dengan setiap elemen kegiatan dilakukan 10
kali pengamatan seperti pada table berikut. Apabila kelonggaran adalah
15% Tentukan waktu standar.

Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X X RF WN
Kegiatan
1 Mengambil 0,06 0,08 0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,08 0,07 0,06 0,68 0,07 1,1 0,07
Kotak Kardus
2 Memasukkan 0,15 0,17 0,14 0,14 0,16 0,15 0,17 0,15 0,14 0,16 1,53 0,15 0,9 0,13
Barang
100
3 Menutup 0,21 0,23 0,22 0,21 100
0,25 = 0,61 menit / unit
− 15 0,24 0,23 0,26 0,22 0,22 2,29 0,23 1,05 0,24
Kotak Kardus
4 Meletakan 0,08 0,10 0,09 0,12 0,11 100 0,08 0,11 0,12
0,08 0,08 0,97 0,09 0,95 0,08
= 0,61 menit / unit
Hasil 100 − 15
Waktu Normal = 0,52 menit/unit
Waktu Baku = 0,52 x

Pengantar Teknik Industri


Pengukuran Waktu dengan Sampling Kerja
• Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tenaga
kerja dalam kondisi kerja atau menganggur.
• Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus melainkan
hanya sesaat pada waktu yang telah ditentukan secara
acak/random.
• Melakukan kunjungan ke tenaga kerja yang akan diukur
waktunya secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang
waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan random
yang dikonversi ke satuan waktu.
• Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan waktu
pengamatan secara acak dan 90 kali pengamatan tenaga kerja
dalam kondisi kerja/sibuk, maka prosentase tenaga kerja dalam
kondisi sibuk adalah 90/100 = 0,9. Tenaga kerja dalam kondisi
idle/menganggur adalah 10/100 =0,1

Pengantar Teknik Industri


Pengujian Data
• Kecukupan Data
p (1 − p )
SP = k
n

N’ = k 2 (1 − p )
S2p

Dengan :
S = Derajat ketelitian
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
N’ = Ukuran sample/data

Pengantar Teknik Industri


• Keseragaman Data

Batas kontrol untuk p


BKA = p + k p (1n− p)
BKB = p − k p (1 − p)
n
Dengan pengertian sbb:
BKA = Batas kontrol atas
BKB = Batas kontrol bawah
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
Contoh :
Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10
hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja
adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari,
tingkat keyakinan 99% dan derajat ketelitian 5%. Tentukan
kecukupan dan keseragaman data.
Pengantar Teknik Industri
Tgl Pengamatan 1/1 2/1 3/1 4/1 5/1 6/1 7/1 8/1 9/1 10/1

Kondisi idle 5 6 8 10 7 3 4 5 6 4

Kondisi kerja 45 44 42 40 43 47 46 45 44 46

Prosentase idle 0,1 0,12 0,16 0,2 0,16 0,06 0,08 0,1 0,12 0,08

Prosentase kerja 0,9 0,88 0,84 0,8 0,86 0,94 0,92 0,9 0,88 0,92

Prosentase idle = 58/500=0,116,


prosentase kerja (p) = 1 –0,116 = 0,884
k = 99% = 3 N = 500
S = 0,05 n = 50
3 (1 − 0,884)2

N’ = (0,05) (0,884) = 472,392

Karena N’ < N, maka data dianggap cukup


0,884 (1 − 0,884 )
0,884 + 3 = 1,019
BKA = 50

0,884 (1 − 0,884)
BKB = 0,884 − 3
50
= 0,748

Pengantar Teknik Industri


Karena nilai prosentase kerja semuanya masuk dalam
range BKA dan BKB, maka data seragam.

• Waktu Baku
Penentuan waktu baku dengan sampling kerja
dihitung dengan menggunakan rumus :

Total waktu x Pr osentasesibuk x Rating Factor ( RF )


Waktu Normal = Jumlah produk yang dihasilkan

100
Waktu Normal x
Waktu Baku= 100 − Kelonggaran ( All )

Pengantar Teknik Industri


Contoh :
Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari
untuk melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan
yang dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi
bekerja dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila
jumlah surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka
tentukan waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah
115% dan kelonggaran 20%.
480 menit x 0,85 x 1,15
= 0,2 menit / surat
Waktu Normal (Wn) = 2345
100
Waktu Baku (Wb) = 0,2 x = 0,25 menit / surat
100 − 20
Output Standar = 1 1
= = 4 surat / menit
Wb 0,25
Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran surat sebanyak 4 surat per
menit.
Tugas 2 : Penentuan Waktu Baku (Stop Watch & sampling Kerja)
Pengantar Teknik Industri
Modul III : Perencanaan dan Pengawasan
Operasi
Kompetensi Pokok Bahasan :
▪ Mampu melakukan peramalan produksi dengan beberapa metode
peramalan.
▪ Mampu melakukan perencanaan produksi berdasarkan hasil
peramalan.
▪ Mampu melakukan pengawasan dan perencanaan persediaan
dengan beberapa metode.

Pengantar Teknik Industri


Perencanaan dan Pengawasan Operasi

• Aktivitas utama dalam system produksi adalah


perencanaan dan pengawasan operasi.

• Sistem produksi adalah suatu aktivitas untuk


mengatur penggunaan sumber daya (resources) yang
ada dalam proses pembuatan produk/barang atau
jasa yang bermanfaat dengan melakukan optimasi
terhadap tujuan perusahaan.

Pengantar Teknik Industri


Bahan
- TK Proses transformasi Produk/
- Mesin atau perubahan Jasa
- Fasilitas
- Dll.

Informasi umpan balik hasil


untuk pengawasan proses

Pengantar Teknik Industri


Kegiatan Perencanaan & Pengawasan Operasi
antara lain :
1. Peramalan
Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan suatu
produk untuk periode yang akan datang berdasarkan
data penjualan masa lampau yang dianalisis dengan
cara tertentu.

2. Perencanaan Operasi/produksi
• Digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang
harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil
peramalan dan persediaan yang ada.
• Merupakan pegangan untuk merancang jadwal
produksi.
Pengantar Teknik Industri
3. Pengawasan dan Perencanaan Persediaan

Persediaan : sumber daya menganggur (idle resources) yang


menunggu proses lebih lanjut, berupa kegiatan produksi pada
system manufaktur, kegiatan pemasaran pada system distribusi
atau kegiatan konsumsi pada system rumah tangga.
Persediaan digunakan untuk mempermudah atau
memperlancar jalannya operasi perusahaan yang dilakukan
berturut-turut untuk memproduksi barang untuk dipasarkan
pada konsumen.

Pengantar Teknik Industri


4. Material Requirement Planning
Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah prosedur logis, aturan
keputusan dan teknik pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk
menterjemahkan Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule)
menjadi kebutuhan bersih (net requirement) material untuk semua item
komponen produk.

5. Line Balancing (Keseimbangan Lintasan)


Upaya untuk meminimumkan ketidakseimbangan diantara mesin-mesin
untuk mendapatkan waktu yang sama di setiap stasiun kerja sesuai
dengan kecepatan produksi yang diinginkan.

Pengantar Teknik Industri


6. Konsep Just In Time.
Memproduksi output yang diperlukan, pada
waktu dibutuhkan, dalam jumlah sesuai
kebutuhan. Pada setiap tahap proses dalam
system produksi. Dengan cara yang paling
ekonomis dan efisien.

Pengantar Teknik Industri


1. Peramalan (Forecast)

Metode Peramalan
1. Peramalan Subyektif.
Menekankan pada keputusan-keputusan hasil
diskusi, pendapat pribadi dan institusi.
- Metode Delphi.
peramalan yang didasarkan pada keputusan
bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli
yang berbeda.
- Metode Penelitian Pasar :
metode ini menganalisa fakta secara sistematis
pada bidang yang berhubungan dengan
pemasaran. (teknik survei konsumen : kuisioner).

Pengantar Teknik Industri


2.Peramalan Obyektif.
Prosedur peramalan yang mengikuti aturan- aturan
matematis dan statistik.
• Metode Intrinsik
Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi
permintaan histories tanpa mempertimbangkan
faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi
besarnya permintaan.
• Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret waktu
(Time Series)
• Metode Ekstrinsik
Mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang
mungkin mempengaruhi besarnya permintaan dimasa
datang.

Pengantar Teknik Industri


• Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan
hubungan sebab-akibat (disebut metode kausal),
Metode Regresi.

Regresi Linier
Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara suatu
variabel yang mempengaruhinya dapat dinyatakan dengan
suatu garis lurus.
Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb:
Y = a + bx

 y − b x N  xy −  x  y
a= b=
N N  x 2 − ( x )2

Dengan :
Y = Besarnya nilai yang diramal
a = Nilai trend pada periode dasar
b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar
Pengantar Teknik Industri

Anda mungkin juga menyukai