Anda di halaman 1dari 61

KARYA ILMIAH TERAPAN

ANALISIS PENERAPAN MARPOL ANNEX V DI ATAS KAPAL KM. KELUD


GUNA MENCEGAH PENCEMARAN DI LAUT

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Program Studi Diploma III Pelayaran

(Diklat Pelaut Tingkat III Pembentukan)

ADE NOVITA
NIT. 113303192077
AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PELAYARAN


(DIKLAT PELAUT TINGKAT III PEMBENTUKAN)
POLITEKNIK PELAYARAN SUMATERA BARAT
TAHUN 2023
: FR-PRODI-TN-
No. Dokumen
POLITEKNIK 25
PELAYARAN Tgl. Ditetapkan : 03/01/2022
SUMATERA Tgl. Revisi :-
BARAT Tgl.
: 03/01/2022
Diberlakukan
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ADE NOVITA

NIT : 113303192077

Program Studi : Diploma III Studi Nautika

Program Keahlian : Ahli Nautika Tingkat III

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah Terapan yang saya tulis dengan judul:

ANALISIS PENERAPAN MARPOL ANNEX V DI ATAS

KAPAL KM. KELUD GUNA MENCEGAH PENCEMARAN

DI LAUT

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam Karya Ilmiah Terapan

tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide

saya sendiri. Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Sumatera Barat.

Padang Pariaman, 2023

Materai10000

(ADE NOVITA)
: FR-PRODI-TN-
No. Dokumen
POLITEKNIK 25
PELAYARAN Tgl. Ditetapkan : 03/01/2022
SUMATERA Tgl. Revisi :-
BARAT Tgl.
: 03/01/2022
Diberlakukan

PENGESAHAN

KARYA ILMIAH TERAPAN

ANALISIS PENERAPAN MARPOk ANNEX V DI ATAS KAPAL KM.


KELUD GUNA MENCEGAH PENCEMARAN DI LAUT
Disusun dan diajukan oleh:
ADE NOVITA
NIT. 123303192077
AHLI NAUTIKA TINGKAT III

Telah Dipresentasikan Di Depan Panitia Seminar Karya Ilmiah Terapan


Politeknik Pelayaran Sumatera Barat
Pada Tanggal Februari 2023

Menyetujui:
Pembimbing II Pembimbing I

Capt. Zainal Arifin, M.M Dody Efrianto, S.SI., M.SC.


NIP.19720112 199903 1 002 NIP.19790902 200502 1 002

Mengetahui,
Ketua Program Studi Nautika

Achmad Ali Mashartanto, S.Kom.,M.Si


NIP: 19810714 200812
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan

yang berjudul “ANALISIS PENEREPAN MARPOL ANNEX V DI ATAS KAPAL

KM. KELUD GUNA MENCEGAH PENCEMARAH DI LAUT” dengan tepat waktu

tanpa adanya hal-hal yang tidak di inginkan. Penulis menyampaikan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan arahan, bimbingan,

petunjuk dalam segala hal yang sangat berarti dan menunjang dalam penyelesaian

proposal penelitian ini. Perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Bapak Capt Wisnu Risianto M.M. selaku Direktur Politeknik Pelayaran

Sumatera Barat.

2. Bapak ACHMAD ALI MASHARTANTO, S.Kom,M,Si selaku Ketua Prodi

Jurusan Nautika Politeknik Pelayaran Sumatera Barat

3. Bapak, Capt. ZAINAL ARIFIN, M.M selaku pembimbing 1

4. Bapak, DODY EFRIANTO, S.SI., M.SC. selaku pembimbing II

5. Bapak/Ibu dosen Politeknik Pelayaran Sumatera Barat, khususnya lingkungan

program studi Nautika Politeknik Pelayaran Sumatera Barat.

6. Perusahaan PT. PELNI dan seluruh crew kapal KM. KELUD yang telah

memberikan saya kesempatan untuk melakukan penelitian dan praktek laut

serta membantu penulisan Karya Ilmiah ini.


7. Serta orang tua saya tercinta yakni Ibu Jasmaniar yang selalu memberi

dukungan, motivasi dan doa.

Seluruh Dosen dan Civitas Akademika Politeknik Pelayaran Sumatera Barat serta

teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan motivasi baik berupa

pendapat, motivasi dalam rangka pembuatan Karya Ilmiah Terapan ini. Saya

sangat menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga dalam penulisan

Karya Ilmiah Terapan ini, apabila nanti terdapat kekurangan, kesalahan dalam

Karya Tulis Ilmiah ini, saya selaku penulis sangat berharap kepada seluruh pihak

agar dapat memberikan saran dan kritik seperlunya Demikian, semoga Karya

Ilmiah Terapan ini dapat memberi manfaat dan bahan pembelajaran kepada kita

semua.

Padang Pariaman, Januari 2023

Peneliti

ADE NOVITA
ABSTRAK

ADE NOVITA, Analisis Penerapan MARPOL Annex V Di Kapal KM.


KELUD Guna Mencegah Pencemaran di Laut. Di bimbing oleh Bapak Capt.
ZAINAL ARIFIN, M.M dan Bapak DODY EFRIANTO, S.SI., M.SC.
Pencemaran laut merupakan suatu pencemaran yang terjadi di pesisir pantai
atau laut yang terjadi karena banyak hal termasuk kegiatan pelayaran kapal. Jika
kita lalai dan terjadi pencemaran sampah dilaut, dampaknya sangat luar biasa.
Bukan hanya lingkungan biota laut yang terancam kitapun sebagai pelaut bisa
berhubungan dengan hukum. Maka dari itu perlu kita tahu tentang peraturan yang
mengatur tentang sampah di laut. Dengan dasar ini penulis merumuskan tentang
bagaimana penerapan Annex V di kapal.
Metodologi yang digunakan penulis dalam penelitian ini menggunakan
deskriptif kualitatif dengan pendekatan observasional. Proposal penelitian
dilakukan pada saat berada di kampus Politeknik Pelayaran Sumatera Barat dan
dilanjutkan pada saat melakukan praktek lapangan di atas kapal untuk
mendapatkan informasi apakah penerapan marpol annex V tentang pencegahan
pencemaran oleh sampah telah dilakukan dengan baik di KM. KELUD. Data
diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancara kepada seluruh kru kapal
apakah mereka telah menerapkan dengan baik marpol annex V diatas kapal.
Penerapan marpol annex V tentang pencegahan pencemaran laut di KM.
KELUD masih belum dilakukan secara maksimal dikarenakan masih banyak kru
kapal yang masih membuang sampah ke laut tidak sesuai dengan prosedur marpol
yang berlaku. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
kurangnya pengetahuan dan pemahaman awak kapal terhadap prosedur
pembuangan sampah yang benar, sehingga perlu di berikan pengarahan kepada
awak kapal untuk mengurangi pencemaran laut akbiat sampah.

kata kunci : penerapan, pencegahan, pencemaran, sampah


ABSTRACT

ADE NOVITA, analysis of the application of MARPOL Annex V on the KM. KELUD
to prevent pollution in the sea. Guided by Capt. ZAINAL ARIFIN, M.M and sir DODY
EFRIANTO, S.SI., M.SC.
Marine pollution is a pollution that occurs on the coast or sea that occurs because of
many things including ship shipping activities. If we are negligent and there is pollution
of the garbage at sea, the impact is very extraordinary. Not only is the environment of
marine life threatened by us as sailors can be related to law. Therefore we need to know
about the regulations governing waste in the sea. On this basis the author formulates
how the implementation of Annex V on the ship.
The research proposal was conducted while on the Sumatera Barat Shipping
Polytechnic campus and continued while conducting field practice on board to obtain
information on whether the implementation of the 5th annex of police on the prevention
of pollution by rubbish had been carried out well in KM. KELUD. Data was obtained
by observing and interviewing the entire crew of the ship whether they had properly
implemented the 5th annex police on board.
The application of the 5th Anniversary of the National Police on the prevention of
marine pollution in KM. KELUD is still not done optimally because there are still many
ship crews who still dispose of garbage into the sea not in accordance with the
applicable political procedures. This is caused by various factors, one of which is the
lack of knowledge and understanding of the crew of the procedure for proper disposal
of garbage, so that it needs to be given direction to the crew to reduce marine pollution.

Key words: application, prevention, pollution, garbage


DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................... ii


PENGESAHAN KARYA ILMIAH TERAPAN ................................................ iii
KATA PENGANTAR ....... ................................................................................... v
ABSTRAK ......................... .................................................................................. vi
ABTRACK ........................ ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ...................... ................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .............. .................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR.......... ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Lantar Belakang Penelitian .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 15
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 15
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Review Penelitian yang Relevan ............................................................... 16
2.2. Landasan Teori .......................................................................................... 18
2.3. Kerangka Penelitian ................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian .......................................................................................... 28
3.2. Lokasi Dan Tempat Penelitian ................................................................. 29
3.3 Sumber Data ............................................................................................... 30
3.4 Subjek dan Objek Penelitiab ...................................................................... 31
3.5. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 35
4.2 Hasil Penelitian ......................................................................................... 36
4.3 Pembahasan ............................................................................................... 39
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 40
5.2. Saran .......................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

3.2 Daftar Pertanyaan ................................................................................................

4.1 Rute Pelayaran A dan B .......................................................................................

4.2 Data Hasil Wawancara .........................................................................................

4.3 Jenis Sampah dan Jarak Minumun untuk Pembuangan .......................................

5.1 Tabel Kegiatan .....................................................................................................


DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Incenerator ................................................................................................... 25


4.1 Kapal KM. KELUD .................................................................................................. 33
4.2 Ship Particular ........................................................................................................... 34
4.3 Penyuluhan Kepada Penumpang ............................................................................... 39
4.4 Halaman Sampul Garbage Record Book .................................................................. 39
4.5 Isi Garbage Record Book .......................................................................................... 40
4.6 Tempat Kru Berkumpul ............................................................................................ 43
4.7 Penampungan Sampah Plastik .................................................................................. 43
4.8 Proses Cleaning ......................................................................................................... 44
4.9 Tempat Pengumpulan Sampah .................................................................................. 45
4.10 Sampah Berserakan ................................................................................................. 45
4.11 Penumpukan Sampah di Dermaga .......................................................................... 46
4.7 Proses Penurunan Sampah ........................................................................................ 48
4.8 Tempat Sampah Yang di Usulkan............................................................................. 51
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Arti
ABK : Anak Buah Kapal
PRALA : Praktek Laut
KM : Kapal Motor
MV : Motor Vessel
IMO : Internatinal Maritime Sistem
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah dari kapal bisa mematikan kehidupan laut seperti minyak atau bahan

kimia Lainnya, bahaya terbesar dari minyak atau bahan kimia dapat merusak

lingkungan laut, tidak hanya itu ini juga berpengaruh terhadap makhluk hidup yang

berada di laut. Tidak hanya minyak yang merusak lingkungan, tetapi plastik juga

berpengaruh terhadap lingkungan laut karena sejatinya plastik terbuat dari material

bendawi berbahan polimer sistesis yang melalui proses polimerisasi yaitu proses

bereaksi molekul monomer yang di dalamnya terdapat reaksi kimia yang mana

memperlambat masa hancurnya sebuah plastik baik di darat maupun laut yang bisa

mengapung selama Bertahun-tahun. Ikan dan mamalia laut menganggap plastik

sebagai makanan sehingga mereka terperangkap dalam tali plastik, jaring, tas dan

barang-barang lainya, bahkan barang-barang tidak berbahaya seperti cincin plastik

yang digunakan untuk menyatukan kaleng bir dan minuman.

Sebagian besar sampah yang terdampar di pantai berasal dari orang-orang di

pantai yang sedang liburan yang meninggalkan sampah mereka di pantai, termasuk

nelayan yang membuang sampah, namun dibeberapa daerah sebagian besar sampah

yang ditemukan berasal dari kapal-kapal yang lewat, mereka merasa lebih nyaman

membuang sampah ke laut dari pada membuangnya kepelabuhan. Sementara itu

Membutuhkan waktu yang lama, banyak orang percaya bahwa lautan dapat
menyerap apapun yang dilemparkan kedalamnya, tetapi sikap ini telah berubah

dengan kesadaran yang lebih besar terhadap lingkungan. Banyak barang dapat

terdegradasi oleh laut tetapi proses ini dapat memakan waktu berbulan-bulan atau

bertahun-tahun. Membujuk orang untuk tidak menggunakan lautan sebagai tempat

pembuangan sampah adalah masalah pendidikan, gagasan lama bahwa laut dapat

mengatasi apapun, masih berlaku sampai batas tertentu tetapi melibatkan penegakan

peraturan yang jauh lebih kuat seperti MARPOL Annex V.

Di KM. KELUD tempat penulis melakukan penelitian telah diterapkanya

mengenai kinerja para kru kapal saat menanggulangi sampah agar tidak terjadinya

pembuangan sampah ke laut saat dalam pelayaran, PT. PELNI yang menjadi

peraturan perusahaan yang wajib diterapkan kepada semua kapal dibawah naungan

perusahaan tersebut. KM. KELUD telah menerapkan aturan yang telah di tetapkan

oleh perusahaan namun masih ada yang kurang dalam pengumpulan sampah saat di

atas kapal, hal ini dikarenakan tempat pembuangan sampah masih berupa kantong

plastik yang berukuran besar dan drum dengan ukuran sedang hal ini dapat

berdampak terhadap pencemaran dilaut dikarenakan sampah yang terdapat di

kantong plastik bisa saja terjadi kerobekan sehingga sampah berserakan dan akan

terbang ke arah laut sama halnya dengan drum apabila terjadinya angin yang cukup

kuat maka seisi sampah yang berada di drum akan berterbangan ke arah laut.
Berdasarkan riset (Palapa, Aa ,Okta, Ab, Prasetyo, F c) membahas tentang

MARPOL Annex V berupaya menghilangkan dan mengurangi jumlah sampah yang di

buang ke laut dari kapal. Kecuali di tentukan secara tegas, MARPOL Annex V berlaku

untuk semua kapal yang berarti semua jenis kapal yang beroperasi di lingkungan laut,

mulai dari kapal dagang hingga kapal pengangkut bahan bakar atau kapal

nonkomersial seperti kapal pesiar, Annex menerima ratifikasi dalam jumlah yang

cukup untuk memungkinkan berlakunya pada tanggal 31 desember 1988, saat ini

kurang lebih dari 150 negara telah menandatagani MARPOL Annex V. MARPOL

Annex V secara umum melarang pembuangan semua sampah ke laut, kecuali di

tentukan dalam peraturan Annex 4, 5, 6, yang terkait dengan sisa makanan, residu

kargo, bahan pembersih dan aditif, serta bangkai hewan. Gambaran umum ketentuan

pelepasan MARPOL Annex V dapat diakses. Pengecualian sehubungan dengan

keselamatan kapal dan orang-orang di atas kapal serta kerugian yang tidak disengaja.

Menurut MARPOL Annex V sampah mencangkup semua jenis makanan,

limbah domestik dan operasional, semua plastik, residu kargo, abu insinerator, minyak

goreng, alat penangkap ikan, dan bangkai hewan yang dihasilkan selama operasi

normal kapal dan dapat di buang terus menerus atau secara berkala. (Mirdin Ahmad,

2016) Sampah tidak termasuk ikan segar dan bagian yang dihasilkan sebagai hasil dari

kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan selama pelayaran, atau sebagai hasil dari

kegiatan budidaya. Untuk membantu pemerintah dalam hal ini, kapal dan operator

pelabuhan dalam menerapkan persyaratan yang relevan mengenai MARPOL Annex


V. Bertambahnya jumlah kapal dalam angkutan laut, maka dampak terhadap

lingkungan laut adalah limbah yang dihasilkan dari kapal yang meningkat.

Fasilitas penerimaan pelabuhan efektifitas kapal untuk memenuhi persyaratan

pelepasan MARPOL sangat tergantung pada ketersediaan fasilitas penerimaan

pelabuhan yang memadai, terutama di dalam area khusus. Oleh karena itu, MARPOL

Annex V juga mewajibkan pemerintah untuk memastikan penyediaan fasilitas

penerimaan yang memadai di pelabuhan dan terminal untuk penerimaan sampah tanpa

menyebabkan keterlambatan kapal yang tidak semestinya, dan sesuai dengan

kebutuhan kapal yang menggunakanya. Daerah khusus yang di tetapkan dalam

lampiran V adalah : wilayah laut mediterania, wilayah laut baltik, wilayah laut hitam,

wilayah laut merah, daerah teluk, wilayah laut utara, wilayah karibia yang lebih luas,

dan antartika. Ini adalah wilayah laut yang dimana diakui oleh alasan teknis dengan

kondisi oseanografi dan ekologinya lalu karakter lalu lintas, seperti lalu lintas maritim

yang padat, pertukaran air yang rendah, keadaan es yang ekstrem, spesies laut yang

terancam punah. Penerapan metode ini wajib karena diperlukan untuk pencegahan

pencemaran di laut oleh sampah.

Oleh karena itu dalam ketentuan atau MARPOL Annex V yang mengatur

tentang “Peraturan-peraturan untuk pencegahan pencemaran oleh sampah dari kapal”.

Sesuai dengan resolusi International Maritime Organization (IMO), setiap kapal

dengan ukuran panjang 12 meter atau lebih secara keseluruhan wajib memasang plakat

yang menginformasikan kepada awak kapal dan penumpang mengenai persyaratan


pembuangan sampah. Plakat wajib ditulis dalam bahasa kerja dari personel kapal dan

untuk kapal yang sedang berlayar menuju ke pelabuhan atau terminal lepas pantai di

bawah yurisdiksi dari para pihak lain pada konvensi ini, wajib juga dibuat dalam

bahasa Inggris, Perancis atau Spanyol. Peraturan ini berlaku untuk semua jenis kapal

yang beroperasi di lingkungan laut.

Sesuai dengan peraturan 9 dari Lampiran V Konvensi Internasional untuk

pencegahan pencemaran dari kapal 1973, seperti yang dimodifikasi oleh International

Convention for the Prevention of Pollution from the Ships 1973/1978 (MARPOL),

catatan yang harus dijaga dari setiap operasi discharge atau insinerasi selesai. Ini

termasuk pembuangan di laut, ke fasilitas penerimaan, atau ke kapal lain. Dengan

petunjuk/guidelines IMO tersebut terjadi perubahan “kategori jenis sampah” dan tata

cara pembuangan sampah di laut maupun difasilitas darat terhadap MARPOL Annex

V atau terhadap pelaksanaan pegumpulan, pemisahan, penyimpanan dan pembuangan

sampah dari kapal yang tertuang dalam Garbage Management Plan dan Catatan

Pembuangan Sampah yang direvisi.

Dengan adanya perubahan–perubahan tersebut maka, para perwira dan awak

kapal harus memiliki suatu sistem pengelolaan sampah yang baik atau efektif. Sistem

ini standarnya harus mengacu kepada ketentuan–ketentuan yang dipersyaratkan oleh

MARPOL Annex V. Untuk itu maka penulis tertarik untuk mengangkat tema

pengelolaan sampah dengan judul “ANALISIS PENERAPAN MARPOL ANNEX

V DI ATAS KAPAL KM.KELUD GUNA MENCEGAH PENCEMARAN


DILAUT“. Adapun batasan masalah dari penelitian ini hanyalah pada MARPOL

Annex V tentang Prevention of pollution by garbage from the ships atau peraturan-

perturan untuk pencegahan pencemaran oleh sampah dari kapal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang telah diuraikan, maka identifikasi masalahnya

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan MARPOL Annex V di atas kapal KM. KELUD, untuk

mengurangi timbulnya pencemaran di laut?

2. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencegah pencemaran lingkungan

laut yang sesuai dengan Marpol Annex V di atas kapal KM. KELUD?.

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkah rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis adalah sebagai

berikur:

1. Untuk mengetahui penerapan MARPOL Annex V di atas kapal KM. KELUD

untuk mengurangi timbulnya pencemaran di laut.

2. Untuk mengetahui apa saja upaya yang dilakukan untuk mencegah pencemaran

lingkungan laut yang sesuai dengan Marpol Annex V di atas kapal KM. KELUD.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari judul penelitian yang di ambil, penulis berharap penelitian ini

dapat menjadi acuan bagi pihak yang membutuhkan sebagai sumber informasi

mengenai cara pengoperasian MARPOL Annex V saat di atas kapal KM KELUD saat
dilaut. Manfaat yang didapat antara lain:

1. Manfaat bagi penulis

Dapat menambah pengetahuan, wawasan, pengalaman bagaimana akibat dari

analisis MARPOL Annex V saat di atas kapal guna mencegah pencemaran di laut,

serta dapat memaparkan data yang diperoleh selama melaksanakan praktek laut

sehingga dapat menghasilkan suatu kajian.

2. Manfaat Bagi Institusi

Menambah wawasan dalam kajian ketika tidak mematuhi aturan MARPOL

Annex V di atas kapal dan menambah perbendaharaan perpustakaan.

3. Manfaat Bagi Pembaca

Menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca untuk mengetahui apa

saja penyebab dampak yang diakibatkan ketika tidak mematuhi aturan MARPOL

Annex V saat di atas kapal, serta sebagai penambah pengetahuan ketika menjadi

seorang perwira.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Review Penelitian yang Relevan

Penelitian-penelitian sebelumnya yang dibuat oleh orang lain yang berkaitan

dengan penelitian ini, untuk menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian atau

kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh penelitian sebelumnya. penelitian

terdahulu dalam tinjauan pustaka memudahkan penulis dalam menentukan langkah-

langkah yang sistematis dari teori maupun konseptual.

Kuncowati (2019) meneliti tentang analisis pengelolaan sampah kapal dan

peranan awak kapal terhadap pencegahan pencemaran laut dari kapal di pelabuhan

tanjung perak surabaya. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode

analisis kuantitatif melalui program SPSS digunakan versi 21 regresi. Dari data-data

dan analisa serta pembahasan yang dilakukan didapat suatu hasil menyatakan bahwa

ketika kapal sandar di pelabuhan, evaluasi pengelolan sampah berpengaruh terhadap

peningkatan pencegahan pencemaran dari kapal sebesar 31,5%.

Sehingga apabila awak kapal memiliki kesadaran dalam pencegahan

pencemaran dari sampah kapal baik itu ketika dipelabuhan maupun dilaut lepas ketika

ada pengawasan dari pihak manajemen kapal, pemerintah ataupun tidak dalam

pengelolaan sampah dalam rutinitas sehari-hari di kapal, maka pencegahan

pencemaran laut dari kapal juga meningkat. Oleh karena itu pihak manajemen kapal,

dan pemerintah sebaiknya meningkatkan kesadaran dan pengawasan terhadap awak

kapal dalam meningkatkan kepedulian lingkungan laut dari sampah.


Dalam hal pelaksanaan ini faktor manusia memegang peranan yang sangat

penting, bukan hanya perwira kapal, anak buah kapal, atau penumpang kapal saja,

tetapi tergantung pada manajemen pemimpin di atas kapal tersebut.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan lebih terarah dari kapal

penumpang ini, perlu diadakanya penyuluhan, himbauan, pengarahan, atau

pembinaan, sebelum melakukan perjalanan kepada seluruh penumpang untuk tidak

membuang sampah sembarangan ke laut, dan membuang sampah ke tempat yang

telah disediakan.

2.2 Landasan Teori

1. Pengelolaan Sampah

Di dalam pasal 1 ayat 5 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

pengelolaan sampah, pengelolaan sampah adalah kegiatann yang sistematis, dan

berkesinabungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

2. Pengertian Awak Kapal

Awak kapal adalah orang yang bekerja atau di pekerjakan di atas kapal oleh

pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan

jabatan yang tercantum dalam buku sijil, termasuk Nakhoda. Nakhoda adalah seorang

dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum di atas kapal serta menjadi wewenang

dan tanggung jawab tertentu sesuai peraturan perundang - undangan yang berlaku (

UU No. 21 / 1992 ).
3. Pengertian Marpol

The international convention of pollution from ships ( MARPOL) adalah

konvensi internasional utama yang mencakup pencegahan pencemaran lingkungan

laut oleh kapal dari sebab operasional atau kecelakaan. Pencegahan pencemaran oleh

sampah dari kapal. Konvensi MARPOL diadopsi 2 november 1978 diadopsi sebagai

tanggapan atas serentetan kecelakaan kapal tenker pada tahun 1976-1977. Karena

konvensi MARPOL 1973 menyerap konvensi induk. Instrumen gabungan mulai

berlaku, protokol MARPOL 1978 menyerap konvensi induk. Instrumen gabungan

mulai berlaku pada 2 oktober 1983. Pada tahun 1997, sebuah protokol diadopsi untuk

mengamandemenkan konvensi dan lampiran VI baru ditambahkan yang mulai

berlaku pada 19 Mei 2005. MARPOL telah diperbarui dengan amandemen selama

bertahun-tahun. Konvensi tersebut mencakup peraturan yang ditunjukan untuk

mencegah dan meminimalkan polusi dari kapal baik polusi yang tidak di sengaja

maupun yang berasal dari operasi rutin dan saat ini mencangkup enam lampiran

teknis. Area khusus kontrol ketat pada pembuangan operasional termasuk dalam

sebagian besar lampiran.

Konvensi tersebut melarang penggunaan organotin berbahaya dalam cat anti-

fouling (Mizan Lubnan : 2019) yang digunakan di kapal menetapkan mekanisme

untuk mencegah potensi penggunaan zat berbahya lainya di masa depan dalam sistem

anti-fouling. Cat anti-fouling digunakan untuk melampisi bagian bawah kapal untuk

mencegah kehidupan laut seperti ganggang dan moluska menempel pada lambung
kapal sehingga memperlambat kapal dan meningkatkan konsumsi bahan bakar.

Berdasarkan ketentuan konvensi AFS (anti-fouling system), para pihak konvensi di

wajibkan untuk melarang dan membatasi penggunaan sistem anti-fouling yang

berbahaya pada kapal yang mengibarkan benderanya, serta kapal yang tidak berhak

mengibarkan benderanya tetapi beroperasi di bawah kewenangannya, dan semua kapal

yang memasuki pelabuhan, galangan kapal atau terminal lepas pantai suatu pihak.

4. Pengertian Pencemaran Laut

Bahan pencemaran yang masuk ke wilayah pesisir dan laut secara elemental

bisa berasal dari berbagai sumber. Keadaan fisik bahan pencemaran dari suatu sumber

bisa berbeda dengan dari sumber lain, dengan komposisi yang berbeda-beda pula.

Dengan dampaknya terhadap 8 lingkungan juga bervariasi. Untuk itu, dalam

memahami pencemaran yang terjadi di lingkungan pesisir dan laut, beberapa hal

berikut perlu dibahas, meliputi bahan pencemar apa saja yang masuk ke lingkungan,

bagaimana sifat polutan dan keadaan lingkungan pesisir dan laut tersebut, dan apa

pengaruh atau dampak dari masuknya polutan tersebut ke lingkungan (Mukhtator ,

2002). Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas

makhluk hidup yang masuk ke daerah laut. Sumber dari pencemaran laut ini antara

lain adalah tumpahan minyak, sisa damparan amunisi perang, buangan proses di kapal,

buangan industri ke laut, proses pengeboran minyak di laut, buangan sampah dari

transportasi darat melalui sungai, emisi transportasi laut dan buangan pestisida dari

perairan. Namun sumber utama pencemaran laut adalah berasal dari tumpahan minyak
baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai maupun akibat kecelakaan kapal.

Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber pencemaran laut yang selalu

menjadi fokus perhatian dari masyarakat luas, karena akibatnya akan sangat cepat

dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk

hidup di sekitar pantai tersebut (Hartanto, 2008). Pencemaran laut adalah hasil

buangan aktivitas makhluk hidup yang masuk ke laut. Ada berbagai sumber bahan

pencemaran yang dapat merusak laut dan dapat membunuh kehidupan yang di laut.

Seperti banyaknya ikan-ikan mati karena laut tempat mereka hidup tidak sesuai

kebutuhannya. Pencemaran laut yang terjadi di muara sungai porong 9 bersumber pada

aktivitas kapal yang hampir setiap hari dan terdapat aliran sungai yang menuju laut.

5. Pengertian Sampah ( GARBAGE)

Sampah adalah semua jenis sisa makanan dari atas kapal dan sisa operasional

seperti sampah yang dapat mengapung harus di buang kurang lebih 25 mil dari daratan

dan produk sampah seperti kertas produk, kaca, logam botol-botol, kain dan perak

yang harus di buang dengan jarak 12 mil dari daratan, yang dihasilkan selama

pengoperasian kapal secara normal yang diharuskan dibuang secara terus menerus atau

secara berkala kecuali zat – zat yang mana telah dicantumkan dalam aturan – aturan

lainnya pada konvensi terakhir. (Marine Pollution) Sampah adalah bahan yang tidak

mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam

pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur

atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994)
Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemilikya atau pemakai

semula. (Tandjung, 1982) Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari

sumber hasil aktifitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai

ekonomis. (Istilah Lingkungan untuk Manajeman, Ecolink, 1996)

6. Dampak Pencemaran Laut

Adanya pencemaran yang timbul di laut menyebabkan kualitas di suatu

perairan menjadi menurun. Selain itu, dapat merusak habitat biota yang berada di laut

dan mengalami gangguan kesehatan apabila mengonsumsi air tersebut sehingga

menyebabkan terganggunya keseimbangan lingkungan di laut.

7. Fasilitas yang terdapat di sebuah kapal

Dalam melakukan pencegahan pencemaran di laut disetiap kapal wajib memiliki

persedian buku catatan minyak untuk ruang mesin dan buku catatan minyak ruang muat

bagi kapal tangki minyak, tersedianya tangki penampung minyak kotor dengan baik,

tersedianya manajemen pembuangan sampah dan bak penampung sampah, terpasang

nya peralatan pencegahan pencemaran berfungsi dengan baik untuk kapal dengan

ukuran tertentu, tersedianya tangki penampungan atau penghancur kotoran untuk kapal

dengan pelayar 15 (lima belas) orang atau lebih, tersedianya system pengemasan,

penandaan (pelabelan), pendokumentasian yang baik, dan penempatan muatan sesuai

dengan tata cara prosedur untuk kapal pengangkut bahan berbahaya dalam bentuk

kemasan, tersedianya prosedur tetap penanggulangan pencemaran dan tersedianya


bahan kimia pengurai beserta alat pelokalisir minyak.

8. Pengertian Incenerator

Menurut Lampiran V MARPOL 1973/78 konvensi IMO, pedoman mengenai

penyimpanan limbah bahan dan pembuangan limbah di laut harus diikuti dengan ketat.

Pembakaran berbagai bahan seperti sampah dapur, sisa makanan, limbah akomodasi,

linen, papan kartu, lumpur minyak dari minyak 16 pelumas, minyak bakar, lambung

kapal dan alat pembersih, dan sludge limbah, incenerator merupakan salah satu cara

yang paling efektif penjualan dan kapasitas penyimpanan tabungan dari tank dan

containments limbah penyimpanan pada kapal.Incenerator adalah tungku pembakaran,

selain sebagai kelengkapan dari peralatan Oily Water Separator (OWS) atau sebagai alat

pencegah pencemaran diluar. Selain itu, residu kiri dari insinerasi dapat dengan mudah

dibuang karena terutama terdiri dari abu. Gambar berikut ini menunjukkan diagram dari

insinerator tipe siklon vertikal dengan perangkat lengan berputar untuk memperbaiki

sistem pembakaran dan menghapus abu dan kayu bakar bukan dari permukaan.
Gambar 2.1 Incinerator
Sumber. Data peneliti, 2022
2.3 Kerangka Penelitian

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menuangkan pokok-pokok pikiran

kedalam sebuah kerangka berpikir yang dirangkai pada suatu skema alur

pembahasan.

Gambar. Kerangka Penelitia


Masih banyaknya
ditemukan sampah dilaut

Kurangnya pengetahuan pada Kurangnya pengetahuan


anak buah kapal tentang tentang Annex V pada anak
dampak pembuangan sampah buah kapal
dilaut

1. Memberi pengarahan tentang dampak pembuangan sampah


sembarangan dilaut.
2. Memberi pengarahan tentang Annex V pada anak buah kapal.
3. memperingati semua kru kapal baik penumpang untuk lebih memiliki
kesadaran di atas kapal untuk tidak membuang sampah di laut

Tercapainya anak buah kapal yang


mengerti tentang dampak pembuangan
sampah dan pentingnya Annex V

Penerapan Marine Pollution


(MARPOL) Annex V guna
mengurangi pencemaran
laut
BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Menurut

Moleong (2017:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Menurutnya, pendekatan dengan

metode kualitatif diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh.

3.2 Lokasi dan Waktu

Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan penulis yaitu, tempat dimana

penulis melakukan praktek laut (PRALA) selama kurang lebih 12 bulan di kapal

KM.KELUD milik perusahaan PT. PELNI.

3.3 Sumber Data Penelitian

a) Data Primer
Data primer adalah data hasil wawancara dan observasi yang dilakukan

oleh penulis, wawancara langsung dan melalui questioner yang di lakukan

terhadap para kru kapal. Data akhir akan berupa transkip wawancara dan hasil

isian questioner. Sementara data 20 observasi akan berupa foto-foto dan video

yang direkam oleh penulis terhadap kegiatan di kapal yang berkaitan dengan

pengelolaan sampah.
b) Data Sekunder

Data sekunder adalah berupa dokumen-dokumen yang menunjang

penelitian, dokumen-dokumen dapat berupa dokumen garbage management

plan, garbage record book, dan lainnya. Data sekunder merupakan data yang

mendukung data primer.

3.4 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah semua informan dalam penelitian ini, dan

objek penelitiannya adalah KM.KELUD Informan dalam penelitian ini merupakan

abk KM.KELUD pada saat peneliti melakukan praktek laut yaitu C/O (Chief

Officer) dan (Bosun).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik penggumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.5.1 Teknik Observasi

Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data yang mempunya ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan

kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang,

maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain

(Sugiyono, 2018:145). Jadi, observasi merupakan sebuah aktivitas terhadap suatu

proses atau objek guna memahami pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui

sebelumnya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan

sebuah penelitian.
3.5.2 Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam (Sugiyono, 2018:231). Dalam penelitian ini penulis gunakan metode

wawancara non terstruktur yakni wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang sudah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pegumpulan datanya. Pedoman yang digunakan hanya berupa

garis-garis besar permasalahan. Berikut daftar pertanyaan yang digunakan sebagai

panduan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Daftar pertanyaan

No. Pertanyaan

1. Apa itu Garbage

2. Apa saja macam-macam Garbage

3. Bagaimana cara penanggulangan Garbage

4. Siapa saja yang berperan dalam pengelolaan Garbage/Sampah

5. Apakah ada aturan saat pembuangan sampah

6. Kapan waktu dilakukannya pengumpulan sampah

7. Apa yang dilakukan saat pengumpulan sampah

8. Apa penyebab terjadinya jika tidak adanya pengelolaan sampah


BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar Umum Lokasi Penelitian

KM.Kelud adalah kapal penumpang (Passanger Ship) merupakan kapal yang

dioperasikan oleh PT.Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) yaitu perusahaan

BUMN yang bergerak dibidang industri maritim yang menyediakan jasa

transportasi laut, meliputi jasa angkutan penumpang, dan muatan barang antar

pulau. Saat ini PT. PELNI telah mengoperasikan 26 kapal penumpang, 46 kapal

perintis, 6 kapal barang tol laut, dan 1 kapal ternak. PT. PELNI dalam

melaksanakan tanggung jawabnya tidak hanya terbatas melayani rute komersial,

melainkan juga melayani pelayaran dengan rute pulau-pulau kecil terluar, salah

satunya yaitu KM.Kelud

Gambar 4.1 kapal KM KELUD


Sumber. Data peneliti, 2022
Berikut adalah data dari kapal KM.Kelud sebagai berikut:

Gambar.4.2 Ship Particular KM. KELUD


Sumber. Data peneliti, 2022

KM. KELUD memiliki jumlah kru sebanyak 98 orang yang tertera di dalam

crewlist dan rute pelayaran, berikut ini rute pelayaran KM. KELUD sebagai

berikut
Berikut ini rute Pelayaran KM. KELUD
Table 4.1 Rute Pelayaran A

TG.PRIOK TG. BALAI KARIMUN

BATAM
TG BALAI KARIMUN
BELAWAN
BATAM
TG BALAI KARIMUN
BELAWAN
BATAM
TG BALAI KARIMUN
TG. PRIOK
BATAM

Table. 4.1 Rute Pelayaran B

KIJANG
TG. PRIOK
BATAM
KIJANG
BELAWAN
BATAM
BATAM
BELAWAN
KIJANG
BATAM
TG. PRIOK
KIJANG

4.2 Hasil Penelitian

Penulis melakukan penelitian selama 12 bulan 29 hari di kapal KM.

KELUD yang dimulai pada tanggal 01 Januari sampai dengan 30 Desember 2022.

Berikut ini adalah hasil penelitian yang penulis dapatkan ketika penulis

melakukan penelitian sekaligus melaksanakan praktek laut (PRALA) di kapal

KM. KELUD khususnya mengenai judul penelitian yang diambil penulis yaitu :
“ANALISIS PENERAPAN MARPOL ANNEX V DI ATAS KAPAL KM.

KELUD GUNA MENCEGAH PENCEMARAN DI LAUT ”. Dalam hasil

penelitian ini penulis menggunakan penyajian data sesuai dengan teknik

pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian yang dilaksanakan

dikapal KM. KELUD.

1. Penyajian Data

Pada penyajian data ini penulis akan menguraikan data dan hasil penelitian

mengenai permasalahan yang telah dirumuskan pada rumusan masalah. Pada

tahapan ini peneliti menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang

dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu, tujuanya agar tercapainya data

analisis yang valid. Berikut adalah data yang diperoleh sebagai berikut :

Gambar 4.3 Penyuluhan kepada penumpang


Sumber. Data peneliti, 2022
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa perwira di kapal KM.Kelud

sedang menyampaikan kepada seluruh penumpang untuk mematuhi aturan

pembuangan sampah yang benar, penyuluhan ini berlaku untuk kepada seluruh

penumpang kapal KM.Kelud beserta kru yang berada di atas kapal, saat ini yang
diminta bagaimana pemahaman kru mengenai bagaimana sistem pengelolaan

sampah di KM.Kelud. Serta untuk penulisan record book sudah sesuai menurut

Marpol Annex V, tanggal dan waktu pembuagan, nama pelabuhan atau fasilitas,

kategori sampah yang di buang, perkiraan jumlah pembuangan setiap kategori

dalam bentuk Kg, disertai tanda tangan petugas yang bertanggung jawab dalam

operasi ini.

Gambar 4.4 Halaman sampul Garbage Management Plan


Sumber. Data peneliti, 2022
Gambar 4.5 Isi Garbage management Plan
Sumber. Data peneliti, 2022
Gambar 4.6 Isi garbage record book pervoyage
Sumber. Data peneliti, 2022
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diperoleh data

wawancara sebagai berikut :

Tabel 4.6. Data Hasil Wawancara

No Informan Point penting data hasil wawancara

1. Chief 1. Apa itu Garbage?

Officer Garbage adalah suatu bentuk sampah yang berasal dari

kehidupan manusia, atau aktifitas manusia

2. Apa saja macam-macam sampah (Garbage)?


Sampah alam, sampah anorganik, sampah organik,

sampah beracun, sampah cair, sampah industri,

sampah berbahan kimia

3. Bagaimana Cara penanggulangan sampah?

Pisahkan sampah berdasarkan jenisnya

2 Second 1. Siapa saja yang berperan dalam pengelolaann sampah

Officer Semua kru yang berada di atas kapal.

2. Apakah ada aturan saat pembuangan sampah?

Sampah yang terdapat dalam tempat sampah akan

dikumpulkan secara menyeluruh dan digabungkan

menjadi satu sehingga akan di kumpulkan kedalam

kantong besar, sempai di pelabuhan akan dibuang.

3. Kapan waktu dilakukanya pembuangan sampah?

Semua kru setiap harinya wajib cleaning sehingga

sampah tersebut akan dibuang sesampai di dermaga.

4.Apa yang dilakukan saat pengumpulan sampah?

Menyediakan perlengkapan seperti sapu, serokan,

kantong plastik.

5.Apa penyebab terjadinya jika tidak ada pengelolaan

sampah?

Banyaknya sampah yang akan bertumpuk sehingga

mengakibatkan pencemaran saat di atas kapal.


Berikut adalah data kegiatan kru kapal dalam proses pengumpulan sampah

sebagai berikut :

Gambar 4.7 Tempat kru berkumpul


Sumber. Data peneliti, 2022
Gambar 4.8 Proses cleaning
Sumber. Data peneliti, 2022

Gambar 4.9 Penampungan sampah


Sumber. Data peneliti, 2022
Gambar 4.10 Tempat pengumpulan sampah
Sumber. Data peneliti, 2022

Gambar 4.11 sampah berserakan


Sumber. Data peneliti, 2022

Dari gambar 4.10 di atas bisa kita bisa lihat akibatkan dari tidak

terbuangnya keseluruhan sampah yang berada di atas kapal sehingga sebagian dari

mereka jatuh kelaut, seperti inilah diperkirakan tumpukan sampah yang jatuh

kelaut, tidak terbayangnya berapa banyak sampah yang tertumpuk di laut akibat
sampah yang berserakan tanpa kita sadari ini adalah sebagian dari merusak

lingkungan laut.

Gambar 4.12 penumpukan sampah di dermaga


Sumber. Data peneliti, 2022

Dari gambar 4.11 peneliti mengambil kesimpulan hal di atas berdampak

buruk terhadap kapal yang dalam proses sandar saat di pelabuhan karena

terhalangnya proses sandar saat ingin menepi ke pelabuhan di akibatkan

tumpukan sampah yang membuat para crew kapal harus menghindari tumpukan

sampah agar tidak terjadinya kerusakan lambung atau penggoresan saat proses

dalam penyandaran, dan hal ini tidak hanya berdampak terhadap kapal yang ingin

sandar, ini juga berdampak terhadap warga yang tinggal di area pantai tersebut

karena akibat tumpukan sampah sehingga terjadinya penyumbatan pada area2

penyaluran air yang ingin menuju ke laut sehingga dapat mengakibatkan banjir di

area pantai.
2. Analisi Data

Berdasarkan data yang disajikan oleh peneliti diatas, peneliti membuat

rangkaian dalam bentuk Bagan proses pembuangan sampah saat di atas kapal KM.

Kelud sehingga ini akan memperjelas proses yang akan di lakukan dalam

menurukan sampah ke pelabuhan saat di atas kapal.

Bagan 4.1 Proses penurunan sampah di KM. Kelud

Pengumpulan sampah
setelah melakukan
cleaning
Gambar.4.14

Kru melakukan cleaning


Gambar.4.13
Laporan permintaan truk sampah ke
pelabuhan setibanya kapal KM.
Kelud tiba di pelabuhan.
Gambar.4.15.

Saat sampah diturunkan ke


pelabuhan, semua sampah yang
turun di catatan ke dalam record
book sesuai dengan jumlah
sampah yang turun. Sesampainya kapal dipelabuhan,
Gambar. 4.17 langsung diturunkan sampah ke
dalam truk
Gambar. 4.16

Selesainya sampah di buang,


orang pelabuhan akan
memberikan hasil laporan surat
keterangan selesai untuk kapal
KM. Kelud
Gambar. 4.18
Gambar 4.13 Proses Cleaning
Sumber. Data peneliti, 2022

Gambar 4.14 Pengumpulan Sampah


Sumber. Data peneliti, 2022
Gambar 4.15 Surat Izin Permintaan Truk
Sumber. Data peneliti, 2022
Gambar 4.16 Penurunan Sampah ke dalam Truk
Sumber. Data peneliti, 2022
Gambar 4.17 Catatan Jumlah Sampah yang Turun
Sumber. Data peneliti, 2022
Gambar 4.18 Surat Selesai Pembuangan Sampah
Sumber. Data peneliti, 2022

Pengelolan sampah di kapal telah sesuai dengan Marpol Annex V yaitu

tentang ( prevention of pollution by garbage from the ships atau peraturan-

peraturan untuk pencegahan pencemaran oleh sampah dari kapal).

Seperti sudah diketahui dari data yang disajikan oleh peneliti yang

bersumber dari pendapat yang dikemukakan oleh mualim I, mualim II dan mualim

III menyebutkan bahwa penerapan pengelolaan sampah telah sesuai dengan aturan

yang diterapkan, yaitu Sampah yang berada di atas kapal wajib di turunkan

sesampainya kapal di pelabuhan seperti contoh table di 4.12 di atas dan berikut

adalah gambar proses kru kapal menurunkan sampah dari atas kapal ke dalam truk
yang telah disediakan.

Gambar. 4.18 Proses Penurunan Sampah


Sumber. Data peneliti, 2022
4.3 Pembahasan

Berdasarkan landasan teori yang merupakan landasan peneliti dalam

melaksanakan penelitian, peneliti dalam analisisnya melakukan aktifitas yang

terdiri dari serangkaian kegiatan seperti, mengurai, membedakan dan memilah,

sesuatu untuk dikelompokan kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian

dicari kaitanya lalu ditafsirkan maknanya.

Peraturan Marpol Annex V dilengkapi dengan semua pembuangan dilaut

dengan batasan yang dikecualikan, dalam kondisi sedemikian rupa sisa makanan,

bangkai hewan dan bahan adiktif yang terkontaminasi dengan air cucian yang

telah tercampur dan dimana dianggap tidak berbahaya bagi lingkungan laut dapat

diijinkan.
Table 4.3 Jenis Sampah dan Jarak Minumun untuk Pembuangan

Semua Kapal Kecuali Platform


Jenis Sampah Platform Lepas
Diluar Di Pantai
Daerah Daerah
khusus Khusus
Plastik Dilarang Dilarang Dilarang
untuk di untuk untuk
buang dibuang dibuang
Penganjal,penguat,bahan >25 mil Dilarang Dilarang
packing yang tenggelam dari untuk untuk
darat dibuang dibuang
Kertas,kain >12 mil dari Dilarang Dilarang
Darat
bekas,gelas,logam,botol,barang untuk untuk
pecah belah dari tanah liat dibuang dibuang
Sampah yang tenggelam >3 mil dari Dilarang Dilarang
termasuk sampah darat
untuk untuk
kertas,kain bekas, gelas.
dibuang dibuang
sampah makanan >12 mil dari >12 mil dari Dilarang
Darat darat untuk
dibuang
Yang telah diolah >3 mil dari >12 mil dari >12 mil dari
incenarator tidak darat darat darat
termasuk bahan yang
terbuat dari plastik atau
sisa logam berat
jenis sampah yang telah ..... ..... .....
tercampur
Catatan tabel:
1) Ketika sampah tercampur dengan atau terkontaminasi oleh bahan berbahaya

lainnya dilarang untuk dibuang atau memiliki persyaratan pembuangan yang

berbeda, dimana persyaratan yang diterapkan lebih ketat.


2) Pengelolaan atau sampah makanan yang telah digiling harus dapat melewati

deteksi dengan jaring tidak lebih dari 25 mm

3) Diberitahukan bahwa pembuangan produk unggas di daerah Antartika tidak

diperbolehkan kecuali dibakar, aotoklaf atau yang lainnya diolah hingga steril.

4) Platform lepas pantai yang memiliki lokasi 12 Nm dari daratan terdekat dan

kapal-kapal yang tercakup termasuk platform tetap atau platform teraoung

yang melaksanakan eksplorasi atau eksploitasi atau pengelolaan sumber

mineral dasar laut dan semua kapal yang sandar atau memilikinjarak 500 meter

dari platform.

5) Campuran muatan yang dimaksud campuran muatan yang tidak dapat diolah

kembali dengan menggunakan metode secara umum tersedia juga untuk

bongkar muat.

6) Bahan-bahan yang berbahaya ini seharusnya tidak boleh merusak lingkungan

maritim.

Sampah harus dilakukan pengelolaan secara optimal guna agar

mengurangi pencemaran di laut, berdasarkan analisis dibuktikan dengan :

1. Pengelolaan sampah di KM. KELUD masih belum sesuai dengan MARPOL

Annex V dibuktikan dengan fasilitas tempat sampah yang tidak sesuai dengan

aturan marpol, dan juga tidak dibedakan berdasarkan jenis sampahnya.

2. Fasilitas penampungan di KM. KELUD masih sangat sederhana hanya dari

kantong plastik besar sehingga penulis memberikan usulan untuk membuat

tempat sampah yang memiliki tutup agar tidak bercecernya sampah apabila ada

badai saat dalam masa pelayaran


Gambar.4.20 Tempat sampah yang diusulkan
Sumber. Data peneliti, 2022
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian di lapangan serta dari hasil uraian

pembahasan mengenai pengelolaan sampah yang sesuai menurut Marpol annex V,

dan mengenai sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif berdasarkan kendala

yang ada di kapal KM. KELUD, maka dapat diambil keismpulan sebagai berikut :

1. Pengelolaan sampah di atas kapal harus sesuai dengan ketentuan Marpol Annex

V, pengelompokan sampah juga harus dibedakan berdasarkan jenis sampahnya

menurut ketentuan MArpol Annex V, fasilitas penampungan sampah juga

harus dibedakan berdasarkan jenis warnanya sehingga akan lebih mudah

membedakan jenis sampah sesuai dengan ketentuan. Ini dilakukan agar

pengelolaan sampah di KM. KELUD agar lebih optimal dari sebelumnya

2. Di KM. KELUD telah dilaksanakannya safety meeting untuk memberi

pemahaman serta mematuhi peraturan Marpol Annex V, serta diadakanya

training oleh pihak perusahaan terhadap kapal KM. KELUD guna

mengingatkan kembali pentingnya mematuhi aturan Marpol Annex V. dan para

penumpang di KM. KELUD telah di berikan himbauan dalam bentuk lisan

maupun tulisan untuk tetap menjaga, Dan pentingnya menerapkan peraturan

sesuai Marpol Annex V dalam menjaga kelestarian laut.

5.2 Saran

Sesuai dengan permasalahan yang telah dibahas dalam karya tulis ilmiah

ini, penulis ingin memberikan sedikit saran yang mungkin dapat bermanfaat untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan

sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

a. Agar lebih memperhatikan lagi ABK kapal untuk melaksanakan

pemisahan jenis sampah di kapal KM. KELUD agar bisa dibedakan

berdasarkan jenisnya dan memudahkan proses pengelolaan sampah.

b. Agar melengkapi fasilitas penampungan sampah yang sesuai dengan

ketentuan Marpol Annex V sehinga akan bisa lebih memudahkan untuk

pengelompokan sampah.

c. Agar tanggap terhadap kru dan lebih memperhatikan alat pengelolaan

samapah agar lebih optimal dan sesuai dengan aturan MArpol Annex V

yang berlaku.

2. Bagi Kru Kapal

Agar lebih disiplin dalam pengelolaan sampah yang baik dan benar sesuai

dengan peraturan Marpol Annex V. hal ini dilakukan agar terciptanya keadaan

laut yang bersih agar terhindarnya dari pencemaran perairan laut.


DAFTAR PUSTAKA

Palapa, Aa ,Okta, Ab , Prasetyo, F c (2018). Upaya Pencegahan Polusi Di Laut


dengan Garbage Management Plan Di Atas Kapal MV Energy Midas:

Sukmadinata. (2006). Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakary.Gary, dkk. (2001).Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pers
UGM Grafindo Persada.

Abdillah.(2021).Data Primer dan Data Sekunder: https://rumusrumus.com/data-


primer-dan-data-sekunder/ (diakses pada tanggal 03 agustus 2021 jam 21:48
WIB).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2002). KamusBesar Bahasa Indonesia.


Jakarta: BalaiPustaka.

Mizan Lubnan. SEKILAS TENTANG ANTI-FOULING DAN SISTEM ANTI-


FOULING (2019).http://blog.docking.id/sekilas-tentang-anti-fouling-dan-
sistem-anti-fouling/ : (diakses pada tanggal 04 agustus 2021 jam 07:57
WIB).

KBB1, 2021. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:
https://kbbi.web.id/dumping.

Mirdin Ahmad. (2016), Analisis Penanganan Sampah di Kapal untuk Mencegah


Polusi di Laut, JurnalBung,Sistem Informasi Jurnal Ilmiah vol 10 No.2
Agustus 2015.http://jurnal.amy.ac.id/index.php/MIBJ/article/view/200
DAFTAR LAMPIRAN

Table 5.1 Jadwal Penelitian

BULAN

November (2022)
April - Juli (2021)

Agustus (2021)

Oktober (2021)

Januari (2023)
RENCANA /
NO KEGIATAN
REALISASI

Bimbingan dan
1 Realisasi
pengajuan judul proposal √

2 Perbaikan judul proposal Realisasi √


3 Pengarahan dari Kaprodi Realisasi √
4 Pembuatan proposal Realisasi √
5 Seminar penelitian Realisasi √
6 Melakukan penelitian Realisasi √
7 Pengolahan Data Realisasi √
Penyusunan hasil
8 penelitian dalam bentuk Realisasi √
karya ilmiah
9 Sidang komprehensif Rencana √
10 Perbaikan Rencana √
11 Penjilidan Rencana √
12 Pengesahan Rencana √
Lampiran 5.1 Pedoman Wawancara
Berikut adalah data dari para responden yang penulis lakukan wawancara

di atas kapal KM.Kelud yaitu:

Responden 1

Nama : Ujang

Jabatan : Bosun

Peneliti : “Selamat pagi pak”

Responden 1 : “Selamat pagi det”

Peneliti : “Mohon izin bertanya mengenai Pengeloaan sampah saat di atas

kapal pak”

Responden 1 : iya silahkan det, kamu mau tanya apa

Peneliti : “gini pak, dalam pengelolaan sampah ini apa saja peran awak

kapal pak”

Responden 1 : “Semua awak kapal berperan penting det, dalam melakukan

pengelolaan sampah saat di atas kapal, karena kita ini adalah

kapal penumpang jadi semua awak kapal itu wajib

memerhatikan mengenai sampah yang berada di kapal”

Peneliti : “Berarti awak kapal sangat berpengaruh ya pak dalam

pengelolaan sampah”

Responden 1 : “ya. Betul sekali det”

Peneliti : “kalo mengenai penampungan sampah yang ada di atas kapal

itu bagaimana ya pak, apa sudah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku”

Responden 1 : “nah, disitu kendala kita,seperti yang kamu liat di kapal masih
menggunakan kantong besar dalam mengumpulkanya bukan”

Peneliti : nah, iya pak, kalo itu gmana ya pak”

Responden 1 : “disini kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya kesalahan kapal

det, sementara kapal sudah mengajukan yang sesuai dengan

ketentuan, cuman biasanya itu ada kendala dari atasan atau

kurangnya biaya atau bisa jadi karena kurangnya pengetahuan”

Peneliti : ouh iya ya pak, lalu di kapal apakah ada tahapanya saat

membuang sampah itu pak

Responden 1 : “ada dong det, semua yang berada di kapal itu sudah ada aturanya,

termasuk membuang sampah”

Responden 2

Nama : Frangky O Pansing

Jabatan : Mualim 1

Peneliti : “Selamat Sore capt”

Responden 2 : iya, sore det

Peneliti : “izin capt, saya izin bertanya mengenai pengelolaan sampah yang

berada di atas kapal KM.Kelud Capt”

Responden 2 : “iya, bagaimana det

Peneliti : “Begini capt,di kapal itu kalo dalam pengelolaan sampahnya ada

catatan pembuangan nya ngak capt”

Responden 2 : “wong jelas ada toh det, bagaimana kamu ini”

Peneliti : Izin Capt, kalo begitu apa saja proses nya capt”

Responden 2 : nah, kamu kan itu setiap hari melakukan cleaning toh, habis
kamu cleaning pasti kamu kumpulkan sampahnya kan”

Peneliti : siap iya Capt

Responden 2 : “nah di saat kapal sesampai dipelabuhan itu orang kapal mintak

truk kepelabuhan, itu ada suratnya, lalu pas proses penurunan

sampah itu di catat det berapa jumlah sampah yang di buang,

sehabis sampah selesai itu ada surat lagi dari pelabuhan kalo

sampah ini telah selesai di buang beserta notanya, begitu det

sudah paham kamu”

Peneliti : siap sudah capt,

Responden 2 :” ya, baguslah kalo sudah paham”

Anda mungkin juga menyukai