Disusun oleh:
NAMA:ABDUL HADI EKO SAPUTRA
NIT:22 92 402 3 001
PRODI: D3 TEKNIKA
BAB.1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mesin induk di kamar mesin sebuah kapal merupakan penggerak utama di
kapal. Pengertian sistem bahan bakar adalah suatu sistem dimana bahan
bakar dari tangki penyimpanan dialirkan ke silinder dan dikabutkan ke
dalamnya dengan dibantu dengan sebuah pompa (Suhodo, 2002). Sistem
bahan bakar merupakan sistem yang sangat vital bagi keberhasilan
operasi suatu motor diesel mengingat bahwa sangat berkaitan dengan
penyediaan tenaga yang berasal dari bahan bakar.Dalam dunia
pelayaran, banyak jenis bahan bakar yang digunakan untuk menjadi
bahan bakar mesin induk, seperti: MGO (Marine Gas Oil), MDO (Marine
Diesel Oil), IFO (Intermediate Fuel Oil), MFO (Medium Fuel Oil), HFO
(Heavy Fuel Oil). Berdasarkan klarifikasi tersebut masing masing
mempunyai spesifikasi yang berbeda dan memerlukan pemrosesan yang
berbeda pula, biasanya dalam dunia pelayaran menggunakan bahan
bakar yang bersifat berat dan kental seperti HFO, untuk jalur panjang.
Dikarenakan harga yang relatif murah dan tenaga yang dihasilkan lebih
besar maka hampir semua menggunakannya meskipun perlu dilakukan
proses tambahan seperti pemanasan sebelum penggunaan guna
mengencerkan bahan bakar. Selain dipanaskan, bahan bakar juga harus
dikabutkan agar dapat mengalami proses pembakaran, hal ini juga
berlaku bagi bahan bakar jenis DO yang sifatnya lebih encer.Bahan bakar
jenis DO biasanya digunakan untuk olah gerak saja, tidak untuk
perjalanan jangka panjang dikarenakan biaya yang digunakan lebih mahal
dibandingkan bahan bakar kental. Bagian yang berfungsi untuk
pengabutan bahan bakar yaitu injektor. Injektor merupakan salah 2 satu
penunjang kelancaran operasi untuk proses kompresi, dimana bahan
bakar dikabutkan agar dapat melakukan proses pembakaran dengan
sempurna. Semakin banyak bahan bakar tersebut sampai membentuk
gas, maka akan semakin sempurna pembakaran yang dihasilkan oleh
bahan bakar tersebut. Di atas kapal kita mengenal system pembakaran.
Sistem pembakaran pada mesin induk ditentukan oleh beberapa faktor
yang mempengaruhi pembakaran itu sendiri. Salah satunya adalah
tergantung dari kesempurnaan pembakaran yang dihasilkan oleh bahan
bakar yang telah dikabutkan oleh komponen bernama injektor. Dan perlu
diketahui tentang perawatan dan apa yang menyebabkan terganggunya
injektor hingga tidak dapat lagi mengabutkan bahan bakar serta
mengetahui cara mengatasinya. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam
penulisan Karya Ilmiah Terapan, penulis mengambil judul “ANALISA
PENYEBAB INJEKTOR TIDAK DAPAT MENGABUTKAN BAHAN BAKAR
PADA MESIN INDUK DI KAPAL”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan kejadian pada latar belakang yang telah diuraikan di atas
maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Faktor - faktor apa yang menyebabkan injektor tidak dapat
mengkabutkan bahan bakar pada mesin induk diatas kapal
2. Upaya perawatan injektor agar tidak terjadi gangguan injektor seperti
gangguan tidak dapat mengabutkan bahan bakar
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui faktor - faktor yang berkaitan dengan kurang
sempurnanya pembakaran yang salah satunya terjadi karena masalah
pengabut bahan bakar yang kurang maksimal pada mesin induk di kapal.
2. Untuk mengetahui secara dini bahwa kurang maksimal nya
pembakaran disebabkan salah satunya tentang penyebab injektor yang
tidak dapat mengabutkan bahan bakar pada mesin induk di kapal,
sehingga tidak mengganggu proses pelayaran.
3. Untuk mengetahui mengenai penanganan pada injektor apa bila terjadi
masalah seperti tida dapat mengabutkan bahan bakar, sehingga pada
saat bekerja di atas kapal dapat dengan mudah melaksanakan atau
menangani masalah jika terjadi gangguan.
4. Sebagai wawasan tambahan tentang perawatan pada injektor agar
tetap bekerja maksimal
D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari Karya Ilmiah Terapan ini adalah :
1. Secara Praktis
a. Kita dapat mengetahui apa saja yang menyebabkan terjadinya injektor
tidak dapat mengabutkan bahan bakar pada mesin induk di kapal.
b. Menyadari bahwa injektor yang tidak dapat mengabutkan bahan bakar
pada mesin induk di kapal akan berdampak besar yang besifat merugikan
terhadap kelangsungan kegiatan pelayaran
c. Mengetahui pentingnya perawatan pada mesin agar tidak terjadi hal hal
yang dapat mengambat kelangsungan pelayaran; seperti gangguan
injektor yang tidak dapat mengabutkan bahan bakar pada mesin induk
dikapal
d. Mengetahui apa saja perawatan yang perlu dilakukan untuk
menghindari gangguan pada kelancaran mesin induk dikapal:
seperti gangguan injektor yang tidak dapat mengabutkan bahan bakar
pada mesin induk dikapa:
2. Secara Teoritis
a. Dapat memahami hal-hal yang terkait pada penyebab dan penanganan
tentang masalah injektor tidak dapat mengabutkan bahan bakar pada
mesin induk di kapal
b. Dan juga sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
BAB.2
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Analisis
Menurut Luhukay J. (2013;14) menyebutkan pengertian analis sebagai
sebuah proses menguraikan sebuah pokok masalah atas berbagai
bagaiannya. Penelahan juga di lakukan pada bagian tersebut dan
hubungan antar bagian guna mendapatkan pemahaman yang benar serta
pemahaman masalah secara menyeluruh. Sedangkan Dwi Pratowo
Darminto dan Rifka Julianty, memberikan definisi lain mengenai
pengertian analisis adalah sebuah langkah penjabaran sebuah
permasalahan dari setiap bagian dan penelahan bagian itu untuk
mendapatkan pemahaman yang tepat serta arti yang keseluruhan dari
masalah tersebut. Pengertian analisis juga dimaknai sebagai sebuah
tindakan penilaiaan mengenai kondisi dari pos-pos atau ayat di bidng
akutansi yang memiliki alasan tertentu sehingga memunculkan
kemungkinan mengenai beberapa perbedaan yang muncul. Definisi ini di
kemukakan oleh Syahrul dan Mohammad Afdi Nizar. Pengertian ini
hampir serupa dengan pengertian analisis yang di sebutkan dalam kamus
akutansi Indonesia.
https://www.researchgate.net/figure/Gambar-1-Komponen-Analisis-Data-MilesM-B-
Huberman-A-M1992-20_fig1_331066591 (diakses pada 19 Mare)
Sukoco dan Zainal Arifin. (2008) Teknologi Motor Diesel. Jakarta: Pradnyaparamitra.
V.L Maleev, M.E. Dr.A.M dan Priambodo B, (1986) Operasi dan Pemeliharaan Mesin
Diesel, Erlangga, Jakarta