Anda di halaman 1dari 8

MENGENAL OLI MESIN

I. Fungsi Oli Mesin


Oli adalah penopang utama dari kerja sebuah mesin. Bukan itu saja, bahkan oli juga
menentukan performa dan daya tahan mesin. Semakin baik kualitas oli yang
digunakan, semakin baik pula performa dan daya tahan mesin.
Fungsi oli bukan hanya sebagai pelumas saja, melainkan juga sebagai pendingin dan
pembersih mesin. Sebagai pelumas, oli melumasi (lubricating) seluruh komponen
yang bergerak di dalam mesin untuk mencegah terjadinya kontak langsung
antarkomponen yang terbuat dari logam. Dalam hal ini, unsur kekentalan (viskositas)
sangat penting. Sebagai pendingin, oli juga harus mampu mengurangi panas yang
ditimbulkan oleh gesekan antarlogam pada mesin yang bergerak, seperti klep (katup)
atau bearing (laher).
Proses pembakaran di dalam dapur pacu mesin dapat menimbulkan oksidasi sehingga
menghadirkan kerak dan korosi pada logam. Di sinilah, oli berfungsi untuk
membersihkan bagian-bagian mesin dari oksidasi dan mencegah terjadinya karat di
dalam mesin.
II. Karateristik Oli
Pada setiap oli yang beredar di pasaran akan dijumpai dua istilah karakteristik oli,
yakni SAE dan API. Kekentalan dan tingkatan ketahanan pelumas yang diperlukan
akan dijelaskan berdasarkan sertifikasi - paling populer API (American Petroleum
Institute) - yang pasti tertera dalam buku petunjuk tersebut. Kriteria tersebut harus
diikuti. Sertifikasi API dan lainnya menunjukkan tingkat bonafiditas produk
bersangkutan.
a. SAE Viscosity Index
Ketepatan jenis pelumas untuk sebuah kendaraan lebih ditentukan oleh tingkat
kekentalannya yang ditujukan dengan SAE (Society of Automotive Enginers).
Semakin rendah angka SAE akan semakin encer pelumas tersebut.
SAE untuk menandai tingkat kekentalan (viskositas). Misalnya, SAE 20W-50. Huruf
W berarti winter (musim dingin). Itu berarti dalam suhu dingin (pada musim dingin),
kekentalan oli berada pada angka viskositas SAE 20. Sementara angka 50 berarti
pada udara panas tingkat kekentalan oli akan berubah menjadi 50. (Kekentalan 20
atau 50 itu maksudnya seperti apa, saya kurang jelas, barangkali ada yang lebih pakar
bisa menambahkan) Inilah yang disebut oli multigrade atau oli yang memiliki

beberapa tingkat (grade) kekentalan. Sedangkan karakteristik oli monograde hanya


memiliki satu tingkat kekentalan, diukur pada temperatur kerja mesin 0 sampai 98,9
derajat C, misalnya SAE 40 dan SAE 50.

Tabel. SAE Viscosity Grades For Engine Oils(1)(2)


SAE
Low
Low
Low-ShearLow-ShearHigh-ShearViscosity Temperature Temperature
Rate
Rate
Rate
Grade
(C)
(C)
Kinematic
Kinematic
Viscosity(6) (cP)
Cranking
Pumping
Viscosity(5)(cSt) Viscosity(5)(cSt)
at 150C
Viscosity(3), Viscosity(4),
at 100C
at 100C
Min
cP
cP
Min
Max
Max
Max with
No Yield
Stress(4)
0W
6200 at -35 60000 at -40
3.8
5W
6600 at -30 60000 at -35
3.8
10W
7000 at -25 60000 at -30
4.1
15W
7000 at -20 60000 at -25
5.6
20W
9500 at -15 60000 at -20
5.6
25W
13000 at -10 60000 at -15
9.3
20
5.6
< 9.3
2.6
30
9.3
< 12.5
2.9
40
12.5
< 16.3
2.9 (0W-40, 5W40, 10W-40
grades)
40
12.5
< 16.3
3.7 (15W-40,
20W-40, 25W40, 40 grades)
50
16.3
< 21.9
3.7
60
21.9
< 26.1
3.7
(1)

Notes-1cP = 1mPa* s; 1 cSt = 1mm2/S


All values are critical specifications as defined by ASTM D3244 (see text, Section 3).
(3)
ASTM D5293
(4)
ASTM D4684: Note that the presence of any yield stress detectable by this method constitutes a failure regardless
of viscosity.
(5)
ASTM D445
(6)
ASTM D4683, CEC L-36-A-90 (ASTM D4741) or D5481
(2)

" Reprinted with persmission form SAE J300 1999 Society of Automotive Engineers, Inc."

Theoretically the best possible SAE Viscosity rating is 0W-60, but only small experimental quantities of
such lubricants were ever produced. The NASA SynLube is rated SAE 0W-60, but it sells for $90.00
per Liter, therefore it is not economical or practical for average automotive use.
Below is the list of SAE Viscosity Ratings in order of preference from Best to Worst:

The Best Possible

: SAE 0W-60 (Very Expensive)

The Best Available


2nd Best

3rd Best

Average

Acceptable

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

SAE
SAE
SAE
SAE
SAE
SAE
SAE
SAE
SAE
SAE
SAE
SAE

5W-50 (Possible only with Fully Synthetic Motor Oil)


5W-40 for Colder Climates (Synthetic or Blend)
10W-50 for Warmer Climates (Synthetic or Blend)
5W-30 for Colder Climates
10W-40 for Normal Climates
20W-50 for Hot Climates**
10W-30
15W-40 for Heavy Duty Diesel Applications
30 for Normal Climates, but not in Winter
40 for Warmer Climates, but not in Winter
50 for Hot Climates, but not in Winter
5W-20 for sub-zero temperatures, Winter use only**

Legend: ** = unless use is prohibited by the engine manufacturer


To make sense of the above recommendations we must define what all those climatic conditions
mean. The definitions can be found in the table below:
Climatic
Condition

Climatic
Code

Minimum
Low
Temp. F

Minimum
Low
Temp. C

Maximum
High
Temp. F

Maximum
High
Temp. C

Typical
Coolant
Temp.
F

Typical
Coolant
Temp.
C

Ideal
SAE
Viscosity

Very Hot

AA

>80

>26

>110

>43

212

100

60

Hot

>60

>16

>110

>43

200

93

50

Warm

>50

>10

<110

<43

190

87

40

Normal

>40

>4

<97

<36

170

77

30

Normal

>20

>-7

<85

<29

170

77

10W-30

Cold

<20

<-7

<69

<21

170

77

5W-30

-20

32

160

71

10W

Freezing

-13

-25

32

160

71

5W

Sub-Zero

-22

-30

-18

160

71

AllClimate*

-13

-25

>110

>43

160200

Winter

71-93

0W
5W-50

Pada dasarnya, viskositas atau kekentalan menjadi bagian yang terpenting. Oli
dengan kekentalan yang tinggi akan menghasilkan lapisan (oil film) yang tebal pada
permukaan logam sehingga mampu memikul beban yang berat. Tetapi, tingkat friksi
(gesekan) yang menyebabkan mesin kehilangan tenaga juga semakin tinggi. Begitu
juga sebaliknya.
b. Sertifikasi API
API merupakan lembaga penguji kualitas pelumas yang selama ini menjadi rujukan
dunia. Untuk mendapatkan sertifikasi tersebut, sebuah pelumas harus menjalani
serangkaian pengujian laboratorium dan uji jalan pada mesin. Setelah lolos atas ujian
yang berdasarkan The International Lubrication Standardization maka akan dizinkan
menggunakan standar API tersebut.
Untuk mengetahui apakah suatu produk oli memalsukan sertifikasi API atau tidak,
terdapat sejumlah pengetahuan sederhana yang bisa digunakan untuk menduga
keabsahan sertifikasi API tersebut. Selain merek pelumas bersangkutan, populer atau
tidak, bisa pula dilihat dari warna, kekentalan, dan bau pelumas tersebut. Atau dapat

pula dengan adanya sertifikasi khusus yang dikeluarkan pemerintah Indonesia


melalui Depperindag. Maka, kalau pun tertera API namun tak terdaftar di
Depperindag, produk tersebut perlu dicurigai.
c. Rating servis
Seperti halnya rating dalam dunia bisnis lainnya, klasifikasi (rating) pada pelumas
ditandai dengan alpabetis. Pada kemasan pelumas (untuk mesin bensin) akan tertara
simbol S (diambil dari kata Spark). Sementara untuk kendaraan yang menggunakan
mesin diesel diawali dengan huruf C (commercial), misalnya CD atau CF. Lalu rating
berkait dengan kualitas menggunakan huruf mulai A hingga L. Huruf A menunjukkan
pelumas dengan kreteria terendah dan L (sampai saat ini) adalah rating tertinggi.
Penggunaan rating ini tak secara langsung berkait dengan kekentalan dan kualitas
pelumas bersangkutan. Tapi, lebih pada panduan jenis pelumas mana yang paling
tepat untuk mobil bersangkutan. Sebab, perkembangan teknis mesin dari sebuah
mobil sangat berkait dengan jenis (rating) pelumas yang harus digunakannya.
Berikut adalah kategori pelumas berdasarkan rating dengan rekomendasi bagi
keperluan mobil berdasarkan tahun pembuatan (berkait langsung dengan teknologi
mesin yang diterapkan). Mobil buatan tahun tertentu perlu memperhatikan kode
rating pelumas seperti berikut ini:

SL: dapat dipakai untuk semua mesin mobil berteknologi baru.


SJ: dapat dipakai pada mesin mobil buatan 2001 dan lebih tua
SH: dapat dipakai pada mesin mobil buatan 1996 dan lebih tua
SG: dapat dipakai pada mesin mobil buatan 1993 dan lebih tua
SF: untuk mesin buatan 1988 dan lebih tua
SE: untuk mesin buatan 1979 dan lebih tua
SD: untuk mesin buatan 1971 dan lebih tua
SC: untuk mesin buatan 1967 dan lebih tua
SB: untuk mesin mobil tua
SA: untuk mesin mobil tua

III. Jenis Jenis Oli


Ada beberapa jenis oli yang beredar di pasaran. Antara lain :
Oli mineral yang berbahan dasar minyak dasar (base oil), cukup melalui proses
kimiawi.
Oli Semi sintetis yang berbahan dasar base oil dengan diberi campuran bahan
kimia (aditif). Penambahan diperlukan agar kemampuan oli memenuhi syarat
aplikasi teknik mesin-mesin berteknologi maju, karena oli mineral terbaik
sekalipun tidak cukup untuk memenuhi aplikasi teknik. Maka oli mineral perlu
mendapat tambahan aditiv

Oli sintetis, bahan bakunya juga berasal dari minyak bumi. Hanya saja, untuk
sampai ke tingkat sintetis, proses pembuatannya dilakukan secara fisika. Proses itu
yang membuat oli sintetis menjadi lebih mahal. Bahan sintetis daya tahannya
terhadap panas lebih tinggi sehingga oli tidak mudah rusak dan tahan lebih lama
terhadap oksidasi, Sebab itu, harga oli sintetis lebih mahal daripada oli mineral.
Dari beberapa tipe pelumas sintetis, maka Esters dan Poly Alpha Olefins (PAO)
adalah yang paling tepat digunakan untuk melumasi mesin mobil. Khusus untuk PAO
maka oli sintetis ini memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan in antara lain:
PAO memiliki Viskositas Index yang tinggi sehingga sedikit sekali menggunakan
aditiv, dan sedikit deposit dalam oli. Keunggulan sintetis itu mengurangi keausan
ring, piston, dan silinder.
PAO juga memiliki karakter penguapan yang rendah, sehingga permukaan oli
stabil. Titik bekunya juga rendah sehingga tetap mampu mencair pada temperatur
yang amat rendah dan stabil terhadap oksidasi sehingga memperpanjang usia pakai
oli.
Oli sintetis memiliki tingkat viskositas yang aman, meski mesin dalam kondisi panas
maupun dingin sampai minus 20 derajat. Oli ini juga lebih encer sehingga mudah dan
cepat mencapai bagian terkecil dari mesin. Untuk mobil yang sensitif, penggunaan oli
sintetis ini bisa mendorong tenaga mesin bekerja lebih optimal. Mobil-mobil dengan
teknologi tinggi memiliki perangkat klep yang rumit amat dianjurkan menggunakan
oli sintetis.
Selain ada keunggulannya, oli sintetis juga memiliki kelemahan.
Harganya bisa mencapai lima sampai enam kali oli mineral. Ini akibat proses
pembuatannya yang lebih sulit.
Tidak mudah bercampur dengan sembarang aditiv, sehingga penggunaan aditiv
harus selektif, karena bisa merusak seal.
Untuk kebutuhan biasa, tidak ada salahnya apabila menggunakan oli mineral
mengingat harganya yang lebih murah daripada oli sintetis. Akan tetapi, untuk
penggunaan ekstrem, seperti balap, mutlak menggunakan oli sintetis.
IV. Aditif
Selain mengisi oli mesin terkadang kita masih menambahkan aditiv seperti Produk
Wynns Engine Concentrate Treatment. Hal ini dapat dipahami karena banyak
publikasi mengenai aditiv yang katanya bisa menambah kinerja mesin maupun
menambah usia pakai alias mengawetkan mesin. Punya pandangan seperti itu dan
menggunakan aditiv sah-sah saja asal dilakukan secara benar dan ada rekomendasi
dari pabrik oli. Namun, bila kita ingin menambah aditiv, baca dan tanyakanlah
karakter oli yang digunakan. Alasannya, penambahan aditiv pada beberapa merek oli,

khususnya oli sintetis maupun semi sintetis, ternyata dilarang oleh pembuat oli.
Pemakaian oli sintentis atau semi sintetis justru dikhawatirkan akan memberi reaksi
kimia dan dikhawatirkan bisa merusak mesin mobil.
Perlu dipahami, dalam oli sebenarnya sudah ditambahkan aditiv, termasuk oli yang
banyak dipasarkan. Dasarnya, oli asli (base oil) hasil penyulingan dari perut bumi,
tidak bisa langsung dipakai. Minyak itu harus mendapat tambahan aditiv, antara lain
Detergen, bahan untuk mencegah terjadinya endapan pada saat mesin bersuhu
tinggi dan biasanya menggunakan bahan kimia Sulfonaat (Ba, Ca), Phosphanaat
dan sebagainya.
Dispersan, bahan untuk mendepres lumpur yang terjadi dan biasanya
menggunakan bahan kimia polymar dari acrylit, methacrylit.
Corosion Inhibitor bahan kimia yang bisa melindungi logam-logam nonferrous
dalam mesin dan bahan kimianya adalah metalditheophos phates dan metal
dicarbonates
Anti Oxidans, yakni Sulffides dan sulfarides untuk mengurangi oksidasi pada
minyak pelumas
Viscosity Index Improvers untuk menjaga agar kekentalan minyak pelumas tidak
banyak berubah pada saat suhu mesin tinggi
Pour Point Depressant untuk mencegah parafin wax mengristal pada suhu rendah,
bahan kimia yang digunakan adalah Polymethacrylates dan polycrylamides
Extreme Pessure (EP) untuk mencegah kerusakan akibat sentuhan logam dengan
logam dan bahan kimia yang digunakan adalah persenyawaan sulfur atau halogen
Masih ada lagi aditiv seperti Seal Swell Agents, Anti Foam Agents, Anti Wear
Agents, Friction Modifiers dan lain-lain.
Bila kita ingin menambah aditiv, seharusnya mobil digunakan untuk menempuh jarak
yang lebih jauh, umpamanya tambah 2.500 km. Namun, biasanya pemilik mobil
sudah tidak nyaman bila mobil sudah menempuh 5.000 km dan segera minta oli
mesin diganti. Ini tindakan wajar, karena oli mesin sudah berubah warna dan banyak
endapannya.
Namun, bila Anda tetap berniat menambah aditiv pada mesin mobil Anda, maka perlu
diperhatikan beberapa ketentuan ini. Pastikan apakah oli itu bisa dicampur dengan
aditiv. Ada beberapa jenis oli sintetis yang tidak boleh ditambahkan aditiv, karena
bisa terjadi reaksi kimia. Bahkan, oli bisa berubah menjadi seperti cendol. Selain itu,
penambahan aditiv yang terlalu kental dan berulang kali, dalam beberapa kasus justru
merusak mesin mobil. Penambahan aditiv yang mengakibatkan oli mesin menjadi
kental, bisa menutup lubang-lubang kecil pada mesin, akibatnya pelumasan ke bagian
itu terhambat, dan mesin rusak.

Mesin yang terus-menerus menggunakan aditiv setiap penggantian oli, dikhawatirkan


justru membuat macet ring oli (pada piston), karena lapisan yang terlampau tebal
membuat ring oli tidak bekerja bebas. Akibatnya, sering harus menambah oli pada
mesin mobil. Penambahan bisa sampai 0.5 sampai satu liter untuk setiap 1.000 km.
Ujung knalpot lalu berwarna hitam, karena mobil berasap dan boros oli serta bensin.
Singkatnya menggunakan aditiv pada oli, ibarat memberi vitamin pada orang sehat,
sedikit manfaatnya.
V. Tips Mengganti dan Memilih Oli
Melihat arti penting oli bagi performa dan daya tahan mesin, maka sebelum memilih
oli, sebaiknya seseorang lebih dulu mengetahui secara jelas jenis mesin kendaraan
yang digunakannya. Misalnya memperhatikan tahun pembuatan kendaraan dan
sistem kerja mesin. Cara yang paling aman adalah mempelajari dari buku panduan
(manual book) kendaraan untuk mengetahui jenis pelumas dan karakteristik seperti
apa yang direkomendasikan oleh pabrik. Bila tak mendapatkan hal tersebut, maka
konsultasikan dengan mekanik bengkel langangan. Para ahli akan mengetahui tipe
teknologi mobil bersangkutan sehingga bisa merekomendasikan spesifikasi pelumas
yang tepat. Jadi, bukan merek apa yang paling tepat untuk mobil bersangkutan.
Pada dasarnya tidak ada pelumas lebih baik dari lainnya bila memiliki spesifikasi
setara. Yang perlu diperhatikan justru sesuai atau tidak pelumas itu dengan spesifikasi
kendaraan bersangkutan. Untuk mengetahui kapan dan pelumas apa yang kiranya
tepat untuk kendaraan kita, berikut ini beberapa tips penting yang bisa dijadikan
petunjuk.
Mesin kendaraan baru biasanya membutuhkan oli dengan grade tinggi, mengingat
letak antara komponen yang satu dan yang lain sangat rapat, sehingga diperlukan oli
yang dapat mengalir ke seluruh celah yang sempit. Pada mesin kendaraan keluaran
lama, celahnya lebih luas. Pada kasus ini penggunaan oli full atau semi sintetis yang
berviskositas rendah (baca=encer).
Kemudian, persoalan yang selalu menjadi pertanyaan adalah tiap berapa kilometer oli
harus diganti. Hal ini sangatlah tergantung kepada umur serta kondisi mesin
kendaraan, dan juga kepada cara pemakaian, yakni ekstrem atau normal. Secara
umum, menurut biasanya penggantian itu dilakukan setiap 7.500 kilometer pada oli
mineral, sedangkan oli sintesis bisa sampai 10.000 kilometer, atau bahkan lebih.
Hanya saja tingkat penguapannya tinggi, sehingga kita harus mengecek ketinggian oli
pada oil stick apakah masih dalam batas normal ataukah sudah harus ditambahkan.
Pada mobil-mobil papan atas situasinya berbeda karena indikator di dashboard akan
menentukan kapan oli mesin perlu diganti. Ada sensor di dalam mesin yang akan
memberi tahu pengemudi kapan oli mesin harus diganti.

Oleh karenanya, Patokan umum yang dapat dipegang adalah


Pertama, mengenali jenis mesin kendaraan.
Kedua, mengikuti petunjuk SAE dan API oli yang direkomendasikan oleh buku
panduan mobil.
Ketiga, membeli pelumas di bengkel atau kios resmi untuk menghindari oli bekas
atau oli palsu.
Disarikan dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai