TOPIK 2
Pelumas Alat Berat
Pelumas pada alat berat memiliki berbagai macam fungsi. Fungsi yang
spesifik untuk masing-masing pelumas tergantung dari kebutuhan dari
komponen didalam kompartemen yang dilumasi.
Beberapa fungsi dari pelumas adalah sebagai berikut:
• Memindahkan panas.
• Mencegah korosi.
• Meneruskan tenaga.
• Meredam beban kejut.
• Mengurangi ketegangan pada bidang kontak.
• Mengontrol deposit.
• Mengontrol kontaminan.
• Mengontrol gesekan.
• Melawan oksidasi.
Pelumas drive train harus mampu melindungi gear dan bearing dari keausan
yang berlebihan. Beberapa dari kompartemen ini tidak memiliki sistem
pendingin, sehingga oli drive train harus bisa juga menahan oksidasi saat
beroperasi pada suhu kerja yang tinggi. Fungsi tambahan dari dari pelumas
drive train adalah untuk mengontrol gesekan. Transmisi powershift dan sistem
pengereman type basah memiliki kebutuhan spesifik oli untuk menangani
gesekan yang terjadi. Pelumas hendaknya mengizinkan clutch untuk engage
penuh sambil pada saat yang bersamaan oli juga mendinginkan komponen
tersebut dan meminimalkan keausan yang terjadi.
Sistem hidrolik banyak diaplikasikan pada machine atau engine Caterpillar. Hidrolik
digunakan untuk: ground engaging tool, steering dan menggerakan machine
(transmisi hidrostatik). Oli hidrolik harus mampu menahan timbulanya oksidasi dan
mencegah timbulnya karat pada komponen-komponen yang vital. Oli tersebut juga
harus menyediakan perlindungan terhadap karat untuk pompa hidrolik bertekanan
tinggi.
Komposisi Pelumas
Pelumas alat berat dibuat dengan cara menggabungkan base stocks dan additives.
Secara umum komposisi campurannya adalah 85% base stocks dan 15% additives.
Base stock merupakan bahan baku utama yang menyusun suatu cairan pelumas.
Banyak proses yang harus dilalui untuk meng-ekstrak base stock pelumas dari
sumber crude oil. Kwalitas dari crude oil dan proses pengolahannya akan
menentukan unjuk kerja dari base stocks tersebut. Pada beberapa kasus base
stocks merupakan hasil sintesa dari sumber minyak yang lain selain crude oil
sehingga disebut base stocks sintetik. Base stocks sintetik ini biaya produksinya
lebih tinggi. Untuk pelumas alat berat, base stocks harus ditambah oleh zat additives
untuk melindungi komponen yang berderak, mengontrol deposit dan menambah
kemampuan gesekan.
Secara umum terdapat tiga jenis base stocks yang dikenal saat ini, yaitu:
• Konvensional
• Highly refined conventional
• Sintetik
Masing-masing jenis base stocks memerlukan jenis additives tertentu agar mampu
memberikan unjuk kerja yang maksimum. Base stocks konvensional dan highly
refined menggunakan crude oil sebagai bahan baku. Jenis dan proses pemurnian
yang dilakukan akan menentukan kwalitas dari base stocks tersebut. Base stocks
sintetik terbuat dari berbagai macam sumber minyak. Karakteristik base stocks jenis
ini adalah memiliki ketahanan oksidasi pada suhu yang tinggi dan memiliki
kemampuan alir yang baik saat suhu rendah. Base stocks sintetik tetap masih
memerlukan additives apabila akan dipergunakan sebagai pelumas pada alat berat.
Additives untuk pelumas alat berat dicampurkan ke dalam base stocks pada suatu
kondisi yang terkontrol di pabrik pencampurnya. Additives untuk pelumas alat berat
diproduksi oleh empat pemasok utama, yaitu:
• Afton
• Infinum
• Lubrizol
• Oronite
Additives oli merupakan campuran kimia yang rumit dan secara spesifik dirancang
untuk meningkatkan unjuk kerja oli. Umumnya instrumen yang terdapat di
laboratorium oli dapat mendeteksi beberapa komponen yang menyusun camputan
additives tersebut. Elemen yang bisa ditemukan pada additives adalah: Ca, Mg, Zn,
P, Si, Mo, B, Ba
Unjuk kerja pelumas ditentukan oleh suatu sistem yang terdiri dari: pembuat minyak
pelumas, pembuat alat kerja (otomotif atau alat berat), perusahaan pembuat
additives, laboratorium penguji dan asosiasi pekerja teknis atau insinyur. Kelompok
ini selanjutnya yang menentukan berbagai macam spesifikasi oli yang digunakan
pada peralatan alat berat.
Disamping merujuk pada standar industri Caterpillar juga secara internal membuat
spesifikasi untuk menentukan pelumas yang direkomendasikan khusus untuk
machine atau engine yang diproduksi oleh Caterpillar. Secara aktif Caterpillar juga
ikut serta dalam membuat standarisasi dan menjadi sponsor pengujian untuk
pelumas industri.
Caterpillar menggunakan sistem klasifikasi oli API (America Petrolium Institute) dan
spesifikasi Cat ECF-1 dalam menentukan pelumas untuk Cat diesel engine. API
sistem ditentukan oleh serangkaian pegujian operasi engine dan pengetesan di test
bench. Sedangkan spesifikasi Cat ECF-1 mencakup adanyabeberapa pengujian
tambahan dan pengujian batasan kimiawi.
API mengatur lisensi dan melakukan program sertifikasi untuk pelumas engine
diesel dan bensin. Oli yang memenuhi unjuk kerja API dapat mencantumkan API
simbol sebagai bukti telah lolos uji sertifikasi.
• Oli kategori API “S” adalah oli yang di desain untuk engine gasoline (bensin).
“S” adalah singkatan dari spark yang berarti percikan api. Karena motor
bensin menggunakan percikan bunga api dari busi untuk menyalakan
pembakaran.
• Oli kategori API “C” adalah oli yang di desain untuk engine diesel alat berat.
“C” adalah singkatan dari compres yang berarti tekanan. Karena motor diesel
menggunakan kompresi untuk menghasilkan panas yang menyalakan
pembakaran.
• Oli universal dengan kategori “C” dan “S” dapat digunakan baik pada diesel
maupun gasoline.
Table dibawah ini menunjukan kemajuan dalam pengujian oli yang pada klasifikasi
tiga oli engine terakhir yang dilakukan oleh API.
Perkembangan API service secara general dari mulai pertama di buat sampai yang
terakhir bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
Oli diesel engine klasifikasi CI-4 telah memenuhi lima pengujian yang dilakukan. Dua
pengujian diantaranya dibuat oleh Caterpillar. Pengujian Cat dirancang untuk
menguji kemampuan oli dalam mengontrol deposit dan menjaga agar konsumsi oli
tetap berada pada level yang dapat diterima. Pembuat engine yang lain biasanya
juga membuat pengujian tambahan untuk klasifikasi API yang telah ada.
Gambar dibawah menunjukan contoh piston yang telah melalui pengujian oleh
Caterpillar.
Secara ideal klasifikasi API harus mampu menyediakan oli untuk semua diesel
engine modern. Tetapi banyak pembuat diesel engine masih membutuhkan oli
dengan unjuk kerja yang lebih tinggi. Karena itulah maka para pembuat engine
diesel masih mengeluarkan spesifikasi khusus untuk engine yang mereka buat
dengan kode spesifikasi khusu seperti tampak pada tabel dibawah ini.
Caterpillar DEO secata khusus dibuat untuk memenuhi kebutuhan dari diesel engine
Caterpillar dengan unjuk kerja yang tinggi. Cat DEO harus memenuhi semua
persyaratan terakhir yang digariskan oleh spesifikasi API, Cat ECF-1 dan lulus dari
serangkain pengujian yang dilakukan pada engine Cat. Pengujian pada unjuk kerja
oli dilakukan baik pada engine yang diaplikasikan di on-highway maupun off-
highway.
Cat DEO tersedia baik yang menggunakan konvesional base stocks ataupun full
synthetic base stocks.
Belum terdapat standar industri yang menentukan minimum unjuk kerja pada oli gas
engine. Caterpillar merekomendasikan oli gas engine berdasarkan pada hasil
pengujian lapangan dan komposisi kimia. Oli yang dipakai harus secara khusus
diformulasikan untuk bekerja pada engine alat berat yang menggunakan bahan
bakar gas. Oli untuk motor gasoline dan diesel tidak dapat digunakan pada engine
berbahan bakar gas.
Contoh pengujian lapangan pada oli gas engine dapat dilihat dibawah ini:
Rekomendasi terakhir untuk pelumas pada gas engine dapat dilihat pada literatur
Caterpillar SEBU6400.
Cat NGEO dibuat untuk memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan oleh Cat gas engine.
Serangkaian pengujian yang intensif telah dilakukan pada engine Cat series G3400,
G3500 dan G3600. Cat NGEO tersedia untuk berbagai tingkatan unjuk kerja. Versi
yang unjuk kerjanya lebih tingi mengjinkan masa penggantian oli yang lebih panjang.
Caterpillar secara mandiri telah membuat oli spesifikasi TO-4 untuk memenuhi
kebutuhan yang beraneka ragam pada komponen drive train. TO-4 harus memiliki
karakteristik khusus untuk menangani gesekan yang presisi dengan berbagai
macam bahan atau material gesek. Bahan bergesekan ini digunakan pada transmisi
powershift dan sistem pengereman basah. TO-4 juga harus memiliki kemampuan
melindungi keausan yang tinggi untuk melindungi komponen diferential dan final
drive.
Spesifikasi yang dimiliki oleh oli Caterpillar TO-4 adalah sebagai berikut:
Spesifikasi yang dimiliki oleh oli Caterpillar TO-4M adalah sebagai berikut:
• Oli drivetrain khusus multi-grade yang dibuat oleh Caterpillar untuk digunakan
pada: transmisi powershift, sistem rem basah dan sistem hidrolik.
• TO-4M digunakan apabila karena disebabkan oleh faktor cuaca atau iklim
diperlukan pemakaian oli grade SAE 10W di musim dingin dan grade SAE 30
dimusim panas.
• Oli TO-4M tidak dapat digunakan di kompartemen final drive atau differensial
dikarenakan oli tersebut tidak dapat menyediakan perlindungan yang
memadai untuk gear yang ada di kompartemen tersebut.
Oli Caterpillar TDTO memiliki unjuk kerja diatas dari yang dimintakan oleh spesifikasi
oli TO-4:
Hydraulic Oil
Oli hidrolik standar industri tidak dapat digunakan karena umumnya oli tersebut tidak
mengandung additives dispersants dan anti-wear yang memadai. Dua additivees
tersebut sangat diperlukan pada oli hidrolik karena:
Oli hidrolik biodegradable bisa juga digunakan apabila memenuhi spesifikasi Cat BF-
1. Oli yang memenuhi spesifikasi BF-1 telah melampaui test yang disyaratkan untuk:
Spesifikasi yang dimiliki oleh oli Hidrolik Caterpillar adalah sebagai berikut:
• Cat HYDO dibuat dan diuji untuk memastikan usia optimum dari Cat hidrolik
sistem bisa tercapat. Cat HYDO telah terbukti mampu untuk diganti tiap 4000
jam di sistem hidrolik Cat.
• Apabila Cat HYDO tidak ada maka oli produksi Caterpillar berikut ini juga
memiliki unjuk kerja yang sama: DEO, TDTO, TDTO TMS & MTO.
• Sat HEES adalah produk biodegradable yang melebihi kebutuhan spesifikasi
Cat BF-1 dan memenuhi kebutuhan biodegrability yang telah digariskan oleh
EPA dan OECD.
Caterpillar juga merancang oli khusus yang bisa memenuhi kebutuhan dari final
drive dan differensial. Spesifikasi dari oli Cat FD-1 telah mamasukan faktor keausan
gear, keausan bearing dan sifat viskositas untuk class oli jenis baru. FD-1 oli
memiliki unjuk kerja yang melebihi TO-4 pada komponen differensial dan final drive.
Yang harus dipatuhi adalah bahwa oli FD-1 hanya bisa dipakai pada kompartemen
yang memiliki gear. Kompartemen dengan komponen rem basah dan clutch basah
harus menggunakan oli TO-4.
Gear Oil
Beberapa machine Caterpillar masih menggunakan oli gear yang juga biasa dipakai
pada kendaraan otomotif di kompartemen final drive dan bagian lainnya yang
memiliki gear. Oli gear ini telah ditentukan spesifikasinya oleh API dan juga oleh
spesifikasi militer. Oli gear tidak dapat digunakan pada differensial yang spesifikasi
nya harus menggunakan oli TO-4 atau FD-1. Oli gear Caterpillar sendiri telah
memenuhi spesifikasi: API GL-5, MIL-L2105D, L-37 dan L-42.
Axle belakang Cat backhoe loader membutuhkan oli khusus yang sejenis dengan
yang biasa digunakan pada axle tractor pertanian dan sistem hidrolik. Oli ini
dirancang untuk menyediakan perlindungan terhadap keausan gear, mengontrol
gesekan pada rem basah dan ketahanan terhadap lecet pada pompa hidrolik.
Jenis additives yang terdapat pada berbagai macam oli dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Metallic Detergents *
Ashless Dispersants * *
Anti-oxidants * * * * * * *
Anti-wear Agents * * * * *
Rust Inhibitors * * * *
Corrosion Inhibitors * * * *
Friction Modifiers * * *
Ext. Pressure Agents * * *
Anti-foam Agents * * * * * * *
Viscosity Improvers * *
Pour Point Depressants * * *
Seal Swell Control *
Sifat dari pelumas yang akan dibahas pada bagian ini meliputi:
contaminants).
• Pengontrolan deposit (deposit control).
• Ketahanan terhadap karat (corrosion reistance)
Keempat properti ini harus ada pada semua pelumas yang digunakan di alat berat.
Empat sifat ini didesain untuk mengurangi keausan dan menjaga agar masing-
masing kompartemen dapat bekerja pada unjuk kerja terbaiknya.
Karakteristik Aliran
• Karakteristik aliran dari suatu oli diukur dengan angka viskositas. Dimana
viskositas atau kekentalan didefinisikan sebagai tahanan fluida untuk
mengalir. Unjuk kerja viskositas dari pelumas alat berat di identifikasi dengan
grade viskositas (viscosity grade). Caterpillar merujuk pada “Society of
Automotive Engineers” (SAE) viscosity grades dalam menentukan spesifikasi
kekentalan yang dibutuhkan pada suatu kompartemen.
Tabel dibawah ini menunjukan kekentalan yang dibutuhkan menurut spesifikasi SAE
J300. Grade dengan huruf “W” ditujukan untuk oli yang digunakan pada suhu
rendah, yang lainnya adalah oli yang diuji unjuk kerjanya pada suhu tinggi.
SAE J306 menentukan grade viskositi untuk oli gear. Seperti SAE J300, SAE J306
juga memiliki grade “W” untuk musim dingin dan grade “non-W” untuk beroperasi
50
40
SAE 15W 30
Increasing Viscosity When hot this oil may 20
be too thin to provide
adequate lubrication.
SAE J306 hanya melakukan dua pengujian saja sedangkan SAE J300 melakukan
empat jenis pengujian untuk menetukan viscosity grade-nya.
Viscosity Index
Viscosity index (VI) adalah sebuah ukuran dari perubahan kekentalan sebuah cairan
berhubungan dengan perubahan suhu. Jika konsistensi sebuah cairan relative sama
dengan perubahan temperature, cairan tersebut memiliki VI yang tinggi. Jika sebuah
cairan berubah menjadi kental pada temperature rendah dan sangat encer pada
temperature tinggi, cairan tersebut memiliki VI yang rendah. Oil yang encer tidak
Dispersion of Contaminants
Banyak zat kontaminan yang masuk ke oli dan tidak dapat dilarutkan. Tanpa
dispersants maka kontaminan ini akan bergabung dan membesar ukurannya. Pada
akhirnya kontaminan yang menggumpal ini dapat merusak sistem pelumasan dan
meningkatkan keausan.
• Tingkat dispersant tidak dapat dengna mudah diukur baik pada oli baru
maupun bekas.
• Unjuk kerja oli yang dilihat melalui tes yang standar dapat digunakan untuk
menentukan ke-efektifan dari dispersant.
• Dispersant di dalam oli engine menjaga agar jelaga jangan sampai
Mengontrol Deposit
Kombinasi antara kontaminan dan air di dalam oli dapat menghasilkan asam yang
mampu merusak oli dan mempercepat keausan. Asam tersebut akan menyerang:
• Pelumas alat berat dicampur juga dengan additives yang memiliki kandungan
alkali. Additives yang mengandung alkali ini berfungsi untuk menetralkan
asam di dalam oli. Additives tersebut juga akan membentuk lapisan yang
melindungi permukaan metal.
• Pada banyak oli, additive detergents juga menghasilkan alkali sama seperti
additives yang terbuat dari campuran zinc yang akan melindungi permukaan
logam.
• Pengujian “Total Base Number” (TBN) dilakukan untuk mengukur kandungan
alkali pada oli baru dan bekas.
• Pengukuran “Total Acid Number” (TAN) dilakukan untuk mengetahui jumlah
asam yang ada pada oli baru dan bekas.