" Reprinted with persmission form SAE J300 1999 Society of Automotive Engineers, Inc."
Theoretically the best possible SAE Viscosity rating is 0W-60, but only small experimental quantities of
such lubricants were ever produced. The NASA SynLube is rated SAE 0W-60, but it sells for $90.00
per Liter, therefore it is not economical or practical for average automotive use.
Below is the list of SAE Viscosity Ratings in order of preference from Best to Worst:
3rd Best
Average
Acceptable
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
SAE
SAE
SAE
SAE
SAE
SAE
SAE
SAE
SAE
SAE
SAE
SAE
Climatic
Code
Minimum
Low
Temp. F
Minimum
Low
Temp. C
Maximum
High
Temp. F
Maximum
High
Temp. C
Typical
Coolant
Temp.
F
Typical
Coolant
Temp.
C
Ideal
SAE
Viscosity
Very Hot
AA
>80
>26
>110
>43
212
100
60
Hot
>60
>16
>110
>43
200
93
50
Warm
>50
>10
<110
<43
190
87
40
Normal
>40
>4
<97
<36
170
77
30
Normal
>20
>-7
<85
<29
170
77
10W-30
Cold
<20
<-7
<69
<21
170
77
5W-30
-20
32
160
71
10W
Freezing
-13
-25
32
160
71
5W
Sub-Zero
-22
-30
-18
160
71
AllClimate*
-13
-25
>110
>43
160200
Winter
71-93
0W
5W-50
Pada dasarnya, viskositas atau kekentalan menjadi bagian yang terpenting. Oli
dengan kekentalan yang tinggi akan menghasilkan lapisan (oil film) yang tebal pada
permukaan logam sehingga mampu memikul beban yang berat. Tetapi, tingkat friksi
(gesekan) yang menyebabkan mesin kehilangan tenaga juga semakin tinggi. Begitu
juga sebaliknya.
b. Sertifikasi API
API merupakan lembaga penguji kualitas pelumas yang selama ini menjadi rujukan
dunia. Untuk mendapatkan sertifikasi tersebut, sebuah pelumas harus menjalani
serangkaian pengujian laboratorium dan uji jalan pada mesin. Setelah lolos atas ujian
yang berdasarkan The International Lubrication Standardization maka akan dizinkan
menggunakan standar API tersebut.
Untuk mengetahui apakah suatu produk oli memalsukan sertifikasi API atau tidak,
terdapat sejumlah pengetahuan sederhana yang bisa digunakan untuk menduga
keabsahan sertifikasi API tersebut. Selain merek pelumas bersangkutan, populer atau
tidak, bisa pula dilihat dari warna, kekentalan, dan bau pelumas tersebut. Atau dapat
Oli sintetis, bahan bakunya juga berasal dari minyak bumi. Hanya saja, untuk
sampai ke tingkat sintetis, proses pembuatannya dilakukan secara fisika. Proses itu
yang membuat oli sintetis menjadi lebih mahal. Bahan sintetis daya tahannya
terhadap panas lebih tinggi sehingga oli tidak mudah rusak dan tahan lebih lama
terhadap oksidasi, Sebab itu, harga oli sintetis lebih mahal daripada oli mineral.
Dari beberapa tipe pelumas sintetis, maka Esters dan Poly Alpha Olefins (PAO)
adalah yang paling tepat digunakan untuk melumasi mesin mobil. Khusus untuk PAO
maka oli sintetis ini memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan in antara lain:
PAO memiliki Viskositas Index yang tinggi sehingga sedikit sekali menggunakan
aditiv, dan sedikit deposit dalam oli. Keunggulan sintetis itu mengurangi keausan
ring, piston, dan silinder.
PAO juga memiliki karakter penguapan yang rendah, sehingga permukaan oli
stabil. Titik bekunya juga rendah sehingga tetap mampu mencair pada temperatur
yang amat rendah dan stabil terhadap oksidasi sehingga memperpanjang usia pakai
oli.
Oli sintetis memiliki tingkat viskositas yang aman, meski mesin dalam kondisi panas
maupun dingin sampai minus 20 derajat. Oli ini juga lebih encer sehingga mudah dan
cepat mencapai bagian terkecil dari mesin. Untuk mobil yang sensitif, penggunaan oli
sintetis ini bisa mendorong tenaga mesin bekerja lebih optimal. Mobil-mobil dengan
teknologi tinggi memiliki perangkat klep yang rumit amat dianjurkan menggunakan
oli sintetis.
Selain ada keunggulannya, oli sintetis juga memiliki kelemahan.
Harganya bisa mencapai lima sampai enam kali oli mineral. Ini akibat proses
pembuatannya yang lebih sulit.
Tidak mudah bercampur dengan sembarang aditiv, sehingga penggunaan aditiv
harus selektif, karena bisa merusak seal.
Untuk kebutuhan biasa, tidak ada salahnya apabila menggunakan oli mineral
mengingat harganya yang lebih murah daripada oli sintetis. Akan tetapi, untuk
penggunaan ekstrem, seperti balap, mutlak menggunakan oli sintetis.
IV. Aditif
Selain mengisi oli mesin terkadang kita masih menambahkan aditiv seperti Produk
Wynns Engine Concentrate Treatment. Hal ini dapat dipahami karena banyak
publikasi mengenai aditiv yang katanya bisa menambah kinerja mesin maupun
menambah usia pakai alias mengawetkan mesin. Punya pandangan seperti itu dan
menggunakan aditiv sah-sah saja asal dilakukan secara benar dan ada rekomendasi
dari pabrik oli. Namun, bila kita ingin menambah aditiv, baca dan tanyakanlah
karakter oli yang digunakan. Alasannya, penambahan aditiv pada beberapa merek oli,
khususnya oli sintetis maupun semi sintetis, ternyata dilarang oleh pembuat oli.
Pemakaian oli sintentis atau semi sintetis justru dikhawatirkan akan memberi reaksi
kimia dan dikhawatirkan bisa merusak mesin mobil.
Perlu dipahami, dalam oli sebenarnya sudah ditambahkan aditiv, termasuk oli yang
banyak dipasarkan. Dasarnya, oli asli (base oil) hasil penyulingan dari perut bumi,
tidak bisa langsung dipakai. Minyak itu harus mendapat tambahan aditiv, antara lain
Detergen, bahan untuk mencegah terjadinya endapan pada saat mesin bersuhu
tinggi dan biasanya menggunakan bahan kimia Sulfonaat (Ba, Ca), Phosphanaat
dan sebagainya.
Dispersan, bahan untuk mendepres lumpur yang terjadi dan biasanya
menggunakan bahan kimia polymar dari acrylit, methacrylit.
Corosion Inhibitor bahan kimia yang bisa melindungi logam-logam nonferrous
dalam mesin dan bahan kimianya adalah metalditheophos phates dan metal
dicarbonates
Anti Oxidans, yakni Sulffides dan sulfarides untuk mengurangi oksidasi pada
minyak pelumas
Viscosity Index Improvers untuk menjaga agar kekentalan minyak pelumas tidak
banyak berubah pada saat suhu mesin tinggi
Pour Point Depressant untuk mencegah parafin wax mengristal pada suhu rendah,
bahan kimia yang digunakan adalah Polymethacrylates dan polycrylamides
Extreme Pessure (EP) untuk mencegah kerusakan akibat sentuhan logam dengan
logam dan bahan kimia yang digunakan adalah persenyawaan sulfur atau halogen
Masih ada lagi aditiv seperti Seal Swell Agents, Anti Foam Agents, Anti Wear
Agents, Friction Modifiers dan lain-lain.
Bila kita ingin menambah aditiv, seharusnya mobil digunakan untuk menempuh jarak
yang lebih jauh, umpamanya tambah 2.500 km. Namun, biasanya pemilik mobil
sudah tidak nyaman bila mobil sudah menempuh 5.000 km dan segera minta oli
mesin diganti. Ini tindakan wajar, karena oli mesin sudah berubah warna dan banyak
endapannya.
Namun, bila Anda tetap berniat menambah aditiv pada mesin mobil Anda, maka perlu
diperhatikan beberapa ketentuan ini. Pastikan apakah oli itu bisa dicampur dengan
aditiv. Ada beberapa jenis oli sintetis yang tidak boleh ditambahkan aditiv, karena
bisa terjadi reaksi kimia. Bahkan, oli bisa berubah menjadi seperti cendol. Selain itu,
penambahan aditiv yang terlalu kental dan berulang kali, dalam beberapa kasus justru
merusak mesin mobil. Penambahan aditiv yang mengakibatkan oli mesin menjadi
kental, bisa menutup lubang-lubang kecil pada mesin, akibatnya pelumasan ke bagian
itu terhambat, dan mesin rusak.