6. 7
A. PENYESUAIAN
saat melakukan pengukuran waktu, mungkin saja operator dari pekerjaan melakukan
ketidakwajaran. Semisal terlalu cepat soalah olah terburu buru dalam melakukan pekerjaan,
atau operator menjumpai beberapa kesulitan saat bekerja seperti keadaan ruangan yang
buruk. pengaruh tersebut dapat mempengaruhi kecepatan kerja. oleh karena itu, kalau ada
ketidakwajaran, maak kita sebagai pengukur harus mengetahui dan menili seberapa jauh hal
itu berlangsung.
biasanya penyesuaian dilambangkan dengan huruf (p). jika operator bekerja dengan cepat
dari yang biasa maka nilai (p>1). jika lambat dari biasanya maka (p<1). dan jika operator
bekerja dengan normal maka (p=1).
dalam melakukan pengamatan kita biasanya kita dapat cara kerja seorang operator. lambat
ataupun cepat kita pasti akan dapat menyatakan bahwa operator itu bekerja dengan cepat atau
lambat. artinya pada saat itu kita telah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain
yang lebih wajar.
nah untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat dalam pengukuran, pengalaman operator
menjadi peran yang penting disini. karena semakin berpengalaman operator semakin peka
inderanya dalam bekerja. maka untuk memudahkan dalam memilih konsep wajar, seorang
pengukur dapat mempelajari cara kerja seorang operator yang dianggap normal yaitu :
1. jika operator dianggap berpengalaman
2. bekerja tanpa usaha yang berlebihansepanjang hari
3. menguasai cara kerja yang ditetapkan
4. menunjukan kesungguhan dalam melakukan pekerjaanya
penyesuaian
100
95
90
85
80
75
70
65
60
55
50
45
40
dari tabel diatas seorang yang dipandang kerja secara normal diberi nilai 60. ini jadi nilai
pembanding kita untuk operator lain dengan faktor penyesuaian tertentu. misalnya ia
mendapat nilai 80. maka :
p= 80/60= 1,33
2. cara westinghouse
metode westinghouse mengarahkan pada penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan
kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja. yaitu : keterampi;lan, Usaha, Kondisi Kerja,
dan Konsistensi.dan setiap faktor dibagi dalam kelasnya dengan nilai masing masing.
a. keterampilan
Didefenisian sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. berikut adalah
pembagian kelasa keterampilan dengan lambang dan nilai penyesuaiannya.
1. superskill
(A1
+0.15) ; (A2
+0.13) ;
2. Excellent
(B1
+0.13) ;
+0.08) ;
3. Good
(B2
(C1 +0.11) ;
4. Average skill
(D
(C2 +0.08) ;
0.00) ;
5. Fair
(E1 -0.05)
6. poor
(F1 -0.06 )
;
;
(E2 -0.1);
(F2
-0.22);
b. Usaha
Usaha yang dimaksud disini adalah kesungguhan yang ditunjukan atau diberikan operator
ketika melakukan pekerjaanya. berikut ini kelas kelas usaha beserta lambang dan nilai
penyesuaianny :
1. Excessive
(A1
+0.13) ; (A2
+0.12)
2. Excellent
(B1
+0.1)
+0.08)
3. Good
4. Average
5. Fair
6. poor
; (B2
0.00)
-0.04), (E2
-0.08)
-0.12) ; (F2
-0.17)
c. Kondisi kerja
maksud dari kondisi kerja disini adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan
pencahayaan, suhu, dan kebisingan ruangan. kondisi kerja merupakan sesuatu yang berda
diluar operator dan dtiterima apa adanya tanpa banyak kemampuan untuk mengubahnya.
kondisi kerja juga memiliki 6 kelas. berikut lambang dan nilai penyesuaiannya.
1. ideal
2. Excellent
3. Good
4. Average
(A +0.06)
(B
(C
(D
5. Fair
(E
6. poor
(F
+0.04)
+0.02)
0.00)
-0.03)
-0.07)
d. kosistensi
faktor yang menjadi perhatian disini adalah pada saat kita melakukan pengukuran waktu
angka angka yang dicatat tidak pernah sama semua. waktu yang ditunjukan selalu berubah
ubah. tapi selama dari satu siklus ke siklus lainnya tidak memiliki perbedaan yang jauh maka
tidak apa apa. tapi jika varibilitasnya tinggi maka ini yang harus menjadi perhatian lebih.
berikut adalah lambang dan nilai penyesuaiannya di masing masing kelas:
1. perfect
(A
+0.04)
2. Excellent
(B
+0.03)
3. Good
4. average
5. Fair
6. Poor
(C
(D
+0.01)
0.00)
( E -0.02)
(F
-0.04)
dalam menghitung waktu penyesuaian , bagi keadaan yang dianggap wajar di beri harga p=1.
sedangkan untuk penyimpangan dari keadaan ini harga p nya di tambah dengan faktor
penyesuaian.
contoh :
keterampilan : Fair (E1)
Usaha
= -0.05
: Good (C2)
=+0.02
: Poor (F)
= -0.04
-0.03
jumlah,
jadi P = (1 0.03) atau p=0.97
perlu diperhatikan juga bahwa nilai 0.97 bukanlah sekadar penjumlahan dari nilai dari kelas
kelas yang bersangkutan tapi merupakan hasil interaksi dari kelas kelas dari keempat faktor
tersebut. artinya, nilai nilai tersebut hanya berlaku setelah dijumlahkan satu sama lain.
B. KELONGGARAN
salah satu hal yang paling penting di perhatikan dalam pengukuran waktu adalah faktor
kelonggaran. faktor kelonggaran ini ditambahkan pada waktu normal yang telah didapatkan.
kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu : untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan
rasa fattique, dan hambatan hambatan yang tidak dapat dihindarkan.
a. kelonggran untuk kebutuhan pribadi
yang termasuk dalam kebutuhan pribadi disini adalah hal hal seperti minum sekedarnya untuk
menghlangkan haus, ke kamar kecil, bercakap dengan teman sekerja sekedarnya. kebutuhan
ini terlihat sebagai suatu kebutuhan yang mutlak. besarnya kelonggaran yang diberikan untuk
kebutuhan pribadi seperti itu berbeda dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya karena setiap
pekerjaan berbeda karakteristiknya. berdasarkan penelitian ternyata besarnya kelonggaran ini
bagi pria dan wanita berbeda. bagi pria kelonggarannya 2%-2,5%, sedangkan untuk wanita
2,5%-5%.
b. kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique
rasa fatique biasanya terlihat saat hasil produksi menurunbaik kuantitas maupun kualitas. jika
rasa fatiquetelah datang dan pekerja dituntut untuk menghasilkan performansi normalnya,
maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih besar dan dari normal dam ini menambah rasa
fatique.besarnya kelonggaran ini di perlihat kan pada tabel nantinya
c. kelonggaran untuk hambatan hambatan yang tak terhindarkan
hambatan dalam hidup ini selalu ada, itulah yang dinamakan hidup jika tidak ada hambatan
maka bukan hidup namanya. tapi bukan hambatan dalam kajian itu kita bahas sekarang.
hambatan dalam melaksakan pekerjaan itu ada dua jenisnya, yang pertama hambatan yang
dapat dihindarkan dan yang kedua hambatan yang tidak dapat dihindarkan. nah yang menjadi
fokus kita adalah hambatan yang tidak dapat dihindarkan. beberapa contoh dari hambatan
yang tidak dapat dihinarkan adalah : menerima atau meminta petunjuk dari pengawas,
melakukan penyesuaian mesin, memperbaiki kemacetan kemacetan singkat, mengasah
peralatan potong, mengambil alat alat khusus, hambatan hambatan karena kesalahan
pemakaian, mesin mati karena mati listrik.
hal pertama yang dilkukan adalah menentukan besarnya kelonggaran untuk ketihga hal
diatas.kesemuanya dinyatakan dalam bentuk persentase.
misalkan dari tabel diperoleh kelonggran untuk rasa fatique dan kelonggaran pribadi sebesar
(7+0+3+5+2,5+0+2)= 19,5%
dan dari hambatan tak terhindarkan 5%
maka jumlah total kelonggaran adalah 19,5% + 5% = 24,5%
jika dimasukan dalam waktu normal, misal waktu normalnya 5,5 menit.
maka didapatkan waktu bakunya 5,5 + 0,245(5,5)=6,85
8/9
KURVA BELAJAR
Kurva belajar menunjukkan tingkat penguasaan operator terhadap pekerjaan yang
dilakukannya (kondisi dan metode kerja sudah distandarkan). Kurva belajar ini penting untuk
diketahui dalam melakukan pengukuran waktu kerja. Pengukuran kerja dilakukan pada
keadaan operator sudah terlatih dan menguasai dengan baik metode pekerjaan yang
dilakukannya. Tingkat penguasaan ini dapat dilihat dari kurva belajar.
Perumusan matematis dari kurva belajar adalah sebagai berikut :
Y = KX -A
Di mana :
Y = Waktu siklus
X = Siklus ke n : n = 1, 2, 3,.
K = Konstanta
A = Konstanta
10.
Friends
www.nguping.dagdigdug.com
Arsip Blog
2012 (4)
2010 (33)
o Desember (2)
o Mei (1)
o April (30)
Sistem metabolisme
Sistem Pernapasan
Penjadwalan Produksi
Historiografi Komunikasi
Sistem Desain
Six Sigma
Kondisi Kerja
1.
Kelelahan Kerja
Performance Rating