TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Pengaruh komposisi minyak jarak dan minyak kelapa terhadap
densitas (Arif,2020)
Pada tahun 2011, menurut penelitian Tazora menyatakan viskositas dan laju
aliran fluida memiliki keterkaitan yang erat sekali. Semakin kental suatu fluida,
maka semakin besar pula gaya yang dibutuhkan untuk mengalirkan fluida
tersebut. Semakin panjang alcohol dan rantai karbon asam lemak maka semakin
besar pula viskositasnya. Hal tersebut dikarenakan viskositas kinematik berkaitan
dengan komposisi dari jumlah ikatan rangkap, asam lemak bahan baku, dan
kemurnian produk akhir.
Menurut Kailas (2012) pada penelitiannya mengatakan minyak bumi
memiliki potensi besar untuk digantikan oleh minyak nabati sebagai bahan baku
untuk pelumas karena minyak nabati memiliki biodegrability yang tinggi,
toksisitas yang rendah, daya terbarukan, dan kinerja pelumasan yang sangat
bagus. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa semakin meningkatnya suhu maka
viskositas minyak nabati murni dan campurannya secara teratur menurun.
Menurut Amit Suhane et al. (2017) pada penelitiannya mengatakan bahwa
kinerja keuasan pelumas berbasis minyak jarak sangat baik untuk aplikasi
permesinan kecepatan rendah. Pengujian eksperimental dilakukan dengan
mempertimbangkan pengaruh beban, kecepatan, dan rasio pencampuran.
berdasarkan susunan orthogonal L16 Taguchi. Penelitian tersebut menggunakan
metode optimasi Taguchi, dengan kombinasi optimal dari ketiga faktor tersebut.
Gaya tribology seperti koefisien gesekan dan keausan diteliti menggunakan
mesin uji empat bola melalui rancangan percobaan dan desain eksperimental yang
dibuat dengan Teknik Taguchi untuk kinerja keausan pelumas berbasis minyak
jarak dalam berbagai rasio pencampuran.
Tabel 2.1
Karakteristik minyak jarak (Azka, 2018)
Karakteristik Minyak Jarak
Tabel 2.2
Komposisi minyak jarak (Azka,2018)
Komposisi Jumlah (%)
Asam Risinoleat 86
Tabel 2.3
Komposisi Minyak Kelapa (Jemmy, 2015)
Komposisi Jumlah(%)
Asam 9,2
Palmitat
Asam Kaprat 6
Tabel 2.4
Karakteristik Minyak Kelapa
Karakteristik Minyak Jarak
Pengukuran sudut kontak dianggap penting pada saat ini karena dapat
dijadikan sebagai cara menganalisis keterbasahan. Fenomena pada permukaan
seperti keterbasahan dan adhesivitas semakin penting dalam beberapa aspek ilmu
terapan dan teknologi. Secara lebih umum pengukuran sudut kontak akan menjadi
teknik dalam karakterisasi sifat antarmuka padatan-cairan, dan sebagai teknik
yang mudah untuk mengukur tegangan permukaan pada permukaan padatan
(Kabza et al., 2000; Li dan Neumann, 1992; Soon et al., 2013). Hasil pengukuran
sudut kontak , selain dapat menunjukkan sifat permukaan berupa tegangan
permukaan dapat juga untuk mendemonstrasikan beberapa karakteristik mendasar
lain seperti interaksi molekuler (ion-dipol, dipol-dipol, dan gaya Van der Waals)
(Kabza et al., 2000).