Anda di halaman 1dari 36

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Belt Conveyor

Belt conveyor atau conveyor sabuk adalah pesawat pengangkut yang

digunakan untuk memindahkan muatan dalam bentuk satuan atau tumpahan,

dengan arah horizontal atau membentuk sudut dakian/inklinasi dari suatu sistem

operasi yang satu ke sistem operasi yang lain dalam suatu line proses produksi, yang

menggunakan sabuk sebagai penghantar muatannya. Belt conveyor pada dasarnya

merupakan peralatan yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang

tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt

conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik,

kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut

(Zainuri, ST, 2006).

Belt conveyor merupakan suatu alat pemindah material yang berbasis

teknologi tinggi yang semakin banyak digunakan pada industri yang sedang

berkembang di beberapa negara. Dengan menggunakan belt conveyor, perusahaan

mampu menghemat biaya produksi yang sangat tinggi, serta meningkatkan laju

produksi dengan kecepatan yang signifikan dan stabil (Alfian, H. 2011).

Kelebihan dari transportasi dengan belt conveyor antara lain bekerja secara

otomatis, mudah dalam memulai operasi dan terus beroperasi secara terus menerus.

Belt conveyor hampir tidak memiliki waktu jeda atau istirahat ketika beroperasi,

7
tidak terganggu oleh cuaca buruk, yang sering mengganggu truk pengangkutan.

Belt conveyor juga membutuhkan tenaga kerja yang jauh lebih sedikit di

bandingkan alat transportasi konvensional seperti truk (Hartman, 1992).

Dengan banyaknya kesulitan yang ditemui dalam proses penggantian belt

conveyor, penggunaan mesin penarik seperti forklift maupun winch pada saat itu

cukup mempermudah proses penggantian, akan tetapi memakan waktu yang lama.

Sehingga memunculkan ide untuk membuat sebuah Alat Bantu Penggulung Belt

Conveyor multi purpose, untuk mempermudah dan mempercepat proses

penggantian belt conveyor (Budiharoto, 2012)

2.2 Motor AC

Motor arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya

secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah bagian

dasar listrik: "stator" dan "rotor" seperti ditunjukkan dalam Gambar dibawah ini.

Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik

berputar untuk memutar as motor.

Gambar 2.1 : Rotor dan Stator

8
Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan

motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat

dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali

kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor induksi merupakan motor yang

paling populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya.

Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari harga sebuah

motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi

(sekitar dua kali motor DC).

2.2.1 Motor induksi

Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai

peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan

mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.3

a) Komponen

Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama seperti gambar

dibawah ini:

Gambar 2.2 : Komponen-komponen motor listrik

9
Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:

 Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan

dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan

pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.

 Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan

terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi

kawat pada bagian

Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan

tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan

diberi spasi geometri sebesar 120 derajat

b) Klasifikasi motor induksi

Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh,

2003):.

 Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator,

beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang

tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh

ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam

peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci dan pengering

pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.

 Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh

pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan

10
daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor

(walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri.

Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini,

sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan

grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

2.3 Perencanaan Pasak

Pasak adalah bagian dari elemen mesin, disamping digunakan untuk

menyambung, juga digunakan untuk menjaga hubungan putaran relatif antara poros

dari mesin dengan peralatan mesin yang lain, dalam hal ini pada pulley yang

disambungkan dengan poros mesin tersebut.

Gambar 2.3 Dimensi Pasak dan Gaya – gaya yang bekerja

11
Keterangan : H = Tinggi pasak

W = Lebar pasak

L = Panjang pasak

Fs = Gaya geser

Fc = Gaya kompresi

Bila poros berputar dengan torsi yang besarnya T (N.m) akan menghasilkan

gaya F yang bekerja pada diameter luar dari poros dan gaya F inilah yang bekerja

pada pasak.

T
F  ………………………………………………………..(2.1)
0,5.D

( Aaron D. Deutschman, 1975)

Dimana :

F = Gaya yang bekerja pada pasak (lb)

D = Diameter poros (m)

T = Torsi (lb.in)

Tentukan bahan pasak yang akan kita gunakan nanti yang sesuai dengan

tegangan gesek dan Syp yang terbesar dari pasak yang kita dapatkan tersebut.

12
2.3.1 Tinjauan Terhadap Tegangan Geser

Untuk mendapatkan besarnya tegangan gaser pada pasak dapat digunakan

persamaan sebagai berikut

Ssyp
Ss  …………………………………………….. (2.2)
N

( Aaron D. Deutschman, 1975)

Dimana :

Ss = Tegangan geser.

Ssyp = Shear strength yield point.

N = Angka keamanan.

2.3.2 Panjang Pasak Untuk Tegangan Geser

Menentukan panjang pasak dapat ditinjau melalui tegangan geser dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut :

2T
Ls  .....................................................................................(2.3)
S s .W .D

(Aaron D. Deutschman, 1975)

Dimana :

Ls = Panjang pasak untuk tegangan geser.

T = Torsi poros.

Ss = Shear stress.

W = Lebar pasak.

D = Diameter poros.

13
2.3.3 Tegangan Kompresi Pada Pasak

Untuk mendapatkan besarnya tegangan kompresi pada pasak dapat

digunakan persamaan sebagai berikut :

S yp
Sc  …………………………………………………(2.4)
N

( Aaron D. Deutschman, 1975)

Dimana :

Sc = Tegangan kompresi.

Syp = Strength yield poin.

2.3.4 Panjang Pasak Untuk Tegangan Kompresi

Besarnya panjang pasak dapat ditentukan melalui tegangan kompresi yang

bekerja pada pasak yaitu dengan persamaan sebagai berikut :

4T
Lc  ……………………………………………………… (2.5)
S c .W .D

( Aaron D. Deutschman, 1975)

Dimana :

Lc = Panjang pasak untuk tegangan kompresi.

T = Torsi poros.

Sc = Shear kompresi.

W = Lebar pasak.

14
2.3.5 Panjang Pasak

Agar pasak menjadi aman maka panjang pasak harus lebih 25% dari

diameter poros sehingga persamaan untuk panjang pasak menjadi :

L  Lc  0,25D ……………………………………………………….. (2.6)

( Aaron D. Deutschman, 1975)

Dimana :

L = Panjang pasak.

Lc = Panjang pasak untuk tegangan kompresi.

D = Diameter poros

2.4 Poros

Poros merupakan salah satu bagian elemen mesin yang penting, hampir setiap

mesin mempunyai poros. Poros berfungsi untuk menerima atau mentransmisikan

daya, disertai dengan putaran. Macam – macam poros:

Menurut pembebanannya poros dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok

sebagaimana tersebut dibawah ini :

1. Poros Transmisi ( line shaft ).

Poros ini dapat mendapat beban puntir dan lentur. Daya

ditransmisikan kepada poros ini melalui : kopoling, roda gigi,belt rantai dan

sebagainya

15
2. Spindle.

Poros yang pendek seperti poros utama mesin perkakas, beban utamanya adalah

puntir. Syarat yang harus di penuhi poros ini adalah deformasi yang terjadi harus

kecil, bentuk dan ukurannya harus teliti.

3. Gandar ( axle )

Poros ini dipasang antara roda – roda kereta api, tidak mendapat beban puntir dan

tidak berputar hanya mendapat beban lentur.

4. Poros ( Shaft ).

Yang ikut berputar untuk memindahkan daya dari mesin ke mekanisme yang

digerakkan. Poros ini mendapat beban punter murni dan lentur.

5. Poros Luwes ( Flexible shaft ).

Poros yang berfungsi untuk memindahkan daya dari dua mekanisme, dimana

putaran poros dapat membentuk sudut dengan poros lainnya, daya yang

dipindahkan biasanya kecil.

Hal – hal penting dalam perencanaan poros yang harus diperhatikan adalah :

1. Kekuatan poros

Sebuah poros harus direncanakan kekuatannya, sehingga mampu menahan beban

– beban yang akan terjadi, seperti puntir dan lentur tarik dan tekan dan

sebagianya.

16
2. Kekakuan poros.

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang tinggi, tetapi jika lenturan

atau deflexi puntirannya terlalu besar, maka akan mengakibatkan ketidak telitian

juga menimbulkan getaran dan suara. Karena itu kekakuan poros harus

diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan dilayani oleh motor.

3. Putaran kritis.

Jika putaran mesin dinaikkan dan menimbulkan getaran yang cukup besar maka

getaran itu disebut putaran kritis. Oleh sebab itu maka poros harus direncanakan

sedemikian rupa sehingga putaran poros lebih rendah dari putaran kritis.

4. Korosi

Bahan – bahan anti korosi harus dipillih untuk propeller, pompa bila terjadi

kontak dengan media yang korosif. Demikian pula untuk poros yang terjdi

kavitasi pada poros mesin yang berhenti lama

2.4.1 Bahan poros

Secara umum untuk poros dengan diameter 1 inchi dipegunakan bahan yang

terbuat dengan pekerjaan dingin, baja karbon. Bila yang dibutuhkan untuk menahan

beban kejut, kekerasan dan tegangan yang besar maka perlu dipakai bahan paduan,

yang dapat dilihat pada tabel bahan misalnya ASME 1347,3140,4150,5145 dan

sebagainya yang biasanya disebut bahan komersial. Bila diperlukan pengerasan

permukaan, maka perlu dipakai bahan dengan baja carburising ( misalnya ASME

1020, 1117, 2315, 4320, 8620 dan lain – lain ).

17
2.4.2 Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Poros

Untuk merencanakan sebuah poros, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan.

(1) kekuatan poros

Suatu poros tranmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau

gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan di atas. Juga ada

poros yang mendapat `beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal

atau turbin, dll.

Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bial diameter

poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak, harus

diperhatikan.

Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-

beban diatas.

(2) Keuletan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika

lenturan atau defleksi puntirannya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak-

telitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan

kotak roda gigi).

Karena itu, disamping kekuatan poros, keuletannya juga diperhatikan dan

disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.

18
2.4.3 Poros Dengan Beban Lentur Murni

Gandar dari kereta tambang dan kereta rel tidak dibebani dengan puntiran

melainkan mendapat pembebanan lentur saja. Jika beban pada satu gandar

didapatkan sebagai ½ dari berat kendaraan dengan muatan maksimum dikurangi

berat gandar dan roda, maka besarnya momen lentur M1(kg.mm) yang terjadi pada

dudukan roda dapat dihitung. Dari bahan yang dipih dapat ditentukan tegangan

lentur yang diizinkan  a (kg ) . Momen tahan lentur dari poros dengan
mm2

diameter d s (mm) adalah Z= (π/32)d3 (mm3), sehingga diameter ds yang diperlukan

dapat diperoleh dari

M1 M1 10.2M 1
a   
Z ( )d 3 d3
32
1
…………………………….(2.7)
10.2  3
d  .M 1 
 a 

Dalam kenyataan, gandar tidak hanya mendapat beban statis saja melainkan

juga beban dinamis. Jika perhitungan ds dilakukan sekedar untuk mencakup beban

dinamis secara sederhana saja, maka dalam persamaan (1.8) dapat diambil factor

keamanan yang lebih besar untuk menentukan  a . Tetapi dalam perhitungan yang

lebih teliti, beban dinamis dalam arah tegak dan mendatar harus ditambahkan pada

beban statis. Bagian gandar dimana dipasangkan naf roda disebut dudukan roda.

Beban tambahan dalam arah vertical dan horizontal menimbulkan momen pada

dudukan roda ini.

19
Suatu gandar yang digerakkan oleh suatu penggerak mula juga mendapat

beban punter. Namun demikian gandar ini dapat diperlakukan sebagai poros

pengikut dengan jalan mengalikan ketiga momen tersebut diatas (yang ditimbulkan

oleh gaya – gaya statis, vertical dan horizontal) dengan factor tambahan (faktor m)

dalam table dibawah ini.

Tabel 2.1 Faktor tambah tegangan

Faktor tambahan

Pemakaian Gandar tegangan m

Gandar pengikut (tidak termasuk gandar dengna

rem cakram) 1

Gandar yang digerakkan :ditumpu pada ujungnya 1,1-1,2

Gandar yang digerakkan :lenturan silang 1,1-1,2

Gandar yang digerakkan :lenturan terbuka 1,2-1,3

Lambang dari masing – masing bagian perangkat roda diberikan dalam

gambar dibawah ini. Rumus perencanaan gandar diberikan dalam JIS E4501. Tata

cara perencanaan dengan menggunakan rumus – rumus tersebut ditunjukkan dalam

suatu diagram aliran

Gambar 2.4 Gandar

20
Rumus – rumus dari JIS E4501 diberikan dibawah ini, sedangkan arti dari

lambang – lambangnya dapat dilihat didalam di diagram aliran

M 1  ( j  g )W
4
M 2  v M1
P   LW

Q0  P h 
 j
R0  P(h  r ) / g
M 3  Pr  Q0 (a  l )  R0 a  1   j  g  / 2

Harga αvdan αL diberikan dalam tabel

Harga tegangan yang diizinkan σwb (kg/mm2) dari suatu dudukan roda

terhadap kelelahan diberikan dalam table

Tabel 2.2 αv dan αl

Kecepatan kerja max,

(km/jam) αv αl

120 atau kurang 0,4 0,3

120-160 0,5 0,4

160-190 0,6 0,4

190-210 0,7 0,5

21
Tabel 2.3 Tegangan yang diperebolehkan pada bahan gandar

Tegangan yang diperbolehkan σ wb

Bahan gandar (kg/mm2)

kelas 1 10

kelas 2 10,5

kelas 3 11

Kelas 4 15

Dari hal – hal diatas dapat disimpulkan bahwa

1
10.2  3
ds   m( M 1  M 2  M 3 ) …………………………………(2.8)
  wb 

(Sularso,1990)

Setelah ds ditentukan maka tegangan lentur σb (kg/mm2) yang terjadi pada dudukan

roda dapat dihitung. Selanjutnya jika


 wb
 b sama dengan 1 atau lebih maka

10.2mM 1  M 2  M 3 
b 
d3
………………………………………..(2.9)

n  wb  1
b

(Sularso,1990)

22
2.5 GEARBOX

Gearbox dalam hal penggunaannya banyak terdapat pada bidang

kebutuhan industry atau permesinan. Dalam beberapa unit mesin memiliki

sistem pemindah tenaga yaitu gearbox yang berfungsi untuk menyalurkan

tenaga atau daya mesin ke salah satu bagian mesin lainnya, sehingga unit

tersebut dapat bergerak menghasilkan sebuah pergerakan baik putaran

maupun pergeseran. Gearbox merupakan suatu alat khusus yang diperlukan

untuk menyesuaikan daya atau torsi (momen/daya) dari motor yang berputar,

dan gearbox juga adalah alat pengubah daya dari motor yang berputar menjadi

tenaga yang lebih besar.

Gearbox atau transmisi adalah salah satu komponen utama motor yang

disebut sebagai sistem pemindah tenaga, transmisi berfungsi untuk

memindahkan dan mengubah tenaga dari motor yang berputar, yang

digunakan untuk memutar spindel mesin maupun melakukan gerakan

feeding. Transmisi juga berfungsi untuk mengatur kecepatan gerak dan torsi

serta berbalik putaran, sehingga dapat bergerak maju dan mundur. Transmisi

manual atau lebih dikenal dengan sebutan gearbox, mempunyai beberapa

fungsi :

1. Merubah momen puntir yang akan diteruskan ke spindel mesin.

2. Menyediakan rasio gigi yang sesuai dengan beban mesin.

3. Menghasilkan putaran mesin tanpa selip.

23
2.5.1 Prinsip Kerja Gearbox

Putaran dari motor diteruskan ke input shaft (poros input) melalui

hubungan antara clutch/ kopling, kemudian putaran diteruskan ke main shaft

(porosutama), torsi/ momen yang ada di mainshaft diteruskan ke spindle mesin,

karena adanya perbedaan rasio dan bentuk dari gigi-gigi tersebut sehingga rpm

atau putaran spindel yang di keluarkan berbeda, tergantung dari rpm yang di

inginkan.

2.5.2 Jenis-Jenis Gearbox

1. Spur Gear Box

Spur gearbox adalah roda gigi yang paling banyak digunakan pada

transmisi motor. Coba perhatikan bentuk giginya adalah berbentuk lurus.

Transmisi motor terdiri dari berbagai ukuran spur gear yang dirangkai

dengan konfigurasi tertentu yang ditempatkan pada mainshaft dan

countershaft.

Gambar 2.5 : Spur gear box

24
Keistimewaan :

a. Poros parallel

b. Kecepatan dan beban tinggi

c. Efisiensi tinggi (98%) Aplikasi :

Cocok untuk semua tipe pengangkut dengan rasio kecepatan yang besar.

2. Helical Gear Box

Helical gearbox adalah roda gigi yang bentuk giginya miring 1530

derajat. Biasa digunakan untuk kecepatan >3500 RPM.

Gambar 2.5 Helical Gear Box

Keistimewaan :

a. Poros parallel

b. Kecepatan dan beban sangat tinggi

c. Efisiensi sedikit dibawah spur gearbox (96 – 98%)

Aplikasi :

Cocok untuk kecepatan dan beban tinggi.

25
3. Crossed Helical Gear Box

Gambar 2.6. Crossed Helical Gear Box

Keistimewaan :

a. Poros miring

b. Kecepatan tinggi

c. Beban tinggi Aplikasi :

a. Untuk daya luncur rendah

b. Beban tekanan tinggi

c. Digunakan pada roda gigi planetary untuk menghasilkan rasio

reduksi besar

d. Tidak cocok untuk hubungan yang presisi karena keterbatasan

desain.

4. Bevel Gear Box

Bevel gear box adalah roda gigi yang dapat memindahkan tenaga

dari dua buah poros yang tidak sejajar, seperti vertikal dan horisontal.

26
Gambar 2.7 Bevel Gear Box

Keistimewaan :

a. Poros tegak lurus

b. Kecepatan tinggi

c. Beban tinggi

Aplikasi :

a. Cocok untuk rasio 1:1

b. Untuk rasio kecepatan tinggi

c. Cocok untuk sudut siku-siku, khusus rasio rendah

d. Tidak untuk presisi tinggi karena bentuk roda gigi yang rumit.

5. Worm Gear Box

Worm Gear Box Dapat Digunakan untuk mengurangi putaran input.

Gambar 2.7 Worm Gear Box

27
Keistimewaan :
a. Poros miring siku-siku
b. Rasio kecepatan tinggi
c. Kecepatan dan Beban tinggi
d. Efisiensi rendah
Aplikasi :
a. Cocok untuk rasio kecepatan tinggi dengan sudut tertentu
b. Cocok untuk presisi tinggi tetapi terbatas
c. Cocok untuk kepresisian umum
d. Sangat tepat untuk kombinasi rasio kecepatan tinggi dan
penggerak sudut siku.
6. Cyclo Gearbox

Cyclo gearbox adalah salah satu bentuk variasi dari planetary gear,

dimana gearbox ini bekerja berdasarkan prinsip cyclodial untuk mencapai

rasio reduksi yang tinggi tanpa mengorbankan efisensi dan

kekompakannya (kepraktisannya). Efisiensi yang tinggi ini diperoleh

dengan meminimalkan gesekan antara roller shaft dan disknya dan selain

itu juga dapat menahan beban kejut hingga 500% dari nilai torsinya.

Gambar 2.8 Cyclo gearbox

28
2.5.3 Komponen – Komponen Gearbox

1. Input Shaft ( Poros Input )

Input shaft adalah komponen yang menerima momen output dari unit

kopling, poros input juga berfungsi untuk meneruskan putaran dari clutch

kopling ke main shaft ( poros utama ), sehingga putaran bisa di teruskan

ke gear gear. Input shaft juga sebagai poros dudukan bearing, selain itu

berfungsi juga sebagai saluran oli untuk melumasi bagian dari pada input

shaft tersebut.

Gambar 2.9 Input Shaft

2. Main Shaft ( Poros Utama )

Main shaft yang berfungsi sebagai tempat dudukan gear sinchromest,

bearing, dan komponen komponen lain nya. Main shaft juga berfungsi

sebagai poros penerus putaran dari input shaft sehingga putaran dapat di

teruskan ke spindel, main shaft juga berfungsi sebagai saluran tempat

jalan nya oli.

29
Gambar 2.10. Main Shaft

3. PLANETARY GEAR SUCTION ( UNIT GIGI PLANETARY )

Planetary adalah pengubah RPM di suatu range tertentu di mana RPM

dapat di ubah sesuai dengan kebutuhan proses pengerjaan dan dapat pula

mengubah arah putaran spindel.

Gambar 2.11 Planetary Gear

30
4. OIL PUMP ASSY ( POMPA OLI )

Oil pump berfungsi untuk memompa dan memindahkan oli dari transmisi

case (rumah transmisi) ke sistem untuk di lakukan pelumasan terhadap

komponen komponen yang ada di dalam transmisi secara menyeluruh

Gambar 2.12 Oil Pump

5. CLUCTH HOUSING

Clucth housing adalah rumah dari clucth kopling yang berfungsi sebagai

pelindung clucth kopling, clucth housing juga berfungsi sebagai tempat

dudukan dari pada oil pump dan input shaft

Gambar 2.13 Clucth Housing

31
6. BEARING

Bearing berfungsi untuk menjaga kerenggangan dari pada shaft (poros),

agar pada saat unit mulai bekerja komponen yang ada di dalam transmisi

tidak terjadi kejutan, sehingga transmisi bisa bekerja dengan smooth

(halus)

Gambar 2.14 Bearing

7. O– RING

Berfungsi sebagai penyekat agar tidak terjadi kebocoran pada sistem

pelumasan, dan juga sebagai pengencang input shaft agar input shaft tidak

renggang pada saat unit berjalan.

Gambar 2.15 O-Ring

32
8. WORM SHAFT

worm shaft berfungsi sebagai penerus putaran dari worm wheel ke

outputshaft

Gambar 2.16 Worm shaft

2.6 Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros berbeban,

sehingga gesekan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan

panjang usia pemakianya. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan

poros suatu mesin bekerja dengan baik. (Sularso, 1994).

Jika bantalan tidak berfungsi dangan baik maka efisiensi seluruh sistem

akan menurun atau tak dapat bekerja secara semestinya.

Gambar 2.17 Pillow block (bearing)

(Sumber : Sularso, 1994)

33
2.6.1 Jenis- jenis bantalan

a. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros

• Bantalan luncur

Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan

karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan

perantaraan lapisan pelumas.

• Bantalan gelinding

Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar

dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, roll, dan roll

bulat.

b. Berdasarkan arah beban terhadap poros

• Bantalan radial

Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.

• Bantalan aksial

Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

• Bantalan gelinding khusus

Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak

lurus sumbu poros. Meskipun bantalan gelinding menguntungkan, Banyak

konsumen memilih bantalan luncur dalam hal tertentu, contohnya bila

kebisingan bantalan menggangu, pada kejutan yang kuat dalam putaran

bebas.

34
c. Berdasarkan elemen gelinding

Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang

sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Elemen gelinding seperti

bola atau roll, dipasang di antara cicin luar dan cincin dalam.

Dengan memutar salah satu cincin tersebut bola atau roll akan membuat

gesekan gelinding sehingga gesekan diantaranya akan jauh lebih kecil. Untuk

bola atau roll, ketelitian tinggi dalam bentuk dan ukuran merupakan keharusan,

karena luas bidang kontak antara bola atau roll dengan cincinya sangat kecil

maka besarnya beban persatuan luas atau tekananya menjadi sangat tinggi,

dengan demikian bahan yang digunakan harus mempunyai ketahanan dan

kekerasan yang tinggi.

Apabila suatu bantalan gelinding menerima beban dinamik yang berupa

beban radial dan aksial maka akan terjadi beban dinamik equivalent atau beban

dinamik kombinasi. Karena bebannya berupa beban dinamik maka beban

dinamik equivalent tersebut ditentukan sebagai berikut : (Sularso, 1994)

Pr = (X . V . Fr + Y . Fa) Ks........................................................................(2.10)

Dimana :

Pr = Beban ekivalen

Fa = Beban aksial

X = Faktor beban radial = 0,56

Fr = Beban radial

Y = Faktor beban aksial

35
Ks = Pembebanan normal

V = Faktor putaran

d. Menentukan umur bantalan

Umur nominal L ( 90% dari jumlah sampel, setelah berputar 1 juta putaran,

tidak memperlihatkan kerusakan karena kelelahan gelinding) dapat ditentukan

sebagai berikut.

Untuk nominal 𝐿ℎ adalah :

𝐿ℎ = 500𝑓ℎ3 Untuk bantalan bola

Untuk bantalan rol

𝐿𝑛 = 𝑎1. 𝑎2. 𝑎3. 𝐿ℎ𝐿𝑛𝐿ℎ Dengan bertambah panjangnya umur karena adanya

perbaikan besar dalam mutu bahan dan karena tuntutan keandalan yang lebih

tinggi, maka bantalan modern direncanakan dengan Yang dikalikan dengan

faktor koreksi. Jika menyatakan keandalan umur (100- n)(%), maka

𝐿𝑛 = 𝑎1. 𝑎2. 𝑎3. 𝐿ℎ .................................................................................(2.11)

Dimana :

𝑎1 = adalah faktor keandalan (Tabel 2.1) .

𝑎1 = 1 bila keandalan 90(%) dipakai seperti biasanya, atau 0,21 bila

keandalan 99(%) dipakai.

𝑎2 = adalah faktor bahan. 𝑎2 = 1 untuk bahan baja bantalan yang dicairkan

secara terbuka , dan kurang lebih = 3untuk baja bantalan de-gas hampa.

𝑎3 = adalah faktor kerja . 𝑎3 = 1 untuk kondisi kerja normal, dan kurang

dari 1 untuk hal-hal berikut (karena kondisi tidak menguntungkan umur

bantalan) :

36
Jika bantalan tinggal diam, bila cincin dalam,cincin luar dan elemen

gelinding berputar bersama sebagai satu kesatuan (tidak ada gerakan relatif

antara ketiga bagian tersebut), atau bantalan berputar dengan putaran tidak

lebih dari 10 (rpm), atau berayun-ayun, maka perhitungan L tidak dilakukan.

Dalam hal ini keadaan beban dianggap statis, dan perhitungan hanya

didasarkan pada beban ekivalen statis yang harus lebih. (Sumber : Sularso,

1997)

Tabel 2.4 Harga faktor keandalan

(Sumber : Sularso, 1997)

Faktor keandalan
𝐿𝑛 𝑎1
(%)

90 L10 1

95 L5 0,62

96 L4 0,53

97 L3 0,44

98 L2 0,33

99 L1 0,21

37
2.7 Sprocket ( Roda Gigi)

Sprocket adalah roda bergerigi yang berpasangan dengan rantai

digunakan untuk memindahkan kecepatan dari reducer, Transmisi sprocket-

chain mirip dengan pulley-sabuk. Walaupun mirip akan tetapi keduanya

memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Secara umum orang Indonesia

mengenal sprocket dengan istilah gear (roda gigi). Mekanisme sprocket dan

gear sangat berbeda. Menurut saya kurang tepat bila anda menyebut sprocket

sebagai gear. Transmisi sprocket dan rantai dapat anda jumpai pada sepeda

dan sepeda motor. (Sularso,2016. Niemann,1986)

mesin ini menggunakan 2 buah sprocket, sprocket sangat cocok

digunakan untuk kecepatan rpm rendah yang menerima beban yang

berat dan tidak slip.

1. Pitch

Pitch adalah jarak antara titik pusat roller rantai dan jarak tiap roller rantai

Gambar 2.18 Skema pitch

Sumber : R.S. Khurmi dan

J.K. Gupta (2005)

38
2. Diameter lingkaran pitch sprocket

Diameter lingkaran pitch sprocket titik pusat roller chain dan

yang membentuk sebuah garis lurus sebesar 180˚ atau membentuk

setengah lingkaran, ditunjukkan pada gambar 2.6 dengan simbol (D).

Dari gambar 2.6 dapat diketahui hubungan antara pitch dan Diameter

Lingkaran pitch.

2.8 Chain (rantai)

Rantai transmisi daya biasanya dipergunakan dimana jarak poros lebih

besar daripada transmisi roda gigi tetapi lebih pendek dari pada dalam

transmisi sabuk. Rantai mengait pada gigi sprocket dan meneruskan daya

tanpa slip, jadi menjamin perbandingan putaran yang tetap. (Sularso,2016.

Hutahean,2010)

Rantai sebagai transmisi mempunyai keuntungan-keuntungan seperti

mampu meneruskan daya besar karena kekuatannya yang besar, tidak

memerlukan tegangan awal, keausan kecil pada bantalan, dan mudah

memasangnya. Karena keuntungan-keuntungan tersebut, rantai mempunyai

pemakaian yang luas seperti roda gigi dan sabuk.

Di pihak lain, transmisi rantai mempunyai beberapa kekurangan, yaitu

variasi kecepatan tak dapat dihindari karena lintasan busur pada sprocket

yang mengaitmata rantai, suara dan getaran karena tumbukan antara rantai

dan dasar kaki gigi sprocket, dan perpanjangan rantai karena keausan pena

dan bus yang diakibatkan oleh gesekan dengan sprocket. Karena kekurangan-

39
kekurangan ini maka rantai tak dapat dipakai untuk kecepatan tingi, sampai

ditemukan dan dikembangkannya rantai gigi.

Rantai dapat dibagi atas dua jenis. Yang pertama disebut rantai rol,

terdiri atas pena, bus, rol dan plat mata rantai. Yang lain disebut rantai gigi,

terdiri atas plat-plat berprofil roda gigi dan pena berbentuk bulan sabit yang

disebut sambungan kunci. Dalam pembahasan dibawah ini lebih dahulu akan

dibicarakan hal rantai rol. (Shingley,1986)

Rantai rol dipakai bila diperluka transmisi positif (tanpa slip) dengan

kecepatan sampai 600 (m/min), tanpa pembatasan bunyi, dan murah

harganya. Untuk bahan pena, bus, dan rol dipergunakan baja karbon atau baja

khrom dengan pengerasan kulit. Rantai dengan rangkian tunggal adalah yang

paling banyak dipakai. Rangkaian banyak, seperti dua atau tiga rangkaian

dipergunakan untuk transmisi beban berat. Ukuran dan kekuatnnya

distandarkan. Dengan kemajuan teknologi yang terjadi akhirakhir ini,

kekuatan rantai semakin meningkat. (Hutahean,2010)

Sproket rantai dibuat dari baja karbon untuk ukuran kecil, dan besi cor

atau baja cor untuk ukuran besar. Untuk perhitungan kekuatannya belum ada

cara yang tetap seperti pada roda gigi.Adapun bentuknya telah distandarkan.

Tata cara pemilihan rantai dapat diuraikan. Daya yang akan

ditransmisikan (kW), putaran poros penggerak dan yang digerakkan (rpm),

dan jarak sumbu poros kira-kira (mm), diberikan lebih dahulu. Daya yang

ditransmisikan perlu dikoreksi menurut nesi yang akan digerakkan dan

penggerak mulanya, dengan faktor koreksi.(Sularso,2016. Holman,1985)

40
Momen lentur akan selalu terjadi pada poros. Karena itu periksalah

kekuatan lentur poros bila diameternya telah diberikan. Dengan

menggunakan putaran (rpm) dari poros yang berputaran tinggi dan daya yang

telah dikoreksi (kW), carilah nomor rantai dan jumlah gigi sproket kecil.

Jumlah gigi ini sebaiknya merupakan bilangan ganjil dan lebih dari

15. Jumlah gigi minimum yang diizinkan adalah 13. Jumlah gigi untuk

sproket besar juga dibatasi, maksimum 114 buah. Perbandingan putaran

dapat diizinkan sampai 10/1. Sudut kontak antara rantai dan sproket kecil

harus lebih besar dari 120 o. Transmisi rantai akan lebih halus dan kurang

bunyinya jika dipakai rantai dengan jarak bagi kecil dan jumlah gigi sproket

yang banyak. (Shingley,1986)

Diameter lingkaran jarak bagi dp dan Dp (mm), diameter luar dk dan Dk (mm)

untuk kedua sproket dapat dihitung dengan rumus berikut :

dp = p/sin (180o/z1)

Dp = p/sin(180o/z2) ...................................................................................(2.5)

dk = {0,6 + cot (180o/z1)}p

Dk = {0,6 + cot (180o/z2)}p ........................ .............................................(2.6)

Telah disinggung diatas bahwa pemeriksan diameter bos atau naf dE, dan DE

(mm), adalah penting untuk lubang poros.

Diameter naf maksimum dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :

dEmax = p{cot(180o/z1) – 1} – 0,76

DEmax = p{cot(180o/z2) – 1} – 0,76.......................................................... (2.7)

Panjang rantai yang diperlukan dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :

41
Lp

di mana :

Lp : Panjang rantai, dinyatakan dalam jumlah mata rantai z1 : Jumlah sproket

kecil

z2 : Jumlah gigi sproket besar

C : Jarak sumbu poros, dinyatakan dalam jumlah mata rantai (dapat berupa

bilangan pecahan).

Tabel 2.5 ukuran rantai rol.

(Sumber : Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso)

[ukuran umum]

Jarak Diameter Lebar Plat mata rantai Dia.


bagi rol rol
Nomor Tebal Lebar Lebar D
rantai P R W
T H h

60 19,05 11,91 12,70 2,4 18,1 15,6 5,96

2.9 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori serta kerangka bepikir yang sudah dijelaskan dan

dijabarkan pada sub bab sebelumnya, maka hipotesis pada penelitian ini yaitu

secara perhitungan teknis, Mesin Penggulung belt conveyor berjalan dengan baik,

serta mampu melakukan penarikan belt conveyor dengan beban maksimum 5 ton.

42

Anda mungkin juga menyukai