Anda di halaman 1dari 14

BAB 9

Penyesuaian dan Kelonggaran


Dalam bab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa siklus Ws didapat dari waktu baku
penyelesaian suatu pekerjaan Wb diperoleh dengan terlebih dahulu menghitung waktu normal Wn
dengan :

Wn = Ws x p

Rumus Waktu Baku à Wb = Wn (1+1)


*Catatan : - p adalah penyesuaian
- 1 adalah kelonggaran waktu yang diberikan

9.1 PENYESUAIAN
Pengukuran itu harus mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan operator.
Ketidakewajaran itu dapat saja terjadi misalnya pekerja tanpa kesungguhan atau terlalu cepat
seolah-olah diburu-buru waktu sehingga jika pengukur mendapatkan harga rata-rata
siklus/elemen yang diketahui diselesaikan dengan kecepatan tidak wajar oleh operator, maka
agar harga rata-rata menjadi wajar. Biasanya penyesuaian dilakukan dengan mengalikan waktu
siklus rata-rata atau waktu elemen rata-rata dengan suatu harga p yang disebut faktor
penyesuaian.

9.2 KONSEP TENTANG BEKERJA WAJAR


Ketidakwajaran harus diwajarkan untuk mendapatkan waktu normal. Biasanya, melalui
pengamatan seorang pengukur dapat melihat cara kerja operator. Untuk memudahkan pemilihan
konsep wajar, seorang pengukur dapat mempelajari cara kerja seorang operator yang dianggap
normal yaitu jika seorang operator yang dianggap berpengalaman atau kerja tanpa usaha-usaha
yang berlebihan sepenjang hari kerja. Walaupun usaha-usaha membakukan konsep bekerja wajar
telah dilakukan, namun penyesuaian tetap tampak sebagai sesuatu yang subjektif.
9.3 CARA MENENTUKAN FAKTOR PENYESUAIAN
· Cara pertama à presentasi itu cara awal yang digunakan dalam melakukan penyesuaian besar
faktor yang sepenuhnya di tentukan oleh pengukur melalui pengamatannya selama melakukan
pengukuran. Angkanya tinggal dimasukan ke dalam rumusnya loh! Mudah kan? J contohnya
seperti ini :
Dik : - p = 150% Jawab :
- Ws = 15 menit Wn = 15 menit x 1,5
Dit : Wn ? = 22,5 menit

· Cara Shumard à dengan cara memberikan patokan penilaian melalui kelas-kelas kinerja kerja
dengan setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri.

KELAS PENYESUAIAN
Superfast 100
Fast + 95
Fast - 90
Excellent 85
Good + 75
Good - 70

KELAS PENYESUAIAN
Good - 65
Normal 60
Fair + 55
· Cara Westinghouse à dengan mengarahkan pada 4 Fair 50
faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau Fair - 45
ketidakwajaran dalam bekerja yaitu : Poor 40

1. KETERAMPILAN
§ Super skill :
1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaaannya
2. Bekerja dengan sempurna
3. Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik
4. Gerakan-gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sangat sulit untuk diikuti
5. Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-gerakan mesin
6. Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak terlampau terlihat karena
lancarnya.
7. Tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan merencanakan tentang apa yang dikerjakan
(sudah sangat otomatis)
8. Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerja yang bersangkutan adalah pekerja yang sangat
baik.

§ Excellent Skill :
1. Percaya pada diri sendiri
2. Tampak cocok dengan pekerjaaannya
3. Terlihat telat terlatih baik
4. Bekerjannya teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran atau pemeriksaan lagi.
5. Gerakan-Gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya dijalankan tanpa kesalahan.
6. Menggunakan peralatan dengan baik
7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu
8. Bekerjanya cepat tapi halus
9. Bekerjanya berirama dan terkoordinasi

§ Good Skill :
1. Kualitas hasil baik
2. Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerja pada umumnya
3. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerja lain yang keterampilannya lebih rendah
4. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap
5. Tidak memerlukan banyak pengawasan
6. Tiada keraguan-raguan
7. Bekerjanya “stabil”
8. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik
9. Gerakan-gerakannya cepat

§ Average Skill :
1. Tampak adanya kepercayaan pada diri-sendiri
2. Gerakannya cepat tetapi tidak lambat
3. Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan perencanaan
4. Tampak sebagai pekerja yang cakap
5. Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tidak ada keragu-raguan
6. Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik
7. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaannya
8. Bekerja cukup teliti
9. Secara keseluruhan cukup memuaskan

§ Fair Skill :
1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik
2. Mengenai peralatan dan lingkungan secukupnya
3. Terlihat adanya perencanaan-perencanaan sebelum melakukan gerakan-gerakan.
4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup
5. Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi lelah dipekerjakan dibagian itu sejak
lama
6. Mengetahui apa-apa yang dilakukan dan harus dilakukan tapi tampak tidak selalu yakin
7. Sebagian waktunya terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri
8. Jika tidak bekerja secara sungguh-sungguh outputnya akan sangat rendah
9. Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakannya.

§ Poor Skill :
1. Tidak bisa mengkoordinasi tangan dan pikiran
2. Gerakan-gerakannya kaku
3. Kelihatan ketidakyakinannya pada urutan-urutan gerakan
4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan
5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya
6. Ragu-ragu dalam melaksanakan gerakan-gerakan kerja
7. Sering melakukan kesalahan-kesalahan
8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri
9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri

2. USAHA

§ Excessive Effort :
1. Kecepatan sangat berlebihan
2. Usahanya sangat bersungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan kesehatannya
3. Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang hari kerja

§ Excellent Effort :
1. Jelas terlihat kecepatannya sangat tinggi
2. Gerakan-gerakannya lebih ekonomis daripada operator-operator biasa
3. Penuh perhatian pada pekerjaannya
4. Banyak memberi saran
5. Menerima saran-saran petunjuk dengan senang
6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu
7. Tidak bertahan lebih dari beberapa hari
8. Bangga atas kelebihannya
9. Gerakan-gerakannya yang salah terjadi sangan jarang sekali
10. Bekerjanya sangat sistematis
11. Karena lancarnya, perpindahan dari suatu elemen lain tidak terlihat
§ Good Effort :
1. Bekerja berirama
2. Saat-saat menganggur sangat sedikit bahkan kadang-kadang tidak ada
3. Penuh perhatian pada pekerjaannya
4. Senang pada pekerjaannya
5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari
6. Percaya pada kebaikan waktu pengukuran waktu
7. Menerima saran-saran dan petunjuk dengan senang
8. Dapat memberi saran-saran untuk perbaikan kerja
9. Tempat kerjanya diatur baik dan rapih
10. Menggunakan alat-alat yang tepat dengan baik
11. Memelihara dengan baik kondisi peralatan

§ Average Exffort :
1. Tidak sebaik good, tapi lebih baik dari poor
2. Bekerja dengan stabil
3. Menerima saran tapi tidak melaksanakannya
4. Set up dilaksanakan dengan baik
5. Melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan

§ Fair Effort :
1. Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal
2. Kadang-kadang perhatian tidak ditunjukan pada pekerjaannya
3. Kurang sungguh-sungguh
4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya
5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku
6. Alat-alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik
7. Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaanya
8. Terlampau hati-hati
9. Sistematika kerjanya sedang-sedang saja
10. Gerakan-gerakannya tidak terencana
§ Poor Effort :
1. Banyak membuang-buang waktu
2. Tidak memperhatikan adanya minat bekerja
3. Tidak mau menerima saran-saran
4. Tampak malas dan lambat bekerja
5. Melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alat-alat dan bahan
6. Tempat kerjanya tidak diatur rapi
7. Tidak peduli pada cocok/baik tidaknya peralatan yang dipakai
8. Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur
9. Set up kerjanya terlihat tidak baik

3. KONDISI KERJA

Maksud dari kondisi kerja disini itu adalah kondisi fisik dimana lingkungannya itu seperti
keadaan cahaya , suhu dan kebisingan dari ruangan tsb. Untuk faktor lainnya dari keterampilan ,
usaha dan konsistensi biasanya merupakan suatu yang dicerminkan dari operator nah maka dari
itu kondisi kerja itu harus diterima apa adanya oleh operator tanpa banyak kemampuan dalam
mengubahnya.

4. KONSISTENSI

Maksud dari konsistensi disini itu adalah kita harus teguh pada pendirian kita dalam setiap
pengukuran waktu sesuai dengan tabel dibawah ini :
Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
Superskill A1 +0,15
A2 +0,13
Excellent B1 +0,11
B2 +0,08
KETERAMPILAN Good C1 +0,06
C2 +0,03
Average D 0,00
Fair E1 -0,05
E2 -0,10
Poor F1 -0,16
F2 -0,22

Excessive A1 +0,13
A2 +0,12
Excellent B1 +0,10
B2 +0,08
Good C1 +0,05
USAHA C2 +0,02
Average D 0,00
Fair E1 -0,04
E2 -0,08
Poor F1 -0,12
F2 -0,17

Ideal A +0,06
Excellent B +0,04
KONDISI Good C +0,02
KERJA Average D 0,00
Fair E -0,03
Poor F -0,07

Perfect A +0,04
KONSISTENSI Excellent B +0,03
Good C +0,01
Average D 0,00
Fair E -0,02
Poor F -0,04

§ Contoh Pengukuran waktu baku :


1. Menggunakan waktu siklus yaitu penyelesaian rata-rata selama pengukuran berlangsung.

· Contoh Faktor Penyesuaian ( p )


Keterampilan : Good ( C2 ) = +0,03
Usaha : Fair ( E1) = -0,04
Kondisi Kerja : Fair ( E ) = -0,03
Konsistensi : Average ( D ) = 0,00
Jumlah : -0,04
*Jadi p = 1– 0,04 = 0,96

· Contoh Kelonggaran :
A. Tenaga yang dikeluarkan = Dapat diabaikan, bekerja di meja (duduk), tanpa beban, pria. ( 4%)
B. Sikap kerja = Duduk, bekerja duduk, ringan. ( 1%)
C. Gerakan Kerja = agak terbatas, mengayunkan adonan ke tempat mencetak (3%)
D. Kelelahan Mata = pandangan yang terus menerus dengan focus berubah-ubah,
pemeriksaan kualitas krupuk (10%)
E. Keadaan Suhu Tempat Kerja = Normal , 26 derajat celcius, (4%)
F. Keadaan Atmosfer = cukup, (3%)
G. Keadaan Lingkungan yang Baik = jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan
kualitas (3%)

* Waktu Kelonggaran : *Waktu Kelonggaran Total :


= (4+1+3+10+4+3+3)% = 28% + 5%
= 28% = 33%

WN = 113,904 dtk = 1,8984 ~ 1,9 menit


Waktu Baku : 1,9 + 0,33(1,9) = 2,527 menit

A. PENYESUAIAN
 Kenapa dilakukan penyesuaian ?
saat melakukan pengukuran waktu, mungkin saja operator dari pekerjaan melakukan
ketidakwajaran. Semisal terlalu cepat soalah olah terburu buru dalam melakukan pekerjaan, atau
operator menjumpai beberapa kesulitan saat bekerja seperti keadaan ruangan yang buruk.
pengaruh tersebut dapat mempengaruhi kecepatan kerja. oleh karena itu, kalau ada ketidakwajaran,
maak kita sebagai pengukur harus mengetahui dan menili seberapa jauh hal itu berlangsung.
biasanya penyesuaian dilambangkan dengan huruf (p). jika operator bekerja dengan cepat dari
yang biasa maka nilai (p>1). jika lambat dari biasanya maka (p<1). dan jika operator bekerja
dengan normal maka (p=1).
 konsep tentang bekerja wajar
dalam melakukan pengamatan kita biasanya kita dapat cara kerja seorang operator. lambat ataupun
cepat kita pasti akan dapat menyatakan bahwa operator itu bekerja dengan cepat atau lambat.
artinya pada saat itu kita telah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang lebih wajar.
nah untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat dalam pengukuran, pengalaman operator menjadi
peran yang penting disini. karena semakin berpengalaman operator semakin peka inderanya dalam
bekerja. maka untuk memudahkan dalam memilih konsep wajar, seorang pengukur dapat
mempelajari cara kerja seorang operator yang dianggap normal yaitu :
1. jika operator dianggap berpengalaman
2. bekerja tanpa usaha yang berlebihansepanjang hari
3. menguasai cara kerja yang ditetapkan
4. menunjukan kesungguhan dalam melakukan pekerjaanya
 cara menentukan faktor penyesuaian
Ada dua cara dikenalkan disini untuk menentukan faktor penyesuaian :
1. Cara Shumard
memberikan patokan -patokan penilaian melalui kelas kelas kinerja dan setiap kelas memiliki nilai
sendiri sendiri. berikut tabelnya

kelas penyesuaian
superfast 100

fast + 95

fast 90

fast- 85

Excellent 80

Good+ 75

Good 70

Good- 65

Normal 60

Fair+ 55

Fair 50

Fair- 45

poor 40
dari tabel diatas seorang yang dipandang kerja secara normal diberi nilai 60. ini jadi nilai
pembanding kita untuk operator lain dengan faktor penyesuaian tertentu. misalnya ia mendapat
nilai 80. maka :
p= 80/60= 1,33

2. cara westinghouse
metode westinghouse mengarahkan pada penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan
kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja. yaitu : keterampi;lan, Usaha, Kondisi Kerja,
dan Konsistensi.dan setiap faktor dibagi dalam kelasnya dengan nilai masing masing.
a. keterampilan
Didefenisian sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. berikut adalah
pembagian kelasa keterampilan dengan lambang dan nilai penyesuaiannya.
1. superskill (A1 +0.15) ; (A2 +0.13) ;
2. Excellent (B1 +0.13) ; (B2 +0.08) ;
3. Good (C1 +0.11) ; (C2 +0.08) ;
4. Average skill (D 0.00) ;
5. Fair (E1 -0.05) ; (E2 -0.1);
6. poor (F1 -0.06 ) ; (F2 -0.22);

b. Usaha
Usaha yang dimaksud disini adalah kesungguhan yang ditunjukan atau diberikan operator ketika
melakukan pekerjaanya. berikut ini kelas kelas usaha beserta lambang dan nilai penyesuaianny :
1. Excessive (A1 +0.13) ; (A2 +0.12)
2. Excellent (B1 +0.1) ; (B2 +0.08)
3. Good (C1 +0.05) ; (C2 +0.02)
4. Average (D 0.00)
5. Fair (E1 -0.04), (E2 -0.08)
6. poor (F1 -0.12) ; (F2 -0.17)

c. Kondisi kerja
maksud dari kondisi kerja disini adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan,
suhu, dan kebisingan ruangan. kondisi kerja merupakan sesuatu yang berda diluar operator dan
dtiterima apa adanya tanpa banyak kemampuan untuk mengubahnya. kondisi kerja juga memiliki
6 kelas. berikut lambang dan nilai penyesuaiannya.
1. ideal (A +0.06)
2. Excellent (B +0.04)
3. Good (C +0.02)
4. Average (D 0.00)
5. Fair (E -0.03)
6. poor (F -0.07)

d. kosistensi
faktor yang menjadi perhatian disini adalah pada saat kita melakukan pengukuran waktu angka
angka yang dicatat tidak pernah sama semua. waktu yang ditunjukan selalu berubah ubah. tapi
selama dari satu siklus ke siklus lainnya tidak memiliki perbedaan yang jauh maka tidak apa apa.
tapi jika varibilitasnya tinggi maka ini yang harus menjadi perhatian lebih.
berikut adalah lambang dan nilai penyesuaiannya di masing masing kelas:
1. perfect (A +0.04)
2. Excellent (B +0.03)
3. Good (C +0.01)
4. average ( D 0.00)
5. Fair ( E -0.02)
6. Poor (F -0.04)

dalam menghitung waktu penyesuaian , bagi keadaan yang dianggap wajar di beri harga p=1.
sedangkan untuk penyimpangan dari keadaan ini harga p nya di tambah dengan faktor
penyesuaian.
contoh :
keterampilan : Fair (E1) = -0.05
Usaha : Good (C2) =+0.02
kondisi kerja : Excellent (B) =+0.04
konsisten : Poor (F) = -0.04 +
-0.03
jumlah,
jadi P = (1 – 0.03) atau p=0.97
perlu diperhatikan juga bahwa nilai 0.97 bukanlah sekadar penjumlahan dari nilai dari kelas kelas
yang bersangkutan tapi merupakan hasil interaksi dari kelas kelas dari keempat faktor tersebut.
artinya, nilai nilai tersebut hanya berlaku setelah dijumlahkan satu sama lain.

B. KELONGGARAN
salah satu hal yang paling penting di perhatikan dalam pengukuran waktu adalah faktor
kelonggaran. faktor kelonggaran ini ditambahkan pada waktu normal yang telah didapatkan.
kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu : untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa
fattique, dan hambatan hambatan yang tidak dapat dihindarkan.
a. kelonggran untuk kebutuhan pribadi
yang termasuk dalam kebutuhan pribadi disini adalah hal hal seperti minum sekedarnya untuk
menghlangkan haus, ke kamar kecil, bercakap dengan teman sekerja sekedarnya. kebutuhan ini
terlihat sebagai suatu kebutuhan yang mutlak. besarnya kelonggaran yang diberikan untuk
kebutuhan pribadi seperti itu berbeda dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya karena setiap
pekerjaan berbeda karakteristiknya. berdasarkan penelitian ternyata besarnya kelonggaran ini bagi
pria dan wanita berbeda. bagi pria kelonggarannya 2%-2,5%, sedangkan untuk wanita 2,5%-5%.
b. kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique
rasa fatique biasanya terlihat saat hasil produksi menurunbaik kuantitas maupun kualitas. jika rasa
fatiquetelah datang dan pekerja dituntut untuk menghasilkan performansi normalnya, maka usaha
yang dikeluarkan pekerja lebih besar dan dari normal dam ini menambah rasa fatique.besarnya
kelonggaran ini di perlihat kan pada tabel nantinya
c. kelonggaran untuk hambatan hambatan yang tak terhindarkan
hambatan dalam hidup ini selalu ada, itulah yang dinamakan hidup jika tidak ada hambatan maka
bukan hidup namanya. tapi bukan hambatan dalam kajian itu kita bahas sekarang. hambatan dalam
melaksakan pekerjaan itu ada dua jenisnya, yang pertama hambatan yang dapat dihindarkan dan
yang kedua hambatan yang tidak dapat dihindarkan. nah yang menjadi fokus kita adalah hambatan
yang tidak dapat dihindarkan. beberapa contoh dari hambatan yang tidak dapat dihinarkan adalah
: menerima atau meminta petunjuk dari pengawas, melakukan penyesuaian mesin, memperbaiki
kemacetan kemacetan singkat, mengasah peralatan potong, mengambil alat alat khusus, hambatan
hambatan karena kesalahan pemakaian, mesin mati karena mati listrik.
 cara menyertakan kelonggaran dalam perhitungan waktu
hal pertama yang dilkukan adalah menentukan besarnya kelonggaran untuk ketihga hal
diatas.kesemuanya dinyatakan dalam bentuk persentase.
misalkan dari tabel diperoleh kelonggran untuk rasa fatique dan kelonggaran pribadi sebesar
(7+0+3+5+2,5+0+2)= 19,5%
dan dari hambatan tak terhindarkan 5%
maka jumlah total kelonggaran adalah 19,5% + 5% = 24,5%
jika dimasukan dalam waktu normal, misal waktu normalnya 5,5 menit.
maka didapatkan waktu bakunya 5,5 + 0,245(5,5)=6,85 menit

Anda mungkin juga menyukai