Anda di halaman 1dari 15

Pengukuran

Waktu Baku
Ahmad Alfarizi
21052006
Pengukuran Kerja
Proses penentuan kontribusi relatif dari aktivitas manusia yang dilakukan oleh satu unit
keluaran dikenal sebagai "pekerjaan pengukuran".dihasilkan. mengukur jumlah waktu yang
dihabiskan bekerja untuk menetapkan waktu standar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas.
Waktu standar ini mewakili jumlah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja dengan
keterampilan rata-rata untuk menyelesaikan karirnya. Dalam hal ini, mengacu pada jumlah waktu
yang diberikan dengan mempertimbangkan keadaan dan persyaratan tugas yang harus dilakukan.
Untuk menentukan berapa lama suatu kegiatan harus berlanjut, berapa banyak keluaran yang
dibuat, dan berapa banyak karyawan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, waktu
standar yang dihasilkan dari kegiatan pengukuran pekerjaan ini dapat digunakan sebagai alat.
Pengukuran Kerja
02
01
Metode untuk mengukur waktu kerja :
Pengukuran langsung waktu kerja dan pengukuran kerja tidak langsung dapat dipisahkan
menjadi dua kategori. Metode awalnya diberi nama ini karena pengukuran dilakukan di
lokasi sebenarnya di mana pekerjaan sedang dilakukan. Metode pengukuran pekerjaan
menggunakan studi stopwatch dan pengambilan sampel pekerjaan juga dibahas.
Teknik tidak langsung, sebaliknya, menghitung waktu kerja tanpa mengharuskan pengamat
hadir di tempat kerja yang diamati. Di sini, tugasnya sebatas menghitung jam kerja dengan
03 membaca jadwal yang tersedia.
05
04
Diagnosis Monitoring
Treatment
Faktor Penyesuaian
1. Persentase ̇ Cara paling awal, sederhana, dan mudah! ̇ ‘p’ ditentukan oleh pengukur melalui pengamatan selama
pengukuran, misal: Ditentukan p = 110% jika Ws = 14,6 menit, Maka Wn = 14,6 x 1,1 = 16,6 menit ̇ Kekurangan
hasil penilaiannya ‘kasar’
2. Cara SCHUMARD ̇ Patokan penilaian berdasarkan ‘kelas-kelas performance kerja” – tiap kelas punya nilai sendiri-
sendiri.
Kelas P Kelas P

Superfast 100 Good –


65
Fast + 95 NORMAL
60
Fast 90 Fair +
55
Fast – 85 Fair
50
Excelent 80 Fair –
45
Good + 75 Poor
40
Good 70

CONTOH: Bila performansi operator dinilai EXCELENT, maka mendapat nilai 80,
maka: p = 80 / 60 = 1,33
Jika Ws = 276,4 detik
maka: WN = 276,4 x 1,33
= 367, 6 detik
Faktor Penyesuaian
3. Cara WESTINGHOUSE
Penilaian berdasarkan 4 faktor: SKILL (ketrampilan): kemampuan mengikuti cara kerja yang
ditetapkan. EFFORT (Usaha): kesungguhan yang ditunjukkan operator ketika bekerja.
CONDITION (kondisi kerja): kondisi lingkungan fisik (pencahayaan, temperatur, dan
kebisingan ruangan) CONSISTENCY (Konsistensi): kenyataan bahwa setiap hasil pengukuran
waktu menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
CONTOH: Jika diketahui Ws = 124,6 detik, dicapai dengan:
Ketrampilan = Fair (E1) = -0,05
Usaha = Good ( C 2 ) = 0,02
Kondisi = Excelent (B)= +0,04
Konsistensi = Poor ( F ) = - 0,04
JUMLAH = - 0,03

Jadi p = (1 – 0,03)
WN = 124,6 x 0,97 = 0,97 = 120,9 detik
Faktor Penyesuaian
4. Cara Objektif
Memperhatikan 2 faktor:
Kecepatan kerja:
WAJAR P = 1
LAMBAT P < 1
CEPAT P > 1
5. Cara Bedaux dan Sintesa Waktu penyelesaian setiap elemen gerakan dibandingkan dengan harga
yang diperoleh dari tabel data waktu gerakan (Tabel 12 Sutalaksana [1979]), untuk kemudian
dihitung harga rata-ratanya. Harga rata-rata ini dinilai sebagai faktor penyesuaian bagi satu siklus
yang bersangkutan.
Faktor Penyesuaian
6. Synthetic Rating Synthetic rating adalah metode untuk mengevaluasi tempo kerja
operator berdasarkan nilai waktu yang telah ditetapkan terlebih dahulu (predetermined time
value). Prosedur yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pengukuran kerja seperti
biasanya dan kemudian membandingkan waktu yang diukur ini dengan waktu penyelesaian
elemen kerja yang sebelumnya sudah diketahui data waktunya. Rasio untuk menghitung
indeks performance atau rating faktor ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

R = P/A

Keterangan : R = indeks performans


P = waktu terdahulu untuk elemen kerja yang diamati
A = rata-rata waktu dari elemen kerja yang diukur (menit)
Pengukuran Waktu Baku

Menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan Operator (yang terlatih dan


"memenuhi syarat") untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dengan kecepatan
yang khas untuk pekerjaan di tempat kerja pada umumnya.
Perhitungan Waktu Baku
Bila semua data telah terkumpul secara seragam dan jumlahnya memenuhi tingkat
ketelitian dan keyakinan yang diinginkan, maka kegiatan pengukuran waktu dianggap
01. selesai.
Data tersebut kemudian diolah untuk menentukan waktu baku, yang ditentukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Untuk Apa Sasaran Pengukuran Ditetapkan? apa tingkat kepercayaan dan akurasi
yang diinginkan?
2. Lakukan penelitian pendahuluan tentang kondisi kerja dan metode tenaga kerja untuk
mendapatkan bisnis PERBAIKAN!
Operator membutuhkan pegangan BAKU. - Standarisasi secara tertulis sistem kerja
yang dianggap BAIK.
3. Pilih operator yang WAJAR, memiliki skill NORMAL, dan dapat bekerja sama.
4. Pelatihan Operator - Kurva Pembelajaran (Learning Curve)
Perhitungan Waktu Baku

5. Mendeskripsikan Pekerjaan pada Elemen Pekerjaan elemen pekerjaan dibuat setepat


dan sesingkat mungkin, namun tetap sederhana untuk menghitung waktu dengan tepat.
6. Siapkan alat ukur, seperti stopwatch, lembaran dan papan untuk observasi, kalkulator,
dan kertas.
7. Menggunakan Stopwatch untuk Mengukur Elemen Kerja Ada tiga cara populer untuk
mengukur elemen kerja menggunakan Stopwatch, yaitu:
Waktu terus menerus, Waktu berulang/Teknik snap - back, Waktu kumulatif; bergantian
menggunakan dua atau lebih stopwatch fungsional.
Perhitungan Waktu Baku
 WAKTU SIKLUS
• Waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai dari bahan baku mulai di proses di
tempat kerja yang bersangkutan.
• Merupakan jumlah waktu tiap-tiap elemen job
• Ws = ∑Xi/N
Xi = jumlah waktu penyelesaian yang teramati
N = jumlah pengamatan yang dilakukan.
 WAKTU NORMAL
• Waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan oleh pekerja dalam kondisi WAJAR
dan kemampuan RATA-RATA.
• Wn = Ws x p
P = faktor penyesuaian
Jika:
P = 1 bekerja WAJAR
P < 1 bekerja terlalu LAMBAT
P > 1 bekerja terlalu CEPAT
Perhitungan Waktu Baku
 WAKTU BAKU
• Waktu yang dibutuhkan secara WAJAR oleh pekerja NORMAL untuk menyelesikan
pekerjaannya yang diselesaikan dalam sistem kerja terbaik saat itu.
• Wb = Wn (1 + l )
l = kelonggaran (allowance)
Faktor Kelonggaran
Kelonggaran-kelonggaran yang digunakan sebagai tambahan untuk mendapatkan waktu
normal adalah :
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatigue.
3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tak terhindarkan (lihat tabel besarnya
kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh; Sutalaksana hal 151)

Contoh: Suatu pekerjaan yang sangat ringan yang dilakukan sambil duduk dengan
gerakan-gerakan yang terbatas, membutuhkan pengawasan mata terputus-putus
dengan pencahayaan yang kurang memadai, temperatur dan kelembaban ruangan
normal, siklus udara baik, tidak bising. Kelambatan yang tak terhindarkan adalah
5% dan waktu normal sama dengan 5,5 menit. Hitunglah waktu bakunya !
Faktor Kelonggaran
1. Tenaga yang dikeluarkan 7,5%
2. Sikap kerja 0%
3. Gerakan kerja 3%
4. Kelelahan mata 5%
5. Keadaan temperatur kerja 2,5%
6. Keadaan atmosfer 0%
7. Keadaan lingkungan yang baik 2%

Kelongggaran total = (7,5 + 0 + 3 + 5 + 2,5 + 0)% + (5 % ) = 25%


Wb = 5,5 ( 1 + 0,25) = 6,875 menit
Skema Penentuan Waktu Baku

Anda mungkin juga menyukai