KOMPONEN-KOMPONEN LISTRIK
A. RESISTOR
Resistor dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu resistor tetap, resistor variabel,
resistor non linier.
1. Resistor Tetap
Resistor tetap adalah resistor yang sengaja dibuat dengan harga resistansi
(ohm = Ω) tertentu. Selain nilai resistansinya, yang perlu diketahui adalah power
ratingnya. Power rating adalah hal yang diperlukan agar resistor dapat bekerja
tanpa panas yang berlebihan karena bisa merusak resistor itu sendiri. Adapun
power rating-nya mulai dari 0.1 watt sampai dengan beberapa ratus watt. Pada
umumnya resistor dibuat dari kawat yang dililit atau dari karbon dan dibentuk
seperti contoh berikut ini :
(a) (b)
Gambar 50 (a). Konstruksi Kapasitor Tetap (b). Simbol Resistor
= Coklat = 1 %
= Emas = 5 % = Hitam = x 100
= Orange = x103 = Hitam = 0
= Merah = 2 = Kuning = 4
= Merah = 2 = Merah = 2
R = 22000 ± 5 % Ω R = 240 ± 1 % Ω
a. Potentiometer
1. Wirewound Potentiometer
Potentiometer ini terbuat dari lilitan kawat yang berbentuk lingkaran yang
memiliki elemen resistor yang bisa digeser sehingga menghasilkan nilai
resistansi berbeda.
2. Carbon Potentiometer
Potentiometer ini mempunyai elemen resistor dalam suatu jalur yang
berbentuk lingkaran. Lengan variablenya berhubungan dengan elemen
resistor oleh suatu pemutar. Apabila sumbu pemutar diputar, maka lengan
variablenya akan menggerakkan wiper dan membuat hubungan pada
beberapa terminal.
Contoh konstruksi dan bentuk carbon potentiometer adalah sebagai
berikut :
b. Trimmer
Potensiometer jenis ini biasanya dipasang pada Printed Circuit Board (PCB)
dimana dibutuhkan suatu pengkalibrasian. Bahan yang digunakan adalah
karbon.
Contoh berbagai macam bentuk trimer adalah sebagai berikut :
Point D
B
A C
B. KAPASITOR
Adapun yang dimaksud dengan permitivitas relatif (εr) adalah suatu konstanta
perbandingan antara permitivitas suatu bahan dielektrika dengan permitivitas
ruang hampa udara.
Besarnya permitivitas ruang hampa udara adalah :
εo = 8.854 x 10-12 farad/meter
Adapun fungsi bahan dielektrika adalah untuk :
Memisahkan kedua plat secara mekanis sehingga jaraknya sangat dekat tetapi
bersinggungan.
Memperbesar kemampuan kedua plat dalam menerima tegangan.
Memperbesar nilai kapasitansi.
A
C =εo. εr.
d
Luas efektif = ( n - 1 ) A
Sehingga :
C = εo . εr ( n - 1 ) A
d
1 2
Pada saat switch S dihubungkan keposisi 1, maka arus akan mengalir dari
battery, switch S, hambatan R dan Kapasitor C.
Perbedaannya potensial pada kapasitor akan mulai naik bersamaan dengan
menurunnya arus, sedemikian rupa sehingga saat perbedaan potensial pada
kapasitor maksimum, arus akan berhenti. Hal ini dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
T=R.C
b. Hubungan paralel
Pada hubungan paralel, harga total kapasitansi kapasitor adalah :
Bahan semi konduktor yang banyak digunakan dalam pembuatan komponen semi
konduktor adalah Silikon (Si) dan Germanium (Ge).
Pada umumnya Si digunakan untuk komponen dengan kapasitas besar, sedangkan
Ge untuk kapasitas kecil karena Ge mempunyai sifat lebih buruk dari Si.
Semi Konduktor memiliki jumlah elektron terluar empat. Dalam material atom,
Si atau Ge terikat dalam bentuk ikatan kovalen. Di mana elektron terluar saling
mengisi sehingga jumlah elektron terluar pada ikatan tersebut adalah 8. Lihat
gambar :
2. Material N
Bila material P dihubungkan dengan sebuah sumber, maka arus yang terjadi
adalah gerakan “Postive Charged Holes“ seperti terlihat berikut ini :
Gerakan hole yang secara terus-menerus dari terminal positif ke negatif inilah
yang merupakan dasar pengoperasian komponen semi konduktor (misalnya diode
dan transistor).
D. DIODE
Diode dikatakan mendapat arus forward bias apabila anode (A) lebih positif dari
cathode (K) dan dikatakan mendapat reverse bias apabila cathode (K) lebih
positif dari anode (A). Arus listrik hanya bisa mengalir apabila diode mendapat
Forward Bias atau arus hanya mengalir dari anode ke cathode saja.
3. Karakteristik Diode.
Untuk mempelajari karakteristik sebuah diode, maka pada gambar berikut ini
diberikan suatu contoh karakteristik sebuah diode.
4. Bentuk-bentuk Diode
Berikut ini contoh bentuk-bentuk diode pada umumnya.
K A
A A
K K
A
K
K A
Suatu contoh , sebuah zener diode tidak mengalirkan arus bila reverse bias
voltage lebih rendah dari 6 volt. Tetapi bila reverse bias voltage menjadi 6 volt
atau lebih, maka zener diode dengan langsung mengalirkan arus reverse.
E. TRANSISTOR
Pada prinsipnya akan ada arus mengalir dari emitter (E) ke collector (C) bila
sudah ada arus dari emitter (E) ke base (B). Arus emitter dapat dirumuskan :
le = lb + lc
Pada prinsipnya akan ada arus mengalir dari collector (C) ke emitter (E) bila
sudah ada arus dari base (B) ke emitter (E). Dengan rumusan :
le = lb + lc
4. Bentuk-bentuk Transistor
Berikut ini adalah contoh bentuk-bentuk transistor pada umumnya :
6. Untuk transistor NPN, jika jarum ohmmeter bergerak maka yang mendapat
test pin hitam adalah kolektor dan yang mendapat test pin merah adalah
emitor.
7. Untuk transistor PNP, jika jarum bergerak maka yang mendapat test pin merah
adalah kolektor, dan yan mendapat test pin hitam adalah emitor.
Pada dasarnya sebuah thyristor sama dengan dua buah transistor yang
dihubungkan seperti pada gambar diatas. Bila base current (1) sudah mengalir ke
Tr1, maka arus akan mengalir arus base (2) pada Tr2. Akibatnya, arus collector
(3) pada Tr2 akan mengalir yang juga merupakan arus base (1) ditiadakan
(thyristor tetap ON). Selanjutya untuk meng-OFF-kan thyristor dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu :
Memperkecil arus yang mengalir hingga nol.
Dihubung singkat dengan kapasitor yang sudah diberi charge.
3. Karakteristik Thyristor
Jika thyristor diberi forward bias (anode diberi tegangan positif dan cathode
diberi tegangan negatif), maka thyristor akan ON setelah ada arus gate. Dalam
kondisi diatas (forward bias) tegangan dinaikkan sampai tegangan tertentu, maka
4. Bentuk-bentuk thyristor
Fungsi battery adalah sebagai alat perubah energi kimia menjadi energi listrik untuk
menyediakan listrik bagi sistem kelistrikan pada unit.
1. Konstruksi
Battery dapat dibedakan berdasarkan konstruksi dan tipenya ada 2 macam yaitu :
a. Konstruksi Compound
Battery ini sel-selnya berdiri sendiri-sendiri dan antara sel yang satu dengan
yang lain dihubungkan dengan lead bar (connector) di luar case, seperti pada
gambar berikut ini :
b. Konstruksi Solid
Battery ini antara sel yang satu dengan yang saling dihubungkan dengan lead
bar di dalam case. Terminal yang kelihatan hanya dua buah hasil hubungan
seri dari sel-selnya seperti gambar berikut ini.
b. Tipe Kering
Battery tipe kering (Dry Type) terdiri dari plate-plate (postif & negatif) yang
telah diisi penuh dengan muatan listrik, tapi dalam penyimpanannya tidak diisi
dengan elektrolit. Jadi keluar dari pabrik dalam kondisi kering. Setelah
battery tersebut diaktif (diisi elektrolit), battery tipe kering ini pada dasarnya
sama seperti dengan battery tipe basah. Elemen-elemen battery ini diisi
secara khusus dengan cara memberikan arus DC pada plat yang direndamkan
ke dalam larutan elektrolit lemah. Setelah plat-plat itu terisi penuh dengan
muatan listrik, kemudian di angkat dari larutan elektrolit kemudian dicuci
dengan air dan dikeringkan. Kemudian plat-plat tersebut di-assembling dalam
battery case. Sehingga bila battery tersebut akan dipakai, cukup diisi
elektrolit dan langsung bisa digunakan tanpa charge kembali.
5. Elektrolit (H2SO4)
Standard berat jenis (specific gravity) elektrolit battery pada temperature standard
(20 °C) adalah 1,280. Apabila tempera-ture larutan elektrolit berubah, maka
standard berat jenis elektrolit battery dapat dicari dengan rumus :
S 20 = St + 0,007 (t – 20)
6. Reaksi Kimia
Battery pada saat discharging maupun recharging akan terjadi reaksi kimia.
Hasil campuran 36% Asam sulfat dan 64% air akan menghasilkan elektrolit
yang berat jenisnya 1,270 pada 80ºF (27 ºC).
d. Terminal Voltage
Terminal voltage adalah batas tegangan battery yang diijinkan pada saat
discharging dan recharging.
1. Saat Dicharging
Ketika battery dipakai degan arus besar, sebagai contoh digunakan untuk
memutar engine waktu start, maka tahanannya dalam battery akan naik.
Hal ini tidak hanya disebabkan berkurangnya asam sulfat (yang semestinya
untuk mempertahankan kecepatan reaksi kimia antara plat-plat dan
elektrolit), tetapi juga akibat polarisasi battery itu.
Terminal voltage battery dalam satu sel yang dipakai selama 20 jam (untuk
battery N 200) dan arus yang digunakan 10A adalah seperti pada kurva
berikut ini :
Gambar 95. Final Terminal Voltage untuk 1 Sel Battery saat Discharge
Gambar 96. Terminal Voltage Pada Saat Recharging untuk Satu Sel
7. Self Discharge
Suatu battery yang telah diisi elektrolit, jika didiamkan (tidak dipakai) akan
kehilangan muatan listriknya. Hal ini disebabkan setelah battery diisi elektrolit,
maka battery mulai mengalami suatu reaksi kimia, meskipun battery tersebut
dipakai atau tidak. Sifat seperti ini tidak dapat dihindarkan pada semua battery.
Kehilangan muatan listrik yang tersimpan tanpa pemakaian melalui rangkaian
luar disebut Self Discharge.
Sebab-sebab self discharge sebagai berikut :
a. Plat negatif beraksi langsung dengan asam sulfat dari elektrolit membentuk
timbal sulfat (PbSO4).
Faktor lain yang mempercepat Self Discharge adalah bila elektrolit atau air suling
yang disiikan ke dalam battery mengandung material–material pengetes, karena
akan menimbulkan reaksi lokal.
8. Kapasitas Battery.
Kapasitas battery adalah jumlah listrik yang dapat dihasilkan dengan melepaskan
arus tetap, sampai dicapai voltage akhir (final terminal voltage). Besarnya
ditentukan dengan mengalikan besar arus pelepasan dengan waktu pelepasan dan
Gambar 98. Hubungan Antara Kapasitas Battery dan Laju Arus Pelepasan
Selain arus pelepasan dan laju arus pelepasan, suhu elektrolit juga mempengaruhi
kapasitas battery. Standard suhu untuk menentukan kapasitas battery adalah
25ºC. Misalnya suatu battery yang dinyatakan mempunyai kapsitas 200 AH
untuk laju arus 20 jam adalah bila battery tersebut dipakai (Discharge) dengan
arus konstan 10 A, akan sampai pada final terminal voltage selama laju arus 20
jam pada suhu elektrolit 25ºC. Pengaruh suhu elektrolit terhadap kapasitas
battery dapat dilihat pada kurva berikut ini :
Jika temperatur elektrolit rendah kecepatan reaksi kimia di dalam battery lambat
yang menyebabkan berkurangnya kapasitas battery. Sebaliknya reaksi kimia
terjadi dengan cepat pada temperatur tinggi, menyebabkan kapasiats battery naik.
9. Charging
Jumlah arus listrik battery dapat dihasilkan di mana besarnya tergantung dari
reaksi kimia yang terjadi dalam battery. Jika reaksi kimia di dalam battery telah
selesai karena rusak atau digunakan terlalu lama, maka arus listrik yang
dihasilkan kecil dan tidak lama pemakaiannya.
Battery dapat diisi kembali dengan menggunakan charger. Battery dapat diisi
dengan beberapa cara yaitu : Fast Charging, Slow charging, Constant Voltage,
Constant Current.
a. Fast charging
Fast charging memberikan pengisian battery dengan kecepatan tinggi dengan
waktu yang pendek. Jangan menggunakan fast charger untuk menjumper
engine. Sambungan charger atau load tester yang mempunyai arus 30-300 A
dengan battery yang akan di-charge. Posisikan kecepatan menurut pengisian
pada 30-60 Ampere untuk battery 6 Volt dan 15-30 Ampere untuk battery 12
Volt.
b. Slow charging
Battery yang larutan asam sulfatnya sudah tidak bagus tidak bisa diisi dengan
fast charging tanpa kemungkinan rusak. Maka battery ini harus di-charge
dengan kecepatan rendah/slow charging. Charge battery pada kecepatan yang
rendah (7% dari Ampere Hours battery). Untuk memper-panjang waktu
sampai pengisian penuh. Waktu yang diperlukan untuk slow charging yaitu
12-24 jam, jika specific gravity tidak mencapai angka normal pengisian penuh
(1,225-1,280) dengan waktu kurang dari 48 jam dengan slow charging, maka
gantilah battery.
c. Constant Voltage
Constant voltage merupakan cara pengisian battery dengan tegangan tetap.
Biasanya pengisian battery dengan tegangan tetap terdapat pada unit-unit.
d. Constant Current
Constant Current adalah pengisian battery dengan arus tetap. Contoh
pengisian battery dengan menggunakan charger.
Salah satu faktor agar suatu battery dapat mencapai umur sesuai pabrik maka di
dalam menggunakan battery perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :