ADE NOVITA
NIT. 113303192077
AHLI NAUTIKA TINGKAT III
NIT : 113303192077
Menyatakan bahwa Karya Ilmiah Terapan yang saya tulis dengan judul:
DI LAUT
Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam Karya Ilmiah Terapan
tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide
saya sendiri. Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia
Materai10000
(ADE NOVITA)
: FR-PRODI-TN-
No. Dokumen
POLITEKNIK 25
PELAYARAN Tgl. Ditetapkan : 03/01/2022
SUMATERA Tgl. Revisi :-
BARAT Tgl.
: 03/01/2022
Diberlakukan
PENGESAHAN
Menyetujui:
Pembimbing II Pembimbing I
Mengetahui,
Ketua Program Studi Nautika
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan
tanpa adanya hal-hal yang tidak di inginkan. Penulis menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan arahan, bimbingan,
petunjuk dalam segala hal yang sangat berarti dan menunjang dalam penyelesaian
kepada:
Sumatera Barat.
6. Perusahaan PT. PELNI dan seluruh crew kapal KM. KELUD yang telah
Seluruh Dosen dan Civitas Akademika Politeknik Pelayaran Sumatera Barat serta
pendapat, motivasi dalam rangka pembuatan Karya Ilmiah Terapan ini. Saya
sangat menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga dalam penulisan
Karya Ilmiah Terapan ini, apabila nanti terdapat kekurangan, kesalahan dalam
Karya Tulis Ilmiah ini, saya selaku penulis sangat berharap kepada seluruh pihak
agar dapat memberikan saran dan kritik seperlunya Demikian, semoga Karya
Ilmiah Terapan ini dapat memberi manfaat dan bahan pembelajaran kepada kita
semua.
Peneliti
ADE NOVITA
ABSTRAK
ADE NOVITA, analysis of the application of MARPOL Annex V on the KM. KELUD
to prevent pollution in the sea. Guided by Capt. ZAINAL ARIFIN, M.M and sir DODY
EFRIANTO, S.SI., M.SC.
Marine pollution is a pollution that occurs on the coast or sea that occurs because of
many things including ship shipping activities. If we are negligent and there is pollution
of the garbage at sea, the impact is very extraordinary. Not only is the environment of
marine life threatened by us as sailors can be related to law. Therefore we need to know
about the regulations governing waste in the sea. On this basis the author formulates
how the implementation of Annex V on the ship.
The research proposal was conducted while on the Sumatera Barat Shipping
Polytechnic campus and continued while conducting field practice on board to obtain
information on whether the implementation of the 5th annex of police on the prevention
of pollution by rubbish had been carried out well in KM. KELUD. Data was obtained
by observing and interviewing the entire crew of the ship whether they had properly
implemented the 5th annex police on board.
The application of the 5th Anniversary of the National Police on the prevention of
marine pollution in KM. KELUD is still not done optimally because there are still many
ship crews who still dispose of garbage into the sea not in accordance with the
applicable political procedures. This is caused by various factors, one of which is the
lack of knowledge and understanding of the crew of the procedure for proper disposal
of garbage, so that it needs to be given direction to the crew to reduce marine pollution.
PENDAHULUAN
Sampah dari kapal bisa mematikan kehidupan laut seperti minyak atau bahan
kimia Lainnya, bahaya terbesar dari minyak atau bahan kimia dapat merusak
lingkungan laut, tidak hanya itu ini juga berpengaruh terhadap makhluk hidup yang
berada di laut. Tidak hanya minyak yang merusak lingkungan, tetapi plastik juga
berpengaruh terhadap lingkungan laut karena sejatinya plastik terbuat dari material
bendawi berbahan polimer sistesis yang melalui proses polimerisasi yaitu proses
bereaksi molekul monomer yang di dalamnya terdapat reaksi kimia yang mana
memperlambat masa hancurnya sebuah plastik baik di darat maupun laut yang bisa
sebagai makanan sehingga mereka terperangkap dalam tali plastik, jaring, tas dan
pantai yang sedang liburan yang meninggalkan sampah mereka di pantai, termasuk
nelayan yang membuang sampah, namun dibeberapa daerah sebagian besar sampah
yang ditemukan berasal dari kapal-kapal yang lewat, mereka merasa lebih nyaman
Membutuhkan waktu yang lama, banyak orang percaya bahwa lautan dapat
menyerap apapun yang dilemparkan kedalamnya, tetapi sikap ini telah berubah
dengan kesadaran yang lebih besar terhadap lingkungan. Banyak barang dapat
terdegradasi oleh laut tetapi proses ini dapat memakan waktu berbulan-bulan atau
pembuangan sampah adalah masalah pendidikan, gagasan lama bahwa laut dapat
mengatasi apapun, masih berlaku sampai batas tertentu tetapi melibatkan penegakan
mengenai kinerja para kru kapal saat menanggulangi sampah agar tidak terjadinya
pembuangan sampah ke laut saat dalam pelayaran, PT. PELNI yang menjadi
peraturan perusahaan yang wajib diterapkan kepada semua kapal dibawah naungan
perusahaan tersebut. KM. KELUD telah menerapkan aturan yang telah di tetapkan
oleh perusahaan namun masih ada yang kurang dalam pengumpulan sampah saat di
atas kapal, hal ini dikarenakan tempat pembuangan sampah masih berupa kantong
plastik yang berukuran besar dan drum dengan ukuran sedang hal ini dapat
kantong plastik bisa saja terjadi kerobekan sehingga sampah berserakan dan akan
terbang ke arah laut sama halnya dengan drum apabila terjadinya angin yang cukup
kuat maka seisi sampah yang berada di drum akan berterbangan ke arah laut.
Berdasarkan riset (Palapa, Aa ,Okta, Ab, Prasetyo, F c) membahas tentang
buang ke laut dari kapal. Kecuali di tentukan secara tegas, MARPOL Annex V berlaku
untuk semua kapal yang berarti semua jenis kapal yang beroperasi di lingkungan laut,
mulai dari kapal dagang hingga kapal pengangkut bahan bakar atau kapal
nonkomersial seperti kapal pesiar, Annex menerima ratifikasi dalam jumlah yang
cukup untuk memungkinkan berlakunya pada tanggal 31 desember 1988, saat ini
kurang lebih dari 150 negara telah menandatagani MARPOL Annex V. MARPOL
tentukan dalam peraturan Annex 4, 5, 6, yang terkait dengan sisa makanan, residu
kargo, bahan pembersih dan aditif, serta bangkai hewan. Gambaran umum ketentuan
keselamatan kapal dan orang-orang di atas kapal serta kerugian yang tidak disengaja.
limbah domestik dan operasional, semua plastik, residu kargo, abu insinerator, minyak
goreng, alat penangkap ikan, dan bangkai hewan yang dihasilkan selama operasi
normal kapal dan dapat di buang terus menerus atau secara berkala. (Mirdin Ahmad,
2016) Sampah tidak termasuk ikan segar dan bagian yang dihasilkan sebagai hasil dari
kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan selama pelayaran, atau sebagai hasil dari
kegiatan budidaya. Untuk membantu pemerintah dalam hal ini, kapal dan operator
lingkungan laut adalah limbah yang dihasilkan dari kapal yang meningkat.
pelabuhan yang memadai, terutama di dalam area khusus. Oleh karena itu, MARPOL
penerimaan yang memadai di pelabuhan dan terminal untuk penerimaan sampah tanpa
lampiran V adalah : wilayah laut mediterania, wilayah laut baltik, wilayah laut hitam,
wilayah laut merah, daerah teluk, wilayah laut utara, wilayah karibia yang lebih luas,
dan antartika. Ini adalah wilayah laut yang dimana diakui oleh alasan teknis dengan
kondisi oseanografi dan ekologinya lalu karakter lalu lintas, seperti lalu lintas maritim
yang padat, pertukaran air yang rendah, keadaan es yang ekstrem, spesies laut yang
terancam punah. Penerapan metode ini wajib karena diperlukan untuk pencegahan
Oleh karena itu dalam ketentuan atau MARPOL Annex V yang mengatur
dengan ukuran panjang 12 meter atau lebih secara keseluruhan wajib memasang plakat
untuk kapal yang sedang berlayar menuju ke pelabuhan atau terminal lepas pantai di
bawah yurisdiksi dari para pihak lain pada konvensi ini, wajib juga dibuat dalam
bahasa Inggris, Perancis atau Spanyol. Peraturan ini berlaku untuk semua jenis kapal
pencegahan pencemaran dari kapal 1973, seperti yang dimodifikasi oleh International
Convention for the Prevention of Pollution from the Ships 1973/1978 (MARPOL),
catatan yang harus dijaga dari setiap operasi discharge atau insinerasi selesai. Ini
petunjuk/guidelines IMO tersebut terjadi perubahan “kategori jenis sampah” dan tata
cara pembuangan sampah di laut maupun difasilitas darat terhadap MARPOL Annex
sampah dari kapal yang tertuang dalam Garbage Management Plan dan Catatan
kapal harus memiliki suatu sistem pengelolaan sampah yang baik atau efektif. Sistem
MARPOL Annex V. Untuk itu maka penulis tertarik untuk mengangkat tema
Annex V tentang Prevention of pollution by garbage from the ships atau peraturan-
laut yang sesuai dengan Marpol Annex V di atas kapal KM. KELUD?.
berikur:
2. Untuk mengetahui apa saja upaya yang dilakukan untuk mencegah pencemaran
lingkungan laut yang sesuai dengan Marpol Annex V di atas kapal KM. KELUD.
Berdasarkan dari judul penelitian yang di ambil, penulis berharap penelitian ini
dapat menjadi acuan bagi pihak yang membutuhkan sebagai sumber informasi
mengenai cara pengoperasian MARPOL Annex V saat di atas kapal KM KELUD saat
dilaut. Manfaat yang didapat antara lain:
analisis MARPOL Annex V saat di atas kapal guna mencegah pencemaran di laut,
serta dapat memaparkan data yang diperoleh selama melaksanakan praktek laut
saja penyebab dampak yang diakibatkan ketika tidak mematuhi aturan MARPOL
Annex V saat di atas kapal, serta sebagai penambah pengetahuan ketika menjadi
seorang perwira.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dengan penelitian ini, untuk menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian atau
kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh penelitian sebelumnya. penelitian
peranan awak kapal terhadap pencegahan pencemaran laut dari kapal di pelabuhan
tanjung perak surabaya. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode
analisis kuantitatif melalui program SPSS digunakan versi 21 regresi. Dari data-data
dan analisa serta pembahasan yang dilakukan didapat suatu hasil menyatakan bahwa
pencemaran dari sampah kapal baik itu ketika dipelabuhan maupun dilaut lepas ketika
ada pengawasan dari pihak manajemen kapal, pemerintah ataupun tidak dalam
pencemaran laut dari kapal juga meningkat. Oleh karena itu pihak manajemen kapal,
penting, bukan hanya perwira kapal, anak buah kapal, atau penumpang kapal saja,
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan lebih terarah dari kapal
telah disediakan.
1. Pengelolaan Sampah
Awak kapal adalah orang yang bekerja atau di pekerjakan di atas kapal oleh
pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan
jabatan yang tercantum dalam buku sijil, termasuk Nakhoda. Nakhoda adalah seorang
dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum di atas kapal serta menjadi wewenang
dan tanggung jawab tertentu sesuai peraturan perundang - undangan yang berlaku (
UU No. 21 / 1992 ).
3. Pengertian Marpol
laut oleh kapal dari sebab operasional atau kecelakaan. Pencegahan pencemaran oleh
sampah dari kapal. Konvensi MARPOL diadopsi 2 november 1978 diadopsi sebagai
tanggapan atas serentetan kecelakaan kapal tenker pada tahun 1976-1977. Karena
mulai berlaku pada 2 oktober 1983. Pada tahun 1997, sebuah protokol diadopsi untuk
berlaku pada 19 Mei 2005. MARPOL telah diperbarui dengan amandemen selama
mencegah dan meminimalkan polusi dari kapal baik polusi yang tidak di sengaja
maupun yang berasal dari operasi rutin dan saat ini mencangkup enam lampiran
teknis. Area khusus kontrol ketat pada pembuangan operasional termasuk dalam
untuk mencegah potensi penggunaan zat berbahya lainya di masa depan dalam sistem
anti-fouling. Cat anti-fouling digunakan untuk melampisi bagian bawah kapal untuk
mencegah kehidupan laut seperti ganggang dan moluska menempel pada lambung
kapal sehingga memperlambat kapal dan meningkatkan konsumsi bahan bakar.
berbahaya pada kapal yang mengibarkan benderanya, serta kapal yang tidak berhak
yang memasuki pelabuhan, galangan kapal atau terminal lepas pantai suatu pihak.
Bahan pencemaran yang masuk ke wilayah pesisir dan laut secara elemental
bisa berasal dari berbagai sumber. Keadaan fisik bahan pencemaran dari suatu sumber
bisa berbeda dengan dari sumber lain, dengan komposisi yang berbeda-beda pula.
memahami pencemaran yang terjadi di lingkungan pesisir dan laut, beberapa hal
berikut perlu dibahas, meliputi bahan pencemar apa saja yang masuk ke lingkungan,
bagaimana sifat polutan dan keadaan lingkungan pesisir dan laut tersebut, dan apa
2002). Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas
makhluk hidup yang masuk ke daerah laut. Sumber dari pencemaran laut ini antara
lain adalah tumpahan minyak, sisa damparan amunisi perang, buangan proses di kapal,
buangan industri ke laut, proses pengeboran minyak di laut, buangan sampah dari
transportasi darat melalui sungai, emisi transportasi laut dan buangan pestisida dari
perairan. Namun sumber utama pencemaran laut adalah berasal dari tumpahan minyak
baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai maupun akibat kecelakaan kapal.
Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber pencemaran laut yang selalu
menjadi fokus perhatian dari masyarakat luas, karena akibatnya akan sangat cepat
dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk
hidup di sekitar pantai tersebut (Hartanto, 2008). Pencemaran laut adalah hasil
buangan aktivitas makhluk hidup yang masuk ke laut. Ada berbagai sumber bahan
pencemaran yang dapat merusak laut dan dapat membunuh kehidupan yang di laut.
Seperti banyaknya ikan-ikan mati karena laut tempat mereka hidup tidak sesuai
kebutuhannya. Pencemaran laut yang terjadi di muara sungai porong 9 bersumber pada
aktivitas kapal yang hampir setiap hari dan terdapat aliran sungai yang menuju laut.
Sampah adalah semua jenis sisa makanan dari atas kapal dan sisa operasional
seperti sampah yang dapat mengapung harus di buang kurang lebih 25 mil dari daratan
dan produk sampah seperti kertas produk, kaca, logam botol-botol, kain dan perak
yang harus di buang dengan jarak 12 mil dari daratan, yang dihasilkan selama
pengoperasian kapal secara normal yang diharuskan dibuang secara terus menerus atau
secara berkala kecuali zat – zat yang mana telah dicantumkan dalam aturan – aturan
lainnya pada konvensi terakhir. (Marine Pollution) Sampah adalah bahan yang tidak
mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam
pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur
atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994)
Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemilikya atau pemakai
semula. (Tandjung, 1982) Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
sumber hasil aktifitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai
perairan menjadi menurun. Selain itu, dapat merusak habitat biota yang berada di laut
persedian buku catatan minyak untuk ruang mesin dan buku catatan minyak ruang muat
bagi kapal tangki minyak, tersedianya tangki penampung minyak kotor dengan baik,
nya peralatan pencegahan pencemaran berfungsi dengan baik untuk kapal dengan
ukuran tertentu, tersedianya tangki penampungan atau penghancur kotoran untuk kapal
dengan pelayar 15 (lima belas) orang atau lebih, tersedianya system pengemasan,
dengan tata cara prosedur untuk kapal pengangkut bahan berbahaya dalam bentuk
8. Pengertian Incenerator
penyimpanan limbah bahan dan pembuangan limbah di laut harus diikuti dengan ketat.
Pembakaran berbagai bahan seperti sampah dapur, sisa makanan, limbah akomodasi,
linen, papan kartu, lumpur minyak dari minyak 16 pelumas, minyak bakar, lambung
kapal dan alat pembersih, dan sludge limbah, incenerator merupakan salah satu cara
yang paling efektif penjualan dan kapasitas penyimpanan tabungan dari tank dan
selain sebagai kelengkapan dari peralatan Oily Water Separator (OWS) atau sebagai alat
pencegah pencemaran diluar. Selain itu, residu kiri dari insinerasi dapat dengan mudah
dibuang karena terutama terdiri dari abu. Gambar berikut ini menunjukkan diagram dari
insinerator tipe siklon vertikal dengan perangkat lengan berputar untuk memperbaiki
sistem pembakaran dan menghapus abu dan kayu bakar bukan dari permukaan.
Gambar 2.1 Incinerator
Sumber. Data peneliti, 2022
2.3 Kerangka Penelitian
kedalam sebuah kerangka berpikir yang dirangkai pada suatu skema alur
pembahasan.
METODELOGI PENELITIAN
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
metode kualitatif diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh.
penulis melakukan praktek laut (PRALA) selama kurang lebih 12 bulan di kapal
a) Data Primer
Data primer adalah data hasil wawancara dan observasi yang dilakukan
terhadap para kru kapal. Data akhir akan berupa transkip wawancara dan hasil
isian questioner. Sementara data 20 observasi akan berupa foto-foto dan video
yang direkam oleh penulis terhadap kegiatan di kapal yang berkaitan dengan
pengelolaan sampah.
b) Data Sekunder
plan, garbage record book, dan lainnya. Data sekunder merupakan data yang
Subjek pada penelitian ini adalah semua informan dalam penelitian ini, dan
abk KM.KELUD pada saat peneliti melakukan praktek laut yaitu C/O (Chief
Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data yang mempunya ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain
proses atau objek guna memahami pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui
sebuah penelitian.
3.5.2 Teknik Wawancara
tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
wawancara non terstruktur yakni wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
No. Pertanyaan
transportasi laut, meliputi jasa angkutan penumpang, dan muatan barang antar
pulau. Saat ini PT. PELNI telah mengoperasikan 26 kapal penumpang, 46 kapal
perintis, 6 kapal barang tol laut, dan 1 kapal ternak. PT. PELNI dalam
melainkan juga melayani pelayaran dengan rute pulau-pulau kecil terluar, salah
KM. KELUD memiliki jumlah kru sebanyak 98 orang yang tertera di dalam
crewlist dan rute pelayaran, berikut ini rute pelayaran KM. KELUD sebagai
berikut
Berikut ini rute Pelayaran KM. KELUD
Table 4.1 Rute Pelayaran A
BATAM
TG BALAI KARIMUN
BELAWAN
BATAM
TG BALAI KARIMUN
BELAWAN
BATAM
TG BALAI KARIMUN
TG. PRIOK
BATAM
KIJANG
TG. PRIOK
BATAM
KIJANG
BELAWAN
BATAM
BATAM
BELAWAN
KIJANG
BATAM
TG. PRIOK
KIJANG
KELUD yang dimulai pada tanggal 01 Januari sampai dengan 30 Desember 2022.
Berikut ini adalah hasil penelitian yang penulis dapatkan ketika penulis
KM. KELUD khususnya mengenai judul penelitian yang diambil penulis yaitu :
“ANALISIS PENERAPAN MARPOL ANNEX V DI ATAS KAPAL KM.
1. Penyajian Data
Pada penyajian data ini penulis akan menguraikan data dan hasil penelitian
tahapan ini peneliti menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang
dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu, tujuanya agar tercapainya data
analisis yang valid. Berikut adalah data yang diperoleh sebagai berikut :
pembuangan sampah yang benar, penyuluhan ini berlaku untuk kepada seluruh
penumpang kapal KM.Kelud beserta kru yang berada di atas kapal, saat ini yang
diminta bagaimana pemahaman kru mengenai bagaimana sistem pengelolaan
sampah di KM.Kelud. Serta untuk penulisan record book sudah sesuai menurut
Marpol Annex V, tanggal dan waktu pembuagan, nama pelabuhan atau fasilitas,
dalam bentuk Kg, disertai tanda tangan petugas yang bertanggung jawab dalam
operasi ini.
kantong plastik.
sampah?
sebagai berikut :
Dari gambar 4.10 di atas bisa kita bisa lihat akibatkan dari tidak
terbuangnya keseluruhan sampah yang berada di atas kapal sehingga sebagian dari
mereka jatuh kelaut, seperti inilah diperkirakan tumpukan sampah yang jatuh
kelaut, tidak terbayangnya berapa banyak sampah yang tertumpuk di laut akibat
sampah yang berserakan tanpa kita sadari ini adalah sebagian dari merusak
lingkungan laut.
buruk terhadap kapal yang dalam proses sandar saat di pelabuhan karena
tumpukan sampah yang membuat para crew kapal harus menghindari tumpukan
sampah agar tidak terjadinya kerusakan lambung atau penggoresan saat proses
dalam penyandaran, dan hal ini tidak hanya berdampak terhadap kapal yang ingin
sandar, ini juga berdampak terhadap warga yang tinggal di area pantai tersebut
penyaluran air yang ingin menuju ke laut sehingga dapat mengakibatkan banjir di
area pantai.
2. Analisi Data
rangkaian dalam bentuk Bagan proses pembuangan sampah saat di atas kapal KM.
Kelud sehingga ini akan memperjelas proses yang akan di lakukan dalam
Pengumpulan sampah
setelah melakukan
cleaning
Gambar.4.14
Seperti sudah diketahui dari data yang disajikan oleh peneliti yang
bersumber dari pendapat yang dikemukakan oleh mualim I, mualim II dan mualim
III menyebutkan bahwa penerapan pengelolaan sampah telah sesuai dengan aturan
yang diterapkan, yaitu Sampah yang berada di atas kapal wajib di turunkan
sesampainya kapal di pelabuhan seperti contoh table di 4.12 di atas dan berikut
adalah gambar proses kru kapal menurunkan sampah dari atas kapal ke dalam truk
yang telah disediakan.
dengan batasan yang dikecualikan, dalam kondisi sedemikian rupa sisa makanan,
bangkai hewan dan bahan adiktif yang terkontaminasi dengan air cucian yang
telah tercampur dan dimana dianggap tidak berbahaya bagi lingkungan laut dapat
diijinkan.
Table 4.3 Jenis Sampah dan Jarak Minumun untuk Pembuangan
diperbolehkan kecuali dibakar, aotoklaf atau yang lainnya diolah hingga steril.
4) Platform lepas pantai yang memiliki lokasi 12 Nm dari daratan terdekat dan
mineral dasar laut dan semua kapal yang sandar atau memilikinjarak 500 meter
dari platform.
5) Campuran muatan yang dimaksud campuran muatan yang tidak dapat diolah
bongkar muat.
maritim.
Annex V dibuktikan dengan fasilitas tempat sampah yang tidak sesuai dengan
tempat sampah yang memiliki tutup agar tidak bercecernya sampah apabila ada
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dan mengenai sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif berdasarkan kendala
yang ada di kapal KM. KELUD, maka dapat diambil keismpulan sebagai berikut :
1. Pengelolaan sampah di atas kapal harus sesuai dengan ketentuan Marpol Annex
5.2 Saran
Sesuai dengan permasalahan yang telah dibahas dalam karya tulis ilmiah
ini, penulis ingin memberikan sedikit saran yang mungkin dapat bermanfaat untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan
sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
pengelompokan sampah.
samapah agar lebih optimal dan sesuai dengan aturan MArpol Annex V
yang berlaku.
Agar lebih disiplin dalam pengelolaan sampah yang baik dan benar sesuai
dengan peraturan Marpol Annex V. hal ini dilakukan agar terciptanya keadaan
KBB1, 2021. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:
https://kbbi.web.id/dumping.
BULAN
November (2022)
April - Juli (2021)
Agustus (2021)
Oktober (2021)
Januari (2023)
RENCANA /
NO KEGIATAN
REALISASI
Bimbingan dan
1 Realisasi
pengajuan judul proposal √
Responden 1
Nama : Ujang
Jabatan : Bosun
kapal pak”
Peneliti : “gini pak, dalam pengelolaan sampah ini apa saja peran awak
kapal pak”
pengelolaan sampah”
berlaku”
Responden 1 : “nah, disitu kendala kita,seperti yang kamu liat di kapal masih
menggunakan kantong besar dalam mengumpulkanya bukan”
Peneliti : ouh iya ya pak, lalu di kapal apakah ada tahapanya saat
Responden 1 : “ada dong det, semua yang berada di kapal itu sudah ada aturanya,
Responden 2
Jabatan : Mualim 1
Peneliti : “izin capt, saya izin bertanya mengenai pengelolaan sampah yang
Peneliti : “Begini capt,di kapal itu kalo dalam pengelolaan sampahnya ada
Peneliti : Izin Capt, kalo begitu apa saja proses nya capt”
Responden 2 : nah, kamu kan itu setiap hari melakukan cleaning toh, habis
kamu cleaning pasti kamu kumpulkan sampahnya kan”
Responden 2 : “nah di saat kapal sesampai dipelabuhan itu orang kapal mintak
sehabis sampah selesai itu ada surat lagi dari pelabuhan kalo